Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

PRAKTIKUM POWER TRAIN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Power Train (TM 249)
yang diampu oleh: Drs. H. Sulaeman, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 1


Badru Jihad (1407071)
Taufiqurrohmat (1404387)
Nurul Anwar Iskandar (1401170)
Danis Eka Nanda (1404269)
Indra Maulana (1401283)
Hafizul Husna (1404665)
Nova Faizal (1400680)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
LaporanPraktikum “power train” ini. dan juga kami ucapkan terima kasih kepada
bapak dosen yang telah membimbing kami selama melakukan pembelajaran dan
praktikum. Penyusunan laporan ini bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah
power train di Program Studi pendidikan Teknik mesin Fakultas Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan Universitas Penididkan Indonesia.
Dalam penyusunan laporan praktikum ini, kami menyadari sepenuhnya
apabila tanpa bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak tidak akan
dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
laporan ini, oleh karena itu saran dan kritik penyusun harapkan dari pembaca agar
laporan ini menjadi lebih baik. Demikian, semoga Laporan Praktikum ini dapat
bermanfaat.

Bandung, Mei 2017

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 1

BAB II LANDASAN TEORI

A. Power Train ................................................................................................. 2


B. Komponen Power Train ............................................................................... 3
C. Kopling ........................................................................................................ 3
D. Transmisi ..................................................................................................... 3
E. Propeller Shaft ............................................................................................. 4
F. Dfferential ................................................................................................. . 4
G. Axle Shaft ................................................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN PRAKTIKUM

A. Kopling ........................................................................................................ 5
1. Alat yang digunakan .............................................................................. 5
2. Pembongkaran Kopling.......................................................................... 5
3. Pemeriksaan Kopling............................................................................. 5
B. Transmisi ................................................................................................... 6
1. Alat yang digunakan.............................................................................. 6
2. Pembongkaran........................................................................................ 7
3. Pemeriksaan........................................................................................... 9
4. Perakitan................................................................................................ 12
5. Penyetelan............................................................................................. 14
C. Propeller Shaft ............................................................................................. 14
1. Alat yang digunakan.............................................................................. 14
2. Pemeriksaan........................................................................................... 15
D. Differential ................................................................................................... 17
1. Pemeriksaan Differential...................................................................... 17
2. Cara Pelepasan...................................................................................... 17
3. Cara Pembongkaran.............................................................................. 18
4. Cara Merakit......................................................................................... 19
E. Axle Shaft................................................................................................ 21
1. Pemeriksaan....................................................................................... 21
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 30

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kendaraan merupakan hal yang jarang ditemui pada zaman dahulu. Tetapi
berbeda dengan era globalisasi sekarang ini. kendaraan banyak ditemui di
lingkungan masyarakat luas bahkan kendaraan kini sudah menjadi barang pokok
bagi kehidupan social. Bagaimana tidak dengan kendaraan seseorang dapat
menempuh perjalanan dengan jarak yang tidak mampu ditempuh dengan berjalan
kaki. Melihat banyaknya kepentingan berkehidupan social makan banyak pula
kendaraan yang telah digunakan masyarakat. Meski sudah banyak kendaraan
yang digunakan masyarakat, tepai tidak banyak yang mengetahui tentang kondisi
ataupun system kerja didalam engine kendaraan tersebut.

Suatu kendaraan membutuhkan pengoperasian serta perawatan yang sesuai


dengan standart operational procedur yang ada. Oleh karena itu penting dalam
mengetahuinya guna pemakaian dan perawatan pada kendaraan. Kami selaku
Mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin yang berperan aktif dalam masyarakat
memiliki tanggung jawab dalam hal pemahaman engine baik dalam
pengoperasian, system kerja, hingga dalam hal perbaikan.

Satu system dalam kendaraan yang terpenting adalah system powertrain yang
merupkan salah satu system pada kendaraan yang tidak banyak diketahui para
pengguna kendaraan. dari hal itu kami selaku mahasiswa melakukan praktikum
pembongkaran system powertrain sekaligus mengetahui secara langsung system
kerja dari tiap komponen serta dapat memperhitungkan keausan komponen
tersebut.

B. Tujuan Penulisan

1. Mampu dan mengetahui fungsi sistem powertrain

2. Mengetahui cara kerja dari sistem powertrain

3. Mengetahui jenis-jenis dari sistem powertrain

4. Untuk mengetahui cara kerja komponen komponen yang ada pada


power train.
5. Untuk mengetahui cara pembongkaran serta pemasangan yang baik
serta mengetahui komponen yang masih dapat digunakan atau tidak
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Power Train

