Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN PERAWATAN & KEHANDALAN

Manajemen Perawatan Mesin Diesel pada Lokomotif di UPT Balai Yasa DAOP
VI Yogyakarta PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Disusun oleh:

Ahmad Mudzakkir (21050113120029)

M. Aqil Perkasa (21050114120001)

Rivnaldo Noferi (21050114120002)

Rifqi Purusotomo (21050114120003)

Ridha Wahyu Utari (21050114120005)

Dosen pengampu:

Ir. Sumar Hadi Suryo, M.T.

Departemen Teknik Mesin

Universitas Diponegoro

Semarang
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang diberikan-
Nya sehingga laporan tugas kelompok yang berjudul Manajemen Perawatan Mesin Diesel
pada Lokomotif di UPT Balai Yasa DAOP VI Yogyakarta PT Kereta Api Indonesia (Persero)
ini dapat penyusun selesaikan. Laporan tugas kelompok ini penyusun buat sebagai kewajiban
untuk memenuhi tugas.

Dalam kesempatan ini, penyusun menghaturkan terimakasih yang dalam kepada semua
pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya
laporan tugas ini. Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan
kesempurnaan laporan tugas ini penyusun sangat hargai.

Semarang, 1 November 2016

Tim Penyusun

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1

1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 1

BAB II DASAR TEORI ........................................................................................................ 2

2.1 Pengertian Manajemen Perawatan ......................................................................... 2

2.2 Pentingnya Manajemen Perawatan......................................................................... 2

BAB III PERAWATAN MESIN DIESEL LOKOMOTIF ................................................... 4

3.1 Perawatan Lokomotif di UPT Balai Yasa Yogyakarta........................................... 4

3.2 Perawatan Mesin Diesel ......................................................................................... 5

3.2.1 Tahapan Awal............................................................................................... 5

3.2.2 Tahapan Perawatan....................................................................................... 5

3.2.3 Tahapan Assembly ........................................................................................ 9

3.2.4 Tahapan Akhir ............................................................................................ 10

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................. 11

4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 11

4.2 Saran ..................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 12

ii
Daftar Gambar

Gambar 3.1 ............................................................................................................................. 6

Gambar 3.2 ............................................................................................................................. 6

Gambar 3.3 ............................................................................................................................. 7

Gambar 3.4 ............................................................................................................................. 7

Gambar 3.5 ............................................................................................................................. 7

Gambar 3.6 ............................................................................................................................. 8

Gambar 3.7 ............................................................................................................................. 8

Gambar 3.8 ............................................................................................................................. 8

Gambar 3.9 ............................................................................................................................. 8

Gambar 3.10 ........................................................................................................................... 9

Gambar 3.11 ........................................................................................................................... 9

Gambar 3.12 ........................................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia sarana transportasi masal kereta api baru terdapat di Pulau Jawa dan
sebagian di Pulau Sumatera. Untuk perawatan semua sarana seperti lokomotif, kereta genset,
kereta rel diesel (KRD) masing-masing dibagi dalam beberapa bagian antara lain untuk
perawatan lokomotif KRD dan genset yaitu dilaksanakan di Balai Yasa yang terdapat di
Yogyakarta, untuk perawatan kereta penumpang dilaksanakan di Balai Yasa Manggarai yang
berada di wilayah Manggarai, Jakarta Selatan. Selain kedua Balai Yasa tersebut masih ada
Balai Yasa Gubeng dan Balai Yasa Tegal yang melakukan perawatan kereta angkutan barang
dan kereta pecok (kereta untuk memperbaiki jalan rel). Untuk Balai Yasa Yogyakarta sendiri
merupakan tempat perawatan semua lokomotif yang ada di Pulau Jawa.
Tugas pokok Balai Yasa antara lain melakukan perawatan mulai dari Perawatan Akhir (PA),
Semi Perawatan Akhir (SPA), dan Perbaikan (PB). Perawatan lokomotif dapat di bedakan
menjadi tiga yaitu perawatan berdasarkan tahunan, perawatan berdasarkan jam kerja mesin,
dan perawatan berdasarkan kilometer dan perbaikan. Untuk perawatan yang dilakukan di Balai
Yasa sekarang dan umumnya yang digunakan untuk panduan perawatan ialah perawatan yang
didasarkan pada jam kerja mesin dan perawatan perbaikan.

1.2 Rumusan Masalah


Kegiatan Kunjungan Industri ke UPT Balai Yasa Yogyakarta ini memiliki beberapa
rumusan masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Apa itu manajemen perawatan?
2. Bagaimana perawatan sebuah lokomotif?

