Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang semakin meningkat di


daerah Propinsi Riau, PT. PLN (Persero) membangun Pembangkit Listrik Tenaga
Air Koto Panjang yang memanfaatkan potensi tenaga air dari aliran Sungai
Kampar dan Sungai Mahat dengan membangun sebuah Dam dari kontruksi beton
setinggi 58,0 m dan telah selesai seluruhnya pada bulan Desember 1997.
Daya maupun tenaga listrik di Propinsi Riau pada bulan maret 1993 sekitar
93,1 MW dengan sumber utama berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD). Saat ini permintaan tenaga listrik sudah diatas kapasitas terpasang,
dimana daftar tunggu (waiting consumer) PT. PLN telah mencapai 74,3 MW
listrik pada tahun 1993, sementara itu pembangkit listrik non PT. PLN di Propinsi
Riau mencapai 579,5 MW (Industri, Pertamina, Caltex).
Energi listrik yang dihasilkan PLTA Koto Panjang akan disalurkan melalui
Jaringan Interkoneksi 150 kV yang menghubungkan pembangkit-pembangkit di
Sumatera Barat dan Riau, sehingga keandalan listrik di daerah tersebut akan
tinggi. Pembangkit-pembangkit yang akan di Interkoneksikan adalah PLTA
Maninjau (68 MW), PLTA Singkarak (175 MW), PLTU Ombilin (200 MW) dan
PLTG Padang (60 MW).
Setiap komponen yang bergerak baik pada turbin, generator, maupun
komponen lainnya membutuhkan sistem pendingin, unutk meminalisir terjadinya
over Heat Exchanger, maka dari itu dibutuhkan sistem pendingin.
Dalam laporan ini penulis ingin membahas tentang perawatan Heat
Exchanger, dengan benar dan tepat karena, temperatur suhu pada Heat Exchanger
di PLTA Koto Panjang sering naik/panas dan penulis ingin membahas tentang
bagaimana cara mengatasi masalah tersebut.

1
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakan kerja praktek di PT. PLN (Persero) PLTA Koto
Panjang adalah :
1) Menerapkan ilmu yang di pelajari selama perkuliahan.
2) Memperoleh pengalaman di dunia kerja
3) Mengetahui perawatan Heat Exchanger pada semua unit di PLTA
Koto Panjang.

1.3 Manfaat
Manfaat dari kerja praktek di PT. PLN (Persero) PLTA Koto Panjang
adalah sebagai berikut :
1) Mahasiswa dapat melihat langsung proses perawatan semua unit di
PLTA Koto Panjang.
2) Mahasiswa dapat pengalaman kerja selama kerja praktek di PLTA
Koto Panjang.
3) Mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu di dunia kerja selama
proses kerja praktek.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu dan tempat pelaksanaan Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) PLTA
Koto Panjang adalah :
Waktu : 2 Juli 2018 – 3 Agustus 2018
Tempat : PT. PLN (Persero) Pembangkit Sumatera Bagian Utara Sektor
Pembangkit Pekanbaru, Unit PLTA Koto Panjang

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Proyek PLTA Koto Panjang berlokasi di Desa Rantau Berangin, Kabupaten


Kampar Provinsi Riau, sekitar 20 km dari Bangkinang atau 87 km dari Pekanbaru.

Gambar 2.1 PLTA Koto Panjang


(Sumber:Www.wordpress.com)

Proyek PLTA Koto Panjang dapat membangkitkan tenaga listrik sebesar


114 MW atau 542 GWh pertahun dengan membuat bendungan beton setinggi 58
m pada aliran sungai Kampar. Luas daerah tangkapan air (catchment area) PLTA
Koto Panjang sekitar 3.337 km2 dengan debit air tahunan rata-rata 184.4 m3/s.
Biaya pembangunan proyek PLTA Koto Panjang berasal dari pemerintah
Indonesia melalui dana APBN dan Non APBN (APLN) dan dana pinjaman luar
negeri dari Oversease Economic Cooperation Funds (OECF), Jepang. Biaya
pembangunan proyek PLTA Koto Panjang sekitar 700 Milyar Rupiah.
Adapun kondisi alam di lokasi proyek PLTA Koto Panjang sebagai
berikut:
1) Temperatur udara rata-rata 20oC
2) Kelembaban udara rata-rata 84
3) Curah hujan 2700 mm/hujan

3
2.2. Pengertian Turbin

Turbin merupakan mesin atau alat penggerak mula dimana energi


geraknya berasal dari energi fluida. Berdasarkan fluida sebagai energi gerak,
turbin dibedakan kelompok antara lain: turbin uap, turbin gas, dan turbin air.

