Anda di halaman 1dari 5

SESI / PERKULIAHAN KE : 6-7

TIK : Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat :


1. Menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi tahanan suatu kabel
2. Menjelaskan daya hantar jenis kabel
3. Menjelaskan ketentuan atau persyaratan penghantar
4. Menjelaskan aturan penamaan kabel listrik
5. Menjelaskan dan menentukan jenis penghantar yang tepat untuk kondisi
pemakaian tertentu

Pokok Bahasan : Kabel Listrik


Deskripsi singkat :
Kuliah ini akan membahas tentang kabel Listrik berdasarkan PUIL 2000 meliputi
faktor-faktor yang mempengaruhi tahanan suatu kabel, daya hantar jenis
kabel,persyaratan penghantar, aturan penamaan kabel listrik, dan penentuan penghantar.
Materi kabel listrik ini sangat bermanfaat sebagai dasar atau acuan dalam melakukan
perancangan dan instalasi kelistrikan khususnya dalam memilih dan menentukan jenisjenis kabel dan penggunaannya pada kondisi yang berbeda.
Bahan Bacaan :
1. Muhaimin Instalasi Listrik I , Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik,
Bandung, 1995
2. Van Harten,P, Setiawan,E, Instalasi Listrik Arus Kuat I, Bina Cipta, Bandung , 1991
3. YAYASAN PUIL,PUIL 2000, Jakarta. 2000
4. Sugandi, Imam, dkk, Panduan Instalasi Listrik Untuk Rumah Berdasarkan PUIL
2000, Yayasan Usaha Penunjang Tenaga Listrik, Jakarta,2001
5. Sumanto, Pengetahuan bahan untuk mesin dan listrik, Andi Offset, Yogyakarta,1996.
Pertanyaan Kunci/Tugas :
Ketika Anda membaca bahan bacaan ini, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan ini untuk
membantu anda.
1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi tahanan jenis kabel
2. jelaskan apa yang dimaksud dengan daya hantar jenis kabel
3. Apa yang dimaksudkan dengan massa jenis penghantar
4. Jelaskan ketentuan atau aturan tata nama kabel
5. Jelaskan ketentuan dalam penentuan penghantar
Tugas :
Tugas / latihan secara lengkap ada pada penutup materi kabel listrik ini.

BAB V
KABEL LISTRIK
5.1 Pendahuluan
Fungsi penghantar adalah untuk menyalurkan energi dari satu titik ke titik yang lain.
Penghantar yang digunakan untuk instalasi listrik adalah berisolasi dan dapat berupa kawat
berisolasi atau kabel. Ada juga penghantar tanpa isolasi seperti BC (bare conductor), penghantar
berlubang(hollow conductor), ACSR(Aluminium Conductor Steel Reinforced), dan
ACAR(Aluminium Conductor Alloy Reinforced)
5.2 Tahanan Jenis Konduktor
Arus listrik yang mengalir pada penghantar selalu mengalami hambatan dari penghantar
itu sendiri. Besarnya hambatan tergantung dari beberapa factor, yang antara lain ditentukan oleh
jenis bahan. Ada bahan yang menghantarkan listrik dengan bagus, ada yang kurang bagus.
Besarnya tahanan dapat dihitung dengan rumus:
l
R ( )
q

59

dimana R : besar tahanan (hambatan ) dalam satuan Ohm.


l : panjang kawat dalam satuan meter
q : luas penampang kawat penghantar dalam meter kuadrat
: tahanan jenis dari bahan penghantar.
Dari rumus diatas didapatkan :
(

R.q
)
l

Sehingga satuan untuk adalah Ohm m2/m, atau Ohm meter.


