Disusun oleh
NIM : 5212414034
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN 2017
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan telah disahkan oleh PT Lentera Bumi Nusantara
dan Jurusan Teknik Mesin FT UNNES.
Hari
Tanggal :
Dr. Rahmat Doni Widodo, ST., MT. Inayah Nurjuli Darr Z, S.T., M.T.
NIP 197509272006041002
Mengetahui, Mengetahui,
Ketua Jurusan Chairman PT Lentera Bumi Nusantara
ii
Abstrak
Basori Hidayatullah
Pembuatan Turbin Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) Tipe Darrieus H – Rotor
Tanpa Pengujian Daya Keluaran
PT Lentera Bumi Nusantara
iii
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
dengan judul “Pembuatan Turbin Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) Tipe
1. Bapak Rusiyanto, S.Pd., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin FT UNNES.
2. Bapak Samsudin Anis, selaku Ketua Prodi Teknik Mesin S1 Jurusan Teknik
Mesin FT UNNES.
3. Bapak Dr. Rahmat doni, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing PKL.
Nusantara.
5. Inayah Nurjuli Darr Z., S.T., M.T., selaku CEO dan juga pembimbing lapangan
6. Orang tua yang selalu mendukung secara material dan juga moril.
Akhirnya semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk semua orang khususnya
Penulis
Basori Hidayatullah
iv
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
Daftar Isi.................................................................................................................. v
BAB I ...................................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 5
v
3.1.3 Pembuatan dan Uji Coba Turbin Angin Sumbu Vertikal ......... 27
BAB IV ................................................................................................................. 35
4.1 Kesimpulan......................................................................................... 35
LAMPIRAN .......................................................................................................... 38
vi
Daftar Tabel
vii
Daftar Gambar
KW. (a) Turbin angin H rotor (b) bagian – bagian dari turbin
Gambar 10. Gaya angkat dan dorong bilah terhadap aliran udara 15
Gambar 13. Bentuk NACA 0018, NACA 0019 dan NACA 0021 18
viii
Gambar 18. Flange 22
tanah 32
ix
Daftar Lampiran
x
BAB I
PENDAHULUAN
energi yang sebelumnya banyak menggunakan bahan bakar fosil atau bahan lainnya
yang dalam proses pembaharuannya memerlukan waktu yang relatif lama yang juga
pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil. Sumber energi ini adalah
jenis sumber energi yang dapat dengan cepat dipulihkan kembali secara alami, dan
prosesnya berkelanjutan. Dapat berupa tenaga surya, tenaga angin, arus air, proses
Dengan adanya hal - hal diatas, Mahasiswa sebagai generasi yang memiliki
andil dalam hal ini harus mampu membuat ataupun mampu memanfaatkan salah
satu dari sumber energi yang ada di alam ini. Dan sesuai dengan tempat penelitian
yang ada di PT Lentera Bumi Nusantara yang bergerak pada bidang utama
dari itu dalam naskah ini akan difokuskan pada pembuatan turbin angin sebagai
Pembuatan turbin angin ini sendiri didasarkan pada kebutuhan skala kecil
terlebih dahulu. Yaitu dengan membuat turbin angin yang mampu beroperasi pada
kecepatan rendah sekalipun, dan mampu menghasilkan torsi yang besar. Karena
1
2
tujuan pemanfaatanya yaitu pada tempat yang kecepatan anginnya sedang. Maka
dari itu dipilih turbin angin dengan tipe vertikal atau Vertical Axis Wind Turbine
Tujuan dari Pembuatan Turbin dalam Praktik Kerja Lapangan ini adalah :
1. Mengetahui apakah turbin angin ini mampu berputar pada permukaan tanah
dengan kecepatan rata – rata 3 m/s dan pada pada ketinggian 8 meter dengan
2. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi putaran turbin angin pada
Lentera Bumi Nusantara site Ciheras : Jl. Raya Ciheras RT2/RW2 Kp. Sindang
Asih, Dusun Lembur Tengah, Desa Ciheras, Kec. Cipatujah, Kab. Tasikmalaya,
Jawa Barat.
1. Metode Observasi
cara kerja dari sistem turbin angin yang ada di PT Lentera Bumi Nusantara
dan mempelajari Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) H rotor yang pernah
2. Metode literatur
Bumi Nusantara yang memuat tentang tata cara sistem kerja turbin angin.
