Anda di halaman 1dari 33

”SYSTEM HYDRAULIC PADA PESAWAT HAWK 100/200”

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Hasil Praktik Kerja Industri Yang Berlangsung di


SKATEK 045
Dari Tanggal 02 Juni 2017 s/d September 2017
“SISTEM HIDROLIC 1”

Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademis

ATEP TARDI FITRI ARIZKA, S.Pd

Menyetujui,
Ketua Kompetensi Keahlian
Airframe And Powerplane (AP)

SUPARMAN S.T

Pekanbaru, 15 September 2017


Telah disahkan oleh
Kepala SMK Manajemen penerbangan

CAPTIA IDAMAN, S.Pd.I


NIK. 1471072001730001
LEMBAR PENGUJIAN

Laporan Hasil Praktik Kerja Industri Yang Berlangsung di


SKATEK 045
Dari Tanggal 02 Juni s/d ... September 2017
“SYSTEM HYDRAULIC”

Telah di uji di depan penguji sekolah pada:

Hari :
Tanggal :
Pukul :

Penguji I, Penguji II,


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat tuhan YME untuk petunjuk, rahmat dan berkat-NYA,
sehingga penulis dapat menyekesaikan Laporan Hasil Pelaksanaan Praktik Kerja
Industri (PRAKERIN) sesuai dengan petunjuk dan waktu yang telah ditentukan.
Laporan ini disusun dengan sebenar-benarnya berdasarkan ilmu dan penglaman
yang penulis peroleh selama melaksanakan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN).
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
terkait yang telah membantu dan mengarahkan penulis dalam menyusun laporan
ini, kepada:
1. Orangtua yang terkasih dan tercinta yang telah memberikan motivasi
selama penulis melaksanakan dan menyusun laporan ini.
2. Bapak Captia Idaman, S.Pd.I kepala SMK Manajemen Penerbangan
Pekanbaru.
3. Ibu Lili Triana, S.Pd selaku Ketua Yayasan Citra Darma Riau.
4. Bapak Suparman, S.T selaku Ketua Jurusan Airframe and Powerplant.
5. Ibu Nurhayani, SE selaku Wali Kelas XII Airframe and Powerplant.
6. Ibu Fitri Arizka, S.Pd selaku guru pembimbing laporan PRAKERIN.
7. Bapak Atep Tardi selaku pembimbing PRAKERIN di SKATEK 045.
8. Bapak Wahyudi, Wagimin, Putra, Budi, Widada, Yuda selaku
pembimbing di SKATEK 045.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun bagi
pembaca, semoga laporan ini bermanfaat.

Pekanbaru, 15 September 2017

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR ISTILAH
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) adalah pelaksana kegiatan kerja secara
langsung dalam suatu industri untuk mengenal ruang lingkup industri yang
memadukan program pendidikan, pelatihan dan juga pembelajaran sehingga
menciptakan keahlian profesional secara terarah yang membentuk kesiapan diri,
mental dan kemampuan lebih siswa/i saat terjun dalam dunia kerja. Pelaksanan
kegiatan praktek Kerja Industri (PRAKERIN) sebagai perwujudan kebijaksanaan
dari “Link and Match”. Dalam prose pelaksanaannya dilaksanakan di dalam dua
tempat yaitu disekolah dan dunia industri. Upaya diatas berguna untuk
meningkatkan sekolah menengah kejuruan (SMK) Teknologi dan Industri
mencapai tujuan relefansi pendidikan dengan tuntunan kebutuhan tenaga kerja.
Selain itu diharapkan dari kegiatan penyelenggaraan praktik di dunia industri,
siswa/i akan memiliki etos kerja yang tinggi sesuai dengan harapan dunia usaha dan
industri, sehingga nantinya para siswa/i sudah siap menghadapi tantangan dunia
usaha dengan memiliki skill dan etos kerja yang dimilikinya. Dalam pelaksanaan
PRAKERIN tersebut dilakukan dengan prosedur tertentu dengan memanfaatkan
ilmu-ilmu dasar yang telah diberikan dari bimbingan sekolah untuk diterapkn dalam
dunia usaha atau dunia industri.
Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) dilaksanakan selama 3
bulan. Untuk program keahlian Airframe and Powerplane, pihak sekolah telah
menjalani kerjasama dengan masing-masing industri tempat diadakannya prakerin.
Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas dari lulusan Sekolah Menengah
Kejurun (SMK) untuk mecapai tujuan yang relefan antara dunia pendidikan dengan
tuntunan kebutuhan tenaga kerja.
Kegiatan pelaksanaan PRAKERIN sangat diharapkan untuk meningkatkan
keahlian dan etos kerja siswa yang meliputi motivasi kerja, inisiatif, kreativitas dan
kemampuan dalam bekerja.
1.2 TUJUAN PRAKERIN
Pelaksanaan PRAKERIN Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi
tanggung jawab bersama baik pihak sekolah maupun pihak industri untuk mencapai
keberhasilannya. Semua yang terkait memiliki tujuan yang sama, yaitu:
1. Mampu merealisasikan semua program dari satuan program pendidikan sistem
ganda.
2. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga
kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang
sesuai dengan tuntunan lapangan kerja.
3. Meningkatkan dan memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan (link and
match) antara lembaga pendidikan pelatihan kejuruan dan dunia kerja.

