Manajemen Perawatan Mesin Diesel pada Lokomotif di UPT Balai Yasa DAOP
VI Yogyakarta PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Disusun oleh:
Dosen pengampu:
Universitas Diponegoro
Semarang
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang diberikan-
Nya sehingga laporan tugas kelompok yang berjudul Manajemen Perawatan Mesin Diesel
pada Lokomotif di UPT Balai Yasa DAOP VI Yogyakarta PT Kereta Api Indonesia (Persero)
ini dapat penyusun selesaikan. Laporan tugas kelompok ini penyusun buat sebagai kewajiban
untuk memenuhi tugas.
Dalam kesempatan ini, penyusun menghaturkan terimakasih yang dalam kepada semua
pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya
laporan tugas ini. Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan
kesempurnaan laporan tugas ini penyusun sangat hargai.
Tim Penyusun
i
Daftar Isi
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
ii
Daftar Gambar
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Di Indonesia sarana transportasi masal kereta api baru terdapat di Pulau Jawa dan
sebagian di Pulau Sumatera. Untuk perawatan semua sarana seperti lokomotif, kereta genset,
kereta rel diesel (KRD) masing-masing dibagi dalam beberapa bagian antara lain untuk
perawatan lokomotif KRD dan genset yaitu dilaksanakan di Balai Yasa yang terdapat di
Yogyakarta, untuk perawatan kereta penumpang dilaksanakan di Balai Yasa Manggarai yang
berada di wilayah Manggarai, Jakarta Selatan. Selain kedua Balai Yasa tersebut masih ada
Balai Yasa Gubeng dan Balai Yasa Tegal yang melakukan perawatan kereta angkutan barang
dan kereta pecok (kereta untuk memperbaiki jalan rel). Untuk Balai Yasa Yogyakarta sendiri
merupakan tempat perawatan semua lokomotif yang ada di Pulau Jawa.
Tugas pokok Balai Yasa antara lain melakukan perawatan mulai dari Perawatan Akhir (PA),
Semi Perawatan Akhir (SPA), dan Perbaikan (PB). Perawatan lokomotif dapat di bedakan
menjadi tiga yaitu perawatan berdasarkan tahunan, perawatan berdasarkan jam kerja mesin,
dan perawatan berdasarkan kilometer dan perbaikan. Untuk perawatan yang dilakukan di Balai
Yasa sekarang dan umumnya yang digunakan untuk panduan perawatan ialah perawatan yang
didasarkan pada jam kerja mesin dan perawatan perbaikan.
1.3 Tujuan
Kegiatan Kunjungan Industri ke UPT Balai Yasa Yogyakarta ini memiliki beberapa
tujuan yang diharapkan tercapai yaitu :
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu manajemen perawatan
2. Mahasiswa dapat mengetahui proses perawatan lokomotif
3. Melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Perawatan dan Kehandalan
1
BAB II
DASAR TEORI
2
c. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan
darurat setiap waktu.
d. Menjamin keselamatan kerja bagi setiap orang yang menggunakan mesin/peralatan.
e. Menyediakan informasi yang dapat menunjang pekerjaan perawatan.
f. Menentukan metode evaluasi yang berguna dalam pengawasan perawatan.
g. Membantu menciptakan kondisi kerja yang aman dan tertib.
h. Meningkatkan keterampilan para pekerja karyawan.
Kemudian, aspek dasar manajemen perawatan terkait dengan efisiensi, subjek ini sangat
berhubungan dengan:
1. Tujuan, adalah sangat penting dalam menilai serta menentukan tujuan perawatan.
2. Organisasi, adalah penyusunan tenaga kerja dan pembagian tugas untuk tenaga kerja
bagian perawatan.
3. Metode atau sistem, adalah urutan pelaksanaan kegiatan pekerjaan perawatan dan
bagaimana serta dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
4. Keternagakerjaan, biasanya yang berhubungan dengan rekruitmen, penempatan,
latihan, kenaikan pangkat, dan pemberhentian.
5. Lingkungan, yang dimaksud adalah meliputi kondisi lingkungan kerja seperti tempat
kerja, kantor, gudang, dan kondisi fisik lainnya.
6. Mesin dan peralatan, adalah semua yang digunakan dalam melakukan pekerjaan
perawatan.
3
BAB III
PERAWATAN MESIN DIESEL LOKOMOTIF
4
3.2 Perawatan Mesin Diesel
Para proses perawatan mesin diesel di Balai Yasa Pengok, terdapat beberapa tahapan
yang harus dilalui oleh lokomotif.
Lokomotif masuk ke dalam UPT BalaiYasa dari gerbang timur. Setelah masuk,
lokomotif dicek secara visual apakah ada keretakan atau lecet pada badan lokomotif.
Pengecekan ini dilakukan dengan mata saja. Setelah itu lokomotif didata, kerusakan yang ada
pada lokomotif tersebut. Kemudian lokomotif dicuci hingga bersih. Setelah itu kereta
dibongkar menjadi dua bagian, yaitu bagian rangka atas dan bagian rangka bawah. Untuk yang
rangka atas diangkat menggunakan crane.
