Anda di halaman 1dari 60

Tugas Akhir PD 1381

Desain Kursi Penumpang


Kereta Api K-1
Studi Kasus Kereta Api Argo Bromo Anggrek

By :
Aria Sungsang Nir Prahara
3405100125
Latar Belakang
Kenyamanan postur tidur duduk

Posisi kepala menjadi


cenderung tidak normal
Stres pada area tulang
belakang menimbulkan
rasa tidak nyaman dan
sakit pada saat
terbangun.
Latar Belakang

Kebersihan meja lipat


- Meja terlihat kotor atau kurang terawat.
- Terkait masalah ketersediaan waktu
pembersihan dan rancangan meja lipat.
Latar Belakang
Image kursi

Tidak mewakili image kursi kereta


khas Indonesia atau perusahaan
kereta api PT. KAI
Kebutuhan

Kenyamanan
Kebersihan
postur tidur Image kursi
meja lipat
duduk

Support yang mampu Meja lipat yang


Image kursi
menjaga postur tidur mudah dalam
yang mewakili
tetap normal perawatan dan
Identitas
pembersihan.
Indonesia
Kursi dengan bentuk
dan konfigurasi Rancangan meja
yang mudah &
ergonomis, sesuai praktis untuk
dengan kebutuhan dijangkau
reclining.
Ergonomi

Tujuan Geometri kursi


Tinggi dudukan kursi = 419 mm

Untuk user wanita dewasa 5%tile


tetap dapat nyaman dengan
menggunakan foot step yang
terpasang pada bagian belakang
kursi di depannya.

Kedalaman dudukan = 406 mm


Tinggi back rest

Tinggi back rest hingga head rest


= 855,7 mm
Tinggi pusat lumbar & pusat reclining
Tinggi pusat lumbar &
pusat reclining

Tinggi pusat lumbar = 216 mm


Radius lumbar support = 1000 mm
Tinggi pusat lumbar &
pusat reclining

Penyelesaian
Lebar dudukan

Untuk dapat mengakomodasi


penumpang dewasa dengan
berat lebih dari 90 kg, maka
perlu ada tambahan ukuran
rentang panggul dari ukuran
pria 95%tile.

Lebar dudukan :
Rentang panggul pria 95%tile
+ 2(Tr) + Dynamic clearence
= 404 mm + 2(40) + 30 mm
= 514 mm
Dimensi kursi

Lebar kursi dengan satu


dudukan A = 611,5 mm
B Ukuran kedalaman dudukan 406 mm
C Tinggi dudukan dari tanah 420 mm
D Tinggi arm rest dari dudukan 210 mm
E Panjang arm rest 305 mm
Kesimpulan
Tinggi back rest = 868 mm (termasuk head
support).
Bantalan back rest :
Tebal minimal 51 mm.

Tinggi pusat lumbar = 178 292 mm (adjustment).


In and out adjustment = 51 mm.
Radius pada lumbar support = 1000 mm.

Seat : Kedalaman = 406 mm, lebar = 514 mm,


tebal bantalan min. 51 mm.

Jarak antar arm rest = 483 atau lebih, panjang =


305 mm, lebar = 65 mm, radius tepian atas = 12,7
mm.

Foot rest :
Jarak foot step lutut = 439 552 mm (adjustment).
Panjang sandaran betis (Fr) = 418 mm.
Panjang foot step = 216 mm
Postur tidur duduk.
Kecenderungan kepala saat tidur duduk pada kursi
eksisting
Penyelesaian
Fleksibilitas penggunaan kursi
Penilaian alternatif head support
Kesimpulan

Headrest dirancang dengan kemiringan 12 lebih


tegak dari back rest.
Terdapat bantalan kepala samping pada head rest.
Poros reclining ditempatkan pada kurang lebih 70
mm diatas permukaan dudukan.
Struktur & konstruksi

Acuan duduk tampak samping

Kebutuhan
Tinggi sandaran dari tanah = 419 mm
Tinggi sandaran = 868 mm
Tinggi pusat support lumbar = 216 dari permukaan atas
dudukan.
Kedalaman dudukan = 406 mm
Lebar dudukan = 514 mm
Tebal bantalan pada seat maupun backrest yang direkomendasikan
oleh Fig Simulated Passenger = 50 76 mm.
Cushion & seat cover

Plastic zip
tie
Frame & casing
Analisa Mekanis

Reclining system

Mekanik Elektrik - mekanik


Tabel penilaian pemilihan sistem reclining

Bobo Mekanik Elektrik -


t mekanik
Kepraktisan 0,3 4 5
operasional
Biaya 0,3 4 2
produksi /
pembelian
Biaya 0,4 3 2
perawatan
Total 11 9
Gambaran Sistem Reclining

kinerja
Tombol pengatur reclining
Alternatif 1

Alternatif 2
Kesimpulan
Letak tombol pengatur reclining yang dipilih
adalah alternatif peletakkan 1 dengan
pertimbangan tombol lebih mudah ditemukan
oleh user dengan sekali melihat /sekali
melakukan pencarian.
Sistem mekanis tombol reclining Keterangan gambar :
1. Tombol pengatur reclining.
Material plastik ABS dengan
rangka stainless steel di
dalamnya.
2. Komponen knee untuk
mengubah arah gaya.
3. Pivot / poros antara
komponen knee dengan sisi
dalam arm rest.
4. Poros penghubung antara
knee dengan besi pengait
kawat.
5. Besi pengait kawat
6. Kawat baja khusus yang
menghubungkan sistem
mekanis tombol dengan
reclining device.
7. Penampang body arm rest.
Material GFRP/ABS/kayu
finishing PU.

Tampak potongan arm rest


Meja Lipat
Sistem yang umum dipakai
Alternatif Sistem 1
Alternatif Sistem 2
Tabel penilaian alternatif sistem meja.

Bobot Alternatif 1 Alternatif 2


Keleluasaan
pengoperasian 0,6 2 5

Kemudahan
produksi 0,4 4 2

Total 2,8 3,8


Skala penilaian : 1 - 5
Mekanis meja lipat

3
Keterangan gambar :
4
5
1. Top table. Material plastik ABS tebal
7 mm.
2. Arm 1. Material stainless steel cast.
3. Arm 2. Material stainless steel cast.
4. Pivot cylinder. Material stainless
steel cast.
5. Pivot pada rangka arm rest.
Operasional meja lipat
Masalah
Kotor

Jarang
dibersihkan
Tidak tertangani
untuk waktu
pembersihan yang
singkat

Tidak praktis dijangkau

Meja berada di dalam ruang


khusus di bawah arm rest
Penyelesaian masalah
Analisa Material
Frame

Material yang umum dipakai pada kursi penumpang adalah pipa O


stainless steel untuk struktur dan tempat merekatnya bantalan
pada dudukan dan sandaran, sedangkan untuk truktur penopang
dipakailah rectangular stainless steel. Penggunaan stainless steel
adalah untuk mendapatkan struktur rangka yang memiliki kekuatan
dan keawetan maksimal.
A.Cushion.
Casing
Seat cover
Konsep Desain
Konsep Desain
Analisa Bentuk
Head rest

Back rest

Dudukan

Arm rest

Foot rest

Meja
Alternatif warna
Alternatif warna terpilih
Image baru dan unik
Aplikasi batik

Anda mungkin juga menyukai