Anda di halaman 1dari 36

PENGATUR PERJALANAN KERETA

API (PPKA)

PENGENALAN PENGATUR PERJALANAN


KERETA API (PPKA)
PENDAHULUAN
Output yang diterima taruna:
1. Pengenalan istilah tentang perjalanan kereta api;
2. Pengenalan semboyan pada kereta api;
3. Gambaran umum peraturan perjalan kereta api dan
pembuatan GAPEKA;
4. Gambaran umum mengenai perjalanan kereta api.
ISTILAH DALAM PERJALANAN KERETA API
1. Perjalanan Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan
tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan
dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun
sedang bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan
kereta api.
2. Perjalanan Kereta api reguler (kereta api biasa) adalah kereta
api yang dijalankan setiap hari dan pengaturan perjalannya
ditetapkan dalam Gapeka dan Buku Daftar Waktu, termasuk
kereta api reguler adalah kereta api yang dijalankan pada hari-
hari yang ditentukan dalam Gapeka.
3. Perjalanan Kereta api fakultatif adalah kereta api yang
ditetapkan dalam Gapeka dan Buku Daftar Waktu dan
diumumkan jalannya melalui PPK atau Wam, termasuk kereta
api fakultatif adalah kereta api yang tidak dijalankan pada hari-
ISTILAH (Lanjutan 1)
4. Perjalanan Kereta Api Luar Biasa (KLB) adalah kereta api yang
perjalanannya tidak digambarkan dalam Grafik Perjalanan
Kereta Api (GAPEKA) dan tidak tercantum dalam Dafar Waktu,
ditetapkan dan dijalankan apabila dibutuhkan.
5. Grafik Perjalanan Kereta Api yang selanjutnya disebut Gapeka
adalah pedoman pengaturan pelaksanaan perjalanan kereta
api yang digambarkan dalam bentuk garis yang menunjukkan
stasiun, waktu, jarak, kecepatan, dan posisi perjalanan kereta
api mulai dari berangkat, bersilang,bersusulan, dan berhenti
yang digambarkan secara grafis untuk pengendalian perjalanan
kereta api.
ISTILAH (Lanjutan 2)
6. Slot adalah rencana/program perjalanan kereta api yang dituangkan
dalam bentuk garis pada Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka).
7. Kapasitas Jalur Kereta Api adalah kemampuan maksimum suatu jalur
kereta api untuk dapat menampung sejumlah perjalanan kereta api
dalam waktu 24 jam atau dalam periode waktu tertentu.
8. Kapasitas Stasiun adalah kemampuan maksimum suatu stasiun untuk
dapat menampung sejumlah perjalanan kereta api dalam waktu 24
jam atau dalam periode waktu tertentu.
9. Frekuensi Perjalanan Kereta Api adalah jumlah perjalanan kereta api
pada suatu jalur kereta api dalam waktu 24 jam atau dalam periode
waktu tertentu dengan satuan frekuensi kereta api adalah jumlah
kereta api dalam satuan waktu.
ISTILAH (Lanjutan 3)
10.Buku Daftar Waktu adalah buku yang memuat pengaturan
perjalanan kereta api reguler dan kereta api fakultatif dari
stasiun pemberangkatan sampai stasiun tujuan.
11.Pengatur Perjalanan Kereta Api, selanjutnya disebut PPKA
adalah pegawai yang ditugasi untuk mengatur dan melakukan
segala tindakan untuk menjamin keselamatan dan ketertiban
berikut segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan
perjalanan kereta api dan urusan langsir dalam batas
stasiunnya untuk wilayah pengaturan setempat atau beberapa
stasiun untuk wilayah pengaturan daerah.
PERTANYAAN

“Mengapa dalam perjalanan kereta


api harus diatur/ditetapkan?”

