JEMBATAN
KERETA API
KELOMPOK 1
TD 3.17
TRANSPORTASI DARAT SARJANA
TERAPAN
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA
2023
OUR TIME
KERETA API
Kelas Jembatan KA
KONSTRUKSI
JEMBATAN
Pada jembatan rasuk beban hidup dari bantalan langsung
terima oleh rasuk pokok.
JENIS
JEMBATAN
RASUK
RASUK PROFIL (DLURUNG) RASUK PELAT
RASUK PROFIL
(DLURUNG)
Bentang jembatan : 2 m – 10 m
L
POT.
MELINTANG
TAMPAK
SAMPING
JENIS JEMBATAN RASUK
JEMBATAN
RASUK PROFIL
KEMBAR Top floor KR ± 0,00
KR ± 0,00
Bentang jembatan : 2 m – 15 m
L
POT.
MELINTANG
TAMPAK
SAMPING
Bentang jembatan : 15 m – 20 m
JEMBATAN RASUK
KR ±
0,00
L
POT.
MELINTANG
W
Tinggi
RANGKA
TAMPAK
SAMPING
JEMBATAN
DINDING
KONSTRUKSI
JEMBATAN
• beban hidup dari bantalan tidak langsung diterima rasuk pokok (gelagar induk)
• beban hidup dari bantalan diteruskan melalui pemikul
JENIS
JEMBATAN
DINDING
DINDING PELAT DINDING RANGKA TERTUTUP L.L.B
RDINDING PARABOL
DINDING RANGKA TERBUKA
STRUKTUR
ATAS
KONSTRUKSI JEMBATAN ATAS
• Konstruksi jembatan bagian atas dengan material baja harus memenuhi persyaratan berikut:
1. Tegangan (stress) dan tegangan lelah (fatigue) yang timbul pada baja struktural lebih kecil daripada tegangan yang
diijinkan.
2. Tegangan (stress) yang timbul pada baut dan paku keeling/ sumbat (rivet) lebih kecil dari tegangan yang diijinkan.
3. Tegangan tarik material las minimal sama atau lebih besar dari material yang disambung.
• Konstruksi jembatan bagian atas dengan material beton bertulang dan beton prategang
paling sedikit harus memenuhi persyaratan berikut:
– Tegangan (stress) yang timbul pada beton lebih kecil daripada tegangan yang diijinkan.
– Material tumpuan atau perletakan (bearing) pada abutment dan pilar dapat berupa elastomer polyetelin atau bahan
lainnya.
– Persyaratan material untuk elastomer polyetelin harus mengacu pada spesifikasi
ASTM.
– Material baja prestressed harus memenuhi persyaratan ASTM.
– Tegangan yang terjadi pada kawat prestressed harus lebih kecil daripada tegangan yang diijinkan.
Simple beam Continuous beam TRUSS
FRAME ARCH
JENIS KONSTRUKSI
JEMBATAN BAGIAN
ATAS
CABLE STAYED
SUSPENSION
Simple beam Continuous span
PEMBEBANAN
KONSTRUKSI
JEMBATAN BAGIAN
ATAS
Beban dipikul dengan
mengandalkan kemampuan
Lentur akibat momen positif dan
geser dari pelat/baloknya.
KOMPONEN JEMBATAN
PANGKAL
JEMBATAN
• Pilar (pier) jembatan merupakan suatu bangunan yang berfungsi
untuk meneruskan beban dari bangunan atas ke tanah dasar
fondasinya.
Bentuk struktur pilar jembatan bervariasi sesuai dengan
PILAR penempatannya. Struktur ini pada prinsipnya tidak boleh
menghambat aliran air pada waktu banjir bilamana pilar dibangun di
JEMBATAN tengah aliran sungai. Bentuk pilar merupakan suatu hal yang penting
terutama bila pilar dibangun di tengah aliran sungai.
• Bentuk tampang sebaiknya setipis mungkin dengan tampang dapat
berbentuk bulat telur, lingkaran atau segi empat dengan kedua
ujung-ujungnya berbentuk ½ lingkaran. Pengurangan luas tampang
basah sungai tidak boleh lebih dari 5% akibat adanya pilar-pilar
tersebut. Berbagai bentuk pilar jembatan yang dianjurkan antara lain
sebagai berikut ini.
DITENGAH PILAR JEMBATAN
Aliran Sungai
Portal ujung merupakan rangkaian profil baja yang terletak pada ujung jembatan
rangka. Portal ujung harus kaku sehinggadapa menahan bebaan horizontal,
terutama akibat angin. Sehingga portal ujung akan memiliki dimensi yang besar
dibandingkan denganrangka lain.
GELAGAR
MEMANJANG
(STRINGER)
Gelagar memanjang menyalurkan beban beban lantai kendaraan (beban mati, dan
beban hidup)hal ini dikarenakan gelagar memanjang menumpu gelagar
melintang. Gelagar memanjang ini mempunya dimensisama dengan portal ujung
jembatan.
GELAGAR
MELINTANG
Gelagar melintang bawah (Cross Girder) memikul beban kendaraan atau beban hidup lainnya
melalui gelagar memanjang (stringer ) dimana gelagar melintang atas sebagaipenyalur beban angin
dan memperkaku struktur atas jembatan.