1.3 SASARAN POKOK


Dikmenjur menetapkan strategi operasional yang berdasarkan pada kebijakan
“Link and Match” (kesesuaian dan kesepadanan). Departemen pendidikan dan
kebudayaan dalam model penyelenggaraan pendidikan Sistem Ganda.
Pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam Undang-
undang Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional, PP Nomor 20
tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, PP Nomor 39 tahun 1992 tentang peran
serta masyarakat dalam Pendidikan Nasional, Kepmendikbud Nomor 080/U/1992
tentang Sekolah Menengah Kejuruan dan Kepmendikbud Nomor 080/U/1993
tentang kurikulum SMK
.
1.4 TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN PRAKERIN
Adapun tujuan pembuatan laporan Praktik Kerja Lapangan (PRAKERIN) ini
adalah, sebagai berikut:
1. Peserta didik mampu menjelaskan pengalaman yang telah diperoleh selama
proses praktik kerja lapangan.
2. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan serta kronologi dalam bentuk
tulisan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Untuk mengetahui perkembangan peserta didik selama Praktik Kerja Industri.
4. Sebagai pertanggung jawaban akan tugas yang diberikan Sekolah kepada para
siswa sehubung dengan pelaksanaan PRAKERIN.
5. Sebagai pengetahuan bagi siswa angkatan selanjutnya.
6. Sebagai latihan bagi siswa dalam membuat sebuah laporan kegiatan.
7. Sebagai bukti bahwa siswa telah melakukan praktik yang dilakukan di DU/DI
(Dunia Industri)
8. Sebagai syarat mengikuti ujian nasional.
9. Untuk menjadi dokumentasi diri sendiri.
BAB II
PELAKSANAAN

2.1 SEJARAH BERDIRINYA SKATEK 045


1. Cikal bakal berdirinya SKATEK 045

Sistem pertahanan nasional menuntut suatu kekuatan dan kemampuan yang


memadai dari masing-masing angkatan. Angkatan Udara dihadapkan dengan
tugas pokoknya dan kemampuan negara dalam membangun bidang hankam
terus berusaha dan mengembangkan kemapuan dan kekuatan. Dengan adanya
mega proyek Natuna dan ancaman yang diperkirakan datang dari corong barat,
TNI AU memutuskan untuk membeli pesawat jenis Hawk 109/209 yang
ditempatkan di Lanud Pekanbaru.
Sesuai kontrak pembelian Nomor : Contract 027/KE/V/1993/AU tanggal 30
Juni 1993 disepakati jumlah pesawat yang dibeli sebanyak 24 buah (8 Hawk
100 dan 16 Hawk 200), training aids, role equipment, fixed spares, technical
support, pendidikan personil, fasilitas perbengkelan dan Cals/DTMT.
Untuk mendukung pemeliharaan pesawat Hawk 100/200, TNI AU
membentuk satu satuan baru di Pekanbaru yaitu Skadron Teknik 045 yang
dikukuhkan dengan surat keputusan pembentukan satuan Skadron Teknik 045
dengan nomor : Skep/05/III/1996 tanggal 15 Maret 1996 kemudian
ditindaklanjuti dengan skep Kasau nomor : SKEP/12-PKS/V/1996 tanggal 17
Mei 1996 tentang pengangkatan personil Skadron Teknik 045 sebanyak 90
orang, sehingga saat ini jumlah personil Skatek 045 sebanyak 128 orang.
Sejak dibentuk dan diawakinya Skadron Teknik 045 telah langsung
menagani pesawat Hawk 100/200 yang datang di Lanud Pekanbaru pertama
kali pada tanggal 28 Mei 1996. Disamping pekerjaan pesawat, juga
dilaksanakan set up shop dan kegiatan administrasi. Meskipun belum
diresmikan Skadron Teknik 045 terus membangun secara perlahan-lahan baik
pembangunan fisik, mental spritual anggota maupun pembangunan lingkungan.
Dengan segala keterbatasan personil Skadron Teknik 045 tetap dapat
menunjukan disiplin dan semangat kerja yang tinggi, bahkan persaudaraan dan
kekeluargaan sangat terasa. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
akhirnya Kepala Staf TNI Angkatan Udara menyetujui dan menadatangani
Tunggul Skadron Teknik 045 yang tertuang dalam surat keputusan Kasau
Nomor : Skep/1/I/1997 pada tanggal 25 Februari 1997. Acara peresmian
pembukaan selubung dan syukuran, sampai Pangkoopsau I meninggalkan
SKATEK 045 dapat berjalan dengan aman dan lancar.

