Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI PT LENTERA BUMI NUSANTARA

PEMBUATAN TURBIN VERTICAL AXIS WIND TURBINE (VAWT) TIPE

DARRIEUS H – ROTOR TANPA PENGUJIAN DAYA KELUARAN

Disusun oleh

Nama : Basori Hidayatullah

NIM : 5212414034

Jurusan/Prodi : Teknik Mesin/Teknik Mesin S1

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2017
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan telah disahkan oleh PT Lentera Bumi Nusantara
dan Jurusan Teknik Mesin FT UNNES.
Hari
Tanggal :

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Dr. Rahmat Doni Widodo, ST., MT. Inayah Nurjuli Darr Z, S.T., M.T.
NIP 197509272006041002

Mengetahui, Mengetahui,
Ketua Jurusan Chairman PT Lentera Bumi Nusantara

Rusiyanto, S.Pd., M.T. Ricky Elson, B.Eng., M.Eng.


NIP 197403211999031002

ii
Abstrak

Basori Hidayatullah
Pembuatan Turbin Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) Tipe Darrieus H – Rotor
Tanpa Pengujian Daya Keluaran
PT Lentera Bumi Nusantara

Teknik Mesin S1 – Teknik Mesin


Universitas Negeri Semarang
Tahun 2017

Perkembangan teknologi yang semakin maju yang diiringi dengan sumber


energi yang sebelumnya banyak menggunakan bahan bakar fosil atau bahan lainnya
yang dalam proses pembaharuannya memerlukan waktu yang relatif lama yang juga
mulai menipis adanya diperlukan adanya sebuah pembaharuan atau alternatif
lainnya untuk menggantinya. Maka dari itu diangkat judul naskah ini yaitu
Pembuatan Turbin Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) Tipe Darrieus H – Rotor
Tanpa Pengujian Daya Keluaran dengan tujuan sebagai uji coba penerapan ilmu
yang didapat dan pembelajaran analisis terhadap masalah yang akan terjadi
sehingga kedepannya dihasilkan Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) dengan
performa yang lebih baik yang nantinya dapat diterapkan untuk menjadi salah satu
alternatif dari masalah yang ada. Dalam pembuatan Vertical Axis Wind Turbine
(VAWT) ini dilakukan dengan menghitung parameter – parameter yang diperlukan
dalam pembuatan, yang dimulai dari tahap desain sampai dengan pengujian
software untuk mencari hasil keluaran yang diinginkan. Lalu dalam proses
pembuatan ini dilakukan dengan proses manual yaitu meliputi penggolokan benda
kerja (kayu) sampai dengan pengecatannya. Setelah dilakukan pengujian,
dihasilkan bahwa Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) yang diuji pada permukaan
tanah maupun tiang utama dalam hal ini ketinggiannya 8 meter belum mampu
menunjukan putaran awal yang diinginkan. Diperlukan adanya penambahan
pengujian yaitu dengan media wind tunnel yang difungsikan sebagai penyearah
angin sehingga mengenai turbin angin secara maksimal dan dapat dianalisis
alirannya. Pengaturan sudut serang juga sangat diperlukan dalam hal ini.
Kata kunci : Vertical Axis Wind Turbine (VAWT), Turbin Angin, Airfoil.

iii
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan

inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan

dengan judul “Pembuatan Turbin Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) Tipe

Darrieus H – Rotor Tanpa Pengujian Daya Keluaran”.

Ucapan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Rusiyanto, S.Pd., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin FT UNNES.

2. Bapak Samsudin Anis, selaku Ketua Prodi Teknik Mesin S1 Jurusan Teknik

Mesin FT UNNES.

3. Bapak Dr. Rahmat doni, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing PKL.

4. Bapak Ricky Elson, B.Eng., M.Eng., selaku Chairman PT Lentera Bumi

Nusantara.

5. Inayah Nurjuli Darr Z., S.T., M.T., selaku CEO dan juga pembimbing lapangan

PT Lentera Bumi Nusantara.

6. Orang tua yang selalu mendukung secara material dan juga moril.

7. Seluruh Staff PT Lentera Bumi Nusantara.

8. Teman – teman Teknik Mesin S1 FT UNNES.

Akhirnya semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk semua orang khususnya

untuk para pembaca.

Penulis

Basori Hidayatullah

iv
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

Abstrak ................................................................................................................... iii

Kata Pengantar ....................................................................................................... iv

Daftar Isi.................................................................................................................. v

Daftar Tabel .......................................................................................................... vii

Daftar Gambar ...................................................................................................... viii

Daftar Lampiran ...................................................................................................... x

BAB I ...................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 2

1.3 Tempat dan Pelaksanaan ........................................................................... 3

1.4 Pengumpulan Data .................................................................................... 3

BAB II ..................................................................................................................... 5

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ...................................................................... 5

2.2 Visi dan Misi Perusahaan.......................................................................... 7

2.3 Produk Perusahaan .................................................................................... 7

2.4 Struktur Organisasi Perusahaan ................................................................ 8

BAB III ................................................................................................................. 10

