Anda di halaman 1dari 9

KONDUKTOR

Konduktor atau penghantar pada teknik tenaga listrik merupakan suatu bahan yang
menyalurkan energi listrik dari satu titik ke titik yang lain. Bahan-bahan yang dipakai untuk
konduktor harus memenuhi persyaratan antara lain :
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Konduktifitasnya cukup baik


Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi
Koefisien muai panjangnya kecil
Modus kenyalnya (modus elastisitas) cukup besar
Daya hantar yang tinggi
Tahanan jenis (resistivity) yang rendah

Bahan-bahan yang sering digunakan sebagai konduktor antara lain :


a) Logam biasa, seperti : besi, tembaga, alumunium dan sebagainya
b) Logam campuran (alloy), yaitu : sebuah logam dari tembaga yang di campur
dalam jumlah tertentu dari logam jenis lainnya, yang berguna untuk menaikkan
kekuatan mekanisnya.
c) Logam paduan (composite), yaitu : dua jenis logam atau lebih yang dipadukan
dengan cara komperasi, peleburan atau pengelasan
Tabel 1 Tahanan jenis beberapa bahan listrik

Nama Bahan
Alumunium
Besi
Tembaga Keras
Emas
Tembaga Lunak
Perak
Timah

Tahanan jenis pada 0oC


( mm2/m)
0,026
0,0885
0,016
0,0222
0,01589
0,0151
0,105

Tahanan jenis pada 20o C


( mm2/m)
0,0278
0,0995
0,0177
0,0236
0,01742
0,01629
0,115

Berbagai kontruksi yang digunakan dalam konduktor antara lain :


a) Kawat padat (solid wire) berpenampang bulat
b) Kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat yang dililit
menjadi satu, biasanya berlapis dan kosentris

c) Kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang dibuat untuk
mendapat garis tengah luar yang besar
Bentuk fisik yang digunakan pada konduktor antara lain :
a) Konduktor telanjang
b) Konduktor berisolasi
Konduktor memiliki dua buah jenis karakteristik antara lain :
1. Karakteristik mekanik, dimana pada karakteristik ini menunjukan keadaan fisik
dari konduktor yang menyatakan kekuatan tarik pada konduktor (SPLN 41-8:1981
menyatakan konduktor 70 mm2 beselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30o C,
maka kemampuan maksimal dari konduktor menghantarkan arus sebasar 275 A)
2. Karakteristik listrik yang menunjukkan kemampuan dari konduktor terhadap arus
listrik yang melewatinya (SPLN 41-10:1991 menyatakan konduktor 70 mm 2
beselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30o C, maka kemampuan maksimal dari
konduktor menghantarkan arus sebasar 275 A)
Penghantar merupakan suatu benda yang berbentuk logam ataupun non logam yang
bersifat konduktor atau dapat mengalirkan arus dari satu titik ke titik yang lain. Penghantar dapat
berupa kabel ataupun berupa kawat penghantar. Kabel listrik adalah media untuk menghantar
arus listrik ataupun informasi yang dilindungi isolasi dan keselurahan inti dilengkapi dengan
selubung pelindung. Sedangkan kawat penghantar media untuk menghantar arus listrik ataupun
informasi yang tidak diberi isolasi. Penghantar atau kabel sering digunakan untuk instalasi listrik
umumnya menggunakan tembaga sebagai bahan konduktornya. Pemakaian tembaga sebagai
penghantar adalah dengan pertimbangan bahwa tembaga merupakan suatau bahan yang
mempunyai daya hantar yang baik. Berdasarkan kontruksinya penghantar diklasifikasikan
sebagai berikut :
a) Penghantar pejal (solid) yaitu penghantar yang berbentuk kawat pejal yang
berukuran sampai 10 mm2. Tidak dibuat lebih besar dikarenakan untuk
mempermudah pemasangan dan penggulungan
b) Penghantar berlilit (stranded) merupakan penghantar terdiri dari beberapa urat
kawat yang berlilit dengan ukuran 1 mm2 500 mm2

