Anda di halaman 1dari 3

PENGHANTAR INSTALASI LISTRIK

 Fungsi penghantar adalah untuk menyalurkan energi dari satu titik ke titik yang lain.
 Penghantar yang digunakan untuk instalasi listrik adalah
1. Berisolasi (kawat berisolasi / kabel)
2. Tanpa isolasi (pada dasarnya berisolasi udara) seperti BC (bare conductor), penghantar
berlubang(hollow conductor), ACSR(Aluminium Conductor Steel Reinforced), dan
ACAR(Aluminium Conductor Alloy Reinforced) Aluminium murni mempunyai massa jenis 2,7 g/cm3
 Hubungan resistansi penghantar dengan panjang penghantar : (massanya 2,7 gram per 1 cm3), konduktivitas 0,57, titik
leleh 658 derajat celcius, daya hantar listrik lebih rendah dari
l tembaga (sekitar 61,4% dari daya hantar listrik tembaga).
R  ( ) Aluminium murni mudah dibentuk karena lunak, disebabkan
A kekuatan tariknya hanya 9kg/mm2. Maka, kalau Al
dimana R : besar tahanan (hambatan ) dalam satuan Ohm. digunakan utk penghantar yang dimensinya cukup besar,
l : panjang kawat (m) selalu diperkuat dengan baja atau paduan aluminium.
2 (ACSR dan ACAR).
A : luas penampang kawat penghantar (m ) Koefisien suhu tahanan aluminuium = 1,4 x 10^5
ρ : tahanan jenis dari bahan penghantar (Ωm)
 Sehingga, untuk memperkecil rugi daya (P = I2R) akibat hambatan jenis dapat
dilakukan dengan memperbesar luas penampang kabel.
 Daya hantar atau konduktansi (conductance) atau G adalah kebalikan dari tahanan.
G = 1/R. Satuan untuk daya hantar adalah 1/ohm atau mho.
 Hubungan antara perubahan suhu terhadap nilai tahanan :
R2 = R1 { 1 + α(t2 –t1)}
dimana: R2 : besar tahanan pada suhu t2 (Ω)
Tembaga mempunyai daya hantar koefisien suhu tahanan (Temperature Coeffisien of Resistance) adalah
listrik yang tinggi, yaitu 57 ohm.Mm2/m
R1 : besar tahanan pada suhu t1 (Ω) perubahan resistansi utk setiap perubahan derajat dalam suhu. TCR dibagi 2,
pada suhu normal 20 C. o yaitu TCR positif (semakin naik suhu, semaki naik resistansi) dan TCR negatif
Koefisien suhu 0,0004 per celcius
t 2 : suhu sebelum ada perubahan ( C) (semakin tinggi suhu, semakin menurun resistansi).
massa jenis 8.97 kg/cm3 t1 : suhu sesudah terjadi perubahan (oC) TCR positif itu adalah konduktor pada umumnya (logam), dan TCR negarif
kekuatan tarik 20-40kg/mm3 ada pada bahan semikonduktor/isolasi. SI dari koefisien suhu adalah ... per
kekuatan tsrik tembaga
α: Koefisien suhu tahanan. derajat celcius.
akan naik setelah  Pengaruh kenaikan suhu penghantar terhadap tahanan adalah memperbesar tahanan
diperkecil penampangnya.
untuk logam-logam murni maupun paduan.
 Aturan tata nama kabel :
Menurut PUIL 87 tatanama untuk kawat berisolasi atau kabel yang berlaku di Indonesia
adalah sebagai berikut: PVC tidak boleh digunakan pada suhu
a. Penghantar: lebih dari 70 derajat, dan jika di suhu yg
N = terbuat dari tembaga dingin, PVC akan menjadi kaku dan kabel
NA = terbuat dari aluminium susah dikupas
b. Isolasi
Y = isolasi dari PVC (poli vinil chlorid)
2Y = isolasi dari XLPE (cross linkage polythiline) XLPE bisa
c. selubung dalam: bertahan suhunya
G = selubung dari karet sampai 90 derajat
2G = selubung dari karet butyl celcius
K = selubung dari timah hitam