“Mengapa pula harus diumumkan


perjalanan kereta api tersebut?”
PENGATUR PERJALANAN KERETA API
PPKA (Traindispatcher) adalah seorang pegawai yang
menggunakan “Topi Merah” yang mempunyai
wewenang atas kereta tersebut berjalan atau tidak.
Seorang PPKA memiliki Tongkat bundar hijau
(semboyan 40) dan pada malam hari berlaku tongkat
yang ujung bundarnya bercahaya atau lentera
dengan cahaya bulat berwarna hijau, lingkaran
merupakan rangkaian yang tidak terputus, setara
tanpa sudut, dan simbol persatuan.
PROSEDUR MEMBERANGKATKAN KERETA API
1. Seorang PPKA harus yakin kondisi jalur yang akan dilalui kereta
api aman dengan cara berkomunikasi dengan stasiun yang
akan dituju sebelum kereta api diberangkatkan.
2. Mempersiapkan surat-surat administrasi.
3. Memeriksa kelayakan sarana yang akan diberangkatkan
dengan kesepakatan petugas urusan kereta/ gerbong dan
masinis.
4. Mempersiapkan jalur dengan peralatan termasuk persinyalan
yang menyatakan kondisi kereta api tersebut siap
diberangkatkan.
PROSEDUR MEMBERANGKATKAN KERETA API (Lanjutan)

5. PPKA memberikan isyarat mengangkat tongkat bundar


berwarna hijau (semboyan 40) ditujukan untuk masinis dan
disaksikan/ diperhatikan oleh kondektur.
6. Kondektur membalas dengan memperdengarkan pluit panjang
kepada masinis bahwa kereta api boleh berangkat.
7. PPKA dalam keadaan siap sambil memperhatikan rangkaian
kereta api mulai dari lokomotif sampai pada rangkaian paling
akhir untuk memastikan kembali bahwa kereta api dalam
keadaan baik.
SEMBOYAN KERETA API
Semboyan kereta api adalah semboyan atau pesan/tanda
memiliki arti yang berfungsi untuk memberikan isyarat berupa
semboyan tangan, sinyal, suara, bentuk, warna, atau cahaya yang
ditempatkan pada suatu tempat tertentu dan memberikan suatu
isyarat dengan arti & maksud tertentu untuk mengatur dan atau
mengontrol pengoperasian kereta api.
Semboyan kereta api dapat berupa perintah atau larangan yang
diperagakan melalui petugas/orang, atau alat berupa wujud,
warna, atau bunyi meliputi isyarat, sinyal, dan tanda;
atau pemberitahuan melalui markah tentang kondisi jalur,
pembeda, batas, dan petunjuk tertentu.
SEMBOYAN KERETA API (Lanjutan)
1. Semboyan di jalur kereta api adalah semboyan kereta api
yang penempatannya berada di sisi kanan jalur kereta api,
kecuali dalam kondisi tertentu dapat pula diletakkan di kiri jalur
kereta api. Semboyan di jalur kereta api terbagi menjadi
semboyan sementara, tetap, wesel, corong air, jembatan
timbang, dan batas ruang bebas.
2. Semboyan sementara adalah semboyan yang diisyaratkan
dengan tangan oleh PPKA atau penjaga perlintasan sebidang,
atau berupa rambu-rambu yang dipasang di kanan jalan rel;
umumnya semboyan tangan diisyaratkan apabila ada
gangguan di perjalanan atau melewati jalur yang harus dilalui
dengan kecepatan terbatas dan hati-hati.
SEMBOYAN KERETA API (Lanjutan 1)
Semboyan 1 adalah semboyan
sementara sebagai isyarat petugas
dalam kondisi siap yang
berupa:Petugas yang berdiri tegak;
atau
 Petugas yang berdiri tegak
membawa bendera atau lampu
semboyan (handsign) berwarna
hijau (di malam hari) yang
dijinjing sejajar paha petugas
(tidak digerak-gerakkan);
