Anda di halaman 1dari 5

Penyempurnaan Rancangan dan Produksi

Blok Rem Komposit untuk Kereta Api


Pendahuluan
Kereta api merupakan salah satu Guided Transportation yang memiliki beberapa kelebihan,
seperti memiliki kapasitas angkut yang besar, efisiensi dan kelancaran yang lebih baik
dibandingkan sarana angkutan lainnya. Salah satu sistem yang menunjang keselamatan dan
kelancaran perjalanan kereta api adalah sistem pengereman. Di antara bagian-bagian yang ada
dalam sistem pengereman, blok rem termasuk bagian yang sering diganti. Letak blok rem pada
kereta api dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Blok rem kereta api[1].

Kebutuhan blok rem di Indonesia per tahun mencapai angka lebih dari 50 ribu buah. Sebagian
kecil dari kebutuhan itu dipenuhi dari produk lokal yang berbahan metalik (besi cor) dengan
umur teknis pemakaian sekitar 1 bulan. Sedangkan sebagian besar kebutuhan blok rema adalah
menggunakan produk impor yang berbahan komposit dan memiliki umur teknis rata-rata 4-6
bulan. Produk impor ini, disamping harganya mahal, ternyata tidak cocok untuk roda kereta api
dan kondisi jalan rel di Indonesia. Hal tersebut hal tersebut terlihat dari berbagai kegagalan pada
roda yang menggunakan blok rem komposit. Kegagalan umumnya dalam wujud thermal crack
halus, retak mikro, retak makro, dan bahkan sampai terjadi kegagalan yang fatas seperti
pecahnya roda kereta api.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka diperlukan sebuah penelitian dan pengembangan
yang mendalam tentang pemakaian bahan komposit untuk blok rem kereta api agar kelak
hasilnya memiliki kualitas sama atau lebih baik daripada produk impor, cocok dipakai untuk
roda kereta api di Indonesia, dan dapat diproduksi oleh Unit Kecil Menengah (UKM) di dalam
negeri. Hal tersebut sangat didukung dengan kondisi Indonesia sebagai negara yang memiliki
sumber daya berlimpah, sudah selayaknya mengembangkan teknologi untuk dapat
memanfaatkan keunggulan tersebut dan menjadikannya bangsa yang mandiri dan berpengaruh
dalam tatanan pergaulan global.

Hasil Penelitian
Hasil yang telah dicapai pada penelitan ini adalah sebagai berikut:
Rancangan dan pembuatan alat pembuat prototipe
Berikut adalah gambar rancangan serta dokumentasi alat pembuat prototype. Pembuatan
prototype dilakukan di laboratorium Perancangan Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung.
Gambar 2. Gambar rancangan dan hasil alat pembuat prototipe.

Standar Prosedur ( SOP ) pembuatan prototype blok rem komposit


Untuk mendapatkan prototype yang sesuai dengan karakteristik yang ditetapkan, perlu dibuat
SOP yang menjelaskan proses pembuatan mulai dari awal hingga menjadi sebuah prototipe.
Berikut adalah ringkasan urutan pembuatan prototype blok rem komposit.

Gambar 3. Proses pembuatan protitipe.


Standar Pengujian Blok Rem Komposit
Pada penelitian ini dibuat prosedur pengujian yang mengacu pada standar ASTM. Standar
pengujian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran densitas ASTM D792
2. Pengujian koefisien gesek ASTM D3702, SAE J661
3. Pengujian kekerasan ASTM D785
4. Pengujian Ketahanan geser ASTM D732
5. Pengujian Tekan ASTM D695
6. Pengujian bending ASTM D790
7. Pengujian konduktivitas termal ASTM D177

Alat uji gesek otomatis


Untuk memenuhi standar koefisien gesek yang ditetapkan perlu dibuat alat uji yang dapat
mendukung pencapaian tersebut. Berikut gambar alat uji gesek yang dihasilkan.

Gambar 4. Alat uji gesek.

Alat uji tekan, bending, geser portable


Untuk mendapatkan nilai awal dari kekuatan bending, geser dan tekan, dilakukan perancangan
dan pembuatan alat uji tekan, bending dan geser portabel. Berikut gambar alat uji tersebut.

Gambar 5. Alat uji bending, tekan dan geser portable.


Prototipe blok rem komposit kereta api
Berikut adalah prototype blok rem komposit yang telah berhasil dibuat.

Anda mungkin juga menyukai