1. Golongan diesel
2. Golongan traksi listrik dan instrument
3. Golongan auxiliary (system pengereman, dan lain-lain)
4. Golongan logam
5. Golongan rangka bawah
Pada makalah ini, kami hanya akan membahas mengenai golongan diesel. Setelah
lokomotif dibongkar menjadi dua bagian yaitu rangka atas dan bawah, lokomotif dibongkar
lagi rangka atasnya hingga menyisakan diesel saja. Lokomotif yang ada di Indonesia memiliki
generator untuk menggerakkan roda, sehingga piston yang bergerak hanya digunakan untuk
memutar generator, bukan menggerakkan roda secara langsung. Setelah itu diesel harus
melewati beberapa tes, yaitu:
1. Tes kompresi
Bisa juga disebut tes kebocoran ruang kompresi. Tes kompresi ini bertujuan untuk
mengecek apakah ada kebocoran pada ruang kompresi. Jika terdapat kebocoran, maka akan
berdampak negatif untuk kinerja lokomotif, dampak negatifnya yaitu tenaga mesin yang
berkurang, borosnya bahan bakar karena campuran bahan bakar dengan udara terbuang, dapat
menimbulkan knocking, dan menyebabkan pelumas bercampur dengan bahan bakar. Pada tes
5
kompresi lokomotif, ring dan kebocoran oli tidak boleh luput dari pengecekan. Komponen
yang dites pada tes kompresi adalah silinder liner.
System pendinginan air merupakan system yang digunakan untuk menurunkan suhu
pada ruang bakar sehingga mesin tidak overheat. Jika system pendinginan air pada lokomotif
bermasalah, maka suhu pada ruang bakar akan meningkat dan mesin dapat overheat.
Komponen yang dites adalah water jacket mesin diesel lokomotif.
Lubang aliran
water jacket
6
3. Tes keretakan
Tes ini bertujuan untuk mengetahui keretakan yang dialami oleh komponen-komponen
lokomotif. Komponen yang dites yaitu kepala piston dan connecting rod.
Pada mesin diesel lokomotif dengan konfigurasi mesin V, connecting rod adalah
gabungan master rod dengan artikulatif rod.
7
Gambar 3.6 Connecting Rod
Alat yang digunakan untuk tes keretakan adalah magnetic particle flow detector system.
8
4. Tes kelurusan dan puntir
Tes ini bertujuan untuk mengecek kelurusan dan elastisitas dari komponen lokomotif.
Komponen yang diuji adalah connecting rod.
Setelah melewati semua tes tersebut, selanjutnya mesin diesel digabung kembali.
Assembly dilakukan oleh 12 orang dari teknisi Balai Yasa. Setelah menjadi mesin diesel yang
utuh, mesin diesel digabung kembali dengan golongan yang lain seperti rangka bawah, rangka
atas, dan lain-lain sehingga menjadi lokomotif yang utuh kembali.
9
3.2.4 Tahapan Akhir
Pada tahapan akhir ini, lokomotif akan diuji dan akan melalui tiga tahapan tes, yaitu:
a. Test 1
Pada test 1 ini yang diuji adalah apakah ada kebocoran - kebocoran pada lokomotif
seperti kebocoran air, kebocoran solar, maupun kebocoran udara.
b. Test 2
Pada test 2 ini yang diuji adalah tenaga yang dihasilkan oleh lokomotif setelah
melakukan perawatan. Caranya adalah dengan memberi beban yang berat kepada lokomotif.
Beban tersebut ditarik oleh lokomotif sehingga lokomotif tidak bisa bergerak meskipun
lokomotif sudah full throttle sehingga kita dapat mengetahui tenaga yang digelontorkan.
c. Test 3
Biasanya juga disebut test run. Pada test ini lokomotif diuji untuk menarik gerbong
penumpang sampai ke stasiun berikutnya. Test run ini biasanya menarik gerbong penumpang
dari Yogyakarta menuju ke Solo kemudian kembali lagi ke Yogyakarta.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Melakukan perawatan lokomotif ternyata tidak semudah yang kami bayangkan. Kami
mengira bahwa perawatan lokomotif hanya dilakukan oleh beberapa orang dengan satu tujuan
yaitu untuk merawat lokomotif, tetapi pada kenyataannya ternyata perawatan lokomotif dibagi
menjadi lima golongan yaitu diesel, traksi listrik dan instrument, rangka bawah, logan, dan
auxiliary. Materi perkuliahan yang diberikan di kelas dengan yang di lapangan sangat
berkesinambungan sehingga kami dapat mengerti sedikit demi sedikit mengenai perawatan
lokomotif saat di lapangan. Kami mempelajari tentang breakdown maintenance dan pada
perawatan lokomotif, breakdown maintenance segera dilakukan jika lokomotif tersebut
mengalami trouble mendadak.
4.2 Saran
Praktik di lapangan sangat membantu kita untuk memahami teori yang diberikan di
dalam kelas, sehingga kami menyarankan agar praktik di lapangan dapat dilakukan lebih
banyak atau setara dengan materi yang diberikan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12