Anda di halaman 1dari 32

Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

LEMBAR PENILAIAN

Judul Percobaan : HUKUM OHM DAN KIRCHHOFF


Kelompok : 6 (Enam)
Tanggal Praktek : 13 MARET 2019

1. Praktikan:
Persetujuan
No Nama NIM
(TandaTangan)

1 Muh. Asyraf Aiman 321 18 043

2. Catatan:

3. Penilaian:
Skor : LaporanDiperiksa,
ASHAR AR, ST.
Tgl ACC :

i
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

DAFTAR ISI

Halaman Sampul .................................................................................................. i


Lembar Penilaian .................................................................................................. ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
Daftar Gambar ....................................................................................................... iv
Daftar Tabel .......................................................................................................... v
Daftar Lampiran .................................................................................................... vi
Bab I Pendahuluan .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 1
Bab II Teori Dasar ............................................................................................... 2
Bab III Metode Percobaan ................................................................................... 7
A. Alat dan Bahan ............................................................................................ 7
B. Gambar Rangkaian Percobaan ..................................................................... 7
C. Prosedur Percobaan ..................................................................................... 9
D. Analisa Perhitungan ..................................................................................... 11
Bab IV Data dan Hasil Percobaan ......................................................................... 12
Bab V Pembahasan ............................................................................................... 14
A. Perhitungan secara Teori ............................................................................. 14
B. Perbandingan Teori dan Praktek .................................................................. 17
C. Analisa Hasil Praktikum .............................................................................. 19
D. Simulasi Dengan Software .......................................................................... 21
Bab VI Jawaban Pertanyaan.................................................................................. 24
Bab VII Kesimpulan ............................................................................................. 25
Daftar Pustaka.......................................................................................................26
Lampiran................................................................................................................27

ii
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1.1 Grafik V Terhadap I 3
1.2 Arus Masuk Dan Keluar 4
3.1 Rangakaian Percobaan 8
3.2 Rangakaian Percobaan 1 8
3.3 Rangakaian Percobaan 2 8
3.4 Rangakaian Percobaan 3 8

iii
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
3.1 Daftar Alat dan Bahan 7

iv
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Asistensi


Lampiran 2 Copy Kartu
Kontrol
Lampiran 3 Data
Sementara
Lampiran 4 Pertanyaan
dan Jawaban
Responsi

v
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia kelistrikan berlaku sebuah hukum yang memudahkan dalam penghitungan
sebuah nilai pada suatu rangkaian. Hukum tersebut yaknik Hukum Ohm dan Hukum
Kirchhof I dan Kirchhoff II. Dimana kedua hukum ini terdapat berbagai prinsip dasar
mengenai nilai yang terkandung dalam anilisis suatu rangkaian.

Hukum Ohm , Kirchhoff I , dan Kirchhoff II adalah elemen dasar suatu tahap analisis,
karena dalam hukum ini telah di uji dengan cermat oleh parah ahli agar memudahkan dalam
pengambilan keputusan.

Dengan tujuan membuat praktikan dengan mudah menganalisis suatu rangkaian, maka
kedua hukum ini sangatlah diperlukan. Dengan mengetahui kedua hukum tersebut
diharapkan pratikan mampu mengetahui prinsip dasar suatu perhitungan.

B. Tujuan
Selesai percobaan, maka diharapkan dapat :
a. Membuktikan kebenaran hukum ohm dengan percobaan
b. Menganalisis hubungan antara tegangan dan arus listrik pada suatu tahanan tertentu
c. Menganalisis hubungan antara arus dan tahanan pada tegangan tertentu
d. Menggambar grafik tegangan fungsi arus pada 5 buah tahanan yang berbeda
e. Membuktikan kebenaran Hukum Kirchoff I dengan percobaan
f. Menentukan harga yang mengalir pada suatu cabang, bila cabang yang lain diketahui
harganya
g. Membuktikan kebenaran Hukum Kirchoff II dengan percobaan

1
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB II
TEORI DASAR
A. Hukum Ohm

Hambatan atau disebut juga tahanan atau resistansi adalah sesuatu yang sering
dibicarakan dalam bidang fisika elektronika. Apa sebenarnya fungsi dari hambatan
tersebut? Dari data pengamatan kalian menunjukkan ada hubungan yang menarik antara
kuat arus dan hambatan. Jika nilai hambatan diperbesar maka kuat arus akan menurun
untuk beda potensial yang tetap, sehingga bisa ditulis,