c) Penghantar serabut (fleksibel) merupakan penghantar yang banyak digunakan


untuk tempat-tempat sulit, alat portable, alat ukur listrik dan pada kendaraan
bermotor. Dengan ukuran kabel 0,5 mm2 400 mm2
d) Penghantar persegi (busbar) penampang penghantar ini berbentuk persegi empat
yang biasanya digunakan pada PHB sebagai rel-rel pembagi atau rel penghubung.
Penghantar bila ditinjau dari jumlah penghantar dalam satu kabel, penghantar dapat
diklarifikasikan menjadi :
a) Penghantar simplex adalah kabel yang dapat berfungsi untuk satu macam
penghantar saja missal untuk fasa atau netral saja. Contohnya NYA 1,5 mm2
b) Penghantar duplex adalah kabel yang dapat menghantarkan dua aliran (dua fasa
yang berbeda atau fasa dengan netral), setiap penghantarnya diisolasi kemudian
diikat jadi satu menggunakan selubung. Contoh NYM 2 x 2,5 mm2 atau NYY 2 x
2,5 mm2
c) Penghatar triplex adalah kabel dengan tiga penghantar yang dapat menghantarkan
listrik 3 fasa (R,S dan T) atau fasa, netral, dan arde. Contoh NYM 3 x 2,5 mm 2
atau NYY 3 x 2,5 mm2
d) Penghantar quadruplex adalah kabel dengan empat penghantar untuk mengalirkan
arus 3 fasa dan pentanahan atau arus 3 fasa dan netral. Contoh NYM 4 x 2,5 mm 2
atau NYY 4 x 2,5 mm2

Kabel instalasi listrik yang biasa digunakan pada instalasi penerangan, merupakan jenis
kabel yang banyak digunakan dalam instalasi rumah tangga untuk pemasangan tetap dan untuk
pendistribusian arus listrik dari pembangkit ke konsumen. Jenis kabel instalasi listrik yang
digunakan antara lain :
a) Kabel NYA
Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi
luar atau kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru, dan
hitam sesuai peraturan PUIL. NYA adalah tipe kabel udara yang memeliki 1 lapis
isolasi sehingga mudah cacat dan tidak tahan air, juga mudah digigit tikus. Agar
kabel ini aman maka kabel dipasang dalam pipa PVC atau saluran tertutup,

sehingga tidak mudah digigit tikus dan apabila isolasi terkelupas tidak tersentuh
langsung oleh orang
b) Kabel NYM
Kabel NYM memiliki dua buah lapisan isolasi yang bisanya berwarna
putih atau abu-abu, dengan inti 2, 3 dan 4. Kabel jenis ini digunakan pada
lingkungan yang kering dan basah namun tidak boleh ditanam
c) Kabel NYAF
Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar tembaga
serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan
fleksibelitas tinggi
d) Kabel NYY
Kabel NYY memilik isolasi PVC berwarna hitam, ada yang berinti 2,3,dan
4. Kabel NYY digunakan untuk instalasi tertanam dan terbuat dari bahan isolasi
yang tidak disukai tikus
e) Kabel NYFGbY
Kabel NYFGbY digunakan untuk instalasi bawah tanah, di dalam ruangan
di dalam saluran-saluran dan pada tempat terbuka dimana perlingungan terhadap
gangguan mekanis dibutuhkan atau untuk tekanan rentangan yang tinggi selama
dioperasikan
f) Kabel ACSR
Kabel ACSR merupakan kawat penghantar yang terdiri dari alumunium
berinti kawat baja. Kabel ini digunakan untuk saluran transmisi tegangan tinggi,
dimana jarak antar tiang berjauhan mencapai ratusan meter, maka dibutuhkan
kuat tarik yang lebih tinggi
g) Kabel AAAC
Kabel AAAC terbuat dari alumunium-magnesium-silicon campuran
logam, kehantaran elektris tinggi yang berisi magnesium silicide untuk member
sifat yang lebih baik. AAAC memiliki suatu anti karat dan keuatan yang baik
sehingga daya hantarnya lebih baik
Tabel 2 Nomenklatur kode-kode kabel di Indonesia
Huruf
N
NA
Y

Keterangan
Kabel standard dengan penghatar / inti tembaga
Kabel dengan alumunium sebagai penghantar
Isolasi PVC

G
A
Y
M
R
Gb
B
I
re
rm
Se
Sm
f
ff
Z
D
H
Rd
Fe
-1
-0

Isoalsi karet
Kawat berisolasi
Selubung PVC untuk kabel luar
Selubung PVC untuk kabel luar
Kawar baja bulat (perisai)
Kawat pipa baja (perisai)
Pipa baja
Untuk isolasi tetap diluar jangkauan tangan
Penghantar padat bulat
Penghantar bulat berkawat banyak
Penghantar berbentuk pejal
Penghantar dipilin bentuk sector
Penghantar harus dipintal bulat
Penghantar sangat fleksibel
Penghantar z
Penghantar 3 jalur yang ditengah sebagi pelindung
Kabel untuk alat bergerak
Inti dipilih bentuk bulat
Inti pipih
Kabel dengan sistem pengenal warna urat dengan hijau - kuning
Kabel dengan sistem pengenal warna urat tanpa hijau - kuning