5.3 Daya hantar jenis
Daya hantar atau konduktansi (conductance) atau G adalah kebalikan dari tahanan. G =
1/R. Satuan untuk daya hantar adalah 1/ohm atau mho.
Dari rumus

l
R ( )
q

Diperoleh

G = 1/R = q/(pl)
G = v (q/l)
v adalah daya hantar jenis
Daya hantar jenis adalah kebalikan dari tahanan jenis. Jadi satuan untuk tahanan jenis
adalah 1/ohm meter.
5.4 Pengaruh Suhu terhadap tahanan
Pengaruh kenaikan suhu terhadap tahanan adalah:
a.memperbesar tahanan untuk logam-logam murni, kenaikan tahanan tersebut cukup
besar pada kenaikan suhu tertentu. jadi grafik suhu/tahanan merupakan garis lurus.
Logam murni mempunyai koefisien suhu positif sebab dengan bertambahnya suhu,
tahanan juga makin besar.
b.
memperbesar tahanan untuk logam-logam paduan, tetapi disini kenaikannya
relatif kecil dan tidak teratur, bahkan kadang-kadang dapat diabaikan.
c.memperkecil tahanan untuk elektrolit dan isolator, (kertas, karet,gelas, mika dsbnya)
dan beberapa penghantar misalnya carbon. Jadi bahan-bahan tersebut mempunyai
koefisien negatif.
Hubungan antara perubahan suhu terhadap nilai tahanan dapat dinyatakan dengan rumus:
R2 = R1 { 1 + (t2 t1)}
dimana:
R2 : besar tahanan pada suhu t2 (dalam ohm)
R1 : besar tahanan pada suhu t1 (dalam ohm)
t2 : suhu sebelum ada perubahan (dalam 0C)
t1 : suhu sesudah terjadi perubahan (dalam 0C)
: Koefisien suhu tahanan.
o
Apabila t1 = 0 C, maka Rt = Ro (1 + ot)
dimana:
Rt : besar tahanan pada suhu t
Ro : besar tahanan pada suhu 0o C
: koefisien suhu tahanan.
5.5 Persyaratan Umum sebuah penghantar
a. Semua penghantar yang digunakan harus terbuat dari bahan yang memenuhi syarat,
sesuai dengan tujuan penggunaanya, serta telah diperiksa dan diuji menurut standar
penghantar yang dikeluarkan atau diakui oleh instansi yang berwenang.
b. Ukuran penghantar dinyatakan dalam ukuran luas penampang penghantar intinya dan
satuannya dinyatakan dalam mm2.
c. Ukuran luas penampang nominal kabel dan kabel tanah yang digunakan harus sesuai
dengan PUIL 2000 tabel 7.1.1, tabel 7.1-1a dan tabel 7.1-1b(lampiran 11-12)
d. Penampang nominal penghantar telanjang yang digunakan harus sesuai dengan tabel PUIL
2000 7.1-2 (lampiran 13)kecuali bila ditentukan oleh instalasi yang berwenang.
e. penggunaan kabel harus sesuai dengan PUIL 2000 tabel 7.1-3 dan 7.1-4(lampiran 14-18),
masing-masing untuk kabel instalasi dan kabel fleksibel.
5.6 Aturan Tata Nama Kabel
Identifikasi penghantar dengan warna:
Untuk fasa 1 (R) = merah
Untuk fasa 2 (S) = kuning
Untuk fasa 3 (T) = hitam
Untuk netral (N) = biru
Untuk penghantar pembumian/pentanahan (PE) = kuning-hijau
Menurut PUIL 87 tatanama untuk kawat berisolasi atau kabel yang berlaku di Indonesia adalah
sebagai berikut:
a. Penghantar:

60

N = terbuat dari tembaga


NA = terbuat dari aluminium
b. isolasi
Y = isolasi dari PVC (poli vinil chlorid)
2Y = isolasi dari XLPE (cross linkage polythiline)
c. selubung dalam:
G = selubung dari karet
2G = selubung dari karet butyl
K = selubung dari timah hitam
KL = selubung aluminium dengan permukaan licin
KWK = selubung dari pita tembaga
2X = selubung dari XLPE (cross linkage polyethiline)
Y = selubung dari PVC
2Y = selubung dari polyethiline
Z = selubung dari pita seng
d. perisai:
B = perisai dari pita baja
F = perisai dari baja pipih
L = perisai dari jalinan kawat baja
Q = perisai kawat baja berlapis seng
R = perisai kawat baja bulat 1 lapis (RR 2 lapis)
S = perisai dari tembaga
Z = perisai dari kawat baja yang masing-masing mempunyai bentuk seprti huruf Z.
e. Spiral
D = spiral anti tekan
Gb = spiral dari pita baja
f. Selubung luar :
A = selubung dari yute
MK selubung dari timah hitam
Y = selubung dari PVC
Bentuk penghantar kabel ada 4 macam yaitu:
se = sector pejal
sm = sector serabut
re = bulat pejal
rm = bulat serabut.
Pada kabel atau kawat berisolasi harus dicantumkan tanda pengenal pembuat pada selubung luar,
serta tanda pengujian (untuk buatan Indonesia ialah LMK). Jarak antara tanda pengenal yang
satu dengan yang lain tidak boleh lebih dari 50 cm.
5.7 Penentuan Penghantar
5.7.1 Identifikasi dengan warna
PUIL 2000[7.2] memberi ketentuan tentang warna isolasi penghantar. Warna loreng hijau
kuning hanya boleh digunakan untuk menandai penghantar pembumian penghantar pengaman
dan penghantar penyama tegangan bumi[7.2.2.1].
Warna biru hanya digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat tengah
[7.2.3.1]. Untuk perkawatan perlengkapan lainnya disarankan agar hanya digunakan satu warna,
khususnya hitam. Jika diperlukan satu warna tambahan lagi untuk identifikasi dianjurkan untuk
mendahulukan warna coklat[7.2.4.1].
5.7.2 Kabel rumah dan kabel instalasi
Jenis penghantar yang banyak digunakan untuk instalasi rumah ialah kabel rumah berurat
satu NYA dan kabel berurat banyak NYM.
PUIL 2000 [4.2.2.2.1] menetapkan bahwa setiap penghantar harus mempunyai KHA
yang tidak kurang dari arus yang mengalir didalamnya. Untuk itu, KHAnya tidak boleh kurang
dari kebutuhan maksimum yang ditentukan dalam [4.3.2] untuk sirkit utama dan sirkit cabang
atau dalam [4.3.5] untuk sirkit akhir.
Menurut [4.2.2.2.2] untuk kabel dikelilingi oleh bahan isolasi keseluruhannya atau
dikelilingi untuk sebagian KHA harus diturunkan dengan faktor penurunan KHA sebagai berikut.

Tabel 5.1 Faktor penurunan KHA


Penampang kabel
Dikelilingi

61

1-6 m
10-25 mm2

Keseluruhan
40%
50%

Sebagian
60%
63%

Dalam instalasi rumah ruang 150 mm diatas langit-langit diruang atap harus dianggap
berisi isolasi termal dan KHA kabel yang dipasang diruang tersebut harus ditentukan sesuai
apakah dikelilingi keseluruhannya atau dikelilingi sebagian jika isolasi termal dipasang.
Sirkit fase tunggal : Penghantar netral suatu sirkit utama konsumen, sirkit cabang atau
sirkit akhir harus mempunyai KHA tidak kurang dari penghantar aktif yang terkait atau jika
terdapat lebih dari satu penghantar aktif dengan jumlah penghantar tersebut.
5.7.3 Penampang dan KHA penghantar
Luas penampang penghantar sirkit yang digunakan terkait pada kebutuhan maksimum
sirkit, dan ditentukn oleh KHA penghantar keadaan sekeliling seperti suhu dan isolasi termal dan
susut tegangan yang diperkenankan ialah 5%. Selain itu harus dipertimbangkan pula
kemungkinan perluasan instalasi dikemudian hari. Untuk instalasi permanen rumah tinggal, luas
penghantar minimum adalah 1,5 mm2. Menurut [4.5.1] dan [4.6.1] penghantar sirkit utama
konsumen dan sirkit cabang harus mempunyai penampang tidak kurang dari 4 mm 2 untuk
penghantar berisolasi dan berpenyangga, hal ini terutama didasarkan atas kekuatan mekanis
penghantar.
Pada umumnya KHA penghantar yang digunakan disetiap sirkit tidak boleh lebih rendah
di bawah nilai pengenal gawai proteksi sirkit [4.6.3.1] dan [4.6.4.1]
5.7.4 Penghantar Netral
Penghantar netral bersama dapat digunakan untuk sirkit utama pelanggan dan sirkit
cabang [4.7.1], tetapi tidak boleh diguanakan untuk dua atau lebih sirkit akhir [4.7.2].
pengecualiannnya dimungkinkan sesuai [4.7.2.1] berikut:
Penghantar netral bersama dapat digunakan untuk penyambungan pada perlengkapan di
bawah ini:
a. Peranti fase banyak integral dan luminer yang disambung pada sirkit akhir sistem fase dua,
tiga kawat dan fase tiga empat kawat.
b. Unit penyuplai tersendiri, seperti pelat panas dan bagian tungku yang terpisah dari suatu dapur
listrik yang disuplai dari sirkit akhir terpisah dari afse berbeda dan diperlakukan sebagai peranti
tunggal sesuai dengan [4.3.6.1]
c. Kelompok luminer fase tungggal yang disusun untuk disambungkan pada sirkit akhir sistem
dua fase tiga kawat, atau sistem tiga fase empat kawat, dengan ketentuan bahwa:
1. Sirkit tersebut di kontrol dan diamankan dengan pemutus sirkit yang bekerja pada semua
penghantar aktif , dan
2. Kontinuitas dari penghantar sirkit netral tidak tergantung pada terminal di luminer atau sakelar
kontrol
d. Peranti seperti pemanas air yang disupali dari sumber supalai alternatif, asalkan:
1. Hanya satu suplai dapat disambung pada suatu saat, dan
2. Kedua suplai mempunyai sakelar pemisah bersama.
5.7.5 Susut Tegangan
Susut tegangan antara sisi masuk PHB konsumen dan sembarang titik dri instalasi sesuai
[4.2.3.1] tidak boleh melebihi 5% dari tegangan nominal(220 V) pada terminal konsumen bila
semua penghantar dari instalasi dialiri arus sesuai kebutuhan.
Untuk instalasi rumah, variasi berikut dapat digunakan untuk menentukan susut
tegangan:
a. Untuk sirkit dengan panjang tidak melebihi 25 m susust tegangan di sirkit akhir dapat
diabaikan
b. Untuk sirkit dengan panjang jalan melebihi 25 m susut tegangan di sirkit akhir harus
ditentukan dengan menggunakan arus 50% dari nilai pengenal arus gawai penagaman
yang dipasang sesuai [4.2.8] atau [4.3.5.5]

