Anda di halaman 1dari 91

-- KERETA API

KEPUTUSAN DIREKSI PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)


NOMOR : KEP.U/LL.003/XI/1/KA-2015
TENTANG
SYARAT-SYARAT DAN TARIF ANGKUTAN KERETA API PENUMPANG

DIREKSI PT KERETA API INDONESIA (PERSERO),

MENIMBANG : a. bahwa syarat dan tarif angkutan kereta api penumpang


telah diatur dalam Keputusan Direksi Nomor
KEP.C/LL.003/X/17/KA-2013 tentang Syarat-Syarat
dan Tarif Angkutan Kereta Api Penumpang (STP) Bagian
1 Edisi Tahun 2013;
b. bahwa telah terbit Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 48 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan
Minimum Untuk Angkutan Orang Dengan Kereta Api;
c. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada
pengguna jasa angkutan kereta api serta penyesuaian
terhadap standar pelayanan minimum, maka perlu
dilakukan pembaharuan terhadap ketentuan yang
mengatur mengenai syarat dan tarif angkutan kereta
api penumpang;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf
a, huruf b dan huruf c di atas, perlu menetapkan
Keputusan Direksi tentang Syarat-Syarat dan Tarif
Angkutan Kereta Api Penumpang;

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan


Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4297);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4722);
3. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Perkeretaapian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048);

PT. KERETAAPI INDONESIA (PERSERO)


1
KANTOR PUSAT JL. Pennhs Kemerdekaan No.1 Bandung 40117 Telp. (022) 4230031, 4230039, 4230054 Faes. (022) 4203342. PO BOX 1163 Bandung 40000
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2009 tentang
Lalu Lintas Dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086);
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 33 Tahun
2011 tentang Jenis, Kelas dan Kegiatan di Stasiun
Kereta Api;
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 48 Tahun 2015
tentang Standar Pelayanan Minimum Untuk Angkutan
Orang Dengan Kereta Api;
8. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 8 Tahun
2001 tentang Angkutan Kereta Api;
9. Anggaran Dasar PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang
telah diumumkan pada Berita Negara Republik
Indonesia dan perubahan terakhirnya sebagaimana
dinyatakan dalam Akta Nomor 139 tanggal 31
Desember 2012, yang laporannya telah dicatat
dalamdatabase Sistem Administrasi Badan hukum
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia sebagaimana suratnya Nomor AHU-AH.01.10-
03072 tanggal 4 Februari 2013 dan Perubahan
Susunan Pengurus terakhir sebagaimana dinyatakan
dalam Akta Nomor 05 tanggal 03 September 2015, yang
laporan pemberitahuannya telah diterima dan dicatat
dalam database Sistem Administrasi Badan hukum
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
sebagaimana dinyatakan dalam Suratnya Nomor AHU-
AH.01.03-0962367 tanggal 07 September 2015. Kedua
Akta tesebut dibuat di hadapan Surjadi Jasin S.H.,
Notaris di Bandung;
10. Keputusan Direksi Nomor KEP.U/HK.215/XI/7/KA-
2012 tanggal 29 November 2012 tentang Peraturan
Dinas 22 (PD 22) Jilid 2 mengenai Administrasi
Penjualan Jasa di Stasiun;

MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKSI PT KERETA API INDONESIA


(PERSERO) TENTANG SYARAT-SYARAT DAN TARIF
ANGKUTAN KERETA API PENUMPANG.

Pasal 1
Menetapkan Syarat-Syarat dan Tarif Angkutan Kereta Api Penumpang sebagaimana
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.

2
Pasal 2
Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka :
1. Keputusan Direksi Nomor KEP.U/LL.710/XI/6/KA-2008 tentang Pedoman
dan Prosedur Angkutan Dinas dan Cuma-Cuma di Lingkungan PT Kereta Api
(Persero);
2. Keputusan Direksi Nomor KEP.U/LL.002/I/1/KA-2012 tentang Batas
Kapasitas Yang Dizinkan Dalam Kereta Api;
3. Keputusan Direksi Nomor KEP.U/LL.003/V/6/KA-2013 tentang Tarif Reduksi
Angkutan Kereta api yang telah diubah dengan Keputusan Direksi Nomor
KEP.U/LL.003/VII/36/KA-2013;
4. Keputusan Direksi Nomor KEP.C/LL.003/X/16/KA-2013 tentang Mekanisme
Pemberian Fasilitas Reduksi Angkutan Kereta Api Bagi Komisaris, Direksi dan
Pegawai Anak Perusahaan dan Outsourcing serta Pihak Ketiga;
5. Keputusan Direksi Nomor KEP.C/LL.003/X/17/KA-2013 tentang Syarat-
Syarat Dan Tarif Angkutan Kereta Api Penumpang (STP) Bagian 1 Edisi Tahun
2013;
6. Keputusan Direksi Nomor KEP.U/LL.006/XI/4/KA-2013 tentang Standard
Operating Procedure (SOP) Petugas Boarding Stasiun;
7. Keputusan Direksi Nomor KEP.U/LL.006/V/11/KA-2014 tentang Standar
Operasional Prosedur Pelaksanaan Sistem Boarding di Stasiun di Lingkungan
PT Kereta Api Indonesia (Persero);
8. Segala ketentuan yang bertentangan dengan keputusan ini;
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 3
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dalam pelaksanaannya
agar tetap memperhatikan ketentuan perundang-undangan.

Ditetapkan di : B a n d u n g
Pada tanggal : 11 November 2015

a.n. DIREKSI PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)


DIREKTUR UTAMA,
ttd
EDI SUKMORO
NIPP. 65359

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:


1. Dewan Komisaris PT Kereta Api Indonesia (Persero);
2. Para Direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero);
3. Para Executive Vice President PT Kereta Api Indonesia (Persero);
4. Para Vice President/General Manager/Senior Manager PT Kereta Api Indonesia
(Persero).

3
LAMPIRAN 1
KEPUTUSAN DIREKSI PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)
NOMOR : KEP.U/LL.003/XI/1/KA-2015
TANGGAL : 11 November 2015

SYARAT-SYARAT DAN TARIF ANGKUTAN KERETA API PENUMPANG

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:
a. Perusahaan adalah badan usaha yang menyelenggarakan perkeretaapian dalam
hal ini PT Kereta Api Indonesia (Persero).
b. Kereta adalah sarana perkeretaapian yang ditarik dan/atau didorong lokomotif
atau mempunyai penggerak sendiri yang digunakan untuk mengangkut orang.
c. Kereta Api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan
sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan
ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan Kereta Api.
d. Angkutan Kereta Api adalah kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari
satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan Kereta Api.
e. Kereta Api Komersial adalah Kereta Api angkutan penumpang dengan tarif yang
diatur dan ditetapkan oleh Perusahaan.
f. Kereta Api Non Komersial adalah Kereta Api angkutan penumpang dengan tarif
yang diatur Pemerintah dan ditetapkan melalui Keputusan Menteri.
g. Standar Pelayanan Minimum yang selanjutnya disebut SPM adalah ukuran
minimum pelayanan yang harus dipenuhi oleh Perusahan dalam memberikan
pelayanan kepada pengguna jasa, yang harus dilengkapi dengan tolak ukur yang
dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian
kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji Perusahaan kepada masyarakat
dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan
terukur.
h. Grafik Perjalanan Kereta Api yang selanjutnya disebut Gapeka adalah pedoman
pengaturan pelaksanaan perjalanan Kereta Api yang digambarkan dalam bentuk
garis yang menunjukkan stasiun, waktu, jarak, kecepatan, dan posisi perjalanan
Kereta Api mulai dari berangkat,bersilang, bersusulan, dan berhenti yang
digambarkan secara grafis untuk pengendalian perjalanan Kereta Api.
i. Peraturan perjalanan Kereta Api adalah ketentuan yang mengatur tentang
perjalanan Kereta Api, berupa Gapeka, maklumat perjalanan Kereta Api (malka),
warta maklumat (wam) dan daftar waktu.
j. Warta Pelayanan Angkutan adalah telegram dinas terkait angkutan penumpang.
k. Tiket adalah dokumen angkutan yang sah dan merupakan tanda bukti
terjadinya perjanjian angkutan, dimana Perusahaan wajib mengangkut, dan
orang yang telah memiliki Tiket berhak memperoleh pelayanan sesuai dengan
tingkat pelayanan yang dipilih, dapat berupa Tiket komputer, Tiket tercetak atau

halaman| 1
bentuk lainnya yang ditetapkan Perusahaan sebagai Tiket, untuk Kereta Api
yang bersangkutan.
l. Pakaian Dinas selanjutnya disebut Pakaian Dinas R6 adalah pakaian kerja yang
ditentukan dan/atau disediakan oleh Perusahaan untuk dipergunakan/dipakai
oleh Komisaris Perusahaan/Direksi Perusahaan/Pegawai Perusahaan dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan oleh Perusahaan.
m. Tiket komputer adalah dokumen angkutan yang sah berupa hasil print out
aplikasi RTS pada blanko yang ditetapkan Perusahaan.
n. Tiket tercetak adalah dokumen angkutan yang sah berupa kertas tercetak
dengan nama, kelas pelayanan dan tarif.
o. Tiket Pasepartu adalah dokumen angkutan dengan sistem buku tembusan
dimana pengisiannya dilakukan secara manual oleh petugas loket.
p. Tiket suplisi adalah dokumen angkutan dengan sistem buku tembusan dimana
pengisiannya dilakukan secara manual oleh petugas kondektur di atas Kereta
Api.
q. Rail Ticket System selanjutnya disebut RTS adalah aplikasi penjualan Tiket
Perusahaan.
r. Kode Booking adalah kode yang terdiri atas 6 (enam) karakter kombinasi huruf
dan angka yang dikeluarkan oleh aplikasi RTS atas setiap transaksi pemesanan
berhasil.
s. Kode Pembayaran adalah kode yang terdiri atas 13 (tiga belas) angka yang
dikeluarkan oleh aplikasi RTS atas setiap transaksi pemesanan berhasil di
web/mobile application/Contact Center 121 untuk identifikasi pembayaran atas
pemesanan dimaksud.
t. Batal Petugas adalah proses pembatalan Tiket oleh petugas loket.
u. Batal Pembeli adalah proses pembatalan Tiket atas permintaan penumpang.
v. Check-in adalah proses kegiatan pelaporan diri perihal keberangkatan
penumpang untuk melakukan perjalanan dengan Kereta Api melalui counter
Check-in atau layanan Check-in mandiri dengan penerbitan Boarding Pass
dan/atau pemeriksaan Tiket dan kesesuaian Bukti Identitas.
w. Boarding Pass adalah dokumen yang diterbitkan oleh Perusahaan dan diberikan
kepada penumpang yang telah melakukan Check-in sebagai dokumen pengganti
Tiket , berisi data penumpang dan data perjalanan penumpang.
x. Boarding adalah proses memberikan izin kepada penumpang untuk masuk
stasiun atau naik Kereta Api dengan jadwal tertentu dengan terlebih dahulu
dilakukan pemeriksaan kesesuaian Bukti Identitas dengan data Tiket.
y. Sifat persambungan adalah rentang waktu kedatangan suatu Kereta Api tidak
lebih dari 3 (tiga) jam dari waktu keberangkatan Kereta Api atau moda
persambungan lainnya, sehingga penumpang Kereta Api dimaksud dapat
meneruskan perjalanan dengan Kereta Api atau moda persambungan lainnya
setelah transit di suatu stasiun.
z. Award ticket adalah Tiket gratis atau dengan nilai nol rupiah yang diberikan
kepada penumpang yang telah menukarkan Tiket lama atas nama dirinya
dengan jumlah tertentu yang ditetapkan Perusahaan.
aa. Bukti Identitas adalah dokumen identitas yang menunjukkan data dan foto diri
pemiliknya dan dikeluarkan oleh Pemerintah, sekolah, organisasi atau instansi
berwenang lainnya, contoh KTP, SIM, Paspor, Kartu Pelajar dan lain lain.

halaman| 2
bb. Mitra adalah Badan Usaha yang bekerjasama dengan Perusahaan.
cc. Host To Host adalah sistem transaksi online (real-time approach) yang
menghubungkan antara host Perusahaan dengan host Mitra secara langsung.
dd. Tarif Angkutan adalah besaran biaya yang harus dibayar penumpang untuk
mendapatkan layanan jasa angkutan Kereta Api.
ee. Tarif Reduksi adalah besaran tarif angkutan Kereta Api yang telah mendapatkan
potongan harga dengan nilai tertentu berdasarkan kebijakan Perusahaan atau
berdasarkan Perjanjian Kerjasama antara Perusahaan dengan suatu
Instansi/Lembaga/Organisasi.
ff. Kru KA adalah petugas yang berdinas di atas Kereta Api terdiri dari Masinis,
Asisten Masinis, Kondektur, Petugas Teknisi KA, Petugas pengawal KA (Kamtib
KA), Petugas Restorasi, Petugas Cleaning Service, Petugas CSOT, Petugas
Running awak Kereta Api.
gg. Luar Dinas (LD) adalah perjalanan setelah melakukan dinas sebagai Kru KA
untuk kembali ke tempat kedudukannya semula atau perjalanan untuk
memulai dinas sebagai Kru KA diluar tempat kedudukannya.
hh. Infant adalah penumpang dengan usia dibawah 3 (tiga) tahun.
ii. Legiun Veteran Republik Indonesia, yang selanjutnya disebut LVRI adalah
organisasi kemasyarakatan yang merupakan satu – satunya wadah dan sarana
perjuangan bagi segenap Veteran Republik Indonesia, yang dibentuk
berdasarkan persamaan kehendak, bidang kegiatan, profesi, dan fungsinya
untuk berperan serta dalam pewarisan nilai – nilai juang 1945, pembangunan
nasional, pertahanan dan keamanan nasional.
jj. Veteran Republik Indonesia adalah warga negara Indonesia yang bergabung
dalam kesatuan bersenjata resmi yang diakui oleh Pemerintah yang berperan
secara aktif dalam suatu peperangan menghadapi negara lain dan/atau gugur
dalam pertempuran untuk membela dan mempertahankan kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, atau warga negara Indonesia yang ikut serta
secara aktif dalam pasukan internasional di bawah mandat Perserikatan
Bangsa-Bangsa untuk melaksanakan misi perdamaian dunia, yang telah
ditetapkan sebagai penerima Tanda Kehormatan Veteran Republik Indonesia.
kk. Forum Komunikasi Dermawan Darah, yang selanjutnya disebut Fokuswanda
adalah wadah komunikasi dan aspirasi para dermawan darah yang telah
menyumbangkan darah bersih minimal 75 (tujuh puluh lima) kali yang bersifat
independen dan tidak berafiliasi kepada partai politik.
ll. Pegawai Perusahaan adalah Pekerja Perusahaan yang mempunyai hubungan
kerja bersifat tetap dengan Perusahaan yang terikat dalam perjanjian kerja
waktu tidak tertentu (PKWTT) dan ditetapkan dalam surat keputusan
pengangkatan, Pekerja Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Pekerja
Kontrak Magang (PKM) termasuk Pekerja Perusahaan yang diperbantukan di
Anak Perusahaan.
mm. Pekerja Outsourcing adalah tenaga alih daya dari suatu perusahaan penyedia
jasa tenaga outsourcing yang bekerjasama dengan Perusahaan atau Anak
Perusahaan.
nn. Petugas adalah Pegawai Perusahaan, Pegawai Anak Perusahaan dan/atau
Pekerja Outsourcing yang sedang menjalankan dinas termasuk siswa dan/atau
calon petugas yang sedang menjalankan praktek dinas di atas Kereta Api.

halaman| 3
oo. Brand Awareness adalah kemampuan pembeli potensial untuk mengenali atau
mengingat bahwa sebuah merk merupakan anggota dari kategori produk
tertentu.
pp. Voucher adalah dokumen berharga Tiket yang berfungsi sebagai bentuk diskon
harga terhadap tarif reguler angkutan Kereta Api.
qq. Rombongan yaitu sekelompok orang yang bepergian secara bersama sama,
dengan menggunakan Kereta Api pada jadwal dan kelas pelayanan yang sama
sekurang-kurangnya terdiri dari 20 (dua puluh) orang.
rr. Force Majeure atau keadaan kahar adalah keadaan yang secara langsung
mengakibatkan Perusahaan tidak dapat melaksanakan operasional angkutan
Kereta Api sebagaimana mestinya diakibatkan keadaan-keadaan diluar
kekuasaan Perusahaan dan tidak dapat dihindari, termasuk namun tidak
terbatas pada gempa bumi, angin topan, banjir, kebakaran, tanah longsor,
pemogokan umum, huru hara, perang, pemberontakan dan kebijakan
Pemerintah dan/atau Peraturan Pemerintah.
ss. Kereta Api luar biasa adalah Kereta Api yang perjalanannya tidak tergambar
dalam Gapeka dan tidak tertulis dalam daftar waktu, tetapi yang ditetapkan
menurut kebutuhan.
tt. Bagasi adalah barang bawaan milik penumpang.
uu. Kereta Bagasi adalah sarana Kereta Api yang khusus digunakan untuk
mengangkut barang.
vv. Berat hitung adalah berat yang menjadi dasar perhitungan tarif Bagasi.
ww. Loyalty programs adalah program promosi yang dirancang untuk membangun
hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan antara Perusahaan dan
pelanggan, untuk menciptakan pembelian yang terus menerus dari layanan jasa
angkutan Kereta Api.
xx. Zona l adalah wilayah di stasiun yang merupakan tempat untuk penumpang
naik ke dalam Kereta Api berupa peron stasiun.
yy. Zona 2 adalah wilayah di stasiun yang merupakan tempat penumpang
menunggu sebelum masuk ke dalam zona 1 dapat berupa ruang tunggu,
maksimal 1 jam sebelum Kereta Api berangkat atau sesuai arahan Petugas yang
berdinas.
zz. Zona 3 adalah wilayah bagian luar stasiun dimana terdapat loket penjualan,
layanan pelanggan serta fasilitas umum dan sosial lainnya.

Pasal 2
(1) Klasifikasi Angkutan Kereta Api penumpang berdasarkan jarak tempuhnya
terdiri dari:
a. Kereta Api jarak dekat;
b. Kereta Api jarak menengah;
c. Kereta Api jarak jauh.
(2) Pengelompokan Kereta Api berdasarkan jarak untuk setiap nama Kereta Api
ditetapkan dalam Keputusan Direksi.

halaman| 4
Pasal 3
(1) Kereta Api jarak dekat yaitu Kereta Api dengan jarak tempuh perjalanan
maksimum sejauh 150 kilometer, kecuali ditetapkan lain oleh Perusahaan.
(2) Kereta Api jarak dekat memiliki ciri-ciri pelayanan sebagai berikut:
a. karakteristik pelayanan:
1. menghubungkan beberapa stasiun di wilayah Daop/Divre yang sama
ataupun lintas Daop/Divre;
2. melayani penumpang berdiri;
3. memiliki sifat perjalanan ulang alik/komuter;
4. melayani kebutuhan angkutan penumpang dari daerah sub-urban
menuju pusat kota atau sebaliknya.
b. pengaturan batas kapasitas maksimum
1. Kereta Api yang menggunakan sarana Kereta dengan tempat duduk
sejajar, kapasitas maksimum sesuai dengan jumlah tempat duduk
masing-masing sarana Kereta ditambah penumpang berdiri sejumlah
50% dari jumlah tempat duduk;
2. Kereta Api yang menggunakan sarana Kereta dengan tempat duduk
menyamping, kapasitas maksimum dibatasi 178 penumpang untuk
setiap Kereta.
c. kelas pelayanan terdiri atas:
1. kelas eksekutif;
2. kelas bisnis;
3. kelas ekonomi.

Pasal 4
(1) Kereta Api jarak menengah yaitu Kereta Api dengan jarak tempuh perjalanan
antara 151 kilometer sampai dengan 450 kilometer.
(2) Kereta Api jarak jauh adalah angkutan Kereta Api dengan jarak tempuh
perjalanan di atas 450 kilometer.
(3) Kereta Api jarak menengah dan Kereta Api jarak jauh memiliki ciri-ciri
pelayanan dijelaskan sebagai berikut:
a. karakteristik pelayanan
1. menghubungkan beberapa stasiun antar kota;
2. tidak menyediakan layanan penumpang berdiri;
3. melayani kebutuhan angkutan penumpang antar kota.
b. kapasitas maksimum sesuai dengan jumlah tempat duduk tersedia untuk
masing masing sarana Kereta.
c. kelas pelayanan terdiri atas :
1. kelas eksekutif;
2. kelas bisnis;
3. kelas ekonomi.

halaman| 5
BAB II
PENYELENGGARAAN ANGKUTAN PENUMPANG KERETA API

Pasal 5
(1) Perusahaan mengumumkan jadwal perjalanan Kereta Api sebagaimana termuat
dalam Peraturan Perjalanan Kereta Api kepada masyarakat.
(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan melalui
media cetak, elektronik atau dengan cara lainnya, termasuk jika ada perubahan
terhadap jadwal dimaksud.
(3) Dalam hal terjadi pembatalan atau perubahan jadwal Kereta Api maka
Perusahaan wajib melakukan hal-hal berikut:
a. mengumumkan dan mensosialisasikan pembatalan dan perubahan jadwal
tersebut secara langsung, melalui telepon, pesan layanan singkat,
ditempelkan pada papan informasi dan/atau melalui media yang
memungkinkan;
b. sedapat mungkin memberitahukan pembatalan atau perubahan jadwal
tersebut kepada calon penumpang yang telah melakukan transaksi
pembelian Tiket Kereta Api;
c. menyediakan Angkutan Kereta Api dengan jadwal lainnya atau menyediakan
moda transportasi lainnya sebagai angkutan pengganti dan sedapat
mungkin dengan kelas pelayanan yang sama, memberikan kompensasi yang
selanjutnya diatur dalam Keputusan Direksi tersendiri atau mengembalikan
bea Tiket kepada penumpang.

Pasal 6
(1) Pengangkutan orang dengan Kereta Api harus dilakukan dengan menggunakan
sarana Kereta.
(2) Dalam keadaan tertentu (bencana alam, perang, huru-hara), Perusahaan dapat
melakukan pengangkutan orang dengan menggunakan gerbong dan/atau Kereta
Bagasi yang bersifat sementara dengan ketentuan sebagai berikut:
a. kereta pada jalur yang bersangkutan tidak tersedia atau tidak mencukupi;
b. adanya permintaan angkutan yang mendesak atau keadaan darurat;
c. gerbong dan/atau Kereta Bagasi harus tertutup dan memenuhi persyaratan
keselamatan dan keamanan penumpang serta paling sedikit dilengkapi
dengan fasilitas yang berupa:
1. pintu masuk/keluar;
2. ventilasi udara;
3. alas untuk duduk yang bersih; dan
4. penerangan.
d. mendapatkan izin tertulis dari Direktur Keselamatan dan Keamanan.

Pasal 7
(1) Perusahaan wajib mengangkut penumpang dan memberikan pelayanan sesuai
dengan kelas pelayanan sebagaimana tercantum dalam Tiket.
(2) Setiap orang yang tidak memiliki Tiket dilarang naik Kereta Api kecuali Kru KA
dan pihak lain yang dikecualikan sebagaimana diatur dalam Pasal 75.

halaman| 6
(3) Dalam hal penumpang terlambat datang di stasiun sehingga ketinggalan Kereta
Api, maka Tiket yang telah dimiliki tidak dapat dibatalkan dan secara otomatis
dianggap hangus serta tidak mendapatkan penggantian layanan angkutan
dengan Kereta Api lainnya ataupun moda angkutan pengganti.
(4) Dalam situasi tertentu termasuk namun tidak terbatas pada banjir dan
demonstrasi di sekitar stasiun yang mengakibatkan penumpang terlambat atau
tidak dapat datang di stasiun sehingga ketinggalan Kereta Api, maka
Perusahaan dapat melakukan pengecualian terhadap ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) melalui suatu ketentuan tersendiri.

Pasal 8
(1) Perusahaan dapat memberikan layanan tambahan di atas Kereta Api berupa
penyediaan makanan, minuman atau barang dan jasa lainnya yang bersifat
berbayar, masuk dalam komponen biaya Tiket sebagai tuslah ataupun terpisah,
yang dikelola langsung oleh Perusahaan atau perusahaan lain yang bekerjasama
dengan Perusahaan.
(2) Pihak lain selain Perusahaan dan pihak yang bekerjasama dengan Perusahaan
dilarang memberikan layanan tambahan di atas Kereta Api sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1).

BAB III
STANDAR PELAYANAN MINIMUM

Pasal 9
(1) Pengoperasian Kereta Api harus memenuhi Standar Pelayanan Minimum baik di
stasiun maupun di dalam perjalanan.
(2) Standar Pelayanan Minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
mencakup :
a. keselamatan;
b. keamanan;
c. kehandalan;
d. kenyamanan;
e. kemudahan; dan
f. kesetaraan.
(3) Standar Pelayanan Minimum sebagaimana dimaksud ayat (2) tercantum pada
Lampiran 2 Keputusan ini.

halaman| 7
BAB IV
TIKET KERETA API

Pasal 10
(1) Setiap penumpang wajib memiliki Tiket.
(2) Tiket hanya berlaku untuk pengangkutan dari stasiun keberangkatan ke stasiun
kedatangan sebagaimana tercantum dalam Tiket kecuali ditetapkan lain oleh
Perusahaan.
(3) Satu Tiket hanya berlaku untuk satu nama penumpang, nama dan nomor
Kereta Api, tanggal dan jam keberangkatan, kelas dan relasi perjalanan
sebagaimana tercantum dalam Tiket.
(4) Pada Kereta Api komersial, satu orang penumpang diperbolehkan membeli lebih
dari satu Tiket atas nama dirinya, dalam hal penumpang memiliki hak atas
tarif reduksi maka Tiket kedua dan seterusnya dikenakan tarif non reduksi
(tarif reguler).
(5) Pada Kereta Api non komersial satu orang penumpang hanya diperbolehkan
membeli satu Tiket atas nama dirinya.
(6) Pengecualian terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat
dilakukan pada kondisi tertentu dengan penetapan dilakukan oleh pejabat
serendah-rendahnya Senior Manager/Manager Pemasaran Angkutan
Daop/Divre.

Pasal 11
(1) Tiket berupa print-out data diri, data perjalanan dan data transaksi penumpang
yang dihasilkan oleh aplikasi penjualan RTS pada blanko yang telah ditetapkan
Perusahaan.
(2) Dalam hal terjadi gangguan yang mengakibatkan Tiket sebagaimana dimaksud
ayat (1) tidak dapat dicetak, maka pelayanan dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. pada kereta api jarak jauh dan menengah menggunakan Tiket Pasepartu
sebagaimana tercantum pada Lampiran 3 atau bentuk lainnya yang
ditetapkan Perusahaan;
b. pada kereta api jarak dekat (komuter/lokal) menggunakan Tiket Tercetak.
(3) Tata cara penjualan menggunakan Tiket pasepartu sebagaimana dimaksud ayat
(2) huruf a diatur sebagai berikut:
a. jumlah Tiket yang dijual maksimal 80% dari sisa tempat duduk;
b. Ticketing Centre menginformasikan sisa tempat duduk yang dapat dijual
kepada stasiun keberangkatan Kereta Api melalui Senior Manager/Manager
Pemasaran Angkutan Penumpang Daop/Divre/Sub Divre;
c. penjualan Tiket dilayani bagi penumpang di stasiun keberangkatan;
d. Tiket dijual dengan nomor tempat duduk yang diinformasikan dari Ticketing
Centre atau jika tidak memungkinkan Tiket dapat dijual tanpa nomor tempat
duduk dan diinformasikan dengan jelas kepada penumpang tentang hal
tersebut dan penumpang dapat menduduki tempat duduk yang masih
kosong;

halaman| 8
e. stasiun keberangkatan segera melaporkan realisasi penjualannya kepada
Ticketing Centre setelah Kereta Api yang bersangkutan berangkat dari
stasiun keberangkatan dimaksud;
f. Stasiun antara diperbolehkan menjual Tiket setelah Kereta Api dimaksud
telah berangkat dari stasiun keberangkatan dengan alokasi penjualan yang
diinformasikan Ticketing Centre.
(4) Ketentuan Tiket Tercetak sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf b diatur sebagai
berikut :
a. sekurang-kurangnya memuat informasi nama kereta api, tanggal perjalanan
dan tarif kereta api;
b. apabila pada kereta api yang bersangkutan terdapat lebih dari satu besaran
tarif (terdapat tarif parsial) maka tarif yang dicetak adalah tarif terendah;
c. dapat dipergunakan pada semua relasi kereta api yang bersangkutan;
d. apabila tarif Kereta Api telah mengalami perubahan dan belum tersedia Tiket
tercetak dengan besaran tarif baru, maka Tiket tercetak yang lama tetap
dapat dipergunakan dengan dibubuhi stempel besaran tarif baru;
e. atas penjualan yang menggunakan Tiket tercetak dengan tarif lama yang
telah distempel dengan tarif baru, kepala stasiun menerbitkan Warta
Pelayanan Angkutan mengenai hal tersebut.
(5) Pada Kereta Api yang telah memberlakukan e-ticket, maka penumpang tidak
mendapatkan blanko Tiket, namun data transaksi penumpang terekam dalam
database RTS.
(6) Tiket untuk penumpang pada Kereta Api wisata yang dikelola oleh pihak lain
yang bekerjasama dengan perusahaan dan dirangkaikan dengan Kereta Api
reguler, tetap dilayani menggunakan aplikasi RTS kecuali ditetapkan lain oleh
Perusahaan.
(7) Tarif pada Tiket Kereta Api wisata sebagaimana dimaksud ayat (6) di-setting
dengan Tarif Rp 0,- (nol rupiah) atau tanpa bea.

