Nama : Nurkhalishah
NIM : 32117060
Kelompok :I
Teman Kelompok : Maya Mawarni Birana
MAKASSAR
2018
I. TUJUAN
Converter
Alat bantu digital yang paling penting untuk teknologi kontrol proses adalah yang
menerjemahkan informasi digital ke bentuk analog dan juga sebaliknya. Sebagian besar
pengukuran variabel-variabel dinamik dilakukan oleh piranti ini yang menerjemahkan
informasi mengenai vaiabel ke bentuk sinyal listrik analog. Untuk menghubungkan sinyal ini
dengan sebuah komputer atau rangkaian logika digital, sangat perlu untuk terlebih dahulu
melakukan konversi analog ke digital (A/D). Hal-hal mengenai konversi ini harus diketahui
sehingga ada keunikan, hubungan khusus antara sinyal analog dan digital.
b. Resolusi ADC
Resolusi ADC menentukan “ketelitian nilai hasil konversi ADC”. Sebagai contoh:
ADC 8 bit akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan
dalam 255 (2n – 1) nilai diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit output data digital, ini berarti
sinyal input dapat dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit. Dari contoh diatas ADC 12 bit akan
memberikan ketelitian nilai hasil konversi yang jauh lebih baik daripada ADC 8 bit.
Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk besaran yang
merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan referensi. Sebagai contoh, bila
tegangan referensi 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input terhadap referensi adalah 60%.
Jadi, jika menggunakan ADC 8 bit dengan skala maksimum 255, akan didapatkan sinyal
digital sebesar 60% x 255 = 153 (bentuk decimal) atau 10011001 (bentuk biner).
Komparator ADC
Bentuk komunikasi yang paling mendasar antara wujud digital dan analog adalah
piranti (biasanya berupa IC) disebut komparator. Piranti ini, yang diperlihatkan secara
skematik pada gambar dibawah, secara sederhana membandingkan dua tegangan pada kedua
terminal inputnya. Bergantung pada tegangan mana yang lebih besar, outputnya akan berupa
sinyal digital 1 (high) atau 0 (low). Komparator ini digunakan secara luas untuk sinyal alarm
ke komputer atau sistem pemroses digital. Elemen ini juga merupakan satu bagian dengan
konverter analog ke digital dan digital ke analog yang akan didiskusikan nanti.
1. ADC Simultan
ADC Simultan atau biasa disebut flash converter atau parallel converter. Input analog
Vi yang akan diubah ke bentuk digital diberikan secara simultan pada sisi + pada komparator
tersebut, dan input pada sisi – tergantung pada ukuran bit converter. Ketika Vi melebihi
tegangan input – dari suatu komparator, maka output komparator adalah high, sebaliknya
akan memberikan output low.
ADC Simultan
Bila Vref diset pada nilai 5 Volt, maka dari gambar 3 dapat didapatkan :
Vin diberi sinyal analog 3 Volt, maka output dari C7=0, C6=0, C5=0, C4=1, C3=1, C2=1,
C1=1, sehingga didapatkan output ADC yaitu 100 biner
Ada beberapa konsep dasar dari ADC adalah dengan cara Counter Ramp ADC, Successive
Aproximation ADC dan lain sebagainya.
Pada gambar diatas, ditunjukkan blok diagram Counter Ramp ADC didalamnya
tedapat DAC yang diberi masukan dari counter, masukan counter dari sumber Clock dimana
sumber Clock dikontrol dengan cara meng AND kan dengan keluaran Comparator.
Comparator membandingkan antara tegangan masukan analog dengan tegangan keluaran
DAC, apabila tegangan masukan yang akan dikonversi belum sama dengan tegangan keluaran
dari DAC maka keluaran comparator = 1 sehingga Clock dapat memberi masukan counter
dan hitungan counter naik.
Misal akan dikonversi tegangan analog 2 volt, dengan mengasumsikan counter reset,
sehingga keluaran pada DAC juga 0 volt. Apabila konversi dimulai maka counter akan naik
dari 0000 ke 0001 karena mendapatkan pulsa masuk dari Clock oscillator dimana saat itu
keluaran Comparator = 1, karena mendapatkan kombinasi biner dari counter 0001 maka
tegangan keluaran DAC naik dan dibandingkan lagi dengan tegangan masukan demikian
seterusnya nilai counter naik dan keluaran tegangan DAC juga naik hingga suatu saat
tegangan masukan dan tegangan keluaran DAC sama yang mengakibatkan keluaran
komparator = 0 dan Clock tidak dapat masuk. Nilai counter saat itulah yang merupakan hasil
konversi dari analog yang dimasukkan.
