LEMBAR PENILAIAN
1. Praktikan:
Persetujuan
No Nama NIM
(TandaTangan)
2. Catatan:
3. Penilaian:
Skor : LaporanDiperiksa,
ASHAR AR, ST.
Tgl ACC :
i
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
DAFTAR ISI
ii
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Grafik V Terhadap I 3
1.2 Arus Masuk Dan Keluar 4
3.1 Rangakaian Percobaan 8
3.2 Rangakaian Percobaan 1 8
3.3 Rangakaian Percobaan 2 8
3.4 Rangakaian Percobaan 3 8
iii
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Daftar Alat dan Bahan 7
iv
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
DAFTAR LAMPIRAN
v
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia kelistrikan berlaku sebuah hukum yang memudahkan dalam penghitungan
sebuah nilai pada suatu rangkaian. Hukum tersebut yaknik Hukum Ohm dan Hukum
Kirchhof I dan Kirchhoff II. Dimana kedua hukum ini terdapat berbagai prinsip dasar
mengenai nilai yang terkandung dalam anilisis suatu rangkaian.
Hukum Ohm , Kirchhoff I , dan Kirchhoff II adalah elemen dasar suatu tahap analisis,
karena dalam hukum ini telah di uji dengan cermat oleh parah ahli agar memudahkan dalam
pengambilan keputusan.
Dengan tujuan membuat praktikan dengan mudah menganalisis suatu rangkaian, maka
kedua hukum ini sangatlah diperlukan. Dengan mengetahui kedua hukum tersebut
diharapkan pratikan mampu mengetahui prinsip dasar suatu perhitungan.
B. Tujuan
Selesai percobaan, maka diharapkan dapat :
a. Membuktikan kebenaran hukum ohm dengan percobaan
b. Menganalisis hubungan antara tegangan dan arus listrik pada suatu tahanan tertentu
c. Menganalisis hubungan antara arus dan tahanan pada tegangan tertentu
d. Menggambar grafik tegangan fungsi arus pada 5 buah tahanan yang berbeda
e. Membuktikan kebenaran Hukum Kirchoff I dengan percobaan
f. Menentukan harga yang mengalir pada suatu cabang, bila cabang yang lain diketahui
harganya
g. Membuktikan kebenaran Hukum Kirchoff II dengan percobaan
1
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB II
TEORI DASAR
A. Hukum Ohm
Hambatan atau disebut juga tahanan atau resistansi adalah sesuatu yang sering
dibicarakan dalam bidang fisika elektronika. Apa sebenarnya fungsi dari hambatan
tersebut? Dari data pengamatan kalian menunjukkan ada hubungan yang menarik antara
kuat arus dan hambatan. Jika nilai hambatan diperbesar maka kuat arus akan menurun
untuk beda potensial yang tetap, sehingga bisa ditulis,
1
𝐼∞
𝑅
𝐼∞𝑉
𝑉
𝐼= , 𝑉 = 𝐼. 𝑅
𝑅
2
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
B. Hukum Kirchhoff
Untuk menghitung besarnya arus listrik yang mengalir pada setiap cabang yang
dihasilkan olehsumber arus listrik Gustav Kirchhoff (1824 - 4887) mengemukakan dua
aturan (hukum) yang dapatdigunakan untuk membantu perhitungan tersebut. Hukum
Kirchhoff pertama disebut hukum titikcabang dan Hukum Kirchhoff kedua disebut
hukum loop. Suatu titik cabang dalam suatu rangkaianadalah tempat bertemunya
beberapa buah konduktor. Sebuah loop adalah suatu jalan konduksi yang tertutup.
Hukum ini merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang mengatakan bahwa
jumlahmuatan listrik yang ada pada sebuah sistem tertutup adalah tetap. Secara
sederhana, HukumKirchhoff I menyatakan bahwa:
“Jumlah Arus yang masuk pada sebuah titik cabang sama dengan arus yang keluardari
titik cabang tersebut.”
Secara matematis dapat dituliskan:
3
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Jika arus masuk diberi tanda positif (+) dan arus keluar diberi tanda negatif (–).
