Anda di halaman 1dari 24

DASAR GERBANG I

I. TUJUAN

Setelah percobaan, praktikan diharapkan dapat :

a. Menerangkan fungsi fungsi gerbang AND, OR dan NOT

b. Merangkai gerbang gerbang tersebut dengan rangkaian tahanan, dioda dan

transistor

c. Membuat tabel kebenaran

d. Merangkai fungsi gerbang NAND dan NOR

II. TEORI DASAR

Sebuah Gerbang logika adalah salah satu jenis komponen elektronika yang

berfungsi sebagai pengambil keputusan logika dari dua atau lebih kombinasi sinyal

logika digital yang masuk pada terminal masukkannya (input), dan hanya memiliki

satu buah terminal pada keluarannya (Output). Sebagai standar komersial komponen

gerbang logika digital dapat terbentuk dalam dua tipe yaitu

1) TTL (Transistor-Transistor Logic). Biasanya di kodekan dengan Seri 7400.

2)CMOS (Colplementary Metal-Oxide-Silicon). Dikodekan dengan Seri 4000.

Notasi ini dari TTL atau CMOS mengacu pada teknologi logika yang

digunakan untuk memproduksi sirkuit terpadu, (IC) atau chip "" seperti yang lebih

umum disebut. Sebelum adanya IC, hampir seluruh peralatan elektronik dibuat dari

satuan-satuan komponen(individual) yang dihubungkan satu sama lainnya

menggunakan kawat atau kabel, sehingga tampak mempunyai ukuran besar serta
tidak praktis. Perkembangan teknologi elektronika terus semakin meningkat dengan

semakin lengkapnya jenis-jenis IC yang disediakan untuk rangkaian Linear dan

Digital, sehingga produk elektronik makin tahun makin tampak kecil dan canggih.

IC telah digunakan secara luas diberbagai bidang, salah satunya dibidang

industri Dirgantara, dimana rangkaian kontrol elektroniknya akan semakin ringkas

dan kecil sehingga dapat mengurangi berat Satelit, Misil dan jenis-jenis pesawat

ruang angkasa lainnya. Desain komputer yang sangat kompleks dapat dipermudah,

sehingga banyaknya komponen dapat dikurangi dan ukuran motherboardnya dapat

diperkecil.

Integrated Circuit (IC) adalah suatu komponen elektronik yang dibuat dari

bahan semi conductor, dimana IC merupakan gabungan dari beberapa komponen

seperti Resistor, Kapasitor, Dioda dan Transistor yang telah terintegrasi menjadi

sebuah rangkaian berbentuk chip kecil, IC digunakan untuk beberapa keperluan

pembuatan peralatan elektronik agar mudah dirangkai menjadi peralatan yang

berukuran relatif kecil.

Sirkuit terpadu atau IC karena mereka lebih sering disebut, dapat

dikelompokkan bersama ke dalam keluarga sesuai dengan jumlah transistor atau

"gerbang" yang dikandungnya. Sebagai contoh, sebuah gerbang sederhana AND

hanya berisi beberapa transistor individu, adalah sebagai sebuah mikroprosesor yang

lebih kompleks mungkin berisi ribuan individu gerbang transistor. Terdapat tiga

gerbang logika dasar, yaitu : gerbang AND, gerbang OR, gerbang NOT. Ketiga

gerbang ini menghasilkan empat gerbang berikutnya, yaitu : gerbang NAND,

gerbang NOR, gerbang EXOR, gerbang EXNOR.


A. Logika Diode–Transistor

Logika dioda–transistor atau sering disebut (DTL) adalah sebuah keluarga

gerbang logika yang terdiri dari transistor dwikutub (BJT), dioda dan resistor, ini

adalah pendahulu dari logika transistor–transistor. Ini disebut logika dioda–

transistor karena fungsi penggerbangan dilakukan oleh jaringan diode dan fungsi

penguatan dilakukan oleh transistor.