1
𝐼∞
𝑅

Persaman di atas menunjukkan bahwa hambatan berbanding terbalik dengan kuat


arus. Bahwa jika nilai hambatan konstan maka hubungan antara kuat arus dan beda
potesial adalah berbanding lurus, dengan kata lain semakin besar beda potensial makin
besar kuat arusnya, lihat Gambar 2.1. Secara matematika dapat ditulis

𝐼∞𝑉

Penggabungan ke dua persamaan dapat ditulis,

𝑉
𝐼= , 𝑉 = 𝐼. 𝑅
𝑅

2
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Gambar 1.1 Grafik V Terhadap I

Persamaan di atas disebut hukum Ohm, dengan R adalah hambatan yang


dinyatakan dalam satuan ohm ditulis dalam simbol Ω (omega). Berdasarkan hukum Ohm,
1 ohm didefinisikan sebagai hambatan yang digunakan dalam suatu rangkaian yang
dilewatikuat arus sebesar 1 ampere dengan beda potensial 1 volt.

Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan pengertian hambatan yaitu


perbandingan antara beda potensial dan kuat arus.

B. Hukum Kirchhoff

Untuk menghitung besarnya arus listrik yang mengalir pada setiap cabang yang
dihasilkan olehsumber arus listrik Gustav Kirchhoff (1824 - 4887) mengemukakan dua
aturan (hukum) yang dapatdigunakan untuk membantu perhitungan tersebut. Hukum
Kirchhoff pertama disebut hukum titikcabang dan Hukum Kirchhoff kedua disebut
hukum loop. Suatu titik cabang dalam suatu rangkaianadalah tempat bertemunya
beberapa buah konduktor. Sebuah loop adalah suatu jalan konduksi yang tertutup.

1. Hukum I Kirchhoff (Kirchhoff's Current Law)

Hukum ini merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang mengatakan bahwa
jumlahmuatan listrik yang ada pada sebuah sistem tertutup adalah tetap. Secara
sederhana, HukumKirchhoff I menyatakan bahwa:
“Jumlah Arus yang masuk pada sebuah titik cabang sama dengan arus yang keluardari
titik cabang tersebut.”
Secara matematis dapat dituliskan:

3
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Gambar 1.2 Arus Masuk dan Keluar


Pada gambar 1.2, dapat dilihat bahwa arus yang memasuki titik cabang A adalah I1danI2,
sedangkan arus yang keluar dari titik cabang A adalah I3, I4, dan I5sehingga dari
persamaan 1diperoleh:

∑Imasuk= ∑Ikeluar (1)


I1+ I2= I3+ I4+ I5atau I1+ I2 –I3 –I4 –I5= 0

Jika arus masuk diberi tanda positif (+) dan arus keluar diberi tanda negatif (–).

2. Hukum II Kirchhoff (Kirchhoff's Voltage Law)

Dasar dari Hukum II Kirchhoff adalah hukum kekekalan energi yang diterapkan
padasebuah rangkaian tertutup. Pemakaian Hukum II Kirchhoff pada rangkaian
tertutup yaitu karenaada rangkaian yang tidak dapat disederhanakan menggunakan
kombinasi seri dan paralel.Umumnya ini terjadi jika dua atau lebih ggl di dalam
rangkaian yang dihubungkan dengancara rumit sehingga penyederhanaan rangkaian
seperti ini memerlukan teknik khusus untukdapat menjelaskan atau mengoperasikan
rangkaian tersebut. Jadi Hukum II Kirchhoff merupakansolusi bagi rangkaian-
rangkaian tersebut yang berbunyi:
“Di dalam sebuah rangkaian tertutup (loop), jumlah aljabar gaya gerak
listrik (ε)dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol”

4
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

b I c d

R1 R2
E1 E2

a f e
R4 R5

Maka pada loop berlaku persamaan :


∑ V drop = ∑V rise
I R1 + I R2 + E2 + I R4 + I R3 = E1
I ( R1 + R1 + R1 + R1 ) = E1 - E2
Secara matematis, Hukum II Kirchhoff dirumuskan:

ΣE +ΣIR = 0(2)

Keterangan :

ΣE = Jumlah ggl sumber arus (V)