PEMILIHAN LUAS PENAMPANG PENGHANTAR


Menurut PUIL 2000 pasal 5.5.3.1 bahwa penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor
tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125% arus pengenal beban penuh, sedangkan
PUIL 2000 pasal 5.5.3.2 bahwa penghantar sirkir akhir mensuplai dua motor atau lebih tidak
boleh mempunyai KHA kurang dari jumlah arus beban penuh semua motor ditambah 25% dari
arus beban penuh yang tersebar dalam kelompok itu
Untuk arus searah : In = P/V
Untuk arus bolak-balik satu fasa : In = P/(V.cos )
Untuk arus bolak-balik tiga fasa : In = P/( 3 .V.cos )
KHA = 125% x In
Dimana
I = arus nominal beban (A)
P = daya aktif (W)
V = tegangan (V)
cos = factor daya

Tabel 3 Kuat Hantar Arus Kabel Jenis NYA


Jenis
Penghantar

Luas
Penampang
(mm2)

NYFA
NYFAF
NYFAZ
NYFAD
NYA
NYFAw
NYFAFw
NYFAZw
NYFADw
NYL

0,5
0,75
1
1,5
2,5
4
6
10
16
25
35
50
70
96

KHA terus menerus


(A)
Pemasangan
dalam pipa
2,5
7
11
15
20
25
33
45
61
83
103
132
165
197

Pemasangan
di udara
15
19
24
32
42
54
73
96
129
156
196
245
292

KHA pengenal gawai proteksi


(A)
Pemasangan
dalam pipa
2
4
6
10
16
20
25
35
50
63
80
100
125
160

Pemasangan
di udara
10
10
20
25
35
50
63
80
100
125
160
200
250

Tabel 4 Kuat Hantar Arus Kabel Jenis NYM


Jenis Kabel

NYIF
NYIFL
NYIFLw
NYM/NYM-0
NYRAMZ
NYRUZY
NYRUZYr
NYBUY
NYLRZY
Kabel fleksibel
berisolasi PVC

Luas
penampang
(mm2)
1,5
2,5
4
6
10
16
25
35
50
70
95
120
150
185
240

KHA terus menerus


(A)

KHA pengenal gawai proteksi


(A)

18
26
34
44
61
82
108
135
168
207
250
292
335
382
453

10
20
25
35
50
63
80
100
125
160
200
250
250
315
400

Tabel 5 Kuat Hantar Arus Kabel Jenis NYY


Jenis
Kabel

Luas
penampan
g
(mm2)
1,5
2,5
4
6
10
16
25
35
50
70
95
120

Judul Penelitian
Jurnal
Halaman
Tahun
Penulis
Reviewer
Tanggal

Berinti tunggal
Di tanah
40
54
70
90
122
160
206
249
296
365
438
499

Di udara
26
35
46
58
79
105
140
174
212
269
331
386

KHA terus menerus (A)


Berinti dua
Berinti
tiga
dan
empat
Di tanah
Di udara Di tanah Di udara
31
20
26
18,5
41
27
34
25
54
37
44
34
68
48
56
43
92
66
75
60
121
89
96
80
153
118
128
106
187
145
157
131
222
176
185
159
272
224
228
202
328
271
275
244
375
314
313
282

: Pengujian Keandalan Kabel Pada Kondisi Kelembaban Lingkungan


: Presentasi Ilmiah Teknologi Keselamatan Nuklir
: 6 halaman
: 2000
: Johnny Situmorang, Puradw I.W.D.T Sony T, Demon Handoyono
: I Gede Bayu Suarsa
: 27 September 2016
REVIEW

Pada abstrak dituliskan pengujian kabel pada kondisi kelembaban dilakukan pada
pemanasan listrik horizontal dengan kemampuan pemanasan hingga 30 oC. Sebagai hasil
pengujian adalah kegagalan terjadi karena adanya penurunan arus dengan kenaikan resistan
akibat kenaikan suhu. Sedangkan pengaruh kelembaban terhadap kegagalan belum diperoleh