Gambar 2.1 Skema gerbang NAND DTL

Yang disederhanakan

 Cara kerja

Dengan sirkuit sederhana yang ditampilkan dalam gambar, tegangan panjar

pada basis diperlukan untuk mencegah ketakstabilan dan kesalahan operasi. Pada

versi sirkuit terintegrasi, dua diode menggantikan R3 untuk mencegah arus basis

apapun saat masukan pada keadaan rendah. Selain itu, untuk menambah sebaran

keluar (fan-out), dapat digunakan diode dan transistor tambahan. IBM


1401menggunakan sirkuit DTL yang hampir sama dengan sirkuit sederhana ini,

tetapi menggunakan gerbang NPN dan PNP pada tegangan catu yang berbeda untuk

menyelesaikan masalah panjar basis daripada menggunakan diode tambahan.

 Kelebihan dan Kekurangan

Keuntungan utama DTL terhadap pendahulunya, logika resistor–

transistor adalah penambahan sebaran masuk (fan-in). Tetapi tundaan penyebaran

masih relatif tinggi. Ketika transistor jenuh ketika semua masukan tinggi, muatan

disimpan di daerah basis. Ketika keluar dari daerah jenuh (salah satu masukan

rendah), muatan ini harus dihilangkan terlebih dahulu, yang membutuhkan beberapa

saat. Salah satu cara untuk mempercepat adalah dengan menghubungkan resistor dari

basis transistor ke catu negatif yang akan membantu mengikangkan pembawa

minoritas pada basis. Masalah di atas telah diatasi TTL dengan mengganti diode pada

sirkuit DTL dengan transistor multi-emitor, yang juga mengurangi area yang

dibutuhkan tiap gerbang pada implementasi sirkuit terintegrasi.

Cara untuk mempercepat DTL adalah dengan menambahkan kondensator

membentangi R3, dan induktor kecil berderet dengan R2. Teknik yang digunakan

pada IBM 1401 ini disebut CTDL (complemented transistor diode logic).

B. Logika Resistor–Transistor

Logika resistor–transistor atau sering disebut dengan RTL adalah sebuah

keluarga sirkuit digital yang dibuat dari resistor sebagai jaringan masukan dan

transistor dwikutub (BJT) sebagai peranti sakelar. RTL adalah keluarga logika digital
bertransistor yang pertama, keluarga yang lain adalah logika diode–transistor (DTL)

dan logika transistor–transistor (TTL).

Gambar 2.2 Skema gerbang NOR RTL Dasar

 Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan utama dari RTL adalah jumlah transistor yang sedikit, di mana ini

merupakan hal penting sebelum adanya teknologi sirkuit terintegrasi, di mana

gerbang logika dibangun dari komponen tersendiri karena transistor merupakan

komponen yang relatif mahal. IC logika awal juga menggunakan sirkuit ini, tetapi

dengan cepat digantikan dengan sirkuit yang lebih baik, seperti logika diode–

transistordan kemudian logika transistor–transistor, dikarenakan diode dan transistor

tidak lebih mahal dari resistor dalam IC.

Kekurangan paling jelas dari RTL adalah borosan dayanya yang tinggi ketika

transistor menghantar untuk mengambil alih resistor panjar keluaran. Ini

membutuhkan lobih banyak arus yang harus dicatu ke RTL dan lebih banyak bahang

yang hapus dibuang dari RTL. Kebalikannya, sirkuit TTL meminimalkan kebutuhan
tersebut. Pembatasan lain dari RTL adalah sebaran masuk (fan-in) yang terbatas, tiga

masukan menjadi batas untuk banyak desain sirkuit untuk operasi normal sebelum

kehilangan kekebalan akan desah. Rangkaian terintegrasi NOR RTL standar dapat

menggerakan hingga tiga gerbang serupa. Sebagai alternatif, ini cukup untuk

menggerakan dua penyangga yang bisa menggerakan 25 keluaran lainnya.

Berbagai produsen menggunakan metode berikut untuk mempercepat RTL.

