Anda di halaman 1dari 4

Sirkuit Terpadu CMOS

Teknologi IC umum lainnya yang digunakan dalam logika digital adalah CMOS
(semikonduktor oksida logam komplementer). CMOS menggunakan sepasang transistor efek
medan semi konduktor oksida logam (MOSFET) yang saling melengkapi, bukan transistor
bipolar yang digunakan dalam chip TTL. Keuntungan utama menggunakan CMOS adalah
konsumsi daya yang rendah. Karena itu, biasanya digunakan pada perangkat bertenaga
baterai seperti kalkulator genggam dan termometer digital. Kerugian menggunakan CMOS
adalah umumnya kecepatan peralihannya lebih lambat dibandingkan TTL dan rentan
mengalami burnout akibat muatan elektrostatis jika tidak ditangani dengan baik. Gambar
dibawah menunjukkan konfigurasi pin untuk CMOS 4049 inverter hex.

Konfigurasi pin inverter hex CMOS 4049.


Inteface Optic Sistem TTL Ke CMOS

CMOS vs TTL

TTL adalah singkatan dari Transistor-Transistor Logic. Ini adalah klasifikasi dari
sirkuit terintegrasi. Nama ini berasal dari penggunaan dua Bipolar Junction Transistor atau
BJT dalam desain masing-masing gerbang logika. CMOS (Complementary Metal Oxide
Semiconductor) juga merupakan klasifikasi IC yang menggunakan Field Effect Transistor
dalam desain.

Keuntungan utama dari chip CMOS untuk chip TTL adalah pada kepadatan gerbang
logika yang lebih besar dalam material yang sama. Gerbang logika tunggal dalam chip
CMOS dapat terdiri dari sesedikit dua FET sementara gerbang logika dalam chip TTL dapat
terdiri dari sejumlah besar bagian karena diperlukan komponen tambahan seperti resistor..

Chip TTL cenderung mengkonsumsi lebih banyak daya dibandingkan dengan chip
CMOS terutama saat istirahat. Konsumsi daya chip CMOS dapat bervariasi tergantung pada
beberapa faktor. Salah satu faktor utama dalam konsumsi daya dari rangkaian CMOS adalah
laju jam, dengan nilai yang lebih tinggi menghasilkan konsumsi daya yang lebih tinggi.
Biasanya, satu gerbang dalam chip CMOS dapat mengkonsumsi sekitar 10nW sedangkan
gerbang setara pada chip TTL dapat mengkonsumsi daya sekitar 10mW. Itu adalah margin
yang sangat besar, itulah sebabnya CMOS adalah chip yang disukai dalam perangkat seluler
di mana daya dipasok oleh sumber terbatas seperti baterai..

Chip CMOS sedikit lebih halus dibandingkan dengan chip TTL dalam hal
penanganan karena cukup rentan terhadap pelepasan muatan listrik statis. Orang-orang sering
tanpa disadari merusak chip CMOS mereka dari hanya menyentuh terminal karena jumlah
listrik statis yang diperlukan untuk merusak chip CMOS terlalu kecil bagi orang untuk
memperhatikan.

Keunggulan chip CMOS telah mendorong chip TTL ke latar belakang. Alih-alih
menjadi IC pilihan utama, sekarang digunakan sebagai komponen yang menghubungkan
seluruh rangkaian sebagai 'lem logika'. Chip CMOS yang meniru logika TTL juga
mendapatkan keunggulan dan perlahan-lahan mengganti sebagian besar chip TTL. Chip ini
memiliki nama yang mirip dengan TTL yang setara sehingga pengguna dapat dengan mudah
mengidentifikasi mereka.

Sistem TTL menggunakan tegangan kerja +5 volt DC sedangkan CMOS


menggunakan tegangan kerja yang tidak pasti mulai dari +3 volt sampai +15 volt DC.
Perbedaan tegangan kerja ini akan mengakibatkan kegagalan komunikasi data, apabila
rangkaian TTL dihubungkan ke rangkaian CMOS secara langsung. Interface optic sistem
TTL ke CMOS adalah rangkaian yang berfungsi mengkomunikasin data antara sistem TTL
dan CMOS agar dapat saling dimengerti oleh kedua sistem tersebut dengan baik. teknik
interface antara sistem TTL dan sistem CMOS dapat dilakukan secara optic. Teknik interface
tersebut dapat dilakukan menggunakan rangkaian interface optic sistem TTL ke CMOS
berikut.

Rangkaian Inteface Optic Sistem TTL Ke CMOS

Rangkaian interface sistem TTL dan CMOS diatas menggunakan optocoupler sebagai
komponen utamanya. Pada rangkaian interface optic diatas rangkaian TTL adalah sebagai
input rangkaian CMOS, untuk konfigurasi tersebut maka bagian input optocoupler (dioda
photo) dioperasikan menggunakan sumber tegangan + 5 volt DC dan di kendalikan oleh
rangkaian TTL (gerbang NOT / inverter TTL). Kemudian bagian output optocoupler (photo
transistor) sebagai kontrol logika input untuk sistem CMOS yanag akan memberikan logika
input untuk gerbang NOT / inverter CMOS.
R1 (680 Ohm) berfungsi sebagai pembatas arus photo dioda agar tidak melebihi 20
mA pada bagian TTL optocoupler. Kemudian fungsi R2 (4,7 KOhm) adalah sebagai pull up
tegangan input sistem CMOS agar dapat dibaca sebagai logika 1 (high) pada saat sinyal TTL
logika 1 diberikan ke bagian input rangkaian interface tersebut. Rangkaian interface
menggunakan sistem optic ini selain dapat menghubungkan dua buah sistem yang berbeda
level tegangan kerjanya juga dapat mengisolir secara elektrik antara kedau rangkaian agar
tidak saling memperngaruhi.

Anda mungkin juga menyukai