3.1 Pekerjaan/Kegiatan Magang ................................................................. 10

3.1.1 Teori Dasar Turbin Angin Sumbu Vertikal .............................. 10

3.1.2 Perancangan Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) ................... 17

v
3.1.3 Pembuatan dan Uji Coba Turbin Angin Sumbu Vertikal ......... 27

3.2 Analisis Hasil Kegiatan Magang .......................................................... 33

BAB IV ................................................................................................................. 35

4.1 Kesimpulan......................................................................................... 35

4.2 Saran ................................................................................................... 35

LAMPIRAN .......................................................................................................... 38

vi
Daftar Tabel

Tabel 1. Penambahan pembebanan pada rangka 24

vii
Daftar Gambar

Gambar 1. Peta PT Lentera Bumi Nusantara 3

Gambar 2. Site Ciheras PT. Lentera Bumi Nusatara 5

Gambar 3. Poduk PT. Lentera Bumi Nusantara 8

Gambar 4. Struktur Organisasi PT. Lentera Bumi Nusantara 8

Gambar 5. (a.) Turbin Angin Savonius (b.) Turbin Angin Darrieus 11

Gambar 6. Efisiensi dari turbin angin berdasakan perbandingan antara

Cp dengan TSR (Tip Speed Ratio) [λ = U/V] 11

Gambar 7. Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) skala produksi 200

KW. (a) Turbin angin H rotor (b) bagian – bagian dari turbin

angin H rotor skala produksi 12

Gambar 8. Bilah simetri taperless 13

Gambar 9. Jenis – jenis bilah 14

Gambar 10. Gaya angkat dan dorong bilah terhadap aliran udara 15

Gambar 11. Bagian – bagian airfoil 16

Gambar 12. Sudut yang ada pada bilah 17

Gambar 13. Bentuk NACA 0018, NACA 0019 dan NACA 0021 18

Gambar 14. Grafik Perbandingan performa NACA 0018, NACA 0019

dan NACA 0021 19

Gambar 15. Bentuk bilah NACA 0018 beserta dimensinya 20

Gambar 16. Grafik Pengujian radius dengan perbandingan Cp vs TSR 20

Gambar 17. Dudukan flange 21

viii
Gambar 18. Flange 22

Gambar 19. Lengan Turbin 22

Gambar 20. Siku Penyangga Bilah 22

Gambar 21. Dasar Rangka 23

Gambar 22. Poros Putar 23

Gambar 23. Kerangka Turbin VAWT H Rotor 23

Gambar 24. Rangka turbin dengan penambahan pembebanan 24

Gambar 25. Hasil pembebanan statis (tegangan) 25

Gambar 26. Hasil pembebanan statis (displacement) 26

Gambar 27. Hasil pembebanan statis (regangan) 26

Gambar 28. Hasil pembebanan statis (safety factor) 27

Gambar 29. Pemotongan kayu mahoni 28

Gambar 30. Pemberian pola pada kayu 28

Gambar 31. Penggolokan dan pengamplasan kayu 29

Gambar 32. Penimbangan berat bilah 29

Gambar 33. Pengecatan bilah 30

Gambar 34. Potongan lengan turbin 30

Gambar 35. Komponen rangka yang sudah di cat 31

Gambar 36. Pemasangan komponen rangka 32

Gambar 37. Pengujian Turbin angin sumbu vertikal pada permukaan

tanah 32

Gambar 38. Pemasangan VAWT pada tiang utama 33

ix
Daftar Lampiran

Lampiran 1. Lembar Penyerahan Berkas 38

Lampiran 2. Bukti Pendaftaran Kelompok PKL 39

Lampiran 3. Surat Permohonan PKL 40

Lampiran 4. Surat Balasan PT Lentera Bumi Nusantara 41

Lampiran 5. Surat Penerjunan PKL 42

Lampiran 6. Surat Penarikan PKL 43

Lampiran 7. Bukti Pembayaran PKL 44

Lampiran 8. Bukti Upload Laporan PKL 45

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang semakin maju yang diiringi dengan sumber

energi yang sebelumnya banyak menggunakan bahan bakar fosil atau bahan lainnya

yang dalam proses pembaharuannya memerlukan waktu yang relatif lama yang juga

mulai menipis adanya diperlukan adanya sebuah pembaharuan atau alternatif

lainnya untuk menggantinya.

Energi baru terbarukan merupakan upaya untuk mengimbangi

pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil. Sumber energi ini adalah

jenis sumber energi yang dapat dengan cepat dipulihkan kembali secara alami, dan

prosesnya berkelanjutan. Dapat berupa tenaga surya, tenaga angin, arus air, proses

biologi dan juga panas bumi (Sumber : Wikipedia.org)

Dengan adanya hal - hal diatas, Mahasiswa sebagai generasi yang memiliki

andil dalam hal ini harus mampu membuat ataupun mampu memanfaatkan salah

satu dari sumber energi yang ada di alam ini. Dan sesuai dengan tempat penelitian

yang ada di PT Lentera Bumi Nusantara yang bergerak pada bidang utama

pengembangan pemanfaatan tenaga bayu sebagai sumber energi terbarukan. Maka

dari itu dalam naskah ini akan difokuskan pada pembuatan turbin angin sebagai

pemanfaatan tenaga angin menjadi sumber energi terbarukan.