SEMBOYAN KERETA API (Lanjutan 2)
Semboyan 2 adalah semboyan tetap
yang berupa satu rambu berdiri tegak
berbentuk kotak (persegi) atau belah
ketupat yang didalamnya terdapat
simbol angka yang berwarna kuning
dengan outline hitam yang
mengisyaratkan bahwa jalur kereta api
yang akan dilewati memiliki batas
kecepatan sesuai dengan simbol
angka yang ditunjukkan (misal: 6,
berarti 60 km/jam, dan kereta api
yang melewatinya harus
menyesuaikan laju kecepatannya
sesuai dengan batas kecepatan
maksimal yang ditunjukkan olehnya.
SEMBOYAN KERETA API (Lanjutan 3)
Semboyan 2A adalah semboyan
tetap/sementara yang berupa satu
bendera hijau atau satu rambu
berbentuk bulat yang berwarna
kuning yang mengisyaratkan
bahwa jalur kereta api yang akan
dilewati berstatus kurang aman,
kereta api yang melewatinya harus
berhati-hati dengan pembatasan
kecepatan maksimal 40 kilometer
per jam.
SEMBOYAN KERETA API (Lanjutan 4)
Semboyan 2A1 adalah semboyan
tetap/sementara sebagai isyarat berjalan
hati-hati, yakni kereta rel listrik/lokomotif
listrik diperbolehkan melewati bagian
jaringan listrik aliran atas yang dilindungi
dengan kecepatan tidak diperbolehkan
lebih dari 40 km/jam.
 Semboyan 2A1 berupa:
 petugas memperlihatkan bendera
warna kuning,
 petugas memperlihatkan papan bundar
kuning bertepi hitam di atas papan
hitam bergaris putih tegak, atau
 petugas memperlihatkan lentera
bercahaya kuning pada malam hari.
SEMBOYAN KERETA API (Lanjutan 5)
Semboyan 2B mengisyaratkan bahwa
jalur kereta api yang akan dilewati
berstatus kurang aman, kereta api yang
melewatinya harus berhati-hati dengan
pembatasan kecepatan maksimal 20
kilometer per jam.
 Semboyan 2B adalah semboyan
tetap/sementara yang berupa:petugas
yang membawa dua bendera berwarna
kuning;
 dua rambu berbentuk bulat yang
berwarna kuning; atau
 petugas yang membawa lampu
semboyan kuning yang direntangkan
sejajar dada.
SEMBOYAN KERETA API (Lanjutan 6)
Semboyan 2C adalah semboyan
sementara yang berupa petugas
yang membawa bendera kuning
atau lampu semboyan kuning yang
diayun-ayunkan yang
mengisyaratkan bahwa jalur kereta
api yang akan dilewati berstatus
kurang aman, kereta api yang
melewatinya harus berhati-hati
dengan pembatasan kecepatan
maksimal 5 kilometer per jam
(secepat orang berjalan kaki
biasa).
SEMBOYAN KERETA API (Lanjutan 7)
Semboyan 3 adalah semboyan
tetap/sementara yang dipasang atau
diperlihatkan pada jarak minimum 500 m dari
bagian jalan yang berupa:satu buah bendera
merah,
 lampu sinyal berwarna merah,
 papan dengan rambu bundar berwarna
merah,
 petugas yang mengangkat kedua tangan di
atas kepala, atau
 petugas yang mengayun-ayunkan
lampu handsign yang berwarna merah.
 Semboyan 3 mengisyaratkan bahwa jalur
kereta api yang akan dilewati berstatus
tidak aman, kereta api yang akan
melewatinya diharuskan untuk berhenti.
SEMBOYAN KERETA API (Lanjutan 8)
Semboyan 4A adalah semboyan
sementara yang berupa petugas
mengangkat papan persegi
panjang berwarna kuning yang
mengartikan bahwa kereta api
akan memasuki sinyal masuk yang
menunjukkan indikasi "berhenti"
atau melewati tanda batas
berhenti jalur kiri pada jalur ganda
(jika kereta melewati jalur kiri).
RUANG KENDALI PPKA

