Anda di halaman 1dari 32

KUMPULAN WAD

PENTING

DI SUSUN OLEH

TIM INSTRUKTUR
UPT CREW KA KELAS BESAR YOGYAKARTA
2017
i
DAFTAR ISI

NO WARTA DINAS TENTANG HAL


1 EO/97 Go no go item mengalami gangguan sewaktu
di perjalanan
2 OR/14
3 O/140
4 O/141
5 EO/156
6 EO/409 ATAU
O/409
7 TS/33
8 O/238
9 OT/69
10 OT/338
11 O/319
12 OT/159
13 O/325
14 O/538
15 OT/426
16 OT/470

ii
GO NO GO ITEM TIDAK BERFUNGSI ATAU
EO/97
MENGALAMI GANGGUAN SEWAKTU DI PERJALANAN

d bandung0010 eo/97 12/06-2012 0830

= cta =

evp/vp sm/m op kom sintel sar m/jm pusdalopka jmi sar op opsar
daop 1 s.d 9 di jawa
divre/subdivre 1 s.d 3 di sumatera
kupt crew thb boo jng bd bjr cn pk smc cu pwt kta yk slo mn sb
sbi ml jr kpt tmb bta tnk mdn pd

1. menunjuk tgm kami no w/95 d tgl 11-06-2012 tentang no go item.


2. apabila satu atau lebih no go item mengalami kerusakan sewaktu dalam
perjalanan maka berlaku ketentuan sebagai berikut :

a. kerusakan pada kipas pembersih kaca :


1) masinis segera melapor kepada pk.
2) kipas pembersih kaca masih dapat dioperasikan menggunakan tuas darurat
maka :
a) pada saat tidak terjadi hujan, masinis dapat meneruskan perjalanan
sampai stasiun yg terdapat lokomotif pengganti.
b) pada saat terjadi hujan, masinis meneruskan perjalanan, berjalan hati -
hati dengan kecepatan maximum 30 km/jam sampai stasiun pertama
berikutnya.
c) apabila masinis menganggap bahwa tidak memungkinkan untuk
melanjutkan perjalanan maka masinis harus minta lokomotif pengganti
melalui pk.
d) oc/pk segera memintakan lokomotif pengganti.
e) masinis menunggu lokomotif pengganti di stasiun tempat berhenti.
3) kipas pembersih kaca tidak dapat dioperasikan menggunakan tuas darurat
maka :
a) pada saat tidak terjadi hujan, masinis dapat meneruskan perjalanan
sampai stasiun yang terdapat lokomotif pengganti.
b) pada saat terjadi hujan, masinis meneruskan perjalanan, berjalan hati -
hati dengan kecepatan maximum 30 km/jam sampai stasiun pertama
berikutnya kemudian meminta lokomotif pengganti melalui pk.
c) oc/pk segera memintakan lokomotif pengganti.
d) masinis menunggu lokomotif pengganti di stasiun tempat berhenti
1
b. kerusakan pada lampu sorot ( headlight ) :
1) masinis segera melapor kepada pk.
2) pada perjalanan siang hari dan cuaca terang, masinis boleh melanjutkan
perjalanan sampai stasiun yang terdapat lokomotif pengganti.
3) pada perjalanan malam hari atau saat cuaca gelap :
a) masinis melanjutkan perjalanan,jalan hati – hati dengan kecepatan
maximum 30 km/jam sampai stasiun pertama berikutnya sambil
memperdengarkan semboyan 35 berkali – kali
b) oc/pk segera memintakan lokomotif pengganti.
c) masinis menunggu lokomotif pengganti di stasiun tempat berhenti.

c. kerusakan pada suling lokomotif :


1) masinis segera melapor kepada pk dan melanjutkan perjalanan, berjalan
hati - hati dengan kecepatan maximum 30 km/jam sampai stasiun pertama
berikutnya.
2) oc/pk segera memintakan lokomotif pengganti.
3) masinis menunggu lokomotif pengganti di stasiun tempat berhenti.

d. kerusakan pada lampu kabin masinis, pada perjalanan malam hari atau
pada saat cuaca gelap, masinis segera melapor kepada pk dan meneruskan
perjalanan lebih waspada pada kecepatan normal sampai stasiun yang
ditunjuk oleh pk untuk melakukan perbaikan atau disediakan lampu yang
dapat berfungsi sebagai lampu kabin.

e. kerusakan pada perangkat siaga ( deadman device ), masinis segera


melapor kepada pk dan minta didampingi oleh salah satu petugas dalam
rangkaian kemudian melanjutkan perjalanan dengan lebih waspada pada
kecepatan normal sampai stasiun yang terdapat lokomotif pengganti.

f. kerusakan pada radio lokomotif :


1) masinis harus memberhentikan ka-nya di stasiun pertama berikutnya untuk
melapor kepada pk melalui ppka kemudian melanjutkan perjalanan dengan
lebih waspada pada kecepatan normal sampai stasiun yang terdapat
lokomotif pengganti.
2) oc/pk harus melakukan pemantauan intensif terhadap perjalanan tersebut
melalui ppka.

g. kerusakan pada alat pengukur kecepatan, masinis segera melapor kepada


pk dan melanjutkan perjalanan dengan lebih waspada pada kecepatan
normal sampai stasiun yang terdapat lokomotif pengganti.

2
h. pemadam api sudah digunakan dalam perjalanan, masinis segera melapor
kepada pk, memberhentikan ka-nya di stasiun pertama berikutnya
kemudian melanjutkan perjalanan setelah pemadam api diganti.

i. kerusakan pada stop blok, masinis segera melapor kepada pk,


memberhentikan ka-nya di stasiun pertama berikutnya kemudian
melanjutkan perjalanan setelah stop blok diganti.

3. demikian untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.


4. sm/m op, m/jm pusdalopka, jmi sar op dan opsar untuk pemantauan
pelaksanaannya.
5. terima kasih

direksi pt kereta api Indonesia(persero)

3
PENGALIHAN TUGAS KONDEKTUR UNTUK KA
OR/14
BARANG MAS DAN ASS MAS

d sb-pasar turi or/14 04/08-2012 1730

=cta=

Evp/vp d.4sm man op kom keamanan pel sar sdm dan umum
Jm op sar kapusdal opka jm/asman perka
Ks/b kupt crew d.1 s/d 9 di jawa

1. Menunjuk :
a. Surat keputusan direksi pt. Kereta api (persero) no. Kep.u/ot.003/rum 11/4/ka-
2012 tentang pengalihan tugas dan fungsi kondektur kepada masinis dan atau
asisten masinis untuk ka babaranjang di divre 3 ss dan ka commuterline dilintas
jabodetabek.
b. Hasil rapat direksi pt. Kereta api (persero) tanggal 31 juli 2012 yang
memutuskan bahwa ka barang di jawa dijalankan tanpa kondektur.
c. Nota d5 no.276/s/rum 8/2012 tanggal 3 agustus 2012 tentang pengalihan tugas
dan fungsi kondektur kepada masinis dan /atau asisten masinis ka barang di
jawa.