1.3 Tujuan
Kegiatan Kunjungan Industri ke UPT Balai Yasa Yogyakarta ini memiliki beberapa
tujuan yang diharapkan tercapai yaitu :
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu manajemen perawatan
2. Mahasiswa dapat mengetahui proses perawatan lokomotif
3. Melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Perawatan dan Kehandalan

1
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Manajemen Perawatan


Manajemen perawatan adalah pengelolaan pekerjaan perawatan dengan melalui suatu
proses perencanaan, pengorganisasian serta pengendalian operasi perawatan untuk
memberikan performasi mengenai fasilitas industri. Gagasan yang muncul mengenai pokok-
pokok pikiran dalam perencanaannya, ditunjukan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut:
Apa yang harus dirawat?
Bagaimana cara merawatnya?
Kapan melakukan perawatannya?
Siapa yang melakukannya?
Sedangkan pengorganisasiannya akan mencakup penerapan dari metode manajemen
dengan cara yang sistematis. Dengan demikian jelaslah bahwa tercapainya tujuan perawatan
industri atau bengkel-bengkel kerja serta unit-unit kerja lainnya, tidaklah hanya ditunjang
dengan fasilitas dan teknik perawatannya saja, namun selain itu pula diperlukan manajemen
yang memadai.

2.2 Pentingnya Manajemen Perawatan


Suatu aturan umum dalam dunia usaha mengatakan: Bila suatu masalah telah menjadi
kompleks dan berdampak besar, maka manajemen yang baik harus ditepkan.
Demikian halnya dengan perawatan bagi suatu sistem usaha, manajemen perawatan yang baik
akan mendatangkan kebaikan pada sistem usaha yang bersangkutan.
Perawatan berarti ongkos, tetapi tidak adanya perawatan yang sesuai dengan yang
diharapkan bisa berarti ongkos yang jauh lebih besar. Dengan demikian bila masalah perawatan
telah menjadi kompleks dan berdampak besar, maka manajemen yang baik harus ditetapkan,
sehingga keberhasilan dalam melakukan pengelolaan perawatan akan memberikan berbagai
keuntungan, yaitu:
a. Memperpanjang waktu pengoperasian mesin yang digunakan semaksimal mungkin,
dengan biaya perawatan yang seminimal mungkin.
b. Menjamin ketersediaan mesin dan peralatan secara optimal pada saat mesin akan
digunakan.

2
c. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan
darurat setiap waktu.
d. Menjamin keselamatan kerja bagi setiap orang yang menggunakan mesin/peralatan.
e. Menyediakan informasi yang dapat menunjang pekerjaan perawatan.
f. Menentukan metode evaluasi yang berguna dalam pengawasan perawatan.
g. Membantu menciptakan kondisi kerja yang aman dan tertib.
h. Meningkatkan keterampilan para pekerja karyawan.

Kemudian, aspek dasar manajemen perawatan terkait dengan efisiensi, subjek ini sangat
berhubungan dengan:
1. Tujuan, adalah sangat penting dalam menilai serta menentukan tujuan perawatan.
2. Organisasi, adalah penyusunan tenaga kerja dan pembagian tugas untuk tenaga kerja
bagian perawatan.
3. Metode atau sistem, adalah urutan pelaksanaan kegiatan pekerjaan perawatan dan
bagaimana serta dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
4. Keternagakerjaan, biasanya yang berhubungan dengan rekruitmen, penempatan,
latihan, kenaikan pangkat, dan pemberhentian.
5. Lingkungan, yang dimaksud adalah meliputi kondisi lingkungan kerja seperti tempat
kerja, kantor, gudang, dan kondisi fisik lainnya.
6. Mesin dan peralatan, adalah semua yang digunakan dalam melakukan pekerjaan
perawatan.

3
BAB III
PERAWATAN MESIN DIESEL LOKOMOTIF

3.1 Perawatan Lokomotif di UPT Balai Yasa Yogyakarta


UPT Balai Yasa Yogyakarta memiliki tahapan-tahapan sendiri untuk melakukan
perawatan lokomotif. Tidak hanya memelihara lokomotif, Balai Yasa Yogyakarta memiliki
tugas pokok sebagai berikut:

1. Merencanakan dan melaksanakan program pemeliharaan serta perbaikan lokomotif,


baik Perawatan Akhir (PA), Semi Perawatan Akhir (SPA), perbaikan/rehabilitasi
(PB/RH), maupun modifikasi (MOD)
2. Menjamin kualitas hasil pemeliharaan dan perbaikan lokomotif
3. Melayani perbaikan kerusakan lokomotif dari Dipo dan mempertahankan lokomotif
yang masih dapat beroperasi
4. Pemeliharaan fasilitas kerja
5. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta melaporkan realisasi anggaran
pemeliharaan dan perbaikan
6. Melaksanakan hasil rekayasa teknik lokomotif
7. Pendayagunaan SDM dan Umum