Power train adalah sistem pada mobil yang mengatur transfer tenaga dari mesin
ke roda. Tiap mobil memiliki desain yang berbeda dalam meletakkan mesin,
ataupun menggerakkan rodanya. Ada mobil yang meletakkan mesinnya di depan,
ada juga yang meletakkan mesinnya di tengah ataupun dibelakang dari mobil itu.
Bukan hanya meletakkan mesinnya, tapi roda mana yang diputar oleh mesin pun
berbeda. Ada mobil yang memutar roda belakangnya, dan ada yang memutar roda
depannya, serta ada juga yang memutar roda belakang dan roda depan. Yang
dimaksud memutar roda di sini adalah tenaga mesin ditransfer ke roda mana? Jadi
bukan roda yang berputar. Pada saat jalan semua roda berputar, tapi tak semua
yang digerakkan oleh mesin. Roda depan atau roda belakang yang diputar oleh
mesin. Pengelompokan tipe Power Train:

1. FF singkatan dari Front engine Front drive. Maksudnya adalah mesin


berada di bagian depan mobil , dan roda depan yang digerakkan oleh
mesin. Jadi roda belakang hanya berputar saja, alias tidak mendapat
tenaga dari mesin.

2. FR singkatan dari Front engine Rear drive. Maksudnya adalah mesin


berada di bagian depan mobil, dan roda belakang yang digerakkan oleh
mesin. Ini berkebalikkan dengan tipe FF, roda depan tidak mendapat
tenaga dari mesin.

3. RR singkatan dari Rear engine Rear drive. Maksudnya adalah mesin


berada di bagian belakang mobil, dan roda belakang yang digerakkan
oleh mesin. Jadi roda depan tidak mendapat tenaga dari mesin. Tipe ini
hampir sama dengan tipe FR , hanya letak mesinnya yang dibelakang.
Sedangkan roda yang digerakkansama seperti tipe FR.

4. 4WD singkatan dari 4 Wheel Drive. Artinya baik roda belakang atau
roda depan sama – sama mendapat tenaga dari mesin. Roda depan ada 2
dan roda belakang ada 2 , maka disebut 4 roda. Mobil yang biasa
menggunakan tipe ini adalah Jeep, yang biasanya digunakan untuk
medan berlumpur.

Gambar Sistem Power Train pada Jeep

B. Komponen Power Train

1. Kopling

2. Transmisi Manual / Automatic

3. Properel Shaft

4. Diferensial

5. Axel Shaft

C. Kopling

Kopling adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan dua poros pada
kedua ujungnya dengan tujuan untuk mentransmisikan daya mekanis.
Kopling biasanya tidak mengizinkan pemisahan antara dua poros ketika
beroperasi, namun saat ini ada kopling yang memiliki torsi yang
dibatasi sehingga dapat slip atau terputus ketika batas torsi dilewati.

Kopling (clutch) terletak di antara Engine dan Transmisi. Kopling berfungsi


untuk memutuskan dan menghubungkan putaran mesindari Fly Wheel ke
Transmisi secara halus melalui kerja pedal selama perkaitan roda gigi.
D. Transmisi Manual / Automatic

Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistemyang berfungsi untuk


konversi torsi dankecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dankecepatan
yang berbeda-beda untuk diteruskan kepenggerak akhir. Konversi ini
mengubahkecepatan putar yang tinggi menjadi lebih rendahtetapi lebih
bertenaga, atau sebaliknya.
Torsi tertinggi suatu mesin umumnya terjadi pada sekitar pertengahan
daribatas putaran mesin yang diijinkan, sedangkan kendaraan memerlukan
torsitertinggi pada saat mulai bergerak. Selain itu, kendaraan yang berjalan
pada jalanyang mendaki memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan
mobil yangberjalan pada jalan yang mendatar. Kendaraan yang berjalan
dengan kecepatanrendah memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan
kecepatan tinggi.Dengan kondisi operasi yang berbeda-beda tersebut maka
diperlukan sistemtransmisi agar kebutuhan tenaga dapat dipenuhi oleh
mesin.

E. Properel Shaft

Propeller Shaft yaitu salah satu bagian sistem pemindah tenaga yang
berfungsi untuk meneruskan putaran dan daya mesin dari transmisi ke
differensial dengan variasi perubahan sudut yang selalu terjadi pada poros
tersebut saat memindahkan putaran dan daya.

Pada kendaraan kendaraan tipe FR (Front engine rear drive) dan FWD/AWD
(Four wheel drive), untuk memindahkan tenaga mesin dari transmisi ke
differensial, diperlukan propeller shaft atau sering juga disebut sebagai drive
shaft.
Panjang pendeknya propeller shaft tergantung darii panjang kendaraan. Pada
kendaraan yang panjang, propeller dibagi menjadi beberapa bagian untuk
menjamin supaya tetap dapat bekerja dengan baik.
Transmisi umumnya terpasang pada chasis frame, sedangkan differential dan
sumbu belakang (rear axle) disangga oleh suspensi sejajar dengan roda
belakang. Oleh sebab itu posisi differential terhadap transmisi selalu berubah
– ubah pada saat kendaraan berjalan, sesuai dengan permukaan jalan dan
ukuran beban; Propeller shaft dibuat sedemikian rupa agar dapat
memindahkan tenaga dari transmisi ke differential dengan lembut tanpa
dipengaruhi akibat adanya perubahan – perubahan tadi. Untuk tujuan ini
universal joint dipasang pada setiap ujung propellershaft, fungsinya untuk
menyerap perubahan sudut dari suspensi. Selain itu sleeve yoke bersatu
untuk menyerap perubahan antara transmisi dan differential.

F. Differensial

Fungsi utama untuk membedakan putaran roda kiri dan kanan pada saat
membelok. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi Slip pada roda dan tidak
tergelincir. selain itu fungsi lain dari differential adalah merubah putaran mesin
menjadi gerak maju mundur.

G. Axel Shaft

Axle shaft atau poros penggerak roda adalah salah satu komponen
sistempemindah tenaga, merupakan poros penggerak roda-roda dimana roda-roda
dipasang pada axle shaft sehingga beban roda ditumpu oleh axle shaft. Axle shaft
berfungsi untuk meneruskan tenaga gerak dari differential ke roda-roda.
BAB III

PEMBAHASAN PRAKTIKUM

A. Kopling

1. Alat-alat yang digunakan:

a. Kunci Pas
b. Kunci Ring
c. Palu
d. Obeng
e. Fuller
f. Dial Indicator
g. Mistar Baja
h. Jangka sorong
i. Kunci L

2. Pembongkaran kopling:

1. Sebelum melakukan pembongkaran berilah tanda clutch cover dan


roda penerus untuk memudahkan dalam pemasangan kembali

2. Longgarkan semua baut satu persatu sehingga tekanan pegas


menjadi bebas. Setelah itu lepaskan semua baut, sehingga clutch
cover dan kopling dapat dilepas

3. Pemeriksaan Kopling

1. Plat Kopling

1. Periksalah seluruh keadaan plat kopling terutama: Permukaan plat


kopling (1) dari kerusakaan torsion ruber dari kerusakaan atau
longgar.

2. Dengan menggunakan vernier caliper periksalah kedalaman paku


keling

limit kedalaman paku keling : 0,3 mm


Hasil pemeriksaan : 0,8 mm

2. Clutch Cover

1. Pemeriksaan clutch cover terutama pada bagian permukaan plat penekan dan
diagfragma spring dari keausan atau terbakar bila perlu adakan pergantian.
Dengan menggunakan vernier caliper ukurlah besarnya keausan ujung dari
diagfragma spring

Limit keausan : 0,6mm

Hasil pemeriksaan : 0,5 mm

Hasil pemeriksaan adalah sudah aus, berkarat,sedikit agak gosong akibat


panas.

3. Pilot bearing

1. Periksalah pilot bearing yang terdapat pada poros engkol dari keausan dan
pecah atau menimbulkan bunyi pada saat diputar. Bila perlu adakan
penggantian.

Hasil pemeriksaan adalah masih baik, tidak ada pecah. Sebelum melakukan
pemasangan kembali, bersihkan bagian dari unit kopling dari kotoran dan minyak
yang melekat terutama pada roda penerus pada permukaan plat kopling dan plat
penekan. Dan ini langkah langkah pemasangan kopling :

1.dengan menggunakan sst pasangkan plat kopling pada roda penerus

2. perhatikan arah pemasangan plat kopling terhadap roda penerus, permukaan


yang harus menghadap ke roda penerus

3.pasangkan clutch cover dan sesuaikan tanda yang terdapat pada roda penerus
dengan tanda clutch cover. Karenakan baut pengingat dengan momen sebesar
:1,0-1,6kg

B. Transmisi Manual

1. Alat-alat yang digunakan


1. Tool Box
2. Dial Gauge Indicator
3. Vernier Caliper
4. Feeler Gauge
5. Tang Snap Ring

2. Pembongkaran pada kendaraan


1. Dengan SST (09305-00010) lepaskan shift lever, caranya
tekan SST pada bagian bawah shift lever putar SST tersebut
dan lepaskan shift lever.
2. Dengan kunci 12 mm lepaskan propeller shaft, sebelum
melepas berilah tanda pada universal joint dan companion
flange differential.
3. Tarik propeller shaft kebelakang sampai terlepas keluar dan
pasangkan SST (09325-20010) pada output shaft transmisi
untuk mencegah oli bocor keluar.
4. Tempatkan sepotong kayu diatas cross member depan agar
supaya tidak rusak.
5. Lepaskan cross member transmisi turunkandongkrak lalu buka
seluruh baut transmisi terhadap engine. Letakkan transmisi
pada meja kerja, bersihkan lantai dan bereskan semua
peralatan sebelum melakukan pekerjaan selanjutnya.

3. Pembongkaran Dan Hasil Pengukuran


1. LEPAS GARPU PEMBEBAS DAN HUB DENGAN
BANTALAN PEMBEBAS
2. LEPAS RODA GIGI GERAK SPEEDOMETER DAN
SWIT LAMPU MUNDUR
3. LEPAS RAKITAN TUTUP BAK TRANSMISI
4. LEPAS RUMAH KOPLING & PENAHAN BANTALAN
DEPAN
5. LEPAS EXTENSION HOUSING
6. LEPAS RODA GIGI IDLER MUNDUR, POROS DAN
PENGUNCI
Dorong poros keluar dari arah depan ke arah belakang.
7. UKUR CELAH DORONG RODA GIGI COUNTER
Menggunakan feeler gauge, ukur celah dorong roda gigi idler.
Celah Standar : 0,10 - 0,30 mm
Celah Maksimum : 0,30 mm
Hasil Pemeriksaan : 0,25 mm
8. LEPAS POROS RODA GIGI COUNTER DAN
PENGUNCI
a. Menggunakan palu plastik dan SST, pukullah SST dari
arah depan
SST : 09311 – 35020
b. Biarkan roda gigi counter jatuh didalam bak transmisi
9. LEPAS RAKITAN POROS OUTPUT
10. LEPAS POROS INPUT
Tepatkan bagian yang lurus dari poros input dengan roda gigi
counter dan lepas poros input
11. LEPAS RODA GIGI COUNTER
a. Lepas roda gigi counter
b. Lepas dua bantalan rol jarum dan spaser dari roda gigi
counter
c. Lepas dua cincin dorong dari bak transmisi
12. UKUR CELAH DORONG SETIAP RODA GIGI
Menggunakan feeler gauge, ukur celah dorong
Celah Standar : 0,10 – 0, 25 mm
Celah Maksimum : 0,25 mm
Hasil pemeriksaan : 0,25 mm
13. LEPAS RODA GIGI PENGGERAK SPEEDOMETER
a. Menggunakan tang snap ring , lepas snap ring
b. Lepas roda gigi penggerak speedometer
c. Menggunakan tuas magnetik, lepas bola pengunci
d. Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring
14. LEPAS PENAHAN BANTALAN BELAKANG POROS
OUTPUT DENGAN BANTALANNYA, RODA GIGI-1
DUA BANTALAN ROL – JARUM , LUNCURAN
DALAM DAN BOLA PENGUNCI
a. Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring
b. Menggunakan hydraulik press, lepas penahan bantalan
dengan bantalannya, bersama sama roda gigi – 1 dan
luncuran dalam.
c. Lepas dua bantalan rol- jarum
d. Menggunakan tuas magnetik, lepas bola pengunci
15. LEPAS RING SYNCHROMEST HUB SLEEVE NO 1
DAN RODA GIGI 2
16. LEPAS HUB SLEEVE NO 2 , RING SYNCROMESH
DAN RODA GIGI 3

4. Pemeriksaan Komponen Transmisi dan Hasil Pemeriksaan


1. PERIKSA POROS OUTPUT DAN LUNCURAN DALAM
a. Menggunakan jangka sorong, ukur ketebalan flens poros output
Ketebalan minimum : 4,90 mm
Hasil Pemeriksaan : 5,40 mm
b. Menggunakan jangka sorong, ukur ketebalan flens luncuran dalam
Ketebalan minimum : 3,9 mm
Hasil Pemeriksaan : 4,7 mm
c. Menggunakan mikrometer, ukur diameter luar dan permukaan
jurnal poros output.
Roda gigi-2 : minimum 38,415 mm
Hasil Pemeriksaan : 45,316 mm
Roda gigi-3 : minimum 38,415 mm
Hasil Pemeriksaan : 46, 115 mm
d. Menggunakan mikrometer, ukur diameter luar dan luncuran dalam
Diameter minimum : 36,98 mm
Hasil Pemeriksaan : 38,56 mm
e. Menggunakan dial gauge, ukur keolengan poros output.
Keolengan maksimum : 0,06 mm
Hasil Pemeriksaan : 0,04 mm
2. PERIKSA CELAH OLI RODA GIGI-1
Menggunakan dial gauge, ukur celah oli antara roda gigi dan luncuran
dalam, dengan bantalan rol-jarum terpasang.
Celah standar : 0,009 – 0,064 mm
Celah maksimum : 0,064 mm
Hasil Pemeriksaan : 0,070 mm
Maka harus di ganti roda gigi luncuran dalam atau bantalan rol
jarum
3. PERIKSA CELAH OLI RODA GIGI – 2 DAN 3
Menggunakan dial gauge, ukur celah oli antara roda gigi dan poros
dengan bantalan rol-jarum terpasang.
Celah standar : 0,06 – 0,11 mm
Celah maksimum : 0,11 mm
Hasil Pemeriksaan : 0,08 mm
4. PERIKSA RING SYNCHROMESH
a. Putar dan tekan ring synchromesh, untuk mengetahui kemampuan
pengeremannya.
b. Ukur celah di antara ring synchromesh dengan ujung alur roda gigi
Celah standar : 1,0 – 2,0 mm
Celah minimum : 0,8 mm
Hasil pemeriksaan : 1,0 mm
5. UKUR CELAH ANTARA GARPU PEMINDAH DAN HUB
SLEEVE
Menggunakan feeler gauge ukur celah antara hub sleeve dan garpu
pemindah.
Celah maksimum : 1,0 mm
Hasil pemeriksaan : 0,3 mm

5. MERAKIT TRANSMISI
1. PASANG CLUTCH HUB NO 1 DAN 2 PADA HUB SLEEVE
a. Pasang clutch hub dan pengunci pemindah
b. Pasang pegas pengunci pemindah di bawah, kunci pemindah
2. PASANG RAKITAN RODA GIGI-3, RING SYNCHROMESH
DAN HUB SLEEVE NO 2 PADA POROS OUTPUT
a. Oleskan oli roda gigi pada poros output
b. Pasangkan ring synchromesh pada roda gigi dan tepatkan alur ring
dengan kunci pemindah
c. Menggunakan hydraulik pres, pasang roda gigi – 3, ring
synchromesh dan hub sleeve no 2
3. PASANG SNAP RING
4. UKUR CELAH DORONG RODA GIGI-3
Menggunakan feeler gauge, ukur celah dorong roda gigi-3
Celah standar : 0,10 – 0,25 mm
Celah maksimum : 0,25 mm
Hasil pemeriksaan : 0,15 mm
5. PASANG RAKITAN RODA GIGI-1, RING SYNCHROMESH
DAN HUB SLEEVE NO 1 PADA POROS OUTPUT
a. Oleskan oli roda gigi pada output
b. Pasang ring synchromesh pada roda gigi dan tepatkan alur ring
dengan kunci pemindah
c. Menggunakan hydraulik pres pasang rakitan roda gigi-2, ring
synchromesh dan hub sleeve no 1
6. PASANG BOLA PENGUNI, RING SYNCHROMESH RODA
GIGI-1, BANTALAN ROL-JARUM DAN LUNCURAN DALAM
PADA POROS OUTPUT
a. Oleskan oli roda gigi pada bantalan rol jarum
b. Pasang bola pengunci pada poros output
c. Rakit roda gigi-1, bantalan rol-jarum dan luncuran dalam
d. Pasang rakitan pada poros output dengan alur ring synchromesh
tepat pada kunci pemindah
e. Putar luncuran dalam agar tepat dengan bola pengunci
7. PASANG RAKITAN BANTALAN BELAKANG
8. UKUR CELAH DORONG RODA GIG-1 DAN 2
Ukur celah dorong roda gigi -1 dan 2
Celah standar : 0,10-025 mm
Celah maksimum : 0,25 mm
Hasil pemeriksaan : 0,15 mm
9. PASANG SNAP RING
10. PASANG RODA GIGI PENGGERAK SPEEDOMETER
a. Menggunakan tang snap ring, pasang snap ring
b. Pasang bola pengunci
c. Pasang roda gigi penggerak speedometer
d. Menggunakan tang snap ring, pasang snap ring
11. RAKIT RODA GIGI COUNTER, BANTALAN ROL-JARUM,
CICIN DORONG DAN SST
a. Pilih cincin dorong belakang untuk mendapatka celah aksial yang
benar
Celah standar : 0,10 – 0,30 mm
Hasil pemeriksaan : 0,15 mm
b. Oleskan oli roda gigi pada bantalan rol jarum dan cincin dorong
c. Menggunakan SST, rakit roda gigi counter, bantalan rol-jarum dan
cincin dorong
d. Pasang raiktan pada bak transmisi
12. PASANG POROS INPUT
a. Oleskan oli roda gigi pada bantalan rol-jarum
b. Tepatkan bagian yang lurus dari poros input dengan roda gigi
counter dan pasang poros input
13. PASANG PENAHAN BANTALAN DEPAN DENGAN GASKET
BARU
a. Oleskan gemuk MP pada perapat oli
b. Tepatkan lubang pembali oli dengan alurnya dan pasang penahan
dengan gasket baru
c. Oleskan perapat pada 2 atau 3 ulir pada ujung baut
d. Pasang dan kencangkan baut pengikat
Momen : 75 kg-cm
14. PASANG RING SYNCROMESH DAN RAKITAN POROS
OUTPUT
Pasang rakitan poros output ke dalam bak dengan alur ring
synchromesh tepat terhadap kunci pemindah
15. PASANG POROS RODA GIGI COUNTER
Pasang poros roda gigi counter dengan kunci setengah bulat dari arah
belakang bak transmisi
16. UKUR CELAH DORONG RODA GIGI COUNTER
Menggunakan feeler gauge, ukur celah dorong roda gigi counter.
Celah standar : 0,10 – 0,30 mm
Celah maksimum : 0,30 mm
Hasil pemeriksaan : 0,15 mm
17. PASANG RODA GIGI IDLER MUNDUR DAN POROS
Pasang roda gigi idler mundur pada bak transmisi dan pasang poros
dengan kunci setengah bulat dari arah belakang bak transmisi.
18. PASANG EXTENSION HOUSING DENGAN GASKET BARU
a. Oleskan gemuk MP pada perapat oli
b. Pasang extension housing dengan gasket baru
c. Oleskan perapat pada 2 atau 3 ulir ujung
d. Pasang dan kencangkan baut-baut pengikat
Momen : 375 kg-cm
19. PASANG RUMAH KOPLING
Momen : 600 kg-cm
20. PASANG RAKITAN TUTUP BAK TRANSMISI
a. Netralkan posisi garpu pemindah
b. Netralkan posisi hub sleeve dan roda gigi idler mundur
c. Pasang rakitan tutup bak transmisi dengan gasket
d. Oleskan perapat pada 2 atau 3 ulir ujung baut
e. Pasang klem dan baut. Kencangkan baut pengikat
Momen : 195 kg-cm
21. PASANG RODA GIGI GERAK SPEEDOMETER
22. PASANG SWIT LAMPU MUNDUR
23. PASANG HUB PEMBEBAS KOPLING DENGAN BANTALAN
DAN GARPU
24. SETEL POSISI LENGAN PEMINDAH MUNDUR
a. Amati, tidak adanya kelainan suara bila poros input diputar atau
bila roda gigi masuk pada posisi mundur
b. Bila timbul kelainan suara, perbaiki dengan menyetel pivot lengan
pemindah dalam jangkauan nol sampai 90 derajat dari titik tanda
Momen : 185 kg-cm