IKATAN ANGIN
Ikatan angin merupakan rangkaian baja yang berfungsi sebagai penahan gayaangin ikatan angin ini biasanyaterletak
pada atas gelagarmemanjang.
PELAT
BUHUL
Pelat buhul adalah satu komponen jembatan yang berfungsi sebagai penghubung atau
sambunganantara rangkaian profil– profil jembatan. Profil – profil rangka ini disambungkan
melalui pelat buhul dengan menggunakan baut atau sambungan las. Pelat buhul harus mempunyai
ketebalanyang lebih besar dibandingkan dengan profil pelat pada baja. Hal ini dikarenakan semua
gaya yang bekerja pada struktur utama disalurkan melalui pelat buhul ini.
LANTAI
KENDARAAN
.
BANTALAN
KARET
JEMBATAN
TUMPUAN
TUMPUAN SENDI
Tumpuan sendi sering disebut juga sebagai tumpuan engsel, karena cara kerjanya mirip dengan engsel. Tumpuan mampu
memberikan reaksi gaya horizontal dan vertikal,artinya tumpuan sendi dapat menahangaya vertikal maupun gaya horizontal
dan tidak dapat menahan momen.
TUMPUAN ROL
Tumpuan rol adalah tumpuan yang dapat bergeser kea rah horizontal sehingga tumpuan ini tidak dapat menahan gaya
horizontal. Pada tumpuan rol terdapat roda yang dapat bergeseryang gunanya untuk mengakomodir pemuaianpada
konstruksi sehinggakonstruksi tidak rusak. Tumpuan rol hanya mampu memberikan reaksi arah vertikal saja, artinya
tumpuan rol hanya bias menahan gaya secara vertikalsaja dan tidak bias menahangaya horizontal dan momen.
JENIS
TUMPUAN
TUMPUAN JEPIT
Tumpuan jepit ialah merupakan tumpuan berupa balok yang terjepit pada tiang atau kolom.Pada tumpuan ini
mampu memberikan reaksi terhadapgaya vertikal, horizontal bahkanmampu memberikan reaksiterhadap
putaran momen.
TUMPUAN JEPIT
TUMPUAN ROL
Klasifikasi Jembatan
1 Klasifikasi Berdasarkan Direktorat Jendral Bina Marga
1.Jembatan Permanen Klas A
Dirancang sebagai jembatan permanen dengan lebar total jembatan 9 m (badan jalan 7 m dan lebar trotoar 1 m
(kanan-kiri)) yang menggunakan beban lalu lintas BM – 100 (100 % sesuai dengan pembebanan di Spesifikasi
Pembebanan untuk Jembatan & Jalan Raya No 12/1970 ( Revisi 1988) .
BEBAN
BEBAN HIDUP
HORIZONTAL
JENIS-JENIS
BEBAN
JEMBATAN
BEBAN ANGIN
BEBAN GEMPA
Beban Hidup
• Yang termasuk dengan beban hidup adalah beban yang berasal
dari berat kendaraan-kendaraan bergerak lalu lintas dan/atau
pejalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan.
• Beban Kereta yang akan digunakan sebagai beban hidup adalah
100% RM 1921, sebagaimana tertera pada tabel di bawah.
Perhitungan menunjukan bahwa biasanya 100% RM 1921
merupakan beban yang paling membahayakan.
Sumber : Standar Teknis Kereta
Api Indonesia Untuk Jembatan
Baja, 2006
Skema Pembebanan RM 1921
Beban
Kejut
Beban kejut diperoleh
dengan mengalikan faktor
i terhadap beban kerata. Keterangan:
i = faktor kejut
L = panjang bentang (m)
BEBAN HORIZONTAL
Beban Setrifugal
01
Beban Lateral
02 Kereta
Beban Rem dan
Traksi 03
Beban Rel
04 Panjang
Longitudinal
b
Beban Sentrifugal e
b
a
• Beban Sentrifugal diperoleh dengan mengalikan faktor α terhadap beban kereta. n
Beban bekerja pada pusat gaya berat kereta pada arah tegak lurus rel secara
horizontal. h
o
r
i
α = koefisien beban sentrifugal z
V = kecepatan maksimum kereta pada o
n
tikungan (km/jam)
t
R = radius tikungan (m) a
l
b
Beban Lateral Kereta e
b
a
Beban bekerja pada bagian atas
n
dan tegak lurus arah rel, secara
h
horizontal. Besaran adalah 15%
o
atau 20% dari beban gandar r
untuk masing – masing i
lokomotif atau kereta z
listrik/diesel. o
n
t
a
Sumber : Standar Teknis Kereta Api Indonesia Untuk Jembatan Baja, 2006 l
b
e
Beban Pengereman Beban Rel b
dan Traksi Panjang a
n
Longitudinal
h
Beban Pengereman dan Traksi masing – masing Beban rel panjang longitudinal pada o
r
adalah 25% dari beban kereta, bekerja pada pusat dasarnya adalah 10 KN/m,
i
gaya berat kereta ke arah rel (secara longitudinal). maksimum 2000 KN.
z
o
n
t
a
l
Beban Angin
Beban angin bekerja tegak lurus rel, secara horizontal , tipikal nilainya
adalah