Pembuatan turbin angin ini sendiri didasarkan pada kebutuhan skala kecil

terlebih dahulu. Yaitu dengan membuat turbin angin yang mampu beroperasi pada

kecepatan rendah sekalipun, dan mampu menghasilkan torsi yang besar. Karena

1
2

tujuan pemanfaatanya yaitu pada tempat yang kecepatan anginnya sedang. Maka

dari itu dipilih turbin angin dengan tipe vertikal atau Vertical Axis Wind Turbine

(VAWT) yang sesuai dengan parameter yang diinginkan.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari Pembuatan Turbin dalam Praktik Kerja Lapangan ini adalah :

1. Mengetahui apakah turbin angin ini mampu berputar pada permukaan tanah

dengan kecepatan rata – rata 3 m/s dan pada pada ketinggian 8 meter dengan

kecepatan angin rata – rata 6 m/s (kecepatan tertinggi 11 m/s).

2. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi putaran turbin angin pada

saat di uji coba.

3. Mampu mengetahui hal apa yang bisa dilakukan dalam melakukan

pengujian supaya hasil dari pengujian bisa dimaksimalkan.

Manfaat dari Praktik Kerja Lapangan ini adalah :

1. Sebagai tambahan wawasan kepada mahasiswa tentang energi baru

terbarukan khususnya energi angin.

2. Sebagai wadah penerapan teori yang didapatkan dari bangku perkuliahan.

3. Sebagai bahan pembelajaran kepada mahasiswa dalam mengembangkan

inovasi – inovasi baru khususnya bidang energi angin.

4. Sebagai tempat diskusi pemecahan masalah yang terjadi dan penerapan

pemecahan masalah yang ada untuk pembuatan pengembangan Vertical

Axis Wind Turbine (VAWT) H rotor kedepannya.


3

1.3 Tempat dan Pelaksanaan

Tempat dan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan di PT

Lentera Bumi Nusantara site Ciheras : Jl. Raya Ciheras RT2/RW2 Kp. Sindang

Asih, Dusun Lembur Tengah, Desa Ciheras, Kec. Cipatujah, Kab. Tasikmalaya,

Jawa Barat.

Gambar 1. Peta PT Lentera Bumi Nusantara (Sumber : Google Maps)


Yang dilaksanakan mulai dari tanggal 31 Juli 2017 – 1 September 2017.

1.4 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Metode Observasi

Dengan mengamati secara langsung maupun tidak langsung tentang

cara kerja dari sistem turbin angin yang ada di PT Lentera Bumi Nusantara

dan mempelajari Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) H rotor yang pernah

dibuat oleh mahasiswa kerja praktek sebelumnya.


4

2. Metode literatur

Dengan mengumpulkan berbagai macam referensi mengenai

perancangan, pembuatan dan penelitian tentang Vertical Axis Wind Turbine

(VAWT), dan juga memanfaatkan buku yang ada di perpusatakan PT Lentera

Bumi Nusantara yang memuat tentang tata cara sistem kerja turbin angin.

3. Diskusi dan konsultasi

Dengan berdiskusi dengan mahasiswa PKL lainnya maupun dengan

staff dari PT Lentera Bumi Nusantara dalam perancangan dan pembuatan

Vertical Axis Wind Turbine (VAWT). Dan berkonsultasi dengan

pembimbing lapangan dalam menyelesaikan permasalahan yang ditemukan

dan laporan tentang proses kerja.


BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Awal 2011, Ricky Elson bersama dengan pemuda Indonesia yang peduli

pada negerinya memutuskan membentuk sebuah wadah pengembangan potensi diri

melalui teknologi untuk berkonstribusi dalam membangun negeri dan

menyelesaikan permasalahan energi di daerah tertinggal dan pulau-pulau terluar

Indonesia.

Pada tahun 2012, Lentera Angin Nusantara (LAN) mendirikan pusat

penelitian teknologi pemanfaatan energi angin di Ciheras, Tasikmalaya, Jawa Barat

dan berfokus pada sistem pembangkit listrik hybrid tenaga bayu dan surya.

Gambar 2. Site Ciheras PT. Lentera Bumi Nusatara (Sumber : PT Lentera Bumi

Nusantara)

Pada tahun 2013, Pembangunan site turbin angin dengan 100 unit turbin

angin di 4 desa di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Merupakan langkah awal terjun

dalam kegiatan sosial pengembangan masyarakat.

Pada tahun 2014, Lentera Angin Nusantara meningkatkan kapasitas

menjadi sebuah Perseroan Terbatas (PT. Lentera Angin Nusantara). Melalui turbin

5
6

angin atau pembangkit listrik tenaga angin, daerah yang belum dialiri listrik seperti

pantai dan pegunungan di pelosok Indonesia pun mampu merasakan manfaat listrik.

Selain memanfaatkan energi angin, LAN juga memanfaatkan energi matahari untuk

mengoptimalkan energi yang mampu dimanfaatkan masyarakat. Pemanfaatan

energi tersebut dapat dilakukan unuk penyediaan air bersih, penerangan atau

pengaplikasian yang kecil skalanya seperti perikanan atau pengeringan padi di

pedesaan. Pada tahun ini perusahaan mulai bergerak di berbagai bidang dan

khususnya bidang energi, pangan dan air. Pada tahun ini pula mulai inisiasi

berdirinya PT. Lentera Bumi Nusantara.