Pemeliharaan lokomotif-lokomotif disini dilakukan secara berkala. Untuk lokomotif


Diesel Elektrik (DE), sebelum dibawa ke BalaiYasa Pengok dilakukan pemeliharaan di dipo
masing-masing untuk perawatan harian dengan kisaran waktu 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 6 bulan
dan 1 tahun. Jika lokomotif DE sudah menempuh jarak 325.000 km atau 2 tahun maka
lokomotif tersebut masuk BalaiYasa Pengok untuk dilakukan Semi Perawatan Akhir, dan jika
lokomotif sudah menempuh jarak 650.000 km atau 4 tahun maka lokomotif tersebut masuk
BalaiYasa Pengok untuk dilakukan Perawatan Akhir. Untuk lokomotif Diesel Hidrolik (DH)
sebelum dibawa ke BalaiYasa Pengok, juga dilakukan pemeliharaan di dipo masing-masing
untuk perawatan harian dengan kisaran waktu 500 jam, 1000 jam, 2000 jam, 4000 jam dan
8000 jam. Jika lokomotif DH sudah beroperasi selama 12.000 jam maka lokomotif tersebut
masuk BalaiYasa Pengok untuk dilakukan Semi Perawatan Akhir, dan jika lokomotif sudah
beroperasi selama 24.000 jam maka lokomotif tersebut masuk BalaiYasa Pengok untuk
dilakukan PA. Perawatan lokomotif pada BalaiYasa Yogyakarta memakan waktu sekitar 30
hari sampai lokomotif tersebut dapat beroperasi kembali.

4
3.2 Perawatan Mesin Diesel

Para proses perawatan mesin diesel di Balai Yasa Pengok, terdapat beberapa tahapan
yang harus dilalui oleh lokomotif.

3.2.1 Tahapan Awal

Lokomotif masuk ke dalam UPT BalaiYasa dari gerbang timur. Setelah masuk,
lokomotif dicek secara visual apakah ada keretakan atau lecet pada badan lokomotif.
Pengecekan ini dilakukan dengan mata saja. Setelah itu lokomotif didata, kerusakan yang ada
pada lokomotif tersebut. Kemudian lokomotif dicuci hingga bersih. Setelah itu kereta
dibongkar menjadi dua bagian, yaitu bagian rangka atas dan bagian rangka bawah. Untuk yang
rangka atas diangkat menggunakan crane.

3.2.2 Tahapan Perawatan

Pada tahapan perawatan digolongkan menjadi lima golongan perawatan, yaitu:

1. Golongan diesel
2. Golongan traksi listrik dan instrument
3. Golongan auxiliary (system pengereman, dan lain-lain)
4. Golongan logam
5. Golongan rangka bawah

Pada makalah ini, kami hanya akan membahas mengenai golongan diesel. Setelah
lokomotif dibongkar menjadi dua bagian yaitu rangka atas dan bawah, lokomotif dibongkar
lagi rangka atasnya hingga menyisakan diesel saja. Lokomotif yang ada di Indonesia memiliki
generator untuk menggerakkan roda, sehingga piston yang bergerak hanya digunakan untuk
memutar generator, bukan menggerakkan roda secara langsung. Setelah itu diesel harus
melewati beberapa tes, yaitu:

1. Tes kompresi

Bisa juga disebut tes kebocoran ruang kompresi. Tes kompresi ini bertujuan untuk
mengecek apakah ada kebocoran pada ruang kompresi. Jika terdapat kebocoran, maka akan
berdampak negatif untuk kinerja lokomotif, dampak negatifnya yaitu tenaga mesin yang
berkurang, borosnya bahan bakar karena campuran bahan bakar dengan udara terbuang, dapat
menimbulkan knocking, dan menyebabkan pelumas bercampur dengan bahan bakar. Pada tes

5
kompresi lokomotif, ring dan kebocoran oli tidak boleh luput dari pengecekan. Komponen
yang dites pada tes kompresi adalah silinder liner.

Gambar 3.1 Silinder Liner

2. Tes system pendinginan air

System pendinginan air merupakan system yang digunakan untuk menurunkan suhu
pada ruang bakar sehingga mesin tidak overheat. Jika system pendinginan air pada lokomotif
bermasalah, maka suhu pada ruang bakar akan meningkat dan mesin dapat overheat.
Komponen yang dites adalah water jacket mesin diesel lokomotif.

