Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PROSEDUR PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM

PENDINGIN MESIN ISUZU PANTHER LV 2.5

Disusun oleh :

Nama : Taufiq Fatchurrohman

NIM : A15043

Program Studi : D3 Mesin Otomotif

POLITEKNIK INDNUSA SURAKARTA

2018

i
PERSETUJUAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

Proposal tugas akhir ini telah disetujui oleh dosen pembimbing pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 04 April 2018

Judul Tugas Akhir : Prosedur Perawatan dan Perbaikan Sistem

Pendingin Mesin Isuzu Panther LV 2.5

Surakarta, 04 April 2018

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Onery Andy Saputra, M.Pd Sudiro, ST, M.Si


NIDN. 0619039101 NIDN. 0621077301

Mengetahui:

Ketua Program Studi

Sudiro, ST, M.Si


NIDN. 0621077301

ii
PROPOSAL TUGAS AKHIR

A. Judul Proposal

Prosedur Perawatan dan Perbaikan Sistem Pendingin Mesin Isuzu Panther LV

2.5

B. Latar Belakang Masalah

Perkembangan yang semakin cepat mendorong manusia untuk selalu

mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam dunia otomotif

khususnya mobil dikenal berbagai macam sistem yang bekerja. Sistem-

sistem tersebut bekerja saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya,

sehingga apabila salah satu dari sistem tersebut mengalami kerusakan,

maka mobil akan mengalami kerusakan.

Sistem pendinginan pada mobil berfungsi untuk menurunkan temperatur

pada mesin yang terjadi dari proses pembakaran. Proses pembakaran

selanjutnya akan menghasilkan tenaga mekanis yang kemudian akan

menggerakkan mesin. Akibat lain dari proses pembakaran adalah adanya

panas yang apabila tidak didinginkan akan merusak komponen dari mesin

itu sendiri. Sistem pendinginan (cooling system) adalah suatu rangkaian

untuk mengatasi terjadinya over heating pada mesin agar tetap bekerja

secara optimal (Daryanto, 1999:1). Hasil pembakaran pada motor bakar

yang menjadi tenaga mekanis hanya sekitar 23%, sebagian panas menjadi

1
gas bekas dan sebagian lagi hilang melalui proses pendinginan (Anonim,

1995:35).

Energi panas selebihnya akan dibuang melalui emisi gas buang sebesar

7%, dan sisanya sekitar 33% hilang diserap oleh pendinginan. Oleh

karena itu walaupun sistem pendinginan dikatakan sebagai kerugian

disatu segi, yaitu menurunkan efisiensi yang dihasilkan oleh mesin,

namun disegi lain tetap dibutuhkan untuk mempertahankan mesin itu

sendiri agar tetap dapat bekerja dan tahan lama. Apabila sebagian panas

yang dihasilkan dari pembakaran tadi akan mengalami kenaikan

temperatur yang berlebihan dan cenderung merubah sifat-sifat serta bentuk

dari komponen mesin tersebut (Anonim, 1999:35).

Sistem pendinginan yang berfungsi untuk menurunkan temperatur pada

mesin, karena mesin dapat menghasilkan efisiensi kerja yang baik

pada temperatur mesin sekitar 80° C smapai dengan 90° C. Komponen-

komponen pada sistem pendinginan Isuzu Panther LV 2.5 semakin lama

akan mengalami kerusakan atau keausan. Komponen-komponen tersebut

antara lain: pompa air, thermostat, radiator, tutup radiator, tangki

cadangan, water temperature switch dan kipas pendingin radiator.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengambil

judul proposal tugas akhir yaitu ”Prosedur Perawatan dan Perbaikan Sistem

Pendingin Mesin Isuzu Panther LV 2.5”.

2
C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan suatu

permasalahan yaitu :

1. Bagaimana fungsi dan cara kerja sistem pendingin mesin Isuzu Panther

LV 2.5?

2. Komponen-komponen apa saja yang ada pada sistem pendingin mesin

Isuzu Panther LV 2.5?

3. Bagaimana langkah perawatan dan perbaikan sistem pendingin mesin

Isuzu Panther LV 2.5?

4. Bagaimana prosedur keselamatan kerja pada perawatan dan perbaikan

sistem pendingin mesin Isuzu Panther LV 2.5?

D. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan

tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu, penulis

memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok yang dibatasi

dalam konteks, fungsi dan cara kerja sistem pendingin mesin Isuzu Panther

LV 2.5, komponen-komponen pada sistem pendingin mesin Isuzu Panther LV

2.5, cara perawatan dan perbaikan sistem pendingin mesin Isuzu Panther Lv

2.5, dan prosedur keselamatan kerja pada perawatan dan perbaikan sistem

pendingin mesin Isuzu Panther LV 2.5.

3
E. Tujuan Tugas Akhir

Adapun tujuan tugas akhir adalah :

1. Mengetahui fungsi dan cara kerja sistem pendingin mesin Isuzu Panther

LV 2.5.

2. Mengetahui komponen-komponen yang ada pada sistem pendingin mesin

Isuzu Panther LV 2.5.

3. Mengetahui langkah perawatan dan perbaikan sistem pendingin mesin

Isuzu Panther LV 2.5.

4. Mengetahui prosedur keselamatan kerja pada perawatan dan perbaikan

sistem pendingin mesin Isuzu Panther LV 2.5.

F. Manfaat Tugas Akhir

Manfaat yang diperoleh dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Tugas akhir ini dibuat sebagai sarana untuk menerapkan serta

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama berada dibangku perkuliahan

dengan menciptakan karya yang kreatif dan inovatif dengan menciptakan

sebuah buku panduan yang bisa digunakan oleh masyarakat banyak.

2. Bagi Politeknik Indonusa Surakarta

Penulis berharap agar prosedur perawatan dan perbaikan sistem pendingin

isuzu panther ini dapat menjadi salah satu bahan untuk kelancaran dalam

kegiatan perkuliahan sehingga mahasiswa dapat dengan mudah

4
mengetahui prosedur perawatan dan perbaikan pada sistem pendingin

mesin Isuzu Panther LV 2.5.

3. Bagi Instansi

Penulis berharap bagi instansi terkait dapat menjadikan salah satu buku

panduan yang dapat dengan mudah dibaca, dimengerti dan difahami oleh

kalangan umum, bukan hanya mahasiswa dan orang tertentu yang bergelut

dibidang otomotif.

G. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara yaitu untuk mengumpulkan data dengan mengajukan

pertanyaan langsung kepada informan atau seorang ahli yang berwenang

dalam suatu masalah. Sehingga penulis mewawancara dengan memberikan

pertanyaan kepada mekanik PT MITRA PRATAMA MULIA Pabelan

(Nughroho), supaya mendapat beberapa informasi dari sumber yang ahli

dalam bidang otomotif tentang perawatan dan perbaikan sistem pendingin

mesin Isuzu Panther .

2. Dokumentasi

Kumpulan dari beberapa refrensi seperti buku manual, astra internasional

(isuzu training center) dan beberapa journal internasional serta artikel-

artikel dari internet dan catatan atau hasil wawancara sebagai bahan acuan

untuk lebih memahami sistem pendingin mesin Isuzu Panther LV 2.5 dan

untuk penyusunan laporan tugas akhir.

5
3. Observasi

Dalam hal ini penulis secara langsung melakukan pemeriksaan terhadap

komponen sistem pendingin mesin Isuzu Panther LV 2.5, prosedur

perawatan dan perbaikan pendingin pada mesin Isuzu Panther LV 2.5

dibengkel Politeknik Indonusa Surakarta dengan tujuan untuk menjaga

pendingin dan tepat dan sesuai fungsinya.

4. Perpustakaan (Library Study)

Perpustakaan merupakan pencarian data melalui buku-buku otomotif

seperti Manual Book Isuzu Panther, buku-buku otomotif, juga dapat

melalui jurnal internasional serta artikel-artikel dari internet yang

mengulas tentang sistem pendingin mesin Isuzu Panther LV 2.5 dengan

sumber yang jelas. Kegiatan tersebut membantu untuk lebih memahami

sistem pendingin mesin Isuzu Panther LV 2.5.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan tugas akhir adalah sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Berisi tentang penguraian Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah,

Pembatasan Masalah, Tujuan Tugas Akhir, Manfaat Penulisan, Pengumpulan

Data, Sistematika Penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI

Penulis menjabarkan teori dasar yang berhubungan dengan kasus atau

masalah yang akan di bahas dalam tugas akhir. Uraian ini harus mengacu /

6
bersumber pada sumber yang bertanggung jawab, seperti buku teks, Jurnal,

internet, majalah dll

BAB III. TINJAUAN UMUM

Bab ini menguraikan tentang penelitian, waktu, objek, tempat dan bagaimana

data diambil, dan jadwal kerja.

