Azhari Ardy
NIM. D211 13 316
Dosen Pembimbing:
Dr. Eng. Novriany Amaliyah
JURUSAN MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan rangkaian Kerja Praktek di bagian Perancangan
Turbin Arus laut PT. Lentera Bumi Nusantara yang dimulai dari tanggal 22 Juli
2017 sampai tanggal 27 Agustus 2017. Penyelesaian Laporan Kerja Praktik ini
tidak lepas dari bantuan beberapa pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat mata kuliah kerja praktek. Untuk
itu, ucapan terima kasih disampaikan sebesar-besarnya kepada:
Dalam penulisan laporan kerja praktik ini, penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan sehingga memerlukan kritik dan saran dari semua pihak.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR v
UCAPAN TERIMAKASIH vi
BAB I PENDAHULUAN 1
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Perumusan Masalah 2
I.3 Tujuan 2
I.4 Manfaat 3
I.5 Batasan Masalah 3
BAB II SEJARAH DAN LINGKUNGAN KERJA PRAKTEK 4
II.1 Sejarah PT.Lentera Bumi Nusantara 4
II.2 Deskripsi Pekerjaan 5
II.3 Jadwal Kerja 6
BAB III PENGETAHUAN PENUNJANG KERJA PRAKTEK 12
III.1 Potensi Angin untuk Pembangkit Listrik di Indonesia 12
III.2 Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Angin 14
III.3 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin 17
III. 4 Perancangan Bilah 18
BAB IV HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 25
IV.1 Penentuan Parameter Perancangan Bilah 25
IV.2 Penentuan Geometri Perancangan Bilah 28
IV.3 Simulasi Bilah Menggunakan Software Q-Blade 35
BAB V PENUTUP 41
41
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran 41
DAFTAR PUSTAKA 42
RINGKASAN
Kata Kunci: Airfoil, Energi, Lentera Bumi Nusantara, Listrik, Wind Turbine
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
Adapun tujuan yang diangkat selama kerja praktek di PT. Lentera Bumi
Nusantara adalah,
1. Mendesain perancangan bilah Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) yang
akan digunakan untuk pembangkit listrik tenaga angin laut di Pantai
Ciheras, PT Lentera Bumi Nusantara.
2. Menentukan jenis air foil yang sesuai untuk perancangan pembangkit
listrik tenaga angin laut di Pantai Ciheras, PT Lentera Bumi Nusantara.
I.4 Manfaat
Dengan dilaksanakannya kerja praktek di PT. Lentera Bumi Nusantara ini,
diharapkan dapat memberikan manfaat anatara lain;
1. Bagi Mahasiswa: dapat mengetahui cara perancangan bilah Horizontal
Axis Wind Turbine (HAWT) di PT Lentera Bumi Nusantara.
2. Bagi PT. Lentera Bumi Nusantara: dapat memberikan kontribusi ilmu
dan pengalaman dalam membangun perusahaan dibidang energi
terbarukan,
3. Bagi Jurusan Mesin FT-UH: dapat dijadikan referensi untuk mahasiswa
lainnya yang akan kerja praktek di PT Lentera Bumi Nusantara pada
kesempatan yang akan datang.
Pada tahun 2013, LBN telah mendirikan turbin angin skala mikro di daerah
Sumba Timur, NTT. Turbin angin skala mikro yang digunakan di perusahaan LBN
biasa disebut dengan The Sky Dancer (penari langit). Turbin yang pertama kali
dibangun di Sumba sebanyak 20 unit turbin skala mikro dengan daya yang
dihasilkan sebesar 500 W, dan 20 unit panel surya dengan daya yang dihasilkan
sebesar 100 W untuk 33 rumah. Pada tahun 2015, LBN telah diresmikan sebagai
badan perusahaan berbadan hukum PT (Perseroan Terbatas).
Dalam proses kerja praktek di PT. LBN, dibantu dengan mentor tim LBN
yang ahli dalam bidang perancangan bilah turbin yaitu, Kak Inayah N Zahrah.
Secara garis besar pekerjaan yang dilakukan dalam perancangan bilah turbin untuk
pembangkit listrik tenaga angin laut adalah sebagai berikut;
a. Melakukan persiapan awal yaitu, mempelajari pembangkit listrik
tenaga angin dari modul yang telah diberikan oleh tim PT. LAN.
b. Mengumpulkan data perancangan pembangkit listrik tenaga angin.
c. Menentukan parameter yang akan ditetapkan dan yang akan
dihitung berdasarkan data yang telah didapat dari PT. LAN.
d. Mencari desain air foil sebagai variable bebas.
e. Menentukan geometri bilah untuk memperkirakan bentuk bilah
yang akan dirancang.
f. Simulasi bilah dengan menggunakan software Q-Blade.