Dasar dari Hukum II Kirchhoff adalah hukum kekekalan energi yang diterapkan
padasebuah rangkaian tertutup. Pemakaian Hukum II Kirchhoff pada rangkaian
tertutup yaitu karenaada rangkaian yang tidak dapat disederhanakan menggunakan
kombinasi seri dan paralel.Umumnya ini terjadi jika dua atau lebih ggl di dalam
rangkaian yang dihubungkan dengancara rumit sehingga penyederhanaan rangkaian
seperti ini memerlukan teknik khusus untukdapat menjelaskan atau mengoperasikan
rangkaian tersebut. Jadi Hukum II Kirchhoff merupakansolusi bagi rangkaian-
rangkaian tersebut yang berbunyi:
“Di dalam sebuah rangkaian tertutup (loop), jumlah aljabar gaya gerak
listrik (ε)dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol”
4
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
b I c d
R1 R2
E1 E2
a f e
R4 R5
ΣE +ΣIR = 0(2)
Keterangan :
R = Hambatan (W)
Untuk mengunakan hukum II Kirchhoff digunakan aturan dan langkah sebagai berikut :
5
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Hukum kirchoff ini dalam pemakaiannya digunakan pada analisis rangkaian listrik, analisis
rangkaian elektronika, perencanaan instalasi, dan sebagainya.
6
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB III
METODE PERCOBAAN
2 Tahanan
47 Ω 1 Buah
100 Ω 1 Buah
220 Ω 1 Buah
470 Ω 1 Buah
680 Ω 1 Buah
3 Multimeter Digital 3 Buah
4 Multimeter Analog 1 Buah
5 Papan Percobaan 1 Buah
6 Kabel Penghubung Secukupnya Buah
A
S
E R V
2. Hukum Kirchhoff
7
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
R1 = 100
A1
S
A2
R2 = 82
E 9V
A3
R3 = 150
Gambar 3.2Hukum Kirchhoff1
A
R1 = 100 R2 = 82
S
E V1 V2 R3 = 150 V3
A
R1 = 100
S
V1 9V V
E
R2 = 82 V2
R3 = 150
V3
A
R1 = 100
S
V1 9V
E
R2 = 82 V2
R3 = 150
V3
8
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
C. Prosedur Percobaan
1. Hukum Ohm
a. Menyiapkan semua alat bahan praktek
b. Membaca dan memahami isi jobsheet
c. Menyambungkan Power Supply ke sumber tegangan
d. Membuat rangkaian Sesuai Gambar 3.1 pada papan percobaan
e. Mengubah posisi saklar menjadi ON
f. Membaca hasil pengukuran
g. Mencatat data sementara ke tabel yang telah di sediakan
h. Mengubah posisi saklar menjadi OFF
i. Mengubah tegangan dari 4 V ke 6 V
j. Mencatat hasil pengukuran pada tabel
k. Mengulangi langkah e – j untuk tegangan 8 V – 12 V
l. Mengganti resistor yang sebelumnya ke resistor lainnya dengan menggunakan
langkah yang sama dengan resistor sebelumnya
m. Mencatat hasil pengukuran
n. Menghitung pengukuran sesuai teori
o. Membandingkan antara teori dan praktek
2. Hukum Kirchhoff I
a. Membuat rangkaian seperti gambar 3.2
b. Mengubah posisi saklar menjadi ON
c. Melakukan pengamatan dan membaca hasil pengukuran.
d. Mengubah posisi saklar menjadi OFF
e. Mengubah tegangan dari 4 V ke 6 V
f. Mengubah kembali posisi saklar menjadi ON
g. Mencatat hasil pengukuran pada tabel yang telah di sediakan.
h. Mengulangi langkah e – g untuk tegangan 8 V- 12 V.