Lubang aliran
water jacket

Gambar 3.2 Water Jacket

6
3. Tes keretakan

Tes ini bertujuan untuk mengetahui keretakan yang dialami oleh komponen-komponen
lokomotif. Komponen yang dites yaitu kepala piston dan connecting rod.

Gambar 3.3 Kepala Piston

Mesin diesel pada lokomotif menggunakan konfigurasi V sehingga connecting rod


pada lokomotif tidak berjumlah satu, melainkan dua, yaitu master rod dan artikulatif rod.

Gambar 3.4 Master Rod

Gambar 3.5 Artikulatif Rod

Pada mesin diesel lokomotif dengan konfigurasi mesin V, connecting rod adalah
gabungan master rod dengan artikulatif rod.

7
Gambar 3.6 Connecting Rod

Alat yang digunakan untuk tes keretakan adalah magnetic particle flow detector system.

Gambar 3.7 Magnetic Particle Flow Detector System

Gambar 3.8 Magnetic Particle Flow Detector System

Gambar 3.9 Bagian Dalam Magnetic Particle Flow Detector System

8
4. Tes kelurusan dan puntir

Tes ini bertujuan untuk mengecek kelurusan dan elastisitas dari komponen lokomotif.
Komponen yang diuji adalah connecting rod.

3.2.3 Tahapan Assembly

Setelah melewati semua tes tersebut, selanjutnya mesin diesel digabung kembali.
Assembly dilakukan oleh 12 orang dari teknisi Balai Yasa. Setelah menjadi mesin diesel yang
utuh, mesin diesel digabung kembali dengan golongan yang lain seperti rangka bawah, rangka
atas, dan lain-lain sehingga menjadi lokomotif yang utuh kembali.

Gambar 3.10 Proses Assembly Instrumen Lokomotif

Gambar 3.11 Proses Assembly Mesin Diesel Depan

Gambar 3.12 Proses Assembly Mesin Diesel Belakang

9
3.2.4 Tahapan Akhir

Pada tahapan akhir ini, lokomotif akan diuji dan akan melalui tiga tahapan tes, yaitu:

a. Test 1

Pada test 1 ini yang diuji adalah apakah ada kebocoran - kebocoran pada lokomotif
seperti kebocoran air, kebocoran solar, maupun kebocoran udara.

b. Test 2

Pada test 2 ini yang diuji adalah tenaga yang dihasilkan oleh lokomotif setelah
melakukan perawatan. Caranya adalah dengan memberi beban yang berat kepada lokomotif.
Beban tersebut ditarik oleh lokomotif sehingga lokomotif tidak bisa bergerak meskipun
lokomotif sudah full throttle sehingga kita dapat mengetahui tenaga yang digelontorkan.

c. Test 3

Biasanya juga disebut test run. Pada test ini lokomotif diuji untuk menarik gerbong
penumpang sampai ke stasiun berikutnya. Test run ini biasanya menarik gerbong penumpang
dari Yogyakarta menuju ke Solo kemudian kembali lagi ke Yogyakarta.

10
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Melakukan perawatan lokomotif ternyata tidak semudah yang kami bayangkan. Kami
mengira bahwa perawatan lokomotif hanya dilakukan oleh beberapa orang dengan satu tujuan
yaitu untuk merawat lokomotif, tetapi pada kenyataannya ternyata perawatan lokomotif dibagi
menjadi lima golongan yaitu diesel, traksi listrik dan instrument, rangka bawah, logan, dan
auxiliary. Materi perkuliahan yang diberikan di kelas dengan yang di lapangan sangat
berkesinambungan sehingga kami dapat mengerti sedikit demi sedikit mengenai perawatan
lokomotif saat di lapangan. Kami mempelajari tentang breakdown maintenance dan pada
perawatan lokomotif, breakdown maintenance segera dilakukan jika lokomotif tersebut
mengalami trouble mendadak.

4.2 Saran
Praktik di lapangan sangat membantu kita untuk memahami teori yang diberikan di
dalam kelas, sehingga kami menyarankan agar praktik di lapangan dapat dilakukan lebih
banyak atau setara dengan materi yang diberikan.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Dokumentasi Kegiatan Kunjungan Industri UPT Balai Yasa Yogyakarta


2. http://balaiyasa.blogspot.co.id/
3. http://otomotrip.com/penggunaan-kompresi-tester-sebagai-alat-test-kompresi-mesin-
mobil.html
4. http://www.kitapunya.net/2013/11/komponen-sistem-pendingin-dan-fungsinya.html

12

Anda mungkin juga menyukai