Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH

CHASSIS DAN SUSPENSI

Dosen Pengampu : Ibu Merpatih, M.T

DI SUSUN OLEH :

Zidan Abu Syahmad Ersyah 216111008

Bagas Thariq Dzaki 216111009

Randi Nugraha 216111010

Satria Aldi 216111011

Ayub Rifandi Sihombing 216111012

Miftahul Huda 216111013

JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN

POLITEKNIK NEGERI SSAMARINDA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Praktikum
"Drive Train" ini. Saya ucapkan terima kasih kepada ibu Merpatih, M.T selaku dosen
yang telah membimbing selama melakukan pembelajaran dan praktikum. Penyusunan
laporan ini bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah drive train di Program Studi
Perawatan dan Perbaikan Mesin Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Samarinda.

Dalam penyusunan laporan praktikum ini, saya menyadari sepenuhnya apabila


tanpa bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak tidak akan dapat
terselesaikan dengan baik.

Saya menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan


laporan ini, oleh karena itu saran dan kritik penyusun harapkan dari pembaca agar
laporan ini menjadi lebih baik. Demikian, semoga Laporan Praktikum ini dapat
bermanfaat

Samarinda, 21 November 2022

Zidan Abu
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................3
LANDASAN TEORI.............................................................................................................................3
A. Power Train...................................................................................................................................3
B. Komponen Power Train................................................................................................................4
C. Kopling...........................................................................................................................................4
D. Propeller Shaft...............................................................................................................................4
E. Transmisi........................................................................................................................................5
F. Differential.....................................................................................................................................5
G. Axel Shaft.......................................................................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN PRAKTIKUM...............................................................................................................6
A. Kopling...........................................................................................................................................6
B. Transmisi Manual..........................................................................................................................8
C. Propeller Shaft.............................................................................................................................15
D. Differential...................................................................................................................................16
E. Axle Shaft.....................................................................................................................................21
BAB IV.....................................................................................................................................................23
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................................23
A. KESIMPULAN...............................................................................................................................23
B. SARAN.............................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA………………………………………...……………………..……………………23
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kendaraan merupakan hal yang jarang ditemui pada zaman dahulu. Tetapi
berbeda dengan era globalisasi sekarang ini. Kendaraan banyak ditemui di lingkungan
masyarakat luas bahkan kendaraan kini sudah menjadi barang pokok bagi kehidupan
sosial. Bagaimana tidak, dengan kendaraan seseorang dapat menempuh perjalanan
dengan jarak yang tidak mampu ditempu dengan berjalan kaki. Melihat banyaknya
kepentingan kehidupan sosial maka banyak pula kendaraan yang telah digunakan
masyarakat. Meski sudah banyak kendaraan yang digunakan masyarakat, tetapi banyak
yang tidak mengetahui tentang kondisi ataupun system kerja didalam engine tersebut.

Suatu kendaraan membutuhkan pengoperasian serta perawatan yang sesuai


dengan standart operational procedur yang ada. Oleh karena itu penting dalam
mengetahuinya guna pemakaian dan perawatan pada kendaraan. Kami selaku Mahasiswa
Teknik Mesin yang berperan aktif dalam masyarakat memiliki tanggung jawab dalam hal
pemahaman engine baik dalam pengoperasian, system kerja, hingga dalam hal perbaikan.

Satu system dalam kendaraan yang terpenting adalah sytem powertrain yang
merupakan salah satu system pada kendaraan yang tidak banyak diketahui para pengguna
kendaraan. Dari hal itu kami selakku mahasiswa melakukan praktikum pembongkaran
system powertrain sekaligus mengetahui secara langsung system kerja dari tiap
komponen serta dapat memperhitungkan keausan komponen tersebut.

B. Tujuan Penulisan
1. Mampu dan mengetahui fungsi powertrain.
2. Mengetahui cara kerja dari sistem powertrain.
3. Mengetahui jenis-jenis dari sistem powertrain.
4. Untuk mengetahui cara kerja komponen yang ada pada power train.
5. Untuk mengetahui cara pembongkaran serta pemasangan yang baik serta mengetahui
komponen yang masih dapat digunakan atau tidak.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Power Train

Gambar 1.1 system power train

Power train adalah sistem pada mbil yang mengatur transfer tenaga dari mesin ke
roda. Tiap mobil memiliki desain yang berbeda dalam meletakkan mesin, ataupun
menggerakkan rodanya. Ada mobil yang meletakkan mesinnya di depan, ada juga yang
meletakkan mesinnya di tengah ataupun dibagian belakang mobil. Bukan hanya
meletakkan mesinnya tapi roda mana yang diputar oleh mesin pun berbeda. Ada mobil
yang memutar roda belakangnya, dan ada yang memutar roda depannya, serta ada juga
yang memutar roda depan dan roda belakangnya. Yang dimaksud memutar roda disini
adalah tenaga mesin tranfer ke roda mana? Jadi bukan roda yang berputar. Pada saat jalan
semua roda berputar, tapi tak semua yang digerakkan oleh mesin. Pengelompokkan tipe
power train:

1. Front enggine Front drive (FF), adalah mesin berada di bagian depan mobil, dan
roda depan yang digerakkan oleh mesin. Jadi roda belakang hanya ikut berputar saja
alias tidak mendapat tenaga langsung dari mesin.
2. Front engune Rear drive (FR), adalah mesin berada di bagian depan mobil, dan
rod belakang yang di gerakkan oleh mesin. Ini berkebalikan dengan tipe FF, roda
depan tidak dapat tenaga dari mesin.
3. Rear engine Rear drive (RR), adalah mesin berada di bagan belakang mobil, dan
roda belakang yang digerakkan oleh mesin. Jadi roda depan tidak mendapat tenaga
langsung dari mesin. Tipe ini hampir sama dengan tipe FR, hanya letak mesinnya
yang di belakang.
4. 4 Wheel Drive (4WD), artinya baik roda belakang atau roda depan sama-sama
mendapat tenaga langsung dari mesin. Roda depan ada 2 dan roda belakang ada2,
maka disebut 4 roda. Mobil yang biasa menggunakan tipe ini adalah Jeep, yang
biasanya digunakan untuk medan yang berlumpur.

B. Komponen Power Train


1. Kopling (clutch)
2. Transmisi
3. Propeller shaft(join)
4. Gardan (difenrential)
5. Axel shaft

C. Kopling
Kopling adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan dua poros pada kedua
ujungnya dengan tujuan untuk mentransmisikan daya mekanis. Kopling biasanya tidak
mengizinkan pemisahan antara dua poros ketika beroperasi, namun saat ini ada kopling
dengan torsi yang dibatasi sehingga dapat slip atau terputus ketika batas torsi dilewati.
Kopling (clutch) terletak di antara engine dan ttransmisi. Kopling berfungsi untuk
memutus dan menghubungkan putaran engine melalui Fly Wheel ke Transmisi secara
halus melalui kerja oedal selama perkaitan roda gigi.

D. Propeller Shaft
Propeller shaft yaitu salah satu sistem pemindahan tenaga yang berfungsi untuk
meneruskan putaran daya dari engine menuju ke diferential dengan variasi perubahan
sudut yang selalu terjadi pada poros terdebut pada saat memindahkan putaran dan
daya.Pada kendaraan tipe Front engine Rear drive (FR), dan FWD/AWD (Four wheel
drive), untuk memindahkan tenaga engine dari transmisi ke differensial, diperlukan
propeller shaft.Panjang pendeknya ropeller shaft tergantung dari panjang kendaraan. Pada
kendaraan yanng panjang, propeller dibagi menjadi beberapa bagian untuk menjamin
supaya tetap dapat bekerja dengan baik.

E. Transmisi
Transmisi umumnya terepasang pada chasis frame, differensial dan sumbu
belakang (rear axel), disangga oleh suspensi yang sejajar dengan roda belakang. Oleh
sebab itu posisi differensial terhadap transmisi selalu berubah-ubah pada saat kendaraan
berjalan, sesuai dengan permukaan jalan dan ukuran beban; propeller sahaft dibuat
sedemikian rupa agar dapat memindahkan tenaga dari transmisi ke differensial dengan
lembut tanpa dipengaruhi akibat adanya perubahan-perubahan tadi. Untuk tujuan ini
universal joint dipasang pada setiap propeller shaft, fungsinya untuk menyerap perubahan
sudut dari suspensi, selain itu sleeve yoke bersatu untuk menyerap perubahan antara
transmisi dan diffferential.

F. Differential
Fungsi utama untk membedakan putaran rod kiri dan kanan pada saat membelok.
Hal ni dimaksudkan agar tidak terjadi slip pada roda dan tidak tergelincir, selain itu
fungsi lain dari differential adalah merubah putaran engine menjadi gerak maju mundur.