Kelemahan dari counter tersebut adalah lama, karena harus melakukan trace mulai
dari 0000 hingga mencapai tegangan yang sama sehingga butuh waktu.
Pada gambar diatas ditunjukkan diagram ADC jenis SAR, Yaitu dengan memakai
konvigurasi yang hampir sama dengan counter ramp tetapi dalam melakukan trace dengan
cara tracking dengan mengeluarkan kombinasi bit MSB = 1 ====> 1000 0000. Apabila
belum sama (kurang dari tegangan analog input maka bit MSB berikutnya = 1 ===>1100
0000) dan apabila tegangan analog input ternyata lebih kecil dari tegangan yang dihasilkan
DAC maka langkah berikutnya menurunkan kombinasi bit ====> 10100000.
Untuk mempermudah pengertian dari metode ini diberikan contoh seperti pada timing
diagram gambar 6 Misal diberi tegangan analog input sebesar 6,84 volt dan tegangan referensi
ADC 10 volt sehingga apabila keluaran tegangan sbb :
Setelah diberikan sinyal start maka konversi dimulai dengan memberikan kombinasi
1000 0000 ternyata menghasilakan tegangan 5 volt dimana masih kurang dari tegangan input
6,84 volt, kombinasi berubah menjadi 1100 0000 sehingga Vout = 7,5 volt dan ternyata lebih
besar dari 6,84 sehingga kombinasi menjadi 1010 0000 tegangan Vout = 6,25 volt kombinasi
naik lagi 1011 0000 demikian seterusnya hingga mencapai tegangan 6,8359 volt dan
membutuhkan hanya 8 clock.
Uraian diatas merupakan konsep dasar dari ADC (Analog to Digital Converter), untuk
pengembangan atau aplikasi ADC dan ADC dalam bentuk lain akan ditulis dalam artikel
berbeda dengan tujuan dapat memberikan penjelasan yang lebih lengkap dari ADC (Analog to
Digital Converter)
Pin analog pada Arduino (dan mikrokontroller lain pada umumnya) dapat digunakan
untuk input dan output digital. Hanya saja pin analog memiliki fitur untuk dapat mengubah
sinyal analog yang masuk menjadi nilai digital yang mudah diukur. Pin digital hanya dapat
mengenali sinyal 0 volt sebagai nilai LOW dan 5 volt sebagai nilai HIGH. Sedangkan Pin
analog dapat mengenali sinyal pada rentang nilai voltase tersebut. Hal ini sangat berguna
ketika kita hendak mengukur sesuatu dari sensor dan menggunakan nilai masukan tersebut
untuk keperluan lain.
Pin analog ini terhubung dengan converter pada mikrokontroller yang dikenal dengan
istilah analog-to-digital converter (disingkat ADC atau A/D). Converter ini mengubah nilai
analog berbentuk sinyal voltase ke dalam bentuk digital/angka supaya nilai analog ini dapat
digunakan dengan lebih mudah dan aplikatif. Pada Arduino (mikrokontroller ATMega)
converter ini memiliki resolusi 10 bit, artinya nilai hasil konversi berkisar dari 0 hingga 1023.
Pada Arduino UNO, pin analog ditandai dengan label A0 sampai A5. Pada board lainnya, pin-
pin yang diberi tanda A, Analog, ADC adalah pin analog.
Fungsi yang kita gunakan untuk membaca nilai analog pada Arduino adalah
analogRead([nomorPin]). Pada contoh kasus berikut, kita akan menghubungkan
potensiometer pada pin analog A5 dan hasil konversi nilai analog akan kita lihat pada jendela
Serial Monitor pada Arduino IDE.
int pinPot = A5; // pin untuk menerima sinyal analog dari potensiometer
int val = 0; // variabel untuk menyimpan nilai konversi analog ke
digital
void setup()
{
Serial.begin(9600); // setup koneksi serial
}
void loop() {
val = analogRead(pinPot); // baca nilai analog dari potensiometer
Serial.println(val); // kirim nilai val ke koneksi serial
delay(100); // beri jeda hingga pengulangan selanjutnya
}
Upload kode program. Pastikan Kamu sudah mengeset board dengan Arduino Uno
dan memilih port yang sesuai dengan koneksi USBmu. Setelah proses upload berhasil, buka
jendela Serial Monitor dengan memilih menu Tools > Serial Monitor atau mengklik tombol
Serial Monitor yang ada di sebelah kanan atas jendela Arduino IDE. Kamu dapat mengamati
nilai analog yang masuk dan melihat perubahannya sambil memutar-mutar kenop
potensiometer.