Perancangan tersebut dengan mencoba-coba merubah desain air foil
yang telah dicari, kemudian memasukan data hasil perhitungan
geometri dan menganalisa grafik performansi untuk penentuan
g. desain bilah terbaik.
g. Menyusun laporan harian, laporan mingguan dan laporan akhir sebagai
bahan evaluasi dan bahan pembelajaran selama kerja praktek di PT.
LBN.
II.3 Jadwal Kerja
Kerja praktek di PT. LBN dilakukan selama 1 bulan 1 minggu dengan
jangka waktu lima minggu. Kerja praktek dimulai pada tanggal 20 Juli 2017 sampai
dengan 27 Agustus 2017. Aktivitas dimulai pukul 08.00 WIB dengan breafing,
yaitu kegiatan untuk melaporkan pekerjaan yang akan dikerjakan selama satu hari
kerja. Kemudian ditutup pada pukul 20.00 WIB, yaitu kegiatan evaluasi terhadap
pekerjaan yang telah dilakukan pada hari itu. Aktivitas briefing dan evaluasi
dilakukan secara bersama-sama dalam ruangan khusus (learning room) yang
terbagi menjadi beberapa tim belajar (tim bilah turbin angin, tim generator, tim
controller, dan tim data logger).
Adapun penjelasan singkat selama kerja praktek di PT. LAN selama 1 bulan
1 minggu berturut-turut adalah sebagai berikut;
1. Minggu pertama selama kerja praktek yang dikerjakan adalah
sebagai berikut;
Tabel 2.1 Uraian Aktivitas Kerja Praktek Minggu Pertama
Uraian Aktivitas yang
Hari / Tanggal Dilakukan
-Pengenalan Diri bersama teman-teman
Kamis/ 20 Juli 2017 Kerja Praktek dari kampus lainnya
-Penjelasan PT LBN oleh Staff Pengajar
-Mengelilingi Area Instalasi Turbin Angin
-Pengunjungan dan Pengenalan Laboratorium
Baterai Station
-Kunjungan seluruh ruangan dan kantor di PT.
LBN
-Mengikuti forum presentasi dari mahasiswa
tingkat akhir yang mempelajari generator
-Mengikuti forum evaluasi
Jumat/ 21 Juli 2017 - Breafing Kerja Praktek
-Belajar Cara Pengambilan Data Turbin Angin
di Baterai Station
- Diskusi mengenai Sistem Instalasi Turbin
Angin
- Diskusi Mengenai Sistem Konversi
Energi, meliputi Controller dan Data Logger
- Diskusi mengenai pengenalan komponen-
komponen Turbin Angin
-Evaluasi Kerja Praktek
Senin/ 24 Juli 2017 - Breafing Kerja Praktek
- Belajar Mengenai Cuaca dan Iklim terkait
Angin
- Belajar Pengaruh Angin Laut Terhadap
Putaran Bilah
- Workshop cara pemasangan Turbin Angin
-Evaluasi Kerja Praktek
Selasa/ 25 Juli 2017 - Breafing Kerja Praktek
- Belajar Mengolah Data Angin
- Belajar Pemasangan Pondasi untuk tiang
Turbin “Support Structure”
- Workshop cara pemasangan Turbin Angin
tahap 2
-Evaluasi Kerja Praktek
Rabu/ 26 Juli 2017 -Briefing KP
-Belajar Software Q-Blade
-Belajar Software Solidwork
- Belajar Bilah Turbin Angin
-Belajar Generator secara umum
- Mengikuti presentasi akhir dari tim Data
Logger 1
-Forum Evaluasi KP
2. Minggu kedua selama kerja praktek yang dikerjakan adalah
sebagai berikut;
Tabel 2.2 Uraian Aktivitas Kerja Praktek Minggu Kedua
Uraian Aktivitas yang
Hari / Tanggal Dilakukan
Kamis/ 27 Juli 2017 -Briefing KP
-Belajar Software Q-Blade & Solidwork
- Belajar Controller secara umum
- Evaluasi KP
Jumat/ 28 Juli 2017 - Breafing KP
-Belajar Software Q-Blade & Solidwork
- Belajar Motor magnet secara umum
- Evaluasi KP
Senin/ 31 Juli 2017 -Briefing KP
-Belajar Software Q-Blade & Solidwork
- Belajar Penentuan Parameter yang
ditentukan dan yang akan dihitung
- Belajar rumus dasar untuk parameter yang
dihitung
- Mengolah parameter-parameter data turbin
angin di Ms.Excel
- Evaluasi KP
Selasa/ 1 Agustus 2017 - Breafing KP
- Belajar menentukan variable bebas yaitu,