2.3 Pengertian Turbin Air

Turbin air adalah suatu mesin yang menggunakan air sebagai fluida kerja,
yang dialirkan melalui pipa dari suatu tempat yang lebih tinggi ke tempat yang
lebih rendah pada mana turbin ditempatkan (Antonius G Martanto, 1995). Dalam
hal demikian, air memiliki energi potensial sewaktu mengalir didalam pipa,
energi potensial air berangsur-angsur berubah menjadi energi kinetis. Di dalam
turbin air, energi kinetis air diubah menjadi energi mekanis yang timbul pada
poros turbin ini merupakan suatu sumber tenaga atau daya sehingga dapat
menggerakkan peralatan-peralatan lain yang sesuai dengan kebutuhan. Umumnya
energi mekanis yang timbul pada turbin ini dipakai untuk menggerakkan
generator listrik yang dikopel langsung dengan poros turbin. Secara umum suatu
turbin air terdiri dari sebuah roda gerak yang disebut runner ataupun rotor dengan
sejumlah sudu-sudu, vane atau blade ataupun bucket yang ditumpu pada
sekeliling roda gerak. Jadi energi yang dikandung air tersebut mendorong atau
menerpa sudu-sudu dari roda gerak atau runner sehingga runner ikut berputar.

2.4 Jenis-Jenis Turbin Air

2.4.1 Turbin air dapat dikelompokkan berdasarkan:


A. Tinggi Tekan (Heat Exchangerad) Dan Jumlah Air Yang Diperlukan
1) Turbin Reaksi
Turbin reaksi merupakan salah satu turbin air yang memerlukan tinggi
tekan dan jumlah air yang besar. Pada turbin ini aliran air
yang mempunyai energi potensial dan kinetis pada saluran masuk
( penstock dan spiral casing ) langsung di alirkan pada sudu- sudu

4
( bucket ) yang terpasang pada roda turbin ( runner ). Pada saat energi
yang dimiliki oleh air di ubah menjadi gaya tangensial pada roda turbin.
Turbin ini bekerja atas gabungan dari kecepatan air dan tekanan yaitu,
perbedaan tekanan air pada inlet turbin dan outlet turbin. Pada turbin ini
sudu-sudu gerak ( runner ) berada di dalam air.
2) Turbin Impuls
Turbin impuls merupakan salah satu turbin air yang memerlukan tinggi
tekan dan jumlah air yang kecil.

2.4.2 Pengelompokan Berdasarkan Letak dari Poros


1) Diletakkan secara vertikal (dapat dilihat pada Gambar 2.1)

Gambar 2.2 Turbin Diletakkan Secara Vertikal


(Sumber: Antonius G Martanto, 1995)

2) Diletakkan secara horizontal (dapat dilihat pada Gambar 2.3)

Gambar 2.3 Poros Turbin Secara Horizontal


(Antonius G Martanto, 1995)

5
2.4.3 Pengelompokkan Berdasarkan Nama Penemu
1) Turbin Francis
Dinamakan sebagai penghargaan bagi Junes Francis BicHeat Exchangerus
(1815-1892) yang lahir di Inggris dan kemudian pindah ke USA (Antonius G
Martanto, 1995). (turbin francis dapat dilihat pada Gambar 2.3)

Gambar 2.4 Turbin Francis


(Sumber: Antonius G Martanto, 1995)

2) Turbin Kaplan
Dinamakan demikian untuk penghargaan pada Dr. Victor Kaplan (1878-
1934) dari Bruenn (Jerman). Turbin ini merupakan turbin reaksi (dapat
dilihat pada Gambar 2.4) yang sesuai untuk tinggi angkat (Heat
Exchangerad) dan laju aliran rendah (Antonius G Martanto, 1995).