2. Mengalir dari butir nomor 1 diatas dengan ini diinstruksikan mulai hari kamis
tanggal 9 agustus 2012 jam 00.00 wib semua kereta api barang dijawa tugas
dan fungsi kondektur dialihkan kepada masinis dan atau asisten masinis.

3. Menyimpang dari R-19 jilid rum1 pasal 20 dan 21 tugas dan fungsi kondektur
dialihkan kepada :
a. Masinis adalah sbb :
1. Sebagai pemimpin selama dalam perjalanan ka.
2. Sebagai koordinator seluruh petugas diatas ka.
3. Menandatangani lapka.
4. Menandatangani laporan kejadian luar biasa (kdlb).

b. Asisten masinis adalah sbb :


1. Mencatat jam datang dan berangkat serta semua kejadian penting yang
berhubungan dengan perjalanan kereta api dalam lapka.
4
2. Administrasi angkutan dan surat dinas.
3. Menyerahkan surat angkutan/ surat dinas kepada ppka distasiun tujuan
akhir.
4. Memandu langsiran untuk kereta apinya apabila distasiun tersebut tidak
ada juru langsir .
5. Membuat permintaan kereta api penolong ketika kereta apinya
membutuhkan kereta api penolong.
6. Memsang semboyan 3 untuk melindungi rangkaian kereta apinya ketika
diperlukan.
7. Membuat Laporan kejadian Luar biasa (kdlb).

4. Menyimpang dari R-19 rum 1 pasal 20 dan 21 serta R3 pasal 16 tentang


prosedur pemberangkatan kereta api, khusus untuk kereta api barang yang
tugas dan fungsi kondektur telah dialihkan kepada masinis diatur sebagai
berikut :
a. Tanda perintah berangkat (semboyan 40)diberikan ppka/pap kepada
masinis/asisten masinis, setelah syarat – syarat kemanan berangkat kereta
api terpenuhi.
b. Setelah menerima semoyan 40, masinis/ asisten masinis wajib memastikan
bahwa sinyal keluar dalam indikasi aman untuk kereta apinya.
c. Selanjutnya masinis membunyikan semboyan 35 sebagai tanda mengerti
dan memberangkatkan kereta apinya.

5. Apabila pada hari kamis 9 agustus 2012 terdapat kondektur :


a. Dinas melewati jam 00.00 maka kondektur tersebut tetap menjalani
dinasan sampai stasiun tujuan.
b. Dinas dan tidak melewati jam 00.00 kembali dinas pada hari jum’at 10
agustus 2012 maka dinasan kembalinya menjadi luar dinas.
c. Uang g.43 yang sudah diterima untuk dinasan kembalinya dianggap sudah
dijalani dinasannya.
6. Untuk masinis dan asiten masinis yang menjalankan tugas dan fungsi kondektur
diberikan premi kilometer ditambah premi tunggu kondektur dengan komposisi
pembagian 40 persen untuk masinis dan 60 persen untuk asisten masinis.
7. sm/m op jmi opsar untuk memastikan bahwa para kupt crew/ penyelia mas/kdr
mengerti dan melakukan sosialisasi kepada crew ka.
8. Evp/vp sm/m op melakukan pengawasan terhadap instruksi ini serta membuat
laporan selama masa 3 bulan sejak diberlakukannya instruksi ini kepada
direktur operasi c.q eo/ eop/ eoc.
9. Untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
10. Terima kasih.

Direksi pt kai (persero) di sbi


5
PENGALIHAN TUGAS TKA KE MAS DAN ASS MAS
O/140
PADA KA BARANG

d cirebon 1310 o/140 25/7-2014 14.30

=cta=

evp/vp deputy sm/m operasi sarana sdm&umum keuangan daop 1jak


s.d 9 jr

1. menunjuk dan memperhatikan :


a. pd 19 :
1. pasal 7 ayat 7 ( awak sarana kereta api )
2. pasal 40 ayat 2( pemeriksaan kereta api sebelum berangkat)
3. pasal 66 ayat 2 dan 3 ( tindakan terhadap kereta/gerbong yang dilepas
distasiun antara )
4. pasal 67 ayat 2 sub c dan ayat 3 sub a ( kereta api berhenti di stasiun akhir )

b. pd 16a :
1. pasal 12 ayat 12 dan 13 ( laporan kereta api )
2. pasal 15 ayat 5 ( perangkaian lokomotif dalam rangkaian kereta api )
3. pasal 20 ayat 3 ( kewajiban pembantu masinis )
4. pasal 42 ayat 6 dan ayat 7 ( langsir ke luar tanda batas gerakan langsir)
5. pasal 54 ayat 2 ( percobaan rem statis )
6. pasal 64 ayat 1 dan ayat 2 ( alat perangkai kereta api putus atau terlepas
dalam perjalanan )
c. pd 8a :
pasal 45 ( pemeriksaan rangkaian untuk ka barang )

d. sk direksi no.kep.u/ot.003/vi/1/ka-2013 tgl 3 juni 2013 tentang pengalihan


tempat kedudukan,perubahan pola kerja, pengawasan urusan sarana kereta
dan gerbong ( pus,puk,pug) di lingkungan unit sarana dibawah daerah operasi
di jawa
2. memperhatikan point 1 diatas,maka diinstruksikan mulai tanggal 1 agustus
2014, dilakukan pengalihan fungsi tka kepada masinis/ass masinis pada semua
ka barang di wilayah jawa
3. untuk keperluan pengalihan tugas dan kewajiban tka pada ka barang di wilayah
6
jawa maka di atur sbb :
a. menyimpang dari pd 19 jilid 1 pasal 7 dan pasal 40 ayat 2 tentang tugas dan
kewajiban yang dialihkan dari tka ke pug( schowing ) sbb :
1. menyaksikan percobaan pengereman statis
2. harus membantu/menyaksikan pemeriksaan kesiapan rangkaian kereta api
termasuk perangkat pengereman
3. pemeriksaan peralatan keselamatan,peralatan perangkai, kelistrikan, dan
kelengkapan inventaris gerbong
4. menyediakan 2 ( dua ) buah skip semboyan 21,dan disimpan pada kotak
peralatan tugas tka
5. melakukan pemasangan dan pelepasan semboyan 21 pada rangkaian
kereta api
b. menyimpang dari pd 19 jilid 1 pasal 7 ayat 1 dan pd 8a pasal 44 sub i,tugas dan
kewajiban yang dialihkan ke masinis dan asisten masinis adalah :
1. membantu masinis dalam memandu jalannya kereta api dengan kecepatan
terbatas atau dalam pemasangan semboyan untuk mengamankan
rangkaian kereta api apabila terjadi gangguan pada prasarana dan/atau
sarana kereta api
2. melakukan pemeriksaan dan perbaikan ringan peralatan atau fasilitas
sarana kereta api dan/atau sarana kereta api
3. kelengkapan kotak peralatan petugas tka ( inventaris ) meliputi sbb :
a. 2 ( dua ) buah bendera merah
b. 1 ( satu ) buah bendera kuning
c. toolkit ( kunci pipa,martil,tang,pahat,dript )
d. selang air brake,klipton ring dan seal
e. senter
f. jas hujan
c. menyimpang sk direksi no.kep.u/ot.003/vi/1/ka.2013 tgl 3 juni 2013 diktum
ketigabelas poin 2,masinis/asisten masinis tidak berkewajiban melakukan
pemeriksaan/schowing rangkaian pada saat kereta api berhenti di stasiun
ataupun petak jalan
4. kelengkapan inventaris sebagaimana di sebut pada point 3.b.3 ) di tetapkan
sebagai inventaris lokomotif
5. sm/m sarana atur kelengkapan inventaris pada point 4 untuk segera
diserahterimakan,sambil menunggu kelengkapan maka inventaris yang ada
sementara dapat dipergunakan masinis/asisten masinis dalam pelaksanaan
tugas
6. hal hal lain yang terkait dengan instruksi ini akan diatur lebih lanjut dalam surat
keputusan direksi
7. demikian untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan terima kasih