2. Perjalanan sejarah SKATEK 045


Sejak berdirinya Skadron Teknik 045 tanggal 15 Maret 1996 sampai dengan
sekarang telah mengalami beberapa kali penggantian Komandan. Komandan
Skatek 045 yang pertama dijabat oleh Letkol Tek Lambok L Tobing sampai
dengan 24 Januari 1998. Berikutnya Letkol Tek Robert Sotter Marut menjabat
sebagai komandan Skadron Teknik 045 dari tanggal 24 Januari 1998 sampai
dengan 20 Oktober 1999. Mayor Teknik Danardono S. Aji, menjabat sebagai
komandan Skadron Teknik 045 yang ketiga dari tanggal 20 Oktober 1999
sampai dengan 1 Agustus 2000, dan diserahterimakan kepada Letkol Tek
Suharto yang menjabat sebagai komandan Skadron Teknik 045 sampai dengan
13 Agustus 2002. Selanjutnya yang terakhir Letkol Tek Hanafi menjabat
sebagai komandan Skadron Teknik 045 dari tanggal 13 Agustus 2002 sampai
dengan sekarang.
3. Pengabdian terhadap Bangsa dan Negara
Disamping pengabdian sesuai dengan tugas pokoknya yaitu sebagai
organisasi yang bertugas melaksanakan pemeliharaan tingkat sedang untuk
jenis pesawat Hawk 100/200, Skadron Teknik 045 juga turut berpartisipasi di
dalam pengabdian terhadap bangsa dan negara dalam bentuk lain. Kegiatan
tersebut antara lain:
a. Menyertakan anggota Skadron Teknik 045 dan berintegrasi dengan
unsur TNI lainnya serta masyarakat sekitarnya dalam kegiatan TMD
(TNI Masuk Desa) yang diselenggarakan rutin setiap tahun di berbagai
daerah di wilayah Propinsi Riau.
b. Skadron Teknik 045 juga menerima siswa atau mahasiswa untuk tingkat
SMK maupun tingkat perguruan tinggi untuk melaksanakan praktek
kerja lapangan atau penelitian dibidang teknik.
c. Skadron Teknik 045 juga ikut serta sebagai pendukung utama dalam
kerjasama Pangkalan TNI AU Pekanbaru dengan pihak swasta di dalam
menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia di bidang
penerbangan. Realisasi dari kegiatan tersebut didirikannya jurusan
Penerbangan pada SMK Multi Mekanik Masmur dan kemungkinan
akan ditingkatkan menjadi SMK Penerbangan di waktu mendatang.