i. Menghitung pengukuran sesuai teori
j. Membandingkan antara teori dan praktek
9
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
3. Hukum Kirchhoff II
a. Membuat rangkaian seperti pada gambar 3.3
b. Merubah saklar ke posisi ON
c. Mengamati dan mencatat hasil pengukuran pada tabel
d. Merubah kembali saklar ke posisi OFF
e. Mengganti besar tegangan dari 4 V ke 6 V
f. Mengubah posisi saklar ke ON
g. Mencatat kembali hasil pengukuran pada tabel
h. Mengulang langkah b-f untuk tegangan 8 – 12 V
i. Menghitung pengukuran sesuai teori
j. Membandingkan antara teori dan praktek
4. Hukum Kirchhoff dengan dua sumber
a. Membuat rangkaian seperti pada gambar 3.4
b. Membuat posisi saklar dari OFF menjadi ON
c. Mengamati dan mencatat hasil pengukuran pada tabel
d. Merubah kembali saklar ke posisi OFF
e. Mengganti besar tegangan dari 4 V ke 6 V
f. Mengubah posisi saklar ke ON
g. Mencatat kembali hasil pengukuran pada tabel
h. Mengulang langkah b-f untuk tegangan 8 – 12 V
i. Setelah Selesai, mengubah rangkaian menjadi seperti pada gambar 3.5 atau
dengan kata lain mengubah polaritas V2
j. Melakukan langkah yang sama pada rangkaian gambar 3.4
k. Menghitung pengukuran sesuai teori
l. Membandingkan antara teori dan praktek
10
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
D. Analisa Perhitungan
1. Menghitung Arus (I), menggunakan hukum Ohm
V
I= (3)
R
11
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB IV
DATA DAN HASIL PERCOBAAN
Data Percobaan
Tabel 4.1 Percobaan Hukum Ohm
JATUH Arus (mA) / Tegangan ( V )
NO. TEGANGAN (V)
R = 47 Ω R = 100 Ω R = 220 Ω R = 470 Ω R = 680 Ω
1 4 78,6 / 3,8 39,4 / 3,9 18,87 / 3,96 8,41 / 4,09 3,82 / 4
2 6 117,0 / 5,89 59,0 / 5,96 28,58 / 6 12,59 / 6,02 8,66 / 6.02
3 8 158,7 / 7,81 78,9 / 7,9 37,73 / 7,95 16,75 / 7,98 11,58 / 7,98
4 10 198,9 / 9,81 99,6 / 9,03 47,6 / 10 20,96/ 10,04 14,49 / 10, 04
5 12 238,2/ 11,81 118,6/ 11,96 56,9 / 12,05 25,16/ 12,08 17,44 / 12,10
12
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
V1 V2 V1 V2 V3 A
1 4 9 -0,969 -1,477 -2,619 0,79
BAB 2 6 9 -0,576 -0,876 -1,554 0,48
13
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Sehingga dapat di proleh arus 85,1 mA. Untuk dengan resistansi berbeda tetap
menggunakan rumus yang sama. Untuk nilai arus pada resistansi dan tegangan yang
berbeda dapat dilihat pada tabel 5.1
14
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
15
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
16
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
P T P T P T P T P T
72,5 85,1 78,6 40 29,4 48 8,41 8 3,82 5
105,7 127 117,0 60 59,0 27 12,59 12 8,66 8
146,8 170 `158,7 80 78,9 36 16,75 17 11,58 11
196,7 212 198,9 100 99,6 45 20,96 21 14,49 14
234 255 238,2 120 118,6 54 25,16 25 17,44 17
17
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
18
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Tabel 5.10 Perbandingan Teori Praktek Dengan Dua sumber Tegangan (Polaritas
Dibalik)
Tegangan (V)
V1 V2 V3 Teori
0,93 1,43 2,5 4,86
0,55 0,86 1,5 2,91
0,1 0,78 0,4 0,98
0,2 0,35 0,55 1,1
0,58 0,99 1,5 3,07
2. Percobaan II
Pada percobaan hukum kirchhoff I, praktikan membuat sebuah rangkaian yang
dimana bertujuan untuk mengukur besar arus yang lewat pada suatu resistor yang
memiliki tahanan 82, 100, dan 150 Ωyang di pasang secara pararel dan seri .