1. Percobaan ADC
2. Percobaan ADC di konversi ke tegangan
3. ADC Implementasi Ke LUX meter dengan menggunakan sensor LDR
VI. ANALISA
1. Percobaan ADC
Seperti biasa, jika menggunakan LCD maka sintask programnya menggunakan header
#include<LiquidCrystal.h>. Kemudian pin untuk LCD (RS, E, D4, D5, D6, D7) ditulis dan
disesuaikan dengan posisi pemasangan pinnya masing-masing. Lalu diberi inisiasi berupa
integer untuk sensor pin dan led pin serta inisiasi float untuk sensor value atau nilai yang
terukur dari sensor tersebut. Adapun sintask secara lengkap dapat dilihat pada gambar di
bawah.
Setelah program selasai, dan diimplementasikan pada board arduino secara langsung
maupun di proteus akan muncul tampilan pada LCD sebagai berikut.
Nilai tegangan yang ditampilkan tersebut merupakan nilai tegangan dalam bentuk
biner. ADC memiliki bilangan 210 atau 1024 yang rentang bilangannya adalah 0-1023.
Sehingga apabila tengangan yang sebenarnya sebesar 5 volt, maka tegangan yang akan
ditampilkan adalah 1023. Jadi untuk membaca nilai tegangan dari ADC yang ditampilan yaitu
dengan mengalikannya dengan 5 kemudian membaginya dengan 1023. Misal tegangan yang
terbaca pada LCD sebesar 481, maka tegangan sebenarnya adalah 481*5/1023 = 24,6 volt.
2. Percobaan ADC di konversi ke tegangan
Pada percobaan kedua, rangkaian yang digunakan sama dengan rangkaian pada
percobaan sebelumnya. Sintask yang digunakan juga hampir sama dengan sebelumnya. Yang
membedakan adalah adanya penambahan tampilan pada layar LCD, yaitu nilai tegangannya
dalam volt. Jadi pada percobaan ini dalam sintasknya dimasukkan rumus untuk mencari
besarnya tegangan dalam bilangan desimal. Rumusnya yaitu ‘sensorValue*5/1023’ sehingga
tegangan akan ditampilkan dalam bentuk biner maupun dalam nilai yang sebenarnya. Adapun
sintask programnya sebagai berikut.
Pada percobaan ketiga, praktikan akan membuat Lux meter. Board arduino akan
dirangkai dengan LCD sebagai tampilan outputnya dan LDR sebagai sensor cahayanya. LCD
dipasang sama dengan percobaan sebelumnya, kemudian LDR dipasang seri dengan sebuah
resistor 1 kΩ. Pada kaki LDR yang lain dipasang Vcc, sedangkan pada kaki resistor
dihubungkan dengan ground. Setelah itu diantara LDR dan resistor dihubungkan dengan pin
A0. Adapun gambar rangkaiannya seperti di bawah ini.
Sintask program hampir sama dengan sebelumnya, namun ada beberapa tambahan
yaitu pada float ditambahkan variabel seperti Lux, resVol, RLDR. Lux yaitu iniasiasi untuk
besarnya intensitas cahaya, resVol untuk besarnya tegangan pada resistor, dan RLDR adalah
tegangan pada LDR. Kemudian masing-masing rumus untuk inisiasi tersebut dituliskan pada
void loop. Adapun sintask secara lengkap dapat dilihat sebagai berikut.
Setelah program selesai, kemudian dijalankan di proteus. Ketika torch dinyalakan
maka akan muncul nilai Lux pada layar LCD. Semakin terang cahaya yang diberikan, maka
semakin tinggi nilai yang ditampilkan. Nilai yang ditampilkan merupakan besarnya Lux yang
dipengaruhi oleh jumlah cahaya yang diberikan atau yang diterima oleh LDR.
VII. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan praktikum dan menulis analisis
yaitu sebagai berikut.
1. Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi
kode – kode digital. ADC banyak digunakan sebagai Pengatur proses industri,
komunikasi digital dan rangkaian pengukuran/ pengujian. Umumnya ADC
digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan analog dengan
sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/ berat, aliran dan
sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer).
2. Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk besaran
yang merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan referensi.
3. LDR (Light dependent resistor) merupakan alat yang tahanannya tergantung
dari cahaya yang dapat berfungsi sebagai sensor cahaya sehingga dapat
digunakan untuk mengrtahui intensitas cahaya dalam suatu ruangan.