4. Peran dalam Operasi dan Latihan


Skadron teknik 045 dalam kedudukannya sebagai satuan pendukung
operasional Skadron Udara 12 baik dalam latihan maupun operasi tempur.
Sepanjang sejarah berdirinya Skadron Teknik 045 selalu ikut aktif dalam
berbagai kegiatan, baik operasional maupun latihan baik secara langsung
maupun tidak langsung baik skala nasional maupun regional. Beberapa
kegiatan latihan dan operasi Skadron Udara 12 dalam penyiapan pesawat Hawk
100/200 yang melibatkan personil SKATEK 045 meliputi:
a. Operasi yang diselenggarakan oleh Koopsau I meliputi operasi rencong
terbang dan operasi jalak sakti.
b. Operasi yang dilaksanakan oleh Koopau II yaitu operasi elang jaya yang
dipusatkan di Pangkalan TNI AU Eltari Kupang NTT.
c. Operasi yang diselenggarakan oleh Kohanudnas yaitu operasi panah
dengan sasaran utama pengawasan wilayah udara Aceh dan sekitarnya.
d. Latihan bersama Indonesia-Singapura (Elang Indopura) yang
diselenggarakan setiap dua tahun sekali dengan gladi posko di
Singapura dan latihan manuver Lapangan di Pangkalan TNI AU
Pekanbaru.
e. Latihan bagi instruktur penerbang CFWIC (Combien Fighter Weapon
Instrukture Course) yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali
dengan melibatkan para instruktur penerbang dari dua negara yaitu
Indonesia dan Singapura.
f. Mendukung latihan rutin Skadron Udara 12 dalam menjalankan latihan
rutin base, terutama pada penanganan troubel shooting pesawat Hawk
100/200 yang digunakan saat latihan.
2.2 VISI DAN MISI PERUSAHAAN
VISI TNI ANGKATAN UDARA
Terwujudnya postur TNI AU yang professional, efektif, efisien, modern, dinamis
dan handal dalam rangka menegakkan serta mempertahankan kedaulatan dan
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
MISI TNI AGKATAN UDARA
1. Mewujudkan kemampuan dan kekuatan sistem, persone1, materiil alut
sista dan fasilitas untuk memenuhi postur TNI AU yang berkualitas agar
siap untuk melaksanakan tugas dan fungsi.
2. Meningkatkan kemanpuan penyelenggaraan fungsi-fungsi intelijen dan
pengamanan dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi TNI AU.
3. Melaksanakan pembinaan kekuatan dan kemampuan dalam rangka
pelaksanaan tugas TNI AU baik dalam Operasi Militer untuk Perang
(OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
4. Melaksanakan kegiatan bantuan kemanusiaan dan bakti sosial dalam
rangka membantu otoritas sipil untuk menciptakan suasana yang
kondusif bagi terwujudnya keamanan dalam negeri dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
5. Meningkatkan kerjasama militer dengan negara-negara sahabat dalam
rangka menciptakan kondisi kemanan nasional, regional dan
internasional serta untuk meningkatkan hubungan antar negara.
6. Melaksanakan penelitian dan pengembangan terhadap strategi dan
sistem pertahanan, sumber daya manusia, serta kemampuan dan
pendayagunaan industri strategis nasional untuk kepentingan
pertahanan matra udara.
7. Meningkatkan pemberdayaan fungsi perencanaan, pengendalian dan
pengawasan dilingkungan TNI AU melalui penerapan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pernerintah.
2.3 WAKTU
Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) ini dimulai pada
tanggal 02 Juni 2017 sampai dengan 31 agustus 2017. Dimulai pada pukul 07.00 –
15.00. berikut ini merupakan jadwal masuk dan pulang di SKATEK 045:
HARI JAM MASUK JAM PULANG
Senin 07.00 15.00
Selasa 07.00 15.00
Rabu 07.00 15.00
Kamis 07.00 15.00
Jumat 07.00 15.00

2.4 TEMPAT
Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) ini dilaksanakan selama 3 bulan di
SKATEK 045 tepatnya di pangkalan TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin,
Pekanbaru.
1. HARPES Airframe
a. Perawatan sistem pesawat Hawk 100/200.
b. Pengecekan komponen pesawat Hawk 100/200.
2. Repair
a. Structure repair.

2.5 KOMPETENSI YANG DIAJARKAN


Kompetensi yang diajarkan di SKATEK 045, sebagai berikut:
1. Service main landing gear
Perawatan landing gear pada pesawat Hawk 100/200.
2. Structure repair
Kegiatan perbaikan struktur pesawat yang mengalami kerusakan.
3. Brake unit check
Kegiatan pengecekan brake unit untuk mengetahui adanya kebocoran.
4. Anti skid test
Kegiatan untuk mengetes anti skid, apakah anti skid berfungsi atau
tidak.
BAB III
HASIL PEMBAHASAN PRAKTIK

3.1 HASIL PRAKTIK


Setelah penulis mengikuti dan menyelesaikan kegiatan Praktik Kerja Industri
(PRAKERIN) yang berlangsung selama 3 (tiga) bulan di SKATEK 045, penulis
mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru. Hasil praktik yang didapatkan oleh
penulis adalah sebagai berikut:
1. Memahami peroses service landing gear pesawat Hawk 100/200.
2. Memahami peroses riveting.
3. Memahami peroses pengecekan brake unit.
4. Memahami cara kerja system Hydraulic 1 pada pesawat Hawk 100/200.
5. Memahami cara kerja brake unit.
6. Memahami cara kerja landing gear up dan down.
7. Memahami cara kerja anti skid pada pesawat hawk 100/200.