Jika produk tugas akhir merupakan kerja mandiri, maka BAB III

menerangkan tentang pembongkaran, pemeriksaan, perakitan/pemasangan,

perawatan, troubleshooting, dan perhitungan dll sesuai dengan petunjuk

pembimbing

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Menguraikan penemuan – penemuan masalah yang diteliti dan memberikan

solusi atau pemecahan masalah dengan metode tertentu. Menguraikan

langkah – langkah pembuatan produk mulai dari pemilihan bahan materi

sampai finishing. Pembuatan Produk. menerangkan langkah-langkah

pembuatan produk: bahan dan alat, proses pembuatan, gambar jadi,

implementasi dll.

BAB V. PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan yang menjawab dari perumusan masalah dan saran

yang diajukan penulis sebagai referensi untuk mengembangkan produk yang

dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

7
I. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Sistem Pendingin

Sistem pendingin adalah suatu rangkaian untuk mengatasi terjadinya

over heating (panas yang berlebihan) pada mesin agar mesin bisa

bekerja secara stabil.

Fungsi dari sistem pendingin pada kendaraan dapat dibagi menjadi

empat yaitu :

a. Mencegah terjadinya over heating

Panas yang dihasilkan oleh pembakaran 2500 °C pada ruang bakar.

Panas yang cukup tinggi ini dapat merusak logam atau bagian lain

yang digunakan pada motor, hal ini disebabkan karena logam dan

minyak pelumas pada suhu yang tinggi akan merusak komponen-

komponen pada mesin dan apabila motor tidak dilengkapi dengan

sistem pendinginan dapat merusak bagian-bagian dari motor tersebut.

b. Mempertahankan temperatur motor

Temperatur motor harus dipertahankan, agar selalu pada temperatur

kerja yang efesien. Hal ini dilakukan dengan menyerap panas yang

dihasilkan oleh proses pembakaran yang berlebihan, berputarnya

kipas pendingin ketika mesin dalam kondisi panas, dan katup

thermostat yang membuka dalam kondisi mesin pada suhu kerja.

c. Mempercepat motor mencapai temperatur kerja

Mempermudah pencapaian suhu kerja pada awal pengoperasian

mesin.

8
d. Memanaskan ruangan didalam ruang penumpang

Memanaskan ruangan didalam ruang penumpang berlaku pada

negara-negara yang mengalami musim dingin.

Ada dua jenis sistem pendingin yang sering digunakan yaitu

pendinginan udara (pendingin langsung) dan pendinginan air

(pendinginan tidak langsung). Kedua cara di atas dapat menyerap panas

sekitar 33% ke atmosfir (udara luar) melalui atau dengan daya konveksi,

yaitu udara dihamburkan ke permukaan bahan logam yang panas.

a. Pendingin Udara (Pendingin Langsung)

Panas dari mesin yang bekerja atau berputar, dilewatkan melalui

sirip, rusuk, atau fins ke udara luar. Biasanya digunakan pada mesin

satu silinder atau kendaraan berdaya kecil.

Dasar penggunaan pada sistem pendinginan udara ini tergantung pada

hal sebagai berikut :

1) Perbedaan temperatur antara panas mesin dengan udara

luar/sekitar.

2) Luas permukaan dimana panas dikeluarkan atau disemburkan.

3) Tingkat aliran udara pada permukaan yang dikenai (Daryanto,

2002 : 12).

Penggunaan sistem pendingin udara mempunyai keuntungan seperti

bahan bakar hemat dan keausan silinder berkurang, tidak ada bahaya

kerusakan karena pembekuan. Sistem pendinginan udara memiliki

keburukan seperti suara mesin menjadi keras karena tidak

9
menggunakan peredam suara dan pengontrolan suhu lebih sulit

dibandingkan dengan sistem pendinginan air.

b. Pendinginan Air (Pendinginan Tidak Langsung)

Panas dilewatkan atau ditransfer ke air disekitar ruang bakar dan

silinder. Panas yang diserap oleh air pendingin akan menyebabkan

naiknya temperatur air pendingin tersebut. Panas dari air ditransfer ke

sirip radiator kemudian panas tersebut disemburkan ke udara, air

kemudian kembali ke mesin (Daryanto, 2002 : 12).