Pasal 12
(1) Setiap penumpang mendapatkan nomor tempat duduk, dengan pengecualian
sebagai berikut:
a. pada Kereta Api jarak dekat dapat dijual Tiket tanpa nomor tempat duduk.
b. pada saat okupansi Kereta Api telah mencapai 100%, diperbolehkan dijual
Tiket tanpa nomor tempat duduk, ketentuan ini berlaku khusus bagi
penumpang dengan kriteria berikut:
1. penumpang berusia dibawah 10 (sepuluh) tahun yang bepergian
bersama penumpang dewasa; dan
2. Pegawai Perusahaan yang mempergunakan Pakaian Dinas (R6).
c. Tiket tanpa nomor tempat duduk dikenakan tarif reguler yang sama dengan
Tiket yang mempunyai nomor tempat duduk, kecuali bagi infant pertama
atas satu penumpang dengan tarif dewasa tidak dikenakan bea.
(2) Tiket penumpang sekurang-kurangnya memuat informasi tentang :
a. Kode Booking;
b. nama penumpang;
c. hari, tanggal dan jam keberangkatan serta kedatangan;
d. nama dan nomor Kereta Api;

halaman| 9
e. stasiun keberangkatan dan kedatangan;
f. kelas pelayanan dan nomor tempat duduk;
g. harga Tiket.
(3) Khusus untuk Tiket Kereta Api jarak dekat yang bersifat komuter, minimal
memuat informasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (4) huruf a.

Pasal 13
(1) Dalam hal penumpang bermaksud melanjutkan perjalanan melebihi relasi
perjalanan sebagaimana tercantum dalam Tiket, maka penumpang tersebut
harus membeli Tiket untuk relasi selanjutnya atau Tiket persambungan yang
ditetapkan oleh Perusahaan.
(2) Perusahaan dapat menetapkan Tiket persambungan yaitu Tiket yang terdiri dari
2 (dua) atau lebih perjalanan Kereta Api atau Kereta Api dengan moda
transportasi lainnya yang berbeda dan memiliki sifat persambungan yang
dicetak pada satu Tiket.
(3) Setiap penumpang yang memiliki Tiket persambungan sebagaimana dimaksud
ayat (1), wajib melakukan Check-in pada stasiun keberangkatan masing-masing
relasi modanya.
(4) Dalam hal terjadi keterlambatan Kereta Api atau moda transportasi lain yang
digunakan dalam layanan angkutan dengan Tiket persambungan sehingga
mengakibatkan penumpang tertinggal dan tidak dapat menggunakan angkutan
terusan, maka Perusahaan akan mengembalikan bea untuk angkutan
terusannya.
(5) Pengembalian bea angkutan oleh Perusahaan sebagaimana dimaksud ayat (4),
terbatas pada nilai pelayanan yang tidak dapat dinikmati oleh penumpang.
(6) Dalam hal penumpang memiliki lebih dari satu Tiket Kereta Api yang memiliki
sifat persambungan dengan Tiket terpisah, pada saat pemegang Tiket terlambat
akibat Kereta Api atau moda lainnya yang dinaiki sebelumnya terlambat,
sehingga tertinggal oleh Kereta Api yang seharusnya dinaiki, maka untuk Tiket
Kereta Api tersebut dianggap hangus dan tidak ada pengembalian bea angkutan.

Pasal 14
(1) Dalam hal Tiket yang dimiliki oleh penumpang rusak atau hilang maka:
a. penumpang melapor kepada Petugas berwenang di stasiun;
b. penumpang harus dapat menunjukkan Bukti Identitas asli; dan
c. penumpang menyerahkan fotokopi Bukti Identitas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b.
(2) Dalam hal penumpang tidak dapat menunjukkan Bukti Identitas asli
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, maka selanjutnya dilakukan hal-
hal berikut:
a. dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh Petugas keamanan atau Petugas
lainnya yang berwenang termasuk pemeriksaan Bukti Identitas lainnya yang
dimiliki penumpang seperti kartu NPWP, kartu kredit, kartu ATM yang
mencantumkan nama, kartu keluarga dll;
b. Petugas dapat meminta dikirimkan foto Bukti Identitas Penumpang dari
kerabat penumpang yang bersangkutan;

halaman| 10
c. penumpang membuat surat pernyataan sebagaimana tercantum pada
Lampiran 3, yang menyatakan bahwa yang bersangkutan benar memiliki
nama sesuai dengan yang tertera pada database RTS dan bersedia dituntut
secara hukum jika terbukti keterangan yang diberikan tidak benar,
ditandatangani penumpang yang bersangkutan dan Petugas pemeriksa serta
divalidasi dengan stempel unit pemeriksa atau stasiun;
d. lembar asli surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada huruf c di atas
dilampirkan dalam tembusan Tiket pengganti dan fotokopinya diberikan
kepada penumpang yang bersangkutan untuk dapat dipergunakan sebagai
Bukti Identitas pengganti untuk kepentingan pemeriksaan Boarding
ataupun pemeriksaan di atas Kereta Api.
(3) Petugas yang berwenang di stasiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
memastikan kesesuaian data yang tertera pada database RTS dengan Bukti
Identitas yang ditunjukkan dan/atau diserahkan oleh penumpang.
(4) Dalam hal data yang tertera pada database RTS dengan Bukti Identitas yang
ditunjukkan dan/atau diserahkan oleh penumpang telah sesuai, maka
penumpang dapat dibuatkan Tiket pengganti.
(5) Dalam hal data yang tertera pada database RTS dengan Bukti Identitas yang
ditunjukkan dan/atau diserahkan oleh penumpang tidak sesuai, maka
penumpang tidak dibuatkan Tiket pengganti.
(6) Sebelum penumpang mendapatkan Tiket pengganti, Kode Booking atas Tiket
penumpang tersebut wajib dibekukan pada aplikasi RTS.
(7) Dalam hal Kode booking sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri atas lebih
dari satu Tiket, maka pembekuan nomor Kode Booking akan mengakibatkan
seluruh Tiket dengan nomor Kode Booking tersebut tidak dapat dibatalkan, jika
kemudian Tiket lainnya akan dilakukan proses pembatalan maka Petugas loket
yang menerima permohonan pembatalan Tiket harus terlebih dahulu
menghubungi Ticketing Centre.
(8) Pembatalan atas Tiket pengganti wajib menggunakan aplikasi RTS dengan
terlebih dahulu melapor kepada Ticketing Centre.

Pasal 15
(1) Tiket pengganti diberikan kepada penumpang dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. menggunakan bentuk 245 B sebagaimana tercantum pada Lampiran 3
atau bentuk lainnya yang ditetapkan Perusahaan;
b. data identitas dan perjalanan penumpang yang dituliskan dalam Tiket
pengganti harus sama dengan data yang tercantum pada database RTS;
c. Tiket pengganti dibubuhi dengan keterangan "pengganti Tiket nomor seri
xx_xxxx Kode Booking xxxxxx"; dan
d. fisik Tiket yang rusak dan/atau fotokopi Bukti Identitas dilampirkan dalam
tembusan bentuk 245 B atau bentuk lainnya yang ditetapkan Perusahaan
sebagai Tiket pengganti.

halaman| 11
(2) Setelah Perusahaan memberikan Tiket pengganti kepada penumpang, maka
secara otomatis Tiket sebelumnya menjadi tidak berlaku.
(3) Tiket pengganti dapat diterbitkan di stasiun di mana penumpang melapor dan
pada saat penumpang yang bersangkutan melaporkan kehilangan Tiket.
(4) Dalam hal Tiket hilang di atas Kereta Api, maka pengaturannya sebagaimana
tercantum dalam Pasal 103 ayat (3).

Pasal 16
(1) Penggunaan Tiket dapat diganti dengan Boarding Pass.
(2) Boarding Pass berupa print-out data diri dan data perjalanan penumpang
yang dihasilkan oleh aplikasi penjualan RTS pada blanko yang ditetapkan
Perusahaan.
(3) Boarding Pass diterbitkan pada saat penumpang melakukan Check-in di counter
Check-in atau pada layanan Check-in mandiri.
(4) Dalam hal Boarding Pass penumpang hilang maka:
a. penumpang melapor kepada petugas berwenang di stasiun;
b. penumpang harus dapat menunjukkan Bukti Identitas asli yang sesuai
dengan data yang tertera pada database RTS;
c. penumpang menyerahkan fotokopi Bukti Identitas;
d. Petugas memeriksa kesesuaian data pada database RTS dengan Bukti
Identitas penumpang;
e. apabila data telah sesuai, maka Boarding Pass dicetak ulang dan diberikan
kepada penumpang, namun jika data tidak sesuai maka penumpang tidak
berhak atas Boarding Pass pengganti;
f. pada Boarding Pass pengganti diberi keterangan “Pengganti” ;
g. dalam hal telah diterbitkan Boarding Pass pengganti, maka Boarding Pass
yang asli menjadi tidak berlaku;
h. fotokopi Bukti Identitas dilampirkan dalam laporan check-in.
i. dalam hal Boarding Pass hilang di atas Kereta Api, maka pengaturannya
sebagaimana dalam Pasal 103 ayat (3).
(5) Dalam hal penumpang tidak dapat menunjukkan Bukti Identitas asli
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b, maka berlaku ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat (2).
(6) Pemberlakuan Boarding Pass ditetapkan dalam suatu Keputusan Direksi
Direksi.

Pasal 17
(1) Ticketing Centre adalah Unit Kerja pada Direktorat Komersial dibawah
EVP Passenger Transport Marketing and Sales yang bertanggungjawab dalam
pengelolaan sistem penjualan Tiket Kereta Api dari proses pra penjualan sampai
dengan purna penjualan.
(2) Ticketing Centre bertindak sebagai koordinator untuk kegiatan-kegiatan berikut:
a. pengaturan alokasi tempat duduk penjualan manual pada saat terjadi
gangguan sistem dan atau jaringan; dan
b. setting tarif, jadwal dan hal lainnya terkait penjualan Tiket Kereta Api
termasuk informasi penjualan.

halaman| 12
(3) Segala bentuk koordinasi maupun kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (2)
didokumentasikan dalam buku daftar penjagaan bernomor atas setiap kejadian
termasuk atas setiap Warta Pelayanan Angkutan yang dikeluarkan oleh Ticketing
Centre.

BAB V
TIKET KHUSUS PENGAWAL BARANG PADA KERETA BAGASI
YANG TERANGKAI PADA KERETA API PENUMPANG

Pasal 18
(1) Setiap pengawal barang pada Kereta Bagasi yang terangkai pada Kereta Api
penumpang wajib memiliki Tiket khusus bentuk 17 B, sebagaimana dimaksud
dalam Lampiran 3.
(2) Tiket khusus sebagaimana dimaksud ayat (1), sekurang-kurangnya memuat
informasi berikut:
a. nama pengawal;
b. nama instansi/ekspeditur/penyewa Kereta Bagasi jika perorangan;
c. nomor perjanjian angkutan barang hantaran ekspeditur bagi pengawal
barang ekspeditur;
d. nama Kereta Api;
e. masa berlaku; dan
f. tarif.
(3) Jumlah pengawal dalam satu Kereta Bagasi maksimal 10 (sepuluh) orang.

Pasal 19
(1) Tiket khusus hanya berlaku untuk pengawal barang pada Kereta Bagasi dan
tidak diperbolehkan naik pada bagian lainnya termasuk Kereta penumpang atau
Kereta makan.
(2) Tiket khusus dapat dipergunakan pada lebih dari satu Kereta Api oleh pengawal
yang sama dengan syarat perusahaan ekspeditur dari pengawal tersebut
memiliki perjanjian kerja sama angkutan barang hantaran dengan Mitra pada
Kereta Api dimaksud dan dicantumkan pada Tiket khusus.
(3) Dalam hal tidak terselenggaranya angkutan, pemegang Tiket Khusus tidak dapat
meminta ganti rugi kepada Perusahaan.

Pasal 20
(1) Pelayanan Tiket khusus dilakukan di stasiun keberangkatan atau kedatangan
Kereta Api.
(2) Tiket khusus dapat diterbitkan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. pembelian pertama wajib melampirkan dokumen sebagai berikut:
1. surat keterangan dari perusahaan ekspeditur bahwa yang bersangkutan
adalah benar merupakan pegawai dari perusahaan tersebut;
2. fotokopi Bukti Identitas pemohon; dan
3. perjanjian angkutan barang hantaran antara perusahaan ekspeditur dan
Perusahaan.

halaman| 13
b. dokumen sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a diarsipkan dan wajib
diperbaharui dalam hal masa berlaku Bukti Identitas dan/atau perjanjian
angkutan barang hantaran berakhir.
c. pembelian selanjutnya disertai dengan penukaran/penyerahan Tiket
khusus yang telah terpakai selambat-lambatnya tanggal 3 (tiga) dari bulan
yang berjalan; dan
d. dalam hal Tiket khusus hilang, maka tidak diberikan Tiket pengganti dan
bea Tiket khusus tidak dikembalikan serta untuk mendapatkan Tiket
khusus baru dianggap sebagai pembelian baru dan berlaku ketentuan ayat
(2) huruf a.
(3) Tiket khusus bagi pengawal barang pada Kereta Bagasi yang terangkai pada
Kereta Api penumpang yang bersifat insidental dapat dilayani langsung pada
saat pelayanan sewa Kereta Bagasi.
(4) Tiket khusus berlaku selama 1 (satu) bulan kalender ditambah 3 (tiga) hari,
khusus bagi pengawal barang pada Kereta Bagasi yang bersifat insidental maka
masa berlakunya hanya satu kali perjalanan.

Pasal 21
(1) Tarif Tiket khusus ditentukan dengan rincian sebagai berikut :
a. Kereta Api kelas eksekutif Rp 400.000,-
b. Kereta Api kelas bisnis Rp 300.000,-
c. Kereta Api kelas ekonomi Rp 200.000,-
(2) Dalam hal Kereta Api terdiri lebih dari satu kelas, maka dikenakan tarif
berdasarkan kelas pelayanan tertinggi.
(3) Dalam hal Tiket khusus dipergunakan pada lebih dari satu Kereta Api, maka
tarif mengacu pada Kereta Api dengan kelas pelayanan tertinggi.
(4) Khusus pengawal angkutan pada Kereta Bagasi yang bersifat insidental, tarif per
sekali jalan dikenakan sebesar 20% dari tarif subclass tertinggi pada Kereta Api
dimaksud, dengan pembulatan ke atas pada kelipatan Rp 5.000,-.

Pasal 22
Angkutan pada Kereta Bagasi yang bersifat insidental sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (4) adalah angkutan pada kereta Bagasi untuk 1 (satu) atau beberapa
perjalanan saja termasuk tidak terbatas pada angkutan mobil khusus kepresidenan,
angkutan jenazah dan angkutan barang penting Bank Indonesia.

BAB VI
BUKTI IDENTITAS PETUGAS

Pasal 23
(1) Setiap Petugas wajib memiliki Bukti Identitas sebagai Petugas yang diterbitkan
oleh Perusahaan.
(2) Bukti Identitas Petugas yang merupakan Pegawai Perusahaan adalah Kartu
Bukti Diri, dapat berupa kartu biasa atau kartu elektronik yang memiliki fungsi
lain seperti alat pembayaran.

halaman| 14
(3) Bukti Identitas Petugas yang merupakan pekerja outsourcing dan/atau pekerja
Anak Perusahaan adalah bentuk 304 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran 3.

Pasal 24
(1) Bentuk 304 sebagaimana dimaksud Pasal 23 ayat (3) merupakan dokumen yang
diberikan Perusahaan kepada pekerja outsourcing dan/atau pekerja Anak
Perusahaan sebagai Bukti Identitas diri.
(2) Bentuk 304 sekurang kurangnya memuat informasi sebagai berikut:
a. nama;
b. nama perusahaan;
c. foto diri;
d. masa berlaku; dan
e. tandatangan pejabat penerbit.
(3) Masa berlaku bentuk 304 adalah maksimal 1 (satu) tahun.

Pasal 25
(1) Pelayanan permohonan bentuk 304 dilakukan di unit kerja yang
bertanggungjawab terhadap pengawasan pelaksanaan pekerjaan dari pekerja
outsourcing dan/atau pekerja anak Perusahaan sebagaimana dimaksud Pasal 24
ayat (1).
(2) Tata cara penerbitan bentuk 304 diatur sebagai berikut:
a. permohonan bentuk 304 dilakukan melalui surat tertulis yang
ditandatangani pejabat berwenang dari perusahaan penyedia jasa
outsourcing dan/atau Anak Perusahaan yang bekerjasama dengan
Perusahaan di bidang pelayanan di atas Kereta Api dan ditujukan kepada
kepala unit kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
b. permohonan bentuk 304 dapat dilakukan secara kolektif;
c. permohonan bentuk 304 dilampiri dengan:
1. pas foto;
2. fotokopi identitas diri; dan
3. fotokopi perjanjian kerjasama antara penyedia jasa outsourcing dan/atau
Anak Perusahaan dengan Perusahaan.
(3) Dalam hal bentuk 304 hilang, maka permohonan bentuk 304 pengganti wajib
melampirkan surat keterangan kehilangan dari Kepolisian.
(4) Dalam hal pemegang bentuk 304 tidak lagi bekerja pada penyedia jasa
outsourcing dan/atau Anak Perusahaan yang bekerjasama dengan Perusahaan,
maka bentuk 304 tersebut dinyatakan tidak berlaku dan penyedia jasa
outsourcing dan/atau Anak Perusahaan wajib melaporkan kepada kepala unit
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

halaman| 15
BAB VII
DOKUMEN BERHARGA TIKET

Pasal 26
(1) Perusahaan dapat mengeluarkan dokumen berharga Tiket yang berfungsi
sebagai potongan harga/diskon terhadap tarif reguler angkutan Kereta Api.
(2) Dokumen berharga Tiket sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri atas:
a. Voucher Registered; dan
b. Voucher Unregistered.

Pasal 27
(1) Voucher registered merupakan voucher dengan diskon tarif sebesar 100% dan
memiliki nomor kode Booking, yang penerbitan dan penggunaannya harus
melalui proses transaksi pada aplikasi RTS.
(2) Bentuk Voucher registered sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3.
(3) Voucher registered dapat diberikan kepada :
a. Mitra ; dan/atau
b. Pihak Lain berdasarkan pertimbangan EP/ EVP/VP Daop/Divre/Sub Divre.
(4) Voucher registered tidak dapat dipindahtangankan.
(5) Terhadap Tiket yang dicetak dengan Voucher registered tidak dapat dilakukan
perubahan jadwal namun tetap dapat dilakukan pembatalan.
(6) Ketentuan pembatalan Voucher registered sebagaimana diatur dalam Pasal 45.

Pasal 28
(1) Otorisasi penerbitan Voucher registered diatur sebagai berikut:
a. untuk lingkungan Kantor Pusat, ijin diberikan oleh EVP Passenger Transport
Marketing and Sales (EP) berlaku untuk Kereta Api seluruh lintas;
b. untuk lingkungan Daop/Divre/SubDivre, ijin diberikan oleh EVP/VP
Daop/Divre/SubDivre atau Senior Manager/Manager Pemasaran Angkutan
penumpang atas seijin EVP/VP Daop/Divre/SubDivre yang bersangkutan
dan berlaku untuk Kereta Api keberangkatan di wilayahnya dan relasi
sebaliknya jika perjalanan pergi pulang.
(2) Senior Manager/Manager Pemasaran Angkutan penumpang di Daop/Divre atau
Manager Group Customer and Support Service (EPSG) untuk lingkungan Kantor
Pusat membuat loket khusus pelayanan Voucher registered.
(3) Tata cara penerbitan Voucher registered diatur sebagai berikut :
a. Voucher diberikan atas rekomendasi EVP/VP Daop/Divre/SubDivre atau
EVP Passenger Transport Marketing and Sales;
b. atas rekomendasi sebagaimana dimaksud huruf a, petugas yang ditunjuk
oleh Senior Manager/Manager Pemasaran Angkutan penumpang melakukan
transaksi pemesanan pada aplikasi RTS dengan memilih jenis Tarif Reduksi
“Voucher Registered“ dan dicetak pada kertas polos;
c. transaksi dicetak pada kertas biasa kemudian disalin pada blanko voucher
registered termasuk pada bagian bonggolnya;
d. blanko voucher registered yang telah diisi diberikan kepada penerima; dan
e. print-out pemesanan pada kertas biasa disimpan sebagai arsip.

halaman| 16
(4) Tata cara penukaran Voucher Registered diatur sebagai berikut :
a. Voucher Registered ditukarkan di loket stasiun;
b. Petugas loket melakukan cetak Tiket atas nomor Kode Booking yang tertera
pada Voucher Registered menggunakan menu cetak Tiket offline, pada kolom
alasan ditulis "mencetak Voucher registered ";
c. data yang ditampilkan harus sama dengan data yang tertulis pada Voucher,
jika data yang ditampilkan berbeda maka pencetakan Tiket ditolak;
d. Tiket yang telah tercetak diberikan kepada pemilik Voucher; dan
e. blanko Voucher registered dilampirkan pada laporan penjualan.
(5) Proses tambah infant atas nomor Kode Booking pada Voucher Registered dapat
dilakukan setelah Voucher dicetak menjadi Tiket.

Pasal 29
(1) Voucher unregistered merupakan jenis Voucher dengan diskon tarif tertentu
sampai dengan 100%, dimana penerbitannya tanpa melalui proses transaksi
pada aplikasi RTS sehingga tidak memiliki nomor kode Booking.
(2) Voucher unregistered dipergunakan sebagai sarana promosi dan diberikan
kepada pihak lain dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan loyalitas
pelanggan serta meningkatkan Brand Awareness Kereta Api.
(3) Penggunaan Voucher unregistered termasuk tidak terbatas diberikan pada acara-
acara yang diselenggarakan Perusahaan, atau sponsorship terhadap acara-acara
yang diselenggarakan pihak lain.
(4) Bentuk Voucher unregistered sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3.
(5) Terhadap Tiket yang dicetak dengan Voucher unregistered tidak dapat dilakukan
perubahan jadwal namun tetap dapat dilakukan pembatalan.
(6) Tata cara pembatalan Voucher unregistered sebagaimana diatur dalam Pasal 45.

Pasal 30
(1) Otorisasi penerbitan Voucher unregistered, ijin diberikan oleh VP Passenger
Marketing (EPM).
(2) Dalam hal Daop/Divre/Sub Divre memerlukan Voucher unregistered untuk
kepentingan marketing di wilayahnya, maka Senior Manager/Manager
Pemasaran Angkutan penumpang dapat mengajukan permohonan disertai
justifikasi kebutuhan kepada VP Passenger Marketing (EPM).

Pasal 31
(1) Tata cara penukaran Voucher unregistered diatur sebagai berikut :
a. Voucher unregistered wajib diisi datanya secara lengkap oleh pemilik
Voucher;
b. penukaran Voucher dilakukan di loket stasiun;
c. Petugas loket melayani pencetakan Tiket sebagaimana transaksi penjualan
biasa dengan memilih kode reduksi “Voucher unregistered“ sesuai dengan
nilai Tarif Reduksi yang tercantum pada Voucher unregistered;
d. Tiket akan tercetak dengan tarif sebesar harga tarif reguler dikurangi
besaran Tarif Reduksi yang tercantum pada Voucher;

halaman| 17
e. Tiket yang telah tercetak diberikan kepada pemilik Voucher; dan
f. blanko Voucher unregistered diberi keterangan “telah ditukar oleh Petugas
loket” dan dilampirkan pada laporan penjualan.
(2) Penggunaan blanko Voucher unregistered dapat diganti dengan e-voucher yang
ketentuannya diatur melalui keputusan direksi.

BAB VIII
PELAYANAN PENJUALAN TIKET KERETA API

Pasal 32
(1) Pelayanan penjualan Tiket Kereta Api dapat dilakukan melalui :
a. Channel internal yaitu titik penjualan Tiket Kereta Api yang dikelola oleh
Perusahaan seperti loket stasiun, web korporat KAI, mobile application
korporat dan Contact Center 121;
b. Channel eksternal yaitu titik penjualan Tiket Kereta Api yang dikelola oleh
Mitra, diantaranya loket agen, loket multi biller, minimarket, web dan mobile
application yang dikelola oleh Mitra.
(2) Semua transaksi penjualan Tiket Kereta Api wajib menggunakan aplikasi RTS.
(3) Apabila penjualan Tiket Kereta Api dilakukan dengan menggunakan aplikasi
Mitra, maka aplikasi Mitra tersebut wajib terhubung secara Host to Host dengan
aplikasi RTS.
(4) Penjualan secara manual di loket stasiun dengan menggunakan Tiket Pasepartu
atau bentuk lainnya yang ditetapkan oleh Perusahaan, hanya diperbolehkan
apabila terjadi kondisi tertentu sebagai berikut:
a. RTS mengalami gangguan yang diteguhkan dengan pemberitahuan
gangguan yang disampaikan oleh Ticketing Centre;
b. jaringan mengalami gangguan; dan
c. sebagai pengganti Tiket yang hilang atau rusak.
(5) Penjualan Tiket yang dilakukan secara manual diatur dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Kepala Stasiun berkoordinasi dengan Senior Manager/Manager Angkutan
Daop/Divre/Sub Divre setempat dan Ticketing Centre terkait alokasi tempat
duduk untuk Kereta Api yang berangkat di stasiunnya;
b. Senior Manager/Manager Angkutan mengatur alokasi tempat duduk untuk
penjualan stasiun-stasiun di wilayah kerjanya;
c. Kepala Stasiun segera menerbitkan Warta Pelayanan Angkutan tentang
gangguan yang terjadi di stasiunnya serta pemberitahuan penjualan manual
dan dilampirkan pada laporan penjualan transaksi manual; dan
d. Petugas loket membuat laporan penjualan transaksi manual.

halaman| 18
Pasal 33
(1) Penjualan Tiket Kereta Api dapat dilakukan sejak 90 (sembilan puluh) hari
sebelum keberangkatan sampai dengan keberangkatan Kereta Api yang
bersangkutan, kecuali ditetapkan lain oleh Perusahaan.
(2) Penjualan Tiket Kereta Api dilayani semua titik pelayanan penjualan untuk
semua rute dan lintas pelayanan kecuali untuk Kereta Api tertentu, hanya
dilakukan di loket stasiun.
(3) Tiket Kereta Api yang penjualannya dilayani selain di loket stasiun, ditetapkan
melalui suatu keputusan direksi.

Pasal 34
(1) Perusahaan menyediakan formulir pemesanan untuk penjualan Tiket di loket
stasiun.
(2) Formulir pemesanan sebagaimana dimaksud ayat (1), berisi data pemesan, data
penumpang dan data perjalanan penumpang sebagaimana tercantum pada
Lampiran 3.
(3) Dalam hal penjualan dilakukan di loket Mitra, maka formulir wajib disediakan
oleh Mitra.
(4) Pemesan mengisi formulir dengan lengkap serta membubuhkan tandatangan
sebagai persetujuan atas persyaratan dan ketentuan angkutan penumpang
Kereta Api serta telah memberikan informasi pada formulir dengan benar.
(5) Dalam hal pemesanan dilakukan melalui web atau mobile application maka
kolom-kolom pada halaman pemesanan wajib diisi dengan benar.