Menempatkan kondensator berjajar dengan setiap resistor masukan dapat

mengurangi takut yang dibutuhkan tingkat penggerak untuk memanjar balik

pertemuan basis-emitor tingkat digerakkan. RTL yang menggunakan teknik ini

disebut dengan RCTL (resistor capacitor transistor logic). Menggunakan tegangan

catu kolektor yang tinggi dan diode pemangkas mengurangi waktu pengisian

kapasitas liar. Susunan ini mensyaratkan diode memangkas kolektor ke level logika

yang telah didesain. Susunan ini juga digunakan pada DTL (logika diode–transistor)

C. Logika Transistor-Transistor

Logika transistor–transistor (TTL) adalah salah satu jenis sirkuit digital yang

dibuat dari transistor dwikutub (BJT) dan resistor. Ini disebut logika transistor-

transistor karena baik fungsi penggerbangan logika maupun fungsi penguatan

dilakukan oleh transistor (berbeda dengan RTL dan DTL). TTL menjadi IC yang

banyak digunakan dalam berbagai penggunaan, seperti komputer, kontrol industri,

peralatan dan instrumentasi tes, dan lain-lain. Gelar TTL kadang-kadang digunakan

untuk menyebut taraf logika yang mirip dengan TTL, bahkan yang tidak
berhubungan dengan TTL, sebagai contohnya adalah sebagai etiket pada masukan

dan keluaran peranti elektronik.

Walaupun didesain untuk penggunaan taraf logika sinyal digital, sebuah TTL

dapat dipanjar untuk digunakan sebagai penguat analog. Penguat seperti ini mungkin

sangat berguna pada peranti yang harus mengubah sinyal analog km sinyal digital,

tetapi biasanya tidak digunakan ketika penguatan analog menjadi kegunaan utama

peranti.Pembalik TTL dapat juga digunakan pada osilator kristal karena kemampuan

penguatan analognya sangat berarti dalam analisis performansi osilator.

Sebelum penemuan peranti integrasi skala sangat besar (VLSI), TTL

merupakan standar metode konstruksi untuk prosesor dasar,

seperti DEC VAX dan Data General Eclipse. Karena mikroprosesor menjadi lebih

berguna, peranti TTL menjadi penting untuk digunakan sebagai logika penempel,

seperti penggerak bus cepat pada motherboard, yang menyambungkan blok-blok

fungsi sehingga menjadi elemen VLSI.

 Prinsip Kerja Rangkaian TTL


Gambar 2.3 IC Jenis TTL

TTL berbeda dengan pendahulunya, generasi logika resistor–transistor (RTL)

dan logika diode–transistor (DTL) dengan menggunakan transistor tidak hanya untuk

penguatan keluaran tetapi juga untuk mengisolasi masukan. Pertemuan p-n

dari diode mempunyai kapasitansiyang cukup besar, jadi mengubah taraf logika pada

masukan DTL memerlukan waktu dan energi yang tidak sedikit. Seperti terlihat pada

skema di atas, konsep dasar dari TTL adalah mengisolasi masukan dengan

menggunakan sambungan basis-bersama, dan menguatkan fungsi dengan

sambungan emitor-bersama. Perhatikan bahwa basis dari transistor keluaran

digerakan tinggi hanya oleh pertemuan basis-kolektor dari transistor masukan yang

dipanjar maju. Skema kedua menambahkan keluaran tiang totem. Ketika Q2 mati

(logika 1), resistor membuat Q3 hidup dan Q4 mati, menghasilkan logika 1 yang lebih

kuat di keluaran. Ketika Q2 hidup, ini mengaktifkan Q4, menggerakan logika 0 ke

keluaran. Dioda memaksa emitor dari Q3 ke ~0.7 V, sedangkan R2, R4 dipilih untuk

menarik basis ke tegangan yang lebih rendah, membuatnya mati. Dengan

menghilangkan resistor pull-up dan resistor pull-down pada tingkat keluaran,


memungkinkan kekuatan gerbang ditingkatkan tanpa memengaruhi konsumsi daya

secara signifikan. TTL sangat sesuai dibuat sebagai sirkuit terpadu karena masukan

