Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME

ILMU BAHAN LISTRIK

OLEH :

IMA AYU ARIESTY


32118012
IA D3 TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
TAHUN 2019
BAB 10

PENGHANTAR

Bahan penghantar adalah bahan yang menghantarkan listrik dengan mudah.


Bahan ini mempunyai daya hantar yang besar dan tahanan listrik kecil. Setelah
mengikuti kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan aplikasi bahan aluminium,
tembaga, baja, wolfram, molibdenum, platina, air raksa, bahan resistansi tinggi,
timah hitam dan bimetal. Mteri berkaitan dengan Instalasi Listrik.

A. Aluminium
Aluminium murni mempunyai massa jenis 2,7 g/cm3, α nya 1,4 .
105 . titik leleh 658°C dan titik korosif. Daya hantar aluminium sebesar 35
m/ohm . mm2 atau kira-kira 61,4 % daya hantar tembaga. Aluminium
murni mudah dibentuk karena lunak, kekuatan tariknya hanya 9kg/mm2.
Untuk itu jika aluminium digunakan sebagai penghantar yang
dimensinya cukup besar, selalu diperkuat dengan baja atau paduan
aluminium.
B. Tembaga
Tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi yaitu 57Ω
Mm2/m pada suhu 200 C koefesien suhu (α) tembaga 0,004 per 0C.
Tembaga mempunyai ketahanan terhadap korosi, oksidasi, Massa jenis
tembaga mumi pada 200 C adalah 8,96 g/cm3 titik beku 108300 C.
Kekuatan tarik lembaga tidak tinggi yaitu berkisar antara 20 hingga 40
km/mm2 , kekuata tarik batan tembaga akan naik setelah batang
tembaga di perkecil penampangannya untuk dijadikan kawat berisolasi
atau kabel. Pemakaian tembaga pada teknik listrik yang terpenting
adalah sebagai penghantar, misalnya: kawat berisolasi (NYA,NYAF),
kabel (NYM, NYY, NYFGbY), busbar, lamel mesin dc, dan cincin seret
pada mesin ac.
C. Baja
Baja merupakan logam yang terbuat dari besi dengan campuran
karbon. Berdasarkan campuran karbonya baja dikatagorikan menjadi 3
yaitu: baja dengan kadar karbon rendah (0 hingga 0,25%), baja dengan
kadar karbon menengah (0,25 hingga 0,55 %) baja dengan kadar karbon
tinggi (diatas 0,55%). Meskipun konduktivitas baja rendah yaitu 7,7
𝑚
m tetapi digunakan pada penghantar trasmisi yaitu ACSR, fungsi
Ω𝑚𝑚2

baja dalam hal ini adalah untuk memperkuatkan konduktor aluminium


secara mekanisme setelah digalvanis dengan seng.
D. Wolfram

Logam ini berwarna abu-abu keputih-putihan, mempunyai massa


jenis 20 g/cm3, titik leleh 34100C titik didih 59000C,α 4,4 10-6 per0 C,
tahanan jenis 0,055 Ω mm2/m. Penggunaan wolfram pada teknik listrik
antara lain: filamen (lampu pijar, lampu halogen, lampu ganda),
Elektroda tabung elektronik.

E. Molibdenium
Molibdenium mempunyai massa jenis 10,2 g/cm3, titik leleh
26200C , titik didih 37000 C, 𝛼 53. 107 per0 C, resistivitasnya 0,048
Ω mm2/m koefesien suhu 0,0047 per0 C. penggunaan molibdenium
pada: tabungan sinar X, tabung hampa udara, karena molibdeum dapat
membantuk lapisan yang kuat dengan gelas. Sebagai campuran logam
yang digunakan untuk keperluan yang keras, tahanan korosi, bagian-
bagian yang digunakan suhu tinggi.