3.2 PEMBAHASAN PRAKTIK


Pada pembahsan hasil praktek kerja industri PRAKERIN ini, penulis akan
membahas mengenai kegiatan yang telah penulis laksanakan selama PRAKERIN
berlangsung di SKATEK 045, berikut pembahasannya:
A. Hydraulic power system
Terdiri dari:
1. Hydraulic system no 1.
2. Hydraulic system no 2.
3. RAT Emergency system.
Hydraulic power dihasilkan oleh 2 Engine Driven Pump (EDP). Masing-masing
bekerja sendiri-sendiri, yaitu Hydraulic system no 1 dan Hydraulic system no 2.
Ram Air Turbine (RAT) bekerja sebagai cadangan atau berhubungan dengan
Hydraulic system no 2 yang secara otomatis akan menggantikan kerja Hydrauli
system no 2 jika System hydraulic no 2 rusak.
System hydraulic no 1 melayani kerja:
a) Flying control
- Aileron.
- Tail plane.
- Rudder.
b) General services
- Air brake.
- Flaps.
- Landing gear.
- Wheel brake.

System hydraulic no 2 melayani:

a) Aileron.
b) Tail plane.
c) RAT Emergency.
1. System hydraulic no 1

Pada dasarnya terdiri dari:


1) Reservoir yang dilengkapi dengan Nitrogen Inflation
a. Reservoir pressuring system
b. Reservoir fill dan bleed connection
c. Pressure relief valve
2) EDP no 1
3) Package assembly
4) Filter
5) Hand pump
6) Accumulator
7) Pressure switch
8) Pressure transducer
9) Pressure Relief Valve (PRV)
Berikut penjelasan dan fungsi dari komponen system hydraulic no 1:

1) Reservoir

Reservoir berfungsi sebagai tempat penyimpanan cairan hidrolik dan Pressure


Nitrogen dalam sistem. Kapasitas hidrolik dalam Reservoir adalah 293 in3,
sedangkan Pressure Nitrogen kapasitasnya 58 psi. Cairan hidrolik dan Pressure
Nitrogen dipisahkan oleh sebuah sekat pemisah berupa piston. Reservoir juga
dilengkapi dengan Gauge yang memiliki fungsi sebagai indikator untuk
menunjukan kapasitas cairan hidrolik yang terdapat didalam reservoir. Gauge
ini terpasang pada end fitting reservoir.
a. Reservoir pressuring system
Terdiri dari Nitrogen Inflation valve yang berlokasi disamping panel
294 A. Normal pengisian ± (58 psi) tergantung pada isi cairan hidrolik
dan tempratur saat melakukan pengisian.
b. Reservoir fill dan bledd connection
Berlokasi di samping panel 294 A. Berfungsi sebagai tempat pengisian
atau bledding cairan hidrolik dan nitrogen secara manual pada reservoir.
c. Pressure relief valve
Berfungsi untuk mencegah terjadinya over pressure pada fluid supply
dan return pressure. Relief valve akan merelease kelebihan pressure
fluid dari 8,3-8,6 bar (120-125 psi).
2) Engine Driven Pump (EDP)

EDP berfungsi untuk memompa cairan hidrolik dari reservoir. EDP Hydraulic
no 1 terlatak disebelah kanan engine accessories gear box. Di kendalikan oleh
splined quill drive shaft dan dihubungkan ke sistem hidrolik pesawat oleh 3
buan fleksible hose, dengan self sealing coupling pada ujung hose tersebut.
Didalam pompa terdapat roda-roda gigi yang menghasilkan putaran sebesar
0,39 Hp.
Gerak pemompaan akan dihasilkan dengan merubah tenaga putar menjadi gerak
timbal-balik piston (Resiprocating).
EDP dapat mengontrol sendiri dan ketika berpuatar pada kecepatan sampai
6000 rev/min, akan menghasilkan tekanan 207 bar (3000 psi) dengan aliran o,6
l/sec (8 gal/min). Aliran hidrolik dikontrol oleh perpindahahan yoke assembly,
yang mana mengubah gerakan piston. Yoke assy dipengaruhi oleh kekuatan
gerak spring untuk memberi aliran yang maximum dan out-put system pressure
melawan yoke umtuk menurunkan aliran hidrolik. Pada putaran biasa, yoke
ditempatkan pada kedudukannya oleh control spring untuk memberi aliran
secara maksimal. Pengeluaran dari EDP diarahkan untuk menggerakan sebuah
regulating piston pada sisi yang berlawanan dari yoke assy melawan control
spring. Dengan naiknya tekanan pada sistem, yoke assy akan bergerak untuk
mengontrol aliran hidrolik dan memaintain tekanan pada sistem sampai 207 bar
(3000 psi). Pada saat sistem digunakan oleh pilot, tekanan hidrolik akan turun,
ini dapat dirasakan pada regulating piston dan ini menyebabkan yoke assy
bergerak dibawah pengaruh dari control spring, menaikan aliran agar sistem
tekanan kembali pada tekanan semula.