sebuah gerbang dapat disatukan kedalam sebuah daerah dasar untuk

membentuk transistor multi emitor. Karena peranti yang rumit mungkin menambah

biaya sirkuit jika dibuat dari transistor terpisah, tetapi dengan mengkombinasikan

beberapa sirkuit kecil menjadi peranti yang lebih rumit, sebaliknya ini mengurangi

biaya implementasi pada IC. Seperti logika yang menggunakan transistor dwikutub

lainnya, arus kecil harus diambil dari masukan untuk memastikan taraf logika yang

benar. Arus yang diambil harus dalam kapasitas tingkat sebelumnya, sehingga

membatasi gerbang yang dapat disambungkan (fanout). Semua TTL standar bekerja

pada pencatu daya 5 volt. Isyarat masukan TTL dikatakan rendah jika berada di

antara A TTL 0 V dan 0.8 V dimana mewakili titik ground, dan tinggi ketika berada

di antara 2.2 V dan 5 V, mewakili titik catu (taraf logika presisi mungkin sedikit

bervariasi di antara subtipe). Keluaran TTL biasanya terbatas pada batas yang lebih

sempit di antara 0 V dan 0.4 V untuk logika rendah dan di antara 2.6 V dan 5 V

untuk logika tinggi, memberikan ketahanan desah 0,4V. Standarisasi taraf logika

TTL sangat penting karena papan sirkuit yang rumit sering menggunakan IC TTL

yang diproduksi oleh berbagai pabrik dan dipilih berdasarkan kesiapan dan harga,

kecocokan harus meyakinkan, dua papan sirkuit dari jalur perakitan yang pada

mungkin memiliki campuran merk yang berbeda untuk posisi yang sama dalam

papan. Dalam batas dapat digunakan yang cukup luas, gerbang logika dapat dianggap

sebagai peranti Boolean ideal tanpa kekhawatiran akan batasan elektronik.


 Kekurangan dan Kelebihan

Peranti TTL mengonsumsi lebih banyak daya daripada peranti CMOS yang

ekivalen saat siaga, tetapi konsumsi daya tidak meningkat bersamaan dengan

peningkatan kecepatan clock secepat peranti CMOS. Dibandingkan dengan

sirkuit ECL, TTL menggunakan lebih sedikit daya dan mempunyai aturan desain

yang lebih sederhana, tetapi juga lebih lambat. Pendesain dapat mengkombinasikan

ECL dan TTL dalam sistem yang sama untuk mendapatkan performansi dan

penghematan yang lebih baik, tetapi peranti penggeser-taraf dibutuhkan di antara dua

keluarga logika. TTL kurang sensitif terhadap kerusakan karena

pembuangan elektrostatik daripada peranti CMOS awal. Karena struktur keluaran

dari peranti TTL yang taksimetrik, impedansi keluaran antara keadaan tinggi dan

rendah tidak simetris, membuatnya tidak cocok untuk menggerakan kawat transmisi.

Kekurangan ini biasanya dapat diatasi dengan menyangga keluaran dengan peranti

penggerak-saluran khusus untuk isyarat yang harus dikirim melalui kabel panjang.

ECL, karena struktur keluarannya simetris pada impedansi rendah, ECL tidak

mengalami kekurangan ini. Keluaran struktur tiang totem TTL memiliki waktu

tumpang tindih sebentar saat semua transistor menghantar, menghasilkan pulsa arus

yang besar diambil dari catu. Pulsa tersebut dapat digandengkan dengan cara yang

tidak diinginkan pada sepanjang kemasan multi sirkuit terpadu, menghasilan batas

desah yang dikurangi dan performa yang lebih lambat. Sistem TTL biasanya

memiliki kondensator untuk setiap satu atau dua kemasan, jadi pulsa arus yang

disebabkan oleh dalah satu tidak mengakibatkan perubahan tegangan catu. Beberapa
produsen sekarang menyuplai logika CMOS ekivalen dengan taraf masukan dan

keluaran yang kompatibel, biasanya nomor peranti mirip dengan komponen sejenis.