7
direksi pt kereta api indonesia ( persero ) di Cirebon

PENGATURAN PREMI KA BARANG TERKAIT


O/141
PENGALIHAN TUGAS TKA KE MAS DAN ASS MAS

d cirebon1311 o/141 25/7-2014 14.35

=cta=

e/vp sm/m op sar sdm dan umum keu daop 1jak s.d 9jr
e/vp sm/m op sar sdm dan umum keu divre 3 sumsel subdiv 3.1 kpt 3.2 tnk

1. menunjuk :

a. wad direksi nomor o/140 tanggal 25 juli 2014 perihal :


 pengalihan tanggung jawab dinas tka kepada pug
 pengalihan tugas dan fungsi tka pada ka barang di jawa kepada masinis dan
asisten masinis
b. wad eoc/79 tgl 4 april 2014 perihal pemberian tambahan berupa premi
tambahan dan premi kilometer tka ka barang kepada masinis dan asisten
masinis ka barang di divre 3 sumsel
c. surat keputusan direksi nomor kep.u/kp.209/xii/2/ka-2013 tgl 17 desember
2013 ttg besaran tarif premi awak sarana perkeretaapian

2. sebagai konsekuensi dari pengalihan tugas dan fungsi tka ka barang di divre 3
sumsel dan ka barang di jawa kepada masinis dan asisten masinis sambil
menunggu p dan t surat keputusan direksi nomor kep.u/kp.209/xii/2/ka-2013
ttg besaran tarif premi awak sarana perkeretaapian maka kepada masinis dan
asisten masinis ka barang di divre 3 sumsel dan ka barang di jawa diberikan
tambahan berupa premi tambahan dan premi kilometer dengan ketentuan
sbb :

a. untuk ka barang di divre 3 sumsel :


1) premi tambahan sebesar 50% dari nilai yg diberikan kepada tka ( 50 %
x rp. 10.584 = rp. 5.292 )
2) premi kilometer sebesar 50% dari nilai yg diberikan kepada tka ( 50 % x
rp. 26.334/per 100 km = rp. 13.167 )
8
3) pembagian besaran premi tambahan masinis dan asisten masinis sbb :

a. masinis sebesar 60 % dari premi tambahan sesuai poin 2.a.1 ( 60 %


x rp. 5.292 = rp. 3.175 )
b. asisten masinis sebesar 40 % dari premi tambahan sesuai poin
2.a.1 ( 40 % x rp. 5.292 = rp. 2.117 )

4) pembagian besaran premi kilometer masinis dan asisten masinis sbb :


a. masinis sebesar 60 % dari premi kilometer sesuai poin 2.a.2
( 60 % x rp. 13.167/per 100 km = rp. 7.900 )
b. asisten masinis sebesar 40 % dari premi kilometer sesuai poin
2.a.2 ( 40 % x rp. 13.167/per 100 km = rp. 5.267 )

b. untuk ka barang di jawa :


1) premi tambahan sebesar 50% dari nilai yg diberikan kepada tka ( 50 %
x rp. 11.088 = rp. 5.544 )
2) premi kilometer sebesar 50% dari nilai yg diberikan kepada tka ( 50 % x
rp. 13.283/per 100 km = rp. 6.641 )
3) pembagian besaran premi tambahan masinis dan asisten masinis sbb :
a. masinis sebesar 60 % dari premi tambahan sesuai poin 2.b.1 ( 60 %
x rp. 5.544 = rp. 3.326 )
b. asisten masinis sebesar 40 % dari premi tambahan sesuai poin
2.b.1 ( 40 % x rp. 5.544 = rp. 2.217 )

4) pembagian besaran premi kilometer masinis dan asisten masinis sbb :


a. masinis sebesar 60 % dari premi kilometer sesuai poin 2.b.2 ( 60 %
x rp. 6.641/per 100 km = rp. 3.984 )
b. asisten masinis sebesar 40 % dari premi kilometer sesuai poin
2.b.2 ( 40 % x rp. 6.641/per 100 km = rp. 2.656 )

3. tata cara pemberian premi tambahan dan premi kilometer mengacu pada
ketentuan dalam sk direksi dalam poin 1.c

4. wad ini berlaku mulai tanggal 1 agustus 2014 dan dengan terbitnya wad ini
maka wad eoc/79 tanggal 4 april 2014 tidak berlaku lagi

5. hal-hal lain yang terkait dengan instruksi ini akan di atur lebih lanjut dalam sk
direksi
6. demikian untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab terima kasih

direksi pt. kai ( persero ) di cirebon

9
EO/156 PEMASIR TIDAK BERFUNGSI

d bandung0010 eo/156 09/12'2014 1825

=cta=

evp/vp sm/m op i/jmi opsar daop 1 s.d 9 di jawa


evp/vp divre 1 su subdivre 3.1 kpt 3.2 tnk

1. menunjuk hasil excom hari senin tanggal 8 desember 2014 tentang alat pemasir
di lokomotif, diinstruksikan :
a. kepada kupt crew ka jawa - sumatera agar disosialisasika kepada masinis
sebelum dinas untuk menyakinkan alat pemasir lokomotif berfungsi
dengan baik.
b. apabila ada temuan alat pemasir lokomotif tidak berfungsi dengan baik
masinis / kupt crew ka harus lapor ke kdt untuk perbaikan atau ganti
lokomotif.
c. apabila alat pemasir lokomotif tidak bisa diperbaiki atau tidak ada
lokomotif pengganti masinis / kupt crew ka harus meminta kdt untuk
memberikan catatan di t.200 bahwa alat pemasir lokomotif tidak berfungsi.

2. kepada sm/m op i/jmi opsar untuk pengawasan pelaksanaannya.