ΣIR = Jumlah penurunan tegangan. (V)

I = Arus listrik (A)

R = Hambatan (W)

Untuk mengunakan hukum II Kirchhoff digunakan aturan dan langkah sebagai berikut :

a. Memisahkan arah arus pada setiap cabang.


b. Membuat suatu persamaan arus pada suatu titik dengan Hukum I Kirchoff.
c. Membuat arah putaran loop pada setiap rangkain tertutup , dengan arah yang tidak
memiliki ketentuan.
d. Menetapkan Hukum II Kirchhoff pada kedua loop , dengan ketentuan:
 Apabila mengikuti arah loop , bertemu kutub + dari sumber tegangan maka
sumber tegangan itu dinilai positif, dan sebaliknya.
 Apabila mengikuti arah loop ternyata searah dengan arah arus pemisalan
maka arus tersebut dinilai positif dan sebaliknya.

5
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Hukum kirchoff ini dalam pemakaiannya digunakan pada analisis rangkaian listrik, analisis
rangkaian elektronika, perencanaan instalasi, dan sebagainya.

6
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


NO Alat dan Bahan Jumlah Satuan
1 Sumber Tegangan DC 1 Buah

2 Tahanan
 47 Ω 1 Buah
 100 Ω 1 Buah
 220 Ω 1 Buah
 470 Ω 1 Buah
 680 Ω 1 Buah
3 Multimeter Digital 3 Buah
4 Multimeter Analog 1 Buah
5 Papan Percobaan 1 Buah
6 Kabel Penghubung Secukupnya Buah

B. Gambar Rangkaian Percobaan


1. Hukum Ohm

A
S
E R V

Gambar 3.1 Hukum Ohm

2. Hukum Kirchhoff

7
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

R1 = 100
A1
S
A2
R2 = 82
E 9V

A3
R3 = 150
Gambar 3.2Hukum Kirchhoff1

A
R1 = 100 R2 = 82
S
E V1 V2 R3 = 150 V3

Gambar 3.3Hukum Kirchhoff 2

A
R1 = 100
S
V1 9V V
E
R2 = 82 V2

R3 = 150

V3

Gambar 3.4Hukum Kirchhoff Dengan Dua Sumber Searah

A
R1 = 100
S
V1 9V
E
R2 = 82 V2

R3 = 150

V3

Gambar 3.5 Hukum Kirchhoff Dengan Dua Sumber Berlawanan

8
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

C. Prosedur Percobaan
1. Hukum Ohm
a. Menyiapkan semua alat bahan praktek
b. Membaca dan memahami isi jobsheet
c. Menyambungkan Power Supply ke sumber tegangan
d. Membuat rangkaian Sesuai Gambar 3.1 pada papan percobaan
e. Mengubah posisi saklar menjadi ON
f. Membaca hasil pengukuran
g. Mencatat data sementara ke tabel yang telah di sediakan
h. Mengubah posisi saklar menjadi OFF
i. Mengubah tegangan dari 4 V ke 6 V
j. Mencatat hasil pengukuran pada tabel
k. Mengulangi langkah e – j untuk tegangan 8 V – 12 V
l. Mengganti resistor yang sebelumnya ke resistor lainnya dengan menggunakan
langkah yang sama dengan resistor sebelumnya
m. Mencatat hasil pengukuran
n. Menghitung pengukuran sesuai teori
o. Membandingkan antara teori dan praktek
2. Hukum Kirchhoff I
a. Membuat rangkaian seperti gambar 3.2
b. Mengubah posisi saklar menjadi ON
c. Melakukan pengamatan dan membaca hasil pengukuran.
d. Mengubah posisi saklar menjadi OFF
e. Mengubah tegangan dari 4 V ke 6 V
f. Mengubah kembali posisi saklar menjadi ON
g. Mencatat hasil pengukuran pada tabel yang telah di sediakan.
h. Mengulangi langkah e – g untuk tegangan 8 V- 12 V.
i. Menghitung pengukuran sesuai teori
j. Membandingkan antara teori dan praktek