Pada tahun 2015, berdirinya PT. Lentera Bumi Nusantara yang merupakan

pengembangan dari PT. Lentera Angin Nusantara. Dengan berdirinya PT. Lentera

Bumi Nusantara kini pergerakan perusahaan tidak hanya pada bidang

pengembangan dan pengaplikasian PLTaB, namun juga ke bidang pangan, energi

terbarukan, penyediaan air bersih, dan pengembangan teknologi tepat guna.

Pada tahun 2016, PT. Lentera Bumi Nusantara memulai inisiasi kemitraan

dengan masyarakat dan investor serta pengolahan hasil pertanian dan peternakan

guna meningkatkan nilai jual komoditas serta melakukan pemberdayaan

masyarakat.

Pada tahun 2017, PT. Lentera Bumi Nusantara terus mengembangkan

perusahaan kearah pemberdayaan lingkungan dan masyarakat, transfer teknologi,

serta pengembangan dan implementasi teknologi.


7

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

2.2.1 Visi PT. Lentera Bumi Nusantara

Mewujudkan tempat pembelajaran memanfaatkan potensi energi, pangan,

dan air untuk bersama-sama membangun sustainable community di Nusantara

melalui penguasaan, penerapan, dan pengembangan teknologi.

2.2.2 Misi PT. Lentera Bumi Nusantara

1. Melalukan proses transfer teknologi untuk pengembangan sumber daya

manusia.

2. Melakukan penelitian dan pengembangan untuk penguasaan teknologi.

3. Menyelesaikan permasalahan energi, pangan, dan air.

4. Mengembangkan teknologi agar lebih efisien, ramah lingkungan,

berdampak, dan berkelanjutan.

2.3 Produk Perusahaan

Selain mengembangkan tubin angin juga mengembangkan kendaraan listrik

serta memasarkan beberapa produk berikut yang merupakan bentuk peningkatan

nilai jual dan pemberdayaan masyarakat :

1. Virgin Coconut Oil (VCO), Teh Daun Kelor, dan Sari Mengkudu

2. Minyak Atsiri

3. Madu

4. Domba, Ikan Lele, dan Ikan Nila


8

Gambar 3. Poduk PT. Lentera Bumi Nusantara (Sumber : Company Profil PT

Lentera Bumi Nusantara)

2.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Direktur

Chief of
Sekretaris Bendahara Komisaris HRD Manager
Engineering RnD

Field Engineer

Gambar 4. Struktur Organisasi PT. Lentera Bumi Nusantara (Sumber : Laporan

Program Praktek industri di bagian perancangan bilah – Suhenda – Politeknik

Negeri Indramayu)

Lingkup dari struktur organisasi diatas adalah sebagai berikut :

1. Direktur

Bertanggung jawab untuk mengawasi semua tugas bagian yang di

bawahnya serta bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan akhir.


9

2. Sekretaris

Melaksanakan pekerjaan rutin, tugas-tugas administratif, pengaturan

agenda, merekam kegiatan dalam bentuk catatan ataupun tulisan.

3. Bendahara

Mengatur pengeluaran dalam setiap kegiatan, melakukan perencanaan

keuangan dan penanggung jawab keuangan.

4. Komisaris

Memiliki wewenang yang sama dengan direktur, namun baru bisa

berwenang ketika direktur sedang tidak ada di tempat.

5. HRD Manager

Bertugas untuk mengatur serta mengembangkan sumber daya atau

kemampuan pekerja yang ada dalam suatu perusahaan.

6. Chief of Engineering Research and Development

Mengepalai dan bertanggung jawab atas semua field engineer, serta

bertanggung jawab dalam bidang riset dan pengembangan.

7. Field Engineer

Melaksanakan pekerjaan lapangan, seperti: survei, maintenance,

pemasangan dan perbaikan alat.


BAB III
ISI

3.1 Pekerjaan/Kegiatan Magang

Kegiatan praktik kerja lapangan didasarkan pada dasar – dasar teori dan

perhitungan untuk parameter pembuatan Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) H

rotor.

3.1.1 Teori Dasar Turbin Angin Sumbu Vertikal

Turbin angin sumbu vertikal adalah turbin angin yang memiliki sumbu putar

menghadap keatas atau tegak lurus dengan arah datangnya angin. Dikatakan bahwa

turbin angin jenis ini memiliki kemampuan untuk berputar pada kecepatan angin

yang rendah.

Terdapat dua jenis turbin angin dari tipe vertikal ini yaitu savonius dan

darrieus. Dengan savonius bekerja pada gaya drag sedangkan darrieus bekerja

pada gaya lift. Pada tipe darrieus memiliki torsi mula yang rendah dan perlu adanya

pemicu putaran awal sedangkan pada tipe savonius memiliki torsi mula yang tinggi

karena memanfaatkan gaya drag, namun pada titik kecepatan tinggi, gaya drag ini

akan membatasi kecepatannya.

10
11

a. b.

Gambar 5. (a.) Turbin Angin Savonius (b.) Turbin Angin Darrieus

(Sumber : Thesis of Hikkaduwa Vithanage Ajith - Design and Performance

Analysis of Pitched-Plate Vertical Axis Wind Turbine for Domestic Power

Generation.)