G. Axel Shaft
Axel shaft atau poros penggerak roda adalah salah satu komponen sistem
pemindah tenaga, merupakan poros penggerak roda-roda dimana roda-roda dipasang
pada axel shaft sehingga beban roda ditumpu oleh axel shaft. Axel shaft berfungsi untuk
meneruskan tenaga tenaga gerak dari differetnial dari differential ke roda-roda.
BAB III

PEMBAHASAN PRAKTIKUM

A. Kopling

Gambar 3.1 kopling

1. Alat-alat yang digunakan:


a. Kunci pas
b. Kunci ring
c. Palu
d. Obeng
e. Fuller
f. Dial indicator
g. Master baja
h. Jangka sorong
i. Kunci L
2. Pembongkaran kopling:
a. Sebelum melakukan pembongkaran berilah tanda clutch cover dan roda penerus
untuk memudahkan dalam pemasangan kembali.
b. Longgarkan baut satu persatu sehingga tekanan pegas menjadi bebas. Setelah itu
lepaskan semua baut, sehingga clutch cover dan kopling dapat dilepas.
3. Pemeriksaan kopling:
a. Plat kopling
1) Periksalah seluruh keadaan plat kopling terutama permukaan plat kopling dari
kerusakan torsion ruber dari kerusakan atau longgar.
2) Dengan menggunakan vernier caliper periksalah kedalaman paku keling.
Limit kedalaman paku keling: 0,3 mm.
Hasil pemeriksaan:
b. Clutch cover
Periksa clutch cover terutama pada bagian permukaan plat penekan dan
diafragma spring dari kerusakan atau terbakar, bila perlu adakan pergantian. Dengan
menggunakan vernier caliper ukurlah besarnya keausan ujung dari diafragma spring.
Limit keausan: 0,6 mm
Hasil pemeriksaan:
c. Pilot bearing
1. Periksalah pilot bearing yang terdapat pada poros engkol dari keausan dan
pecah atau menimbulkan bunyi pada saat diputar. Bila perlu adakan pergantian.
2. Bersihkan unit kopling dari kotoran dan minyak yang melekat terutama pada
roda penerus pada permukaan plat kopling dan plat penekan.
4. Langkah-langkah pemasangan plat kopling:
1. Dengan menggunakan sst pasang plat kopling pada roda penerus.
2. Perhatikan arah pemasangan plat kopling terhadap roda penerus, permukaan
yang harus menghadap ke roda penerus.
3. Pasangkan clutch cover dan sesuaikan tanda yang terdapat pada roda penerus
dengan clutch cover. Kkarenan baut oengikat dengan momen sebesar: 1,0-
1,6kg.
B. Transmisi Manual

Gambar 3.2 transmisi manual

1. Alat-alat yang digunakan

a. Tool box
b. Dial gauge indicator
c. Vernier caliper
d. Feeler gauge
e. Tang snap ring

2. Pembongkaran pada kendaraan

a. Dengan SST(09305-00010) lepaskan shift lever, caranya tekan SST pada bagian
bawah shift lever, putar SST tersebut dan lepaskan shift lever.
b. Dengan kunci 12 mm lepaaskan propeller shaft, sebelum melepas berilah tanda pada
universal joint dan companion flange differential.
c. Tarik propeller shaft kebelakang sampai terlepas keluar dan pasangkan SST (09325-
20010) pada output shaft transmisi untuk mencegah kebocoran oli.
d. Tempatkan sepotong kayu diatas cross member depan agar tidak rusak.
e. Lepaskan cross member transmisi, turunkan dogkrak lalu buka seluruh baut
transmisi terhadap engine. Letakkan transmisi pada meja kerja, bersihkan lantai
dan lepaskan semua peralatan sebelum melakukan pekerjaan selanjutnya.

3. Pembogkaran dan hasil pengukuran

a. Lepaskan garpu pembebas dan hub dengan bantalan pembebas


b. Lepaskan roda gigi gerak speedometer dan swit lampu mundur
c. Lepaskan rakitan tutup bak transmisi
d. Lepaskan rumah kopling dan penahan bantalan depan
e. Lepaskan extension housing
f. Lepaskan roda gigi idler mundur, poros dan pengunci. Lalu dorong poros keluar
dari arah depan ke arah belakang
g. Ukur celah dorong roda gigi counter
Menggunakan feeler gauge, ukur celah dorong roda gigi idler.
Celah Standar: 0,10 mm – 0,30 mm
Celah maksimum: 0,30 mm
Hasil Pemeriksaan:
h. Lepas poros roda gigi counter dan pengunci
1. Menggunakan palu plastik dan SST, pikullah SST dari arah depan. SST: 09311
– 35020
2. Biarkan roda gigi counter jatuh didalam bak transmisi
i. Lepaskan rakitan poros output
j. Lepaskan poros input
Tempatkan bagian yang lurus dari poros input dengan roda gigi counter dan lepas
poros input
k. Lepaskan roda gigi counter
1. Lepas roda gigi counter
2. Lepas dua bantalan rol jarum dan spaser dari roda gigi counter
3. Lepas dua cincin dorong dari bak transmisi
l. Ukur celah dorong setiap roda gigi
Menggunakan feeler gauge, ukur celah dorong
Celah Standar: 0,10 mm – 0,25 mm
Celah maksimum: 0,25 mm
Hasil pemeriksaan:
m. Lepaskan roda gigi penggerak speedometer
1. Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring
2. Lepas roda gigi penggerak speedometer
3. Menggunakan tuas magnetik, lepas bola pengunci
4. Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring
n. Lepas penahan bantalan belakang poros output dengan bantalannya, roda gigi-1, Dua
bantalan rol-jarum, Luncur dalam dan bola pengunci
1. Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring.
2. Menggunakan press, lepas penahan bantalan dengan bantalanya, bersama-sama
roda gigi-1 dan luncuran dalam.
3. Lepas dua bantalan rol-jarum.
4. Menggunakan tuas magnetik, lepas bola pengunci.
o. Lepas ring syncromesh hub sleeve no 1 dan roda gigi 2
p. Lepas hub sleeve no 2, ring syncromesh dan roda gigi 3

