Anda di halaman 1dari 4

SISTEM PENGAMAN

Tujuan tindakan pengaman pada instalasi listrik adalah untuk melindungi manusia atau
peralatan yang tersambung pada instalasi itu, jika terjadi arus gangguan akibat dari keadaan
yang tidak normal.
A) Pembumian
 Definisi : Pembumian ialah penghubungan suatu titik rangkaian listrik atau suatu
penghantar yang bukan bagian rangkaian dengan bumi menurut cara tertentu.
 Tujuan : agar jika terjadi kegagalan isolasi (sehingga ada arus bocor) maka tegangan
sentuh yang tinggi dapat dicegah dan pengamanan segera bekerja. Arus akan secara
langsung disalurkan ke tanah.
 Pengamanan pembumian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. membumikan titik netral dengan netral sistem sumber listrik (pembangkit atau
transformator)
2. membumikan bagian konduktif terbuka (BKT) peralatan dengan BKT instalasi.
 Jenis Pembumian :

o Huruf ke 1, menyatakan konenksi netral sumber atau transformator,

T – terhubung ke bumi (Terre)


I – tidak terhubung ke bumi (Isolated)
o Huruf ke 2, menandakan keadaan pembumian kerangka peralatan (body
peralatan)
T – kerangka dibumikan langsung dan tidak mempertimbangkan apakah sumber
dibumikan atau tidak (Terre)
N – kerangka dibumikan langsung dengan pembumian sistem. Pada jaringan
arus bolak-balik titik pembumian adalah titik netral (Neutral)
o Huruf ke 3 atau ke 4 tentang penataan penghantar netral dan penghantar
Protective Earth (PE)
S – penghantar netral dan PE terpisah
C – Sebuah penghantar (PEN) berfungsi sebagai netral sekaligus PE
1. TT (Terre Terre)  netral sumber/trafo dibumikan dan body peralatan dibumikan.
2. TN (Terre Neutral)  netral sumber/trafo dibumikan dan body peralatan dihubung
ke netral sumber.
a. TN-C : N dan PE terhubung (Combined)

b. TN-S : N dan PE terpisah (Separate)


c. TN-CS : gabungan sistem TN-C dengan TN-S
3. IT (Isolated Terre) netral sumber/trafo tidak dibumikan dan body peralatan
dibumikan.

B) Sekering
 Sekering adalah pengaman lebur yang fungsinya untuk mengamankan instalasi dari
gangguan arus hubung singkat.
 Prinsip : prinsip lebur/muai panas. Jika suatu sekering dilewati arus di atas arus
kerjanya, maka pada waktu tertentu sekring tersebut akan lebur (putus).
 Berdasarkan daerah pemakaiannya, sekering dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. D (Diazed),
2. DO (neozed)
3. HRC (High Rupturing Capacity) juga disebut NH (Niede Hochlestuup).
C) Relai beban Lebih (RBL)
 Fungsi RBL adalah memutuskan rangkaian jika terjadi arus beban lebih.
 Prinsip : RBL bekerja berdasarkan panas pada bimetal yang disebabkan arus beban
lebih, sehingga jika terjadi panas akan melengkung ke arah logam yang mempunyai
muai panjang lebih kecil.
D) Miniature Circuit Breaker (MCB)
 Guna MCB adalah untuk pengaman terhadap beban lebih atau arus hubung singkat.
Jika terjadi arus beban lebih atau hubung singkat MCB akan bekerja memutuskan
rangkaian dari sumber.
 Prinsip : berdasarkan panas pada bimetal untuk mengamankan arus beban lebih dan
berdasarkan elektromagnet untuk mengamankan arus hubung singkat.
 Kapasitas arus MCB di pasaran : 2; 4; 6; 10; 16; 20; 25; 32 (A)
E) Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
 Memiliki fungsi yang sama dengan MCB yaitu mengamankan arus listrik dari beban
lebih atau dari hubung singkat.
 Perbedaannya dengan MCB yaitu untuk rangkaian berbasisi 3 phasa seperti pada PHB
dan sistem motor 3 phasa serta kapasitas arusnya besar.
F) Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB)
 ELCB adalah perangkat yang berfungsi untuk mengamankan rangkaian dari
hubungsingkat dan juga untuk memutuskan rangkaian dari sumber jika terjadi arus
bocor ke bumi atau arus bocor karena adanya tegangan sentuh.
 Prinsip : bekerja berdasarkan keseimbangan arus beban antara phasa dengan netral.
 Pesusun utama ELCB adalah sebuah mekanik pemutus, sebuah penghantar fasa, inti
trafo arus seimbang, dan penghantar netral.
o Jika tidak ada arus gangguan pada rangkaian maka arus seimbang sehingga tidak
ada pengaruh kemagnetan pada tarfo arus. Tidak ada tegangan yang diimbas pada
belitan sekunder.
o Jika terajadi arus gangguan pada beban karena kerusakan isolasi sehingga
mengalir arus ke bumi, maka keseimbangan pada tarfo arus terganggu dan
menghasilkan medan magnet yang mengimbaskan suatu tegangan pada belitan
sekunder trafo arus yang menyebabkan rangkaian diputuskan oleh system
pemutusnya.
G) Thermal Over Load Relay (TOR)
 TOR adalah suatu pengaman beban lebih menurut PUIL 2000 bagian 5.5.4.1 yaitu
proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk melindungi motor dan
perlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan berlebihan sebagai akibat beban lebih
atau sebagai akibat motor tak dapat di asut.
 TOR yang berdasarkan pemutus bimetal akan bekerja sesuai dengan arus yang
mengalir, semakin tinggi kenaikan temperatur yang menyebabkan terjadinya
pembengkokan , maka akan terjadi pemutusan arus, sehingga motor akan berhenti.
H) Thermostat
 Thermostat adalah suatu perangkat yang dapat memutuskan dan mengalirkan arus
listrik pada saat mendeteksi perubahan suhu di lingkungan sekitaranya sesuai
settingannya.
 Prinsip : suhu
 Bisa digunakan pada motor dengan mendeteksi panas pada lilitan motor listrik akibat
panas berlebih.

Note :
*Tahanan pembumian maksimum untuk instalasi gedung dan tower adalah 5 Ω. Sedangkan
pembumian peralatan gardu induk maksimum sebesar 1 Ω.
** Selain pengaman di atas ada juga oil circuit breaker (OCB), vacuum circuit breaker(VCB),
no fuse circuit breaker(NFB), Sulfur Hexaforide circuit breaker(SF6CB), Air circuit breaker
(ACB) yang berfungsi sebagai pemutus. Yang membedakannya adalah jenis pemadam busur
apinya dan peruntukannya.

Anda mungkin juga menyukai