Setiap tipe dari turbin angin memiliki tingkat efisiensi kerja masing – masing

berdasarkan parameter dan juga perhitungan awal sebelum pembuatan turbin angin.

Cp atau coefficient power sangatlah penting karena akan berpengaruh terhadap

kinerja dari sebuah turbin. Maka dari itu desain dari sebuah turbin sangat

berpengaruh terhadap performannya.

Gambar 6. Efisiensi dari turbin angin berdasakan perbandingan antara Cp dengan

TSR (Tip Speed Ratio) [λ = U/V] (Sumber : Thesis of Hikkaduwa Vithanage Ajith
12

- Design and Performance Analysis of Pitched-Plate Vertical Axis Wind Turbine

for Domestic Power Generation.)

3.1.1.1 Turbin Angin Sumbu Vertikal H Rotor

Turbin angin H rotor ini merupakan salah satu jenis dari tipe darrieus yaitu

dengan bentuk seperti huruf H dimana bilah pada sisi kiri dan kanan tegak lurus

dengan permukaan tanah. Untuk jenis H rotor ini sendiri dengan bentuk turbin yang

besar skala produksi berdasarkan Jurnal Renewable Energy 75 (2015) 50-67

mampu menghasilkan daya keluaran lebih dari 100 KW.

(a) (b)

Gambar 7. Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) skala produksi 200 KW. (a)

Turbin angin H rotor (b) bagian – bagian dari turbin angin H rotor skala produksi

(Sumber : Jurnal Renewable Energy 75 (2015) 50-67)


13

3.1.1.2 Bilah Turbin Angin Sumbu Vertikal

Gambar 8. Bilah simetri taperless

Bilah merupakan komponen pertama yang bersentuhan dengan angin

sebelum dikonversi menjadi energi mekanik. Performa dari sebuah turbin angin

sangat ditentukan dari geometri dari sebuah bilah yang dipakai. Karena dari

geometri bilah akan mengatur bagimana angin akan diarahkan sehingga mampu

memutar rotor dan menghasilkan listrik.

Bilah yang digunakan pada sebuah turbin angin sumbu vertikal kebanyakan

menggunakan bentuk yang simetris, itu dikarenakan pada sumbu vertikal

diperlukan keseimbangan pada setiap bilah yang ada pada turbin sehingga

menghasilkan putaran yang konstan dan stabil.

3.1.1.3 Jenis – jenis Bilah

Bilah pada sebuah turbin angin memiliki berbagai macam jenis tergantung

dengan kebutuhan.
14

Gambar 9. Jenis – jenis bilah (Sumber : Ebook Dasar – dasar perancangan bilah

PT Lentera Bumi Nusantara)

1. Taper

Merupakan jenis bilah dengan bentuk meruncing pada ujung bilahnya. Bilah

jenis ini cenderung memiliki torsi rendah karena luas penampang pada ujung

sebagai penangkap angin yang kecil.

2. Taperless

Merupakan jenis bilah dengan bentuk permukaan yang ukurannya sama dari

pangkal sampai ujung dari bilah. Bilah ini memiliki torsi yang cenderung besar

karena luar penampang yang merata. Namun pada kecepatan angin yang tinggi

cenderung tidak cocok karena akan menimbulkan gaya drag yang tinggi dan

menghambat kecepatan. Tipe ini lenih cocok untuk turbin angin sumbu vertikal.
15

3. Inverse Taper

Merupakan jenis bilah dengan bentuk ujung bilah yang semakin membesar.

Berbeda dengan jenis lainnya, bilah ini memiliki torsi yang sangat besar dan

mampu berputar pada kecepatan angin yang rendah sekalipun.

3.1.1.4 Airfoil

Airfoil merupakan bentuk desain dari ujung bilah berdasarkan dari gaya

angkat dan juga gaya dorong bilah terhadap aliran udara yang melewatinya. Airfoil

ini sendiri ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dari konversi angin menjadi

putaran untuk memutar rotor. Jadi sapuan angin yang diterima oleh bilah dengan

memiliki desain airfoil akan menghasilkan putaran maksimal tanpa membuang sia

– sia angin yang menerpannya.

Gambar 10. Gaya angkat dan dorong bilah terhadap aliran udara (Sumber :

Laporan PKL Syahrul Nur Wahyudi – TM UNNES)

Airfoil sendiri biasannya dibedakan berdasarkan dengan serinya atau

kodenya. Biasanya berkode NACA dengan diikuti angka dan ada juga yang
16

bernama lainnya. NACA sendiri merupakan kepanjangan dari National Advisory

Committee for Aeronautick (NACA) yang merupakan sebuah lembaga penelitian di

bidang aerodinamika.

Bagian – bagian dari airfoil :

Gambar 11. Bagian – bagian airfoil (Sumber : Laporan Program Praktek industri

di bagian perancangan bilah – Suhenda Suhenda – Politeknik Negeri Indramayu)

1. Leading edge merupakan permukaan paling depan dari airfoil.

2. Trailing edge merupakan ujung atau ekor dari airfoil.

3. Mean chamber line merupakan garis pembagi dari bagian atas dan bawah airfoil.

4. Chord line merupakan garis tengah yang menghubungkan antara leading edge

dengan trailing edge.