6
Gambar 2.5 Turbin Kaplan
(Sumber: ZulHeat Exchangerndrianto, 2007)

3) Turbin Pelton
Dinamakan demikian sebagai penghargaan bagi Foster Allen Pelton
(1824-1908) dari California USA (Antonius G Martanto, 1995). (turbin
pelton dapat dilihat pada Gambar 2.5)

Gambar 2.6 Turbin Pelton


(Sumber:Antonius G Martanto, 1995)

2.4.4 Pengelompokkan Berdasarkan Perubahan Momentum Fluida Kerja


Dalam hal ini turbin air dapat dibagi atas dua jenis, yaitu
1) Turbin impuls

7
Semua energi potensial air pada turbin ini dirubah menjadi energi kinetis
sebelum air masuk/menyentuh sudu-sudu runner oleh alat pengubah yang
disebut nozel. Yang termasuk jenis turbin ini antara lain: Turbin Pelton
dan Turbin Cross-Flow (Antoneius G Martanto, 1995).
2) Turbin Reaksi
Pada Turbin Reaksi, seluruh energi potensial dari air diubah menjadi
energi kinetis pada saat air melewati lengkungan sudu-sudu pengarah,
dengan demikian putaran runner disebabkan oleh perubahan momentum
oleh air. Yang termasuk jenis turbin ini antara lain: Turbin Francis, Turbin
Kaplan dan Turbin Propeller (Antoneius G Martanto, 1995).

Gambar 2.7 Pengelompokkan Berdasarkan Perubahan Momentum Fluida Kerja


(Sumber:Antonius G Martanto, 1995)

2.5 Turbin Reaksi


Pada turbin reaksi, air masuk ke penstock dalam keadaan bertekanan dan mengalir
ke sudu. Pada waktu air bertekanan mengalir ke sekeliling sudu piringan, turbin
akan berputar penuh dan saluran saluran pembuang (Tail Race) akan terendam air
seluruhnya (Antoneius G Martanto, 1995.)

8
2.6 Seal
2.6.1 Pengertian Seal
Seal  adalah suatu part/bagian dalam sebuah konstruksi alat/mesin yang
berfungsi untuk sebagai penghalang/pengeblok keluar/masuknya cairan, baik itu
fluida proses maupun pelumas pada sepeda motor atau mobil sering kali bengkel
bilang karet sil, sil-as kruk, oil-Seal.
Pada mesin ada 2 jenis perapat, yaitu perapatan statis dan perapatan
dinamis. Tipe perapatan statis (static Seal) digunakan pada komponen yang tidak
bergerak, sehingga gasket digunakan sebagai bahan antara penyambungan dua
komponen atau lebih. Sedangkan bahan pembuatannya disesuaikan dengan
karakteristik dari bahan yang disambung tersebut. Yang termasuk static Seal
adalah O-ring Seals, gasket dan liquid gasket (Dwi Cipta Nugraha, 2016).

Gambar 2.8 Seal


(Sumber:dwi_cipta_nugraha.indonetwork.co.id)

Tipe perapatan dinamis adalah gasket yang digunakan sebagai bahan


perapat diantara kedua benda yang salah satu atau keduanya saling bergerak. Pada
kendaraan Seal digunakan pada roda, sokbreker, input dan output shaft transmisi
dan beberapa bagian lain.

2.6.2 Fungsi Seal


Adapun fungsi dari Seal adalah sebagai berikut:
1) Menjaga kebocoran pelumas (Lubrikasi).
2) Menjaga kotoran dan material yang masuk ke sistem.

9
3) Memberikan batasan cairan supaya tidak tercampur.
4) Melapisi permukaan yang tidak rata.
5) Menjaga agar komponen tidak cepat rusak.

2.7 Pengertian Perawatan (Maintenance)

Perawatan (Maintenance) yaitu suatu aktifitas yang dilakukan pada suatu


fasilitas yang bertujuan agar fasilitas tersebut terhindar dari kerusakan, apabila
terjadi kerusakan pada fasilitas tersebut maka akan menurunkan tingkat
pendapatan dari suatu perusahaan (Lindley R, 2015).
Secara umum apabila ditinjau dari saat pelaksanaan perkerjaan perawatan dibagi
menjadi 2 yaitu: (dapat dilihat pada Gambar 2.30)
a) Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance).
b) Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).