Kendali pimpinan PPKA


merupakan jantung
operasional pelayanan
kereta. Sebab, dari ruang
itulah petugas mengawasi
lintasan mana yang akan
dilalui setiap kereta, baik
masuk maupun keluar
stasiun.
KEGIATAN
Kegiatan pengaturan perjalanan kereta api meliputi:
1. Penyusunan garis besar perjalanan kereta api, merupakan
penyusunan garis besar rencana operasi kereta api tentang
jenis, jumlah, jadwal, dan rangkaian kereta api yang akan
dijalankan di lintas yang bersangkutan sesuai dengan
kebutuhan angkutan;
2. Pembuatan rencana perjalanan kereta api;
3. Pembuatan grafik perjalanan kereta api (gapeka);
4. Perubahan, penambahan dan/atau pengurangan perjalanan
kereta api pada gapeka;
5. Penentuan kereta api yang jalan;
6. Pembatalan dan pengumuman perjalanan kereta api.
GRAFIK PERJALANAN KERETA API (GAPEKA)

Grafik perjalanan kereta api disingkat dengan


sebutan Gapeka. Gapeka dapat ditinjau dari
berbagai sudut pandang yang berbeda, sehingga
pemahamannya menjadi beragam, ada yang
mengartikan sebagai suatu perencanaan
perjalanan kereta api, ada yang mengartikan
sebagai daftar perjalanan kereta api, dan lain
sebagainya.
PERATURAN TENTANG GAPEKA
1. Undang-undang nomor 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian.
A. Pasal 121 :
1) Pengoperasian kereta api yang dimulai dari stasiun keberangkatan,
bersilang, bersusulan, dan berhenti di stasiun tujuan diatur dalam
Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA);
2) Grafik perjalanan kereta api dibuat oleh pemilik prasarana
perkeretaapian yang sekurang-kurangnya berdasarkan:
a. Jumlah kereta api;
b. Kecepatan yang diizinkan;
c. Relasi asal tujuan; dan
d. Rencana persilangan dan penyusulan.
PERATURAN TENTANG GAPEKA (Lanjutan 1)
B. Pasal133 :
1) Mengumumkan jadwal perjalanan kereta api dan tarif angkutan
kepada masyarakat yang dapat dilakukan di stasiun atau media
cetak atau elektronik; dan
2) Mematuhi jadwal keberangkatan kereta api;
3) Mengumumkan kepada pengguna jasa apabila terjadi pembatalan
dan penundaan keberangkatan, keterlambatan kedatangan, atau
pengalihan pelayanan lintas kereta api disertai dengan alasan yang
jelas.
C. Pasal 136
Menyatakan bahwa Penyelenggara Sarana Perkeretaapian dalam
keadaan tertentu dapat membatalkan perjalanan kereta api apabila
terdapat hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan, ketertiban,
dan kepentingan umum.
PERATURAN TENTANG GAPEKA (Lanjutan 2)
2. Peraturan pemerintah nomor 72 /th.2009 tentang lalu lintas dan
angkutan kereta api
Grafik Perjalanan Kereta Api yang selanjutnya disebut Gapeka adalah
pedoman pengaturan pelaksanaan perjalanan kereta api yang
digambarkan dalam bentuk garis yang menunjukkan stasiun, waktu,
jarak, kecepatan, dan posisi perjalanan kereta api mulai dari berangkat,
bersilang, bersusulan, dan berhenti yang digambarkan secara grafis
untuk pengendalian perjalanan kereta api”.
Pada Bab III bagian ketiga Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, menjelaskan
mengenai Gapeka sbg:
a. Pelaksanaan perjalanan kereta api yang dimulai dari stasiun
keberangkatan, bersilang, bersusulan, dan berhenti di stasiun
tujuan diatur berdasarkan Gapeka.
PERATURAN TENTANG GAPEKA (Lanjutan 3)
b. Gapeka dibuat oleh pemilik prasarana perkeretaapian didasarkan
pada pelayanan angkutan kereta api yang akan dilaksanakan.
c. Pembuatan Gapeka oleh pemilik prasarana perkeretaapian, harus
memperhatikan:
1) Masukan dari penyelenggara sarana perkeretaapian;
2) Kebutuhan angkutan kereta api; dan
3) Sarana perkeretaapian yang ada.
d. Gapeka dapat berupa:
1) Gapeka pada jaringan jalur kereta api nasional;
2) Gapeka pada jaringan jalur kereta api provinsi; dan
3) Gapeka pada jaringan jalur kereta api kabupaten /kota.
PERATURAN TENTANG GAPEKA (Lanjutan 4)
e. Gapeka dapat diubah apabila terdapat perubahan pada:
1)  Kebutuhan angkutan (puncak angkutan saat hari besar
keagaaman);
2)  Jumlah sarana perkeretaapian;
3)  Kecepatan kereta api;
4)  Prasarana perkeretaapian (sedang diperbaiki atau diubah);
dan/atau