3. demikian untuk dilaksanakan terimakasih

direksi pt.kai (persero)

10
EO/409
BILA PPJ BELUM MASUK STASIUN
ATAU O/409

bandung0010 eo/409 27-04-2015 14.00

=cta=
evp/vp daop 1 s.d 9 divre 1 s.d 3 subdivre 3.1 kpt 3.2 tnk
sm/m operasi sarana sintel jj daop 1 s.d 9 divre 1 s.d 3
subdivre 3.1 kpt 3.2 tnk

1. menunjuk :

a. pd 19 jilid rum 1 pasal 41, tentang pemeriksaan jalur kereta api.


b. lampiran 2 pd 19 jilid rum 1, bentuk 90 (berjalan hati –hati) rum 1 huruf a.
2. guna menghindari kelambatan perjalanan kereta api akibat pemberian btk. 90
(bh) yang disebabkan karena ppj belum masuk, pemeriksaan jalur kereta api
diatur sbb :
a. jalur kereta api harus diperiksa paling sedikit 2 (dua) kali dalam waktu 24
(dua puluh empat) jam, masing–masing disesuaikan dengan kebutuhan
waktu pemeriksaan oleh petugas pemeriksa jalur (ppj).
b. untuk memenuhi ketentuan sebagaimana pada huruf a, jpjd bersama jpod
menetapkan jadwal pemeriksaan jalur atau bagian jalur untuk pemeriksaan
pertama dan kedua, baik yang berjalan kaki maupun menggunakan
kendaraan pemeriksa jalur (kpj), selanjutnya dengan berpedoman pada
peraturan perjalanan dibuat “grafik perjalanan pemeriksa jalur” yang
ditandatangani oleh jpjd dan jpod, serta dalam pelaksanaannya di bawah
pengawasan ppka.
c. untuk keperluan pengawasan ppj oleh ppka sebagaimana pada huruf b,
disetiap stasiun harus dipasang “grafik perjalanan pemeriksa jalur”.
d. pengawasan ppka sebagaimana pada huruf c adalah apabila buku “pas
jalan” (bentuk j.91)telah diterima dan ditandatangani oleh ppka stasiun
permulaan pemeriksaan, yang dilewati dan/atau stasiun akhir perjalanan
petugas pemeriksa jalur (ppj) yang ditentukan dalam buku “pas jalan”.
e. apabila permulaan pemeriksaan jalur dimulai dari pos ppj, buku “pas jalan”
11
saling ditandatangani oleh ppj sedangkan apabila dimulai dari gardu
perlintasan, buku “pas jalan ditandatangani oleh penjaga perlintasan yang
bersangkutan.
f. apabila pada lintas yang diperiksa olehpetugas pemeriksa jalur yang
pemeriksaannya melewati stasiun tutup, petugas pemeriksa jalur yang
bersangkutan harus mencatat pada buku “pas jalan antara” sebagai bukti
bahwa petak jalan atau sebagian petak jalan dibelakangnya telah diperiksa.
g. apabila dalam pemeriksaan ppj mendapati bagian jalur ka yang dianggap
membahayakan perjalanan kereta api (misal longsor,banjir, rel patah), ppj
melaporkan kejadian tersebut kepada ppka stasiun terdekat dengan
menggunakan alat komunikasiserta menyebutkan semboyan yang harus
dipasang, selanjutnya ppj dapat meneruskan pemeriksaan setelah petugas
regu perawatan atau kupt jalan rel datang di lokasi kejadian.
h. ppka yang menerima laporan ppj sebagaimana pada huruf g, segera
melakukan tindakan :
1) memberitahukan kepada ppkp dan kupt jalan rel yang terkait;
2) sebelum memberangkatkan kereta api yang akan melalui petak jalan
tersebut, harus memberitahukan kepada masinis dengan sesuai
dengansemboyan yang dipasang sebagai berikut :
a. apabila semboyan yang dipasang berupa semboyan pembatas
kecepatan :
1) untuk kereta api yang berhenti di stasiunnya pada lapka dan
lkdr diberikan catatan pembatas kecepatan sesuai dengan
semboyan pembatas kecepatan yang terpasang;
2) untuk kereta api langsung diberitahu menggunaka alat
komunikasi melalui ppkp dan menyebutkan letak pembatas
kecepatan sesuai dengan semboyan pembatas kecepatan
yang terpasang, dan setelah menerima pemberitahuan
masinis mencatat pada lapkanya;

b. apabila semboyan yang dipasang berupa semboyan berhenti


(semboyan 3) :
1) untuk kereta api yang berhenti di stasiunnya pemberangkatan
kereta api harus menunggu perintah lebih lanjut;
2) untuk kereta api langsung diberhentikan luar biasa di
stasiunnya (sesuai ketentuan peraturan dinas 19 jilid i pasal
86);

i. apabila ppj belum menyelesaikan pemeriksaan pada petak jalan


sebagaimana tercantum pada grafik ppj maka kereta api pertama yang
akan melewati petak jalan tersebut diatur sebagai berikut.
1) Untuk kereta api yang berhenti di stasiunnya diberikan perintah
12
“berjalan hati-hati” (bentuk 90) dan masinis harus benar-benar
memperhatikan akan kemungkinan adanya halangan pada petak jalan
yang bersangkutan tanpa mengurangi kecepatan sesuai O.100;
2) Untuk kereta api langsung pemberian perintah “berjalan hati-hati”
menggunakan telepon pk dari ppka kepada masinis melalui ppkp
dengan menyebutkan nomor bentuk 90 serta menyebutkan bahwa ppj
belum masuk stasiun,dan masinis harus benar-benar memperhatikan
akan kemungkinan adanya halangan pada petak jalan yang
bersangkutan tanpa mengurangi kecepatan sesuai O.100;
3) Kereta api berikutnya tidak perlu diberikan perintah “berjalan hati-
hati” meskipun ppj belum masuk;
4) Apabila telepon pk tidak berfungsi dengan baik maka pemberian
perintah “berjalanhati-hati” diberikan bentuk 90 secara fisik dan untuk
kereta api langsung harus di blb kan sesuai pd 19 jilid 1 pasal 86;
5) Pada petak jalan jalur ganda, tindakan sebagaimana pada angka
1),2),3), dan 4) berlaku untuk masing-masing jalur yang diperiksa hulu
atau hilir.
j. ppka mencatat jam kedatangan dan keberangkatan ppj di buku warta ka.

3. pada saat melaksanakan tugasnya, ppj harus dilengkapi dengan :


a. alat pelindung diri;
b. alat komunikasiberupapesawat handy talky (HT) dan handphone (HP);
c. daftar waktu perjalanan ka dalam waktu dinasannya.