KL = selubung aluminium dengan permukaan licin
KWK = selubung dari pita tembaga
2X = selubung dari XLPE (cross linkage polyethiline)
Y = selubung dari PVC
2Y = selubung dari polyethiline
Z = selubung dari pita seng
d. perisai:
B = perisai dari pita baja
F = perisai dari baja pipih
L = perisai dari jalinan kawat baja
Q = perisai kawat baja berlapis seng
R = perisai kawat baja bulat 1 lapis (RR – 2 lapis)
S = perisai dari tembaga
Z = perisai dari kawat baja yang masing-masing mempunyai bentuk seprti huruf Z.
e. Spiral
D = spiral anti tekan
Gb = spiral dari pita baja
f. Selubung luar :
A = selubung dari yute
MK selubung dari timah hitam
Y = selubung dari PVC
g. Bentuk penghantar kabel ada 4 macam yaitu:
se = sector pejal
sm = sector serabut
re = bulat pejal
rm = bulat serabut.
Pada kabel atau kawat berisolasi harus dicantumkan tanda pengenal pembuat pada selubung
luar, serta tanda pengujian (untuk buatan Indonesia ialah LMK). Jarak antara tanda
pengenal yang satu dengan yang lain tidak boleh lebih dari 50 cm.
 Comtoh : NAYFGbY 3 x 120, sm, 18/30 kV artinya kabel 3 inti berpenhantar
aluminium masing-masing luas penampangnya 120 mm2 berbentuk sector serabut,
selubung dalam terbuat dari PVC, berperisai baja pipih dan armour dari pita baja,
pelindung luar PVC, tegangan nominal penghantar fase dengan netral (bumi) 18 kV
dan tegangan antar fasa 30 kV.
 PUIL 2011 menetapkan bahwa setiap penghantar harus mempunyai KHA yang tidak
kurang dari arus yang mengalir didalamnya.
 Menentukan luas penampang penghantar berdasarkan tabel KHA (Kapasitas Hantar
Arus) PUIL 2011 yaitu dengan mengitung Arus Nominalnya (In). Rumusnya :
P
In  ( )
V  cos 
*KHA instalasi penerangan = In
** KHA instalasi motor : KHA (1 motor) = 125 % x In
KHA (>1 motor) =  I n + 125 % x I n terbesar
*** Rumus diatas untuk sistem 1 phasa (VLN = 220 Volt). Untuk sistem 3 phasa dikalikan
√3 = 1,73 (VLL = 380 Volt)
 Luas penampang penghantar sirkit utama dan sirkit cabang minimum 4 mm2.
Luas penampang penghantar sirkit akhir atau untuk penerangan sebesar 2,5 mm2.
 Susut tegangan antara sisi masuk PHB konsumen dan sembarang titik dari instalasi tidak
boleh melebihi 5% dari tegangan nominal (220 V) pada terminal konsumen bila semua
penghantar dari instalasi dialiri arus sesuai kebutuhan.
 Jenis Kabel dan Penggunaannya :
1. NYA : u/ instalasi rumah (pejal berinti 1)
2. NYM : u/ instalasi rumah dan sistem tenaga (pejal berinti 2-3-4)
3. NYY : u/ instalasi bawah tanah, tetapi harus diberi perlindungan tambahan seperti pipa
PVC, duct atau pipa besi (pejal berinti 4)
4. NYAF : u/ rangkaian panel box atau wiring ( serabut inti 1)
5. NYMHYO : u/ soundsystem, loudspeaker atau auto video ( serabut inti 3)
6. NYMHY : u/ peranti elektronik seperti kulkas, dispenser,kips dll. (serabut inti 2-3)
7. NYFGbY : u/ instalasi bawah tanah atau kabel tanah (pejal inti banyak)
8. BC (Bare Conductor) : u/ pentanahan (pejal inti banyak)
9. ACSR – ACCC – AAAC : u/ sistem transmisi

Note :
Luas penampang penghantar JTR biasanya 90 mm2 (LVTC)
Luas penampang penghantar JUTM minimum 150 mm2 (AAAC)

Anda mungkin juga menyukai