9
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

3. Hukum Kirchhoff II
a. Membuat rangkaian seperti pada gambar 3.3
b. Merubah saklar ke posisi ON
c. Mengamati dan mencatat hasil pengukuran pada tabel
d. Merubah kembali saklar ke posisi OFF
e. Mengganti besar tegangan dari 4 V ke 6 V
f. Mengubah posisi saklar ke ON
g. Mencatat kembali hasil pengukuran pada tabel
h. Mengulang langkah b-f untuk tegangan 8 – 12 V
i. Menghitung pengukuran sesuai teori
j. Membandingkan antara teori dan praktek
4. Hukum Kirchhoff dengan dua sumber
a. Membuat rangkaian seperti pada gambar 3.4
b. Membuat posisi saklar dari OFF menjadi ON
c. Mengamati dan mencatat hasil pengukuran pada tabel
d. Merubah kembali saklar ke posisi OFF
e. Mengganti besar tegangan dari 4 V ke 6 V
f. Mengubah posisi saklar ke ON
g. Mencatat kembali hasil pengukuran pada tabel
h. Mengulang langkah b-f untuk tegangan 8 – 12 V
i. Setelah Selesai, mengubah rangkaian menjadi seperti pada gambar 3.5 atau
dengan kata lain mengubah polaritas V2
j. Melakukan langkah yang sama pada rangkaian gambar 3.4
k. Menghitung pengukuran sesuai teori
l. Membandingkan antara teori dan praktek

10
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

D. Analisa Perhitungan
1. Menghitung Arus (I), menggunakan hukum Ohm
V
I= (3)
R

2. Menghitung Persen Error menggunakan rumus


Perhitungan−Pengukuran
Error(%) = 𝑥 100% (4)
Perhitungan

3. Menghitung Tegangan pada tiap resistor dengan rumus pembagi tegangan


𝑅𝑛
𝑉𝑛 = 𝑅 𝑥𝐸 (5)
𝑛 +𝑅𝑧

4. Menghitung Arus pada tiap resistor dengan rumus pembagi arus


𝑅𝑧
𝐼𝑛 = 𝑅 𝑥𝐼 (6)
𝑛 +𝑅𝑧

11
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB IV
DATA DAN HASIL PERCOBAAN

Data Percobaan
Tabel 4.1 Percobaan Hukum Ohm
JATUH Arus (mA) / Tegangan ( V )
NO. TEGANGAN (V)
R = 47 Ω R = 100 Ω R = 220 Ω R = 470 Ω R = 680 Ω
1 4 78,6 / 3,8 39,4 / 3,9 18,87 / 3,96 8,41 / 4,09 3,82 / 4
2 6 117,0 / 5,89 59,0 / 5,96 28,58 / 6 12,59 / 6,02 8,66 / 6.02
3 8 158,7 / 7,81 78,9 / 7,9 37,73 / 7,95 16,75 / 7,98 11,58 / 7,98
4 10 198,9 / 9,81 99,6 / 9,03 47,6 / 10 20,96/ 10,04 14,49 / 10, 04
5 12 238,2/ 11,81 118,6/ 11,96 56,9 / 12,05 25,16/ 12,08 17,44 / 12,10

Tabel 4.2 Hukum Kirchoff 1 ( KCL)


NO. SUMBER DC ARUS ( mA )
(V) A1 A2 A3
1 4 8,69 10,31 18,97
2 6 13,13 15,58 28,65
3 8 17,59 20,85 38,33
4 10 22,10 26,21 48,1
5 12 26,73 3170 58,2

Tabel 4.3Hukum Kirchoff 2 (KVL)


NO. SUMBER DC Tegangan (V) ARUS (mA)
(V) V1 V2 V3 A
1 4 1,405 0,8 2,150 11,76
2 6 1,633 1,365 2,975 17,94
3 8 2,237 1,806 3,897 23,84
4 10 2,825 2,352 4,75 29,86
5 12 3,425 2,884 5,61 35,8

12
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Tabel 4.4 Data hasil Percobaan dengan 2 Sumber DC

NO. Sumber DC ( V ) Tegangan (V) ARUS (mA)


T
a V1 V2 V1 V2 V3 A
b
e 1 4 9 2,45 3,78 6,71 2,06
l
2 6 9 2,82 4,37 6,76 2,38
4 3 8 9 3,25 4,93 8,78 2,69
.
5 4 10 9 3,63 5,51 9,78 3,01
5 12 9 4,06 6,16 10,88 3,34
H
ukum Kirfcoft (Polaritas V2 Dibalik)
NO. Sumber DC ( V ) Tegangan (V) ARUS (mA)

