Kebutuhan blok rem di Indonesia per tahun mencapai angka lebih dari 50 ribu buah. Sebagian
kecil dari kebutuhan itu dipenuhi dari produk lokal yang berbahan metalik (besi cor) dengan
umur teknis pemakaian sekitar 1 bulan. Sedangkan sebagian besar kebutuhan blok rema adalah
menggunakan produk impor yang berbahan komposit dan memiliki umur teknis rata-rata 4-6
bulan. Produk impor ini, disamping harganya mahal, ternyata tidak cocok untuk roda kereta api
dan kondisi jalan rel di Indonesia. Hal tersebut hal tersebut terlihat dari berbagai kegagalan pada
roda yang menggunakan blok rem komposit. Kegagalan umumnya dalam wujud thermal crack
halus, retak mikro, retak makro, dan bahkan sampai terjadi kegagalan yang fatas seperti
pecahnya roda kereta api.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka diperlukan sebuah penelitian dan pengembangan
yang mendalam tentang pemakaian bahan komposit untuk blok rem kereta api agar kelak
hasilnya memiliki kualitas sama atau lebih baik daripada produk impor, cocok dipakai untuk
roda kereta api di Indonesia, dan dapat diproduksi oleh Unit Kecil Menengah (UKM) di dalam
negeri. Hal tersebut sangat didukung dengan kondisi Indonesia sebagai negara yang memiliki
sumber daya berlimpah, sudah selayaknya mengembangkan teknologi untuk dapat
memanfaatkan keunggulan tersebut dan menjadikannya bangsa yang mandiri dan berpengaruh
dalam tatanan pergaulan global.
Hasil Penelitian
Hasil yang telah dicapai pada penelitan ini adalah sebagai berikut:
Rancangan dan pembuatan alat pembuat prototipe
Berikut adalah gambar rancangan serta dokumentasi alat pembuat prototype. Pembuatan
prototype dilakukan di laboratorium Perancangan Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung.
Gambar 2. Gambar rancangan dan hasil alat pembuat prototipe.