Pasal 35
(1) Penulisan nama sesuai dengan yang tertera pada Bukti Identitas, tidak disingkat
termasuk penulisan gelar/pangkat, kecuali dalam Bukti Identitas tertulis
disingkat.
(2) Jumlah huruf untuk penulisan nama termasuk gelar/pangkat maksimal 25 (dua
puluh lima) huruf atau sampai batas maksimal penulisan yang dapat
diakomodir pada aplikasi RTS.
(3) Dalam hal nama penumpang terdiri lebih dari 25 (dua puluh lima) huruf, maka
nama penumpang ditulis dengan lengkap, dimulai dari awal sampai batas
maksimal penulisan.
Contoh :
Ir.Raden Agus Dwinanto Budiadji SH maka ditulis Ir.Raden Agus Dwinanto Bu
(4) Ketentuan penulisan nomor identitas sebagai berikut:
a. penumpang berusia 17 tahun atau lebih wajib mencantumkan nomor
identitas sesuai dengan Bukti Identitas;
b. penumpang berusia dibawah 17 tahun apabila belum memiliki Bukti
Identitas, maka penulisan nomor identitas diisi dengan tanggal lahir yang
bersangkutan dengan format " hhbbtttt "
Contoh :
Iman Lesmana kelahiran 7 Agustus 2010 maka kolom id ditulis 07082010;

halaman| 19
c. penulisan nomor identitas penumpang harus ditulis sebagaimana contoh
berikut:
Bukti Nomor yang
Jenis penumpang Contoh
Identitas Dimasukan
KTP Nomor KTP 3211201907770000
Penumpang Umum SIM Nomor SIM 77071320381
Pasport Nomor Pasport U 88446
Nipp pegawai
Pegawai/PKM/PKWT KBD/KMF 46990
bersangkutan

Nomor KBD
Keluarga Pegawai KBD L 9035
bersangkutan

Nomor KBD
Pensiunan Pegawai KBD P 6625
bersangkutan
Nomor induk
Pelajar Kartu Pelajar 5832 atau 11183365
siswa
Nomor anggota
LVRI / Veteran Kartu LVRI NPV21067284
LVRI
Nomor NRP/NBI TNI629987
TNI/Polri KTA
diawali TNI/Polri POLRI526634
Nomor telepon
Member Railcard 081910517510
genggam
Kartu Nomor anggota
Fokuswanda 0003/DKI/AB/54
Fokuswanda Fokuswanda
Railcard
Pemilik Railcard Poin Diomond / Nomor Railcard 305135005506
Gold
Railcard
Pemilik Railcard Kartu
Titanium / Nomor Railcard 305135005506
Diskon
Bronze

Untuk lansia maka penulisan nomor identitas didahului “lan”


contoh : lan3211201907770006
Untuk wartawan maka penulisan nomor identitas didahului “war”
contoh : war3211201907770009
Khusus angkutan rombongan penulisan nomor identitas dapat diganti
dengan nama rombongan disertai nomor urut peserta
contoh : rombongan kemenhub1, rombongan kemenhub2 dst.

Pasal 36
(1) Petugas loket wajib memastikan kepada pemesan bahwa nama dan nomor
identitas yang ditulis dalam formulir pemesanan telah sama dan sesuai dengan
Bukti Identitas yang dimiliki calon penumpang.
(2) Pemesan tidak diwajibkan menyerahkan fotokopi Bukti Identitas calon
penumpang pada saat pemesanan/penjualan Tiket Kereta Api.

halaman| 20
(3) Dalam hal Tiket yang dicetak Petugas loket salah atau tidak sesuai dengan
formulir pemesanan yang diisi oleh pemesan dan pemesan belum meninggalkan
loket, maka Petugas dapat melakukan pembatalan Tiket dimaksud dengan
pengaturan sebagaimana dimaksud pada Pasal 40, kemudian Petugas mencetak
kembali Tiket baru dengan data yang sesuai.
(4) Dalam hal Tiket yang dicetak petugas loket salah, dan pemesan telah
meninggalkan loket, maka Petugas mencocokkan data yang tercetak pada Tiket
dengan data yang tertulis pada formulir pemesanan, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. dalam hal data yang tercetak pada Tiket sama dengan data yang tertulis
pada formulir pemesanan (kesalahan penumpang mengisi data pada
formulir pemesanan) maka hal tersebut menjadi tanggung jawab penumpang
yang bersangkutan dan biaya yang timbul atas perubahan data Tiket
menjadi tanggungjawab penumpang;
b. dalam hal nama yang tercetak pada Tiket berbeda dengan yang tertulis
pada formulir pemesanan (kesalahan Petugas melayani pemesanan) maka
sedapat mungkin penumpang yang bersangkutan diberi Tiket baru sesuai
dengan yang dipesan penumpang sebagaimana tertulis pada formulir
pemesanan, dan biaya yang timbul menjadi tanggungjawab pribadi petugas
yang bersangkutan; dan
c. formulir pemesanan menjadi bukti otentik atas pemesanan yang dilakukan
apabila di kemudian hari timbul permasalahan.

Pasal 37
(1) Pemberitahuan terkait kewajiban pemesan untuk memeriksa kembali Tiket yang
tercetak telah sesuai dengan yang dipesan, wajib dipasang di loket pelayanan
penjualan Tiket.
(2) Pembayaran Tiket dilakukan dengan menggunakan mata uang Rupiah secara
tunai atau non tunai menggunakan kartu debit/kartu kredit/kartu prepaid
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 38
(1) Bukti transaksi pembelian Tiket Kereta Api pada Mitra dapat berupa:
a. struk/resi pembayaran;
b. email notifikasi;
c. SMS notifikasi; dan
d. bentuk lainnya yang ditetapkan Perusahaan.
(2) Bukti transaksi pembelian Tiket Kereta Api pada Mitra sekurang-kurangnya
berisi data penumpang, data perjalanan dan Kode Booking.
(3) Bukti transaksi sebagaimana dimaksud ayat (2) tersebut tidak berlaku sebagai
Tiket dan harus dicetak menjadi Tiket terlebih dahulu.

halaman| 21
Pasal 39
(1) Dalam hal pemesan telah menerima bukti pembayaran Tiket Kereta Api, maka
tata cara pencetakan Tiket diatur sebagai berikut:
a. pencetakan Tiket pada loket khusus penukaran Tiket diatur dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. calon penumpang menyerahkan atau menunjukkan bukti transaksi
pembelian Tiket Kereta Api kepada Petugas loket stasiun;
2. Petugas loket memasukkan Kode Booking yang terdapat pada bukti
transaksi pada aplikasi RTS kolom pencarian;
3. apabila data valid dan status telah dibayar maka pencetakan Tiket
dapat dilakukan dan kemudian Tiket diberikan kepada calon
penumpang;
4. dalam hal data tidak tercantum dalam aplikasi RTS/status belum
bayar/ Tiket tidak dapat dicetak/ ditemukan permasalahan lainnya,
maka diatur sebagai berikut:
a) Petugas loket melakukan konfirmasi perihal permasalahan transaksi
dimaksud kepada Ticketing Centre;
b) Ticketing Centre menginformasikan keabsahan Kode Booking melalui
email terkait permasalahan transaksi dimaksud kepada stasiun
yang bersangkutan;
c) Petugas loket mencatat informasi sebagaimana dimaksud huruf b)
dalam daftar penjagaan penerimaan surat dari Ticketing Centre;
d) berdasarkan pemberitahuan informasi dari Ticketing Centre tersebut,
dapat diterbitkan Tiket pengganti dengan ketentuan sebagaimana
diatur dalam Pasal 15 ayat (1).
5. dalam hal muncul keterangan Tiket telah dicetak, maka penanganannya
mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 ayat (4).
b. pencetakan Tiket pada layanan Cetak Tiket Mandiri (CTM) dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut:
1. calon penumpang memasukan nomor Kode Booking atau Kode
Pembayaran pada aplikasi CTM;
2. setelah memasukkan nomor Kode Booking atau Kode Pembayaran, data
penumpang akan tampil pada layar monitor CTM;
3. apabila data telah benar, centang pada nama yang akan dicetak Tiket
nya atau pilih semua jika akan dicetak semua;
4. Tiket dicetak oleh mesin CTM dan dapat langsung di ambil oleh
pemesan.
(2) Dalam hal bukti transaksi pembelian Tiket Kereta Api hilang/rusak maka diatur
ketentuan berikut:
a. penumpang melapor kepada Petugas berwenang di stasiun;
b. Petugas sebagaimana dimaksud pada huruf a, melakukan penelusuran atas
transaksi yang dilakukan penumpang tersebut pada database RTS;
c. penumpang wajib menunjukkan Bukti Identitas asli yang sesuai dengan
data yang tertera pada database RTS;
d. apabila Kode Booking atas nama penumpang dimaksud valid, status telah
dibayar, detail penumpang muncul dan sesuai dengan Bukti Identitas, maka
Tiket dapat dicetak menggunakan menu cetak Tiket online; dan

halaman| 22
e. apabila data penumpang tidak ditemukan atau dengan status belum bayar,
maka tidak diproses lebih lanjut.

BAB IX
PEMBATALAN TIKET DAN PERUBAHAN JADWAL

Pasal 40
(1) Dalam hal Tiket yang tercetak salah atau tidak sesuai dengan formulir
pemesanan yang diisi oleh pemesan, maka dapat dilakukan Batal Petugas.
(2) Batal Petugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
persyaratan dan ketentuan sebagai berikut :
a. pemesan belum meninggalkan loket;
b. proses Batal Petugas dilakukan segera setelah transaksi yang salah
dimaksud tanpa diselingi oleh transaksi yang lain;
c. dilakukan oleh Petugas yang sama dan dalam shift yang sama dengan
Petugas yang melakukan transaksi yang salah tersebut;
d. Tiket yang salah/rusak diberi keterangan dan dilampirkan pada laporan
penjualan.
(3) Khusus Batal Petugas pada transaksi Tiket thermal Kereta Api jarak dekat, pada
laporan penjualan wajib dilampirkan berita acara pembatalan yang
ditandatangani Petugas yang bersangkutan dan Kepala Stasiun atau Kepala Sub
Urusan Komersial Stasiun.
(4) Batal Petugas yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (3) dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 41
(1) Dalam hal pencetakan Tiket gagal dilakukan/hasil cetakan Tiket tidak
sempurna/blanko Tiket yang telah dicetak rusak yang diakibatkan oleh
gangguan hardware ataupun software, maka atas Kode Booking Tiket tersebut
dapat dicetak ulang menggunakan menu cetak Tiket offline.
(2) Khusus Tiket thermal Kereta Api jarak dekat, tidak diperbolehkan dicetak ulang
tetapi dapat dilakukan Batal Petugas dengan ketentuan sebagaimana tercantum
dalam Pasal 40 ayat (3).

Pasal 42
(1) Dalam hal terjadi gangguan RTS, proses Batal Petugas dapat dilakukan secara
manual.
(2) Batal Petugas secara manual sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut:
a. pembatalan dan pengembalian bea Tiket menggunakan bentuk 239
sebagaimana tercantum pada Lampiran 3;
b. Tiket yang dibatalkan diberi keterangan “Batal Petugas” dan dilampirkan
pada tembusan bentuk 239.

halaman| 23
Pasal 43
(1) Atas permintaan penumpang, Tiket yang telah dibeli dapat dilakukan perubahan
jadwal, kecuali terhadap Tiket dengan kategori sebagai berikut:
a. Award ticket;
b. Tiket yang dicetak dari Voucher registered ataupun Voucher unregistered; dan
c. Tiket yang dicetak menggunakan poin.
(2) Perubahan jadwal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. jadwal keberangkatan dengan Kereta Api yang sama;
b. jadwal keberangkatan dengan Kereta Api yang berbeda.
(3) Syarat dan ketentuan perubahan jadwal diatur sebagai berikut:
a. perubahan jadwal dilakukan selambat-lambatnya 60 menit sebelum jadwal
keberangkatan Kereta Api sebagaimana tercantum pada Tiket yang telah
dibeli;
b. tempat duduk Kereta Api pengganti masih tersedia;
c. penumpang mengisi dan menandatangani formulir pembatalan yang
disediakan Perusahaan sebagaimana tercantum pada Lampiran 3
Keputusan ini;
d. dikenakan bea administrasi sebesar 25% dari harga Tiket lama diluar bea
pesan dengan pembulatan ke atas pada kelipatan Rp 1.000,-;
e. jika Kereta Api jadwal baru tarifnya lebih tinggi maka penumpang
membayar selisih tarif;
f. jika Kereta Api jadwal baru tarifnya lebih rendah maka tidak ada
pengembalian bea atas selisih tarif;
g. Tiket lama dan/atau bukti transaksi perubahan jadwal wajib dilampirkan
pada laporan penjualan loket.

Pasal 44
(1) Dalam hal terjadi gangguan RTS, maka tidak dapat dilakukan perubahan jadwal.
(2) Dalam hal penumpang mengajukan permohonan perubahan jadwal pada saat
terjadi gangguan RTS maka diatur sebagai berikut:
a. Tiket yang akan dirubah jadwal dibatalkan terlebih dahulu secara manual;
b. bea Tiket yang dibatalkan setelah dikurangi bea pembatalan
dikompensasikan untuk membeli Tiket baru;
c. penumpang membayar selisih kurang harga Tiket baru dikurangi bea Tiket
yang dikembalikan;
d. pembelian Tiket baru menggunakan Tiket Pasepartu;
e. Tiket lama wajib dilampirkan pada laporan penjualan loket.
(3) Dalam hal kondisi tidak mendesak, pembelian Tiket baru dilayani setelah RTS
normal.

Pasal 45
(1) Atas permintaan penumpang, Tiket yang telah dibeli dapat dilakukan batal
pembeli.
(2) Pemohon pembatalan wajib mengisi formulir pembatalan Tiket sebagaimana
tercantum pada Lampiran 3.
(3) Formulir pembatalan terdiri dari rangkap 2 dengan ketentuan sebagai berikut :
a. formulir pembatalan tembusan diberikan kepada pemohon pembatalan; dan

halaman| 24
b. formulir pembatalan asli dikirimkan kepada VP Revenue And Cost
Comptroller (EKCR).
(4) Syarat dan ketentuan Batal Pembeli sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur
sebagai berikut:
a. dilakukan di loket stasiun yang ditunjuk selambat lambatnya 30 (tiga puluh)
menit sebelum jadwal keberangkatan Kereta Api sebagaimana tercantum
dalam Tiket;
b. pembatalan Tiket atas permintaan penumpang dikenakan bea pembatalan
sebesar 25% dari harga Tiket diluar bea pesan dengan pembulatan ke atas
pada kelipatan Rp 1.000,-;
c. pemohon pembatalan Tiket harus penumpang yang namanya tercantum
pada Tiket dan dapat menunjukkan Bukti Identitas asli yang sesuai dengan
data yang tercantum pada Tiket serta menyerahkan fotokopi identitas;
d. dalam hal pemohon pembatalan adalah turis asing maka wajib melampirkan
fotokopi Paspor dengan nama yang sesuai dengan yang tertera pada Tiket;
e. dalam hal pemohon pembatalan Tiket bukan pemilik Tiket yang
bersangkutan maka wajib melampirkan surat kuasa bermeterai dari pemilik
Tiket kepada yang dikuasakan untuk melakukan pembatalan Tiket dengan
tetap menunjukkan Bukti Identitas asli pemilik Tiket dan menyerahkan
fotokopi Bukti Identitas asli pemilik Tiket;
f. dalam hal Tiket yang dibatalkan lebih dari satu penumpang namun dengan
Kode Booking yang sama maka fotokopi Bukti Identitas dan atau surat
kuasa pembatalan yang dilampirkan cukup salah satu dari penumpang
dimaksud;
g. bukti transaksi pembatalan Tiket dicetak pada formulir pembatalan atau
dapat dicetak tersendiri;
h. Tiket yang dibatalkan dan/atau bukti transaksi pembatalan dilampirkan
pada laporan penjualan loket; dan
i. Petugas loket membuat rekapan pembatalan sebagai arsip.
(5) Dalam hal penumpang bermaksud membatalkan Tiket tetapi Tiket atau bukti
transaksinya hilang maka berlaku ketentuan berikut:
a. permohonan pembatalan hanya dapat dilakukan oleh penumpang yang
bersangkutan dan tidak dapat diwakilkan dengan menunjukkan Bukti
Identitas asli;
b. penumpang membuat pernyataan tertulis tentang Tiket atau bukti transaksi
yang hilang dan maksud pembatalan Tiket serta melampirkan fotokopi
Bukti Identitas;
c. Petugas loket melakukan tindakan sebagaimana diatur pada Pasal 14
ayat (3) dan ayat (4);
d. Dalam hal penumpang telah memperoleh Tiket Pengganti, maka terhadap
Tiket pengganti penumpang tersebut dilakukan Batal Pembeli dengan
mengacu pada ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4);
e. surat pernyataan dan fotokopi Bukti Identitas penumpang dilampirkan pada
laporan penjualan.

halaman| 25
Pasal 46
(1) Dalam hal terjadi gangguan RTS, maka proses Batal Pembeli dapat dilakukan
secara manual.
(2) Tata cara Batal Pembeli secara manual diatur sebagai berikut :
a. Petugas memeriksa keabsahan Tiket dan memastikan syarat dan ketentuan
sebagaimana dimaksud Pasal 45 ayat (4) telah terpenuhi.
b. pada formulir pembatalan bagian belakang diberi keterangan :
1. nomor Kode Booking;
2. nomor Tiket;
3. nama kereta api;
4. relasi;
5. nama penumpang;
6. jumlah pengembalian bea;
7. tanggal pembatalan;
8. tanggal pengembalian bea;
9. skema pengembalian bea;
10. stasiun tempat pengembalian bea;
11. nama stasiun; dan
12. nama Petugas pembatalan.
c. formulir pembatalan ditandatangani Petugas pembatalan dan diberi stempel
stasiun;
d. Petugas loket membuat rekapitulasi pembatalan manual sebagaimana
tercantum pada Lampiran 3 dalam 2 rangkap;
e. lembar pertama rekapitulasi pembatalan manual dan Tiket yang dibatalkan
diberi keterangan “Batal Pembeli” dan dilampirkan pada laporan penjualan.
f. lembar kedua rekapitulasi pembatalan manual dikirimkan ke
Junior Manager/Assisten Manager Pemasaran Angkutan penumpang
Daop/Divre/Sub Divre setempat.
(3) Junior Manager/Assisten Manager Pemasaran Angkutan penumpang
Daop/Divre/Sub Divre merekapitulasi pembatalan manual seluruh stasiun di
wilayahnya dengan format laporan sebagaimana tercantum pada Lampiran 3
dan melaporkannya dalam bentuk softcopy ke Manager Group Customer and
Support Service setiap 4 (empat) harian.
(4) Manager Group Customer and Support Service mengunggah rekapitulasi
pembatalan manual setiap Daop/Divre/Sub Divre sebagaimana dimaksud ayat
(3) ke aplikasi RTS.

Pasal 47
(1) Pengembalian bea Tiket yang dibatalkan dapat dilakukan melalui transfer bank
atau secara tunai dan diambil di stasiun yang telah ditunjuk sebagaimana
dimaksud dalam pasal 50 ayat (1).
(2) Pengembalian bea melalui transfer bank berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. bea Tiket yang dibatalkan dapat ditransfer ke rekening penumpang melalui
bank yang ditetapkan Perusahaan dengan bea transfer ditanggung oleh
Perusahaan;
b. bea Tiket yang dibatalkan ditransfer setelah hari kalender ke-30 (tigapuluh)
sejak permohonan pembatalan;

halaman| 26
c. apabila proses transfer gagal, maka bea Tiket yang dibatalkan dapat diambil
tunai di loket stasiun yang ditunjuk atau ditransfer ulang setelah ada
koreksi nomor rekening dari pemohon pembatalan.

Pasal 48
(1) Tata cara pengembalian bea Tiket yang dibatalkan secara tunai diatur sebagai
berikut:
a. penumpang menyerahkan formulir pembatalan yang dibubuhi keterangan
pembatalan Tiket atau dilampiri bukti transaksi pembatalan, di loket stasiun
yang ditunjuk sebagaimana tertulis pada formulir pembatalan atau tercetak
pada bukti transaksi pembatalan;
b. penumpang menunjukkan Bukti Identitas asli yang sesuai dengan data pada
formulir pembatalan atau bukti transaksi pembatalan;
c. Petugas loket melakukan proses pengembalian bea Tiket yang dibatalkan
menggunakan uang tunai loket;
d. penumpang membubuhkan nama dan tandatangan pada bagian belakang
formulir pembatalan atau bukti transaksi pengembalian bea;
e. formulir pembatalan atau bukti transaksi pengembalian bea yang telah
ditandatangani dilampirkan dalam laporan penjualan.
(2) Pengembalian bea Tiket yang dibatalkan menggunakan aplikasi RTS dengan
menu “Pengembalian Biaya”.
(3) Tiket yang dibatalkan secara manual diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
a. menggunakan menu “Manual Refund”;
b. Petugas mengembalikan bea Tiket yang dibatalkan menggunakan bentuk
239; dan
c. formulir pembatalan yang telah ditandatangani penumpang dilampirkan
dalam tembusan bentuk 239.
(4) Bea Tiket yang dibatalkan dapat diambil di stasiun yang ditunjuk secara tunai
setelah hari kalender ke-30 (tigapuluh) sejak permohonan pembatalan;
(5) Khusus bagi turis asing, pengembalian bea Tiket yang dibatalkan diberikan
secara tunai langsung di stasiun tempat pembatalan pada saat pembatalan
Tiket.
(6) Batas pengambilan bea Tiket yang dibatalkan adalah 3 (tiga) tahun terhitung
sejak tanggal yang ditentukan untuk pengembalian bea sebagaimana tercantum
dalam formulir pembatalan.
(7) Dalam hal sampai dengan 3 (tiga) tahun bea Tiket yang dibatalkan tidak diambil,
maka bea Tiket yang dibatalkan menjadi milik Perusahaan.

Pasal 49
(1) Dalam hal pengambilan bea Tiket yang dibatalkan telah melebihi batas waktu
pengembalian bea yang dapat diakomodir aplikasi RTS namun belum melebihi
batas waktu 3 (tiga) tahun, maka:
a. Petugas loket yang menerima permintaan pengambilan bea Tiket yang
dibatalkan melaporkan nomor kode Booking Tiket yang dibatalkan tersebut
ke Ticketing Centre;
b. Ticketing Centre melakukan pemeriksaan kode Booking dimaksud pada
aplikasi RTS;

halaman| 27
c. apabila data tidak tercantum pada database RTS maka ditelusuri pada
daftar penjagaan transaksi manual;
d. apabila data sesuai dengan database RTS atau daftar penjagaan transaksi
manual maka Ticketing Centre menginformasikan hal tersebut kepada
petugas loket yang bersangkutan;
e. Petugas loket mencatat keterangan tersebut dalam daftar penjagaan
pengembalian bea manual yang meliputi waktu, petugas Ticketing Centre
yang melayani dan keterangan kejadian;
f. pengembalian bea Tiket yang dibatalkan dilakukan secara manual.
(2) Dalam hal Tiket yang dibatalkan lebih dari satu tetapi dengan nomor kode
Booking yang sama atau jika formulir pembatalan terdiri dari lebih dari satu
nomor Tiket maka pengambilan bea dapat diwakilkan pada salah satu
penumpang tersebut dan Bukti Identitas asli yang ditunjukan cukup salah satu
dari penumpang dimaksud.
(3) Dalam hal formulir pembatalan atau bukti transaksi pembatalan hilang maka
penumpang harus dapat memberikan surat kehilangan dari Kepolisian dan
menunjukkan Bukti Identitas asli yang sesuai dengan data Tiket yang
dibatalkan yang terdapat pada database RTS.
(4) Dalam hal pengambilan bea Tiket yang dibatalkan diwakilkan, maka selain
membawa formulir pembatalan juga harus dapat menyertakan Surat Kuasa
bermeterai dari yang namanya tercantum pada formulir pembatalan kepada
pengambil untuk mengambil bea Tiket yang dibatalkan.

Pasal 50
(1) Stasiun yang ditunjuk sebagai pelayanan pembatalan Tiket dan pengambilan
bea Tiket yang dibatalkan meliputi:
a. Divre I Sumatera Utara
Medan, Tebingtinggi, Siantar, Tanjungbalai, Kisaran, Rantauprapat;
b. Divre II Sumatera Barat
Padang;
c. Divre III Sumatera Selatan
Kertapati, Prabumulih, Lubuklinggau, Baturaja, Kotabumi, Tanjungkarang;
d. Daop 1 Jakarta
Serang, Rangkasbitung, Jakartakota, Gambir, Pasar Senen, Bogor, Bekasi,
Cikampek;
e. Daop 2 Bandung
Purwakarta, Bandung, Kiaracondong, Tasikmalaya, Banjar;
f. Daop 3 Cirebon
Cirebon, Cirebon Perujakan, Jatibarang, Brebes;
g. Daop 4 Semarang
Tegal, Pekalongan, Semarangponcol, Semarangtawang, Cepu, Bojonegoro;
Ambarawa khusus untuk pembatalan dan pengembalian bea Tiket Kereta
Api Wisata Ambarawa.
h. Daop 5 Purwokerto
Purwokerto, Kroya, Cilacap, Kutoarjo;
i. Daop 6 Yogyakarta
Yogyakarta, Lempuyangan, Solobalapan;

halaman| 28
j. Daop 7 Madiun
Madiun, Kertosono, Kediri, Jombang;
k. Daop 8 Surabaya
Surabayagubeng, Surabaya Pasarturi, Sidoarjo, Malang, Mojokerto, Blitar;
l. Daop 9 Jember
Banyuwangi Baru, Kalibaru, Jember, Probolinggo, Pasuruan.
(2) Jika pengambilan bea Tiket yang dibatalkan tidak pada stasiun sebagaimana
tercantum pada formulir pembatalan, maka Petugas loket yang menerima
permohonan pengambilan bea, terlebih dahulu menghubungi Ticketing Centre
untuk dilakukan perubahan nama stasiun pengambilan.

BAB X
TARIF ANGKUTAN

Pasal 51
(1) Tarif Angkutan yang ditetapkan sudah termasuk asuransi dan komponen biaya
lainnya yang ditetapkan oleh Perusahaan.
(2) Tarif Angkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diumumkan oleh
Perusahaan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum diberlakukan.
(3) Besaran Tarif Angkutan Kereta Api Komersial bersifat dinamis, maka yang
diumumkan adalah besaran Tarif Batas Bawah dan Tarif Batas Atas.
(4) Pengumuman Tarif Angkutan dapat dilakukan di stasiun, media
cetak/elektronik atau cara lainnya yang memungkinkan.
(5) Tarif Batas Bawah dan Tarif Batas Atas sebagaimana dimaksud ayat (3)
ditetapkan dalam suatu Keputusan Direksi.

Pasal 52
(1) Berdasarkan kewenangan penetapannya, Tarif Angkutan dibedakan atas :
a. Tarif Angkutan Kereta Api Non Komersial yaitu Tarif Angkutan Kereta Api
yang merupakan penugasan dari Pemerintah untuk menyelenggarakan
kewajiban pelayanan publik dan angkutan perintis kepada masyarakat, yang
penetapan besaran Tarif Angkutannya dilakukan oleh Menteri Perhubungan;
b. Tarif Angkutan Kereta Api Komersial yaitu Tarif Angkutan Kereta Api yang
dioperasikan oleh Perusahaan untuk melayani masyarakat serta guna
memberikan nilai tambah yang tinggi bagi kelangsungan bisnis Perusahaan
dan penetapan besaran Tarif Angkutannya dilakukan oleh Direksi
Perusahaan.
(2) Tarif Angkutan Kereta Api Non Komersial sebagaimana dimaksud ayat (1)
huruf a, bersifat tetap dan perubahan atas besaran Tarif Angkutannya
dilakukan melalui Keputusan Menteri Perhubungan.
(3) Tarif Angkutan Kereta Api Komersial sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b,
dapat bersifat fluktuatif, dinamis seiring dengan tingkat permintaan pasar
untuk mendapatkan pendapatan optimal dalam rentang Tarif Batas Bawah dan
Tarif Batas Atas yang telah ditetapkan dalam Keputusan Direksi Perusahaan.
(4) Tiket Kereta Api dapat dipersambungkan dengan Kereta Api atau moda
angkutan lain dimana Tarif Angkutan Tiket dimaksud merupakan penjumlahan
tarif masing-masing moda dan tercetak pada satu Tiket.

halaman| 29
BAB XI
KERETA API LUAR BIASA

Pasal 53
(1) Kereta Api Luar Biasa (KLB) dapat dijalankan atas permohonan tertulis dari
pemohon yang ditujukan kepada:
a. Senior Manager/Manager Pemasaran Angkutan Daop/Divre/Sub Divre; atau
b. Manager Group Customer and Support Service.
(2) Dalam hal KLB hanya berjalan di wilayah kerjanya, maka Senior
Manager/Manager Pemasaran Angkutan Daop/Divre/Sub Divre setempat
berkoordinasi dengan unit terkait di wilayah kerjanya perihal ketersediaan
sarana dan Petugas Kru KLB serta pengaturan perjalanan KLB.
(3) Dalam hal sarana tidak tersedia di Daop/Divre/Sub Divre wilayah kerjanya atau
dalam hal KLB tersebut berjalan lintas Daop/Sub Divre, maka Senior
Manager/Manager Pemasaran Angkutan Daop/Divre/Sub Divre melaporkan
permintaan tersebut kepada Manager Group Customer and Support Service dan
tindak lanjut penyiapan KLB dilakukan oleh Manager Group Customer and
Support Service.