Sistem pendingin air mempunyai keuntungan antara lain lebih aman,

karena ruang bakar dikelilingi oleh pendingin (terutama air dengan

adiktive dan anti beku). Sistem pendinginan air disamping lebih aman

juga mempunyai keuntungan lain seperti seperti peredam bunyi, air

dingin yang panas dapat digunakan sebagai sumber panas untuk

pemanas udara di dalam kendaraan. Pengontrolan suhu pendingin dalam

sistem ini lebih mudah dibandingkan dengan sistem pendinginan udara

karena pada sistem pendinginan udara karena pada sistem pendinginan

terdapat thermostat, pendinginan lebih merata, suhu kerja lebih cepat

tercapai karena adanya thermostat yang bekerja pada waktu suhu mesin

rendah.

Sistem pendinginan air juga mempunyai kerugian antara lain lebih

rumit dan lebih mahal dibandingkan dengan sistem pendinginan udara

(Daryanto, 2002 : 13).

10
Prinsip kerja sistem pendingin mesin Isuzu Panther adalah sirkulasi air

pendingin dimulai dari radiator kemudian air ditekan oleh pompa air dan

dikirim kekantong-kantong (water jacket) pada silinder mesin, pompa ini

terpasang pada bagian depan dari mesin dan digerakkan oleh poros engkol

melalui V-belt. Air yang berada di water jacket berfungsi untuk

mendinginkan mesin. Jumlah debit air dalam water jacket harus selalu

dalam keadaan penuh dan tidak boleh terdapat gelembung air yang dapat

mengakibatkan penguapan.

Saat mesin hidup (dalam kondisi dingin) air pendingin dalam radiator

tidak dapat bersirkulasi karena adanya termostat. Keadaan ini akan

mempercepat proses naiknya temperatur kerja mesin. Katub thermostat

akan membuka penuh apabila suhu air telah mencapai suhu kerja mesin

sekitar 82 °C – 90 °C. Terbukanya katup thermostat menyebabkan air

pendingin dapat bersirkulasi dan mendinginkan mesin dan

mempertahankan suhu kerja mesin. Air yang telah menyerap panas mesin

mengalir menuju radiator melalui selang atas dan didinginkan dengan

persinggungan udara yang dilewatkan pada sirip-sirip yang menyelubungi

pipa air. Apabila tekanan pada sistem pendingin mesin berlebihan maka

tutup radiator akan mengalirkan air menuju reservoir tank.

11
Sumber: www.teknik-otomotif.com
Gambar 1. Rangkaian sistem pendingin mesin

2. Komponen – komponen Sistem Pendingin

a. Radiator

Radiator berfungsi sebagai alat untuk mendinginkan air pendingin yang

menyerap panas dari mesin dengan cara membuang panas tersebut

melalui sirip-sirip radiator. Air dari radiator tersebut dikirim ke bagian

yang didinginkan melalui selang radiator, baik dari radiator ke blok

silinder ataupun dari blok silinder ke radiator.

Sumber: www.teknik-otomotif.com
Gambar 2. Radiator

12
b. Tutup Radiator

Tutup radiator berfungsi sebagai penutup bagian upper tank radiator

sekaligus menjaga tekanan udara didalam sistem pendingin. Bagian

utama adalah pegas yang mendorong katup kearah bawah. Dalam posisi

normal, pegas ini akan mendorong katup sehingga katup bisa menutup

saluran radiator. Sementara saat tekanan didalam radiator meningkat,

tekanan itu akan melawan pegas dan menyebabkan terbukanya katup.

Akhirnya udara bertekanan keluar dari dalam radiator dan tekanan

menjadi lebih stabil.