5)  Keadaan memaksa (anjlokan, kecelakaan, banjir).
g. Penyelenggara sarana perkeretaapian harus mengumumkan jadwal
perjalanan kereta api yang termuat dalam Gapeka kepada
masyarakat, yang dapat dilaksanakan melalui media massa dan
ditempel di stasiun, sebelum pemberlakuan Gapeka.
PERATURAN TENTANG GAPEKA (Lanjutan 5)
3. Keputusan menteri perhubungan nomor KM.22 tahun 2003 tentang
pengoperasian kereta api kemudian diperbaharui dengan PM no. 35 tahun
2011 tentang prosedur pembuatan Gapeka.
Pada keputusan tersebut menetapkan:
A. Penyusunan Garis Besar Perjalanan Kereta Api
Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM.81 Tahun 2001
tentang Angkutan Kereta Api, rencana pelayanan angkutan kereta api dalam
lintas pelayanan disusun dalam rencana garis besar perjalanan kereta api
dengan memperhatikan :
1)  Terlayaninya seluruh jaringan pelayanan yang ditetapkan;
2)  Ketersediaan sarana kereta api;
3)  Kapasitas Lintas;
4)  Permintaan jasa angkutan pada lintas yang bersangkutan.
PERATURAN TENTANG GAPEKA (Lanjutan 6)
B. Penyusunan Rencana Perjalanan Kereta Api
Berdasarkan garis besar perjalanan kereta api, Badan
penyelenggara membuat rencana perjalanan kereta api
yang meliputi rencana rinci tentang jenis, jumlah dan
rangkaian kereta api.
C. Pembuatan Konsep Grafik Perjalanan Kereta Api
Konsep yang dimaksud adalah dimulai dengan membuat
kurva- kurva perjalanan kereta api secara manual pada
lembar grafik perjalanan kereta api kosongan.
KONSEP PEMBUATAN GAPEKA
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat konsep ini
adalah :
1) Urutan tingkat kelas kereta api untuk menentukan persilangan
dan penyusulan, sehingga untuk memudahkan proses
penggambaran dimulai dari urutan tingkat kelas tertinggi.
2) Kecepatan maksimum sarana dan prasarana, apabila prasarana
jalan lebih rendah dibandingkan puncak kecepatan sarana, maka
yang harus diambil adalah puncak kecepatan prasarana.
3) Stasiun sebagai tempat pemberhentian kereta api ekonomi dan
non ekonomi, penggantian awak kereta api dan lokomotif,
penambahan dan pengurangan rangkaian, pemeriksaan
rangkaian, naik/turun penumpang, muat/bongkar barang.
KONSEP PEMBUATAN GAPEKA (Lanjutan)
Bentuk gapeka biasanya dibuat
menggunakan koordinat Kartesius dengan
sumbu Y (vertikal) adalah waktu dan tempat
(jarak) sebagai sumbu X (horizontal).
Di Swiss, Austria, dan Indonesia, gapeka
juga digunakan dengan sumbu kilometer
lintas dan waktu dibalik (yakni, sumbu X
sebagai waktu tempuh dan sumbu Y adalah
jarak tempuh kilometer stasiun).
Perjalanan kereta api digambarkan sebagai
garis grafik, kadang-kadang garis dapat
diwarnai menurut kategori kereta, jumlah
kereta, dan hari perjalanan.
EVALUASI KONSEP GAPEKA
Setelah konsep GAPEKA diterima secara lengkap oleh Pemerintah,
maka dilakukan evaluasi yang meliputi :
1) Komposisi pelayanan angkutan penumpang kelas ekonomi dan
non ekonomi;
2) Waktu tempuh perjalanan kereta api;
3) Terpenuhinya pelayanan angkutan kereta api pada jaringan lintas
yang secara makro ekonomi lebih efisien dilayani dengan kereta
api;
4) Perencanaan komposisi pembagian angkutan dengan moda darat
lainnya;
5) Keterpaduan intra dan antar moda transportasi.
PENETAPAN GAPEKA
Berdasarkan hasil evaluasi, Direktur Jenderal menetapkan GAPEKA
paling lambat 1 (satu) bulan sejak diterima lengkap dari Badan
Penyelenggara. Apabila dalam waktu 1 (satu) bulan Direktur Jenderal
belum menetapkan GAPEKA maka digunakan GAPEKA yang diusulkan
oleh Badan Penyelenggara.

Badan Penyelenggara mencetak GAPEKA yang telah ditetapkan oleh


Direktur Jenderal dan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum tanggal
berlaku GAPEKA, mengirimkan GAPEKA kepada Direktur Jenderal dan
semua pejabat yang berkaitan dengan operasi kereta api di lintas
yang bersangkutan.
TERIMA KASIH
REFERENSI
1. Keputusan Menteri Perhubungan KM 22 Tahun 2003 tentang Pengoperasian
Kereta Api
2. Modul Perencanaan Perjalananan Kereta API – I, 2014, API Madiun,
Kementerian Perhubungan

Anda mungkin juga menyukai