V1 V2 V1 V2 V3 A
1 4 9 -0,969 -1,477 -2,619 0,79
BAB 2 6 9 -0,576 -0,876 -1,554 0,48

V 3 8 9 -199,6 -248,8 -0,529 0,15


4 10 9 172,1 267,4 0,474 -0,14
PEM
5 12 9 0,563 0,861 1,540 -0,47
BAH
ASAN

A. Perhitungan secara Teori


Pada perhitungan pencarian arus kita akan mengambil satu contoh, yaitu arus
yang mengalir di resistor dengan resistansi 47Ohm yang tersambung pada tegangan 4
V.
Dengan Menggunakan Hukum Ohm dapat di tulis sebagai berikut :
𝑉
𝐼 =
𝑅
4
=
47

= 0,0851 A => 85,1 mA

13
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Sehingga dapat di proleh arus 85,1 mA. Untuk dengan resistansi berbeda tetap
menggunakan rumus yang sama. Untuk nilai arus pada resistansi dan tegangan yang
berbeda dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel 5.1 Tabel Hasil Perhitungan Teori Hukum Ohm


NO Jumlah Arus (mA)
Tegangan
(V) R=47Ω R=100Ω R=220Ω R=470Ω R=680Ω
1 4 85,1 40 48 8 5
2 6 127 60 27 12 8
3 8 170 80 36 17 11
4 10 212 100 45 21 14
5 12 255 120 54 25 17

14
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Pada perhitungan pencarian arus pada resistor yang di hubungkan secara


pararel dan nilai pada percobaan kedua yang tersambung pada tegangan 4 V.
Dengan Menggunakan Hukum Arus Kichhoff dapat di tulis sebagai berikut :
Ʃ𝐼𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = Ʃ𝐼𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
A1 + A2 = A3
8,83 + 10,82 = 19,65
Sehingga dapat di proleh arus 19,65 mA. Untuk nilai arus pada resistansi dan
tegangan yang berbeda dapat dilihat pada tabel 5.2

Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Teori Hukum Kirchoff I (KCL)


NO Sumber DC Aru(mA)
(V) A1 A2 A3
1 4 8,83 10,82 19,65
2 6 13,07 16,02 29,9
3 8 17,58 21,51 38,36
4 10 22,04 26,98 49,02
5 12 26,55 31,81 58,36

Pada perhitungan pencarian tegangan pada resistor yang di hubungkan secara


seri dan nilai resistansi yang berbeda-beda tersambung pada tegangan 4 V.
Dengan Menggunakan Hukum Tegangan Kichhoff II dapat di tulis sebagai
berikut :
Ʃ𝐹 =0
𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 = 0
1,14 + 0,97 + 1,75 = 3,86 V
Sehingga dapat di pEroleh Tegangan 3,86 V yang mendekati tegangan pada
sumber DC 4 V Untuk nilai tegangan resistor pada tegangan yang berbeda dapat
dilihat pada tabel 5.3

15
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Teori Hukukm Kirchoff II (KVL)


NO Sumber DC Tegangan (V)
V1 V2 V3 Hasil
1 4 1,14 0,97 1,75 3,86
2 6 1,75 1,48 2,6 6,83
3 8 2,32 1,96 3,6 7,88
4 10 2,91 2,46 4,5 9,87
5 12 3,49 2,95 5,4 11,85

Pada perhitungan pencarian tegangan pada resistor yang di hubungkan secara


seri dan nilai resistansi yang berbeda-beda juga menggunakan 2 sumber tegangan yang
tersambung pada tegangan 4 V dan 9 V
Dengan Menggunakan Hukum Kichhoff dapat di tulis sebagai berikut :
V1 + V2 + V3 = 0
2,43 + 3,74 + 6,6 = 12,77
Jadi 12,77 < 4 + 9
12,77 < 13
Sehingga dapat di proleh Tegangan 12,77 V. Untuk nilai tegangan resistor pada
tegangan yang berbeda serta arus total dapat dilihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Teori dengan 2 Sumber DC


NO Sumber DC(V) Tegangan (V)
V1 V2 V1 V2 V3 Hasil
1 4 9 2,43 3,74 6,6 12,77
2 6 9 2,82 4,34 7,6 14,76
3 8 9 3,20 4,93 8,8 16,93
4 10 9 3,59 5,53 9,8 18,92
5 12 9 3,93 6,06 11 20,99