4. dengan berlakunya ketentuan pada butir 2, maka keseluruhan pasal 41


peraturan dinas 19 jilid rum 1 dan lampiran 2 rum 1 huruf a peraturan dinas 19
jilid rum 1 dinyatakan tidak berlaku

5. demikian untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

13
direksi pt kai(persero)

CATATAN : UNTUK O/409 DAN EO/409 ISI DAN TANGGAL


PENGELUARANNYA SAMA

TS/33 PENGGUNAAN RADIO

d bandung0010 ts/33 03/12-2015 1120


= cta =
evp/vp, sm/m sintelis, sm/m operasi, sm/m sarana daop 1 s/d 9,
divre i, divre iii

1. kami sampaikan kembali beberapa hal penting dalam tata cara atau prosedur
pelayanan komunikasi ppkp pada sistem radio traindispatching atau radio perka
sebagai berikut :

i. ppkp melakukan panggilan


a. ppkp sudah melakukan pemilihan atau pengendalian section atau
sector yang sesuai.
b. panggilan oleh ppkp diawali dengan mengetikkan atau memilih id
pesawat yang akan dipanggil diikuti dengan menekan tombol “send
code”, "call" atau “enter”, komunikasi dapat terbentuk apabila status
id yang dipilih berubah menjadi “ack” atau "connected".
c. untuk sistem pk yang sudah berbasis digital atau multikanal, ada
tambahan fasilitas group call dimana panggilan grup dilakukan dengan
menekan tombol "call group" atau dengan cara memilih alamat grup
diikuti dengan menekan tombol "send code".

ii. ppkp menerima panggilan


a. setiap panggilan baru memberikan indikasi suara dan tampilan
panggilan masuk yang perlu direspon oleh ppkp.
b. ppkp menerima panggilan dengan melakukan pemilihan pada id
pesawat yang baru melakukan panggilan dilanjutkan dengan menekan
tombol “send code” atau “enter” atau menekan foot switch,
komunikasi dapat terbentuk apabila status id yang dipilih berubah
menjadi “ans” atau "connected".

14
2. ppkp mengakhiri panggilan atau call clear apabila keperluan untuk komunikasi
kepada radio lokomotif maupun stasiun dimaksud sudah dianggap selesai atau
radio lokomotif sudah melakukan check out dari section pengendalian ppkp.
3. mohon agar teleks ini dapat menjadi panduan dalam pelayanan komunikasi
radio traindispatching atau radio perka oleh ppkp.
4. terima kasih.

direksi pt. kai ( persero )

EO/238 PENDINASAN ORANG KETIGA/BELAJAR JALAN

d bandung0010 eo/238 16/12-2015 0950

=cta=

evp/vp sm/m op sdm umum quality controller operasi crew ka


jm/asmen opsar
daop 1 s.d 9 di jawa divre 1 su 2 sb sub divre 3.1 kpt 3.2 tnk
kupt crew jng thb bd bjr cn tg smc cu pwt kta yk slo mn sb sbi
ml jr mdn kis pd kpt tmb tnk tjh

1. menunjuk :
a. sk direksi nomor kep.u/kp.209/xii/2/ka-2013 tentang besaran tarif premi
awak sarana perkeretaapian
b. peraturan menteri perhubungan republik indonesia nomor 155 tahun 2015
tentang sertifikasi kecakapan awak sarana perkereta apian
c. sk mutasi menjadi asisten masinis yang berlaku efektif mulai bulan oktober
2015

2. guna meningkatkan kompetensi sebagai asisten masinis serta mempertahankan


bentuk o.63 (pemahaman lintas), sambil menunggu pelaksanaan sertifikasi
ditjenka, asisten masinis sesuai butir 1.c diatas yang belum memiliki sertifikasi
ditjenka agar ditugaskan dinas ka dengan penugasan sebagai petugas lainnya

3. quality controller operasi crew ka kupt crew agar melakukan pengawasan


terhadap butir 2 (dua) diatas

4. demikian terima kasih.

direksi pt.kai (persero)

15
OT/69 MENCABUT RH SEBELUM TURUN DARI KABIN LOK

d bandung0010 ot/69 4/5-'16 14.10

=cta=

evp vp daop 1 s.d 9 divre i s.d iv


senior manager/manager op daop 1 s.d 9 divre i s.d iv
qc crew opsar daop 1 s.d 9 divre i s.d iv
kupt crew ka se jawa dan sumatera

1. menunjuk
a. pd 16a jilid 1 pasal 36 ayat 6 tentang meninggalkan Lokomotif secara
bergantian jika memungkinkan dan telah mendapat izin
b. pd 16a jilid 1 pasal 14 ayat 7 dan 9 tentang pergantian awak ka di stasiun

2. berdasarkan point satu diatas untuk menjamin keselamatan dan keamanan


perka diinstruksikan kepada masinis untuk mencabut reverser handle sebelum
turun dari kabin lokomotif

direksi pt kereta api (persero)

16
OT/338 PEMBELAJARAN MASINIS DAN ASISTEN MASINIS

d   bandung 0010    ot/338     24-05-2016   1755        


    
=cta=

evp vp daop 1 s.d 9 divre i s.d iv senior manager/manager op daop 1 s.d 9 divre i s.d
iv
qc kru opsar daop 1 s.d 9 divre i s.d iv kupt kru se jawa dan sumatera
1. menunjuk
a. pm 155 tahun 2015 tentang sertifikasi kecakapan awak sarana
perkeretaapian
b. pd 16a jilid I tentang dinas lokomotif diesel eletrik dan diesel hidrolik
c. pd 19 jilid I tentang urusan perjalanan kereta api dan
    urusan langsir
2. berdasarkan pada angka 1:
a. dalam pembentukan masinis dinas langsir :
1) bagi pekerja yang telah memiliki sertifikat kecakapan awak sarana
perkeretaapian tingkat pertama tetapi belum pernah praktik
pengoperasian lokomotif/krd untuk langsir, dapat ditugasi sebagai
masinis langsir apabila telah melakukan praktik langsir minimal selama
1 (satu) bulan didampingi penyelia/instruktur dari upt kru seizin sm/m
operasi dan dinyatakan cakap.
2) dalam pembentukan asisten masinis dan masinis langsir, untuk
memperoleh keterangan kecakapan asisten masinis harus melakukan
praktik langsir didampingi penyelia/instruktur selama selama 2 (dua)
bulan.

b. dalam pembentukan masinis dinas ka :


pembelajaran taktis pengoperasian lokomotif/krd dinas ka untuk
pemegang sertifikat awak sarana perkeretaapian tingkat pertama diatur
17
sebagai berikut ;
1) pelaksanaan pembelajaran harus atas perintah sm/m operasi dan
dilaksanakan oleh penyelia/instruktur dari upt kru yang serendah-
rendahnya telah memiliki sertifikat kecakapan awak sarana
perkeretaapian tingkat muda.;
2) asisten masinis yang belajar sekurang-kurangnya telah bertugas
selama 1000 (seribu) jam kerja;
3) tahapan pembelajaran dimulai :
a) dari  ka lokal, selanjutnya secara bertahap ka barang, ka ekonomi
jarak jauh, ka bisnis dan ka eksekutif;
b) dari lintas datar selanjutnya lintas tanjakan / turunan, lengkung;

4) proses pembelajaran dilakukan tidak pada jam sibuk;