3) Package assembly

Terdiri dari beberapa komponen:


a. Non-return valve
Ada 3 buah non-return valve, masing-masing terdapat pada:
- Pressure inlet adapter.
- Pressure outlet adapter, yang menuju flying control (FC).
- Outlet adapter yang menuju ke general service.
Non-return valve berfungsi untuk mencegah Pressure yang telah di
salurkan ke sistem agar tidak kembali lagi.
b. Pressure relief valve
Pressure relief valve terpasang diantara pressure duct dan return line ke
EDP suction side dan reservoir. Bila ada terdeteksi kelebihan pressure pada
sistem, katupnya akan membuka untuk merelease kelebihan pressure
kembali ke sunction line. Katupnya di set untuk merelease antara 241-248
bar (3500-3600 psi). Pressure relief valve berfungsi untuk mengurangi
Pressure pada sistem jika pressure melebihi 3000 psi atau untuk mencegah
Over Pressure.
c. Pressure maintaining valve
Terletak diantara pressure duct dan pressure outlet duct yang menuju ke
general service. Pressure maintaining valve, bekerja dibawah pressure
yang ditetapkan. Valve nya akan menutup untuk membatasi ( memisahkan
) aliran sementara ke general service dan memaintain penurunan pressure
ke FC. Pressure maintaining valve akan menutup pada pressure 96,5 bar
(1400 psi) dan akan membuka lagi jika pressure naik menjadi 110 bar (1600
psi). Pressure maintaining valve berfungsi untuk me-Maintening atau
menyalurkan cairan hidrolik ke General Service.
4) Filter

Filter adalah sebuah unit sederhana, yang dipasang dengan sebuah elemen
saringan yang tipis. Filter terdiri dari bowl, head assembly, dan disposable
element (elemen yang mudah diganti). Filter dilengkapi dengan sebuah
indikator yang terpasang pada tiap kepala filter. Indikator tersebut berbentuk
seperti tombol berwarna merah, jika elemen filter sudah sangat kotor maka
indikator tersebut akan menonjol keluar. Filter memiliki fungsi untuk
menyaring kotoran yang terbawa oleh cairan hidrolik.
Filter pada sistem hidrolik dipasang pada beberapa komponen, yaitu:
a. No. 1 flying control pressure line.
b. No. 1 system return line.
c. No. 2 flying control pressure line.
d. No. 2 system pump case drain line.
e. RAT pump suction.
f. Wheel brake system pressure line.
5) Hand pump

Berfungsi untuk ground testing GS, mengisi wheel brake accumulator, dan
untuk menghisap/memompa cairan hidrolik jika pesawat berada di darat atau
pada saat engine tidak running.
Hand pump terletak disebelah kanan dinding air intake, dan terdiri dari:
a. Hand pump dan handle
b. Pressure relief valve.
c. Non-return valve.
Cara kerja hand pump:
Hidrolik dari reservoir mengalir melalui hand pump, pada saat pressure naik
sampai 193,1 bar (2800 psi) dan melewati Non Return Valve (NRV) ke general
service. Kelebihan pressure akan kembali melalui PRV menuju suction dari
hand pump. Ketika engine hidup NRV akan mencegah kembalinya hidrolik ke
reservoir melalui hand pump circuit.
6) Accumulator

Berfungsi untuk menstabilkan tekana pada sistem. Jumlah Pressure yang


standby di dalam Accumulator adalah 1100 psi. Bentuk Accumulator sama
seperti Reservoir yaitu berbentuk Cylinder dan juga dilengkapi Gauge.
Base pressure Nitrogen accumulator sebagai berikut:
a. No 1 dan no 2 flying control accumulator 76 bar (1100 psi).
b. RAT emergency accumulator 66 bar (960 psi).
c. Wheel brake accumulator 86 bar (1250 psi).