16
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Pada perhitungan pencarian tegangan pada resistor yang di hubungkan secara


seri dan nilai resistansi yang berbeda-beda juga menggunakan 2 sumber tegangan yang
saling berlawanan yaitu tegangan 4 V dan 9 V
Dengan Menggunakan Hukum Kichhoff dapat di tulis sebagai berikut :
V1 + V2 + V3 = 0
0,93 + 1,43 + 2,5 = 4,86
Jadi 4,86 < 9 - 4
4,86 < 5
Sehingga dapat di proleh Tegangan 4,86 V. Untuk nilai tegangan resistor pada
tegangan yang berbeda serta arus total dapat dilihat pada tabel 5.5

Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Teori dengan 2 Sumber DC(Polaritas V2 dibalik)


NO Sumber DC(V) Tegangan (V)
V1 V2 V1 V2 V3 Hasil
1 4 9 0,93 1,43 2,5 4,86
2 6 9 0,55 0,86 1,5 2,91
3 8 9 0,1 0,78 0,4 0,98
4 10 9 0,2 0,35 0,55 1,1
5 12 9 0,58 0,99 1,5 3,07

A. Perbandingan Teori dan Praktek


Tabel 5.6 Perbandingan Teori Praktek Hukum Ohm
Arus (mV)
R = 47 Ω R = 100 Ω R = 220 Ω R = 470 Ω R = 680 Ω

P T P T P T P T P T
72,5 85,1 78,6 40 29,4 48 8,41 8 3,82 5
105,7 127 117,0 60 59,0 27 12,59 12 8,66 8
146,8 170 `158,7 80 78,9 36 16,75 17 11,58 11
196,7 212 198,9 100 99,6 45 20,96 21 14,49 14
234 255 238,2 120 118,6 54 25,16 25 17,44 17

17
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Tabel 5.7 Perbandingan Teori Praktek Hukum Khircoff I


Arus (mA)
A1 A2 A3 Teori
8,83 10,82 19,71 19,65
13,07 16,02 29,18 29,9
17,58 21,51 39,24 38,36
22,04 26,98 49 49,02
26,55 31,81 59,1 38,36

Tabel 5.8 Perbandingan Teori Praktek Hukum Khircoff II


Tegangan (V)
V1 V2 V3 Teori
1,14 0,97 1,75 3,86

1,75 1,48 2,6 5,83


2,32 1,96 3,6 7,88
2,91 2,46 4,5 9,87
3,49 2,95 5,4 11,8

Tabel 5.9 Perbandingan Teori Praktek Dengan Dua sumber Tegangan


Tegangan (V)
V1 V2 V3 Teori
2,43 2,43 3,74 2,08
2,82 2,82 4,34 2,41
3,2 3,2 4,93 2,74
3,59 3,59 5,53 3,08
3,93 3,93 6,06 3,37

18
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Tabel 5.10 Perbandingan Teori Praktek Dengan Dua sumber Tegangan (Polaritas
Dibalik)
Tegangan (V)
V1 V2 V3 Teori
0,93 1,43 2,5 4,86
0,55 0,86 1,5 2,91
0,1 0,78 0,4 0,98
0,2 0,35 0,55 1,1
0,58 0,99 1,5 3,07

A. Analisa Hasil Praktikum


1. Percobaan I
Pada percobaan hukum ohm, praktikan membuat sebuah rangkaian yang dimana
bertujuan untuk mengukur besar arus yang lewat pada suatu resistor. Tahap awal
yakni menggunakan resistor 47 Ω dengan sumber tegangan sebesar 4 V, setelah di
ukur menggunakan Ammeter di dapat hasil 72,5 mA. Terbukti bahwa Tahanan
linear terhadap Tengangan dan Arus , grafik ini bisa dilihat pada gambar 1.1.
Hasil yang di dapat tersebut kembali di bandingkan dengan hasil secara teori, dan
hasil yang di dapat yakni 85,1 mA. Dari hasil itu menunjukan perbedaan yang
cukup kecil dan bisa disebut presentase error untuk lengkapnya bisa dilihat pada
tabel 5.6. Setelah mengukur di 4V kembali di lanjutkan pada tegangan 6 V,
Hasilnya 105,7 hasil yang juga berbeda jika di hitung berdasar teori. Percobaan
terus di lakukan pada tiap tegangan 8 -12 V dan juga pada tahanan 100, 220, 470,
680 Ω.