Pasal 54
(1) Dalam hal permohonan perjalanan KLB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53
telah disetujui, maka dibuatkan Berita Acara Kesepakatan (BAK) antara
pemohon dan Perusahaan yang diwakili oleh:
a. Senior Manager/Manager Pemasaran Angkutan Daop/Divre/Sub Divre; atau
b. Manager Group Customer and Support Service.
(2) BAK sebagaimana dimaksud ayat (1) memuat :
a. tanggal keberangkatan KLB;
b. sarana yang dipergunakan;
c. relasi Perjalanan KLB; dan
d. biaya KLB.
(3) Tata cara pembayaran biaya KLB diatur sebagai berikut :
a. Senior Manager/Manager Pemasaran Angkutan Daop/Divre/Sub Divre atau
Manager Group Customer and Support Service mengajukan penerbitan
tagihan/invoice kepada Junior Manager Penagihan Daop/Divre/Sub Divre
setempat atau Kantor Pusat atas biaya KLB dimaksud dengan melampirkan
BAK sebagaimana dimaksud ayat (2);
b. Junior Manager Penagihan Daop/Divre/Sub Divre setempat atau Kantor
Pusat mengeluarkan surat tagihan/Invoice;
c. pembayaran dilakukan segera setelah terbit tagihan/Invoice;
d. pemohon KLB menerima bukti pembayaran dan faktur pajak.

Pasal 55
(1) Tarif KLB dihitung dengan mempertimbangkan jenis sarana yang dipergunakan
dan jarak tempuh.
(2) Jumlah kapasitas penumpang yang diizinkan dalam KLB mengacu pada
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4.
(3) Atas penggunaan KLB dikenakan PPN sebesar 10%.

halaman| 30
Pasal 56
(1) Jumlah Kereta yang digunakan dalam satu perjalanan KLB sekurang-kurangnya
terdiri dari 6 (enam) Kereta dengan jenis Kereta yang disesuaikan dengan
permintaan pemohon dan/atau ketersediaan.
(2) Dalam hal jumlah Kereta yang digunakan kurang dari 6 (enam) Kereta, maka
dihitung 6 (enam) Kereta dan apabila terdiri dari kelas pelayanan yang berbeda,
maka perhitungan tarif mengacu pada kelas pelayanan tertinggi.
contoh :
KLB terdiri dari 1 K3 + 3K2 + 1K1 jumlah 5 Kereta
maka untuk perhitungan tarif KLB dihitung 6 Kereta dengan rincian sebagai
berikut :
1 K3 → tetap dihitung 1 K3
3 K2 → tetap dihitung 3 K2
1 K1 → dihitung 2 K1
→ untuk perhitungan tarif, jumlah kereta dihitung 6

Pasal 57
(1) Jumlah tempat duduk dihitung berdasarkan realisasi tempat duduk yang
tersedia, khusus KD1 jumlah tempat duduk dihitung minimal 60 setiap Kereta.
(2) Dalam hal jumlah penumpang lebih sedikit dari jumlah tempat duduk tersedia,
maka perhitungan tarif tetap mengacu pada jumlah tempat duduk tersedia.
(3) Dalam hal jumlah penumpang lebih banyak dari jumlah tempat duduk tersedia
maka perhitungan tarif mengacu pada jumlah realisasi penumpang.

Pasal 58
(1) Penggunaan lokomotif, Kereta makan, Kereta pembangkit dan aling-aling pada
KLB dikenakan tarif sebesar Rp 100.000,- per km.
(2) Kombinasi jenis sarana sebagaimana dimaksud ayat (1) disesuaikan dengan
ketersediaan sarana.
(3) Dalam hal KLB berhenti disuatu stasiun atas permintaan penumpang maka
dikenakan bea sebesar Rp 500.000,- untuk setiap kelipatan 1 (satu) jam.
(4) Bea per tempat duduk dihitung berdasarkan bea per km pada masing-masing
jenis sarana yang dipergunakan sebagai berikut :
a. eksekutif Rp 400,- ;
b. bisnis Rp 350,- ;
c. ekonomi AC Rp 310,- ;
d. ekonomi AC split Rp 285,- ;
e. KRD Rp 400,- ;
f. KD1 Rp 750,- ;

 contoh 1
PT Bekri mengajukan permohonan perjalanan KLB untuk 380 penumpang
dari Karawang ke Surabaya menggunakan 3 K1 dan 2K2 dan 1 K3AC Split.
PT Bekri meminta KLB berhenti di Cirebon selama 3 jam.
Jarak Karawang-Surabaya Pasarturi 662 km, maka :

halaman| 31
A. Bea penggunaan lokomotif, kereta makan, kereta pembangkit dan aling-
aling
= 662 x 100.000
= Rp 66.200.000,- (1)
B. Bea penggunaan K1
= 662 x 50 x 3 x 400
= Rp 39.720.000,- (2)
C. Bea penggunaan K2
= 662 x 64 x 2 x 350
= Rp 29.657.600,- (3)
D. Bea penggunaan K3 AC split
= 662 x 106 x 1 x 285
= Rp 19.999.020,- (4)
E. Bea berhenti
= 3 x 500.000
= Rp 1.500.000,- (5)
F. Bea KLB
= (1)+(2)+(3)+(4)+(5)
= Rp 157.076.620,- (6)
G. PPN
= 10% x (6)
= Rp 15.707.662,- (7)
H. Bea Total KLB
= (6)+(7)
= Rp 172.784.282,-
 Contoh 2
DPRD Tanjungkarang mengajukan permohonan perjalanan KLB
menggunakan KD1 dari tanjungkarang ke baturaja PP. Menunggu di
baturaja sebelum kembali ke tanjungkarang selama 6 jam.
Jarak Tanjungkarang-Baturaja 216 km, maka :
A. Bea penggunaan KD1
= (216 x 60 x 1 x 750) x 2
= Rp 19.440.000,-
B. PPN
= 10% x 19.440.000
= Rp 1.944.000,-
C. Bea KLB
= Rp 21.384.000,-
Bea tunggu di Baturaja tidak dihitung karena stasiun tujuan.
Sarana bertenaga penggerak sendiri tidak dikenakan bea lokomotif dan
jumlah sarana kereta dihitung berdasarkan realisasi.

Pasal 59
(1) Tarif hasil perhitungan adalah tarif minimum, untuk optimalisasi pendapatan
dapat ditetapkan tarif lebih tinggi dari hasil perhitungan.
(2) Pemberian diskon atas KLB mengacu pada ketentuan sebagaimana diatur dalam
Pasal 86.

halaman| 32
Pasal 60
(1) Tiket untuk penumpang KLB tetap dicetak sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud Pasal 11 dengan tarif Rp 0,-
(2) Dalam hal terjadi perubahan nama penumpang, maka Tiket atas nama
penumpang yang tidak jadi berangkat dibatalkan, kemudian untuk penumpang
pengganti dicetakkan Tiket baru dengan nama yang sesuai dengan identitas
penumpang baru tersebut.

Pasal 61
Ketentuan pembayaran tarif KLB yang dilakukan menggunakan aplikasi RTS diatur
lebih lanjut dalam Keputusan Direksi.

BAB XII
TARIF REDUKSI

Pasal 62
(1) Tarif reduksi dapat diberikan kepada pihak yang ditetapkan oleh Perusahaan
atau berdasarkan perjanjian kerjasama Perusahaan dengan instansi/organisasi
tertentu.
(2) Pemberian Tarif Reduksi yang diberikan berdasarkan perjanjian kerjasama tidak
bersifat tetap dapat dihentikan pada saat masa perjanjian kerjasama berakhir.
(3) Pembelian Tiket dengan Tarif Reduksi hanya dilayani pada loket stasiun kecuali
ditetapkan lain oleh Perusahaan.
(4) Tarif Reduksi merupakan perkalian dari tarif reguler dan besaran persentase
potongan harga dengan pembulatan ke atas pada kelipatan Rp 1.000,-
(5) Tarif Reduksi tidak dapat digabung dengan reduksi ataupun diskon lainnya dan
tidak berlaku pada Kereta Api jarak dekat kecuali ditetapkan lain oleh
Perusahaan.

Pasal 63
(1) Pemberian Tarif Reduksi harus dilampiri dengan fotokopi Bukti Identitas yang
menunjukan bahwa penumpang yangbersangkutan berhak atas Tarif Reduksi
sesuai dengan jenis reduksi yang akan diberikan.
(2) Khusus bagi pegawai Perusahaan cukup menunjukkan Kartu Bukti Diri atas
nama pegawai yang bersangkutan atau menyampaikan nomor induk
pegawainya.
(3) Pada Kereta Api yang sama, satu penumpang hanya berhak atas satu Tiket
dengan Tarif Reduksi.
(4) Pelayanan transaksi penjualan Tiket dengan Tarif Reduksi menggunakan tipe
reduksi yang sesuai dengan jenis reduksi yang akan diberikan.
(5) Fotokopi Bukti Identitas sebagaimana dimaksud ayat (1) dilampirkan dalam
laporan penjualan loket.
(6) Pada saat Check-in/Boarding dan pemeriksaan diatas Kereta Api, pemegang
Tiket dengan Tarif Reduksi wajib menunjukkan Bukti Identitas yang
menunjukan bahwa yang bersangkutan berhak atas Tarif Reduksi sesuai
dengan reduksi yang diterimanya.

halaman| 33
Pasal 64
(1) Reduksi infant adalah potongan harga Tiket yang diberikan kepada infant
pertama dan tidak mengambil tempat duduk sendiri dari satu penumpang
dengan tarif dewasa.
(2) Besaran reduksi infant sebesar 100%.
(3) Reduksi infant berlaku pada semua kelas pelayanan.
(4) Pada saat pembelian Tiket reduksi infant, harus disertai dengan Tiket tarif
dewasa yang mengikat kepadanya.
(5) Infant selain yang dimaksud pada ayat (1) dikenakan tarif dewasa.

Pasal 65
(1) Reduksi lansia adalah potongan harga Tiket yang diberikan kepada penumpang
berusia 60 tahun atau lebih.
(2) Besaran reduksi lansia sebesar 20%.
(3) Reduksi lansia berlaku pada semua kelas pelayanan.
(4) Pada saat pembelian Tiket reduksi lansia, wajib memberikan fotokopi kartu
identitas yang menunjukkan bahwa penumpang yang bersangkutan telah
berusia berusia 60 tahun atau lebih.
(5) Kode reduksi yang digunakan adalah LANSIA.

Pasal 66
(1) Reduksi LVRI adalah potongan harga Tiket yang diberikan kepada anggota
Legiun Veteran Republik Indonesia.
(2) Besaran reduksi LVRI diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
a. 50% dari tarif reguler, berlaku pada hari Selasa sampai Kamis kecuali hari
besar/hari libur nasional lainnya dan hari-hari ramai yang ditetapkan oleh
Perusahaan; dan
b. 30% dari tarif reguler berlaku pada hari Jumat sampai Senin dan hari
besar/hari libur nasional lainnya dan hari-hari ramai yang ditetapkan oleh
Perusahaan.
(3) Reduksi LVRI berlaku pada semua kelas pelayanan.
(4) Pemberian Reduksi LVRI berakhir pada saat Perjanjian Kerjasama Perusahaan
dengan LVRI berakhir.
(5) Pada saat pembelian Tiket, wajib memberikan fotokopi kartu anggota LVRI
yang bersangkutan.
(6) Kode reduksi yang dipergunakan adalah LVRI 30% atau LVRI 50%.

Pasal 67
(1) Reduksi TNI adalah potongan harga Tiket yang diberikan kepada anggota TNI
yang masih aktif termasuk siswa pendidikan TNI, tidak termasuk keluarganya
ataupun pegawai negeri sipil yang bekerja di lingkungan TNI.
(2) Besaran reduksi TNI diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
a. pada kelas eksekutif sebesar 25%; dan
b. pada kelas bisnis dan ekonomi sebesar 50%.
(3) Pemberian Reduksi TNI berakhir pada saat Perjanjian Kerjasama Perusahaan
dengan TNI berakhir.

halaman| 34
(4) Pada saat pembelian Tiket reduksi TNI, wajib memberikan fotokopi kartu tanda
prajurit TNI yang bersangkutan atau Kartu Tanda Siswa/surat keterangan yang
menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah siswa pendidikan TNI.
(5) Kode reduksi yang dipergunakan adalah TNI.

Pasal 68
(1) Reduksi Polri adalah potongan harga Tiket yang diberikan kepada anggota Polri
yang masih aktif termasuk yang masih berstatus siswa pendidikan Polri, tidak
termasuk keluarganya ataupun pegawai negeri sipil yang bekerja di lingkungan
Polri.
(2) Besaran reduksi Polri diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
a. pada kelas eksekutif sebesar 25 %; dan
b. pada kelas bisnis dan ekonomi sebesar 50%.
(3) Pemberian Reduksi Polri berakhir pada saat Perjanjian Kerjasama Perusahaan
dengan Polri berakhir.
(4) Pada saat pembelian Tiket reduksi Polri, wajib memberikan fotokopi kartu tanda
anggota Polri yang bersangkutan atau Kartu Tanda Siswa/surat keterangan
yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah siswa pendidikan Polri.
(5) Kode reduksi yang dipergunakan adalah POLRI.

Pasal 69
(1) Reduksi Fokuswanda adalah potongan harga Tiket yang diberikan kepada
anggota Forum Komunikasi Dermawan Darah.
(2) Besaran reduksi Fokuswanda sebesar 10%.
(3) Reduksi Fokuswanda berlaku pada semua kelas pelayanan.
(4) Pemberian Reduksi Fokuswanda berakhir pada saat Perjanjian Kerjasama
Perusahaan dengan Fokuswanda berakhir.
(5) Pada saat pembelian Tiket reduksi Fokuswanda, wajib memberikan fotokopi
kartu anggota Fokuswanda yang bersangkutan.
(6) Kode reduksi yang dipergunakan adalah FOKUSWANDA.

Pasal 70
(1) Reduksi Wartawan adalah potongan harga Tiket yang diberikan kepada
Wartawan yang memiliki surat tugas peliputan dari perusahaan tempat yang
bersangkutan bernaung.
(2) Besaran reduksi Wartawan sebesar 20%.
(3) Reduksi Wartawan berlaku pada kelas bisnis dan ekonomi.
(4) Pada saat pembelian Tiket reduksi Wartawan, penumpang wajib memberikan
fotokopi surat tugas peliputan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(5) Kode reduksi yang dipergunakan pada adalah WARTAWAN.

Pasal 71
(1) Reduksi Keluarga adalah potongan harga Tiket yang diberikan kepada keluarga
dari Pegawai Perusahaan.
(2) Reduksi sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat pula diberikan kepada orang
tua/mertua Pegawai Perusahaan sepanjang yang bersangkutan telah memiliki
Kartu Bukti Diri Keluarga.

halaman| 35
(3) Besaran reduksi Keluarga sebesar 50%.
(4) Reduksi Keluarga berlaku pada semua kelas pelayanan.
(5) Pada saat pembelian Tiket reduksi keluarga, penumpang wajib memberikan
fotokopi Kartu Bukti Diri Keluarga.
(6) Kode reduksi yang dipergunakan adalah KELUARGA.

Pasal 72
(1) Reduksi Pensiunan adalah potongan harga Tiket yang diberikan kepada Pegawai
Perusahaan yang telah memasuki masa pensiun dan telah diterbitkan Surat
Keputusan Pensiun atas pegawai tersebut.
(2) Reduksi Pensiunan sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan juga kepada
suami/istri pensiunan, tidak termasuk keluarga lainnya.
(3) Besaran reduksi Pensiunan sebesar 50%
(4) Reduksi Pensiunan berlaku pada semua kelas pelayanan.
(5) Pada saat pembelian Tiket Reduksi Pensiunan, penumpang wajib memberikan
fotokopi Kartu Bukti Diri Pensiunan.
(6) Kode reduksi yang dipergunakan adalah PENSIUNAN.

Pasal 73
(1) Reduksi pegawai adalah potongan harga Tiket yang diberikan kepada pegawai
Perusahaan.
(2) Pemberian Tarif Reduksi Pegawai pada Kereta Api jarak dekat diatur sebagai
berikut :
a. tidak dikenakan bea perjalanan, kecuali pada Kereta Api yang dioperasikan
oleh Anak Perusahaan maka mengacu pada ketentuan yang dikeluarkan
oleh Anak Perusahaan;
b. tidak diberikan Tiket dan nomor tempat duduk;
c. wajib menggunakan seragam dinas R6;
d. Pekerja outsourcing diperbolehkan naik pada Kereta Api jarak dekat tanpa
dikenakan bea perjalanan dengan ketentuan menggunakan seragam dinas
sesuai dengan ketentuan unit kerjanya yang tidak tertutup pakaian lainnya
serta dapat memperlihatkan bentuk 304 atas nama dirinya.
(3) Pemberian Tarif Reduksi Pegawai pada Kereta Api jarak jauh dan menengah
diatur sebagai berikut :
a. reduksi sebesar 75% diberikan kepada Pegawai Perusahaan dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. menggunakan seragam dinas R6 bagi pegawai Perusahaan dan khusus
bagi pegawai Perusahaan yang diperbantukan di anak Perusahaan
menggunakan seragam dinas anak Perusahaan;
2. Reduksi Pegawai 75% berlaku pada semua kelas pelayanan;
3. pada saat pembelian Tiket, Pegawai Perusahaan wajib menunjukkan
kartu bukti diri pegawai yang bersangkutan atau menyebutkan nomor
induk Pegawai Perusahaan;
4. kode reduksi yang dipergunakan adalah PEGAWAI 75%.
b. reduksi sebesar 50% diberikan kepada Pegawai Perusahaan dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Pegawai Perusahaan tidak menggunakan Pakaian Dinas R6;

halaman| 36
2. Reduksi Pegawai 50% berlaku pada semua kelas pelayanan;
3. pada saat pembelian Tiket, Pegawai Perusahaan wajib menunjukkan
kartu bukti diri pegawai yang bersangkutan atau menyebutkan nomor
induk Pegawai Perusahaan;
4. kode reduksi yang dipergunakan adalah PEGAWAI 50%.
(4) Pada saat menggunakan Kereta Api, pakaian dinas R6 yang dipergunakan oleh
Pegawai Perusahaan dan seragam dinas yang dipergunakan oleh pegawai
Perusahaan yang diperbantukan di anak Perusahaan tidak boleh tertutup
pakaian lainnya, kecuali pakaian lainnya yang telah ditetapkan spesifikasinya
oleh Perusahaan.
Pasal 74
(1) Reduksi Kru KA LD adalah potongan harga Tiket yang diberikan kepada Kru KA
yang menjalani LD.
(2) Reduksi Kru KA LD sebagaimana dimaksud ayat (1), diberikan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. wajib menggunakan Pakaian Dinas R6;
b. besaran reduksi Kru KA LD sebesar 100%;
c. reduksi Kru KA LD berlaku pada semua kelas pelayanan;
d. pada saat pembelian Tiket reduksi kru KA LD, wajib memberikan fotokopi
Surat Perintah Perjalanan Dinas;
e. berhak atas tempat duduk sepanjang masih tersedia;
f. kode reduksi yang dipergunakan adalah KRU KA LD.

Pasal 75
(1) Pegawai Perusahaan yang merupakan Kru KA yang berdinas tidak dikenakan
bea perjalanan dan wajib tercatat pada LKDR.
(2) Pegawai Perusahaan yang merupakan Kru KA LD diperbolehkan naik Kereta Api
tanpa dikenakan bea dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 74.
(3) Pegawai Perusahaan yang karena tugas dan tanggungjawabnya harus berdinas
diatas Kereta Api seperti Petugas PS, Petugas Lokrit, Petugas Bordes Rit, Petugas
Pemeriksa Kebersihan diatas Kereta Api, tidak dikenakan bea perjalanan dengan
ketentuan :
a. wajib menggunakan Pakaian Dinas R6;
b. lapor kepada kondektur dengan menunjukkan Surat Tugas yang
ditandatangani oleh atasan serendah-rendahnya Manager untuk dicatat
pada LKDR;
c. kepada yang bersangkutan tidak diberikan Tiket.
(4) Pegawai Perusahaan dengan kedudukan di wilayah Daop/Divre diperbolehkan
naik pada Kereta Api di wilayah Daop/Divre kedudukannya tanpa dikenakan
bea dengan ketentuan:
a. wajib menggunakan Pakaian Dinas R6;
b. atribut yang dikenakan pada pakaian dinas R6 menunjukkan berkedudukan
di Daop/Divre sesuai dengan wilayah perjalanannya;
c. lapor kepada kondektur untuk dicatat pada LKDR;
d. wajib membantu tugas kondektur, TKA, Kebersihan atau Kamtib;
e. kepada yang bersangkutan tidak diberikan Tiket.

halaman| 37
(5) Pegawai Perusahaan dengan kedudukan Kantor pusat yang menjalankan dinas
di suatu Daop/Divre diperbolehkan naik pada Kereta Api di wilayah Daop/Divre
tersebut tanpa dikenakan bea dengan ketentuan :
a. menggunakan Pakaian Dinas R6;
b. lapor kepada kondektur dengan menunjukkan Surat Tugas yang
ditandatangani pimpinannya serendah-rendahnya Vice President atau warta
dinas untuk dicatat pada LKDR;
c. wajib membantu tugas kondektur, TKA, Kebersihan atau Kamtib
d. kepada yang bersangkutan tidak diberikan Tiket.
(6) Siswa Diklat kedinasan Perusahaan, untuk kepentingan perjalanan praktek
kerja lapangan diperbolehkan naik Kereta Api tanpa dikenakan bea dan berhak
atas nomor tempat duduk sepanjang masih tersedia.

BAB XIII
FASILITAS REDUKSI BAGI PEKERJA ANAK PERUSAHAAN
PEKERJA OUTSOURCING SERTA PIHAK KETIGA

Pasal 76
(1) Fasilitas reduksi bagi pekerja Anak Perusahaan dan pekerja outsourcing
diberikan dalam bentuk diskon tarif yang pelaksanaannya dilakukan dengan
menggunakan Railcard Diskon dengan bentuk sebagaimana Lampiran 3.
(2) Railcard Diskon berfungsi sebagai kartu diskon dimana pemiliknya berhak atas
potongan tarif Tiket Kereta Api dengan nilai yang tercantum pada Railcard
sesuai jenis Railcard diskon yang telah ditetapkan oleh Perusahaan.
(3) Fasilitas reduksi bagi pihak ketiga (pihak diluar Perusahaan/Anak Perusahaan)
diberikan dalam bentuk poin yang pelaksanaannya dilakukan dengan
menggunakan Railcard poin dengan bentuk sebagaimana pada Lampiran 3.
(4) Railcard poin merupakan jenis Railcard yang berisi sejumlah poin yang pada
jumlah tertentu dapat ditukarkan dengan Tiket Kereta Api.
(5) Penjualan Tiket dengan menggunakan Railcard diskon dan Railcard poin hanya
dilayani di loket stasiun kecuali ditetapkan lain oleh Perusahaan.
(6) Pada saat pembelian Tiket dan/atau pemeriksaan Tiket, pemilik Railcard wajib
menunjukkan fisik Railcard diskon atau Railcard poin asli.
(7) Penerbitan Railcard diskon dan Railcard poin merupakan kewenangan Direktur
Komersial.

Pasal 77
(1) Jenis Railcard diskon terdiri atas :
a. Railcard diskon Titanium, terhadap jenis Railcard diskon ini berlaku
ketentuan berikut:
1. diberikan kepada Komisaris dan Direksi Anak Perusahaan;
2. berhak atas potongan tarif sebesar 75%;
3. kode reduksi yang digunakan SUBSIDIARY 75%.
b. Railcard diskon Bronze, terhadap jenis Railcard diskon ini berlaku ketentuan
berikut:
1. diberikan kepada pekerja Anak Perusahaan;
2. berhak atas potongan tarif sebesar 50%;

halaman| 38
3. kode reduksi yang digunakan SUBSIDIARY 50%;
4. wajib menggunakan pakaian dinas.
c. Railcard diskon Blue, terhadap jenis Railcard diskon ini berlaku ketentuan
berikut:
1. diberikan kepada pekerja outsourcing;
2. berhak atas potongan tarif sebesar 20%;
3. kode reduksi yang digunakan OUTSOURCING.
(2) Railcard diskon berlaku untuk jangka waktu1 (satu) tahun.

Pasal 78
(1) Permohonan Railcard diskon ditujukan kepada Direktur Komersial melalui surat
tertulis yang ditandatangani oleh:
a. Direksi Anak Perusahaan untuk permohonan bagi Komisaris, Direksi dan
pekerja anak perusahaan;
b. EVP/VP unit kerja Perusahaan untuk permohonan bagi pekerja outsourcing
di unit kerjanya masing-masing.
(2) VP Passenger Marketing menerbitkan Railcard diskon atas permohonan yang
disetujui Direktur komersial.