19
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
3. Percobaan ke III
Pada percobaan hukum Kirchhoff II, praktikan membuat sebuah rangkaian yang
dimana bertujuan untuk mengukur tegangan yang lewat pada suatu resistor yang
memiliki tahanan 82, 100, dan 150 Ω yang di pasang secara seri. Tahap awal
yakni dengan sumber tegangan sebesar 4 V, setelah di ukur menggunakan
Ammeter di dapat hasil 1,14 V, 0,97 V, 1,75 V yang kemudian di jumlahkan
sehingga mendapatkan hasil secara teori 3,86 V. Hasil yang di dapat tersebut
mendekati tegangan awal dari sumber DC yakni 4 V .Dari hasil itu menunjukan
perbedaan yang hampir sama dan bisa disebut presentase error untuk lengkapnya
bisa dilihat pada tabel 5.8 Setelah mengukur di 4V kembali di lanjutkan pada
tegangan 6 V, Hasilnya 1,5 V hasil yang juga berbeda jika di hitung berdasar
teori. Percobaan terus di lakukan pada tiap tegangan 8 -12 V hasil tersebut dapat
dilihat pada tabel 5.8
4. Percobaan ke IV
Pada percobaan hukum Kirchhoff yang dihubungkan pada dua sumber tegangan
0-4 V dan 9 V yang searah, praktikan membuat sebuah rangkaian yang dimana
bertujuan untuk mengukur tegangan yang lewat pada suatu resistor yang memiliki
tahanan 1K, 1K8, dan 3K3 Ω yang di pasang secara seri. Tahap awal yakni
20
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
5. Percobaan ke V
Pada percobaan hukum Kirchhoff yang dihubungkan pada dua sumber tegangan 4
V dan 9 V yang berlawanan, praktikan membuat sebuah rangkaian yang dimana
bertujuan untuk mengukur tegangan yang lewat pada suatu resistor yang memiliki
tahanan 1K, 1K8, dan 3K3 Ω yang di pasang secara seri. Tahap awal yakni
dengan sumber tegangan sebesar 4 V, setelah di ukur menggunakan Ammeter di
dapat hasil 0,93 V, 1,43 V, 2,5 V yang kemudian dijumlahkan dan mendapatkan
hasil secara teori 4,86 V. Hasil yang di dapat tersebut kembali di bandingkan
dengan hasil secara teori dengan dua sumber tegangan yang sebelumnya di
kurangkan menghasilkan 5 V. Dari hasil itu menunjukan perbedaan yang hampir
sama dan bisa disebut presentase error untuk lengkapnya bisa dilihat pada tabel
5.10. Setelah mengukur di 4V, percobaan terus di lakukan pada tiap tegangan 6 -
12 V hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.10
Pada simulasi percobaan kali ini, kami memakai software Proteus. Proteus adalah
sebuah software simulasi yang sekaligus untuk mendesain rangkaian dan PCB. Proteus
mengkombinasikan program ISIS untuk membuat skematik desain rangkaian dengan
program ARES untuk membuat layout PCB dari skematik yang kita buat
21
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
22
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
23
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB VI
JAWABAN PERTANYAAN
24
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan melakukan percobaan pengukuran listrik dasar dan melakukan
analisis terhadap hasil percobaan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Dalam melakukan percobaan pengukuran menggunakan alat ukur listrik, kami dapat
membuktikan kebenaran dari Hukum Ohm bahwa arus terhadap tegangan itu linear.
2. Kami mampu menganalisis hubungan antara tegangan dan arus listrik pada suatu
rangkaian dengan munggunakan besar tahanan yang berbeda-beda.
3. Kami mampu menganalisis hubungan antara tahanan dgn arus listrik pada suatu
rangkaian dengan munggunakan tegangan yang berbeda-beda.
4. Mengetahui cara menggambar grafik tegangan fungsi arus pada 5 buah tahanan yang
berbeda.
B. Saran
Praktikan diharapkan mengikuti prosedur dalam merangkai dan mengukur komponen
listrik, agar terhindar dari bahaya dan juga resiko kerusakan pada alat praktikum.
Praktikan juga diharapkan membaca materi sebelum memasuki laboratorium agar
memiliki dasar untuk melakukan pengukuran.
Dosen pembimbing di harapkan lebih memperhatikan praktikannya agar tidak terjadi
kesalahan yang dapat membahayakan praktikan dan juga dapat membantu menghindari
kerusakan pada alat ukur.
25
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
DAFTAR PUSTAKA
------- . 2016. Jobsheet Laboratorium Pengukuran Dasar. Makassar: Politeknik Negeri Ujung
Pandang
26
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Asistensi
Lampiran 2 Copy Kartu Kontrol
Lampiran 3 Data Sementara
Lampiran 4 Pertanyaan dan Jawaban Responsi
27