5. Maximum chamber merupakan jarak dari mean chamber line dan chord line.

6. Maximum thickness merupakan ketebalan maksimum dari airfoil dan merupakan

persentase dari chord.


17

3.1.1.5 Sudut Bilah

Gambar 12. Sudut yang ada pada bilah (Sumber : Ebook Dasar – dasar

perancangan bilah PT Lentera Bumi Nusantara)

Sudut bilah ini sangat mempengaruhi putaran rotor yang dihasilkan dan

juga efisisensi dari turbin angin karena berhubungan langsung dengan bilah.

1. Sudut alpha (α) merupakan sudut antara gerak aliran udara (relative wind)

dengan chord line.

2. Sudut beta (β) merupakan sudut puntir pada bilah antara chord line dengan

bidang rotasi rotor.

3. Sudut phi (ɸ) merupakan sudut antara arah angin relatif dengan bidang

rotasi rotor.

3.1.2 Perancangan Vertical Axis Wind Turbine (VAWT)

Pada perancangan ini akan ditentukan parameter – parameter yang sebagian

sudah disebutkan dalam pembahasan teori diatas, namun dalam bentuk analisa yang
18

lebih di khususkan sehingga nanti akan dijadikan sebagai acuan pembuatan Vertical

Axis Wind Turbine (VAWT) H rotor.

3.1.2.1 Penentuan Jenis Airfoil

Setiap airfoil memiliki data berupa grafik perbandingan CL / CD vs

α. dimana CL adalah koefisien dari gaya angkat, CD adalah koefisien dari gaya

dorong, dan α adalah sudut serang angin terhadap bilah. Pada kasus ini dicari

airfoil dengan nilai puncak CL / CD tertinggi yang berarti gaya angkat lebih

besar daripada gaya dorong.

Dalam penentuan jenis airfoil ini dengan membandingkan 3 jenis

seri NACA yaitu NACA 0018, NACA 0019, dan NACA 0021. Dengan

bentuk seperti ini :

Gambar 13. Bentuk NACA 0018, NACA 0019 dan NACA 0021 (Software

Q-Blade)

Berdasarkan grafik perbandingan CL / CD vs α dari ketiga seri

NACA, dapat dilihat bahwa :


19

Perbandingan Cl/Cd vs Alpha


5.00E+06
4.00E+06
3.00E+06
2.00E+06
1.00E+06
0.00E+00
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58 61 64 67
-1.00E+06
-2.00E+06
-3.00E+06
-4.00E+06
-5.00E+06

NACA 0021 NACA 0019 NACA 0018

Gambar 14. Grafik Perbandingan performa NACA 0018, NACA 0019 dan

NACA 0021 (Software Q-Blade)

NACA 0018 dipilih karena dari uji coba perbandingan dengan

NACA 0021 dan juga NACA 0019, NACA 0018 memiliki performa yang

lebih baik.

3.1.2.2 Penentuan Jenis Bilah dan Dimensinya

Hal ini dilakukan untuk menentukan bilah jenis apa yang akan

dibuat beserta panjang bilah yang akan dibuat, sehingga persiapan bahan –

bahan pembuatan bisa dipersiapkan.

Jenis bilah yang akan dibuat adalah jenis Taperless dan simetris, ini

dipilih karena untuk Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) yang pada dasarnya

adalah sumbu vertikal yang memungkinkan juga membutuhkan gaya drag

yang besar untuk memulai putaran awal selain gaya angkat, maka bilah dibuat

dengan ukuran Panjang 60 cm dan lebar 15 cm (Panjang chord line).


20

Gambar 15. Bentuk bilah NACA 0018 beserta dimensinya

3.1.2.3 Penentuan Jari – jari Vertical Axis Wind Turbine (VAWT)

Jari – jari Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) ditentukan untuk

pembuatan panjang lengan bilah dan penentuan Jari – jari Vertical Axis Wind

Turbine (VAWT) ini dengan membandingkan Cp vs TSR pada software Q-

Blade. Uji coba dilakukan dengan membandingkan radius mulai dari 0,3 –

1,0 meter. Dan memiliki grafik performa seperti ini :

1.20
1.00
0.3
0.80
0.4
0.60
0.5
0.40
0.6
0.20
0.7
0.00
0.8
-0.200.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00
0.9
-0.40
1.0
-0.60
-0.80

Gambar 16. Grafik Pengujian radius dengan perbandingan Cp vs TSR


21

Didapatkan hasil bahwa radius 0,5 meter lah yang akan digunakan.

Karena pada radius ini, memiliki putaran awal (torsi awal) yang bagus, yaitu

semakin naik seiring pertambahan nilai TSR meskipun akan mengalami stall

dan juga penurunan Cp yang cenderung landai setelah stall.

3.1.2.7 Menentukan Kekuatan dan Dimesi Rangka

Hal ini ditujukan sebagai bahan acuan dalam pemilihan bahan yang

akan digunakan sebagai rangka Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) H rotor.

Dengan adanya penentuan dan pengujian kekuatan dan dimensi rangka ini

diharapkan mampu menerima beban yang akan diterima oleh rangka

tersebut.

1. Desain rangka

Dengan menggunakan aplikasi SolidWork desain rangka yang akan

diaplikasikan untuk tubin angin tipe Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) ini

dibuat sedemikian rupa.