Pasal 79
(1) Jenis Railcard Poin terdiri atas:
a. Railcard Diamond, terhadap jenis Railcard poin ini berlaku ketentuan
berikut:
1. Railcard Diamond dapat diberikan kepada:
i. Anggota DPR;
ii. Gubernur/Wakil gubernur;
iii. Menteri/Wakil Menteri;
iv. Pejabat Eselon I dan II Kementerian;
v. Mantan Komisaris/Direksi Perusahaan; atau
vi. Pihak lain berdasarkan kebijakan Direksi.
2. Berisi poin sejumlah 35.000
b. Railcard Gold
1. Railcard Gold dapat diberikan kepada:
i. Anggota DPRD I/II;
ii. Bupati/Wakil Bupati;
iii. Hakim dan Jaksa;
iv. Pejabat Eselon III, IV dan staf tertentu Kementerian;
v. Mantan Komisaris/Direksi Perusahaan; dan
vi. Pihak lain berdasarkan kebijakan Direksi.
2. berisi poin sejumlah 10.800
(2) Railcard poin berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun kalender, poin yang
tidak terpakai menjadi hangus serta tidak dapat diuangkan maupun
diakumulasikan pada tahun berikutnya.
(3) EVP/VP unit kantor pusat atau Daop/Divre yang akan mengusulkan pemberian
Railcard Poin bagi pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membuat
surat permohonan tertulis kepada Direktur Komersial.

halaman| 39
Pasal 80
Jumlah poin yang dibutuhkan untuk ditukarkan dengan Tiket diatur dengan
ketentuan sebagai berikut:

NO NAMA KA RELASI PP KELAS POIN

1 ARGO BROMO ANGGREK SBI – GMR EKSEKUTIF 910

2 ARGO WILIS SGU – BD EKSEKUTIF 845

3 ARGO LAWU SLO – GMR EKSEKUTIF 780

4 ARGO DWIPANGGA GMR – SLO EKSEKUTIF 780

5 ARGO SINDORO GMR – SMT EKSEKUTIF 655

6 ARGO MURIA GMR – SMT EKSEKUTIF 655

7 ARGO JATI GMR-CN EKSEKUTIF 320

8 GAJAYANA GMR- ML EKSEKUTIF 910

9 BIMA GMR – ML EKSEKUTIF 900

10 SEMBRANI SBI – JAK EKSEKUTIF 900

11 TURANGGA BD-SGU EKSEKUTIF 845

12 TAKSAKA GMR – YK EKSEKUTIF 715

13 BANGUNKARTA SGU-SMT-GMR EKSEKUTIF 900

14 MUTIARA SELATAN SGU – BD BISNIS 585

15 SENJA UTAMA SOLO SLO – PSE BISNIS 530

16 FAJAR UTAMA YOGYA YK – PSE BISNIS 520

17 SENJA UTAMA YOGYA YK – PSE BISNIS 520

18 TEGAL EKSPRES TG-PSE EKONOMI 210

19 JAKA TINGKIR PWS – TPK EKONOMI 420

20 KAMANDAKA PWT-TG-SMT EKONOMI 180

21 MAHARANI EKSPRES SBI – SMC EKONOMI 160

22 MAJAPAHIT ML-PSE EKONOMI 560

23 MENOREH SMT-PSE EKONOMI 395

24 BOGOWONTO LPN-PSE EKONOMI 400

25 GAJAHWONG LPN-PSE EKONOMI 400

26 KRAKATAU KD-MER EKONOMI 480

halaman| 40
NO NAMA KA RELASI PP KELAS POIN
1 ARGO PARAHYANGAN BD – GMR EKSEKUTIF 210
BISNIS 180
EKONOMI 160
2 LODAYA SLO-BD EKSEKUTIF 520
BISNIS 495
EKONOMI 470
3 CIREBON EKSPRES CN-GMR EKSEKUTIF 300
BISNIS 260
EKONOMI 220
4 PURWOJAYA CP-KYA-GMR EKSEKUTIF 510
BISNIS 460
EKONOMI 410
5 SANCAKA SGU-YK EKSEKUTIF 420
BISNIS 380
EKONOMI 310
6 MUTIARA TIMUR SGU-BW EKSEKUTIF 440
BISNIS 410
EKONOMI 375
7 SRI BILAH RAP-MDN EKSEKUTIF 210
BISNIS 170
EKONOMI 160
8 SRIWIJAYA KPT-TNK EKSEKUTIF 340
BISNIS 325
EKONOMI 290
SINDANG MARGA KPT-LLG EKSEKUTIF 340
9 BISNIS 325
EKONOMI 290
10 CIREMAI CN-BD EKSEKUTIF 290
BISNIS 260
EKONOMI 215
11 TEGAL BAHARI TG-GMR EKSEKUTIF 330
BISNIS 280
EKONOMI 240
12 MALABAR BD – ML EKSEKUTIF 830
BISNIS 800
EKONOMI 780
13 GUMARANG SBI-GMR EKSEKUTIF 900
BISNIS 820
EKONOMI 745
14 HARINA SBI-BD EKSEKUTIF 900
BISNIS 820
EKONOMI 745
15 MALIOBORO EKSPRES ML-YK EKSEKUTIF 460
BISNIS 410
EKONOMI 365
16 SAWUNGGALIH KTA – PSE EKSEKUTIF 485
BISNIS 455
EKONOMI 420

halaman| 41
BAB XIV
DISKON TARIF

Pasal 81
(1) Perusahaan dapat memberikan diskon atau potongan harga dari tarif yang
berlaku sebesar persentase tertentu sebagai bentuk kampanye pemasaran.
(2) Pemberian diskon harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
a. selektif, yaitu pemberian diskon didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan tertentu yang sekiranya dapat memberikan rangsangan bagi
masyarakat dalam menggunakan moda angkutan Kereta Api;
b. tingkat permintaan, yaitu diskon diberikan dengan tetap memperhatikan
tingkat permintaan dan okupansi Kereta Api;
c. meningkatkan daya saing dengan moda transportasi lain.
(3) Kampanye pemasaran berupa pemberian diskon dapat diberikan dalam bentuk
termasuk namun tidak terbatas pada :
a. diskon paket yaitu besaran diskon yang diberikan kepada sejumlah tertentu
pengguna jasa yang bepergian secara bersama sama.
Contoh :
Program diskon 25% untuk pembelian 4 Tiket.
b. diskon channel yaitu besaran diskon yang diberikan kepada pengguna jasa
yang melakukan transaksi pembelian Tiket melalui channel penjualan Tiket
Kereta Api tertentu.
Contoh :
Untuk pembelian Tiket melalui minimarket mendapatkan diskon 10%.
c. diskon progressive yaitu besaran diskon yang diberikan kepada sejumlah
penumpang dimana besarannya semakin meningkat dari penumpang
pertama ke penumpang berikutnya.
Contoh :
Untuk setiap pembelian 5 Tiket maka penumpang ketiga mendapatkan
diskon 10%, penumpang keempat 20% dan penumpang kelima 30%.
d. diskon rombongan yaitu diskon yang diberikan kepada orang-orang yang
bepergian secara bersama-sama, sekurang-kurangnya terdiri dari 20 (dua
puluh) orang pada perjalanan Kereta Api yang sama.

Pasal 82
(1) Pengelolaan pelayanan angkutan rombongan dilakukan dengan ketentuan
berikut:
a. untuk wilayah Daop/Divre dilakukan oleh Senior Manager/Manager
Pemasaran Angkutan;
b. untuk wilayah Kantor Pusat dilakukan oleh VP Passenger Ticketing
Sales/Manager Group Customer and Support Service;
c. Anak Perusahaan atau pihak lain yang ditetapkan Perusahaan.

halaman| 42
(2) Kesepakatan pemberian diskon rombongan dituangkan dalam Berita Acara
Kesepakatan (BAK) yang ditandatangani pengelola angkutan rombongan dan
pemohon angkutan rombongan untuk kemudian dilaporkan kepada Manager
Group Customer and Support Service tembusan Manager Ticketing Centre yang
memuat data-data berikut:
a. jumlah dan daftar peserta rombongan (daftar nama peserta rombongan
dapat menyusul, diperlukan untuk pencetakan Tiket );
b. nama dan Nomor Kereta Api;
c. relasi;
d. hari, tanggal keberangkatan dan kembali jika perjalanannya pergi-pulang;
e. tarif yang disepakati; dan
f. jumlah bea yang dibayar.
(3) Ticketing Centre mengalokasikan tempat duduk Kereta Api dimaksud beserta
setting tarifnya sesuai dengan jumlah dan tarif yang disepakati dengan
menggunakan kode sub kelas rombongan.
(4) Pemohon wajib memberikan uang muka angkutan rombongan serendah-
rendahnya 25% dari total tarif angkutan rombongan yang harus dibayar pada
saat penandatanganan BAK dan disetorkan ke kas Perusahaan serta
pembayaran pelunasan sisa tarif angkutan dan pencetakan Tiket selambat-
lambatnya dilakukan 7 (tujuh) hari sebelum keberangkatan Kereta Api.

Pasal 83
(1) Tarif Angkutan rombongan mengacu pada tarif batas atas dan tarif batas bawah
angkutan Kereta Api yang telah ditetapkan Direksi Perusahaan dengan
mempertimbangkan tingkat permintaan pada hari dimaksud.
(2) Dalam hal angkutan rombongan menggunakan KLB atau Kereta Api non reguler
maka bea tarif mengacu pada ketentuan sebagaimana diatur dalam bab XI.
(3) Tarif Angkutan rombongan dituangkan dalam BAK angkutan rombongan
sebagaimana dimaksud Pasal 82 ayat (2), dalam hal pengelola angkutan
rombongan adalah pihak di luar Perusahaan maka harus terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan dari VP Passenger Ticketing Sales/Manager Group
Customer and Support Service.

Pasal 84
(1) Pencetakan Tiket rombongan sedapat mungkin dilakukan pada loket khusus,
agar tidak mengganggu pelayanan umum.
(2) Dalam hal terjadi pembatalan angkutan rombongan, berlaku ketentuan sebagai
berikut:
a. apabila Tiket belum dicetak maka uang muka tidak dapat dikembalikan dan
menjadi milik Perusahaan dengan dibukukan sebagai pendapatan lain-lain;
b. apabila Tiket telah dicetak maka berlaku ketentuan sebagaimana diatur
dalam Pasal 45;
c. setiap pembatalan atas Tiket rombongan seluruhnya maupun sebagian,
wajib dilaporkan kepada Ticketing Centre.

halaman| 43
Pasal 85
(1) Angkutan rombongan pada Kereta Api Komersial dapat dilayani sepanjang
tempat duduk masih tersedia dan memungkinkan.
(2) Pelayanan angkutan rombongan pada Kereta Api non komersial diatur dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. hanya diperuntukkan bagi siswa atau santri setingkat SLTA ke bawah;
b. permohonan rombongan yang ditandatangani pejabat berwenang dari
sekolah atau pesantren diajukan paling lambat 3 bulan sebelum
keberangkatan Kereta Api; dan
c. tidak diberikan diskon tarif.

Pasal 86
(1) Kewenangan pemberian diskon rombongan diatur dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. EVP/VP Daop/Divre dapat memberikan diskon tarif rombongan untuk Kereta
Api keberangkatan di wilayahnya dan sebaliknya (apabila perjalanan pergi-
pulang) maksimal sebesar 10% dari tarif yang disepakati pada BAK;
b. EVP Passenger Transport Marketing and Sales dapat memberikan diskon tarif
rombongan maksimal sebesar 20% dari tarif yang disepakati pada BAK untuk
seluruh Kereta Api.
(2) Pemberian Diskon diatas 20% harus mendapatkan persetujuan tertulis Direktur
Komersial.

BAB XV
BAGASI

Pasal 87
(1) Semua stasiun yang melayani angkutan penumpang wajib melakukan
pemeriksaan Bagasi penumpang.
(2) Setiap penumpang diperbolehkan membawa Bagasi kedalam Kereta Api dengan
berat maksimum untuk tiap penumpang 20 kg dan dengan volume maksimum
100 dm3 (dengan dimensi maksimal 70 cm x 48 cm x 30 cm), serta sebanyak-
banyaknya terdiri dari 4 koli (item Bagasi) tanpa dikenakan bea tambahan.
(3) Bagasi yang melebihi berat dan/atau ukuran sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) sampai dengan setinggi-tingginya 40 kg atau dengan volume 200 dm3 (dengan
dimensi maksimal 70 cm x 48 cm x 60 cm), diperbolehkan dibawa kedalam
kereta penumpang dengan dikenakan bea kelebihan Bagasi atau membeli
tempat duduk ekstra.
(4) Bagasi yang melebihi berat dan/atau ukuran sebagaimana dimaksud dalam ayat
(3) tidak diperbolehkan dibawa ke dalam kabin Kereta kecuali Bagasi
sebagaimana diatur dalam Pasal 89 ayat (1) huruf d dan e.
(5) Bagasi ditempatkan pada rak Bagasi diatas tempat duduk penumpang atau
ditempatkan di tempat lain sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau
membahayakan penumpang lain dan tidak akan menimbulkan kerusakan pada
Kereta.
(6) Perusahaan tidak bertanggung jawab terhadap kerusakan dan/atau kehilangan
Bagasi yang dibawa penumpang.

halaman| 44
(7) Kerusakan pada kereta yang diakibatkan oleh Bagasi penumpang menjadi
tanggung jawab penumpang dan diwajibkan membayar ganti rugi sebesar
kerugian nyata atas kerusakan dimaksud.

Pasal 88
(1) Alat kelengkapan pemeriksaan Bagasi meliputi:
a. alat ukur berat berupa timbangan yang telah dikalibrasi oleh instansi yang
berwenang dan terintegrasi dengan alat ukur volume;
b. alat ukur volume terbuat dari rangka besi dengan dimensi ukuran 70 cm x
48 cm x 30 cm sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3.
(2) Terhadap Bagasi dengan berat dan volume sebagaimana dimaksud Pasal 87 ayat
(3) diberikan surat Bagasi.
(3) Dalam hal aplikasi RTS tidak dapat menerbitkan surat Bagasi, maka
menggunakan Surat Bagasi umum (formulir 329) sebagaimana pada Lampiran 3
yang sekurang-kurangnya memuat informasi berikut:
a. lembar pertama diberikan kepada penumpang;
b. lembar kedua berupa tembusan, dilampirkan pada laporan harian
pendapatan Bagasi (bentuk 326 a);
c. tempelan pada lembar yang bersangkutan untuk dilekatkan pada barang
milik penumpang;
d. pada surat Bagasi tidak diperbolehkan ada coretan dan perubahan. Surat
Bagasi yang pengisiannya salah harus dibatalkan dengan dibubuhi
keterangan "dibatalkan”;
e. terhadap surat Bagasi yang dibatalkan, maka lembar pertama dan lembar
kedua Bagasi dikirim ke VP Revenue And Cost Comptroller setiap masa
pembukuan sebagai Lampiran daftar harian pendapatan Bagasi (formulir
326a).
(4) Petugas penerima pembayaran bea Bagasi wajib membuat laporan daftar harian
pendapatan Bagasi (formulir 326a) atau print out laporan pendapatan Bagasi jika
menggunakan aplikasi Bagasi dan menyetorkan seluruh uang pendapatan
Bagasi kepada Junior Supervisor Pendapatan menggunakan bukti setoran
pendapatan harian perdinasan (formulir 501).

Pasal 89
(1) Pemeriksaan Bagasi dilakukan pada saat Check-in dengan tata cara sebagai
berikut:
a. pemeriksaan Bagasi menggunakan metal detector untuk memastikan tidak
terdapat benda berbahaya;
b. Bagasi penumpang dimasukkan ke dalam alat ukur Bagasi, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. jika muat dalam alat ukur volume dan beratnya tidak melebihi 20 kg,
maka Bagasi diperbolehkan dibawa kedalam Kereta Api tanpa dikenakan
bea kelebihan Bagasi;
2. jika muat dalam alat ukur volume namun beratnya melebihi 20 kg
sampai setinggi-tingginya 40 kg, maka dikenakan bea kelebihan Bagasi
sebesar jumlah kelebihan berat dalam kelipatan 1 kg dikalikan tarif;

halaman| 45
3. jika tidak muat dalam alat ukur volume dan ukurannya tidak lebih besar
dari 200 dm3 (dengan dimensi maksimal 70 cm x 48 cm x 60 cm ), maka
berat Bagasi dihitung 1,5 dikalikan berat Bagasi tersebut dengan
pembulatan ke atas pada kelipatan 1 kg;
4. jika berat hitung sebagaimana dimaksud pada angka 3 di atas, telah
melebihi 20 kg maka atas kelebihannya tersebut dikenakan bea
kelebihan Bagasi sebesar jumlah kelebihan berat dalam kelipatan 1 kg
dikalikan tarif
Contoh :
Bagasi penumpang beratnya 15 kg, tetapi ukurannya sudah tidak muat
kedalam alat ukur volume. Maka berat Bagasi dihitung
15 kg x 1,5 = 22,5 kg atau terdapat kelebihan berat sebesar 3 kg
(pembulatan keatas dalam kelipatan 1 kg);
5. jika berat hitung Bagasi lebih dari 40 kg, maka Bagasi tersebut tidak
diperbolehkan dibawa ke dalam Kereta Api;
6. jika volume Bagasi lebih besar dari 200 dm3 (dengan dimensi maksimal
70 cm x 48 cm x 60 cm) maka barang tersebut tidak diperbolehkan
dibawa kedalam Kereta Api.
c. Tarif atas kelebihan berat Bagasi diatur sebagai berikut :
1. Kereta Api Kelas Eksekutif Rp 10.000,-/kg;
2. Kereta Api Kelas Bisnis/Ekonomi Komersial Rp 6.000,-/kg;
3. Kereta Api Kelas Ekonomi non Komersial Rp 2.000,-/kg.
d. Bagasi yang dapat langsung dibawa kedalam Kereta Api tanpa dikenakan
bea tambahan adalah :
1. barang pribadi penumpang seperti tas tangan, tas laptop, tas ransel
dengan ukuran tidak lebih dari 50cm x 35cm x 25cm;
2. sepeda lipat atau sepeda biasa yang dikemas sedemikian rupa dalam
keadaan komponen-komponennya tidak dirakit menjadi sepeda utuh;
3. kursi roda manual, kereta bayi, tongkat alat bantu jalan.
e. Khusus peralatan olahraga, peralatan musik dan peralatan elektronik
tertentu yang dianggap pantas dibawa kedalam kereta dengan ukuran
melebihi ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 87 ayat (3), dapat
dibawa ke dalam kereta dengan membeli tempat duduk tambahan untuk
menyimpan barang dimaksud dengan jumlah tempat duduk disesuaikan,
dalam hal tidak ada tempat duduk tambahan maka barang tidak
diperbolehkan dibawa ke dalam kabin Kereta.

Pasal 90
(1) Pada saat pemeriksaan diatas Kereta Api, Kondektur melakukan pemeriksaan
terhadap Bagasi yang patut diduga melebihi berat dan/atau ukuran yang
diizinkan untuk dibawa ke dalam Kereta Api.
(2) Terhadap Bagasi penumpang yang berat atau ukurannya melebihi ketentuan
dan belum memiliki surat Bagasi, maka dikenakan suplisi dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Kereta Api Kelas Eksekutif sebesar Rp 50.000,-/5kg;
b. Kereta Api Kelas Bisnis/Ekonomi Komersial sebesar Rp 30.000,-/5kg;
c. Kereta Api Kelas Ekonomi non Komersial sebesar Rp 15.000,-/5kg;

halaman| 46
d. perhitungan berat Bagasi dibulatkan keatas pada kelipatan 5 kg.
(3) Surat suplisi Bagasi menggunakan suplisi bentuk 240.
(4) Tata cara pemeriksaan kelebihan Bagasi dan pengenaan suplisinya diatur lebih
lanjut dalam Keputusan Direksi tersendiri.

Pasal 91
(1) Dalam hal terjadi Peristiwa Luar Biasa Hebat (PLH) yang mengakibatkan
kerusakan pada Bagasi penumpang yang dikenakan bea Bagasi, Perusahaan
mengganti kerugian atas Bagasi penumpang sebesar nilai Bagasi.
(2) Ketentuan mengenai penentuan nilai Bagasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan prosedur pembayaran ganti rugi diatur lebih lanjut dalam Keputusan
Direksi tersendiri.

Pasal 92
Barang-barang yang tidak diperbolehkan dibawa sebagai Bagasi, meliputi:
1. binatang;
2. narkotika Psikotoprika dan zat adiktif lainnya;
3. senjata api dan senjata tajam;
4. semua barang-barang yang mudah terbakar/meledak;
5. semua barang-barang berbau busuk, amis atau karena sifatnya dapat
mengganggu/merusak kesehatan dan mengganggu kenyamanan penumpang
lainnya;
6. barang-barang yang menurut pertimbangan petugas Boarding atau pemeriksa
Bagasi, karena keadaan dan besarnya tidak pantas diangkut sebagai Bagasi;
7. barang yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan.

BAB XVI
CHECK-IN DAN BOARDING

Pasal 93
(1) Semua stasiun yang melayani angkutan penumpang wajib menjalankan
kegiatan Check-in dan Boarding.
(2) Penanggung jawab atas kegiatan Check-in dan Boarding sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah EVP/VP Daop/Divre/Sub Divre untuk masing-masing
wilayah kerjanya.
(3) Penumpang yang tidak memiliki Boarding Pass atau Tiketnya belum divalidasi,
tidak diperbolehkan memasuki Zona 2 atau Zona 1.
(4) Pihak yang diperbolehkan masuk Zona 2 atau Zona 1 selain penumpang yang
telah memiliki Boarding Pass atau Tiket yang telah divalidasi adalah sebagai
berikut:
a. Pegawai Perusahaan yang menggunakan pakaian dinas R6 atau
menunjukkan Bukti Identitas Pegawai;
b. Mitra, Tamu Perusahaan, Penjemput atau Pengantar yang mendampingi
penumpang berkebutuhan khusus termasuk tidak terbatas pada
penyandang disabilitas, penumpang yang sakit, ibu hamil, lansia yang
dilengkapi dengan Kartu Pass stasiun dengan bentuk sebagaimana pada
Lampiran 3.

halaman| 47
Pasal 94
(1) Kartu Pass yang diperuntukkan bagi tamu Perusahaan dan penjemput atau
pengantar yang mendampingi penumpang berkebutuhan khusus, tidak
dikenakan bea.
(2) Kartu Pass yang diperuntukkan bagi Mitra, dikenakan bea sebesar Rp 250.000,-
per tahun.
(3) Kartu Pass sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku untuk jangka waktu
maksimal 1 (satu) tahun dan tidak melebihi jangka waktu perjanjian kerja sama
antara Perusahaan dengan Mitra.
(4) Pelayanan Kartu Pass sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Senior Manager/Manager Pemasaran Angkutan.
(5) Pelayanan Kartu Pass sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh
VP Passenger Marketing.

Pasal 95
(1) Alat kelengkapan Check-in dan Boarding yang harus tersedia adalah :
a. perangkat komputer yang terhubung dengan aplikasi RTS;
b. barcode reader/Scanner;
c. alat ukur volume dan alat ukur berat Bagasi.
(2) Setiap mengawali dan/atau mengakhiri dinasan, Petugas Check-in dan Boarding
wajib mengisi buku serah terima dinasan Check-in dan Boarding serta mencatat
kejadian khusus apabila ada.

Pasal 96
(1) Setiap penumpang wajib melakukan Check-in.
(2) Proses Check-in dapat dilakukan di Check-in Counter atau Mesin Layanan
Check-in Mandiri.
(3) Check-in dapat dilakukan 3 (tiga) jam sampai dengan 10 (sepuluh) menit
sebelum jadwal keberangkatan Kereta Api atau ditetapkan tersendiri oleh
pejabat serendah-rendahnya Kepala Stasiun berdasarkan pertimbangaan
frekuensi dan jarak keberangkatan antar Kereta Api di suatu stasiun, dengan
ketentuan batas maksimal Check-in tidak diperbolehkan lebih dari 10 (sepuluh)
menit.
(4) Pada saat Check-in, penumpang memberikan bukti transaksi pembelian Tiket
kepada petugas atau setidak-tidaknya dapat menyebutkan nomor Kode Booking
atau Kode Pembayaran yang bersangkutan.
(5) Dalam hal penumpang melakukan Check-in melalui layanan Check-in Mandiri,
maka Bagasi penumpang tetap diperiksa oleh Petugas.
(6) Penumpang yang telah melakukan Check-in akan mendapatkan Boarding Pass.
(7) Dalam hal penggunaan Boarding Pass belum diberlakukan, maka kegiatan
Check-in dilakukan dengan cara memeriksa kesesuaian data yang tercetak pada
Tiket dengan Bukti Identitas yang dimiliki penumpang, memeriksa nama atau
nomor dan tanggal Kereta Api telah benar dan melakukan validasi Tiket dengan
membubuhkan stempel pada bagian Tiket yang kosong.

halaman| 48
(8) Ketentuan stempel sebagaimana dimaksud ayat (7) diatur sebagai berikut :
a. tulisan pada baris pertama “TELAH DIPERIKSA“;
b. tulisan pada baris kedua singkatan dan kode stasiun, contoh “BD 1430“ ;
c. jenis huruf yang yang dipergunakan Arial regular dengan ukuran huruf 14;
d. diberi garis tepi dengan ukuran 1,5 cm x 5,5 cm; dan
e. warna tinta biru tua.

Pasal 97
(1) Kegiatan Boarding merupakan proses pemberian izin kepada penumpang
untuk masuk Zona 2 atau Zona 1 atau naik Kereta Api dengan jadwal tertentu
setelah dilakukan pemeriksaan kesesuaian identitas yang tertera pada
Tiket/Boarding Pass dengan Bukti Identitas penumpang, nama/nomor dan
tanggal Kereta Api serta pemeriksaan Bagasi penumpang.
(2) Pada stasiun yang telah memiliki e-gate maka penumpang melakukan tapping
Boarding Pass pada reader e-gate untuk membuka lengan pintu e-gate.
(3) Dalam hal lengan pintu e-gate tidak dapat terbuka maka petugas memeriksa
keabsahan Boarding Pass menggunakan aplikasi RTS dengan tindak lanjut
sebagai berikut:
a. jika Boarding Pass valid maka dapat dibukakan lengan pintu e-gate
menggunakan master key atau melalui pintu manual;
b. jika Boarding Pass tidak valid maka tidak diperbolehkan masuk stasiun.

Pasal 98
(1) Semua penumpang berusia 17 tahun atau lebih wajib dapat menunjukkan Bukti
Identitas asli berupa KTP, SIM, Pasport, Kartu Pelajar atau Bukti Identitas
lainnya yang menampilkan foto diri penumpang yang bersangkutan.
(2) Penumpang berusia dibawah 17 tahun tidak wajib menunjukkan Bukti Identitas
cukup dapat menyebutkan tanggal lahir yang sesuai dengan yang terdapat pada
database RTS.
(3) Dalam hal Tiket penumpang memiliki kode reduksi maka wajib menunjukkan
Bukti Identitas asli yang menyatakan atas hak reduksi tersebut (KBD/Kartu
Tanda Prajurit/Kartu LVRI, dll).
(4) Dalam hal nama yang tercantum pada Tiket tidak sesuai dengan database RTS,
maka penumpang yang bersangkutan tidak diperbolehkan masuk dan wajib
segera dilaporkan kepada Junior Manager/Asisten Manager Pemasaran
Angkutan penumpang Daop/Divre/Sub Divre setempat untuk dilakukan
penyelidikan lebih lanjut.
(5) Dalam hal nama yang tercantum pada Tiket tidak sesuai dengan yang tertera
pada Bukti Identitas penumpang, maka penumpang yang bersangkutan tidak
diperbolehkan masuk Zona 2 atau Zona 1 ataupun naik Kereta Api.
(6) Dalam hal perbedaan nama dikarenakan kesalahan penulisan namun dengan
ejaan bersifat homofon dan tidak menimbulkan kerancuan, penumpang yang
bersangkutan diperbolehkan masuk ke Zona 2 atau Zona 1.

halaman| 49
Pasal 99
(1) Dalam hal penumpang bepergian sendirian dan tidak dapat menunjukkan Bukti
Identitas yang sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (1) maka :
a. dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh petugas keamanan atau petugas
lainnya yang berwenang termasuk pemeriksaan Bukti Identitas lainnya yang
dimiliki penumpang seperti kartu NPWP, kartu kredit, kartu ATM yang
mencantumkan nama, kartu keluarga dll;
b. Petugas dapat meminta dikirimkan foto Bukti Identitas penumpang dari
kerabatnya melalui media elektronik;
c. penumpang membuat surat pernyataan sebagaimana tercantum pada
Lampiran 3, yang menyatakan bahwa yang bersangkutan benar memiliki
nama sesuai dengan yang tertera pada Tiket dan bersedia dituntut secara
hukum jika keterangan yang diberikan tidak benar, ditandatangani
penumpang yang bersangkutan dan petugas pemeriksa serta divalidasi
dengan stempel unit pemeriksa atau stasiun; dan
d. fotokopi surat pernyataan diberikan kepada penumpang yang bersangkutan
dan dapat dipergunakan sebagai pengganti Bukti Identitas untuk
kepentingan pemeriksaan Boarding ataupun pemeriksaan diatas Kereta Api,
surat pernyataan asli disimpan sebagai arsip.
(2) Dalam hal lebih dari satu penumpang bepergian secara bersama-sama dan
memiliki Tiket/Boarding Pass dengan Kode Booking yang sama atau dengan
nomor seri Tiket yang berurutan, jika salah satu penumpang tidak dapat
menunjukkan Bukti Identitas maka tetap diperbolehkan masuk sepanjang
penumpang lainnya dapat menunjukkan Bukti Identitas yang sah.
(3) Penumpang yang tidak dapat menunjukkan Bukti Identitas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), wajib membuat surat pernyataan sebagaimana
tercantum pada Lampiran 3 dan melampirkan fotokopi Bukti Identitas dari
penumpang lainnya dalam Kode Booking yang sama.