Awal 2011, Ricky Elson bersama dengan pemuda Indonesia yang peduli
Indonesia.
dan berfokus pada sistem pembangkit listrik hybrid tenaga bayu dan surya.
Gambar 2. Site Ciheras PT. Lentera Bumi Nusatara (Sumber : PT Lentera Bumi
Nusantara)
Pada tahun 2013, Pembangunan site turbin angin dengan 100 unit turbin
angin di 4 desa di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Merupakan langkah awal terjun
menjadi sebuah Perseroan Terbatas (PT. Lentera Angin Nusantara). Melalui turbin
5
6
angin atau pembangkit listrik tenaga angin, daerah yang belum dialiri listrik seperti
pantai dan pegunungan di pelosok Indonesia pun mampu merasakan manfaat listrik.
Selain memanfaatkan energi angin, LAN juga memanfaatkan energi matahari untuk
energi tersebut dapat dilakukan unuk penyediaan air bersih, penerangan atau
pedesaan. Pada tahun ini perusahaan mulai bergerak di berbagai bidang dan
khususnya bidang energi, pangan dan air. Pada tahun ini pula mulai inisiasi
Pada tahun 2015, berdirinya PT. Lentera Bumi Nusantara yang merupakan
pengembangan dari PT. Lentera Angin Nusantara. Dengan berdirinya PT. Lentera
Pada tahun 2016, PT. Lentera Bumi Nusantara memulai inisiasi kemitraan
dengan masyarakat dan investor serta pengolahan hasil pertanian dan peternakan
masyarakat.
manusia.
1. Virgin Coconut Oil (VCO), Teh Daun Kelor, dan Sari Mengkudu
2. Minyak Atsiri
3. Madu
Direktur
Chief of
Sekretaris Bendahara Komisaris HRD Manager
Engineering RnD
Field Engineer
Negeri Indramayu)
1. Direktur
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Komisaris
5. HRD Manager
7. Field Engineer
Kegiatan praktik kerja lapangan didasarkan pada dasar – dasar teori dan
rotor.
Turbin angin sumbu vertikal adalah turbin angin yang memiliki sumbu putar
menghadap keatas atau tegak lurus dengan arah datangnya angin. Dikatakan bahwa
turbin angin jenis ini memiliki kemampuan untuk berputar pada kecepatan angin
yang rendah.
Terdapat dua jenis turbin angin dari tipe vertikal ini yaitu savonius dan
darrieus. Dengan savonius bekerja pada gaya drag sedangkan darrieus bekerja
pada gaya lift. Pada tipe darrieus memiliki torsi mula yang rendah dan perlu adanya
pemicu putaran awal sedangkan pada tipe savonius memiliki torsi mula yang tinggi
karena memanfaatkan gaya drag, namun pada titik kecepatan tinggi, gaya drag ini
10
11
a. b.
Generation.)
Setiap tipe dari turbin angin memiliki tingkat efisiensi kerja masing – masing
berdasarkan parameter dan juga perhitungan awal sebelum pembuatan turbin angin.
kinerja dari sebuah turbin. Maka dari itu desain dari sebuah turbin sangat
TSR (Tip Speed Ratio) [λ = U/V] (Sumber : Thesis of Hikkaduwa Vithanage Ajith
12
Turbin angin H rotor ini merupakan salah satu jenis dari tipe darrieus yaitu
dengan bentuk seperti huruf H dimana bilah pada sisi kiri dan kanan tegak lurus
dengan permukaan tanah. Untuk jenis H rotor ini sendiri dengan bentuk turbin yang
(a) (b)
Gambar 7. Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) skala produksi 200 KW. (a)
Turbin angin H rotor (b) bagian – bagian dari turbin angin H rotor skala produksi
sebelum dikonversi menjadi energi mekanik. Performa dari sebuah turbin angin
sangat ditentukan dari geometri dari sebuah bilah yang dipakai. Karena dari
geometri bilah akan mengatur bagimana angin akan diarahkan sehingga mampu
Bilah yang digunakan pada sebuah turbin angin sumbu vertikal kebanyakan
diperlukan keseimbangan pada setiap bilah yang ada pada turbin sehingga
Bilah pada sebuah turbin angin memiliki berbagai macam jenis tergantung
dengan kebutuhan.