C. Propeller Shaft

1. Alat dan Bahan

1. 1 unit propeller shaft

2. V-Blok

3. Grease/ gemuk

4. Tool Box

5. Dial Gauge Indicator

6. Vernier Caliper

2. Pemeriksaan

1. Kebengkokan Properel Shaft menggunakan V-blok dan dial tester


indikator ukurlah run-out poros (kebengkokan).

Run-out max. 0.8 mm .

Hasil Pemeriksaan adalah 0,9 mm

2. Keausan dan kekocakan bantalan spider.

Putar spider dan pastikan bahwa tidak ada hambatan


saat berputar. Periksa juga kebebasan aksial spider

bearing oleh putaran yoke ketika tertahan poros dengan

kuat.

Kebebasan axial max. 0.05 mm.

Hasil Pemeriksaan : 0.05 mm

1. Periksa clearance antara universal joint spider danneedle roller bearing

2. Pemeriksaan keausan alur-alur sleeve yoke

Lakukan pengamatan secara visual terhadap kondisi

spline. Lakukan pengujian dengan memasangkan sleeve

yoke ke poros lalu putar bolak-balik sleeve yoke dan

gerakan maju-mundur (axial). Pastikan tidak terjadi

kekocakan yang berlebihan tetapi bisa bergerak majumundur

dengan lancar.

3. Pemeriksaan karet bushing maupun penutup debu pada

center bearing.

Lakukan pengamatan terhadap kondisi karet bushing

maupun karet penutup debu pada center bearing.

Hasil Pemeriksaan : karet bushing masih bagus

D. Differential

0. Alat dan Bahan

1. Tool Box
2. Dial Gauge Indicator

3. Vernier Caliper

4. 1 unit Differential

1. Pemeriksaan Differential

1.Memeriksakeausanpada bevel gear shaft. Jika gear pada bevel gear shaft
sudahaus, sebaiknyadiganti.

HasilPemeriksaan: bevel shaft gear masihbagus (Visual )

2. Memeriksakeausanpada side gear. Jika gear pada side sudahaus,


sebaiknyasegeradiganti.

Hasilpemeriksaan : side gear masihbagus (Visual)

3. Memeriksakeausanpada bevel gear shaft / Drive Pinion. Jika gear pada


bevelgear shaft sudahaus, sebaiknyadiganti.

Hasilpemeriksaan : bevel shaft gear masihbagus (Visual )

4. Memeriksa ketirusan pada spider shaft . Jika shaft pada spider telahbengkok,
sebaiknya segeradiganti.

Hasilpemeriksaan : spider shaft masihbagus ( Visual)

4. Memeriksakeausanpada pinion gear. Bila gear pada pinion sudahaus,


sebaiknyasegeradiganti.
Hasilpemeriksaan : pinion gear masihbagus (Visual)
5. Memeriksa kerusakan pada differential case.

Memeriksakeausanpada pinion gear.

Bila gear pada pinion sudahaus, sebaiknyasegeradiganti.

Hasilpemeriksaan : pinion gear masihbagus (Visual)

2. Cara Pelepasan
1. Melepas poros-poros roda yaitu dengan melepas mur penahan poros penggerak
aksel, kemudian tarik keluar poros penggerak aksel dengan palu luncur. Setelah
terlepas lalu diperiksa gigi pada poros roda, ternyata gigi pada poros roda sudah
aus dan perlu diganti.

2. Melepas poros propeler dari diferensial. Setelah melepas poros roda lalu
melepas poros propeller, yaitu dengan membuat tanda terlebih dahulu pada kedua
flens, kemudian lepas keempat baut dan mur.

3. Melepas differential dari axle housing. Sebelum dilepas oli harus dikuras dulu,
jika sudah habis kemudian lepas, tetapi jika sulit dilepas, jangan gunakan obeng
atau pahat karena dapat merusak paking atau permukaan dudukan. Ternyata
setelah dilepas paking sudah rusak, dan diganti.

4. Pemeriksaan differential sebelum di bongkar. Bila timbul suara diferensial,


lakukan pemeriksaan awal berikut, sebelum pembongkaran untuk menentukan
penyebab suara. Kemudian Periksa keolangan roda gigi ring. Keolengan
maksimum 0,10 mm (0,0039 in). Setelah pengukuran ternyata hasilnya sama
dengan keolengan maksimum yaitu 0,10mm, Jadi tidak perlu mengganti roda gigi
ring, disamping itu roda gigi ring masih baru. Bila keolengan lebih besar dari
nilai maksimurn, gantilah roda gigi ring. Setelah memeriksa keolengan ring gear,
kemudian Periksa backlash roda gigi ring. Backlash 0,13 - 0,18 mm (0,0051 -
0,0071 in).Dan setelah diukur hasilnya kurang dari nilai spesifikasi, jadi dilakukan
penyetelan kembali backlas, setelah disetel yang hedua kalinya hasilnya pun sama
yaitu 0,14 mm.

3. Cara Pembongkaran

1. Lepas flens penyambung, dengan menggunakan palu dan pahat, longgarkan


takikan mur, lalu Menggunakan SST untuk menahan flens, lepas mur 09330 –
00021, kemudain gunakan SST, lepas flens penyambung. SST 09330 - 00021,
Setelah melepas flens penyambung, kemudian Lepas perapat oli dan penahan oli.
Menggunakan SST, lepas perapat oli dari diferensial carrier. SST 09308 – 10010,
Lepas penahan oli. Setelah melepas penahan oli kemudian lepas differential case
dan ring gear dari differential carier dengan cara buat tanda pada tutup bantalan
dan diferensial carrier, kemudian lepas dua pengunci mur penyetel, lalu Lepas
tutup bantalan dan penyetel. Setelah differential terlepas, kemuduan lepas pinion
penggerak dari diferensial carrier.

2. Melepas roda gigi ring (ring gear). Lepas baut pengikat roda gigi ring dan plat
pengunci, kemudian buatlah tanda pada roda gigi ring dan differential case, lalu
gunakan palu plastic atau tembaga, pukul roda gigi ring untuk melepaskan dari
differential case.

3. Membongkar differential case. Setelah roda gigi ring terlepas, kemudian


bongkar differential case dengan menggunakan palu dan drip, keluarkan pen. Lalu
lepas poros pinion, dua roda gigi pinion dengan cincin dorong.

4. Cara Merakit

1. Merakit differential case

Pasang cincin dorong yang tepat dan roda gigi samping. Mengikuti petunjuk tabel
berikut ini, pilihlah cincin dorong yang dapat memberikan backlash spesifikasi.
Pilihlah cincin dengan ketebalan yang sama untuk kedua sisi. Kemudian
memasang planetary gear kedalam differential case.

2. Memasang pen Menggunakan palu dan drip, pasang pen masuk pada bak
diferensial dan lubang poros pinion. Takik lubang pada bak diferensial.

3. Memasang roda gigi ring pada differential case. Sebelum memasang ring
gear terlebih dahulu Bersihkan permukaan kontak pada diferensial case,
kemudian panaskan roda gigi ring pada 100°C (212°F) di dalam pemanas
oli, setelah itu bersihkan permukaan kontak pada roda gigi ring dengan
bahan pembersih. Kemudian segera pasangkan roda gigi ring pada
diferensial case. Tepatkan tanda pada roda gigi ring dan differential case,
Oleskan oli roda gigi pada baut pengikat roda gigi ring.kemudian Pasang
plat pengunci dan baut pengikat. Kencangkan baut dengan merata, sedikit
demi sedikit, dengan momen 985 kg-cm. Lalu dengan menggunakan palu
dan drip, takik plat pengunci.
4. Memasang flens penyambung. Pasang flens penyambung dengan Oleskan
gemuk MP pada ulir mur yang baru, Menggunakan SST, untuk menahan
flens, kencangkan mur.SST 09330 - 00021

5. Memasang differential case dan roda gigi ring pada differential carier.
Pasang luncuran luar bantalan pada masing- masing bantalan, dan pastikan
luncuran luar tidak tertukar antara kiri dan kanan.

6. Memasang mur penyetel Pasang mur penyetel pada masing- masing carier,
dan pastikan ulir terkait dengan benar.

7. Memasang tutup bantalan. Tempatkan tanda pada tutup bantalan dan


carier, kemudian pasang kedua baut tutup bantalan, dua atau tiga ulir, dan
tekan tutup bantalan dengan menggunakan tangan.

8. Mengencangkan ring penyetel. Kencangkan ring penyetel kiri dan kanan


sampai mendapatkan posisi yang diinginkan atau menyetel gesekan antara
gigi ring dan gigi pinion sampai baik dan benar. Kemudian kencangkan
baut tutup bantalan.

E. Axle Shaft

0.Alat Dan Bahan

1. Tool Box

2. 2 unit Axle Shaft

3. V Block

4. Dial Gauge Indicator

1. Pemeriksaan pada axle shaft

1. periksakan secara visual terhadap kondisi axle shaft.

2. pemeriksaan pelumasan joint (boot dan grease) pada velocity joint tipe.

3. pemeriksaan kelurusan/ kebengkokan dan keseimbangan poros.


4. pemeriksaan kekocakan/ keausan joint, keausan/ kekocakan alur alur poros
terhadap alur hub roda maupun alur side gear serta keausan atau kerusakan
bantalan. Pemeriksaan bantalan dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

1. Melepas kaliper dan piringan rem

2. Periksa kebebasan bantalan dalam arah axial dengan dial indikator. Kebebasan
makasimum adalah 0.05 mm

3. Setelah dipastikan bantalan masih baik, pasang kembali kaliper dan piringan
rem. Jika kebebasan terlalu besar ganti bantalan dengan yang baik, dengan
melkukan pembongkaran. Pembongkaran dan pemeriksaan-pemeriksaannya
adalah sebagai berikut :

1. Lepaskan cotter pin, penutup pengunci mur dan mur pengunci bantalan

2. Mengeluarkan minyak pelumas roda gigi differential

3. Melepaskan hubungan tie rod end dengan steering knuckle, dengan


menggunakan tracker ball joint.

4. Melepas steering knuckle dari lower arm, dengan melepas baut pemegangnya

5. Melepas poros penggerak depan, dengan memukulnya dengan palu plastik


dan memegangnya dengan tangan.

Setelah unit poros penggerak terlepas lakukan pemeriksaan sebagai berikut :

1. Periksa dan perhatikan bahwa harus tidak ada kebebasan dalam outboard joint.

2. Periksa dan perhatikan bahwa inboard joint meluncur dengan lembut dalam
arah axial.

3. Periksa dan perhatikan bahwa kebebasan arah radial dari inboard joint tidak
terlalu besar.

4. Periksa kerusakan boot.


5. Pemeriksaan panjang standar (spec. lihat manual book). Untuk penggantian
bantalan dapat dilakukan dengan melepas dan membongkar axle hub dengan
langkah sebagai berikut :

1. Melepas kaliper dan melepas piringan rem (disc brake)

2. Melepas mur/baut pengikat steering knuckle ke shock absorber

3. Melepas unit axle hub

4. Membongkar unit axle hub

5. Mengganti bantalan

6. Merakit unit axle hub

7. Memasang axle hub depan


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Suatu kendaraan membutuhkan pengoperasian serta perawatan yang sesuai


dengan standart operational procedur yang ada. Oleh karena itu penting
dalam mengetahuinya guna pemakaian dan perawatan pada kendaraan.
Kami selaku Mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin yang berperan aktif
dalam masyarakat memiliki tanggung jawab dalam hal pemahaman engine
baik dalam pengoperasian, system kerja, hingga dalam hal perbaikan.
Salah satu system dalam kendaraan yang terpenting adalah system
powertrain yang merupkan salah satu system pada kendaraan yang tidak
banyak diketahui para pengguna kendaraan. Dilihat dari pentingnya sistem
ini maka perlu adanya suatu perawatan dan perbaikan dalam sistem,
karena apabila salah satu komponen dalam sistem ini tidak dengan bekerja
dengan baik, maka komponen yang lainna pun akan tidak baik, karena
sangat berhubungannya satu komponen dengan yang lainnya.
Dengan adanya praktikum ini, diharapkan kita bias memahami dan
mengetahui tentang bagaimana jenis, fungsi dan cara kerja dalam sistem
powertrain. Sehingga kerusakan yang ada, dapat diperbaiki.
DAFTAR PUSTAKA

Teknik otomotif, powertrain, th.2013 www.google.com

Anda mungkin juga menyukai