BAB XVII
PEMERIKSAAN DIATAS KERETA API

Pasal 100
(1) Kondektur melakukan pemeriksaan Tiket kepada seluruh penumpang di atas
Kereta Api.
(2) Tiket berlaku dan sah apabila digunakan oleh penumpang yang namanya
tercantum pada Tiket dan dibuktikan dengan Bukti Identitas penumpang yang
bersangkutan.
(3) Dalam hal terdapat penumpang dengan Tiket yang belum divalidasi maka wajib
diperiksa daftar manifest penumpang dan melakukan pengecekan kesesuaian
nama yang tertera pada Tiket dengan Bukti Identitas yang dimiliki penumpang.
(4) Dalam hal terdapat penumpang tidak memiliki Tiket atau memiliki Tiket dengan
nama yang tidak sesuai dengan Bukti Identitas yang dimiliki diturunkan pada
kesempatan pertama.
(5) Dalam hal terdapat penumpang dengan Bagasi yang melebihi berat dan atau
ukuran yang ditentukan maka disuplisi dengan besaran sebagaimana diatur
dalam Pasal 90 ayat (2).

halaman| 50
(6) Dalam hal terdapat salah naik Kereta Api sehingga Tiket yang dimiliki tidak
sesuai dengan Kereta Api yang dinaiki maka penumpang yang bersangkutan
diturunkan pada kesempatan pertama yang memungkinkan.
(7) Dalam hal terdapat penumpang yang memiliki bukti transaksi namun tidak
memiliki Tiket maka :
a. Kondektur melakukan pemeriksaan kesesuaian data pada bukti transaksi
dengan data yang tercantum pada manifest, jika tidak ada daftar manifest
dapat dilihat melalui aplikasi Check Seat Passenger atau dilihat pada
aplikasi RTS di stasiun pertama Kereta Api berhenti;
b. dalam hal data telah sesuai maka kondektur dapat menerbitkan suplisi
tanpa bea untuk penumpang yang bersangkutan, bukti transaksi diambil
untuk kemudian dilampirkan pada tembusan suplisi kecuali bukti transaksi
disajikan dalam bentuk elektronik maka cukup memberikan keterangan
pada tembusan suplisi bahwa bukti transaksi disajikan dalam bentuk
elektronik;
c. dalam hal data tidak sesuai, maka penumpang yang bersangkutan
diturunkan pada kesempatan pertama.

Pasal 101
(1) Dalam hal terdapat lebih dari satu Tiket atas nomor tempat duduk dan Kereta
Api yang sama maka :
a. kondektur memeriksa kesesuaian data yang tercantum pada Tiket dengan
data yang tercantum pada manifest, jika tidak ada daftar manifest dapat
dilihat melalui aplikasi Check Seat Passenger atau data dilihat pada
aplikasi RTS di stasiun pertama Kereta Api berhenti;
b. penumpang yang sah adalah pemilik Tiket dengan data yang sesuai dengan
data pada daftar manifest;
c. penumpang yang datanya tidak sesuai dengan data pada manifest
diturunkan pada stasiun pertama Kereta Api berhenti yang memungkinkan.
(2) Dalam hal terdapat keraguan atau terindikasi bahwa Tiket penumpang tidak
valid dikarenakan kesalahan Perusahaan, maka kondektur atau petugas stasiun
tempat penumpang yang bersangkutan diturunkan segera berkoordinasi dengan
Ticketing Centre.
(3) Hasil klarifikasi Ticketing Centre diteguhkan dengan Warta Pelayanan Angkutan
atau instruksi yang tercatat:
a. jika hasil klarifikasi menyatakan bahwa Tiket tidak valid bukan
dikarenakan kesalahan Perusahaan, maka penumpang tidak
diperkenankan naik Kereta Api;
b. jika hasil klarifikasi menyatakan bahwa Tiket tidak valid dikarenakan
kesalahan Perusahaan, maka berdasarkan Warta Pelayanan Angkutan atau
instruksi yang tercatat dari Ticketing Centre, Kondektur atau Kepala Stasiun
menerbitkan surat keterangan Tiket bentuk 241 b sebagaimana tercantum
pada Lampiran 3 untuk Tiket dimaksud;
c. penumpang bersangkutan tetap dapat naik Kereta Api dengan ditempatkan
pada tempat duduk lain yang belum terisi kecuali jika tidak memungkinkan
dapat disertakan pada Kereta Api lain atau sesuai dengan permintaan
penumpang.

halaman| 51
Pasal 102
(1) Dalam hal penumpang sakit di tengah perjalanan yang mengakibatkan
penumpang bersangkutan harus menunda perjalanan untuk melakukan
pengobatan di suatu stasiun maka :
a. apabila penumpang tidak akan melanjutkan perjalanan dengan Kereta Api
maka tidak ada pengembalian bea;
b. apabila penumpang dimaksud telah dinyatakan sehat dan akan melanjutkan
perjalanannya selambat-lambatnya 2 hari setelah kejadian dapat
menggunakan Kereta Api yang sama atau kereta api lainnya yang
memungkinkan tanpa dikenakan bea sepanjang tempat duduk masih
tersedia;
c. ketentuan huruf a dan b ayat ini juga berlaku bagi pendamping penumpang
yang sakit maksimal 2 (dua) orang.
(2) Kepala Stasiun dapat menerbitkan surat keterangan Tiket bentuk 241 b untuk
dilampirkan pada Tiket penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
setelah mendapatkan izin dari Senior Manager/Manager Pemasaran Angkutan
Daop/Divre setempat yang diteguhkan dalam Warta Pelayanan Angkutan.
(3) Penanganan lebih lanjut tentang penumpang sakit, kecelakaaan dan/atau
meninggal dunia diatur dalam Keputusan Direksi tersendiri.

Pasal 103
(1) Dalam hal kedapatan penumpang berusia di bawah 10 (sepuluh) tahun yang
tidak bertiket dan berpergian dengan penumpang dewasa, maka:
a. Apabila penumpang dimaksud merupakan Infant pertama dari satu
penumpang dengan tarif dewasa, maka dikenakan suplisi tanpa bea dan
tidak berhak atas tempat duduk;
b. Apabila penumpang dimaksud merupakan Infant kedua dari satu
penumpang dengan tarif dewasa dikenakan suplisi sebesar 100% dari tarif
dewasa dan tidak berhak atas tempat duduk;
c. Apabila penumpang dimaksud merupakan anak usia 3 tahun sampai
dengan 10 tahun dikenakan suplisi sebesar 100% dari tarif dewasa dan
tidak berhak atas tempat duduk.
(2) Dalam hal Tiket yang dimiliki penumpang adalah Tiket dengan tarif reduksi,
penumpang wajib menunjukkan Bukti Identitas yang menunjukkan bahwa yang
bersangkutan berhak atas reduksi apabila tidak dapat menunjukkan Bukti
Identitas dimaksud maka dikenakan suplisi sebesar 100% dari tarif umum atau
diturunkan pada kesempatan pertama.
(3) Dalam hal Tiket/Boarding Pass penumpang hilang di atas Kereta Api, maka :
a. kondektur memeriksa kesesuaian Bukti Identitas penumpang dengan data
yang tercantum pada manifest, jika tidak ada daftar manifest dapat dilihat
melalui aplikasi Check Seat Passenger atau dilihat pada aplikasi RTS di
stasiun pertama Kereta Api berhenti;
b. apabila nama penumpang dimaksud tercantum dalam manifest Kereta Api
dan sesuai dengan Bukti Identitas penumpang yang bersangkutan, tidak
ada penumpang lain pada tempat duduk dimaksud dengan nama
penumpang yang sama, maka :
1. kondektur melapor pada stasiun pertama Kereta Api tersebut berhenti;

halaman| 52
2. Petugas yang berwenang di stasiun tempat Kondektur melapor, setelah
meyakini data penumpang telah benar menerbitkan Warta Pelayanan
Angkutan Tiket hilang, yang menyatakan Tiket asli yang hilang
tersebut tidak berlaku serta perintah suplisi tanpa bea bagi penumpang
dimaksud;
3. berdasarkan Warta Pelayanan Angkutan tersebut kondektur
memberikan suplisi tanpa bea kepada penumpang dimaksud sebagai
pengganti Tiket yang hilang dengan ditulis nama penumpang dan diberi
keterangan pengganti Tiket hilang nomor seri xx_xxxx dan nomor Warta
Pelayanan Angkutan kehilangan Tiket; dan
c. apabila nama penumpang dimaksud tercantum dalam manifest Kereta Api
tetapi ada penumpang lain pada tempat duduk dimaksud dengan nama
yang sama maka diperiksa kesesuaian nomor identitas pada Bukti Identitas
penumpang dengan daftar manifest Kereta Api;
d. apabila nama penumpang dimaksud tidak terdapat pada manifest maka
penumpang tersebut diturunkan pada kesempatan pertama.

Pasal 104
(1) Semua Perjalanan Kereta Api adalah perjalanan Tanpa Asap Rokok, tidak
diperbolehkan merokok di seluruh rangkaian Kereta Api, termasuk tidak
terbatas didalam kereta makan, toilet maupun di bordess Kereta Api kecuali
ditetapkan lain oleh Perusahaan.
(2) Pihak yang kedapatan melanggar atas larangan merokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib diperingatkan dan apabila tidak mengindahkan peringatan
diturunkan pada kesempatan pertama.

BAB XVIII
GANGGUAN PELAYANAN

Pasal 105
(1) Keberangkatan Kereta Api dari stasiun dapat ditunda dalam hal terjadi kondisi
berikut:
a. terjadi kerusakan sarana Kereta Api; dan/atau
b. alasan teknis operasional.
(2) Perusahaan harus mengumumkan penundaan keberangkatan Kereta Api
kepada pengguna jasa.
(3) Dalam hal terjadi penundaan keberangkatan Kereta Api di stasiun
keberangkatan penumpang yang diperkirakan akan berlangsung 1 (satu) jam
atau lebih dan penumpang bermaksud membatalkan perjalanannya maka
Perusahaan mengembalikan bea Tiket sebesar 100% diluar bea pesan.
(4) Dalam hal terjadi penundaan keberangkatan Kereta Api di stasiun lain dengan
jarak lebih dari 50 km dari stasiun tujuan akhir penumpang yang diperkirakan
akan berlangsung 3 (tiga) jam atau lebih dan penumpang bermaksud
membatalkan perjalanannya maka Perusahaan mengembalikan bea Tiket
sebesar 100% di luar bea pesan.
(5) Dalam hal terjadi penundaan keberangkatan Kereta Api di stasiun yang berjarak
sampai dengan 50 km dari stasiun tujuan akhir penumpang yang diperkirakan

halaman| 53
akan berlangsung 3 (tiga) jam atau lebih dan penumpang bermaksud
membatalkan perjalanannya maka Perusahaan mengembalikan bea Tiket
sebesar 50% diluar bea pesan dengan pembulatan keatas pada kelipatan
Rp 5.000,-
(6) Dalam hal terjadi penundaan keberangkatan Kereta Api di stasiun
keberangkatan penumpang, Perusahaan harus mengumumkan alasan
penundaan keberangkatan kepada calon penumpang melalui media
pengumuman yang memungkinkan pada setiap stasiun keberangkatan
selambat-lambatnya 45 menit sebelum jadwal keberangkatan Kereta Api atau
sejak pertama kali diketahui adanya keterlambatan.

Pasal 106
(1) Perusahaan memberikan kompensasi dalam hal terjadi penundaan
keberangkatan atau keterlambatan Kereta Api penumpang.
(2) Teknis Pelaksanaan pemberian dan besaran kompensasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dalam suatu Keputusan Direksi tersendiri.

Pasal 107
(1) Pembatalan perjalanan Kereta Api dapat dilakukan apabila:
a. tidak ada angkutan;
b. alasan teknis operasional; atau
c. terjadi Force Majeure.
(2) Pembatalan perjalanan Kereta Api dapat terjadi di stasiun keberangkatan atau di
tengah perjalanan.
(3) Perusahaan harus mengumumkan pembatalan perjalanan Kereta Api kepada
pengguna jasa.
(4) Dalam hal terjadi pembatalan perjalanan Kereta Api penumpang yang memiliki
waktu tempuh lebih dari 3 (tiga) jam, Perusahaan sedapat mungkin
menyediakan Kereta Api atau moda angkutan darat lainnya sebagai pengganti
dengan kelas pelayanan yang sama.

Pasal 108
(1) Dalam hal dilakukan pembatalan perjalanan Kereta Api di stasiun
keberangkatan dan Perusahaan tidak dapat menyediakan moda pengganti
maka bea Tiket dikembalikan 100% di luar bea pesan secara tunai langsung.
(2) Dalam hal dilakukan pembatalan perjalanan Kereta Api di stasiun
keberangkatan dan Perusahaan menyediakan moda transportasi lain sebagai
pengganti maka :
a. jika penumpang menolak untuk menggunakan moda angkutan penggganti
lain, bea Tiket dikembalikan 100% diluar bea pesan;
b. jika tarif yang berlaku untuk moda angkutan penggantinya tersebut sama
atau lebih tinggi dari tarif Kereta Api, tidak ada penambahan bea;
c. jika tarif yang berlaku umum untuk moda angkutan penggantinya tersebut
lebih rendah dari tarif Kereta Api, maka bea Tiket dikembalikan kepada
penumpang di stasiun keberangkatan sebesar tarif Tiket Kereta Api di luar
bea pesan dikurangi tarif moda pengganti dengan pembulatan ke atas pada
kelipatan Rp 5.000,- dengan ketentuan sebagai berikut:

halaman| 54
1. sebagai dasar perhitungan maka tarif moda pengganti lain dihitung
sebagai berikut :
 bus AC kapasitas sampai dengan 44 tempat duduk Rp 160,-/km;
 bus AC kapasitas diatas 44 tempat duduk Rp Rp 140,-/km;
 bus Non AC Rp 100,-/km;
 angkutan lainnya Rp 80,-/km.
2. perhitungan tarif moda pengganti berdasarkan jarak tempuh Kereta Api
contoh :
KA Ciremai relasi bd–cn jarak 224 km, tarif Rp 120.000,- dibatalkan
(tarif acuan adalah tarif yang tercetak pada Tiket). Disediakan Bis AC 44
tempat duduk sebagai pengganti, maka :
tarif bis
= 224 x 160
= Rp 40.000,-
Pengembalian Bea
= 120.000 – 40.000
= Rp 80.000,-

Pasal 109
(1) Dalam hal dilakukan pembatalan perjalanan Kereta Api di tengah perjalanan
dan Perusahaan tidak menyediakan transportasi pengganti maka bea Tiket
dikembalikan 100%.
(2) Dalam hal dilakukan pembatalan perjalanan Kereta Api di tengah perjalanan
dan Perusahaan menyediakan moda transportasi pengganti maka :
a. apabila penumpang menolak untuk menggunakan moda transportasi
pengganti :
1. jika jarak dari tempat Kereta Api dibatalkan sampai dengan tujuan akhir
penumpang lebih dari 50 km maka Perusahaan mengembalikan bea
Tiket sebesar 100% di luar bea pesan;
2. jika jarak dari tempat Kereta Api dibatalkan sampai dengan tujuan akhir
penumpang 50 km atau kurang, maka Perusahaan mengembalikan bea
Tiket sebesar 50% diluar bea pesan dengan pembulatan ke atas pada
kelipatan Rp 5.000,-
b. dalam hal penumpang menggunakan moda transportasi pengganti :
1. jika tarif yang berlaku umum untuk moda transportasi pengganti sama
atau lebih tinggi maka tidak ada penambahan bea;
2. jika tarif yang berlaku umum untuk moda transportasi pengganti lebih
rendah maka Perusahaan mengembalikan bea Tiket kepada penumpang
sebesar tarif Tiket diluar bea pesan dikurangi tarif yang berlaku umum
pada moda penggantinya tersebut.
a) Tarif Kereta Api yang dianggap berlaku umum untuk lintas yang
belum dijalani adalah tarif relasi sisa sebesar jarak sisa dibagi jarak
seluruhnya dikalikan tarif Kereta Api yang bersangkutan dengan
pembulatan keatas pada kelipatan Rp 5.000,-
b) Tarif angkutan selain Kereta Api adalah sebagaimana dimaksud
Pasal 108 ayat (2).

halaman| 55
contoh :
penumpang memiliki Tiket Argo Wilis relasi bd-sgu, jarak 696 km, tarif
Rp 400.000,- perjalanan hanya sampai dengan madiun berhubung rinja
di petak jalan mn-bbd. Jarak sisa relasi perjalanan mn-sgu 154 km
 jika penumpang menolak menggunakan transportasi pengganti bea
dikembalikan Rp 400.000,-
 jika penumpang dialihkan pada Kereta Api lain lintas bbd-sgu
dimana mn-bbd diantar moda lain, maka perhitungan tarif relasi
sisa sebagai berikut:
= 154/696 x 400.00
= Rp 90.000,-
 jika Kereta Api pengganti menggunakan sarana K1 maka tidak
ada pengembalian bea
 jika Kereta Api pengganti menggunakan sarana K2 maka bea
Tiket dikembalikan sebesar
= 90.000 x 50% (lihat tabel Pasal 111 ayat (4))
= Rp 45.000,-
 jika penumpang dialihkan pada bis maka bea Tiket dikembalikan
sebesar :
 Tarif bis lintas mn-sgu
= 154 x 160 (lihat Pasal 108 ayat (2))
= Rp 25.000,-
 bea dikembalikan sebesar
= 90.000 – 25.000
= Rp 65.000,-
3. Pengembalian bea dilakukan di stasiun tempat Kereta Api dibatalkan
atau stasiun lain yang memungkinkan.

Pasal 110
(1) Perjalanan Kereta Api dapat dialihkan melalui lintas lain apabila terjadi rintang
jalan pada lintas Kereta Api yang seharusnya dilalui.
(2) Pengalihan lintas perjalanan dilakukan pada saat waktu perjalanan sesuai
dengan peraturan perjalanan ditambah taksiran lama rintang jalan lebih besar
dibandingkan dengan waktu perjalanan jika dialihkan pada lintas lain.
(3) Perusahaan harus mengumumkan pengalihan lintas perjalanan Kereta Api
kepada pengguna jasa.
(4) Dalam hal penumpang bermaksud membatalkan perjalanannya dikarenakan
menolak untuk menggunakan Kereta Api dengan rute lain/memutar maka :
a. jika pembatalan Tiket dilakukan di stasiun keberangkatan penumpang,
maka Perusahaan mengembalikan bea Tiket sebesar 100% diluar bea
pesan;
b. jika pembatalan Tiket dilakukan di tengah perjalanan maka Perusahaan
mengembalikan bea Tiket sebesar 50% di luar bea pesan.
(5) Dalam hal stasiun tujuan penumpang menjadi tidak terlewati oleh Kereta Api
dengan rute memutar maka :
a. Perusahaan sedapat mungkin menyediakan moda angkutan terusan;

halaman| 56
b. jika tidak disediakan moda terusannya maka bea Tiket dikembalikan 100%
di luar bea pesan;
c. jika moda terusan menggunakan selain Kereta Api maka bea Tiket
dikembalikan dengan perhitungan sebagaimana ketentuan pada Pasal 109
ayat (2).

Pasal 111
(1) Pada saat Kereta Api menggunakan sarana pengganti yang sesuai dengan Tiket
yang telah dibeli oleh penumpang, maka Perusahaan wajib memberitahukan
kondisi tersebut kepada penumpang.
(2) Dalam hal penumpang bermaksud membatalkan perjalanannya di stasiun
keberangkatan penumpang ataupun di tengah perjalanan karena menolak
untuk menggunakan sarana kereta penggganti, maka Perusahaan
mengembalikan bea Tiket sebesar 100% diluar bea pesan.
(3) Dalam hal penumpang menggunakan kereta pengganti dengan kelas pelayanan
sama atau lebih tinggi maka tidak ada penambahan bea.
(4) Dalam hal penumpang menggunakan kereta pengganti dengan kelas pelayanan
lebih rendah, sejak stasiun keberangkatan ataupun di tengah perjalanan maka
Perusahaan mengembalikan bea Tiket di stasiun kedatangan penumpang,
dengan ketentuan sebagai berikut:
Tiket yang dimiliki Sarana kereta pengganti Pengembalian bea

Eksekutif Bisnis 50%


Ekonomi AC 60%
Ekonomi AC split 70%
Bisnis Ekonomi AC 50%
Ekonomi AC split 60%
Ekonomi AC Ekonomi AC split 50%

Pasal 112
(1) Dalam hal terjadi gangguan yang mengakibatkan fungsi-fungsi kereta tidak
dapat berjalan normal antara lain:
a. AC panas yaitu suhu kabin di atas 27 derajat celcius dan berlangsung lebih
dari 20 menit;
b. kursi rusak atau tidak dapat dipergunakan sesuai fungsinya;
c. reclining seat tidak berfungsi;
d. revolving seat tidak berfungsi;
e. bocor dari atap kereta ataupun dari lis jendela;
f. kaca pecah yang mengakibatkan udara masuk dan tidak ditutup dengan
lapisan pelindung.
maka sedapat mungkin penumpang dialihkan ke tempat duduk lain dengan
kelas pelayanan yang sama.
(2) Dalam hal penumpang bermaksud membatalkan perjalanannya di stasiun
keberangkatan penumpang ataupun di tengah perjalanan, dikarenakan tidak
berkenan menggunakan sarana kereta yang tidak berfungsi normal atau pindah
ke tempat duduk pengganti, maka Perusahaan mengembalikan bea Tiket
sebesar 100% di luar bea pesan.

halaman| 57
(3) Dalam hal penumpang dialihkan pada tempat duduk dengan kelas pelayanan
sama atau lebih tinggi maka tidak ada penambahan bea angkutan.
(4) Dalam hal penumpang dialihkan pada tempat duduk dengan kelas pelayanan
lebih rendah maka maka penumpang diberikan pengembalian bea dengan
pengaturan sebagaimana pada Pasal 111 ayat (4).
(5) Dalam hal tempat duduk pengganti tidak dapat disediakan, dan penumpang
tetap menggunakan sarana yang tidak berjalan normal tersebut, bea angkutan
dikembalikan di stasiun kedatangan penumpang sebesar 50% dari bea Tiket
diluar bea pesan.
(6) Atas Tiket penumpang sebagaimana dimaksud ayat (4) dan (5), Kondektur
menerbitkan surat keterangan Tiket bentuk 241 b dan dilampirkan pada Tiket
penumpang atau pada Tiket dimaksud diberi keterangan gangguan dan
ditandatangani kondektur berserta nama jelas dan NIPP.
(7) Dalam hal pengembalian bea dilakukan di stasiun keberangkatan penumpang
maka penumpang diberikan Tiket pengganti sebagaimana dimaksud Pasal 15
ayat (1).

Pasal 113
Perusahaan bertanggung jawab terhadap penumpang yang mengalami kerugian,
luka-luka, atau meninggal dunia yang disebabkan oleh pengoperasian Angkutan
Kereta Api dan diatur melalui Keputusan Direksi.

BAB XIX
PENGEMBALIAN BEA

Pasal 114
(1) Pengembalian bea wajib menggunakan aplikasi RTS.
(2) Tata cara pengembalian bea menggunakan aplikasi RTS diatur dalam petunjuk
pelaksanaan RTS.

Pasal 115
(1) Pengembalian bea Tiket dapat dilakukan secara manual menggunakan bentuk
239, apabila :
a. aplikasi RTS mengalami gangguan yang diteguhkan melalui surat
keterangan gangguan dari Ticketing Centre;
b. telah melebihi batas waktu pengembalian bea yang dapat diakomodir
aplikasi RTS namun belum melebihi batas waktu 3 tahun;
c. aplikasi RTS tidak dapat mengakomodir secara langsung.
(2) Setiap pengembalian bea secara manual, petugas loket tetap melakukan
eksekusi pengembalian bea atas Tiket dimaksud pada aplikasi RTS menu
manual refund dan mencatat pada daftar penjagaan pengembalian bea manual.
(3) Tiket, Formulir pembatalan dan/atau dokumen pendukung lainnya termasuk
tidak terbatas pada surat keterangan gangguan dan surat keterangan
kehilangan kepolisian dilampirkan dalam tembusan bentuk 239.

halaman| 58
Pasal 116
(1) Setiap pengembalian bea Tiket yang diakibatkan oleh terganggunya pelayanan
dan/atau kesalahan Perusahaan, dilakukan secara tunai langsung.
(2) Tiket yang dibatalkan sebagaimana dimaksud ayat (1), termasuk Tiket
kembalinya (return) dan/atau Tiket lainnya yang dimiliki oleh penumpang
yang bersangkutan.

BAB XX
LARANGAN PENGANGKUTAN

Pasal 117
(1) Setiap orang yang naik atau berada di dalam Kereta Api dilarang untuk:
a. mabuk;
b. merokok;
c. berjudi;
d. melakukan perbuatan asusila;
e. membawa barang berbahaya;
f. membawa barang terlarang;
g. berperilaku yang dapat membahayakan keselamatan dan atau mengganggu
penumpang lain;
h. membahayakan perjalanan Kereta Api.
(2) Orang yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
diperbolehkan naik atau harus diturunkan pada kesempatan pertama.
(3) Orang yang terjangkit penyakit menular yang menurut Undang-undang dapat
dikenakan peraturan pengasingan untuk kesehatannya, maka tidak
diperbolehkan naik Kereta Api kecuali pengangkutan itu dilakukan dengan
kereta tersendiri atau di dalam bagian kereta penumpang terpisah dari
penumpang lainnya dengan mengindahkan peraturan yang telah ditetapkan
dalam Undang-undang.
(4) Dalam hal kedapatan penumpang sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) maka
penumpang tersebut harus diasingkan dari penumpang-penumpang lainnya dan
diturunkan dari Kereta Api di stasiun pertama yang memungkinkan dengan
tidak atau sedikit mungkin merugikan penumpang tersebut.

BAB XXI
LOYALTY PROGRAMS

Pasal 118
(1) Perusahaan menyelenggarakan suatu Loyalty Programs dengan tujuan :
a. membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan antara
Perusahaan dan pelanggan;
b. agar pelanggan tetap setia dan melakukan pembelian berulang akan Jasa
Layanan angkutan Kereta Api, sehingga Perusahaan akan mendapatkan
keuntungan;
c. sebagai suatu bentuk penghargaan kepada Pelanggan yang telah setia
mempergunakan Jasa Layanan angkutan Kereta Api.
(2) Pelaksanaan Loyalty Programs diatur dalam Keputusan Direksi tersendiri.

halaman| 59
Pasal 119
(1) Dalam hal Loyalty Programs sebagaimana diatur dalam Keputusan Direksi
belum diimplementasikan dalam RTS, maka berlaku penukaran Tiket yang
telah dipakai dengan Tiket reduksi 100% (Tiket gratis).
(2) Tiket yang akan ditukarkan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Tiket adalah Tiket Kereta Api Komersial;
b. Tiket atas nama penumpang yang sama;
c. Tiket dengan Relasi Perjalanan OD dan/atau parsial, searah maupun
sebaliknya;
d. jumlah Tiket yang dibutuhkan untuk mendapatkan Tiket gratis adalah :
1. 20 Tiket dengan rentang waktu 12 bulan;
2. 15 Tiket dengan rentang waktu 6 bulan;
3. rentang waktu sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan 2 dihitung
mundur dari tanggal penukaran Tiket.
(3) Pemberian Tiket Gratis harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. nama Kereta Api sama dengan nama Kereta Api pada Tiket yang telah
dikumpulkan, jika Tiket yang dikumpulkan terdiri dari beberapa nama
kereta yang berbeda maka Tiket gratis diberikan pada Kereta Api dengan
relasi terpendek;
b. kelas pelayanan Kereta Api sama dengan kelas pelayanan Kereta Api pada
Tiket yang telah dikumpulkan, jika Tiket terdiri dari beberapa kelas
pelayanan yang berbeda maka Tiket gratis diberikan dengan kelas pelayanan
terendah dari Tiket yang dikumpulkan;
c. Relasi Kereta Api sama dengan relasi Tiket Kereta Api yang telah
dikumpulkan, jika Tiket yang dikumpulkan terdiri dari beberapa relasi yang
berbeda maka Tiket gratis diberikan dengan relasi terpendek dari Tiket yang
dikumpulkan;
d. Tiket gratis tidak dapat dilakukan perubahan data ataupun perubahan
jadwal.
(4) Tata cara Penukaran Tiket gratis adalah:
a. penumpang memberikan Tiket dimaksud kepada petugas loket;
b. Petugas loket memeriksa keabsahan Tiket;
c. apabila Tiket sudah benar dan jumlahnya memenuhi syarat maka Tiket
gratis dicetakan bagi penumpang bersangkutan;
d. pencetakan Tiket menggunakan kode reduksi “Award Ticket”; pada kolom
nomor id ditambahkan kode “at” sebelum nomor identitas penumpang;
e. semua Tiket lama dilampirkan dalam laporan penjualan.