hasil yang signifikan sesuai kondisi uji coba yang dilakukan. Demikian pula halnya bahwa waktu
hingga mencapai kegagalan akan bertambah singkat dengan kenaikan suhu uji.
Pada bagian pendahuluan dituliskan pengujian dilakukan untuk menentukan karakteristik
kabel pada suhu relatif tinggi dan memperhatikan keadaan kelembaban lingkungan sekitar yang
dilakukan dengan analisis keandalan. Untuk analisis tersebut, dilakukan pengujian hidup
terakselerasi sebagai subsitusi terhadap pengamatan pengalaman pada operasi pada umumnya
sulit dilakukan karena sistem pencatatan rata-rata kurang memadai.
Dalam teori dituliskan bahwa secara umum pembahasan system kabel dapat
dikategorikan berdasarkan :
a. Ragam kabel dan koneksi untuk jenis kelas 1E dan bahan pembuatnya
b. Identifikasi stressor, degradasi penuaan, mekanisme dan moda kegagalan potensial
serta indicator efek penuaan
c. Evaluasi terhadapa pengalaman operasi yang penting untuk pengkajian umur
d. Evaluasi terhadap metode yang diusulkan untuk deteksi efek dan degradasi
penuaan
e. Pendekatan pengkajian umur system kabel yang dihubungkan dengan moda
kegagalan
Sistem kabel terdistribusi luas diseluruh kungkungan. Agar pengkajian umur layak, maka
diperlukan stressor yang paling berpengaruh pada suatu lokasi sehingga dapat diperkirakan pola
degradasi setempat yang paling mungkin. Ada empat pertimbangan yang dapat membantu
identifiasi pola degradasi setempat yang serius yaitu keadaan keragaman lingkungan, daya tahan
kabel, konfigurasi instalasi yang dibutuhkan sesuai fisik dan catatan pengalaman.
Dalam hasil dan pembahan didapat bahwa mekanisme penuaan dipengaruhi oleh stressor
dapat menyebabkan kegagalan sirkuit. Pada umumnya bahan isolasi akan mengalami pengerasan
dan mengurangi elastisitas dengan tingkat perubahan dari 400% - 800% menurun menjadi 10% 15% . Peretakan atau patah mungkin terjadi karena kabel tergeser, kemungkinan adanya
pengkerutan bahan yang cukup, adanya peregangan atau pengkerutan pada bagian yang dingin
dari siklus suhu. Sedangkan untuk komponen logam, karena tidak bergerak, maka akan
mempunyai mekanisme penuaan yang terbatas. Mekanisma yang menyebabkan kegagalan sirkuit

adalah korosi karena kandungan air, fatik, pemakaian, keadaan yang menjadi longgar lebih cepat
karena fleksi, vibrasi, atau pemisahan koneksi yang berulang-ulang.
Kegagalan adalah hasil dari ketidak mampuan sirkuit listrik melakukan fungsinya
tergantung pada fungsi sirkuit maka moda kegagalan system kabel yang mungkin adalah
resistansi seri naik karena sirkuit terbuka atau hubung singkat antara konduktor akibat lukanya
isolasi yang terjadi pada suhu uji yang ekstrim tinggi.
Secara umum konduktor logam dan komponen konektor system kabel mempunyai
karateristik yang berkaitan dengan kejadian kenaikan resistansi dengan kenaikan suhu.
Tabel 1 : Hubungan suhu dan waktu pemanasan hingga criteria kegagalan dan besarnya arus
pada kondisi lingkungan
Suhu oC
50
100
150

Arus awal mA
40
40
40

Arus Awal mA
36
34

Waktu hingga kegagalan


> 7 jam
6 jam
3 jam 40 menit

Kesimpulan dari jurnal ini bahwa kegiatan sirkuit lisrtik melakukan fungsinya dengan
moda kegagalan system kabel dimungkinkan terjadi resistansi seri naik dengan akibat kenaikan
suhu. Pada sisi lain suhu uji yang meningkat akan mengakibatkan waktu hingga criteria
kegagalan yang ditetapkan sebelum memberikan hasil yang signifikan yaitu pada kondisi kamar
waktu yang memerlukan waktu lebih dari 7 jam.
Kelebihan dari jurnal ini ialah dengan membaca abstraknya saja, pembaca dapat
mengetahui pengujian apa yang dilakukan dan hasill dari pengujian tersebut. Konsep konsep
yang diberikan mudah dipahami, bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari yang
digunakan untuk memaparkan materi
Kekurangan dari jurnal ini ialah kurangnya penjelasan dari hasil penelitian yang di dapat
sehingga saat membaca hasilnya dari tabel sulit dipahami dan dalam jurnal ini banyak kosa kata
yang tidak mudah dimengerti, dan belum sesuai SPOK.

Anda mungkin juga menyukai