Sumber: www.teknik-otomotif.com
Gambar 3. Tutup Radiator

c. Tangki Cadangan (Reservoir Tank)

Tabung ini berfungsi untuk menyimpan air pendingin yang mengalami

penguapan. Saat mesin dalam suhu tinggi, air pendingin akan menguap

dan berakibat pada peningkatan tekanan udara didalam sistem. Untuk

menstabilkan tekanan udara tersebut, air yang akan menguap akan

disalurkan ke dalam sebuah tabung melalui tutup radiator. Didalam

tabung ini, uap air akan kembali diembunkan agar menjadi zat cair.

13
Sumber: www.teknik-otomotif.com
Gambar 4. Reservoir Tank

d. Kipas Pendingin

Kipas pendingin berfungsi untuk mendinginkan radiator. Prinsip kerja

cooling fan yakni dengan mengalirkan udara dari luar melewati sirip

radiator. Kipas pendingin ada dua macam yaitu kipas konvensional dan

kipas elektrik.

Sumber: www.teknik-otomotif.com
Gambar 5. Kipas Pendingin

14
e. Thermostat.

Thermostat berfungsi untuk mengendalikan suhu mesin hingga

mencapai suhu kerja. Jenis Thermostat yang digunakan pada mesin

Isuzu Panther adalah tipe wax pellet. Tipe wax pellet ini menggunakan

semacam lilin yang dapat mengembang pada saat dipanaskan dan akan

menyusut pada waktu dingin.

Sumber: www.teknik-otomotif.com
Gambar 6. Thermostat

f. Pompa Air (Water Pump)

Pompa air berfungsi sebagai untuk mensirkulasikan air pendingin dari

radiator ke silinder mesin. Pompa air yang digunakan dalam sistem

pendingin Isuzu Panther adalah pompa tipe sentrifugal yang akan

dipasangkan pada bagian depan blok silinder. Gerak putaran pompa

diperoleh dari putaran poros engkol melalui Pully yang dihubungkan

dengan belt.

15
Sumber: www.teknik-otomotif.com
Gambar 7. Water Pump

g. Selang Radiator

Selang radiator berfungsi untuk menyalurkan air dari mesin ke radiator

dan kembali ke mesin. Selang radiator dituntun untuk fleksibel namun

harus kuat menahan suhu air yang hampir mendidih. Oleh sebab itu,

selang radiator terbuat dari karet khusus yang didesain untuk bertahan

pada suhu tinggi.

Bagian luar selang dibalut dengan selang penjepit yang berfungsi

membalut permukaan, menjaga tekanan dalam sistem dengan

menahan kelenturanya dan menjadi peredam suhu dalam sistem

pendinginan (Daryanto, 2002 : 11).

Sumber: www.teknik-otomotif.com
Gambar 8. Selang Radiator

16
h. Mantel Pendingin

Mantel pendingin pada mesin Isuzu Panther mengelilingi silinder-

silinder dan kepala silinder, yang berfungsi untuk mendinginkan

bagian-bagian pendingin silinder dan ruang bakar secara efektif. Mantel

pendingin pada kepala silinder dan blok silinder berhubungan langsung

dengan tangki radiator bagian atas.

Sumber: www.teknik-otomotif.com
Gambar 9. Mantel Pendingin

i. Water Temperature Switch

Water Temperature Switch berfungsi untuk mengukur suhu temperatur

mesin. Apabila kunci kontak ON mesin bekerja namun temperatur air

masih dibawah 92 derajad C. Water Temperture Switch pada keadaan

ini tahanan pada Water Temperature Switch akan tinggi sehingga jarum

pada thermometer pada dash bord bergerak kebawah.

Sumber: www.teknik-otomotif.com
Gambar 10. Water Temperature Switch

17
j. Coolant

Pada mesin – mesin Isuzu Panther direkomendasikan menggunakan

Isuzu Panther genuine super coolant. Coolant ini mempunyai kualitas

tinggi berbahan dasar ethilene glycol non-silicate, non amine, non

nitrite, non borate dengan long-life hybrid organic acid technologi.

Sumber: www.teknik-otomotif.com
Gambar 11. Coolant

3. Sistem Perawatan dan perbaikan

a. Perawatan Preventif

Perawatan preventif merupakan perawatan sistem pendingin secara

ringan dengan biaya karena dapat dilakukan sendiri dan biasanya

dilakukan secara berkala. Pada perawatan ini juga bertujuan mencegah

atau menanggulangi secara dini sebelum komponen sistem pendingin

mengalami kerusakan yang lebih parah yang tentunya membutuhkan

biaya perbaikan yang lebih mahal. Kegiatan yang dilakukan pada

perawatan preventif meliputi :

18
1. Pergantian air radiator apabila air tersebut sudah kelihatan

keruh.