Gambar2.DiagraPerawatan
(Sumber:Maintenance-group.blogspot.com)

10
Adapun bentuk-bentuk dari perawatan adalah sebagai berikut:
1) Perawatan Korektif (Corrective Maintenance)
Adalah jenis perawatan yang dilakukan dengan menggunakan peralatan
khusus yang dianjurkan oleh pabrikan suatu mesin seperti menggunakan
peralatan servis spesial (special service tool) atau peralatan khusus
lainnya.
2) Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
Adalah jenis perawatan yang dilakukan berdasarkan pada anjuran suatu
pabrikan mesin, contohnya suatu generator diharuskan untuk melakukan
pengganian pelumas mesin setelah melewati 24 jam kerja.
3) Perawatan Prediktif (Predictive Maintenance)
Adalah jenis perawatan yang dilakukan untuk memprediksikan umur
suatu mesin agar dapat mencegah kerusakan terjadi saat produksi,
contohnya seperti memproduksi komponen baru yang lebih bermutu dan
umur suatu mesin dapat diprediksi.
4) Perawatan Berjalan (Running Maintenance)
Adalah jenis perawatan yang dilakukan saat suatu mesin berada dalam
kondisi beroperasi.
5) Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Adalah jenis perawatan yang dilakukan saat keadaan darurat terjadi pada
suatu mesin.
6) Perawatan Setelah Terjadi Kerusakan (Break down Maintenance)
Adalah jenis perawatan yang dilakukan saat suatu mesin dalam kondisi
berHeat Exchangernti tiba-tiba saat terjadi kerusakan.

2.8 Prinsip Kerja PLTA


Pada dasarnya PLTA bekerja dengan cara mengubah energi potensial dari
DAM/Air Terjun menjadi energi mekanik dengan bantuan turbin air, kemudian
energi mekanik tersubut di konversi menjadi energi listrik dengan bantuan
generator.Di wilyaah yang bergunung-gunung dengan banyak sumber air PLTA

11
sangat ideal dibangun, pembangkit listrik biasanya disatukan dengan waduk yang
digunakan untuk pertanian dan penanggulang banjir.

Gambar 2.10 Prinsip Kerja PLTA


(Sumber: /mufidtaufan.wordpress.com)

2.8.1 Komponen PLTA dan Cara Kerjanya.


1) DAM/WADUK
Dam/waduk berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena
turbin memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu,
kebanyakan dam/waduk memiliki bagian yang disebut pintu air yang tidak
diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
2) Pipa Pesat(Penstok)
Pipa pesat berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong
turbin. Salah asatu ujung pipa pesat dipasang pada penenang minimal 10
cm diatas lantai dasar bak penenang. Sedangkan ujung pipa lainnya
diarahkan ke cerobong turbin. Pada bagian dari pipa pesat yang keluar dari
bak penenang, dipasang pipa udara (Air Vent) setinggi 1 meter diatas
permukaan air bak penenang. Pemasangan pipa udara ini dimasukan untuk
mencegah terjadinya tekanan rendah (Low Pressure) apabila bagian ujung
pipa pesat tersumbat, tekanan rendah ini akan berakibat pecahnya pipa
pesat.
3) Turbin
Gaya jatuh air berdorong baling-baling meyebabkan turbin berputar.
Turbin air kebanyakan sperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi

12
dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar
turbin.
4) Generator
Generator dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga
ketika baling-baling turbin berputar, generatorpun ikut berputar. Generator
memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet
didalam generator sehingga terjadi peergerakan elektron yang
mebangkitkan timbulnya arus listrik AC. Generator disambungkan dengan
tranformator Step Up untuk menaikan tegangan listrik sebelum listrik
ditransmisikan.
5) Jalur Transmisi
Jalur transmisi berfungsi untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah-
rumah atau industri. Sebelum listrik dikonsumsi terlebih dahulu
tegangannya di turunkan transformator Step Down.