7) Pressure switch
Berfungsi untuk mengetahui Pressure dari dalam Cockpit. Pressure swicth akan
memberi sinyal ke Central Warning Panel (CPW) bahwa pressure telah
mencapai 3000 psi, jika pressure melebihi atau kurang maka CWP akan
memberi tahu pilot. Begitu juga jika terjadi Trouble pada sistem hidrolik.
8) Pressure transducer

Berfungsi sebagai indikator untuk mengetahui jika Pressure telah mencapai


3000 psi. Pressure transducer akan memberi sinyal ke Pressure switch dan
Pressure switch akan memberi sinyal ke CWP guna untuk memberi tahu pilot
jika Pressure telah sampai 3000 psi atau kurang.
9) Pressure Relief Valve (PRV)

PRV berfungsi untuk merilis/mengurangi Pressure dalam sistem jika Pressure


melebihi 3000 psi atau untuk mencegah terjadinya Over Pressure. PRV akan
merelease kelebihan pressure dari 8,3-8,6 bar (120- 125 psi), untuk di buang ke
atmosfer. Sedangkan PRV pada EDP, diset untuk merelease pressure antara
241-248 bar ( 3500-3600 psi).
a) Cara kerja System Hydraulic no 1 dalam menggerakan flying control:
Hidrolik dalam reservoir (293 liter dan 58 psi) akan di hisap oleh EDP (6000
rpm) dan menghasilkan 3000 psi. Lalu hidrolik mengalir menuju ke package
assembly. Di dalam packge essembly terdapat relief valve dan maintaining valve,
jika pressure hydraulic melebihi 3000 psi maka akan di realese oleh relief valve
menuju ke reservoir kembali dan juga akan di maintaining oleh maintaining valve
ke general services yang akan digunakan untuk mengoperasikan general services.
Setelah melewati package assembly cairan hidrolik akan mengalir dan melewati
accumulator dan filter (micronic). Accumulator (1100 psi) berfungsi untuk
menstabilkan tekanan di dalam sistem agar tetap 3000 psi, sedangkan filter
berfungsi untuk menyaring kotoran berupa gram-gram yang terbawa oleh cairan
hidrolik. Lalu cairan hidrolik akan mengalir lagi melewati pressure switch dan
pressure transducer. Pessure transducer berguna untuk mengetahui bahwa
pressure dalam sistem telah mencapai 3000 psi. Jika pressure drop maka pressure
swicth akan mengirim sinyal ke CWP dan CWP akan memberi tahu pilot jika terjadi
trouble/drop pada sistem hidrolik 1. Setelah mengalir melewati pressure swicth dan
pressure tansducer cairan hidrolik mengair ke primary flight control (aileron PCU
right and left, tail plane PCU). Untuk yang mengarah ke rudder terlebih dahulu
mengalir melalui Shut-off valve (terletak di cockpit) yang berfungsi untuk
mengalirkan cairan hidrolic ke rudder dan Q feel amplifire. Q amplifire berfungsi
untuk meringankan kerja rudder ketika berada di atsmosfer.