4. Pemeriksaan Komponen Transmisi dan Hasil Pemeriksaan

a. Periksa poros output dan luncuran dalam


1. Menggunakan vernier caliper, ukur ketebalan flens poros output
Ketebalan minimum: 4,90 mm
Hasil pemeriksaan: 5,40 mm
2. Menggunakan vernier caliper, ukur ketebalan flens luncuran dalam
Ketebalan minimum: 3,9 mm
Hasil pemeriksaan: 4,7 mm
3. Menggunakan mikrometer, ukur diameter luar dan permukaan jurnal poros output
Roda gigi-2: minimum 38,415 mm
Hasil pemeriksaan: 45,316 mm
Roda gigi-3: minimum 38,415 mm
Hasil pemeriksaan: 46,115 mm
4. Menggunakan mikrometer, ukr diameter luncuran luar dan dalam
Diameter minimum: 36,98 mm
Hasil pemeriksaan: 38,56 mm
5. Menggunakan dial gauge, ukur keolengan poros output
Keolengan maksimum: 0,06 mm
Hasil pemeriksaan:
b. Periksa celah oli roda gigi-1
Menggunakan dial gauge, ukur celah oli antara roda gigi dan luncuran dalam, dengan
bantalan rol-jarum terpasang.
Celah standar: 0,009 mm- 0,064 mm
Celah maksimum: 0,064 mm
Hasil pemeriksaan:
c. Periksa celah oli roda gigi-2 dan 3
Menggunakan dial gauge, ukur celah oli antara roda gigi dan poros dengan bantalan rol-
jarum terpasang.
Celah standar: 0,6 mm – 11 mm
Celah maksimum: 0,11 mm
Hasil pengukuran:
d. Periksa ring syncromesh
1. Putar dan tekan ring syncromesh, untuk mengetahui kemampuan pengeremannya.
2. Ukur celah diantara ring syncromesh dengan ujung alur roda gigi
Celah standar: 1,0 mm – 2,0 mm
Hasil pemeriksaan:
e. Ukur celah antara garpu pemindah dan hub sleeve
Menggunakan feeler gauge ukur celah antara hub sleeve dan garpu pemindah.
Celah maksimum: 1,0 mm
Hasil pemeriksaan:

5. Merakit Transmisi

a. Pasang clutch hub no 1 dan 2 pada hub sleeve


1. Pasang clutch hub dan pengunci pemindah
2. Pesang pegas pengunci pemindah dibawah kunci pemindah
b. Pasang rakitan roda gigi-3, ring syncromesh dan hub sleeve no 2 pada poros output
1. Oleskan oli roda gigi pada poros output
2. Pasangkan ring syncromesh pada roda gigi dan tepatkan alur ring dengan kunci
pemindah
3. Menggunakan hydraulik pres, pasang roda gigi-3, ring syncromesh dan hub sleeve
no 2
c. Pasang snap ring
d. Ukur celah dorong roda gigi-3
Menggunakan feeler gauge
Celah standar: 0,10 mm – 0,25 mm
Celah maksimum: 0,25 mm
Hasil pemeriksaan: 0,15 mm
e. Pasang rakitan roda gigi-1, ring syncromesh dan hub sleeve no 1 pada pros output
1. Oleskan oli roda gigi pada output
2. Pasang ring syncromesh pada roda gigi dan tepatkan alur ring dengan kunci
pemindah
3. Menggunakan hydraulik pres, pasang rakitan roda gigi-2, ring syncromesh dan
hub no 1
f. Pasang bola pengunci, ring syncromesh roda gigi-1, bantalan rol-jarum dan luncuran
dalam pada poros output
1. Oleskan oli roda gigi pada bantalan rol-jarum
2. Pasang bola pengunci pada poros output
3. Rakit roda gigi-1, bantalan rol-jarum dan luncuran dalam
4. Pasang rakitan pada poros output dengan alur ring syncromesh tepat pada kunci
pemindah
5. Putar luncuran dalam agar tepat dengan bola pengunci
g. Pasang rakitan bantalan belakang
h. Ukur celah dorong roda gigi-1 dan 2
Menggunakan feeler gauge
Celah standar: 0,10 – 0,25 mm
Celah maksimum: 0,25 mm
Hasil pemeriksaan: 0,15 mm
i. Pasang snap ring
j. Pasang roda gigi penggerak speedometer
1. Menggunakan tang snap ring, pasang snap ring
2. Pasang bola pengunci
3. Pasang roda gigi penggerak speedometer
4. Menggunakan tang snap ring, pasang snap ring
k. Rakit roda gigi counter, bantalan rol-jarum, cincin dorong dan SST
1. Pilih cincin dorong belakang untuk mendapatkan celah aksial yang benar
Celah standar: 0,10 – 0,30 mm
Hasil pemeriksaan: 0,15 mm
2. Oleskan oli roda gigi pada bantalan rol-jarum dan cincin dorong
3. Menggunakan SST, rakit roda gigi counter, bantalan rol-jarum dan cincin dorong
4. Pasang rakitan pada bak transmisi
l. Pasang poros input
1. Oleskan oli roda gigi pada bantalan rol-jarum
2. Tepatkan bagian yang lurus dari poros input dengan roda gigi counter dan pasang
poros input
m. Pasang penahan bantalan depan dengan gasket baru
1. Oleskan gemuk MP pada perapat oli
2. Tepatkan lubang pembali oli dengan alurnya dan pasang penahan dengan gasket
baru
3. Oleskan perapat pada 2 atau 3 ulir pada ujung baut
4. Pasang dan kencangkan baut pengikat
Momen: 75 kg-cm
n. Pasang ring syncromesh dan rakitan poros output
Pasang rakitan poros output ke dalam bak dengan alur ring syncromesh tepat
terhadap kunci pemindah
o. Pasang poros roda gigi counter
Pasang poros roda gigi counter dengan kunci setengah bulat dari arah belakang
bak transmisi.

p. Ukur celah dorong roda gigi counter


Menggunakan feeler gauge, ukur celah dorong roda gigi counter.
Celah standar: 0,10 – 0,30 mm
Celah maksimum: 0,30mm
Hasil pemeriksaan:
q. Pasang roda gigi idler mundur dan poros
Pasang roda gigi idler mundur pada bak transmisi dan pasang poros dengan kunci
setengan bulat dari arah belakang bak transmisi.
r. Pasang extension housing dengan gasket baru
1. Oleskan greas MP pada perapat oli
2. Pasang extension housing dengan gasket baru
3. Oleskan perapat pada 2 atau 3 ulir ujung
4. Pasang dan kencangkan baut-baut pengikat
Momen: 375 kg-cm
s. Pasang rumah kopling
Momen: 600 kg-cm
t. Pasang rakitan tutup transmisi
1. Netralkan posisi garpu pemindah
2. Netralkan posisi hub sleeve dan roda gigi idler mundur
3. Pasang rakitan tutup bak transmisi dengan gasket
4. Oleskan perapat pada 2 atau 3 ulir ujung baut
5. Pasang klem dan baut. Kencangkan baut pengikat
Momen: 195 kg-cm
u. Pasang roda gigi gerak speedometer
v. Pasang swit lampu mundur
w. Pasang hub pembebas kopling dengan bantaan dan garpu
x. Setel posisi lengan pemindah mundur
1. Amati, tidak adanya kelainan suara bila poros input diputar atau bila roda gigi
masuk pada posisi mundur
2. Bila timbul kelainan suara, perbaiki dengan menyetel pivot lengan pemindah
dalam jangkauan nol sampai 90 derajat dari titik tanda
Momen: 185 kg-cm

C. Propeller Shaft

Gambar 3.3 propeller shaft

1. Alat dan bahan


a. 1 unit propeller shaft
b. V-blok
c. Grease/gemuk
d. Tool box
e. Dial gauge indicator
f. Vernier caliper