2. Membersihkan radiator.

3. Pemeriksaan kebocoran pada selang-selang radiator.

4. Membersihkan mantel pendingin agar sirkulasi air pendingin

berjalan lancar.

5. Penambahan Isuzu Panther Genuine Coolant pada air

pendinginyang dapat merawat komponen-komponen sistem

pendingin.

b. Perawatan Kuratif

Perawatan kuratif merupakan yang dilakukan untuk mengganti

komponen sistem pendingin saat terjadi kerusakan. Perawatan ini

membutuhkan biaya yang relatif besar dan perawatan ini dilakukan

secara tiba-tiba tanpa adanya perencanaan. Kegiatan yang biasa

dilakukan pada perawatan ini adalah mengganti komponen yang rusak

seperti penggantian thermostat, penggantian pompa air, penggantian fan

pendingin.

4. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja saat perawatan dan perbaikan sistem pendingin mesin

Isuzu Panther LV 2.5 bertujuan mencegah terjadinya kecelakaan saat

19
pekerjaan berlangsung, keselamat kerja yang harus diperhatikan anatara

lain:

a. Perawatan dan perbaikan harus sesuai SOP yang berlaku.

b. Menggunakan wearpack.

c. Gunakan sarung tangan.

d. Gunakan sepatu safety sesuai standar.

e. Memeriksa alat yang akan digunakan.

f. Memasang Fender Cover

5. Rangkuman Jurnal Pembanding

Jurnal pertama berjudul “Modifikasi Air Scoop Dan Jarak Radiator

Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Bensin” yang disusun oleh Taufiq

hidayat, Universitas Nahdlatul Ulam Surakarta. Vol. 1 Nomor 3 tahun

2015 ISSN : 2355-5009. Salah satu komponen dalam proses pendinginan

otomotif yang adalah keberadaan radiator. Komponen pendukung yang

harus ada untuk mendukung kinerja radiator adalah keberadaan air scoop.

Fungsi dari air scoop ini adalah sebagai pengarah aliran udara saat

stationer dan saat berjalan yang terletak dibelakang radiator. Keberadaan

air scoop sering dilupakan atau sengaja dibuang, hal ini sering didapati di

mobil-mobil tua yang dipakai untuk transportasi non manusia di pedesaan.

Didasarkan pada kondisi seperti hal tersebut maka perlu untuk dilakukan

pengkajian terhadap kondisi tersebut, seberapa besar tingkat pengaruh

terhadap mesin. Tahapan dalam menyelesaikan penelitian ini adalah

20
melakukan survey, diskusi, penyiapan bahan media penmelitian,

pengambilan data, pengolahan data dan kesimpulan. Hasil Kesimpulan

dari pelaksanaan penelitian ini adalah dengan merubah posisi radiator yang

lebih dekat dengan mesin maka pemakaian tanpa air scoop dibandingkan

dengan yang standart lebih baik sedangkan dengan memodifikasi bentuk

khusunya tingkat kemiringan sebesar 30° didapat hasil yang lebih baik

dibandingkan pemakian jenis air scoop yang lain dimana penurunan

pemakain bahan bakar bensin pada putaran rendah dan tinggi sebesar 5.7

% dan 21.7%.