 Jenis Jenis TTL

Logic family dari jenis TTL (Transistor-Transistor Logic) merupakan

gerbang-gerbang logika yang tersusun dari transistor-transistor BJT. Meskipun

namanya TTL, namun tidak hanya tersusun dari transistor saja, namun ada

komponen-komponen pendukung di dalamnya, yaitu resistor dan PN-junction diode.

Gerbang-gerbang logika dari logic family TTL ini banyak dipakai dalam

perancangan IC-IC digital dalam level LSI. Logic family TTL ini memiliki sub-

family.

a) TTL daya rendah (L), mengorbankan kecepatan untuk pengurangan borosan

(33ns, 1mW). Sekarang telah digantikan oleh logika CMOS.

b) TTL kecepatan tinggi (H), lebih cepat daripada TTL standar, tapi borosan juga

jauh lebih tinggi, (6ns, 22mW).

c) TTL Schottky (S), dikenalkan pada tahun 1969, menggunakan

penggenggam diode Schottky pada masukan untuk mencegah penyimpanan

muatan dan memperbaiki kecepatan pensakelaran. (3ns, 19mW).

d) TTL Schottky daya rendah (LS), menggunakan TTL daya rendah dan diode

Schottky untuk mendapatkan kombinasi antara kecepatan dan efisiensi. Ini

mungkin adalah tipe TTL paling umum, digunakan sebagai logika perekat pada

mikrokomputer, menggantikan sub-keluarga H, L dan S. (9.5ns, 2mW).


e) Varian cepat (F) dari Fairchild dan Schottky maju (AS) TI merupakan

penyempurnaan dari LS, dikenalkan pada tahun 1985, dengan sirkuit "Miller-

killer" untuk mempercepat transisi dari rendah ke tinggi.

f) Sebagian besar produsen menawarkan daerah suhu komersial dan keperluan

khusus, sebagai contoh peranti seri 7400 dari TI dispesifikasikan dari 0 hingga

70 °C, dan peranti seri 5400 dalam spesifikasi militer dengan daerah suhu dari

−55 hingga +125 °C.

g) Peranti tahan radiasi ditawarkan untuk penggunaan luar angkasa dan nuklir.

h) Peranti kualitas tinggi dan reabilitas tinggi tersedia untuk penggunaan

penerbangan dan militer.

i) TTL tegangan rendah (LVTTL) untuk pencatu daya 3.3 pada antarmuka

memori.

III. ALAT/BAHAN

- Tahanan : 100 Ω, 68 Ω, 4k7 Ω, 56 Ω

- Transistor : BC 108

- Dioda : 1 N 4002

- LED

- Saklar

- Multimeter

- Sumber DC

- Kabel Secukupnya
IV. LANGKAH PERCOBAAN

A. Rangkaian Dasar

1. Memastikan semua komponen dalam keadaan baik

2. Merangkai sesuai dengan diagram di bawah ini

3. Mengamati kerja rangkaian dan buatlah tabel kebenarannya pada lembar

data.

+ 5 Volt A

R1 = 100 Ω

1
2
B
1
2

R1 = 10 k Ω

Gambar a Gambar b

+ 5 Volt

R1 = 100 Ω

R2 = 4k7 Ω

Gambar c

B. Rangkaian Gabungan

1. Menggabungkan rangkaian gambar a dan c, gambar b dan c dengan

rangkaian LED, lakukan percobaan seperti point A

2. Mengisikan hasil percobaan ke dalam lembar data


V. HASIL PERCOBAAN
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3

A B C A B C A Ā
0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 1 1 0
1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1

Tabel 5.1 tabel Tabel 5.2 tabel Tabel 5.3 tabel


kebenaran AND kebenaran OR kebenaran NOT
Percobaan 4 Percobaan 5

A B C A B C
0 0 1 0 0 1
0 1 1 0 1 0
1 0 1 1 0 0
1 1 0 1 1 0

Tabel 5.4 tabel Tabel 5.5 tabel


kebenaran NAND kebenaran NOR

VI. ANALISIS DATA


A. Percobaan 1 (Gerbang AND)
Gambar 6.1 Rangkaian Gerbang AND
Rangkaian ini memiliki 2 input sehingga diperoleh 4 kondisi, yaitu :
1. Kondisi 1 (A=0, B=0 → C=0)

Gambar 6.2 Kondisi 1 Pecobaan 1

Saklar A terhubung dengan ground (logika 0) dan saklar B terhubung


dengan ground (logika 0). Pada saat itu arus mengalir melalui resistor
menuju dioda A dan dioda B yang mendapat bias forward. Karena dioda
A dan B merupakan dioda penyearah maka semua arus mengalir ke
ground dan tidak mengalir ke LED, sehingga kondisi lampu padam.

2. Kondisi 2 (A=0, B=1 → C=0)

Gambar 6.3 Kondisi 2 Percobaan 1


Saklar A terhubung dengan ground (logika 0) dan saklar B terhubung
dengan VCC (logika 1). Saat dioda A mendapat bias forward dan bias B
mendapat bias reverse, dimana arus hanya mengalir dari VCC melewati
resistor dan dioda A menuju ground. Sedangkan dioda B tidak dialiri arus.
Kondisi ini menghasilkan tegangan yang terhubung paralel dengan dioda
A, sehingga dinyatakan dengan logika 0 dan kondisi lampu padam.

3. Kondisi 3 (A=1, B=0 → C=0)

Gambar 6.4 Kondisi 3 Percobaan 1


Saklar A terhubung dengan VCC (logika 1) dan saklar B terhubung
dengan ground (logika 0). Saat dioda A mendapat bias reverse dan dioda
B mendapat bias forward dimana arus hanya mengalir dari VCC melewati
resistor dan dioda B menuju ground. Sedangkan dioda A tidak dialiri arus.
Kondisi ini menghasilkan tegangan yang terhubung paralel dengan dioda
B. Sehingga dinyatakan dengan logika 0 dan kondisi lampu padam.

4. Kondisi 4 (A=1, B=1 → C=1)

Gambar 6.5 Kondisi 4 Percobaan 1


Saklar A terhubung dengan VCC (logika 1). Saklar B terhubung
dengan VCC (logika 1). Pada saat dioda A dan dioda B mendapat bias
reverse, dimana arus dari VCC yang melewati resistor 1 menuju dioda A
dan dioda B dibalik sehingga arus tidak mengalir ke ground melainkan
menuju LED dan dinyatakan dengan logika 1 dan kondisi lampu dalam
keadaan menyala.

B. Percobaan 2 (Gerbang OR)

Gambar 6.6 Rangkaian Gerbang OR


Rangkaian percobaan 2 juga memiliki 2 masukan (input), sehingga diperoleh
4 kondisi, yaitu :

1. Kondisi 1 (input A=0, B=0 → C=0)

Tabel 6.7 Kondisi 1 Percobaan 2


Saklar A terhubung ke ground (logika 0), saklar B terhubung ke
ground (logika 0). Saat itu dioda A dan dioda B mendapat bias balik
sehingga tidak ada arus yang mengalir dan dinyatakan dengan logika 0
sehingga kondisi lampu padam.
2. Kondisi 2 (input A=0, B=1 → C=1)
Tabel 6.8 Kondisi 2 Percobaan 2
Saklar A terhubung dengan ground (logika 0), saklar B terhubung
dengan VCC (logika 1). Pada saat itu, dioda A mendapat bias reverse dan
dioda B mendapat bias forward, dimana arus mengalir melewati tahanan 1
dan dioda B tidak mengalir melalui dioda sehingga dinyatakan dengan
logika 1 dan kondisis lampu menyala
3. Kondisi 3 (input A=1, B=0 → C=1)

Tabel 6.9 Kondisi 3 Percobaan 2


Saklar A terhubung dengan VCC 5 volt (logika 1). Saklar B
terhubung dengan ground (logika 0). Pada saat itu, dioda A mendapat bias
forward dan dioda B mendapat bias reverse dimana arus mengalir
melewati tahanan dan dioda A tidak mengalir melalui dioda B sehingga
dinyatakan dengan logika 1 dan kondisi lampu menyala.
4. Kondisi 4 (A=1, B=1 → C=1)

Tabel 6.10 Kondisi 4 Percobaan 2


Saklar A dan B terhubung ke VCC sebesar 5 volt (logika 1). Pada saat
itu, dioda A dan dioda B mendapat bias forward sehingga arus dapat
mengalir dan dinyatakan dengan logika 1. Sehingga lampu dalam kondisi
menyala.

C. Percobaan 3 (Gerbang NOT)


Gambar 6.11 Rangkaian Gerbang NOT
1. Kondisi 1 (input 0, output 1)

Tabel 6.12 Kondisi 1 Percobaan 3


Saklar A terhubung dengan ground (logika 0) dimana tidak ada arus
yang mengalir, maka transistor berada pada kondisi cut off. Terminal
kolektor-emitor tidak terhubung . Akibat dari pemutusan ini, tegangan
yang dihasilkan akan maksimal sehingga dinyatakan dengan logika 1 dan
kondisi lampunya menyala.
2. Kondisi 2 (input 1, output 0)

Tabel 6.13 Kondisi 2 Percobaan 3


Saklar A terhubung dengan VCC (logika 1), dimana arus dari VCC
yang melalui tahanan dapat mengalir masuk ke basis transistor dan akan
mengontrol arus yang mengalir dari kolektor menuju emitor . Arus yang
didapat mengakibatkan transistor berada pada kondisi saturasi, dimana
kolektor-emitor terhubung dan arus mengalir bebas yaitu tegangan saklar
sama dengan 0 sehingga dinyatakan dengan logika 0 dan kondisi lampu
padam.

D. Percobaan 4 (Gerbang NAND)

Gambar 6.14 Rangkaian Gerbang NAND


Percobaan ini merupakan penggabungan rangkaian percobaan 1 dengan
percobaan 3. Rangkaian gerbang NAND adalah gabungan gerbang AND dan
NOT.
1. Kondisi 1 (A=0, B=0; A=0, B=1; A=1, B=0 → C=1)
Berlaku pada semua masukan/salah satu masukan bernilai 0

0/0/1
1
0/1/0

Tabel 6.15 Kondisi 1 Percobaan 4


Apabila salah satu/kedua masukan diberi tegangan 0 volt (logika 0),
dimana emitor-basis transistor mendapatkan bias maju, maka arus mengalir
melalui Vcc melewati R2 masuk ke basis. Perubahan arus yang mengalir
melewati tahanan membuat kenaikan tegangan jatuh (drop tegangan) yang
mengakibatkan basis-kolektor mendapat bias mundur. Sehingga transistor
berada di daerah cut-off dan menghasilkan tegangan maksimal yang
dinyatakan dengan logika 1 dan ditandai dengan lampu LED menyala.

2. Kondisi 2 (A=1, B=1 → C=0)


Berlaku pada semua masukan bernilai 1

1
0
1

Tabel 6.16 Kondisi 2 Percobaan 4


Apabila kedua masukan diberi tegangan 5 volt (logika 1), dimana emitor-
basis mendapat bias mundur dan basis-kolektor melewati R2 memperoleh
bias maju. Sehingga arus dapat mengalir melewati R2 dan basis, dan
membuat transistor berada di daerah saturasi dan menghasilkan tegangan
yang mendekati 0 volt pada kondisi rendah. Yang dinyatakan dengan logika
0 dan ditandai dengan lampu LED padam.

E. Percobaan 5 (Gerbang NOR)

Gambar 6.17 Rangkaian Gerbang NOR


Percobaan ini merupakan penggabungan rangkaian percobaan 2 dan
percobaan 3. Fungsi NOR merupakan kembaran fungsi NAND, yakni
semua prosedur dan aturan untuk logika NOR mengikuti prosedur dan
aturan yang sesuai dengan yang terdapat pada logika NAND.
1. Kondisi yang berlaku pada kedua masukan (A=0, B=0 → C=1)
Berlaku pada semua masukan bernilai 0
0/0/1
1
0/1/0

Tabel 6.18 Kondisi 1 Percobaan 5

Ketika input diberi tegangan 0 volt, maka emitor basis transistor


mendapat bias forward dan menyebabkan arus dari VCC mengalir masuk
ke basis. Karena terjadi drop tegangan, maka basis kolektor mendapat
bias reverse dan transistor berada pada kondisi cut off, dimana tegangan
dihasilkan 5 volt dan dinyatakan dengan logika 1 sehingga lampu dalam
keadaan menyala.
2. Kondisi yang berlaku pada salah satu atau kedua (input=1, output=0)
Berlaku pada semua masukan atau salah satu masukannya bernilai 1
0/1/1
0
1/0/1

Tabel 6.19 Kondisi 2 Percobaan 5

Ketika salah satu atau kedua masukan diberi tegangan 5 volt, dioda A
dan dioda B mengalirkan arus melewati tahanan 2 masuk ke basis
transistor dimana emitor basis mendapat bias reverse dan basis kolektor
mendapat bias forward. Sehingga transistor berada pada kondisi saturasi,
maka tegangannya berada pada kondisi rendah yang dinyatakan dengan
logika 0 dan kondisi lampu padam.
VII. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan, praktikan dapat:
1. Menerangkan fungsi gerbang AND, OR, dan NOT.
a. Fungsi gerbang AND : Keluaran dari suatu gerbang AND bernilai 1
apabila semua masukan bernilai 1
b. Fungsi gerbang OR : Keluaran dari suatu gerbang OR bernilai 1
apabila salah satu atau semua masukan bernilai 1
c. Fungsi gerbang NOT : Keluaran dari suatu gerbang NOT bernilai 1
apabila masukan tidak bernilai 1
2. Merangkai gerbang-gerbang dengan rangkaian tahanan, dioda, dan
transistor yang dapat diketahui bahwa dioda berfungsi sebagai penyearah
arus dan transistor sebagai saklar. Serta telah dibuktikan pada percobaan
bahwa jika salah satu tahanan diganti dengan tahanan yang lebih besar
maka menyebabkan rendahnya arus yang melewati tahanan yang besar
dibandingkan sebelumnya.
3. Membuat tabel kebenaran dimana hasil yang diperoleh dari rangkaian
menunjukkan tabel kebenaran yang sudah sesuai.
4. Merangkai fungsi gerbang NAND dan NOR
a. NAND merupakan inverter gerbang AND, dimana keluarannya
menempati 1 jika salah satu atau kedua masukannya dalam keadaan 0.
b. NOR merupakan inverter dari gerbang OR, dimana keluarannya
menempati 1 jika dan hanya jika keadaan masukan menempati
keadaan 0.
DAFTAR PUSTAKA
Audika, Putri. 2015. Pengertian IC (Integrated Circuit). Pada
http://putriaudika.blogspot.com/2015/11/rangkaian-terpadu-digital-digital.html.
Diakses pada 14 September 2018 pukul 20.18 Wita.

Tim Dosen. 2018. Jobsheet Eleketronika Digital dan Mikrokontroler. Makassar;


PNUP.

Wikepedia. 2017. Logika Diode - Transistor. Pada


https://id.wikipedia.org/wiki/Logika_diode%E2%80%93transistor. Diakses
pada 14 September 2018 pukul 20.08 Wita.

Wikepedia. 2017. Logika Resistor - Transistor. Pada


https://id.wikipedia.org/wiki/Logika_resistor%E2%80%93transistor. Diakses
pada 14 September 2018 pukul 20.18 Wita.

Wikepedia. 2018. Logika Transistor - Transistor. Pada


https://id.wikipedia.org/wiki/Logika_transistor%E2%80%93transistor. Diakses
pada 14 September 2018 pukul 20.05 Wita.

Anda mungkin juga menyukai