2. Pemeriksaan
a. Kebengkokan propeller shaft menggunakan V-blok dan dial tester indicator ukurlah
run-out poros (kebengkokan).
Run-out max. 0,8 mm.
Hasil pemeriksaan:
b. Keausan dan kekocakan bantalan spider
Putar spider dan pastikan bahwa tidak ada hambatan saat berputar. Periksa juga
kebebasan aksial spider bearing oleh putaran yoke Ketika tertahan poros dengan kuat.
Kebebasan aksial max: 0,05 mm.
Hasil pemeriksaan:
c. Periksa clearance antara universal joint spider danneedle roller bearing
d. Periksa keausan alur-alur sleeve yoke
Lakukan pengeamatan secara visual terhadap kondisi spline. Lakukan pengujian
dengan memasangkan sleeve yoke ke poros lalu putar bolak-balik sleeve yoke dan
Gerakan maju-mundur (axial). Pastikan tidak terjadi kekocakan yang berlebihan
tetapi bisa bergerak maju mundur dengan lancer.
e. Pemeriksaan karet bushing maupun penutup debu pada center bearing.
Lakukan pengamatan terhadap kondisi karet bushing maupun karet penutup debu
pada center bearing.
Hasil pemeriksaan:

D. Differential

Gambar 3.4 differential


a. Prinsip Kerja

1. Pada saat mobil berjalan lurus :


Pada saat mobil berjalan lurus keadaan kedua ban roda kiri dan kanan sama –
sama dalam kecepatan putaran yang sama. Dan juga beban yang ditanggung roda kiri
danroda kanan adalah sama. Sehingga urutan perpindahan putaran dari as kopel
akanditeruskan untuk memutar drive pinion. Drive pinion akan memutar ring gear, dan
ringgear bersama-sama dengan differential case akan berputar. Dengan berputarnya
differential case, maka pinion gear akan terbawa berputar bersama dengan
differentialcase karena antara differential case dan pinion gear dihubungkan dengan
pinion shaft. Karena beban antara roda kiri dan roda kanan adalah sama saat jalan
lurus, maka pinion gear akan membawa side gear kanan dan side gear kiri untuk
berputar dalamsatu kesatuan. Jadi dalam keadaan jalan lurus sebenarnya pinion gear
tidak berputar, pinion gear hanaya membawa side gear untuk berputar bersama-sama
dengan differential case dalam kecepatan putaran yang sama. Bila differential case
berputar satu kali, maka side gear juga berputar satu kali juga, demikian seterusnya
dalamkeadaan lurus. Putaran side gear ini kemudian akan diteruskan untuk
menggerakkan asroda dan kemudian menggerakkan roda.
2. Pada saat kendaraan membelok :
Pada saat mobil sedang membelok beban yang ditanggung pada roda bagian dalamadalah
lebih besar daripada beban yang ditanggung roda bagian luar. Misalkan sebuahmobil
sedang belok ke kiri, maka beban pada roda kiri akan lebih besar daripada bebanroda
kanan. Dengan demikian urutan perpindahan tenaganya adalah sebagai berikut:
Putaran dari as kopel akan diteruskan untuk memutar drive pinion. Drive pinion
akanmemutar ring gear. Dengan berputarnya ring gear maka differential case akan
terbawa juga untuk berputar. Karena beban roda kiri lebih besar dari roda kanan saat
belok kekiri , maka side gear sebelah kiri akan memberi perlawanan terhadap pinion
gear.
1. Alat dan bahan
a. Tool box
b. Dial gauge indicator
c. Vernier caliper
d. 1 unit differential

2. Pemeriksaan differential
a. Memeriksa keausan pada bevel gear shaft. Jika gear pada bevel gear shaft sudah
aus, sebaiknya diganti.
Hasil pemeriksaan: masih bagus(visual)

b. Memeriksa keausan pada side gear. Jika side gear sudah aus, sebaiknya diganti.
Hasil pemeriksaan: masih bagus(visual)

c. Memeriksa keausan pada drive pinion. Jika drive pinion sudah aus, sebaiknya
diganti.
Hasil pemeriksaan: masih bagus(visual)

d. Memeriksa ketirusan pada spider shaft. Jika shaft pada spider telah bengkok,
sebaiknya segera diganti.
Hasil pemeriksaan: masih bagus(visual)

e. Memeriksa keausan pada differential case.