13
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Studi Khusus


3.2.1 Pengertian Heat Exchanger
Heat Exchanger memiliki arti harfiah alat penukar panas. Pengertian
ilmiah dari Heat Exchanger adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mentransfer
energi panas (entalpi) antara dua atau lebih fluida, antara permukaan padat dengan
fluida, atau antara partikel padat dengan fluida, pada temperatur yang berbeda
serta terjadi kontak termal.
Lebih lanjut, Heat Exchanger dapat pula berfungsi sebagai alat pembuang
panas, alat sterilisasi, pesteurisasi, pemisahan campuran, distilisasi (pemurnian,
ekstraksi), pembentukan konsentrat, kristalisasi, atau juga untuk mengontrol
sebuah proses fluida.
Satu bagian terpenting dari Heat Exchanger adalah permukaan kontak
panas. Pada permukaan inilah terjadi perpindahan panas dari satu zat ke zat yang
lain. Semakin luas bidang kontak total yang dimiliki oleh Heat Exchanger
tersebut, maka akan semakin tinggi nilai efisiensi perpindahan panasnya. Pada
kondisi tertentu, ada satu komponen tambahan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan luas total bidang kontak perpindahan panas ini. Komponen tersebut
adalah sirip.

3.2.2 Jenis – Jenis Heat Exchanger


1) Heat Exchanger Tipe Kontak Tak Langsung
Heat Exchanger tipe ini melibatkan fluida-fluida yang saling bertukar
panas dengan adanya lapisan dinding yang memisahkan fluida-fluida
tersebut. Sehingga pada Heat Exchanger jenis ini tidak akan terjadi kontak
secara langsung antara fluida-fluida yang terlibat. Heat Exchanger jenis ini
masih dibagi menjadi beberapa jenis lagi, yaitu:

14
a. Heat Exchanger Tipe Direct-Transfer
Pada Heat Exchanger tipe ini, fluida-fluida kerja mengalir secara terus-
menerus dan saling bertukar panas dari fluida panas ke fluida yang lebih
dingin dengan melewati dinding pemisah. Yang membedakan Heat
Exchanger tipe ini dengan tipe kontak tak langsung
lainnya adalah aliran fluida-fluida kerja yang terus-menerus mengalir
tanpa terhenti sama sekali. Heat Exchanger tipe ini sering disebut juga
dengan Heat Exchanger recuperator.
b. Storage Type Exchanger
Heat Exchanger tipe ini memindahkan panas dari fluida panas ke fluida
dingin secara intermittent (bertahap) melalui dinding pemisah. Sehingga
pada jenis ini, aliran fluida tidak secara terus-menerus terjadi, ada proses
penyimpanan sesaat sehingga energi panas lebih lama tersimpan di
dinding-dinding pemisah antara fluida-fluida tersebut. Tipe ini biasa pula
disebut dengan regenerative Heat Exchanger.
c. Fluidized-Bed Heat Exchanger
Heat Exchanger tipe ini menggunakan sebuah komponen solid yang
berfungsi sebagai penyimpan panas yang berasal dari fluida panas yang
melewatinya. Fluida panas yang melewati bagian ini akan sedikit
terhalang alirannya sehingga kecepatan aliran fluida panas ini akan
menurun, dan panas yang terkandung di dalamnya dapat lebih efisien
diserap oleh padatan tersebut. Selanjutnya fluida dingin mengalir melalui
saluran pipa-pipa yang dialirkan melewati padatan penyimpan panas
tersebut, dan secara bertahap panas yang terkandung di dalamnya
ditransfer ke fluida dingin.