2. System hydraulic no 2
Hidraolik no 2 diperuntukan sebagai duplikat power supply untuk
mengoprasikan flight control, yaitu aileron, dan tail plane saja. Sistem ini
mempunyai hubungan dengan sistem emergency yang dengan secara otomatis
mengambil alih tugas jika sistem hidrolik no 2 fail.
Berikut komponen pada sistem hidrolik no 2:
1) Reservoir
2) Engine Driven Pump (EDP)
3) Solenoid cock
4) Baypass relay
5) Reset switch (push button)
Berikut penjelasan dan fungsi dari komponen-komponen system hydraulic no 2:
1) Reservoir
Reservoir sistem hidrolik no 2 serupa dengan reservoir sistem hidrolik no 1,
yang membedakan adalah kapasitas dan ukuran dari reservoir-nya. Reservoir
sistem hidrolik no 2 memiliki kapasitas cairan hidrolik 262 in3, dan nitrogen 48
psi. Sedangkan ukuran nya lebih pendek dari reservoir sistem hidrolik no 1 dan
letak reservoir sistem hidrolik no 2 yaitu terletak didalam RAT bay di sebelah
kiri fuselage diantara frame 25 s/d frame 27.
2) Engine Driven Pump (EDP)
EDP sistem hidrolik no 2 sama dengan EDP sistem hidrolik no 1 tapi, EDP pada
sistem hidrolik no 2 tidak men-supply ke general services. Kecepatan putaran
roda giginya lebih rendah dari EDP sistem hidrolik no 1, pressure yang
dihasilkan oleh EDP sistem hidrolik 2 sama dengan pressure yang dihasilkan
oleh EDP sistem hidrolik 1 yaitu 3000 psi pada kecepatan putaran EDP 3722
rev/min, tapi flow rate-nya lebih rendah yaitu 0,37 l/sec (5 gall/min). Sebuah
filter ditempatkan pada saluran pump case drain ke reservoir untuk mencegah
terjadinya kontaminasi pada sistem reservoir hidrolik no 2. Bila terjadi
gangguan (kerusakan) pada EDP maka emergency RAT akan menggantikan
posisi EDP sebagai pompa pada sistem hidrolik no 2. EDP pada sistem hidrolik
no 2 juga terdapat 2 komponen penting, yaitu:
a. Pressure Relief Valve (PRV) EDP
PRV dihubungkan kedalam system down stream dari EDP. Jika terjadi
over pressure, PRV akan membuka untuk mengizinkan hidrolik lewat
menuju suction pump. PRV diset untuk merelease pressure antara 241-
248 bar (3500-3600 psi).
b. EDP bay pass valve.
EDP bay pass valve dioprasikan oleh solenoid cock dan dikontrol oleh
engine speed sensing. Pada kecepatan rendah putaran engine ± dibawah
45% Nh, solenoid nya akan energized dan EDP otomatis off-loaded
(tanpa beban) dengan mengalihkan aliran ke return. Ini meringankan
tenaga putaran yang dibutuhkan untuk memutar engine selama starting
dan relighting (penyalaan ulang). Engine speed contactor juga
mengontrol hubungan setiap waktu, yang mana menjadikan hold on
circuit sebagai bay pass solenoid valve untuk sekali starting atau
relighting dapat dicapai kira-kira 45% Nh. Bay pass valve akan tetap
energized sampai hold on circuit terputus, jika pilot menekan tombol
riset hydraulc system no 2 gerakan ini akan de-energises, dan solenoid
akan menutup bay pass valve, lalu mengizinkan hydraulic system no 2
untuk menaikan tekanan.
3) Solenoid cock
Solenoid cock bekerja seperti bay-pass valve yang menghubungkan EDP dan
suction line. Fungsinya untuk mengurangi torque yang diperlukan untuk
memutar engine saat starting atau relighting secara otomatis akan off loading
EDP pada low engine speed. Bekerjanya solenoid cock dikontrol oleh engine
speed contactor, bay-pass relay, dan reset switch.

4) Bay-pass relay
Berfungsi untuk mengontrol kerja solenoid cock melalui engine speed contactor
dan reset switch.

5) Reset switch (push button)


Berfungsi untuk menontrol EDP agar bekerja setelah engine starting dan
relighting. Reset switch juga berfungsi untuk start RAT retraction.

Berikut adalah cara kerja System hydraulic no 2:


Hidrolik dengan tekanan rendah dari reservoir mengalir menuju EDP. EDP
akan memompa dan memberikan tekanan hingga 207 bar (3000 psi) dan di-supply
ke solenoid cock kemudian diteruskan ke flying control dan accumulator. Yang
mengalir ke flying control akan melewati non-return valve dan flying control filter.
Pressure juga akan mengalir ke RAT emergency system lewat non-return valve dan
emergency supply package. Kelebihan pressure dari pompa akan disalurkan
kembali ke saluran suction dari sistem melalui PRV, kelebihan pressure dari
reservoir akan dibuang ke atmosfer melalui PRV. Pengisian hidrolik pada reservoir
hidrolik no 2 melalui external self sealing coupling yang terpasang pada sistem
yang menghubungkan pipa pressure dan pipa suction yang ke EDP. External supply
self sealing coupling juga berfungsi untuk ground test yang akan dihubungkan ke
RIG (servicing trooley). Sebelum masuk ke reservoir, cairan hidrolik akan mengalir
melewati filter untuk menyaring kotoran yang terbawa oleh cairan hidrolik. EDP
bay-pass valve menyalurkan tekanan pada sistem lewat pipa EDP kesaluran
pressure dan saluran suction, sebelum masuk kesistem cairan hidrolik akan stanby
disaluran pressure dan suction. Hal ini bertujuan untuk meringankan putaran pada
gear box untuk persiapan start engine berikutnya atau relighting.
Bila sistem pressure hidrolik no 2 fail dibawah 85 ± 7 bar (1240 ± 100 psi),
pressure switch akan bekerja menyalakan lampu kuning hidrolik 2 pada CWP di
cockpit. Jika pressure switch disistem hidrolik no 1 juga bekerja menyalakan lampu
kuning hidrolik no 1, maka lampu merah hidrolik pada CWP akan menyala
menunjukan total hidrolik failure (kehilangan pressure hidrolik secara total) dan
central warning sistem akan bekerja memberi peringatan seperti peringatan lampu
kuning sistem hidrolik no 1 dan 2.

Anda mungkin juga menyukai