2. Percobaan II
Pada percobaan hukum kirchhoff I, praktikan membuat sebuah rangkaian yang
dimana bertujuan untuk mengukur besar arus yang lewat pada suatu resistor yang
memiliki tahanan 82, 100, dan 150 Ωyang di pasang secara pararel dan seri .

19
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Tahap awal yakni dengan sumber tegangan sebesar 4 V, setelah di ukur


menggunakan Ammeter di dapat hasil 8,83 mA, 10,82 mA, 19,71 mA. Jika V1
dijumlahkn dengan V2 menghasilkan V3. Hasil yang di dapat tersebut kembali di
bandingkan dengan hasil secara teori, dan hasil yang di dapat yakni 19,65 mA.
Dari hasil itu menunjukan perbedaan yang hampir sama dan bisa disebut
presentase error untuk lengkapnya bisa dilihat pada tabel 5.7. Setelah mengukur di
4V kembali di lanjutkan pada tegangan 6 V, Hasilnya 29,18 hasil yang juga
berbeda jika di hitung berdasar teori. Percobaan terus di lakukan pada tiap
tegangan 8 -12 V dan juga pada tahanan dan hasil tersebut dapat dilihat pada tabel
5.7

3. Percobaan ke III
Pada percobaan hukum Kirchhoff II, praktikan membuat sebuah rangkaian yang
dimana bertujuan untuk mengukur tegangan yang lewat pada suatu resistor yang
memiliki tahanan 82, 100, dan 150 Ω yang di pasang secara seri. Tahap awal
yakni dengan sumber tegangan sebesar 4 V, setelah di ukur menggunakan
Ammeter di dapat hasil 1,14 V, 0,97 V, 1,75 V yang kemudian di jumlahkan
sehingga mendapatkan hasil secara teori 3,86 V. Hasil yang di dapat tersebut
mendekati tegangan awal dari sumber DC yakni 4 V .Dari hasil itu menunjukan
perbedaan yang hampir sama dan bisa disebut presentase error untuk lengkapnya
bisa dilihat pada tabel 5.8 Setelah mengukur di 4V kembali di lanjutkan pada
tegangan 6 V, Hasilnya 1,5 V hasil yang juga berbeda jika di hitung berdasar
teori. Percobaan terus di lakukan pada tiap tegangan 8 -12 V hasil tersebut dapat
dilihat pada tabel 5.8

4. Percobaan ke IV
Pada percobaan hukum Kirchhoff yang dihubungkan pada dua sumber tegangan
0-4 V dan 9 V yang searah, praktikan membuat sebuah rangkaian yang dimana
bertujuan untuk mengukur tegangan yang lewat pada suatu resistor yang memiliki
tahanan 1K, 1K8, dan 3K3 Ω yang di pasang secara seri. Tahap awal yakni

20
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

dengan sumber tegangan sebesar 4 V, setelah di ukur menggunakan Ammeter di


dapat hasil 2,43 V, 3,74 V, 6,6 V yang kemudian dijumlahkan dan mendapatkan
hasil secara teori 12,77 V. Dari hasil itu menunjukan perbedaan yang hampir sama
dan bisa disebut presentase error untuk lengkapnya bisa dilihat pada tabel 5.9.
Percobaan terus di lakukan pada tiap tegangan 8 -12 V.

5. Percobaan ke V
Pada percobaan hukum Kirchhoff yang dihubungkan pada dua sumber tegangan 4
V dan 9 V yang berlawanan, praktikan membuat sebuah rangkaian yang dimana
bertujuan untuk mengukur tegangan yang lewat pada suatu resistor yang memiliki
tahanan 1K, 1K8, dan 3K3 Ω yang di pasang secara seri. Tahap awal yakni
dengan sumber tegangan sebesar 4 V, setelah di ukur menggunakan Ammeter di
dapat hasil 0,93 V, 1,43 V, 2,5 V yang kemudian dijumlahkan dan mendapatkan
hasil secara teori 4,86 V. Hasil yang di dapat tersebut kembali di bandingkan
dengan hasil secara teori dengan dua sumber tegangan yang sebelumnya di
kurangkan menghasilkan 5 V. Dari hasil itu menunjukan perbedaan yang hampir
sama dan bisa disebut presentase error untuk lengkapnya bisa dilihat pada tabel
5.10. Setelah mengukur di 4V, percobaan terus di lakukan pada tiap tegangan 6 -
12 V hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.10