BAB XXII
LAIN LAIN

Pasal 120
(1) Tiket yang telah divalidasi dan di stempel Boarding atau Boarding Pass yang
telah diterbitkan termasuk telah diperiksa oleh kondektur, masih tetap dapat
dilakukan perubahan jadwal atau batal pembeli dengan tetap mengacu pada
ketentuan sebagaimana diatur Pasal 43 dan Pasal 45.

halaman| 60
(2) Perubahan jadwal atau batal pembeli atas Tiket sebagaimana dimaksud ayat (1)
wajib disertai surat keterangan latar belakang perubahan atau batal pembeli
tersebut yang ditandatangani oleh Kepala Stasiun atau Kasubur Komersial
Stasiun.

a.n. DIREKSI PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)


DIREKTUR UTAMA

ttd

EDI SUKMORO
NIPP. 65359

halaman| 61
Lampiran 2
SK Direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Nomor : KEP.U/LL.003/XI/1/KA-2105
Tanggal : 11 November 2015

STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN ORANG DENGAN KERETA API


DI STASIUN
sebagaimana menjadi lampiran PM. 48 TAHUN 2015

JENIS NILAI UKURAN/JUMLAH


NO URAIAN INDIKATOR KETERANGAN
LAYANAN
StasiunBesar StasiunSedang Stasiun Kecil

1. Keselamatan

a. Informasi Informasi Kondisi Informasi dan Informasi dan fasilitas Informasi dan
dan fasilitas ketersediaan dan fasilitas keselamatan mudah fasilitas
keselamatan peralatan keselamatan mudah terlihat dan keselamatan mudah
penyesuaian darurat terlihat dan terjangkau, antara terlihat dan
dalam bahaya terjangkau, antara lain: terjangkau, antara
(kebakaran, lain :  Alat pemadam lain:
kecelakaan, atau  Alat pemadam kebakaran  Alat Pemadam
bencana alam) kebakaran  Petunjuk jalur Api Ringan
 Petunjuk jalur evakuasi (APAR)
dan prosedur  Titik kumpul  Nomor–nomor
evakuasi evakuasi telepon darurat
 Titik kumpul  Nomor-nomor
evakuasi telepon darurat
 Nomor-nomor (emergency call)
telepon darurat
(emergency call)

b. Informasi Informasi Kondisi Informasi dan Informasi dan fasilitas Informasi dan
dan fasilitas ketersediaan dan fasilitas kesehatan kesehatan mudah fasilitas kesehatan
kesehatan fasilitas kesehatan mudah terlihat dan terlihat dan mudah terlihat dan
untuk penanganan terjangkau, antara terjangkau, antara terjangkau, antara
keadaan darurat lain: lain: lain:
 Perlengkapan  Perlengkapan P3K  Perlengkapan
P3K (Pertolongan P3K (Pertolongan
(Pertolongan Pertama Pada Pertama Pada
Pertama Pada Kecelakaan) Kecelakaan)
Kecelakaan)  Kursi roda  Kursi roda
 Kursi roda  tandu  Tandu
 tandu

c. Lampu Berfungsi sebagai Intensitas 200 – 250 lux Dilokasi wesel ujung
penerangan sumber cahaya di cahaya
wesel untuk
mencegah potensi
tindakan kriminal

2. Keamanan
.
a. Fasilitas Peralatan pencegah Ketersediaan Tersedia CCTV Tersedia CCTV -
keamanan tindak criminal

b. Petugas Orang yang Ketersediaan Tersedia petugas Tersedia petugas Tersedia petugas
keamanan bertugas menjaga berseragam dan berseragam dan berseragam dan
ketertiban dan mudah terlihat mudah terlihat mudah terlihat
kelancaran sirkulasi
pengguna jasa di
stasiun

halaman 127
NILAI UKURAN/JUMLAH
JENIS
NO URAIAN INDIKATOR
LAYANAN KETERANGAN
StasiunBesar StasiunSedang Stasiun Kecil

c. Lampu Berfungsi sebagai Intensitas 200 – 250 lux 200 – 250 lux 200 – 250 lux
penerangan sumber cahaya di cahaya
stasiun untuk
memberikan rasa
aman

3. Kehandalan/Keteraturan

Layanan Penjualan dan  Waktu  Maksimum 180  Maksimum 180  Maksimum 180 Untuk kerta perkotaan,
penjualan tiket penukaran tiket  Ketersediaa detik pernama detik pernama detik pernama tidak perlu informasi
kereta api (jumlah n penumpang penumpang penumpang ada/tidaknya tempat
loket yang  Tersedia  Tersedia informasi  Tersedia duduk
beroperasi informasi ada/tidak adanya informasi
disesuaikan dengan ada/tidak adanya tempat duduk untuk ada/tidak adanya
calon penumpang tempat duduk seluruh kelas KA tempat duduk
dan waktu rata – untuk seluruh untuk seluruh
rata perorang kelas KA kelas KA

4. Kenyamanan

a. Ruang Ruangan/ tempat  Luas  Untuk 1 (satu)  Untuk 1 (satu)  Untuk 1 (satu)  Ketersediaan
tunggu yang disediakan  Kondisi orang minimum orang minimum 0,6 orang minimum dipastikan
untuk penumpang 0,6 m2 m2 0,6 m2 sepanjang lahan
dan calon  Area bersih  Area bersih 100%  Area bersih memungkinkan
penumpang 100% terawat terawat dan tidak 100% terawat  Dapat disediakan di
sebelum melakuan dan tidak berbau berbau yang dan tidak berbau luar bangunan
chek in ruangan yang berasal dari berasal dari dalam yang berasal dari stasiun kereta api
tertutup dan/ atau dalam area area stasiun dalam area  Khusus untuk
ruangan terbuka stasiun stasiun stasiun kereta api
antar kota

b. Ruang Ruang/tempat yang  Luas  Untuk 1 (satu)  Untuk 1 (satu)  Untuk 1 (satu)
boarding disediakan untuk  Kondisi orang minimum orang minimum 0,6 orang minimum
orang melakukan 0,6 m2 dan m2 dan dilengkapi 0,6 m2 dan
verifikasi sesuai dilengkapi tempat tempat duduk dilengkapi tempat
dengan identifikasi duduk  Area bersih 100% duduk
diri  Area bersih terawat dan tidak  Area bersih
100% terawat berbau yang 100% terawat
dan tidak berbau berasal dari dalam dan tidak berbau
yang berasal dari area stasiun yang berasal dari
dalam area dalam area
stasiun stasiun

c. Toilet Tersedianya Toilet  Jumlah  Pria (4 urinoir , 3  Pria (2 urinoir , 3  Pria (1 WC, 1 Ketersediaan
 Kondisi WC, 2 wastafel) WC, 2 wastafel) wastafel) disesuaikan sepanjang
 Wanita (6 WC, 2  Wanita (4 WC, 1  Wanita (1 WC, 1 lahan memungkinkan
wastafel) wastafel) wastafel) dan kondisi lingkungan
 Tersedia 1 (satu)  Tersedia 1 (satu)  Tersedia 1 (satu)
toilet untuk toilet untuk toilet untuk
penumpang penumpang disable penumpang
disable  Area bersih terawat disable
 Area bersih dan sirkulasi udara  Area bersih
terawat dan berfungsi baik. terawat dan
sirkulasi udara sirkulasi udara
berfungsi baik berfungsi baik.

d. Mushola Fasilitas untuk  Jumlah  Pria (11 normal  Pria 7 orang  3 orang (laki-laki Disediakan tempat
melakukan Ibadah  Kondisi dan 2  Wanita 5 orang atau perempuan) duduk bagi
yang terpadu penyandang  Area bersih 100%  Area bersih penyandnag
dengan tempat distabilitas) terawat dan tidak 100% terawat distabilitas untuk
wudhu  Wanita (9 normal berbau yang dan tidak berbau melakukan ibadah
dan 2 berasal dari dalam yang berasal dari
penyandang area stasiun dalam area
distabilitas) stasiun
 Area bersih
100% terawat
dan tidak berbau
yang berasal dari
dalam area
stasiun

halaman 128
NILAI UKURAN/JUMLAH
JENIS
NO URAIAN INDIKATOR KETERANGAN
LAYANAN
StasiunBesar StasiunSedang Stasiun Kecil

e. Lampu Berfungsi sebagai Intensitas 200 – 250 lux 200 – 250 lux 200 – 250 lux
penerangan sumber cahaya di cahaya
stasiun untuk
memberikan rasa
nyaman bagi
pengguna jasa

f. Fasilitas Fasilitas untuk Suhu Suhu dalam Suhu dalam ruangan


pengatur sirkulasi udara dapat ruangan maksimal maksimal 27°C
sirkulasi menggunakan AC 27°C
udara di (Air Conditioner),
ruang kipas angin (fan)
tunggu dari/atau ventilasi
tertutup udara

5. Kemudahan

a. Informasi Informasi yang  Tempat  Informasi dalam  Informasi dalam  Informasi dalam
pelayanan disampaikan di  Kondisi bentuk visua bentuk visua bentuk visua
stasiun kepaa diletakkan di diletakkan di tempat diletakkan di
pengguna jasa yang tempat strategis strategis anatara tempat strategis
terbaca dan anatara laian di laian di dekat loket anatara laian di
terdengar, dekat loket pintu pintu masuk dan di dekat loket pintu
sekurang-kurangnya masuk dan di ruang tunggu umum masuk dan di
memuat : ruang tunggu yang mudah terlihat ruang tunggu
 Denah/layout umum yang dan jelas terbaca umum yang
stasiun mudah terlihat  Informasi dalam mudah terlihat
 Nomor KA, nama dan jelas terbaca bentuk audio harus dan jelas terbaca
KA, dan kelas  Informasi dalam jelas terdengar  Informasi dalam
pelayanannya bentuk audio dengan intensitas bentuk audio
 Nama stasiun harus jelas suara 20 dB lebih harus jelas
keberangkatan, terdengar besar dari terdengar
stasiun KA dengan intensitas kebisingan yang dengan intensitas
pemberhentian suara 20 dB lebih ada suara 20 dB lebih
dan stasiun KA besar dari besar dari
tujuan beserta kebisingan yang kebisingan yang
jadwal waktunya ada ada
 Tarif KA
 Peta jaringan KA
 Ketersedian
informasi tempat
duduk KA antar
kota untuk
stasiun yang
melayani rute
penjualan tiket

b. Informasi Pemberian informasi Waktu Informasi Informasi diumumkan Informasi


gangguan jika terjadi gangguan diumumkan maksimal 30 menit diumumkan
perjalanan perjalanan kereta maksimal 30 menit setelah trjadi maksimal 30 menit
kerta api api setelah trjadi gangguan setelah trjadi
gangguan gangguan

c. Informasi Informasi yang  Tempat Penempatan mudah Penempatan mudah Penempatan mudah Sesuai dengan
angkutan disampaikan di  kondisi terlihat dan jelas terlihat dan jelas terlihat dan jelas ketersediaan informasi
lanjutan dalam stasiun terbaca terbaca terbaca dari angkutan lanjutan
kepead pengguna
jasa yang terbaca,
sekurang-kurangnya
memuat:
 Lokasi dan
petunjuk arah
angkutan

d. fasilitas Fasilitas yang Jumlah  Mempunyai Mempunyai tempat Mempunyai tempat Petugas yang memiliki
layanan disediakan untuk tempat dan 1 dan 1 (satu) meja kerja dan 1 (satu) meja kecakapan bahasa
penumpang memberikan (satu) meja kerja kerja inggris hanya unuk
informasi perjalanan  1 (satu) orang stasiun-stasiun
kerta api dan petugas dan berpenumpang
layanan menerima memiliki internasional
pengaduan kecakapan
Bahasa Inggris

halaman 129
JENIS NILAI UKURAN/JUMLAH
NO URAIAN INDIKATOR
LAYANAN KETERANGAN
StasiunBesar StasiunSedang Stasiun Kecil

e. Fasilitas Memberikan Aksesbilitas Selisih tinggi peron Selisih tinggi peron Selisih tinggi peron Untuk stasiun yang
kemudahan kemudahan dengan lantai kereta dengan lantai kereta dengan lantai kereta tinggi peronnya di
naik/turun penumpang untuk tidak lebih dari 20 tidak lebih dari 20 cm tidak lebih dari 20 bawah lantai kereta
penumpang naik ke kereta atau cm cm yang dilayanani haru
turun dari kereta disediakan bancik atau
peron tidak permanen

f. Tempat Tempat untuk parkir  Luas  Luas tempat  Luas tempat parkir  Luas tempat  Prioritas bagi
parkir kendaraan baik roda  Sirkulasi parkir disesuaikan dengan parkir stasiun antar kota
4 (empat) dan roda disesuaikan lahan yang tersedia disesuaikan  Untuk stasiun besar
2 (dua) dengan lahan  Sirkulasi kendaaan dengan lahan akses dari dan
yang tersedia masuk, keluar dan yang tersedia menuju stasiun
 Sirkulasi parkir lancar  Sirkulasi dilengkapi dengan
kendaaan kendaaan kanopi/atap
masuk, keluar masuk, keluar
dan parkir lancar dan parkir lancar

6. Kesetaraan

a. Fasilitas Fasilitas yang  Aksesibility Terdapat ramp Terdapat ramp dengan Terdapat ramp Lift dan/ atau eskalator
bagi disediakan untuk  Ketersediaa dengan kemiringan kemiringan maksimal dengan kemiringan harus disediakan untuk
penumpang penyandang n maksimal 10° dan 10° dan akses jalan maksimal 10° dan stasiun yang jumlah
difabel disabilitas akses jalan penyambung antar akses jalan lantainya lebih dari 1
penyambung antar peron penyambung antar lantai
peron peron

b. Ruang ibu Ruangan/tempat Ketersediaan Tersedia ruang Tersedia ruang khusus


menyusui yang disediakan khusus beserta beserta fasilitas
khusus bagi ibu fasilitas lengkap lengkap untuk ibu
menysui dan bayi untuk ibu menyusui menyusui dan bayi
dan bayi

halaman 130
STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN ORANG DENGAN KERETA API
DALAM PERJALANAN
sebagaimana menjadi lampiran PM. 48 TAHUN 2015

JENIS NILAI UKURAN/JUMLAH


NO. URAIAN INDIKATOR KETERANGAN
LAYANAN KA ANTAR KOTA KA PERKOTAAN

1. Keselamatan

a. Informasi Informasi ketersediaan Kondisi Informasi dan fasilitas Informasi dan fasilitas Alat pemecah kaca
dan fasilitas dan peralatan keselamatan mudah terlihat keselamatan mudah terlihat disediakan untuk jendela
keselamatan penyesuaian darurat dan terjangkau, antara lain : dan terjangkau, antara lain : darurat yang tidak bisa
dalam bahaya  1 (satu) APAR per  1 (satu) APAR per kereta dibuka
(kebakaran, kecelakaan kereta dengan ukuran dengan ukuran minimal
atau bencana alam) minimal 3kg 3kg
 Rem darurat  Rem darurat
 Alat pemecah kaca yang  Alat pemecah kaca yang
sudah terlihat dan sudah terlihat dan
dijangkau dijangkau
 Petunjuk jalur evakuasi  Petunjuk jalur evakuasi

b. Informasi Informasi ketersediaan kondisi  Informasi dan fasilitas Perlengakapan P3K dibawa
dan fasilitas dan fasilitas kesehatan kesehatan beruoa oleh petugas pengamanan/
kesehatan untuk penanganan perlengkapan P3K dan di masing-masing kabin
keadaan darurat (Pertolongan Pertama analisis juga tersedia
Pada Kecelakaan) perlengkapan P3K
mudah terlihat dan
terjangkau
 1 (satu) set ditempatkan
di setiap kereta, kereta
makan (restorasi) dan
petugas
pengamanan/kondektur

2. Keamanan

a. Fasilitas Peralatan untuk Jumlah Minimal 1 (satu) CCTV Minimal 1 (satu) CCTV dalam
pendudkung memonitor kejadian di dalam 1 (satu) rangkaian 1 (satu) rangkaian kereta
dalam kereta kereta

b. Petugas Orang yang bertugas Jumlah Minimal 2 (dua) orang Minimal 2 (dua) orang
keamanan menjaga ketertiban dan petugas dalam 1 (satu) petugas dalam 1 (satu)
kelancaran sirkulasi rangkaian KA rangkaian KA
pengguna jasa di stasiun

c. Lampu Lampu penerangan di Intensitas  Pukul 17.00-22.00: 200 – 300 lux


penerangan kereta berfungsi sebagai cahaya 200 – 300 lux
sumber cahaya untuk  Pukul 22.00 – 04.00:
membaca dan 60-100 lux
berkomunikasi

3. Kehandalan/Keteraturan

Ketepatan Memberikan Waktu Keterlambatan 10% dari Keterlambatan 20% dari total  Keterlambatan tidak
jadwal kereta ketepatan/kepastian total waktu perjalanan yang waktu perjalanan yang termasuk akibat
api waktu keberangkatan dijadwalkan dijadwalkan gangguan selama
dan kedatangan KA perjalanan (cuaca dan
teknis
operasional/kecelakaa
n)
 Kompensasi
keterlambatan
diberikan kepada
penumpang sesuai
prosedur
 Informasi
keterlambatan
disampaikan di
stasiun antara dan
stasiun tujuan

halaman 131
JENIS NILAI UKURAN/JUMLAH
NO. URAIAN INDIKATOR KETERANGAN
LAYANAN KA ANTAR KOTA KA PERKOTAAN

4. Kenyamanan

a. Tempat Tempat duduk Jumlah Memiliki nomor tempat  Tempat duduk minimal
duduk merupakan fasilitas untuk maksimum duduk 20% dari spesifikasi teknis
dengan pengguna jasa angkutan kapasitas kereta
konstruksi kereta api untuk duduk di  Ruang untuk mengangkut
tetap yang dalam kereta selama penumpang berdiri
mempunyai dalam perjalanan maksimum 1 m² untuk 6
sandaran orang

b. Toilet Toilet berfungsi sebagai Kondisi  Berfungsi sesuai dengan  Dilengkapi dengan
dilengkapi tempat untuk buang air standar teknis dan wastafel dan peralatan
dengan air dengan ketersediaan air operasi washer
sesuai yang cukup selama di  Area bersih 100% dan  Limbah toilet tidak
kebutuhan dalam perjalanan tidak berbau yang mencemari
berasal dari dalam toilet pelestarian fungsi
lingkungan hidup

c. Lampu Lampu penerangan di Intensitas  Pukul 17.00-22.00: 200 200 – 300 lux Titik lampu disesuaikan
penerangan dalam kereta berfungsi cahaya – 300 lux dengan kebutuhan
sebagai sumber cahaya  Pukul 22.00-04.00: 60 –
di dalam kereta untuk 100 lux
memberikan
kenyamanan bagi
pengguna jasa angkutan
kereta api

d. Fasilitas Fasilitas untuk sirkulasi Suhu Suhu dalam kereta Suhu dalam kereta maksimal Dilengkapi dengan alat
pengatur udara dapat maksimal 27ºC 27ºC pengukur suhu ruangan
sirkulasi menggunakan AC (Air pada setiap kereta
udara Conditioner), kipas angin
(fan) dari/atau ventilasi
udara

e. Restorasi Fasilitas untuk Ketersediaan Harus tersedia Fasilitas memasak


menunjang kebutuhan berupa pemanas listrik
pengguna jasa yang
hendak makan dan
minum

f. Fasilitas Fasilitas ini diperuntukan  Kondisi Mudah digapai, kuat dan


pegangan bagi penumpang berdiri  Jumlah tersedia minimal 90 buah
penumpang pada KA perkotaan pada setiap kereta
berdiri

g. Rak bagasi Fasilitas ini diperuntukan Jumlah yang Tersedia rak bagasi di atas Tersedia rak bagasi di atas
bagi pengguna jasa berfungsi tempat duduk tempat duduk
angkutan kereta api
untuk dapat
menempatkan barang
bawaan di dalam kereta
dan tidak mengganggu
penumpang

5. Kemudahan

a. Informasi Informasi yang  Bentuk  Informasi dalam bentuk  Informasi dalam bentuk
stasiun yang disampaikan untuk  Tempat visual, harus di tempat visual, harus di tempat
akan mempermudah  Intensitas yang strategis, mudah yang strategis, mudah
disinggahi/di penumpang yang akan suara terlihat dan jelas terbaca terlihat dan jelas terbaca
lewati turun di suatu stasiun  Informasi dalam bentuk  Informasi dalam bentuk
secara kereta api (sedang dan audio harus jelas audio harus jelas terdengar
berurutan akan disinggahi/dilewati) terdengar dengan dengan intensitas suara
intensitas suara 20dB 20dB lebih besar dari
lebih besar dari kebisingan yang ada
kebisingan yang ada

halaman 132
JENIS NILAI UKURAN/JUMLAH
NO. URAIAN INDIKATOR KETERANGAN
LAYANAN KA ANTAR KOTA KA PERKOTAAN

a. Informasi Isi informasi yang terkait  Waktu Informasi diumumkan Informasi diumumkan
gangguan dengan hambatan –  Intensitas maksimal 30 menit setelah maksimal 30 menit setelah
perjalanan hambatan selama dalam suara terjadi gangguan dan jelas terjadi gangguan dan jelas
kereta api perjalanan mengenai: terdengar dengan intensitas terdengar dengan intensitas
 Gangguan suara 20 dB lebih besar suara 20 dB lebih besar dari
operasional sarana dari kebisingan yang ada kebisingan yang ada
perkeretaapian
 Gangguan
operasional prasarana
perkeretaapian
 Gangguan tidak
langsung akibat
keruwetan
 Gangguan alam

b. Nama / Ketersediaan nama/relasi  Jumlah  2(dua) buah nama/ relasi


relasi kereta kereta api dan nomor  Tempat kereta api di setiap
api dan urut kereta, untuk  Kondisi kereta api pada bagian
nomor urut mempermudah luar sisi kiri dan kanan
kereta penumpang mengetahui  1(satu) buah nomor urut
nama/relasi kereta api kereta dipasang pada
dan nomor urut kereta setiap samping pintu
naik/turun penumpang
 1 (satu) buah nomor urut
dipasang pada setiap
ujung kereta bagian
dalam
 Penempatan mudah
terlihat dan jelas terbaca

6. Kesetaraan

Fasilitas bagi Fasilitas ini berfungsi Jumlah Minimal 4 (empat) tempat Minimal 12 (dua belas) tempat Fasilitas ditempatkan
penumpang untuk mempermudah duduk dalam sat kereta duduk dalam satu kereta pada ujung kereta dan
difable para penumpang difable, terdpat informasi untuk
yang meliputi mempermudah
penyandang disabilitas, penumpang
wanita hamil, orang sakit,
dan lansiauntuk
menggunakan angkutan
kereta api

a.n. DIREKSI PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)


DIREKTUR UTAMA

ttd

EDI SUKMORO
NIPP. 65359

halaman 133
Lampiran 3
SK Direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Nomor : KEP.U/LL.003/XI/1/KA-2015
Tanggal : 11 November 2015 13

A. Tiket manual
Dipergunakan pada saat RTS mengalami gangguan. (Pasal 11)
1. Pada Kereta Api Jarak Jauh dan Menengah menggunakan Tiket Pasepartu

-----
~ TIKET PASEPARTU
darurat
KE RETA API

Nama Penumpang

Nama KA No.KA Lewat

Kelas Eksa I Bis I Eko*) Jenis Pnp :Umum/Reduksi .................... **)

No. Kereta Nomor Tempat Duduk :

Stasiun Tanggal Jam


Berangkat

Stasiun Tanggal Jam


liba

HARGA:
Tanggal Penjualan :

gambar 1
Tiket Pasepartu

2. Pada Kereta Api Jarak dekat menggunakan Tiket Tercetak


Tiket tercetak berlaku pada semua lintas pelayanan Kereta api dari nama
Kereta Api sebagaimana tercantum dalam tiketnya. Jika Kereta Api terdiri
dari beberapa tarif atau terdapat tarif parsial maka yang dicantumkan
adalah tarif terendah.

KA. EKONOMI BANDUNG RAYA


Rp. 4000,-

gambar 2
contoh Tiket tercetak

halaman 134
B. Surat Pernyataan
Dipergunakan pada saat penumpang melapor kehilangan tiket dan tidak
dapat menunjukan bukti identitas asli. ( Pasal 14 ayat (2), Pasal 99)

Surat Pernyataan

Yang bertandatangan dibawah ini :


nama : ..............................................................................................................
tempat tanggal lahir : ..............................................................................................................
jenis kelamin : ..............................................................................................................
alamat : ..............................................................................................................
..............................................................................................................
nomor telpon : ..............................................................................................................

dengan ini menyatakan :

tidak dapat menunjukan bukti identitas asli dikarenakan ...............................................................


.........................................................................................................................................................

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila dikemudian
hari ternyata pernyataan saya terbukti tidak benar, maka saya bersedia dituntut dimuka
pengadilan sesuai dengan ketentuan dan hukum yang berlaku.

......................., ...... - ....... -..............


Mengetahui, Yang membuat pernyataan

Ttd dan stempel ttd

nama : nama :
nipp
* (petugas keamanan atau petugas berwenang stasiun lainnya)

keterangan :
dapat dipergunakan sebagai Bukti Identitas pengganti untuk kepentingan pemeriksaan
Boarding ataupun pemeriksaan di atas Kereta Api.

gambar 3
Surat pernyataan penumpang

halaman 135
C. Tiket Pengganti
Tiket pengganti dipergunakan sebagai pengganti atas tiket yang hilang atau
rusak. (Pasal 15)

- ~ ~.~.!~E_!~~.~!'!

Diberikan kepada :
Tiket Pengganti

a. Nama
b. Nomor ldentitas
Sebagai tiket pengganti alas tiket yang hilang/rusak dengan data :
a. Nomor kodebooking
b. Nama KA
c. Kelas Pelayanan
d. Relasi
An. Kepala Stasiun
e. Tanggal

Nama: .
Nipp : ----===
Benluk 2458

gambar 4
Tiket Pengganti

D. Boarding Pass
Boarding Pass diterbitkan pada saat penumpang melakukan Check-in di
counter Check-in atau pada layanan Check-in mandiri berupa print-out data
diri dan data perjalanan penumpang yang dihasilkan oleh RTS pada blanko
yang ditetapkan Perusahaan. (Pasal 16)
Pemberlakuan Boarding Pass ditetapkan dalam suatu Keputusan Direksi
Direksi.

BOARDING PASS
kodebooking I bookingcode

1100111
nama I name
ANIS AGUSTINE 7BG55A
nomor identitas I id number tipe pnp I pax type
3209127090002 WARTAWAN
kereta api I train no td I seat number
MUTIARA SELATAN EKSA 2; 11A
berangkat I depart tiba I arrive
SURABAYA GUBENG; 05 SEPT 2015; 19:15 WIB PASARSENEN ; 06 SEPT 2015 ; 08:00 WIB
Wajib menunjukkan bukti identitas asli pada saat boarding dan pemeriksaan di atas kereta api.
ID card must be shown in the boarding gate and for verification on the train
check in at self check-in 2 sgu 05 sept 2015 18:00 W/8

gambar 5
Tiket Pengganti

halaman 136
E. Tiket Khusus
Khusus diperuntukan bagi pengawal bagasi pada Kereta Bagasi. Dapat
dipergunakan pada beberapa kereta api dengan syarat ekspeditur dari
pengawal bersangkutan memiliki kontrak kerjasama angkutan dengan
Perusahaan. ( Pasal 18)

- __.:;;p K.ERETA API TIKET KHUSUS


Pengawal Bagasi

Nama Pengawal masa berlaku

Nama Ekspeditur I Penyewa Bagasi

Berlaku pada Kereta Api Nomor Kontrak Angkutan


1. ······························································
2 .
3 .
4 .

i,~[---IL-I~
tarif

Bentuk 17 B

gambar 6
Tiket Khusus tampak depan

Persyaratan dan Ketentuan


1. Setiap pengawal barang pada kereta bagasi yang terangkai pada Kereta Api penumpang wajib
memiliki Tiket khusus.
2. Tiket khusus hanya berlaku untuk pengawal bagasi pada Kereta Bagasi dan tidak diperbolehkan
naik pada Kereta Penumpang atau Kereta Makan.
3. Tiket khusus dapat dipergunakan pada lebih dari satu Kereta Api oleh pengawal yang sama dengan
syarat perusahaan ekspeditur dari pengawal tersebut memiliki kontrak kerja sama angkutan bagasi
hantaran dengan Perusahaan pada Kereta Api dimaksud dan dicantumkan pada Tiket khusus.
4. Tiket khusus berlaku selama 1 (satu) bulan kalender ditambah 3 (tiga) hari, khusus bagi pengawal
bagasi yang bersifat insidental maka masa berlakunya hanya satu kali perjalanan.
5. Pembelian tiket khusus untuk bulan selanjutnya dilakukan dengan cara menyerahkan Tiket khusus
yang telah terpakai selambat-lambatnya tanggal 3 (tiga) dari bulan yang berjalan;
6. Dalam hal tidak terselenggaranya angkutan, pemegang Tiket Khusus tidak dapat meminta ganti rugi
kepada perusahaan.
7. Tiket khusus yang hilang tidak diberikan Tiket pengganti dan bea Tiket khusus tidak dikembalikan;
untuk mendapatkan Tiket khusus baru dianggap sebagai pembelian baru.

gambar 7
Tiket Khusus tampak belakang

halaman 137
F. Bukti Identitas petugas yang merupakan pekerja outsourcing dan/atau
pekerja anak perusahaan
Bukti Identitas ini wajib dapat ditunjukan pada saat bertugas diatas Kereta
Api. (Pasal 23)
~
KfllfTA, APf

PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)


TANDA PENGENAL

Nomor : .........................................................................
Nama : .........................................................................
Pangkat/Jabatan : .........................................................................
Tanggal Lahir : .........................................................................
Tempat kedudukan : ..........................................................................
Bandung, tgl .....................................