Gambar 17. Dudukan flange


22

Gambar 18. Flange

Gambar 19. Lengan Turbin

Gambar 20. Siku Penyangga Bilah


23

Gambar 21. Dasar Rangka

Gambar 22. Poros Putar

Gambar 23. Kerangka Turbin VAWT H Rotor


24

2. Pengujian kekuatan rangka dengan penambahan beban

Pengujian ini ditujukan untuk mendapatkan nilai kekuatan dari kerangka

turbin yang akan dibuat. Penambahan beban yang dimaksudkan adalah

seperti penambahan beban bilah, torsi dan juga gaya gravitasi.

Gambar 24. Rangka turbin dengan penambahan pembebanan

Tabel 1. Penambahan pembebanan pada rangka

Jenis beban Nilai

Gaya pada lengan, dengan berat bilah

adalah 1,24 kg/bilah dan beban masing 6,03 N

lengan adalah ½ dari beban bilah.

Torsi yang didapatkan dari Qblade 3,4 Nm

Gaya gravitasi 9,81 kg/m.s2


25

3. Hasil pembebanan

Dari penambahan berbagai macam baban tambahan, maka akan

menghasilkan nilai yang bisa digunakan sebagai acuan untuk

memperhitungakan kekuatan rangka yang akan dibuat.

a. Tegangan

Dalam keadaan statis, dihasilkan nilai tegangan tertinggi dengan

nilai 25.826.632 Nm2 dan nilai tegangan terkecil dengan nilai 12,9 Nm2

(skala 1 : 133,55).

Gambar 25. Hasil pembebanan statis (tegangan)

b. Displacement

Dalam keadaan statis, dihasilkan nilai displacement tertinggi dengan

nilai 0,914 mm dan nilai displacement terkecil dengan nilai 0 mm (tidak

ada perpindahan), (skala 1 : 133,55).


26

Gambar 26. Hasil pembebanan statis (displacement)

c. Regangan

Dalam keadaan statis, dihasilkan nilai regangan tertinggi dengan

nilai 7,2 x 10-5 dan nilai regangan terkecil dengan nilai 1,06 x 10-10 (skala

1 : 133,55).

Gambar 27. Hasil pembebanan statis (regangan)


27

d. Safety factor

Dalam keadaan statis, dihasilkan nilai factor of safety distribution

minimal dengan nilai 5,6. Yang berarti desain ini mampu menerima

beban sampai 5,6 x beban yang sudah diberikan. Dan FOS dengan nilai

lebih dari 1 sudah merupakan desain yang aman.

Gambar 28. Hasil pembebanan statis (safety factor)

3.1.3 Pembuatan dan Uji Coba Turbin Angin Sumbu Vertikal

Dalam pengujian Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) kali ini dilakukan

dalam dua tempat atau ketinggian berbeda untuk mengetahui hasil putaran

yang akan terjadi pada turbin.

3.1.3.1 Pembuatan Bilah

a. Pemotongan kayu

Bilah yang digunakan untuk pembuatan Vertical Axis Wind

Turbine (VAWT) ini dengan menggunakan bahan dasar kayu,


28

dengan jenis kayu Mahoni. Dimensi yang diinginkan adalah 60

cm x 15 cm dengan ketebalan sesuai dengan chamber airfoil.

Gambar 29. Pemotongan kayu mahoni

b. Pemberian pola pada kayu

Hal ini ditujukan untuk memudahkan dalam pemotongan agar

sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Gambar 30. Pemberian pola pada kayu

c. Penggolokan dan pengamplasan sesuai pola

Hal ini bertujuan untuk membentuk kayu sesuai pola dan

menjadikan bilah semakin halus sehingga hasil bisa maksimal.


29

Gambar 31. Penggolokan dan pengamplasan kayu

d. Penimbangan bilah

Hal ini ditujukan untuk menyamakan berat dari setiap bilah

supaya waktu beroperasi, bilah di ketiga sisi akan seimbang.

Gambar 32. Penimbangan berat bilah

e. Pengecatan bilah

Hal ini ditujukkan untuk memperindah tampilan dari bilah yang

akan dipasang dan juga sebagai media pelindung bilah dari

pelapukan.
30

Gambar 33. Pengecatan bilah

3.1.3.2 Pembuatan Kerangka Turbin

a. Pengumpulan bahan dan pemotongan komponen rangka

Sebagian komponen sudah tersedia, dan beberapa yang kurang

dibuat dengan penyesuaian desain yang sudah dirancang

sebelumnya.

Gambar 34. Potongan lengan turbin


31

b. Pengecatan kerangka

Hal ini ditujukan untuk melapisi kerangka yang terbuat dari besi

agar lebih tahan terhadap korosi karena lokasi yang memang

dekat dengan pesisir pantai.

Gambar 35. Komponen rangka yang sudah di cat

c. Penyusunan komponen kerangka

Penyusunan komponen rangka menjadi satu sehingga siap untuk

diuji coba di lapangan.


32

Gambar 36. Pemasangan komponen rangka

3.1.3.3 Pengujian Lapangan

a. Pengujian pada permukaan tanah

Hal ini ditujukan untuk mengetahui putaran awal yang akan

memutar turbin pada permukaan tanah.

Gambar 37. Pengujian Turbin angin sumbu vertikal pada

permukaan tanah
33

b. Pengujian pada tiang setinggi 8 meter

Pengujian ini ditujukkan untuk mengetahui putaran yang akan

terjadi saat ditempatkan pada ketinggian 8 meter dari

permukaan tanah dan dengan kecepatan yang semakin tinggi.

Gambar 38. Pemasangan VAWT pada tiang utama

3.2 Analisis Hasil Kegiatan Magang

Pada dasarnya turbin angin yang dibuat ditujukan untuk pelatihan dan sebagai

bahan analisa performa dari turbin, sebagai bahan acuan pembuatan kedepanya

yang lebih baik lagi.

3.2.1 Hasil Pengujian Permukaan Tanah

Dari hasil pengujian pada permukaan tanah didapatkan bahwa turbin

angin tidak dapat berputar (diketahui kecepatan angin rata - rata adalah 3 m/s),

kemungkinan besar dikarenakan ada kesalahan dalam penempatan sudut bilah

terhadap angin yang datang. Untuk dapat berputar, turbin ini membutuhkan
34

bantuan pengarah atau penyearah angin seperti terowongan untuk memusatkan

aliran angin sehingga turbin angin dapat berputar.

3.2.2 Hasil Pengujian Pada Tiang Utama

Dari hasil pengujian pada tiang utama atau 8 meter didapatkan bahwa

turbin angin juga tidak dapat berputar (diketahui kecepatan angin rata – rata

adalah 6 m/s dan kecepatan tertinggi sampai 11 m/s). padahal kecepatan angin

lebih cepat namun hanya membuat turbin bergerak ke kanan dan ke kiri tanpa

bisa berputar. Ini dimungkinkan juga bahwa sudut bilah terhadap arah datang

angin perlu diatur dan perlu di uji coba terlebih dahulu. Dan juga perhitungan

gaya drag dan gaya lift yang seharusnya diperhatikan.


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari analisis hasil kerja diatas dan dari tujuan yang ingin dicapai, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa :

1. Turbin angin yang diuji coba pada permukaan tanah dan juga tiang utama

dengan ketinggian 8 meter belum bisa berputar yang seharusnya secara teori

dapat berputar pada kecepatan rendah.

2. Dari hasil analisa yang telah dilakukan, banyak sekali faktor yang

mempengaruhi putaran turbin, diantaranya adalah posisi bilah yang kurang

seimbang, arah angin yang menerpa bagian dari 2 sisi bilah sehingga

menyebabkan gaya dorong yang besar pada kedua sisi dan turbin tidak dapat

berputar, bearing poros yang sedikit berkarat, pengaturan sudut serang yang

kurang tepat, dan panjang lengan juga berat turbin yang berpengaruh

putaran awal.

3. Turbin angin yang sudah dibuat perlu adanya pengujian dalam laboratorium

khususnya menggunakan wind tunnel sebagai bahan analisa lanjut untuk

mengatasi permasalahan pada putaran awal ataupun analisan aliran yang

mengenai bilah turbin sehingga hasil pengujian maksimal bisa didapatkan.

4.2 Saran

Saran dari kegiatan praktik ini adalah ;

35
36

1. mengkaji ulang mengenai perhitungan perancangan dasar pembuatan

Vertical Axis Wind Turbine (VAWT).

2. Lebih memahami mengenai materi turbin angin dan unsur -unsurnya.

3. Mencari referensi tambahan melalui buku maupun informasi lainnya.

4. Bertanya pada ahli dalam bidang turbin angin atau lainnya.

5. Turbin angin di cek menggunakan wind tunnel.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Company Profile PT. Lentera Bumi Nusantara.

Anonym. 2015. Dasar – dasar perancangan bilah. PT Lentera Angin nusantara.

Suhenda. 2016. Laporan program praktek industri di bagian perancangan bilah PT.

Lentera Angin nusantara. Politeknik Indramayu.

Ajith, V. Hikkaduwa. 2012. Design and Performance Analysis of Pitched-Plate

Vertical Axis Wind Turbine for Domestic Power Generation. MSc Thesis

KTH School of Industrial Engineering and Management, EKV947 :

Stockholm.

W. Tjiu et al. 2015. Darrieus Vertical Axis Wind Turbine for Power Generation I:

Assesment of Darrieus VAWT Configurations. Renewable Energy 75 : 50-

67.

Shahariar, Hasan, & Hasan, Rashedul. 2014. Design & Construction of a Vertical

Axis Wind Turbine. The 9th International Forum on Strategic Technology

(IFOST), October 21-23 : Bangladesh.

Piggott, Hugh. Windpower Workshop. British Wind Energy Association : Centre

for Alternative Technology Publication.

37
LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Penyerahan Berkas

38
Lampiran 2. Bukti Pendaftaran Kelompok PKL

39
Lampiran 3. Surat Permohonan PKL

40
Lampiran 4. Surat Balasan PT Lentera Bumi Nusantara

41
Lampiran 5. Surat Penerjunan PKL

42
Lampiran 6. Surat Penarikan PKL

43
Lampiran 7. Bukti Pembayaran PKL

44
Lampiran 8. Bukti Upload Laporan PKL

45

Anda mungkin juga menyukai