14
Gambar 9. Jenis – jenis bilah (Sumber : Ebook Dasar – dasar perancangan bilah
1. Taper
Merupakan jenis bilah dengan bentuk meruncing pada ujung bilahnya. Bilah
jenis ini cenderung memiliki torsi rendah karena luas penampang pada ujung
2. Taperless
Merupakan jenis bilah dengan bentuk permukaan yang ukurannya sama dari
pangkal sampai ujung dari bilah. Bilah ini memiliki torsi yang cenderung besar
karena luar penampang yang merata. Namun pada kecepatan angin yang tinggi
cenderung tidak cocok karena akan menimbulkan gaya drag yang tinggi dan
menghambat kecepatan. Tipe ini lenih cocok untuk turbin angin sumbu vertikal.
15
3. Inverse Taper
Merupakan jenis bilah dengan bentuk ujung bilah yang semakin membesar.
Berbeda dengan jenis lainnya, bilah ini memiliki torsi yang sangat besar dan
3.1.1.4 Airfoil
Airfoil merupakan bentuk desain dari ujung bilah berdasarkan dari gaya
angkat dan juga gaya dorong bilah terhadap aliran udara yang melewatinya. Airfoil
ini sendiri ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dari konversi angin menjadi
putaran untuk memutar rotor. Jadi sapuan angin yang diterima oleh bilah dengan
memiliki desain airfoil akan menghasilkan putaran maksimal tanpa membuang sia
Gambar 10. Gaya angkat dan dorong bilah terhadap aliran udara (Sumber :
kodenya. Biasanya berkode NACA dengan diikuti angka dan ada juga yang
16
bidang aerodinamika.
Gambar 11. Bagian – bagian airfoil (Sumber : Laporan Program Praktek industri
3. Mean chamber line merupakan garis pembagi dari bagian atas dan bawah airfoil.
4. Chord line merupakan garis tengah yang menghubungkan antara leading edge
5. Maximum chamber merupakan jarak dari mean chamber line dan chord line.
Gambar 12. Sudut yang ada pada bilah (Sumber : Ebook Dasar – dasar
Sudut bilah ini sangat mempengaruhi putaran rotor yang dihasilkan dan
juga efisisensi dari turbin angin karena berhubungan langsung dengan bilah.
1. Sudut alpha (α) merupakan sudut antara gerak aliran udara (relative wind)
2. Sudut beta (β) merupakan sudut puntir pada bilah antara chord line dengan
3. Sudut phi (ɸ) merupakan sudut antara arah angin relatif dengan bidang
rotasi rotor.
sudah disebutkan dalam pembahasan teori diatas, namun dalam bentuk analisa yang
18
lebih di khususkan sehingga nanti akan dijadikan sebagai acuan pembuatan Vertical
α. dimana CL adalah koefisien dari gaya angkat, CD adalah koefisien dari gaya
dorong, dan α adalah sudut serang angin terhadap bilah. Pada kasus ini dicari
airfoil dengan nilai puncak CL / CD tertinggi yang berarti gaya angkat lebih
seri NACA yaitu NACA 0018, NACA 0019, dan NACA 0021. Dengan
Gambar 13. Bentuk NACA 0018, NACA 0019 dan NACA 0021 (Software
Q-Blade)
Gambar 14. Grafik Perbandingan performa NACA 0018, NACA 0019 dan
NACA 0021 dan juga NACA 0019, NACA 0018 memiliki performa yang
lebih baik.
Hal ini dilakukan untuk menentukan bilah jenis apa yang akan
dibuat beserta panjang bilah yang akan dibuat, sehingga persiapan bahan –
Jenis bilah yang akan dibuat adalah jenis Taperless dan simetris, ini
dipilih karena untuk Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) yang pada dasarnya
yang besar untuk memulai putaran awal selain gaya angkat, maka bilah dibuat
pembuatan panjang lengan bilah dan penentuan Jari – jari Vertical Axis Wind
Blade. Uji coba dilakukan dengan membandingkan radius mulai dari 0,3 –
1.20
1.00
0.3
0.80
0.4
0.60
0.5
0.40
0.6
0.20
0.7
0.00
0.8
-0.200.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00
0.9
-0.40
1.0
-0.60
-0.80
Didapatkan hasil bahwa radius 0,5 meter lah yang akan digunakan.