desain air foil
- Menentukan jenis NACA yang digunakan
- Evaluasi KP
Rabu/ 2 Agustus 2017 - Breafing KP
- Presentasi mingguan tiap tim (tim bilah,
generator, control dan data logger)
- Menginput data yang diolah ke Q-Blade
-Evaluasi Kerja Praktek
3. Minggu ketiga selama kerja praktek yang dikerjakan adalah
sebagai berikut;
Tabel 2.3 Uraian Aktivitas Kerja Praktek Minggu Ketiga
Uraian Aktivitas yang
Hari / Tanggal Dilakukan
Kamis/ 3 Agustus 2017 - Briefing KP
- Merancang NACA dengan Q-Blade
- Membuat cetakan bilah dari Q-Blade
- Evaluasi KP
Jumat/ 4 Agustus 2017 - Briefing KP
- Belajar rumus dasar pada geometri bilah jari-
jari parsial, twist, dan alfa
- Belajar menentukan bentuk bilah pada
geometri desain air foil NACA 4412 dan Naca
0012
- Mulai mendesain bilah 3D di solidwork
- Evaluasi KP
Senin/ 7 Agustus 2017 - Breafing KP
- Mempelajari dan memilih material kayu
untuk pembuatan 3 bilah
- Evaluasi KP
Selasa/ 8 Agustus 2017 - Briefing KP
- Pembuatan mal pada masing-masing bilah
kayu mahoni
- Mendesain bilah dan rangka pada solidwork
- Evaluasi KP
Rabu/ 9 Agustus 2017 - Breafing KP
- Presentasi Mingguan
- Proses pengetaman pada bilah kayu
- Evaluasi KP
4. Minggu keempat selama kerja praktek yang dikerjakan adalah
sebagai berikut;
Tabel 2.4 Uraian Aktivitas Kerja Praktek Minggu Keempat
Uraian Aktivitas yang
Hari / Tanggal Dilakukan
Kamis/ 10 Agustus 2017 -Briefing KP
- Proses Pengetaman pada bilah kayu
- Finishing bilah menggunakan gurinda dan
amplas
- Membuat simulasi aliran di Solidwork
- Evaluasi KP
Jumat/ 11 Agustus 2017 - Breafing KP
- Finishing bilah dengan gurinda dan amplas
- Evaluasi KP
Senin/ 14 Agustus 2017 - Briefing KP
- Finishing bilah dengan pendempulan
- Evaluasi KP
Selasa/ 15 Agustus 2017 - Breafing KP
- Presentasi Mingguan
- Mengikuti presentasi akhir dari tim
Controller 2
- Penimbangan berat 3 buah bilah
- Evaluasi KP
Rabu/ 16 Agustus 2017 - Breafing KP
- Finishing bilah dengan amplas
- Proses Pengecatan Bilah dengan kompresor
- Evaluasi KP
- Evaluasi KP
BAB III
PENGETAHUAN PENUNJANG KERJA PRAKTEK
Berikut ini merupakan daerah yang disurvei oleh tim Lentera Angin
Nusantara (LBN), yaitu daerah yang tercakup dalam kotak berwarna merah dan
daerah tersebut memiliki energi angin yang potensial untuk dimanfaatkan. Ribuan
pulau di Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin yang potensial untuk
dimanfaatkan. Ribuan pulau Indonesia Timur memiliki energi angin yang sangat
potensial dan hal ini berbanding terbalik dengan ketersediaan kebutuhan listrik
pada daerah tersebut yang masih sangat minim (PLN, 2011).
Berdasarkan data di atas yaitu, data kecepatan angin di daerah daratan sekitar
3 m/s bisa memutar bilah hingga menggerakan sitem pembangkit listrik untuk
menghasilkan listrik sebesar 415 Wh/hari. Hal tersebut bisa diperbesar hasil energi
listrik dengan memasang turbin pada kecepatan angin yang tinggi. Kecepatan angin
tertinggi berada di daerah perairan yaitu di lepas pantai atau di laut. Adapun data
kecepatan angin dan arah angin di daerah perairan yang sampai berkecapatn 1 knot
atau sekitar 1,9 km/jam dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Pada gambar di atas, menjelaskan hasil putaran bilah pada turbin akan
memutar generator yang kemudian menghasilkan tegangan AC tiga fasa,
diwakilkan dengan arah vector tiga arah yaitu x, y, z. Setelah itu, ketiga fase
tegangan AC dialirkan ke controller (teknologi pengamanan dan konversi energi).
