I. Pendahuluan
Karst adalah sebuah bentuk permukaan bumi yang pada umumnya dicirikan dengan adanya
depresi tertutup, drainase permukaan, dan gua. Daerah ini dibentuk terutama oleh pelarutan
batuan, kebanyakan batu gamping.
Batu gamping adalah batuan yang mudah larut oleh air sehingga pada morfologi ini akan
terbentuk fenomena alam yang khas antara lain gua-gua yang di dalamnya dapat dijumpai
stalaktit atau stalakmit, gua-gua ini merupakan proses dari alur sungai di bawah tanah yang
akhirnya muncul sebagai mata air di kaki atau lembah morfologi ini. Morfologi ini melampar
cukup luas di bagian Selatan Kabupaten Wonogiri, dan sebagian di bagian Tengah yaitu di
Perbukitan karts antara Pracimantoro - Giribelah - Paranggupito, Perbukitan karts Mayaran -
Wuryantoro - Eromoko, dan Perbukitan karst Batuwarno.
Disamping sumberdaya air, kawasan karst memiliki berbagai sumber daya yang sangat
potensial untuk dikembangkan seperti sumberdaya lahan, sumberdaya hayati, dan potensi
bentang lahan baik permukaan ataupun bawah permukaan. Kawasan karst memiliki fungsi
ekosistem yang serupa dengan hutan rimba yaitu sebagai pengatur tata air khususnya air bawah
tanah dan penyimpan potensi karbon. Kerusakan lingkungan pada bentang lahan karst seperti
akibat penambangan akan mengakibatkan matinya sumber air bawah tanah yang berlimpah.
Kondisi permukaan wilayah bertopografi karst pada umumnya kering dan kritis. Namun
demikian, dibagian bawah permukaan terdapat potensi sumber air yang sangat berlimpah.
Potensi yang terkandung pada sumber air tersebut mencapai 8000 liter/detik, sementara hingga
saat ini yang termanfaatkan baru mencapai 15 liter/detik.
Untuk mengetahui potensi yang terdapat dalam sebuah gua, maka diperlukan kegiatan
yang bernama susur gua atau caving. Caving merupakan kegiatan menyusuri gua dengan teknik-
teknik dan peralatan tertentu, namun pada saat ini caving berkembang sebagai olah raga yang
cukup digemari banyak orang, terutama pecinta alam.
KMPA Giri Bahama sebagai organisasi pecinta alam yang aktif dalam kegiatan lingkungan
dan sosial mensyaratkan anggota mudanya untuk melakukan masa pengembaraan caving sebagai
persyaratan untuk dilantik menjadi anggota tetap. Kegiatan tersebut bertujuan untuk
mengenalkan apa itu gua dan bagaimana cara memanfaatkan potensinya tanpa merusak
ekosistem.
Masa Pengembaraan Caving
Jungle Track XXI
KMPA GIRI BAHAMA
II. Nama Kegiatan
Masa Pengembaraan Caving oleh Anggota Muda KMPA Giri Bahama Fakultas Geografi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
IV. Peserta
Anggota Muda Jungle Track XXI KMPA Giri Bahama Fakultas Geografi Universitas
Muhammadiyah Surakarata.
V. Pemateri
Pemateri Masa Pengembaraan Caving meliputi :
1. Ferry Wicaksono NIA 189/XIX/13-GB
2. Reksa Pambudi NIA 179/XIX/13-GB
3. Intan Prasetyo Wibowo NIA 175/XVIII/12-GB
4. Sinatrya Unggul Taqqarub NIA 191/XIX/13-GB
5. Kevin Faturrohman NIA 196/XX/14-GB
X. Penutup
Masa Pengembaraan Caving
Jungle Track XXI
KMPA GIRI BAHAMA
Demikianlah proposal Masa Pengembaraan Caving Anggota Muda KMPA GIRI
BAHAMA ini kami buat untuk menjelaskan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
dengan kegiatan ini, besar harapan kami kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan sukses,
tentunya dengan dukungan semua pihak. Atas perhatiannya kami ucapakan terimakasih.
Hormat kami,
Mengetahui,
Sekretaris Fakultas Geografi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Estimasi dana
a. Pemasukan:
Iuran peserta
b. Pengeluaran :
Sekretaris
Pubdekdok
Perijinan
Perkap
Konsumsi
P3K
Total