F. Platina
Platina merupakan logam yang berat, berwarna putih keabu-
abuan, tidak korosif, sulit terjadi peleburan dan tahanan terhadap
sebagian besar pada bahan kimia, massa jenis 21,4 g.cm3, α nya 9. 1 10 -6
per0 C, titik leleh 17750 C, titik didih 45300 C, resistivitasnya 0,1 Ω
mm2/m, koefesien suhu 0,00307 per0 C. Penggunaan platina untuk
elemen pemanasan pada labotarium tentang oven atau tungku
pembakarang yang memerlukan suhu tinggi yaitu diatas 13000C.
G. Air raksa
Air raksa adalah satu-satunya logam yang berbentuk cair pada
suhu kamar. Resistifitasnya adalah 0,95 Ω. Mm2/m, koefisiennya suhu
0,0002 per0 C. Pada pemanasan air di udara air raksa sangat mudah
terjadi oksidasi. Penggunaan air raksa antara lain: gas pengisi tabung-
tabung elektronik, penghubung pada saklar air raksa, cairan pada
pompa difusi, dielektroda pada instrumen untuk mengukur sifat dielektr
elektris bahan elektiristis padat pompa difusi, pada instrumen untuk
mengukur sifat elektris bahan elektriks padat.
H. Bahan-bahan resistivitas tinggi

Bahan resitivitas tinggi yang digunakan untuk peralatan yang


memerlukan resistansi yang benar agar bila dialiri arus akan terjadi
tegangan anjlok yang besar. Bahan-bahan yang resistivitasnya tinggi
antara lain :

NAMA KOMPOSISI (%) MASSA RESISTIVITAS Koefesien


PANDUAN JENIS Ω mm2/m suhu 10-5/0C
Konstantan 60 Cu 40 Ni 8,9 0,48-0,52 5,25

Kromel 0,7 Mn, 0,6 Ni, 23 6,9 s/d 13 s/d 1,5 6,5
s/d 27 Cr.4,5 s/d 6,5 7,3
Al+ Fe

Manganin 86 Cu, 12 Mn, 2Ni 8,4 0,42 s/d 0,48 5,3


Nikrom 1,5 Mn, 75 s/d 8,4 s/d 1 s/d 1,1 10 s/d 20
78 s/d 78Ni, 20 s/d 8,5
Cr
sisanya Fe
Fechral 0,7 Mn 0,6 Ni 12 s/d 7,1 s/d 1,2 s/d 1,35 10 s/d 12
15 Cr, 3,5 s/d 5 Al, 7,5
sisanya Fe

Nikelin 54 Cu. 26 Ni, 20 Zn - 0,4 s/d 0,47 23

I. Timah hitam
Mempunyai massa jenis 11,4 g/cm3 agak lunak meleleh pada suhu
3270C titik didih 15600C Warna abu-abu dan sangat mudah dibentuk.
Tahan korosi konduktivitas 4.5 m/ohm mm2 digunakan sebagai sel
komutator selubung kabel tanah disamping digunakan sebahai
pelindung pada industri nukri.
J. Bimetal
Bahan yang umum digunakan sebagai bimetal adalah invar
(63.1%Fe+ 36.1% Ni + 0,4% Mn + 0,4% CU) sebagai logam yang
mempunyai α yang kecil 1.5 X 10-6 per0C untuk suhu 0 hingga 1000C.