Pada controller itu, terdapat rectifier yang berfungsi untuk merubah tegangan
AC menjadi DC. Dan terdapat buck converter yang berfungsi untuk merubah
tegangan DC besar menjadi tegangan DC kecil.
Setelah tahap perubahan tegangan AC ke DC dilalui, kemudian memasuki
tahap perekaman atau penyimpanan data yaitu, melalui data logger. Pada data
logger tersebutlah dapat mengambil data untuk disimpan dan dilakukan penelitian
lebih lanjut. Adapun data yang diambil sudah dalam bentuk excel seperti, data
tegangan, arus, kecepatan angin, dana rah angin.
Tahap terakhir dari system kerja pembangkit listrik adalah penyimpanan
energi listrik yang dihasilkan yang akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Energi listrik akan disimpan ke baterai, pada baterai itu sendiri akan terjadi rekasi
elektrokimia charging dan discharging. Charging bekerja saat baterai berfungsi
sebagai beban dan sumber energinya dari generator, sedangkan discharging
bekerja saat baterai berfungsi sebagai sumber energi untuk pengisian beban
lainnya misalnya, lampu. Selain baterai, ada juga teknologi lain yang dinamakan
inverter, berfungsi untuk merubah tegangan DC yang disimpan baterai menjadi
tegangan AC, hal itu dilakukan agar dapat digunakan keperluan sehari-hari
midalnya lampu, lemari es, televis, telepon, dan kegiatan lainnya.
c. Generator
Generator merupakan alat konversi energi mekanik menjadi energi listrik.
Generator mengubah torsi (T) dan kecepatan putar rotor ( ) yang diterimanya
dari balde menjadi nilai tegangan (V) dan arus (I). Hasil keluaran dari generator
berupa listrik 3 fasa.
e. Data Logger
Data logger berperan sebagai media penyimpanan data. Tegangan dan arus
dari controller akan melewati data logger untuk direkam. Kemudain tegangan dan
arus akan kembali dialirkan menuju baterai. Rekaman data disimpan dalam SD
Card dalam format excel seperti waktu perekamana data dalam detik, tegangan,
arus, kecepatan, dan arah angin. Berikut adalah contoh hasil pengukuran turbin
angin harian berupa nilai tegangan dan arus, serta daya yang dihasilkan oleh satu
sistem turbin.
Dimana:
: efisiensi sistem
: efisiensi bilah
: efisiensi generator
: efisiensi controller
Daya angin yang dibutuhkan untuk menghasilkan daya listrik sebesar 500
Watt dengan efisiensi sistem yang telah diketahui adalah dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
Dimana:
Dimana:
Adapun yang menjadi variable bebas adalah air foil dengan berbagai jenis
desain yaitu, Naca 4412 dan Naca 0012. Dengan berbagai perbedaan desain air
foil, sehingga terjadi perbedaan juga pada nilai alfa, nilai Cl/Cd, dan nilai Cl.
Berikut ini adalah tabel variable bebas masing-masing jenis air foil yang didesain
Tabel 4.6 Air Foil Naca 4412
Dimana:
Twist atau sudut punter amat memengaruhi proses pembuatan bilah pada
kayu. Untuk sudut puntir yang tidak linear, maka perlu diliniearisasi dan
dimodifikasi untuk memudahkan pembuatan bilah pada kayu. Cara untuk
melinearisasi adalah sebagai berikut. Ditentukan akan dilinearisasi berapa persen.
Sebagai contoh linearisasi 75%, maka diambil titik elemen twist ke 7 dan 8.
Dari kedua titik itu didapatkan persamaan garis yang linear (klik kanan add
trendline, muncul kotak dialog, centang bagian Display Equation). Pada kolom twist
terlinearisasi, masukkan persamaan yang muncul dari grafik. Dimana y adalah
twits terlinearisasi, dan x adalah panjang elemen bilah.