5) dalam proses pembelajaran, posisi penyelia/instruktur berada di
samping atau di belakang asisten masinis yang sedang belajar
mengoperasikan lokomotif/krd dan masinis berada diposisi asisten
masinis;

3. pada saat pembelajaran asisten masinis pegang handle, keselamatan perjalanan


kereta api menjadi tanggungjawab penyelia/instruktur

4. agar dilaksanakan dengan penuh rasa tanggungjawab

                            direksi pt kai ( persero)

18
O/319 MASINIS HARUS MENYALAKAN LAMPU KABIN
(MALAM HARI) DAN MEMBUNYIKAN S.35 SAAT
MELEWATI STASIUN SERTA MENYAKINKAN S.1

d bandung0010 o/319 23/6-2016 15.25

=Cta=

evp/vp daop 1 s/d 9


sm/m operasi daop 1 s/d 9
qc op opsar crew ka kapusdal daop 1 s/d 9
kupt stasiun crew ka se jawa

1. Menunjuk :
a) Pd 19 jilid I pasal 54 ayat (3) tentang tertib penerimaan kereta masuk
b) Pd 19 jilid 1 pasal 14 tentang pengendalian perjalanan kereta api
c) Pd 16 A Jilid I Bab X bagian keduapuluh dua pasal 81 tentang lampu kabin
d) Pd 3 pasal 13 tentang semboyan 1 isyarat kondisi siap
e) warta dinas direksi no.d3/263d tgl.25 agustus 2011 tentang ketentuan bagi
masinis ketika melewati stasiun

2. Terkait butir 1 (satu) di atas, guna mendukung keselamatan Perjalanan kereta


api diinstruksikan kembali kepada :
a) PPKA :
1) Melakukan “isyarat kondisi siap” (semboyan 1) dan mengawasi kedatangan
kereta api serta jalur yang akan dilalui sampai kereta api telah berhenti
betul dan berada di antara dua tanda batas ruang bebas (semboyan 18)
pada jalur untuk kereta api tersebut, sedangkan untuk kereta api yang
berjalan langsung hingga melalui wesel terakhir sambil memperhatikan
semua semboyan kereta api.
2) Setelah selesai melaksanakan semboyan 1 wajib melaporkan kepada ppkp
menggunakan radio way station (ws) bukan menggunakan pesawat Rig /
HT maupun Toka, dengan format laporan sbb:
19
a) Pada siang hari " ka ...(no ka) masuk/langsung/berangkat jam ...
lengkap dengan semboyan 21"
b) Pada malam hari " ka ... masuk/langsung/berangkat jam ... lengkap
dengan semboyan 21 dan lampu kabin lokomotif menyala/tidak
menyala"

3) Melaporkan kepada PPKP dikesempatan pertama saat tidak menyaksikan


masinis tidak menyalakan lampu kabin dan tidak membunyikan s.35 (pada
malam hari).
4) untuk point 2 ditegaskan kembali bahwa PPKA benar-benar memastikan
semboyan KA dan lampu kabin ( pada malam hari )

b) Masinis :
1) wajib menyalakan lampu kabin lokomotif dan memperdengarkan
semboyan 35 saat melewati stasiun dan memperhatikan semboyan 1 PPKA.
2) melaporkan ke PPKP apabila semboyan 1 tidak dilaksanakan oleh PPKA.

c) PPKP :
1) berkewajiban untuk mengkonfirmasi kepada masinis apabila
berdasarkan laporan Ppka, masinis tidak menyalakan lampu kabin
lokomotif (pada malam hari) saat masuk/lewat di stasiun dan
memerintahkan stasiun berikutnya untuk memBLB kan ka tersebut bila
tidak ada respon dari masinis.
2) Berkewajiban mengingatkan kepada Ppka apabila berdasarkan laporan
Masinis, PPKA tidak melaksanakan semboyan 1 serta membuat laporan
kepada kapusdal
3) Aktif berkomunikasi dengan masinis terutama di jam-jam rawan
mengantuk.

3. sm/m op kapusdal qc op crew ks/b untuk pengawasan, demikian untuk


dilaksaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

direksi pt.kai (persero)

20
HP HARUS OFF DI DEPAN PENYELIA,
OT/159 DILARANG MEROKOK DALAM KABIN
DAN PAKAIAN DINAS RAPI TANPA JAKET
d bandung0010 ot/159 19/07-2016 1305

=cta=

evp vp daop 1 s.d 9 divre i s.d iv sm/m op daop 1 s.d 9 divre i s.d iv
qc qcrew opsar daop 1 s.d 9 divre 1 s.d 9
kupt crew ka se jawa sumatera

1. menunjuk ;
a. pd 16a jilid i pasal 19 ayat 10 tentang pembagian tugas antara masinis,
asisten masinis dan teknisi lokomotif selama dalam perjalanan
b. instruksi direksi nomor 23/ps.103/ka-2010 tentang pemeriksaan di depo,
stasiun pemberangkatan,stasiun pemeriksaan untuk lokomotif siap dinas
ka
c. pd 16a jilid i pasal 75 point a tentang larangan pada waktu
menjalankan dinas
d. instruksi direksi nomor 3/ll.006/ka-2014 tentang larangan merokok di
semua rangkaian kereta api
e. instruksi direksi pt.kai (persero) nomor: 4/ll/ka-2012 tentang larangan
merokok diatas kereta-api
f. sk direksi pt.kai(persero) nomor : kep.u/um.108/iii/2/ka-2015 tentang
pakaian dinas pekerja

2. terkait butir 1 diatas, guna mendukung keselamatan, ketertiban dan pelayanan,


21
diinstruksikan kepada jajaran upt crew dan awak ka ;
A. untuk menonaktifkan handphone dari mulai dinas sampai akhir dinasan ka,
meyakinkan kepada penyelia prihal non aktif handphone dengan cara
memperlihatkan secara fisik kemudian menyimpan di dalam tas pada saat
asesment pra dinas
B. dilarang merokok di sarana kereta api baik lokomotif,kereta,gerbong dan
sarana gerak lainnya pada saat perjalanan dan atau berhenti di stasiun,
mematuhi aturan supaya tidak merokok selain di tempat yang telah
ditentukan baik dilingkungan kantor maupun stasiun bagi yang membawa
rokok wajib menyimpan rokok di dalam tas mulai dinas sampai dengan
akhir dinas
C. wajib memakai seragam dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku tanpa
memakai jaket/rompi (kecuali yang sudah diatur oleh perusaahaan) setiap
memasuki tempat kerja,memasuki boarding stasiun dan memasuki area
stasiun

3. sm/m op kapusdal qc op crew opsar ks/b untuk pengawasan, demikian untuk


dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab

direksi pt.kai (persero)

22
LOCOTRACK TIDAK TERPANTAU SAAT DI
O/325 LINTAS

d bandung0010 o/325 21/12-16 1650

=cta=

epv/vp deputy epv/vp senior manager/manager operasi sarana it


daop 1 s/d 9 di jawa

1. menunjuk :
A. keputusan direksi no. kep.u/tm.105/vi/1/ka-2013 tanggal 28 juni 2013
perihal pengelolaan perangkat pelacak posisi lokomotif (locotrack).
B. wad direksi no. wad o/65d tanggal 30 desember 2013 perihal pengaturan
penanganan apabila pelacak posisi lokomotif (locotrack) tidak terpantau.
C. nota dinas internal ci no.1/kk.304/xi/ci/ka/2016 tanggal 24 november 2016
perihal usulan penanganan locotrack apabila terjadi gangguan.

