Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Power Train (TM 249)
yang diampu oleh: Drs. H. Sulaeman, M.Pd
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. Kopling ........................................................................................................ 5
1. Alat yang digunakan .............................................................................. 5
2. Pembongkaran Kopling.......................................................................... 5
3. Pemeriksaan Kopling............................................................................. 5
B. Transmisi ................................................................................................... 6
1. Alat yang digunakan.............................................................................. 6
2. Pembongkaran........................................................................................ 7
3. Pemeriksaan........................................................................................... 9
4. Perakitan................................................................................................ 12
5. Penyetelan............................................................................................. 14
C. Propeller Shaft ............................................................................................. 14
1. Alat yang digunakan.............................................................................. 14
2. Pemeriksaan........................................................................................... 15
D. Differential ................................................................................................... 17
1. Pemeriksaan Differential...................................................................... 17
2. Cara Pelepasan...................................................................................... 17
3. Cara Pembongkaran.............................................................................. 18
4. Cara Merakit......................................................................................... 19
E. Axle Shaft................................................................................................ 21
1. Pemeriksaan....................................................................................... 21
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kendaraan merupakan hal yang jarang ditemui pada zaman dahulu. Tetapi
berbeda dengan era globalisasi sekarang ini. kendaraan banyak ditemui di
lingkungan masyarakat luas bahkan kendaraan kini sudah menjadi barang pokok
bagi kehidupan social. Bagaimana tidak dengan kendaraan seseorang dapat
menempuh perjalanan dengan jarak yang tidak mampu ditempuh dengan berjalan
kaki. Melihat banyaknya kepentingan berkehidupan social makan banyak pula
kendaraan yang telah digunakan masyarakat. Meski sudah banyak kendaraan
yang digunakan masyarakat, tepai tidak banyak yang mengetahui tentang kondisi
ataupun system kerja didalam engine kendaraan tersebut.
Satu system dalam kendaraan yang terpenting adalah system powertrain yang
merupkan salah satu system pada kendaraan yang tidak banyak diketahui para
pengguna kendaraan. dari hal itu kami selaku mahasiswa melakukan praktikum
pembongkaran system powertrain sekaligus mengetahui secara langsung system
kerja dari tiap komponen serta dapat memperhitungkan keausan komponen
tersebut.
B. Tujuan Penulisan
LANDASAN TEORI
A. Power Train
Power train adalah sistem pada mobil yang mengatur transfer tenaga dari mesin
ke roda. Tiap mobil memiliki desain yang berbeda dalam meletakkan mesin,
ataupun menggerakkan rodanya. Ada mobil yang meletakkan mesinnya di depan,
ada juga yang meletakkan mesinnya di tengah ataupun dibelakang dari mobil itu.
Bukan hanya meletakkan mesinnya, tapi roda mana yang diputar oleh mesin pun
berbeda. Ada mobil yang memutar roda belakangnya, dan ada yang memutar roda
depannya, serta ada juga yang memutar roda belakang dan roda depan. Yang
dimaksud memutar roda di sini adalah tenaga mesin ditransfer ke roda mana? Jadi
bukan roda yang berputar. Pada saat jalan semua roda berputar, tapi tak semua
yang digerakkan oleh mesin. Roda depan atau roda belakang yang diputar oleh
mesin. Pengelompokan tipe Power Train:
4. 4WD singkatan dari 4 Wheel Drive. Artinya baik roda belakang atau
roda depan sama – sama mendapat tenaga dari mesin. Roda depan ada 2
dan roda belakang ada 2 , maka disebut 4 roda. Mobil yang biasa
menggunakan tipe ini adalah Jeep, yang biasanya digunakan untuk
medan berlumpur.
1. Kopling
3. Properel Shaft
4. Diferensial
5. Axel Shaft
C. Kopling
Kopling adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan dua poros pada
kedua ujungnya dengan tujuan untuk mentransmisikan daya mekanis.
Kopling biasanya tidak mengizinkan pemisahan antara dua poros ketika
beroperasi, namun saat ini ada kopling yang memiliki torsi yang
dibatasi sehingga dapat slip atau terputus ketika batas torsi dilewati.
E. Properel Shaft
Propeller Shaft yaitu salah satu bagian sistem pemindah tenaga yang
berfungsi untuk meneruskan putaran dan daya mesin dari transmisi ke
differensial dengan variasi perubahan sudut yang selalu terjadi pada poros
tersebut saat memindahkan putaran dan daya.
Pada kendaraan kendaraan tipe FR (Front engine rear drive) dan FWD/AWD
(Four wheel drive), untuk memindahkan tenaga mesin dari transmisi ke
differensial, diperlukan propeller shaft atau sering juga disebut sebagai drive
shaft.
Panjang pendeknya propeller shaft tergantung darii panjang kendaraan. Pada
kendaraan yang panjang, propeller dibagi menjadi beberapa bagian untuk
menjamin supaya tetap dapat bekerja dengan baik.
Transmisi umumnya terpasang pada chasis frame, sedangkan differential dan
sumbu belakang (rear axle) disangga oleh suspensi sejajar dengan roda
belakang. Oleh sebab itu posisi differential terhadap transmisi selalu berubah
– ubah pada saat kendaraan berjalan, sesuai dengan permukaan jalan dan
ukuran beban; Propeller shaft dibuat sedemikian rupa agar dapat
memindahkan tenaga dari transmisi ke differential dengan lembut tanpa
dipengaruhi akibat adanya perubahan – perubahan tadi. Untuk tujuan ini
universal joint dipasang pada setiap ujung propellershaft, fungsinya untuk
menyerap perubahan sudut dari suspensi. Selain itu sleeve yoke bersatu
untuk menyerap perubahan antara transmisi dan differential.
F. Differensial
Fungsi utama untuk membedakan putaran roda kiri dan kanan pada saat
membelok. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi Slip pada roda dan tidak
tergelincir. selain itu fungsi lain dari differential adalah merubah putaran mesin
menjadi gerak maju mundur.
G. Axel Shaft
Axle shaft atau poros penggerak roda adalah salah satu komponen
sistempemindah tenaga, merupakan poros penggerak roda-roda dimana roda-roda
dipasang pada axle shaft sehingga beban roda ditumpu oleh axle shaft. Axle shaft
berfungsi untuk meneruskan tenaga gerak dari differential ke roda-roda.
BAB III
PEMBAHASAN PRAKTIKUM
A. Kopling
a. Kunci Pas
b. Kunci Ring
c. Palu
d. Obeng
e. Fuller
f. Dial Indicator
g. Mistar Baja
h. Jangka sorong
i. Kunci L
2. Pembongkaran kopling:
3. Pemeriksaan Kopling
1. Plat Kopling
2. Clutch Cover
1. Pemeriksaan clutch cover terutama pada bagian permukaan plat penekan dan
diagfragma spring dari keausan atau terbakar bila perlu adakan pergantian.
Dengan menggunakan vernier caliper ukurlah besarnya keausan ujung dari
diagfragma spring
3. Pilot bearing
1. Periksalah pilot bearing yang terdapat pada poros engkol dari keausan dan
pecah atau menimbulkan bunyi pada saat diputar. Bila perlu adakan
penggantian.
Hasil pemeriksaan adalah masih baik, tidak ada pecah. Sebelum melakukan
pemasangan kembali, bersihkan bagian dari unit kopling dari kotoran dan minyak
yang melekat terutama pada roda penerus pada permukaan plat kopling dan plat
penekan. Dan ini langkah langkah pemasangan kopling :
3.pasangkan clutch cover dan sesuaikan tanda yang terdapat pada roda penerus
dengan tanda clutch cover. Karenakan baut pengingat dengan momen sebesar
:1,0-1,6kg
B. Transmisi Manual
5. MERAKIT TRANSMISI
1. PASANG CLUTCH HUB NO 1 DAN 2 PADA HUB SLEEVE
a. Pasang clutch hub dan pengunci pemindah
b. Pasang pegas pengunci pemindah di bawah, kunci pemindah
2. PASANG RAKITAN RODA GIGI-3, RING SYNCHROMESH
DAN HUB SLEEVE NO 2 PADA POROS OUTPUT
a. Oleskan oli roda gigi pada poros output
b. Pasangkan ring synchromesh pada roda gigi dan tepatkan alur ring
dengan kunci pemindah
c. Menggunakan hydraulik pres, pasang roda gigi – 3, ring
synchromesh dan hub sleeve no 2
3. PASANG SNAP RING
4. UKUR CELAH DORONG RODA GIGI-3
Menggunakan feeler gauge, ukur celah dorong roda gigi-3
Celah standar : 0,10 – 0,25 mm
Celah maksimum : 0,25 mm
Hasil pemeriksaan : 0,15 mm
5. PASANG RAKITAN RODA GIGI-1, RING SYNCHROMESH
DAN HUB SLEEVE NO 1 PADA POROS OUTPUT
a. Oleskan oli roda gigi pada output
b. Pasang ring synchromesh pada roda gigi dan tepatkan alur ring
dengan kunci pemindah
c. Menggunakan hydraulik pres pasang rakitan roda gigi-2, ring
synchromesh dan hub sleeve no 1
6. PASANG BOLA PENGUNI, RING SYNCHROMESH RODA
GIGI-1, BANTALAN ROL-JARUM DAN LUNCURAN DALAM
PADA POROS OUTPUT
a. Oleskan oli roda gigi pada bantalan rol jarum
b. Pasang bola pengunci pada poros output
c. Rakit roda gigi-1, bantalan rol-jarum dan luncuran dalam
d. Pasang rakitan pada poros output dengan alur ring synchromesh
tepat pada kunci pemindah
e. Putar luncuran dalam agar tepat dengan bola pengunci
7. PASANG RAKITAN BANTALAN BELAKANG
8. UKUR CELAH DORONG RODA GIG-1 DAN 2
Ukur celah dorong roda gigi -1 dan 2
Celah standar : 0,10-025 mm
Celah maksimum : 0,25 mm
Hasil pemeriksaan : 0,15 mm
9. PASANG SNAP RING
10. PASANG RODA GIGI PENGGERAK SPEEDOMETER
a. Menggunakan tang snap ring, pasang snap ring
b. Pasang bola pengunci
c. Pasang roda gigi penggerak speedometer
d. Menggunakan tang snap ring, pasang snap ring
11. RAKIT RODA GIGI COUNTER, BANTALAN ROL-JARUM,
CICIN DORONG DAN SST
a. Pilih cincin dorong belakang untuk mendapatka celah aksial yang
benar
Celah standar : 0,10 – 0,30 mm
Hasil pemeriksaan : 0,15 mm
b. Oleskan oli roda gigi pada bantalan rol jarum dan cincin dorong
c. Menggunakan SST, rakit roda gigi counter, bantalan rol-jarum dan
cincin dorong
d. Pasang raiktan pada bak transmisi
12. PASANG POROS INPUT
a. Oleskan oli roda gigi pada bantalan rol-jarum
b. Tepatkan bagian yang lurus dari poros input dengan roda gigi
counter dan pasang poros input
13. PASANG PENAHAN BANTALAN DEPAN DENGAN GASKET
BARU
a. Oleskan gemuk MP pada perapat oli
b. Tepatkan lubang pembali oli dengan alurnya dan pasang penahan
dengan gasket baru
c. Oleskan perapat pada 2 atau 3 ulir pada ujung baut
d. Pasang dan kencangkan baut pengikat
Momen : 75 kg-cm
14. PASANG RING SYNCROMESH DAN RAKITAN POROS
OUTPUT
Pasang rakitan poros output ke dalam bak dengan alur ring
synchromesh tepat terhadap kunci pemindah
15. PASANG POROS RODA GIGI COUNTER
Pasang poros roda gigi counter dengan kunci setengah bulat dari arah
belakang bak transmisi
16. UKUR CELAH DORONG RODA GIGI COUNTER
Menggunakan feeler gauge, ukur celah dorong roda gigi counter.
Celah standar : 0,10 – 0,30 mm
Celah maksimum : 0,30 mm
Hasil pemeriksaan : 0,15 mm
17. PASANG RODA GIGI IDLER MUNDUR DAN POROS
Pasang roda gigi idler mundur pada bak transmisi dan pasang poros
dengan kunci setengah bulat dari arah belakang bak transmisi.
18. PASANG EXTENSION HOUSING DENGAN GASKET BARU
a. Oleskan gemuk MP pada perapat oli
b. Pasang extension housing dengan gasket baru
c. Oleskan perapat pada 2 atau 3 ulir ujung
d. Pasang dan kencangkan baut-baut pengikat
Momen : 375 kg-cm
19. PASANG RUMAH KOPLING
Momen : 600 kg-cm
20. PASANG RAKITAN TUTUP BAK TRANSMISI
a. Netralkan posisi garpu pemindah
b. Netralkan posisi hub sleeve dan roda gigi idler mundur
c. Pasang rakitan tutup bak transmisi dengan gasket
d. Oleskan perapat pada 2 atau 3 ulir ujung baut
e. Pasang klem dan baut. Kencangkan baut pengikat
Momen : 195 kg-cm
21. PASANG RODA GIGI GERAK SPEEDOMETER
22. PASANG SWIT LAMPU MUNDUR
23. PASANG HUB PEMBEBAS KOPLING DENGAN BANTALAN
DAN GARPU
24. SETEL POSISI LENGAN PEMINDAH MUNDUR
a. Amati, tidak adanya kelainan suara bila poros input diputar atau
bila roda gigi masuk pada posisi mundur
b. Bila timbul kelainan suara, perbaiki dengan menyetel pivot lengan
pemindah dalam jangkauan nol sampai 90 derajat dari titik tanda
Momen : 185 kg-cm
C. Propeller Shaft
2. V-Blok
3. Grease/ gemuk
4. Tool Box
6. Vernier Caliper
2. Pemeriksaan
kuat.
dengan lancar.
center bearing.
D. Differential
1. Tool Box
2. Dial Gauge Indicator
3. Vernier Caliper
4. 1 unit Differential
1. Pemeriksaan Differential
1.Memeriksakeausanpada bevel gear shaft. Jika gear pada bevel gear shaft
sudahaus, sebaiknyadiganti.
4. Memeriksa ketirusan pada spider shaft . Jika shaft pada spider telahbengkok,
sebaiknya segeradiganti.
2. Cara Pelepasan
1. Melepas poros-poros roda yaitu dengan melepas mur penahan poros penggerak
aksel, kemudian tarik keluar poros penggerak aksel dengan palu luncur. Setelah
terlepas lalu diperiksa gigi pada poros roda, ternyata gigi pada poros roda sudah
aus dan perlu diganti.
2. Melepas poros propeler dari diferensial. Setelah melepas poros roda lalu
melepas poros propeller, yaitu dengan membuat tanda terlebih dahulu pada kedua
flens, kemudian lepas keempat baut dan mur.
3. Melepas differential dari axle housing. Sebelum dilepas oli harus dikuras dulu,
jika sudah habis kemudian lepas, tetapi jika sulit dilepas, jangan gunakan obeng
atau pahat karena dapat merusak paking atau permukaan dudukan. Ternyata
setelah dilepas paking sudah rusak, dan diganti.
3. Cara Pembongkaran
2. Melepas roda gigi ring (ring gear). Lepas baut pengikat roda gigi ring dan plat
pengunci, kemudian buatlah tanda pada roda gigi ring dan differential case, lalu
gunakan palu plastic atau tembaga, pukul roda gigi ring untuk melepaskan dari
differential case.
4. Cara Merakit
Pasang cincin dorong yang tepat dan roda gigi samping. Mengikuti petunjuk tabel
berikut ini, pilihlah cincin dorong yang dapat memberikan backlash spesifikasi.
Pilihlah cincin dengan ketebalan yang sama untuk kedua sisi. Kemudian
memasang planetary gear kedalam differential case.
2. Memasang pen Menggunakan palu dan drip, pasang pen masuk pada bak
diferensial dan lubang poros pinion. Takik lubang pada bak diferensial.
3. Memasang roda gigi ring pada differential case. Sebelum memasang ring
gear terlebih dahulu Bersihkan permukaan kontak pada diferensial case,
kemudian panaskan roda gigi ring pada 100°C (212°F) di dalam pemanas
oli, setelah itu bersihkan permukaan kontak pada roda gigi ring dengan
bahan pembersih. Kemudian segera pasangkan roda gigi ring pada
diferensial case. Tepatkan tanda pada roda gigi ring dan differential case,
Oleskan oli roda gigi pada baut pengikat roda gigi ring.kemudian Pasang
plat pengunci dan baut pengikat. Kencangkan baut dengan merata, sedikit
demi sedikit, dengan momen 985 kg-cm. Lalu dengan menggunakan palu
dan drip, takik plat pengunci.
4. Memasang flens penyambung. Pasang flens penyambung dengan Oleskan
gemuk MP pada ulir mur yang baru, Menggunakan SST, untuk menahan
flens, kencangkan mur.SST 09330 - 00021
5. Memasang differential case dan roda gigi ring pada differential carier.
Pasang luncuran luar bantalan pada masing- masing bantalan, dan pastikan
luncuran luar tidak tertukar antara kiri dan kanan.
6. Memasang mur penyetel Pasang mur penyetel pada masing- masing carier,
dan pastikan ulir terkait dengan benar.
E. Axle Shaft
1. Tool Box
3. V Block
2. pemeriksaan pelumasan joint (boot dan grease) pada velocity joint tipe.
2. Periksa kebebasan bantalan dalam arah axial dengan dial indikator. Kebebasan
makasimum adalah 0.05 mm
3. Setelah dipastikan bantalan masih baik, pasang kembali kaliper dan piringan
rem. Jika kebebasan terlalu besar ganti bantalan dengan yang baik, dengan
melkukan pembongkaran. Pembongkaran dan pemeriksaan-pemeriksaannya
adalah sebagai berikut :
1. Lepaskan cotter pin, penutup pengunci mur dan mur pengunci bantalan
4. Melepas steering knuckle dari lower arm, dengan melepas baut pemegangnya
1. Periksa dan perhatikan bahwa harus tidak ada kebebasan dalam outboard joint.
2. Periksa dan perhatikan bahwa inboard joint meluncur dengan lembut dalam
arah axial.
3. Periksa dan perhatikan bahwa kebebasan arah radial dari inboard joint tidak
terlalu besar.
5. Mengganti bantalan
A. KESIMPULAN