Berikut ini adalah tabel hasil geometri bilah menggunakan persamaan yang
telah dijelaskan di atas, geometri ini menampilkan perbedaan dari berbagai desain
air foil yang telah ditentukan dan perkiraan grafik perkiraan bentuk bilah di bawah
ini;
Tabel 4.8 Geometri Bilah Tapper pada Air Foil Naca 4412
Gambar 4.11 Grafik r terhadap Twist pada Air Foil Naca 0012
(a) (b)
Gambar 4.17 Simulasi Q-Blade dengan Desain Air Foil
Naca 4412, (a) Data Geometri Rotor Bilah Tapper,
(b) Desain Bilah Tapper
Selanjutnya adalah, didapatkan grafik perbandingan antara Koefisien
performansi (Cp) dengan Tip Speed Ratio (TSR) di bawah ini:
Gambar 4.18 Grafik Performansi Bilah Tapper pada Air Foil Naca 4412
Semakin besar tip speed ratio maka semakin besar kecepatan angin yang
diperlukan, sebaliknya jika tip speed ratio besar maka kecepatan angin yang
dihembuskan relative kecil. Berdasarkan hasil kedua bilah diatas dengan desain air
foil yang berbeda yaitu, Clark-Y dan Naca 4412 menunjukan nilai Cp masing-
masing adalah, 0,39 dan 0.52. dan nilai TSR masing-masing adalah, 10 dan 7. Jadi,
desain Air Foil Naca 4412 lebih baik dari Clark-Y karena nilai Cp Naca 4412 lebih
besar dari Clark-Y dan nilai TSR Naca 4412 telah sesuai dengan nilai TSR pada
parameter perancangan bilah tapper yaitu, sebesar 7.
(a) (b)
Gambar 4.23 Simulasi Q-Blade dengan Desain Air Foil
Naca 0012, (a) Data Geometri Rotor Bilah Tapper,
(b) Desain Bilah Tapper
Selanjutnya adalah, didapatkan grafik perbandingan antara Koefisien
Performansi (Cp) dengan Tip Speed Ratio (TSR) di bawah ini:
Gambar 4.24 Grafik Performansi Bilah Tapper pada Air Foil Naca 0012
Semakin besar tip speed ratio maka semakin besar kecepatan angin yang
diperlukan, sebaliknya jika tip speed ratio besar maka kecepatan angin yang
dihembuskan relative kecil. Berdasarkan hasil kedua bilah diatas dengan desain air
foil yang berbeda yaitu, Naca 0012 dan Naca 4412 menunjukan nilai Cp masing-
masing adalah, 0,47 dan 0.52. dan nilai TSR masing-masing adalah, 6.5 dan 7. Jadi,
desain Air Foil Naca 4412 lebih baik dari Naca 0012 karena nilai Cp Naca 4412
lebih besar dari Naca 0012 dan nilai TSR Naca 4412 telah sesuai dengan nilai TSR
pada parameter perancangan bilah tapper yaitu, sebesar 7.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan tentang studi perancangan
Horizontal Axis Wind Turbine dengan airfoil Naca 4412 dan Naca 0012 tipe bilah
tapper di Pantai Ciheras, PT. Lentera Angin Nusantara, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut;
1. Secara keseluruhan nilai koefisien performansi (Cp) pada setiap bilah dari
berbagai desain air foil berkisar antara 0.47 sampai 0.52 atau nilai efisiensi
sekitar 47% sampai 52%.
2. Nilai efisiensi atau kemampuan energi yang diserap bilah paling kecil
adalah pada bilah dengan air foil NACA 0012 sebesar 47%, sedangkan yang
paling besar adalah pada bilah dengan desain air foil Naca 4412 sebesar
52%.
3. Secara keseluruhan nilai tip speed ratio (TSR) tidak sesuai dengan
perancangan pada parameter data awal yaitu, sebesar 7. Hanya pada bilah
dengan desain air foil Naca 4412 yang besar TSR sesuai dengan TSR
perancangan dan yang mendekati adalah, pada bilah dengan desain air foil
Naca 0012 dengan nilai TSR sebesar 6.5.
4. Desain bilah terbaik adalah, dengan desain air foil Naca 4412 karena selain
hasil TSR yang sesuai dengan TSR perancangan data awal, juga nilai
koefisiensi performansi (Cp) paling tinggi, sehingga dapat menyerap energi
angin lebih besar dan energi listrik yang dihasilkan akan menjadi lebih
besar.
V.2 Saran
Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan studi perancangan Horizontal
Axis Wind Turbine dengan airfoil Naca 4412, dan Naca 0012 tipe bilah tapper di
Pantai Ciheras, PT. Lentera Angin Nusantara adalah, belum dilakukan
perbandingan desain struktur model terhadap gaya angin yang diberikan dan belum
dilakukan perbandingan desain bilah non-uniform dengan uniform, sehingga Bilah
dengan air foil Naca 4412 belum tentu lebih baik dari uniform. Untuk itu perlu
dibandingkan dengan desain yang uniform disertai dengan struktur model terhadap
gaya angin yang diberikan.