2. terkait perangkat pelacak posisi lokomotif (locotrack), untuk mendukung


peningkatan keselamatan perjalanan kereta api diatur ketentuan sbb:
A. ppkp selalu melakukan pemantauan perjalanan kereta api melalui tms yang
berada di ruang pengendaliannya.
B. jika ppkp menemukan suatu kereta api dengan locotrack yang tidak
terpantau, maka ppkp harus melakukan tindakan :
i. mencatat hal-hal penting dalam buku catatan ppkp perihal gangguan
tsb (nomor ka, nomor seri lokomotif, lokasi, durasi dan hal penting
23
lainnya) serta melaporkannya kepada it daerah.
ii. memerintahkan kepada masinis untuk :
a. menurunkan kecepatan kereta apinya, menjadi 60 km/jam untuk
kereta api dengan puncak kecepatan diatas 60 km/jam; atau
diturunkan 10 km/jam dari kecepatan maksimum untuk kereta api
dengan puncak kecepatan dibawah atau sama dengan 60 km/jam.
b. melakukan restart perangkat locotrack yang berada dikabin
kedudukan masinis sesuai dengan petunjuk yang terpasang di
perangkat locotrack.
c. jika pada kabin kedudukan masinis tidak terdapat perangkat
restart lokotrack maka ppkp memerintahkan masinis untuk blb di
stasiun pertama di depannya atau stasiun yang ditetapkan ppkp
untuk melakukan restart di kabin tempat terpasangnya perangkat.
d. apabila restart yang dilakukan oleh masinis berhasil atau
menerima laporan dari petugas it bahwa restart secara remote
sms berhasil dan locotrack kembali terpantau maka ppkp
memerintahkan kepada masinis untuk berjalan sesuai kecepatan
normal/sesuai 0.100.
e. setelah menerima laporan perbaikan lokotrack dari petugas it
dengan hasil baik, maka ppkp memerintahkan kepada masinis
untuk berjalan sesuai kecepatan normal/sesuai 0.100, apabila
perbaikan tidak berhasil maka ppkp segera menyiapkan lokomotif
pengganti.

C. petugas it yang menerima laporan perihal gangguan locotrack, melakukan


tindakan :
I. mencatat no lokomotif/no seri perangkat sebagai dasar prioritas tindak
lanjut pemeriksaan dan perbaikan perangkat lokotrack.
II. apabila restart perangkat lokotrack yang dilakukan masinis berhasil,
jajaran it tetap berkewajiban melaksanakan tindak lanjut pemeriksaan
perangkat.
III. apabila restart yang dilakukan masinis tidak berhasil, petugas it daerah
berkewajiban untuk melakukan restart secara remote sms, jika
tindakan ini berhasil dan lokotrack terpantau kembali pada tms yang
terpasang di ruang ppkp, maka petugas it segera mengabarkan kepada
ppkp.
IV. jika point 2.C.iii tidak berhasil maka :
a. petugas it melaporkan kepada ppkp dan selanjutnya berkoordinasi
untuk pengaturan tempat perbaikan di stasiun berikutnya.
b. jajaran it daerah wajib menyediakan petugas untuk melakukan
perbaikan perangkat lokotrack di stasiun berikutnya atau stasiun
yang dikehendaki.

24
c. lokomotif/ka yang berjalan langsung di stasiun tempat perbaikan
harus di-blb-kan sesuai dengan pasal 86 pd 19 jilid 1.

V. perbaikan sebagaimana pada point 2.C.iv dialokasikan waktu paling


lama 15 menit setelah lokomotif/ka berhenti, selanjutnya hasil
perbaikan yang telah dilakukan, dilaporkan kepada ppkp untuk
ditindaklanjuti.

D. dalam hal terjadi seperti pada poin 2.C dan kereta api tsb akan melewati
wilayah pengendaliannya, ppkp berkewajiban mengabarkan gangguan ini
kepada ppkp sebelah atau ppkp daop lain berikutnya, ppkp yang menerima
laporan perihal gangguan locotrack kereta api dimaksud diwajibkan
melakukan hal-hal seperti pada poin 2.B dan melaporkan kepada petugas it
di wilayahnya.
E. jika suatu perjalanan kereta api tidak terpantau karena daerah yang tidak
terdapat sinyal gsm (blank spot) maka perjalanan kereta api tsb berjalan
sesuai o.100, terkecuali jika sebelum memasuki area blank spot kereta api
itu telah mengalami gangguan locotrack maka perjalanan kereta api tsb
berjalan sesuai dengan poin 2.B.ii.a
F. it pusat dan/atau it daerah secara berkala wajib menerbitkan up date data
blank spot untuk tiap-tiap wilayah pengendalian; dikirimkan kepada para
pihak terkait di daerah dan kantor pusat.
G. it pusat dan/atau it daerah berkewajiban membuat sticker perihal tata
cara restart locotrack yang ditempelkan pada perangkat locotrack dalam
kabin masinis.
H. sm/manager operasi dan it daerah wajib memberikan sosialisasi tata cara
restart locotrack di upt crew wilayahnya.
I. andil kelambatan yang timbul akibat tidak terpantaunya locotrack menjadi
tanggung jawab dari unit sistem informasi daerah.

3. dengan terbitnya ketentuan ini, wad direksi no. o/65d tanggal 30 desember
2013 dinyatakan tidak berlaku.
4. untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

direksi pt. kereta api indonesia (persero)

25
KECEPATAN MAKSIMAL UNTUK
O/538
KRD,KRDI,KRDE DAN RAILBUS
d bandung0010 o/538 31/03-'17 1700

=cta=

kadaop kadivre sm/man op sar jj angkutan pnp kapusdalopka qc op opsar crew ka jj


sar jm/asman perka opsar 1jak 2bd 3cn 4sm 5pwt 6yk 7mn 8sb 9jr i su ii pd iii pg iv
tnk kupt crew ka di jawa dan sumatera

1. menunjuk:
a. nota dinas rre nomor 3/kr.103/xi/rre/2016 tanggal 2 november 2016 perihal
penyampaian data puncak kecepatan krd/krdi/krd/railbus
b. warta dinas direksi pt kai (persero) no o/335 d tanggal 25 oktober 2012 perihal
penetapan puncak kecepatan ka yang menggunakan rangkaian krd/krdi/krd