Hasil pemeriksaan: masih bagus(visual)

3. Cara pelepasan
a. Melepas poros-poros roda, yaitu dengan melepas mur penahan poros penggerak aksel
kemudian Tarik keluar poros penggerak aksel dengan palu luncur. Setelah terlepas
lalu periksa gigi pada poros roda.
b. Melepas poros propeller dari differential. Setelah melepas poros roda lalu melepas
poros propeller, yaitu dengan membuat tanda terlebih dahulu pada kedua flens,
kemudian lepas keepat baut dan mur.
c. Melepas differential dari axel housing. Sebelum dilepas harus dikuras dulu, jika
sudah habis kemudian lepas, jika sulit dilepas jangan gunakan obeng atau pahat
karena dapat merusak paking atau permukaan dudukan.
d. Pemeriksaan differential sebelum dibongkar. Bila timbul suara differential, lakukan
pemeriksaan awal berikut, sebelum pembongkaran untuk menentukan penyebab
suara. Kemudian periksa keolengan roda gigi ring. Keolengan maksimum 0,10 mm
(0,0039 in).
4. Cara pembongkaran
a. Lepas flens penyambung dengan menggunakan palu dan pahat, longgarkan mur, lalu
menggunakan SST untuk menahan flens, lepas mur 09330-00021, kemudian gunakan
SST, lepas flens penyambung, SST 09330-00021, Setelah melepas flens
penyambung, kemudian lepas perapat oli dan penahan oli menggunakan SST. Setelah
melepas penahan oli kemudian lepas differential case dan ring gear dari differential
carrier dengan cara buat tanda pada tutup bantalan dan differential carrier, kemudian
lepas dua pengunci mur penyetel, lalu lepas tutup bantalan penyetel. Setelah
differential terlepas, kemudian lepas pinion penggerak dari differential carrier.
b. Melepas ring gear. Lepas baut pengikat ring gear dan plat pengunci, kemudian
buatlah tanda pada ring gear dan differential case, lalu gunakan palu plastic atau
tembaga, pukul ring gear untuk melepaskan dari differential case.
c. Membongkar differential case. Bongkar differential case menggunakan palu dan drip,
keluarkan pen. Lalu lepas poros pinion, dua pinion gear dengan cincin dorong.
5. Cara merakit
a. Merakit differential case
Pasang cincin dorong yang tepat pada roda gigi samping. Mengikuti petunjuk berikut
ini. Pilihlah cincin dorong yang dapat memberikan backlash spesifikasi. Pilihlah
cincin dengan ketebalan yang sama kedua sisinya. Kemudian memasang planetary
gear kedalam differential case.
b. Memasang pen menggunakan palu dan drip
Pasang pen masuk pada bak differential dan lubang poros pinion. Tarik lubang pada
bak differential.
c. Memasang ring gear padaa differential case
Sebelum memasang ring gear, terlebih dahulu bersihkan permukaan kotak pada
differential case, kemudian panaskan ring gear pada 100 derajat celcius(212 derajat
Fahrenheit) didalam pemanas oli, setelah itu bersihkan permukaan kotak pada ring
gear dengan bahan pembersih. Kemudian segera pasangkan ring gear pada
differential case. Tepatkan tanda pada ring gear dan differential case, oleskan oli pada
baut pengikat ring gear. Kemudian pasang plat pengunci dan baut pengikat.
Kencangkat baut dengan merata, sedikit demi sedikit, dengan momen 985 kg-cm. lalu
dengan menggunakan palu dan drip, Tarik plat pengunci.
d. Memasang flens penyambung
Pasang flens penyambung dengan oleskan grease MP pada ulir mur yang baru,
menggunakan SST untuk menahan flens. Kekencangan mur, SST 09330-00021.
e. Memasang differential case dan ring gear pada differential carrier
Pasang luncuran luar bantalan pada masing-masing bantalan, dan pastikan luncuran
luar tidak teertukar antara kiri dan kanan.
f. Memasang mur penyetel
Pasang mur penyetel pada masing-masing carrier, dan pastikan ulir terkait dengan
benar.
g. Memasang tutup bantalan
Tempatkan tanda pada tutup bantalan dan carier, kemudian pasang kedua baut tutup
bantalan, dan atau tiga ulir, dan tekan tekan tutup bantalan menggunakan tangan.
h. Mengencangkan ring penyetel
Kencangkan ring penyetel kiri dan kanan sampai mendapatkan posisi yang diinginkan
atau menyetel gesekan antara ring gear dan pinion gear sampai baik dan benar.
Kemudian kencangkan baut tutup bantalan.
E. Axle Shaft