Karena pada radius ini, memiliki putaran awal (torsi awal) yang bagus, yaitu
semakin naik seiring pertambahan nilai TSR meskipun akan mengalami stall
Hal ini ditujukan sebagai bahan acuan dalam pemilihan bahan yang
akan digunakan sebagai rangka Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) H rotor.
Dengan adanya penentuan dan pengujian kekuatan dan dimensi rangka ini
tersebut.
1. Desain rangka
diaplikasikan untuk tubin angin tipe Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) ini
3. Hasil pembebanan
a. Tegangan
nilai 25.826.632 Nm2 dan nilai tegangan terkecil dengan nilai 12,9 Nm2
(skala 1 : 133,55).
b. Displacement
c. Regangan
nilai 7,2 x 10-5 dan nilai regangan terkecil dengan nilai 1,06 x 10-10 (skala
1 : 133,55).
d. Safety factor
minimal dengan nilai 5,6. Yang berarti desain ini mampu menerima
beban sampai 5,6 x beban yang sudah diberikan. Dan FOS dengan nilai
Dalam pengujian Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) kali ini dilakukan
dalam dua tempat atau ketinggian berbeda untuk mengetahui hasil putaran
a. Pemotongan kayu
d. Penimbangan bilah
e. Pengecatan bilah
pelapukan.
30
sebelumnya.
b. Pengecatan kerangka
Hal ini ditujukan untuk melapisi kerangka yang terbuat dari besi
permukaan tanah
33
Pada dasarnya turbin angin yang dibuat ditujukan untuk pelatihan dan sebagai
bahan analisa performa dari turbin, sebagai bahan acuan pembuatan kedepanya
angin tidak dapat berputar (diketahui kecepatan angin rata - rata adalah 3 m/s),
terhadap angin yang datang. Untuk dapat berputar, turbin ini membutuhkan
34
Dari hasil pengujian pada tiang utama atau 8 meter didapatkan bahwa
turbin angin juga tidak dapat berputar (diketahui kecepatan angin rata – rata
adalah 6 m/s dan kecepatan tertinggi sampai 11 m/s). padahal kecepatan angin
lebih cepat namun hanya membuat turbin bergerak ke kanan dan ke kiri tanpa
bisa berputar. Ini dimungkinkan juga bahwa sudut bilah terhadap arah datang
angin perlu diatur dan perlu di uji coba terlebih dahulu. Dan juga perhitungan
4.1 Kesimpulan
Dari analisis hasil kerja diatas dan dari tujuan yang ingin dicapai, maka dapat
1. Turbin angin yang diuji coba pada permukaan tanah dan juga tiang utama
dengan ketinggian 8 meter belum bisa berputar yang seharusnya secara teori
2. Dari hasil analisa yang telah dilakukan, banyak sekali faktor yang
seimbang, arah angin yang menerpa bagian dari 2 sisi bilah sehingga
menyebabkan gaya dorong yang besar pada kedua sisi dan turbin tidak dapat
berputar, bearing poros yang sedikit berkarat, pengaturan sudut serang yang
kurang tepat, dan panjang lengan juga berat turbin yang berpengaruh
putaran awal.
3. Turbin angin yang sudah dibuat perlu adanya pengujian dalam laboratorium
4.2 Saran
35
36
Suhenda. 2016. Laporan program praktek industri di bagian perancangan bilah PT.
Vertical Axis Wind Turbine for Domestic Power Generation. MSc Thesis
Stockholm.
W. Tjiu et al. 2015. Darrieus Vertical Axis Wind Turbine for Power Generation I:
67.
Shahariar, Hasan, & Hasan, Rashedul. 2014. Design & Construction of a Vertical
37
LAMPIRAN
38
Lampiran 2. Bukti Pendaftaran Kelompok PKL
39
Lampiran 3. Surat Permohonan PKL
40
Lampiran 4. Surat Balasan PT Lentera Bumi Nusantara
41
Lampiran 5. Surat Penerjunan PKL
42
Lampiran 6. Surat Penarikan PKL
43
Lampiran 7. Bukti Pembayaran PKL
44
Lampiran 8. Bukti Upload Laporan PKL
45