15
Gambar 3.1 Fluidized-Bed Heat Exchangerat Exchanger
(Sumber:www.Artikel-Teknologi.com)

2) Heat Exchanger Tipe Kontak Langsung


Suatu alat yang di dalamnya terjadi perpindahan panas antara satu atau
lebih fluida dengan diikuti dengan terjadinya pencampuran sejumlah
massa dari fluida-fluida tersebut disebut dengan Heat Exchanger tipe
kontak langsung. Perpindahan panas yang diikuti percampuran fluida-
fluida tersebut, biasanya diikuti dengan terjadinya perubahan fase dari
salah satu atau labih fluida kerja tersebut. Terjadinya perubahan fase
tersebut menunjukkan terjadinya perpindahan energi panas yang cukup
besar. Perubahan fase tersebut juga meningkatkan kecepatan perpindahan
panas yang terjadi. Macam-macam dari Heat Exchanger tipe ini antara
lain adalah:
a. Immiscible Fluid Exchanger
Heat Exchanger tipe ini melibatkan dua fluida dari jenis berbeda untuk
dicampurkan sehingga terjadi perpindahan panas yang diinginkan. Proses
yang terjadi kadang tidak akan mempengaruhi fase dari fluida, namun bisa
juga diikuti dengan proses kondensasi maupun evaporasi. Salah satu
penggunaan Heat Exchanger ini adalah pada sebuah alat pembangkit
listrik tenaga surya berikut.
3.2.3 Macam-macam Heat Exchanger Berdasarkan Jumlah Fluida Kerja
Sebagian besar proses perpindahan panas antar fluida, melibatkan hanya
dua jenis fluida yang berbeda. Semisal air dengan air, uap dengan air, uap
dengan air laut, dan lain sebagainya. Namun ada pula Heat

16
Exchanger yang melibatkan lebih dari dua fluida kerja yang berbeda jenis.
Umumnya Heat Exchanger jenis ini digunakan pada proses-proses
kimiawi, seperti pada contoh sistem di bawah ini yaitu proses
penghilangan kandungan nitrogen dari bahan baku gas alam. Pada sistem
ini dihasilkan gas alam dengan kandungan nitrogen yang lebih rendah
sehingga penggunaan gas alam tersebut pada kebutuhan porses
pembakaran selanjutnya dapat lebih efisien.

Gambar 3.2 Proses Pengolahan Gas Alam


(Sumber: http://cHeat Exchangermicalengineeringnow.blogspot.com/)

3.2.4 Sitem Kerja Pendingin Air PLTA Koto Panjang


Sitem kerja pendingin air di PLTA Koto Panjang ada 2 yaitu
1) Open Loop
Open loop merupakan sistem atau siklus pendingi terbuka yang media
pendingi air raw water dengan cara kerja nya:
Draft Tube Raw Water Pump Non Return Valve Stainer
Heat Exchanger Draft Tube Bering.

17
2) Close Loop
Close Loop merupakan sistem atau siklus pendingin tertutup yang media
pendingin nya air incoming yang sudah di turunkan suhu nya di Heat
Exchanger cara kerja sistem close loop yaitu:
Tanki CWS Cooling Water Pump Non Return Valve Oli
Coller Berring cup, Turbin guid Tangki Cwr.

3.2.5 Spesifikasi Heat Exchanger


Adapun spesifikasi Heat Exchanger adalah sebagai berikut:
-Pressure 6 Bar
-Temperature 80°C
-Fluid Water
-Flow Rate 4500 L/MIN
-Test Pressure 9 Bar

Gambar 3.3 Spesifikasi Heat Exchanger PLTA Koto panjang

3.2.6 Perawatan Maintenance Heat Exchanger


Adapun Perawatan mentenance Heat Exchanger adalah perawatan
preventive, merupakan suatu pengamatan secara sistematik yang disertai
dengan analis teknis – ekonomis untuk menjamin berfungsinya suatu
peralatan produksi dan memperpanjang umur peralatan industri. Perawatan
Preventive pada Heat Exchanger di lakukan tiap temperatur suhu pada

18
Heat Exchanger naik/kotor. Tujuan dari preventive mentenenc Heat
Exchanger ini adalah bertujuan menjaga agar pompa bertahan lama dan
mencegah kerusakan pada komponen-komponen lain.

19
BAB IV
TUGAS KHUSUS
PEMELIHARAAN HEAT EXCHANGER PLTA KOTO PANJANG

4.1 Pengertian Heat Exchanger


Heat Exchanger memiliki arti harfiah alat penukar panas. Pengertian
ilmiah dari Heat Exchanger adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mentransfer
energi panas (entalpi) antara dua atau lebih fluida, antara permukaan padat dengan
fluida, atau antara partikel padat dengan fluida, pada temperatur yang berbeda
serta terjadi kontak termal.
Lebih lanjut, Heat Exchanger dapat pula berfungsi sebagai alat pembuang
panas, alat sterilisasi, pesteurisasi, pemisahan campuran, distilisasi (pemurnian,
ekstraksi), pembentukan konsentrat, kristalisasi, atau juga untuk mengontrol
sebuah proses fluida.