BAB 11
BAHAN MAGNETIK
A. Parameter-parameter magnetik
Parameter magnetik terdiri dari fluks magnet (Ф), kuat medan
maget (B), induksi kemagnetan (H) dan permeabiltas.
Berdasarkan permeabilitas maka bahan magnet dibedakan atas :
1. Diamagnetik : bahan yang sulit menyalurkan garis gaya magnet (ggm),
permeabilitas sedikit demi sedikit lebih kecil dari 1 dan tidak mempuyai
dwi kutub yang permanen. Contoh Bi, Cu, Au dan sebagainya.
2. Paramagnetic: bahan yang dapat menyalurkan garis gaya magnet (ggm),
tetapi mempuyai dwi kutub yang tidak beraturan. Contoh Al, Pb, Ag dan
sebagainya
3. Ferromagnetik: bahan yang mudah menyalurkan garis gaya magnet
(ggm), permeabilitas jauh lebih besar dari 1 dan tidak mempunyai dwi
kutub yang permanen.
Resitivitas bahan ferromagnetic rendah, pemakaian ferro terbatas pada
frekuensi rendah. Bahan dibedakan atas :
a. Bahan magnetik lunak, digunakan pada inti trafo, inti generator, relay
dan sebagainya.
b. Bahan yang sulit menjadi magnet tetapi setelah menjadi magnet sulit
melepaskan kemagnetannya, digunakan pada pabrikasi magnet
permanen.
4. Anti ferromanetik: bahan yang memliki suseptibilitas yang kecil pada
segala suhu tetapi perubahan suseptibilitas karena suhu adalah keadan
yang sangat khusus. Mempunyai dwi kutub sejajar tetapi berawanan
arah.
5. Ferrimagnetik: memiliki resitivitas lebih besar dari baha ferromagnetic.
Bahan ini digunakan pada peralatan frekuensi tinggi, contoh CuO,MgO,
MnO dan sebagianya.
B. Leminasi baja kelistrikan
Mengubah bahan magnetic lunak menjadi baja kelistrikan adalah
dengan menambah silicon. Dengan demkian resitivitas bahan bertambah
dan mengurangi rugi histerisis dan arus pusar. Laminasi untuk trafo
umumnya mangandung Si 4 %. Untuk jangkar motor listrik kandungan Si
1 -2 %. Ketebalan laminasi baja untuk nti trafo adalah 0,1 -1 mm.
BAB 13

BAHAN PERANGKAT PENGUBAH ENERGI SECARA LANGSUNG

Salah satu alternative untuk menghasilkan energy listik adalah


menggunakan peralatan yang dapat mengubah energy lain menjadi energy
listrik. Perangat – perangkat ini efisiensinya rendah dan keluaran daya yang
dihasilkan belam dalam skala besar.

Table 13.1 Perangkat pengubah energy secara langsung

Efisiensi
No Perangkat Sumber Energi Kapasitas Satuan
maksimum (%)
1. Sel Surya Sinar Matahari 250 W 14
2. Magneto hidro Panas 20 MW 16
dinamik
3. Sel Pembakaran Hidrogen-Oksigen 15 KW 90
4. Sel Pembakaran Hidrogen-Udara 15 KW 90
5. Termoelektrik Panas 5 KW 35-75
6. Termionik (Ce) Panas 300 W 10-13

A. Sel Surya
Sel surya atau solar cell adalah sebuah fotovoltaik yaitu bahan
semikonduktor yang mengubah energy cahaya menjadi energy listrik.
B. Magneto Hidro Dinamik
Perangkat ini bekerja berdasarkan Hukum Faraday, jika terjadi
kecepatan relative antara penghantar dengan medan magnet, maka
pada penghantar tersebut akan terjadi gaya listrik (ggl). Pada perangkat
ni penghantarnya tidak dibuat bergerak, yang bergerak adalah gas
terionisir.
C. Sel pembakaran
Elemen inti dari sebuah sel pembakaran : bahan bakan, oksida,
elektrolit dan 2 buah elektroda. Klasifikasi sel pembakaran berdasarkan
elektrolit yang digunakan ada 3 yaitu:

a. Elektrolit cair (KOH) dengan suhu kerja 0 hingga 2000C


b. Elektrolit garam lumer (Ca CO3) dengan suhu kerja 500 hingga 7000C
c. Elektrolit padat (CaO) dengan suhu kerja >7000C.

D. Termoelektrik
Tiga sifat bahan termolektrik yang penting : koefisien seebeck (s),
konduktivitas panas (k), dan resistivitas (row). Perbandingan antara
kuadrat koefisien Seebeck dengan hasil kali konduktivitas disebut ‘figure
or merit’. Pasangan termokopel merupakan bahan yang lazim digunakan
untuk keperluan pembangkit energi listrik.
E. Konverter Termionik
Pembangkit listrik dengan termionik adalah mengubah energy
panas menjadi energy listrik dengan menggunakan efek emisi termionik
dimanan terlepasnya electron dari permukaan logam yang lebih panas
ke permukaan logam lainnya yang dipanasi bersama-sama.

Anda mungkin juga menyukai