B. Simulasi Dengan Software

Pada simulasi percobaan kali ini, kami memakai software Proteus. Proteus adalah
sebuah software simulasi yang sekaligus untuk mendesain rangkaian dan PCB. Proteus
mengkombinasikan program ISIS untuk membuat skematik desain rangkaian dengan
program ARES untuk membuat layout PCB dari skematik yang kita buat

21
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

22
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

23
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB VI
JAWABAN PERTANYAAN

1. Jelaskan maksud percobaan pada :


a. Gambar 4.2
b. Gambar 4.3
c. Gambar 4.4
jawab :
a. Gambar 4.2 adalah untuk mengetahui arus yang mengalir pada setiap resistor baik
yang pararel maupun seri yang hubungkan menggunakan sumber tegangan DC
menggunakan 3 alat ukur analog/digital
b. Gambar 4.3 adalah untuk mengukur arus total serta tegangan yang terdapat pada
tiap-tiap resistor yang di pasangkan secara seri yang di hubungkan menggunakan
sumber tegangan DC menggunakan 3 alat ukur analog/digital.
c. Gambar 4.4 adalah untuk mengukur arus total serta tegangan yang terdapat pada
tiap-tiap resistor yang di pasangkan secara seri dan di beri dua sumber tegangan DC
menggunakan 3 alat ukur analog/digital.
2. Sesuaikah percobaan-percobaan yang telah saudara lakukan dengan teori? Jelaskan!
Jawab :
Sesuai, karena dalam percobaan kita menggukan alat ukur yang dimana memiliki
tehanan sendiri, sehingga akan mempengaruhi beban yang ada pada rangkaian.
Begitupun halnya dengan menggunakan teori, pada teori tidak terpengaruh oleh alat
ukur. Jadi hasil pengukuran dan teori tidak jauh berbeda.
3. Mengapa ketika baterai V2 dibalik polaritasnya, menyebabkan berubahnya
penunjukan tegangan pada setiap tahanan?
Jawab :
Karena ketika polaritasnya dibalik maka tegangan yang dihasilkan V2 Akan melawan
tegangan yang di hasilkan V1 sehingga akan terjadi pengurangan tegangan pada
rangkaian, dan inilah yang menyebabkan perubahan nilai ukur pada saat pengukuran
dilakukan.

24
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melakukan melakukan percobaan pengukuran listrik dasar dan melakukan
analisis terhadap hasil percobaan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Dalam melakukan percobaan pengukuran menggunakan alat ukur listrik, kami dapat
membuktikan kebenaran dari Hukum Ohm bahwa arus terhadap tegangan itu linear.
2. Kami mampu menganalisis hubungan antara tegangan dan arus listrik pada suatu
rangkaian dengan munggunakan besar tahanan yang berbeda-beda.
3. Kami mampu menganalisis hubungan antara tahanan dgn arus listrik pada suatu
rangkaian dengan munggunakan tegangan yang berbeda-beda.
4. Mengetahui cara menggambar grafik tegangan fungsi arus pada 5 buah tahanan yang
berbeda.

B. Saran
Praktikan diharapkan mengikuti prosedur dalam merangkai dan mengukur komponen
listrik, agar terhindar dari bahaya dan juga resiko kerusakan pada alat praktikum.
Praktikan juga diharapkan membaca materi sebelum memasuki laboratorium agar
memiliki dasar untuk melakukan pengukuran.
Dosen pembimbing di harapkan lebih memperhatikan praktikannya agar tidak terjadi
kesalahan yang dapat membahayakan praktikan dan juga dapat membantu menghindari
kerusakan pada alat ukur.

25
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

DAFTAR PUSTAKA
------- . 2016. Jobsheet Laboratorium Pengukuran Dasar. Makassar: Politeknik Negeri Ujung
Pandang

26
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Asistensi
Lampiran 2 Copy Kartu Kontrol
Lampiran 3 Data Sementara
Lampiran 4 Pertanyaan dan Jawaban Responsi

27

Anda mungkin juga menyukai