Penutup

62

Terdapat berbagai penandaan kabel yang berlaku penandaan kawat berisolasi tau kabel
menunjukkan konstruksi, banyaknya inti, bahan dan tegangan nominalnya, warna penghantar
pada kabel mengikuti standar.
Tugas/Latihan
1. Suatu balok arang (carbon) dengan ukuran 1 cm x 1cm x 50 cm. Tahanan jenis arang pada 20 o
C adalah 3,5 x 10-5 ohm meter.
a. Berapakah besarnya tahanan antara 2 sisi yang berbentuk bujur sangkar
(ans R = 17,5 x 10-2 ohm)
b. Berapakah besranya tahanan antara 2 sisi yang berbentuk empat persegi panjang.(ans R =
0,7 x 10-4 ohm)
2. Koefisien suhu tembaga (Copper) adalah 39,3 x 10-4. Tahanan pada suhu 20o C adalah 30
ohm. Kemudian bahan dipanasi sampai t sebesar 80o C. Hitunglah tahanan pada t = 80o C.
(ans R2 = 37,07 ohm)
6. tahanan jenis tembaga pada suhu 20o C adalah 1,77 x 10-8 ohm meter, = 0,0038.
Hitungtlah tahanan jenis pada 30oC (ans 1,84 x 10-8 ohmmeter).
7. NAYFGbY 3 x 120, sm, 18/30 kV artinya kabel 3 inti berpenghantar aluminium masingmasing luas penampangnya 120 mm2 berbentuk sector serabut, selubung dalam terbuat dari
PVC, berperisai baja pipih dan armour dari pita baja, pelindung luar PVC, tegangan nominal
penghantar fase dengan netral (bumi) 18 kV dan tegangan antar fasa 30 kV.
8. NAKBA 3 x 100,sm, 6/10 kV artinya kabel 3 inti berpenghantar aluminium masing- masing
luas penampangnya 100 mm2, berbentuk sector serabut, pelindung dalam terbuat dari timah
hitam, perisai dari pita bajadan selubung laur terbuat dari yute, tegangan nominal antar fasa
dengan netral 6 kV dan tegangan anatr penghantar fasa 10 kV.

63

Anda mungkin juga menyukai