4.2 Alat dan Bahan


4.2.1 Alat Pelindung Diri (APD)
Adapun APD yang digunakan untuk perawatan Heat Exchanger adalah
sebagai berikut:
1) Helm Safety
Helm safety berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan, pukulan,
atau kejatuhan benda tajam dan berat yang melayang atau meluncur di
udara. Helm ini juga bisa melindungi kepala dari radiasi panas, api,
percikan bahan kimia ataupun suhu yang ekstrim. Untuk beberapa
pekerjaan dengan risiko yang relatif lebih rendah bisa menggunakan topi
ataupun penutup kepala sebagai pelindung.

20
Gambar 4.1 Helm Safety

2) Sepatu Safety
Sepatu pelindung ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau
tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau
dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya ataupun permukaan licin. Selain
fungsi di atas, sepatu safety berkualitas juga memiliki tingkat keawetan
yang baik sehingga bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang.
Berbagai sepatu pelindung ataupun safety shoes tersedia sesuai dengan
kebutuhan.

Gambar 4.2 Sepatu Safety

3) Sarung Tangan
Sarung tangan ini berfungsi untuk melindungi jari-jari tangan dari api,
suhu panas, suhu dingin, radiasi, arus listrik, bahan kimia, benturan,
pukulan, tergores benda tajam ataupun infeksi dari zat patogen seperti
virus dan bakteri. Sarung tangan ini terbuat dari material yang beraneka

21
macam, tergantung dari kebutuhan. Ada yang terbuat dari logam, kulit,
kanvas, kain, karet dan sarung tangan yang tahan terhadap bahan kimia.

Gambar 4.3 Sarung Tangan

4) Baju Wearpack
Baju ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari hal yang dapat
membahayakan atau mengakibatkan kecelakaan saat bekerja. Fungsi lain
dari wearpack yaitu bertujuan untuk menyeragam pekerja dan
menunjukkan identitas jabatan pekerja.

Gambar 4.4 Baju Wearpack

4.2.2 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam perawatan Heat Exchanger adalah
sebagai berikut:

22
1) Kunci Ring Pas 19
Kunci pas adalah alat bantu perkakas tangan yang berfungsi untuk
mengencangkan atau melonggarkan suatu baut.

Gambar 4.5 Kunci Ring Pas 19

2) Kunci Ring Pas 32


Kunci pas adalah alat bantu perkakas tangan yang berfungsi untuk
mengencangkan atau melonggarkan suatu baut.

Gambar 4.6 Kunci Ring Pas 32

3) Sikat Kawat
Sikat kawat merupakan perkakas tangan yang berfungsi untuk
membersihkan beram-beram atau kotoran yang ada disekitar benda kerja.

Gambar 4.7 Sikat Kawat

23
4) Palu Karet
Palu karet adalah alat yang digunakan untuk memukul dan memasukan
sikat kawat ke lobang-lobang Heat Exchanger yang akan dibersihkan.

Gambar 4.8 Palu Karet

5) Mesin Pompa Air


Mesin pompa air berfungsi untuk menghisap atau mendorong air untuk
disemprot kan pada lobang-lobang Heat Exchanger.

Gambar 4.9 Pompa Air

6) Selang Air
Selang air berfungsi untuk menyalurkan air yang telah dipompa kan oleh
mesin pompa air tersebut untuk membersihkan unit Heat Exchanger.

Gambar 4.10 Selang Air

24
4.2.3 Bahan
Adapun bahan yang dugunakan untuk perawatan Heat Exchanger adalah:
1) Air
Air berfungsi untuk menetralisir kan suhu Heat Exchanger yang panas
dan yang kotor.

4.3 Prosedur Kerja


4.3.1 Standar Operasional Prosedur Perawatan Heat Exchanger PLTA Koto
Panjang.
Adapun SOP perawatan Heat Exchanger adalah sebagai berikut :
1) Apabila Suhu Heat Exchanger diatas 80 ̊C, maka alarm pada unit Heat
Exchanger akan berbunyi pada operator.
2) Operator Membentikan unit Heat Exchanger.
3) Unit yang kotor diganti sama unit cadangan oleh operator.
4) Alai-alat disiapkan.