2. puncak kecepatan krd/krdi/krde ditetapkan kembali sebagai berikut:


a. krd : puncak kecepatan maks 70 km/jam
b. krdi : puncak kecepatan maks 80 km/jam
c. krde : puncak kecepatan maks 80 km/jam
d. railbus : puncak kecepatan maks 80 km/jam (mengacu pada nota dinas rre
nomor 3/kr.103/xi/rre/2016 tanggal 2 november 2016)

3. ketentuan ini berlaku mulai tanggal 1 april 2017


4. kadaop/kadivre sm/man op, qc op opsar kapusdal untuk pengawasan
pelaksanaannya
26
5. untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab

direksi pt.kereta api indonesia (persero)

TATA CARA MENINGGALKAN LOK BILA LEBIH


DARI 60 MENIT TIDAK ADA KEGIATAN BAIK
OT/426 LOK DINAS LANGSIR DAN DINAS KA

d     bandung0010     ot/426       30/5-17     1145        

=cta=

evp/vp daop 1 s.d 9 jawa divre 1 s.d 4 sumatera


sm/m op sar  daop 1 s.d 9 jawa divre 1 s.d 4 sumatera

1. menunjuk
a. pd 16a jilid 1 pasal 36 perihal dinas sesudah perjalanan berakhir,lokomotif
disiapkan untuk dinasan berikutnya
b. pd 16a jilid 1 pasal 41 perihal pelaksanaan langsir

2. berdasarkan poin satu di atas, guna menjaga kondisi awak ka dan lebih
menjamin keselamatan perjalanan ka serta langsiran kami atur ketentuan
tambahan sbb:
1) awak ka dinas lokomotif yang selanjutnya dinas ka karena sesuatu hal tidak
bisa berangkat tepat waktu dari stasiun pemberangkatan atas
pemberitahuan dari ppka/pap diperkirakan lebih dari enam puluh (60)
menit dan untuk lokomotif dinas langsir yang tidak ada kegiatan langsir
dalam waktu diperkirakan lebih dari enam puluh (60) menit, maka awak ka
dapat mematikan lokomotifnya serta mengamankan sesuai ketentuan
sebagaimana pd 16a jilid 1 pasal 36 ayat (4) dan (5) termasuk membawa

27
reverser handle dan harus memasang stop blok, selanjutnya awak ka dapat
meninggalkan kabin
2) dalam hal penempatan lokomotif di dipo atau di emplasemen, sebelum
dimatikan awak ka wajib berkoordinasi dengan petugas dipo atau
pus/puk/pug dan ppka/pap untuk menempatkan lokomotif di jalur yang
aman dan mudah untuk pengawasan kdl atau pus/puk/pug dan ppka/pap
3) prosedur serah terima lokomotif di stasiun yang emplasemennya
memungkinkan dengan ketentuan sbb:
a. di stasiun terdapat pus/puk/pug maka prosedur serah terima sbb:
a) awak ka melapor kepada petugas pus/puk/pug menyerahkan
bentuk serah terima untuk diisi catatan
b) setelah itu melapor ke ppka/pap untuk menyerahkan lapka dan
memberitahukan tempat tujuan agar   dapat dihubungi bila ada
perintah mendadak sesuai ketentuan sebagaimana pd 16a jilid I
pasal 36  ayat(6) huruf a dan b
c) reverser hendel tetap dibawa oleh awak ka dan menjadi
tanggungjawab dari awak ka

b. distasiun tidak terdapat pus/puk/pug maka prosedur serah terima sbb:


a) awak ka melapor kepada ppka/pap menyerahkan lapka atau
bentuk serah terima untuk diisi catatan dari ppka/pap serta
memberitahukan tempat tujuan dan dapat dihubungi bila ada
perintah mendadak sesuai ketentuan sebagaimana pd 16a jilid I
pasal 36 ayat (6) huruf a dan b
b) reverser hendel tetap dibawa oleh awak ka dan menjadi tanggung
jawab dari awak ka
4) pengawasan yang dimaksud adalah bisa terpantau jelas dari kedudukan
petugas yang diserahi atas lokomotif yang sudah ditempatkan di tempat
yang telah ditentukan dan pintu serta jendela kabin lokomotif dalam
keadaan  tertutup
5) bukti serah terima lokomotif dapat dicatat pada lapka atau pada bentuk
serah terima yang dibawa oleh awak ka, dengan cara mencatat jam saat
menyerahkan dan saat menerima kembali lokomotif
6) khusus untuk lokomotif dinas langsir di stasiun tempat kedudukan dipo
lokomotif,lokomotif dapat dimasukan ke dipo untuk diserahterimakan
kepada petugas dipo lokomotif selanjutnya awak ka dapat menuju tempat
yang ditentukan, kemudian apabila awak ka mendapat perintah langsir
kembali maka awak ka melakukan serah terima lokomotif dengan petugas
dipo lokomotif
7) awak ka dapat meninggalkan kabin setelah lapor ke ppka/pap dengan
menginformasikan tempat yang dituju di stasiun yang dapat dihubungi bila
ada perintah mendadak
28
8) awak ka harus sudah menghidupkan lokomotif tiga puluh (30) menit
sebelum lokomotif dinas ka ataupun dinas langsir kembali
9) awak ka wajib melakukan pemeriksaan pendahuluan pada lokomotif
sebelum menghidupkan lokomotif, meliputi : kecukupan bahan bakar,
pelumas, air pendingin mesin, lampu-lampu, instrument ukur, pemadam
api mesin lokomotif, rangka bawah, rangka atas, rem parkir, dan terbebas
dari benda-benda lain yang tidak seharusnya ada di kabin
10) dalam hal start lokomotif mengalami gangguan atau gagal start, awak ka
harus berkoordinasi dengan pengendali sarana melalui ppkp untuk
mendapat arahan atau petunjuk
3.  demikian untuk dilaksanakan dan terima kasih.
 
                           direksi pt kereta api (persero)

OT/470   BATAS LINTAS O23

d   bandung0010   ot/470   31/01-2017   1730             

=cta=

evp/vp sm/m op sar jj sintel daop 1 s.d 9 jawa


evp/vp sm/m op sar jj sintel divre 1 s.d 4 sumatera

1. Menunjuk
a. uu no.23 tahun 2007 pasal 183 ayat 2 perihal ijin berada di lokomotif dan di
kabin masinis dari penyelenggara sarana perkereta apian
b. pd 16a jilid 1 pasal pasal 74 ayat 2 perihal turut jalan dalam lokomotif
c. pd 16b pasal 59 ayat 2 perihal turut jalan di kabin masinis
d. wad ot/363 tanggal 23-12-2016 perihal ketentuan pengajuan pembuatan o.23

2. berdasarkan poin satu diatas kami atur ketentuan tambahan sbb: jika pada saat
turut jalan, ka yang digunakan tidak berhenti di stasiun sesuai batas lintas pada
o.23, maka yang bersangkutan diijinkan turut jalan sampai dengan stasiun
pemberhentian berikutnya.

3. demikian untuk dilaksanakan dan terima kasih

   
direksi pt.kereta api (persero)

29
30

Anda mungkin juga menyukai