Gambar 3.5 axle shaft

1. Alat Dan Bahan


a. Tool Box
b. 2 unit Axle Shaft
c. V Block
d. Dial Gauge Indicator
2. Pemeriksaan pada axle shaft
a. Periksakan secara visual terhadap kondisi axle shaft.
b. Pemeriksaan pelumasan joint (boot dan grease) pada velocity joint tipe.
c. Pemeriksaan kelurusan/kebengkokan dan keseimbangan poros.
d. Pemeriksaan kekocakan/ keausan joint, keausan/kekocakan alur alur poros
terhadap alur hub roda maupun alur side gear serta keausan atau kerusakan
bantalan. Pemeriksaan bantalan dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1. Melepas kaliper dan piringan rem
2. Periksa kebebasan bantalan dalam arah axial dengan dial indikator. Kebebasan
makasimum adalah 0.05 mm
3. Setelah dipastikan bantalan masih baik, pasang kembali kaliper dan piringan
rem. Jika kebebasan terlalu besar ganti bantalan dengan yang baik, dengan
melkukan pembongkaran. Pembongkaran dan pemeriksaan-pemeriksaannya
adalah sebagai berikut:
1. Lepaskan cotter pin, penutup pengunci mur dan mur pengunci bantalan
2. Mengeluarkan minyak pelumas roda gigi differential
3. Melepaskan hubungan tie rod end dengan steering knuckle, dengan
menggunakan tracker ball joint.
4. Melepas steering knuckle dari lower arm, dengan melepas baut
pemegangnya.
5. Melepas poros penggerak depan, dengan memukulnya dengan palu plastik
dan memegangnya dengan tangan.

Setelah unit poros penggerak terlepas lakukan pemeriksaan sebagai berikut :


a. Periksa dan perhatikan bahwa harus tidak ada kebebasan dalam outboard joint.
b. Periksa dan perhatikan bahwa inboard joint meluncur dengan lembut dalam arah
axial.
c. Periksa dan perhatikan bahwa kebebasan arah radial dari inboard joint tidak terlalu
besar.
d. Periksa kerusakan boot.
e. Pemeriksaan panjang standar (spec. lihat manual book). Untuk penggantian bantalan
dapat dilakukan dengan melepas dan membongkar axle hub dengan langkah sebagai
berikut:
1. Melepas kaliper dan melepas piringan rem (disc brake)
2. Melepas mur/baut pengikat steering knuckle ke shock absorber
3. Melepas unit axle hub
4. Membongkar unit axle hub
5. Mengganti bantalan
6. Merakit unit axle hub
7. Memasang axle hub depan
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Suatu kendaraan membutuhkan pengoperasian serta perawatan yang sesuai
dengan standart operational procedur yang ada. Oleh karena itu penting dalam
mengetahuinya guna pemakaian dan perawatan pada kendaraan. Kami selaku Mahasiswa
Jurusan Teknik Mesin yang berperan aktif dalam masyarakat memiliki tanggung jawab
dalam hal pemahaman engine baik dalam pengoperasian, system kerja, hingga dalam hal
perbaikan. Salah satu system dalam kendaraan yang terpenting adalah system powertrain
yang merupkan salah satu system pada kendaraan yang tidak banyak diketahui para
pengguna kendaraan. Dilihat dari pentingnya sistem ini maka perlu adanya suatu
perawatan dan perbaikan dalam sistem, karena apabila salah satu komponen dalam sistem
ini tidak dengan bekerja dengan baik, maka komponen yang lainna pun akan tidak baik,
karena sangat berhubungannya satu komponen dengan yang lainnya. Dengan adanya
praktikum ini, diharapkan kita bias memahami dan mengetahui tentang bagaimana jenis,
fungsi dan cara kerja dalam sistem powertrain. Sehingga kerusakan yang ada, dapat
diperbaiki.

B. SARAN
1. Perlu ditingkatkan efisiensi dan efektifitas kerja sehingga diharapkan dapat
berpengaruh dalam menyelesaikan tugas secara maksimal.
2. Perlu pembaruan alat – alat praktik di laboratorium mekanik, demi memaksimalkan
kegiatan paktik agar dapat terselesaikan dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?
q=transmisi&oq=&aqs=chrome.2.69i58j0i66i67i308i362i524l12j46i67i199i308i362i465i524
j0i66i67i308i362i524.-1j0j9&client=ms-android-oppo-rev1&sourceid=chrome-
mobile&ie=UTF-8
https://www.google.com/search?q=kopling&client=ms-android-oppo-
rev1&prmd=ismvn&sxsrf=ALiCzsYVS5rR_1TlRfCx5nSEDMucyxkHrA:1669035468602&s
ource=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwiOr-
TRqb_7AhUUCbcAHVRMCS4Q_AUoAXoECAIQAQ&biw=360&bih=664&dpr=3
https://www.google.com/search?
q=transmisi&oq=&aqs=chrome.2.69i58j0i66i67i308i362i524l12j46i67i199i308i362i465i524
j0i66i67i308i362i524.-1j0j9&client=ms-android-oppo-rev1&sourceid=chrome-
mobile&ie=UTF-8

Anda mungkin juga menyukai