Pas Photo
2x3

..........................................................
tanda tangan pemegang

gambar 8
Tanda pengenal tampak depan

A No 21589
Berlaku ................................. s.d ..........................................
Ketentuan Penggunaan
1. Tanda Pengenal ini tidak berlaku sebagai tanda tempat duduk di dalam
Kereta Api dan hanya berlaku pada KA dimana ia bertugas
2. Harus ditunjukan kepada Kdr Pemeriksa/Pejabat PT KAI yang berwenang
3. Bila terjadi pelanggaran, Tanda Pengenal akan disita dan
4. Pemilik/Pemegang dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku

Bentuk No 304

gambar 9
Tanda pengenal tampak belakang

halaman 138
G. Voucher Registered
Voucher dengan diskon tarif sebesar 100% dan memiliki nomor kode booking,
yang penerbitan dan penggunaannya harus melalui proses transaksi pada
aplikasi RTS. (Pasal 27)

~ ~KERETAAPI
... MOUCr.iEie
TIKET KERETA API Syarat & Ketentuan:
IC.ELAS EKSEKUTIF'I BISNIS/ EICONOMI )•
i·co,trui,• .. 1,
·'IOI..ICMIUdala.dlipat~~nkan.l\any•t!IIPIII
dtpVgu.,_.n CNh NINI MMgaimana *1era pada \IOUd'lef
,I!
•~ 1>61,k betllku Ubl~• llht. Nrvsektuk~an 1~
Kodebooking dahufu deng.,, Ullel di atatiun kebelangkatan 1-.mbllt-lambaln)'I
NIU .. m MbeMn kllberangkatan KwN •Pl
Nama • Perubel\an ,.OWal dan I\J\e l\anya dmi>9t dllalkukan d1temp11I
No ldenlitas ¥0!.IChM It'll dlkeluarutl

No Telpon Voucher int d1keluarkan oleh

lj
Kanto, Pusat/Oaop/Otvre
Email
Nama Kereta Api :::~==:. . . . . . . . . . . . . . .
Asal
I,
Tujuan
Tanggal-jam KA NIPP.

gambar 10
Voucher Registered

H. Voucher Unregistered
Voucher dengan diskon tarif tertentu sampai dengan 100%, dimana
penerbitannya tanpa melalui proses transaksi pada aplikasi RTS sehingga
tidak memiliki nomor kode booking. (Pasal 29)

Diisi dengan data penumpang yang akan mempergunakan voucher


fill m with passenger data

Nama/name ~
No ldenUtas I idenbty number
~
No Telpon I pt,one number
Emall/ emafl
Nama Kereta Api I name ol train Telah dnukarkan rneruadi tiket

Keiss / class dengan Kode Booking .

Asal longm d1 Stasiun .

TuJuan I deSlmat,on
Tanggal·Jaffi I date-time

gambar 11
Voucher Unregistered Kelas Eksekutif

halaman 139
VOUC~I;R Nomor Voucher /Voucher Number:
Tanggal dikeluarkanl/ssued on
Masa berlaku/Valid until
.

Syarat & Ketentuan I Tenn & Condition


Hanya ber1aku untuk sekalt penggunaan di kelas eksekut1f
Va/Ki for one usage only on executive class
Voucher harus drtukar dengan hket d1 loket stasum dan terganlung ketersediaantempat duduk,
d1sarankan untuk melakukan penukaran lebth awal dari hari keberangkatan
Voucher must be exchanged for tickets and sut,Ject to ava1lobllfty, early reservat,on ,s r&COtnmended
voucher lldak dapat d1tukartc.an dengan uang atau petayanan lamnya
This Voucher cannot be exchanged with cash or any other seMces

Doisl dengan data penumpang yang akan mempergunakan voucher


fill ,n with pssS8ntJ8f data

a
~

Te1ah d1tukarkan menJad1 tiket


dengan Kode Booking
d• Stasum

gambar 12
Voucher Unregistered Kelas Bisnis

VOUC~I;R~el•~ ~konom1 / eeonomy Cl~~,


Nornor Voucher /VoucherNumber:
Tanggal dikeluarkan/lssued on
Masa ber1aku/Valid until
.

Syarat & Ketentuan J Term& Condition


Hanya beriaku untuk sekal1 penggunaan d1 kelas eksekutff
Valtd tor one usage only on executrve class
Voucher harus d1tukar dengan bkat d1 k>ket stas,un dan tergantung ketersediaan tempat duduk,
d1sarankan untuk mefakukan penukaran leb.h ewal dan han kebe<angkatan
Voucher muSl be exchanged for t,ckers and $UbJect to 8VltllabH1ty. earl)' reservatiOtt ,s recommended
voucher bdak dapatd1tukarkan clengan uang atau pelayanan La1nnya
This Voucher cannot be exchanged'Mth cash or any other services

Diisl dengan data penumpang yang akan mempergunakan voucher


fill m with passenger data

Nama/name
No ldenbtaS I Klenflly number
No TelponI phone,,.,,,_
Emad/"'"""
Nama KenolO Apt/ name ol tram Tetah ditukattuln men)&d1 tiket
K-/~u
Asal I ong,n
Tu,uan I dttstmabOn
Ta~m I clale-bme
... _ CAPSTASIUN

gambar 13
Voucher Unregistered Kelas Ekonomi

halaman 140
I. Formulir Pemesanan
(Pasal 34)

FORMULIR PEMESANAN TIKET KERETA API


ticket-reservation form

DATA PEMESAN I contact details

NAMA/name
ALAMAT I address
TELEPON I telephone
DATA PENUMPANG I passenger details
PENUMPANG 1 I passenger 1 PENUMPANG 3 / passenger 3
NAMA/name

DEWASA (adult) I Bayi (infant) non seat DEWASA (adult) I Bayi (infant) non seat

PENUMPANG 2 I passenger 2 PENUMPANG 4 / passenger 4


NAMA/name
NO IDENTITAS I ID
TIPE PNP I type DEWASA (adult) I Bayi (infant) non seat DEWASA (adult) I Bayi (infant) non seat
Tlpe penumpang P•ssenr,er type
bayi ya,tu usla d1bawah tlga tahun. passenger under three years okJ is categorlzed as an mfant, aged three
dewasa yaitu usla tiga tahun atau leblh years old or more are adutt
Nama dan nomor ldentltat harus sesual dengan yang tertera pada Kartu Ensure your Nam• and ID num,,.,. match your identity card (KTP I SIM I
ldenntas yang dimihki Penumpang (KTP/SlMIPaspor/Railcard dll), apabila Psssoon I Railcard etc),
usla penumpang dibawah 17 tahun dapat diisi dengan tanggal lahir For passengers under 17 years old, ID column may be filled by the,r date
penumpang bersangkutan dengan format ddmmyyyy of birth with format ddmmyyyy

DATA PERJALANAN I booking details

--
PERGI I depart PULANG I retum
NAMA KE RETA API

KELAS/class eksekutif I bisnis I ekonomi I eko AC eksekutif I bisnis I ekonomi I eko AC

ASAL I origin

TUJUAN I destination
JADW/U. BERANGl<AT
deparluro

Tangga1 keberangkatan mengacu pada waktu setempat di mana penumpang Departure date refers to the Jocsl time where the passengers will depart:
akan berangkat. Contoh : Exampk,;
Tanggal 1 Agustus 2012, KA Turangga, rute Bandung ke Surabaya, Date 1 August 2012. Turangga Train. route Bandung to Surabaya,
berangkat dari Bandung pukul 19:00 WIB. tiba di Jogja Jam 02:12 WIS dan departing from Bandung at 19:00 W1B, armtmg in JogJa al 02:12 WIB then
departing from Jog/a at 02: 17 WIB and arriving in Surabaya at 06:52 WIB
berangkat kembah jam 02:17 WIB dan tiba di Surabaya di 06:52 WIS.
Then the form must be written :
Formulir harus ditulis:
a. Departing from Bandung, date column filled w,th
a. Berangkat dari Bandung. tanggal kolom diisi dengan
1 August 2012;
1 Agustus 2012;
b. Departing from Jogja, date column filled wfth
b. Berangkat dari Jogja, tanggal kolom diisi dengan 2 August 2012.
2 Agustus 2012.

Dengan ini menyatakanbahwa keterangan yang tetah diberikan pada formulir ini tetah benar, dan mengerti S9lla menerima
persyaratan dan ketentuan angkutan penumpang kereta api sebagaimana tertera di bagian belakang formulir ini.
I hereby certify that infonnation filled in this fonn are conect,and I have understood and accepted all terms and conditions defined
on the back ofthis fonn.

tanggal/date .

Nikmat Kemudahan Reservasi :


http://t1ketkereta·ap,co.id
Contact Center 121 / 021• 121
Mobile Application (Blackberry. Android. IOS, Windows Phone)
Agen dan Channel Resm, KAI tandatangan I signature

gambar 14
Formulir pemesanan bagian depan

halaman 141
PERSYARATAN DAN KETENTUAN
1. Setiap penumpang wajib memiliki tiket, kedapatan tidak memiliki tiket yang sah diatas KA
diturunkan dari kereta api pada kesempatan pertama.
2. Tiket berlaku dan sah apabila :
a. Dipergunakan oleh penumpang yang namanya tercantum pada tiket dibuktikan dengan kartu
identitas penumpang yang bersangkutan
b. Nama dan nomor kereta api, tanggal dan jam keberangkatan, kelas dan relasi yang tercantum
dalam tiket telah sesuai dengan Kereta Api yang dinaiki
3. Tarif sudah termasuk asuransi.
4. Semua penumpang dikenakan tarif dewasa. Khusus penumpang anak berusia dibawah 3 tahun
(infant) kesatu dari satu penumpang dengan tarif dewasa jika tidak mengambil tempat duduk
sendiri tidak dikenakan bea. infant lainnya dikenakan tarif dewasa.
5. Pada saat boarding, semua penumpang berusia diatas 17 tahun wajib menunjukan bukti
identitas diri yang resmi (KTP/SIM/Pasport/ID Lainnya) dengan nama yang sesuai dengan yang
tertera pada tiket
6. Tata cara pembatalan tiket :
a. pembatalan tiket dilakukan di loket stasiun oleh pemilik tiket, mengisi formulir pembatalan,
menunjukan bukti identitas asli yang sesuai dengan data yang tercantum pada tiket serta
menyerahkan fotokopinya.
b. Apabila tidak dilakukan oleh pemilik tiket (nama yang tertera pada tiket) maka wajib
menyertakan surat kuasa bermeterai.
c. Dilakukan maksimal 30 menit sebelum jadwal keberangkatan KA sebagaimana tercetak pada
tiket
d. Pembatalan kurang dari 30 menit sebelum keberangkatan maka tiket hangus, tidak ada
pengembalian bea.
e. Dikenakan biaya pembatalan sebesar 25% dari harga tiket.
f. Bea pengembalian tiket dapat diambil setelah hari ke-30 sejak permohonan pembatalan
secara tunai atau transfer.
7. Merubah tanggal, jam keberangkatan, nomor tempat duduk atau berganti KA dapat dilakukan
paling lambat 1 jam sebelum jadwal keberangkatan kereta api yang telah dipesan sepanjang
masih tersedia dengan dikenakan bea administrasi sebesar maksimal 25% dari harga tiket diluar
bea pesan.
8. Perhitungan biaya pembatalan, perubahan jadwal dan reduksi tarif dilakukan pembulatan ke atas
pada kelipatan Rp 1.000,-
9. Tidak dapat dilakukan perubahan nama penumpang pada tiket.
10. Dalam hal penumpang memiliki lebih dari satu Tiket Kereta Api yang memiliki sifat
persambungan dengan Tiket terpisah, pada saat pemegang Tiket terlambat akibat Kereta Api
atau moda lainnya yang dinaiki sebelumnya terlambat, sehingga tertinggal oleh Kereta Api yang
seharusnya ia dapat naiki maka untuk Tiket Kereta Api selanjutnya hangus, tidak ada
pengembalian bea.
11. Berat bagasi tangan yang boleh dibawa ke dalam kabin kereta untuk tiap penumpang maksimum
20 Kg dengan volume maksimum 100 dm3, tidak dikenakan bea.
12. Barang yang tidak diperbolehkan diangkut sebagai bagasi tangan adalah binatang, narkotika
psikotropika dan zat adiktif lainnya, senjata api dan senjata tajam, semua barang yang mudah
menyala/meledak, barang-barang yang karena sifatnya dapat mengganggu/merusak kesehatan,
berbau busuk, barang-barang yang menurut pertimbangan pegawai karena keadaan dan
besarnya tidak pantas diangkut sebagai bagasi tangan, barang-barang yang dilarang undang-
undang.
13. Semua Perjalanan Kereta Api adalah perjalanan Bebas Rokok, tidak diperkenankan merokok
didalam kereta, kereta makan, toilet maupun di bordess KA.

gambar 15
Formulir pemesanan bagian belakang

halaman 142
J. Formulir pembatalan tiket

FORMULIR PEMBATALAN TIKET


NAMA wajibdiisi

ALAMAT
::===========================================~ wajibdiisi
:============================================~ wajibdiisi

NO TELEPON
::===========================================~
c_ _,wajibdiisi

Dengan ini mengajukan • Pembatalan • Ubah Jadwal {p,hh satah satu)

. -Noser1t1ket --
nomor kodebookmg yang d,batalkan --

KERETAAPI PENGGANTI (diisijika akan merubahjadwal)

NAMAKA
DARI KE
KE LAS O eksekutif O bisnis
.-----------~
O ekonomi
JADWAL tanggal jam~I--~
Bea pengembalian tiket agar dilakukan dengan cara (p,hh satah satu)

D TRANSFER BANK
Nama Bank
.-------------------------------------,
Nomor Rekening
Pemilik Rekening
D TUNA(
Stasiun tempat mengambil
Tanggal Pengambilan

JUMLAH BEA YANG DIKEMBALIKAN


(diisi o/eh petugas)

Persyaratan dan Ketentuan


1. Pembatalan tiket dilakukan selambat lambatnya 30 menit 6. Tiket yang akan dibatalkan atau dirubah jadwal dan fotocopy
sebelum jadwal keberangkatan KA. kartu identitas serta surat kuasa (jika pembatalan diwakilkan)
2. Pemohon pembatalan tiket harus pemilik tiket yang bersangkutan dilampirkan dalam formulir pembatalan.
dan dapat menunjukan bukti identitas asli yang sesuai dengan 7. Pengambilan bea tiket dilakukan di stasiun yang ditunjuk
data yang tercantum pada tiket serta menyerahkan fotokopinya. dengan membawa formulir pembatalan yang telah divalidasi
3. Dalam hal pemohon pembatalan tiket bukan pemilik tiket, maka dengan tetap menunjukan identitas asli atau akan ditransfer
wajib melampirkan surat kuasa bermaterai dari pemilik tiket setelah hari ke-30. Jika formulir pembatalan hilang maka wajib
kepada yang dikuasakan untuk melakukan pembatalan tiket membawa surat kehilangan dari kepolisian.
dengan tetap menunjukan bukti identitas asli pemilik tiket dan 8 Jika s.d hari ke-45, untuk pengembalian bea melalui transfer,
menyerahkan fotokopinya. bea tiket belum masuk ke rekening pemohon, agar segera
4. Perubahan jadwal dapat dilakukan selambat-lambatnya 1 jam menghubungi contact center 121 (021-121 dari ponsel) atau
sebelum jadwal keberangkatan KA yang tercetak pad a tiket. customer service stasiun terdekat.
5. Pembatalan tiket dan perubahan jadwal dikenakan bea sebesar 9. Jika s.d 3 tahun bea tiket tidak diambil atau tidak melapor
25% dari harga tiket diluar bea pesan. gaga! transfer maka bea tiket menjadi milik KAI.

Pemohon Pembatalan Tanda Tangan Petugas Loket Tanda Tangan


Nama: . nama: .
Denaan In/ menaertl dan menerlmapersyaratan
dan ketentuanpembatalantfkel. nipp

gambar 16
Formulir pembatalan

halaman 143
K. Bentuk 239
Permintaan pembayaran kembali bea penumpang/bagasi (Pasal 42)

ICEIIET,t, API

PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)

PERMINTAAN PEMBAYARAN KEMBALI BEA PENUMPANG/BEGASI


(PD 22 JILID 2 BAB II Pasal 33)

Yang bertandatangan dibawah ini ...................................................................................................................................................


Nama ..............................................................................................................................................................................................
Alamat lengkap ..............................................................................................................................................................................
meminta kepada Keapala Stasiun di .............................................................................................................................................
supaya dibayarkan kembali bea penumpang/begasi yang bersangkutan dengan tiket terlampir
nomor-nomor .................................................... nama KA ..........................................................................................................
dari sta .............................................. ke sta ....................................... tgl ....................................... jam ................
....................tanggal...............................
peminta

.............................................................

PERHITUNGANNYA Terima dari KS/Petugas Loket

Telah dibayar untuk tiket tersebut Rp ....................... di


Bea Penumpang menurut jarak yang
sudah dijalani Rp ......................
uang sejumlah Rp .......................... (
Bea Administrasi Rp ...................... Rp ....................... ....................................................................................)
untuk pembayaran kembali bea menurut perhitungan
Selisih Rp ....................... disamping ini
Ditambah dengan kelebihan bea begasi yang tanggal ................................
diturunkan disini (lihat surat begasi No.....)
terlampir Rp .......................
Jumlah pembayaran kembali Rp ....................... ..............................................
KS/Petugas Loket
Jumlah tersebut diatas dikurangkan dari pendapatan
239 ............................ penumpang tanggal ..................................................

gambar 17
Bentuk 239

halaman 144
L. Rekapitulasi Pembatalan Manual
Setiap Pembatalan tiket yang dilakukan secara manual atau tidak
mempergunakan aplikasi pembatalan tiket maka wajib dibuatkan
rekapitulasinya (Pasal 46)

REKAPITULASI PEMBATALAN MANUAL

Stasiun : .........................................
Loket : .........................................
Tanggal : .........................................

Kode No Nama Jumlah Tanggal Tanggal Stasiun Nama


No Rute Nomor rekening
Booking Tiket Penumpang pengembalian Batal pengembalian pengembalian bank

Petugas Loket

Nama : ...............................
Nipp : ...............................

gambar 18
rekapitulasi pembatalan manual

halaman 145
M. Railcard Diskon
Kartu diskon dimana pemiliknya berhak atas potongan tarif Tiket Kereta Api
sebesar sesuai jenis Railcard diskonnya. (Pasal 76)

RAII,GARD
Kartu Diskon

gambar 19
Railcard Diskon Titanium (75%)

gambar 20
Railcard Diskon Titanium (50%)

halaman 146
gambar 21
Railcard Diskon Blue (25%)

75
1. Kartu ini adalah Kartu Diskon untuk pembelian tiket Kereta Api (bukan tiket)
2. Pemilik kartu ini berhak mendapatkan diskon pembelian tiket Kereta Api
sebesar 75% selama tempat duduk tersedia.
3. Pembelian tiket dilakukan di loket stasiun dengan menunjukan Railcard
Diskon dan Bukti Identitas lainnya yang sah
4. Kartu ini hanya hanya berlaku bagi orang yang namanya tercetak pada kartu
5. Wajib menunjukan railcard Diskon dan Bukti Identitas Lainnya yang sah pada
saat pemeriksaan Boarding atau diatas Kereta Api
6. Kartu ini milik PT. Kereta Api Indonesia (Persero), apabila ditemukan harap
dikembalikan ke kantor PT. KAI (Persero) atau Stasiun terdekat.

an Direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero)


Direktur Komersial

8051 8500
I0001 A. Herlianto
Nipp 37140

gambar 22
Bagian belakang Railcard Diskon

Besaran diskon yang ditampilkan pada bagian belakang Railcard Diskon


tergantung besaran diskon dari jenis kartu tersebut.

halaman 147
N. Railcard Poin
Fasilitas reduksi bagi pihak ketiga (pihak diluar Perusahaan/anak
Perusahaan) diberikan dalam bentuk poin
1. Railcard Diamond
Berisi poin sejumlah 35.000

gambar 23
Railcard Poin Diamond

2. Railcard Gold
Berisi Poin sejumlah 10.800

gambar 24
Railcard Poin Gold

halaman 148
O. Alat Ukur Volume Bagasi
Alat ukur dibuat dari rangka besi. (Pasal 88)

30cm

60cm

70cm

gambar 25
Alat Ukur Volume Bagasi

P. Surat Bagasi Umum


Dipergunakan sebagai surat bagasi manual pada saat surat bagasi tidak
dapat diterbitkan oleh aplikasi RTS. (Pasal 88)

SURAT BAGA.51
TANGGAL ; .20_. KANOMQR__JNanaKA-----
~ PENGHmTAA~ ~
(PO 22 Jilid 2 Bab - Pasal -) KE
.-----,--------------------------------i
~1
(dengil,lw)

Tandaa,-.,at Macarn Tari! BEARp KAt-o.m: _


Merek/seri Banyaknya kilo 21 Berat hit!lng
Kelas barang 11 Rp An!juian KA Asuransi I ..
Nornor ~KA:. _
1------<l---+------+------+--+---+------1
Dari
Ke

1) Se9.a bagasi (loora9J< ia1cl'.r.m)


2)_ ..,_,,_lq;j_~
PERHATIAN:

(- ..---·--·--·-
kmm-
Sall ,.,a bagasi tuTya dpErg-a<alLIU 1 (sal.J)pcmg 5'ja.
B,r...-g mrm y.rg ~ pega,wi '9'"ii-
..--)~kl>g3111:n.t>.
Pen.&nmRp..... - .....

Fam.i"329

gambar 26
Surat Bagasi Umum bentuk 329

halaman 149
Q. Daftar Harian Pendapatan Bagasi
Dipergunakan untuk membukukan pendapatan bagasi (Pasal 88)

~
-;;:: PT. KERETA API INOONESIA (PERSERO)
DAFTAR HARIAN PENDAPATAN BAGASI
MASA PEMBUKUAN TGL. s.d. TGL ..
LOKET /AGf.N : ,.,__ HAIAMAH : ,, .

z STAllUN ASAL STAllUN TUJUAN


NOMOR NAMA MA(.ftM NO MOR BERAT PENOAPATAN
TANGGAL ~
z PEMIUK BARANG KA SINOOT SINGKAT (Kg) jRp)
0 BUKU SURAT kOOE kOOE
AN AN
u
I l J
' I 6 7 9 lO II ll 14

JUMIAH
PIN DAHAN
TOTAL

MENGETAHUI ___ ,,TGL. ..


KSlb) PEGAWN YANG MENGf.RJAkAN

............. ,-,,·-·--·-··- ------"-, .


NIPP .. NIPP.- ..- ..

326a

gambar 27
Daftar harian pendapatan begasi

halaman 150
R. Kartu Pass
Dipergunakan oleh Mitra, Tamu Perusahaan, Penjemput atau Pengantar yang
mendampingi penumpang berkebutuhan khusus termasuk tidak terbatas
pada penyandang disabilitas, sakit, ibu hamil, lansia yang akan masuk zona
2 stasiun. (Pasal 94)
1. Kartu Pass yang diperuntukkan bagi tamu Perusahaan dan penjemput
atau pengantar yang mendampingi penumpang berkebutuhan khusus,
tidak dikenakan bea.

gambar 28

-- KERETA API
Kartu Pass Stasiun
Bagi Tamu Perusahaan dan penjemput atau
pengantar penumpang berkebutuhan khusus

KARTU PASS
STASIUN

Khusus Tamu Perusahaan dan Penjemput I


Pengentar penumpang betl<ebutuhan khusus

001

2. Kartu Pass yang diperuntukkan bagi Mitra, dikenakan bea sebesar


Rp 250.000,- per tahun.

- KERETA API

KARTU PASS gambar 29


STASIUN BANDUNG
Kartu Pass Stasiun
Bagi Mitra Perusahaan

Nama : Heru Hartanto


Perusahaan : PT. Betamaret

001

halaman 151
S. Surat Keterangan Tiket
Dipergunakan sebagai surat keterangan yang dilampirkan pada tiket pada
saat :
1. tiket tidak valid yang disebabkan oleh kesalahan Perusahaan (Pasal 101)
2. penumpang sakit ditengah perjalanan dan melanjutkan perjalanan
dengan KA lain (Pasal 102)
3. terjadi gangguan yang mengakibatkan fungsi-fungsi kereta tidak dapat
berjalan normal (Pasal 112)

Surat Keterangan Tiket stempel stasiun I


Nomor Kodebooking
Alas Nama
Nomor Id
1. Berdasarkan telegram nomor ... . . ... .. dapat dipergunakan pada
a. Nama dan nomor kereta api : .
b. Relasi .
c. Sehubungan .
2. Fungsi sarana KA ybs mengalami gangguan berupa penumpang tetap menggunakan sarana
yang mengalami gangguan , bea dikembalikan sebesar 50% di stasiun .
3. Fungsi sarana KA ybs mengalami gangguan berupa penumpang dialihkan ke kelas .
bea tiket dikembalikan sebesar di stasiun .
Ungkariangkadarikaimat yangakan dipergunakan
Keterangan pada angka 1 hanya dapat diisi oleh
Kepala Stasiunalas telegram dari Manager Angkutan KS/Kdr
nomor kereta yang mengatami gangguan
............................... td no
Nama: .
Bentuk 241 B Nipp

gambar 30
Surat Keterangan Tiket

T. Suplisi Bentuk 240


Dokumen angkutan dengan sistem buku tembusan dimana pengisiannya
dilakukan secara manual oleh petugas kondektur di atas Kereta Api.
diberikan pada saat :
1. bagasi penumpang yang berat atau ukurannya melebihi ketentuan dan
belum memiliki surat bagasi (Pasal 90)
2. penumpang hanya membawa bukti transaksi yang valid, diberikan
suplisi tanpa bea (Pasal 100 ayat (7))
3. penumpang berusia dibawah 10 (sepuluh tahun) bepergian dengan
penumpang dewasa tidak memiliki tiket :
a. Infant pertama dari satu penumpang dengan tarif dewasa, maka
dikenakan suplisi tanpa bea dan tidak berhak atas tempat duduk;
b. Infant kedua dari satu penumpang dengan tarif dewasa dikenakan
suplisi sebesar 100% dari tarif dewasa dan tidak berhak atas tempat
duduk;
c. berusia 3 tahun sampai dengan 10 tahun dikenakan suplisi sebesar
100% dari tarif dewasa dan tidak berhak atas tempat duduk.
Pasal 103 ayat (1)

halaman 152
4. Penumpang dengan tiket reduksi tidak dapat menunjukan bukti identitas
yang menunjukan hak reduksi suplisi 100%. (Pasal 101 ayat (2))
5. Tiket penumpang hilang diatas Kereta api, sesuai dengan manifest dan
telah terbit warta pelayanan angkutan tentang tiket hilang, diberikan
suplisi tanpa bea. Pasal 103 ayat (3)

- ~
KE RETA API
PT. KERETA API INDONESIA

I)
(PERSERO)

6 TIKETSUPLISl
N
tanggal 20 . 7
Nama I nomor KA ..
Kelas Pelayanan .
dari Sta ke Sta melalui Sta .
mempunyai .
Penumpang id k . 2) Tiket o kl .
11 a mempunyai
dari Sta ke Sta melalui Sta .
Bea Rp. Keterangan
Tuslah Rp . p memberitahu dulu
Tambahan Rp . enumpang tidak memberitahu 2)
Jumlah Rp 4) berat bagasi kg 3)
(Terbilang . .

I) Harus segera dibubuhi cap stasiun (tempat kedudukan Kdr.)


2) Corel yang tidak perlu
3) Isi berat sebenamya
4) Pendapatan suplisi
240

gambar 31
Tiket Suplisi bentuk 240

a.n. DIREKSI PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)


DIREKTUR UTAMA

ttd

EDI SUKMORO
NIPP. 65359

halaman 153

Anda mungkin juga menyukai