4.3.2 Langkah Kerja


Adapun langkah kerja (pembongkaran) dalam perawatan unit Heat
Exchanger adalah sebagai berikut:
1) Mengunci saluran air yang masuk dari strainer dan tangki Cwr.

Gambar 4.11 Mengunci Saluran Air

2) Membuka tutup / cover Heat Exchanger menggunakan kunci ring pas


19&32.

25
Gambar 4.12 Membuka baut pada Heat Exchanger

3) Memasang sikat pada lobang Heat Exchanger menggunakan palu karet,


dengan cara memukul sikat terssebut ke lobang pada Heat Exchanger.

Gambar 4.13 Memasang Sikat Pada Heat Exchanger

4) Menyemprot kan air pada tiap lobang Heat Exchanger menggunakan


pompa air, agar permukaan pada Heat Exchanger bersih.

Gambar 4.14 Membersihkan Unit Heat Exchanger

5) Proses finising saat membersihkan Heat Exchanger denagan cara


menyemprot kan air pada seluruh bagian lobang pada Heat Exchanger.

26
Gambar 4.15 Proses Finising

4.3.3 Prosedur Pemasangan pada pearawatan Heat Exchanger pada PLTA


KOTO PANJANG adalah sebagai berikut:
1) Memasang tutup/ cover Heat Exchanger menggunakan kunci ring pas
19&32.

Gambar 4.16 Mengunci Tutup Heat Exchanger

2) Membuka saluran air yang akan masuk pada Heat Exchanger dari
Strainer& Tangki Cws.

Gambar 4.17 Membuka Saluran Air.

27
4.4 Prosedur akhir pada pearawatan Heat Exchanger PLTA KOTO PANJANG
adalah sebagai berikut:
1) Membersih lantai B2 dari sisa air pada saat proses membersihkan unit
Heat Exchanger.
2) Merapikan alat-alat yang telah dipakai.
3) Mematikan pompa air yang digunakan untuk membersihkan unit Heat
Exchanger.
4) Operator mengaktifkan unit yang telah dibersihkan.

28
BAB V
PENUTUP

5.1 Keimpulan
Terdapat beberapa simpulan yang dapat diambil dari perawatan Heat
Exchanger unit 2 PLTA Koto Panjang, adapun simpulan tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Temperatur harus di jaga apabila tejadi kenaikan suhu, harus dilakukan
pembersihan.
2) Perawatan strainer harus di perhatikan, karena air yang masuk ke Heat
Exchanger melewati strainer terlebih dahulu/penyaring air.
3) Temparatur Heat Exchanger cepat naik/ kotor karena, adanya gesekan
bearing, temperatur generator.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dalam perawatan Heat
Exchanger unit 2 PLTA Koto Panjang adalah sebagai berikut:
1) Alat pelindung diri saat bekerja sebaiknya harus dilengkapi.
2) Taati peraturan yang ada saat bekerja demi menjaga keselamatan saat
bekerja seperti, dilarang merokok dan lain sebagainya.
3) Saat membersihkan Heat Excahnger perhatikan sisa sikat yang masuk ke
dalam lobang unit jangan sampai ada yang tersisa dalam unit Heat
Exchanger.

29
DAFTAR PUSTAKA

PT. PLN (Persero), 1999. Sejarah PLTA Koto Panjang, Koto Panjang
PT. PLN (Persero), November 1999. Project Completion Report Main Report On
Koto Panjang Hydroelectric Power Project. Tokyo Elektric Power Services Co.,
LTD.
MUFIDTAUFAN, 2010. Prinsip Keja Pada Generator PLTA.Http//mufidtaufan
wordpress.blogspot.com (diakses pada 28 Juli 2018).
Amalia, Ilma (2011). “PENUKAR PANAS (HEAT EXCHANGER)”.
Http:id.scribd.com/doc/46808854/Tugas-SheatExchangerll-and-Tube-Ex-
Changer-2.id (diakses pada 28 Juli 2018)

30

Anda mungkin juga menyukai