Jurnal kedua berjudul “Pengaruh Penggunaan Radiator Pada Sistem

Pendingin Motor Diesel Stasioner Satu Silinder Terhadap Laju Kenaikan

Suhu Air Pendingin” yang disusun oleh Eko Sujadi, Staf Pengajar,

Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Surakarta

(UNSA). Vol. 1 Nomor 3 Juni Tahun 2016 ISSN : 2442-7918. Bertujuan

untuk mengetahui berapa pengaruh besar laju kenaikan suhu air pendingin

menggunakan radiator dibandingkan dengan sistem pendingin alami pada

putaran mesin 1500 rpm, 2000 rpm, 2500 rpm, dan agar lebih mudah

dalam pengoprasian mesin Diesel. Dari hasil pengujian yang telah

dilakukan didapatkan hasil bahwa laju kenaikan suhu sistem pendingin

alami pada putaran 1500 rpm sebesar 0,4916 °C/Menit, pada 2000 rpm dan

2500 rpm sebesar 0,5 °C/Menit. Sedangkan laju kenaikan suhu sistem

pendingin radiator pada putaran 1500 rpm sebesar 0,075 °C/Menit, pada

putaran 2000 rpm dan 2500 rpm sebesar 0,1683 °C/Menit. Laju kenaikan

21
suhu air pendingin menggunakan sistem pendingin radiator lebih rendah

jika dibandingkan dengan menggunakan sistem pendingin alami, sehingga

penambahan air pendingin pada motor Diesel menggunakan sistem

pendingin radiator lebih lama jika dibandingkan dengan sistem pendingin

alami.Hal ini dikarenakan laju kenaikan suhunya sangat rendah, berbeda

dengan sistem pendingin alami yang mengalami laju kenaikan suhu yang

cepat sehingga titik didih air lebih cepat tercapai, dan proses penguapan air

menjadi lebih cepat.

J. Waktu Pelaksanaan

Agar pelaksanaan penulisan laporan tugas akhir dapat berjalan sesuai dengan

yang diharapkan, maka penulis membuat rencana pelaksanaan penyusunan

laporan tugas akhir sebagai berikut:

22
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Tugas Akhir

Bulan

No Kegiatan Jan Feb Mar Aprl Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan Tema
dan Rencana Judul

2. Pendaftaran Tugas
Akhir
Bimbingan dan
3. Konsultasi
Proposal Tugas
Akhir
4. Seminar Tugas
Akhir
5. Revisi Proposal
Tugas Akhir

6. Bimbingan dan
Konsultasi Laporan
Tugas Akhir
7.
Ujian Tugas Akhir

8. Revisi Laporan
Tugas Akhir

9. Pengumpulan
Laporan Tugas
Akhir

23
DAFTAR PUSTAKA
Astra Motor, New Step 1 Training Manual, Jakarta : PT. Toyota Astra Motor,
1995

Astra Motor, New Step 2 Training Manual, Jakarta : PT. Toyota Astra Motor,
1995

Daryanto, Reparasi Sistem Pendingin dan Sistem Pelumasan Mobil. Jakarta :


PT. Rineka Cipta, 1994

Daryanto, Pemeliharaan sistem Pendingin dan Sistem Pelumasan Mobil.


Bandung: Krama Widya, 2002

Drs. Boentarto, Teknik Motor Diesel Mobil, Solo : CV. Aneka, 1996

Team Pengembangan Sumber Daya Manusia Yayasan Pendidikan Haster


Bandung, Memperbaiki Mesin Mobil Bekerja Efesien, Bandung : CV.
Pionir Jaya, 2004

Jurnal penelitian, http://poltekindonusa.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/Vol1-


2-2015-MODIFIKASI-SISTEM-PENDINGIN-SIRIP-DAN-AIR-PADA-
SALURAN-PELUMAS-Taufiq, Taufiq Hidayat, Modifikasi Air Scoop
dan Jarak Radiator Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Bensin, Jurnal
Sainstech, ISSN : 2355-5009, Volume.01, Nomer 3 Tahun 2015,
Universitas Nahdlatul Ulam Surakarta, Tanggal 25 Februari 2018, Jam
20:15

Jurnal penelitian, http://poltekindonusa.ac.id/wp-


content/uploads/2016/10/artikel-1_jurnal-AUTINDO_Vol-1-Nomer-
3_Juni-2016_Eko-Surjadi, Eko Surjadi, Pengaruh Penggunaan Radiator
Pada Sistem Pendingin Motor Diesel Stasioner Satu Silinder
Terhadap Laju Kenaikan Suhu Air Pendingin, Jurnal Autindo, ISSN :
2442-7918 Volume. 1 Nomor 3 Juni Tahun 2016, Politeknik Indonusa
Surakarta, tanggal 25 Februari 2018, Jam 20:25

Komponen Sistem Pendingin Pada Mobil,


https://tholibs.blogspot.co.id/2013/05/komponen-sistem-pendingin-pada-
mobil.html. Tolip St. Saturday, May 11, 2013. 26 februari 2018
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai