Anda di halaman 1dari 59

TEKNIK REKAYASA KA

JEMBATAN
KERETA API

KELOMPOK 1
TD 3.17
TRANSPORTASI DARAT SARJANA
TERAPAN
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA
2023
OUR TIME

ANDI ERWIN AQILAH TAKDIR DIBYATARA D NAZHIIRA N MARIA DELLA

2101034 2101050 2101099 2101280 2101215

KELOMPOK 1_TD 3.17


OUTLINE
Definisi
Jembatan Kereta 01
Api Kelas Jembatan -
02 Jenis Jembatan
Tipe Jembatan
Kereta Api 03
Jenis Beban
04 Jembatan KA
DEFINISI
JEMBATAN
Secara harfiah, jembatan adalah struktur yang berfungsi sebagai
penghubung dua bagian yang terpisah oleh suatu rintangan baik yang alami
DEFINISI seperti sungai, lembah, dan selat atau laut, maupun buatan seperti jalan
JEMBATAN raya, saluran irigasi, dan jalan rel kereta (Supriyadi, 2013).

KERETA API
Kelas Jembatan KA

Jembatan Permanen Klas A


Dirancang sebagai jembatan permanen dengan lebar total jembatan 9 m (badan jalan 7 m dan lebar trotoar 1 m (kanan-kiri)) yang
01 menggunakan beban lalu lintas BM – 100 (100 % sesuai dengan pembebanan di Spesifikasi Pembebanan untuk Jembatan & Jalan Raya No
12/1970
( Revisi 1988)

Jembatan Permanen Klas B


Dirancang sebagai jembatan permanen dengan lebar total jembatan 7 m (badan jalan 6 m dan lebar trotoar 0.5 m (kanan-kiri)) yang
02 menggunakan beban lalu lintas BM – 100 ( 100 % sesuai dengan pembebanan di Spesifikasi Pembebanan untuk Jembatan & Jalan Raya No
12/1970 ( Revisi 1988) .

Jembatan Permanen Klas C


Dirancang sebagai jembatan permanen dengan lebar total jembatan 4.5 m (badan jalan 3.5 m dan lebar trotoar 0.5 m (kanan-kiri)) yang
03 menggunakan beban lalu lintas BM – 70 ( 70 % sesuai dengan pembebanan di Spesifikasi Pembebanan untuk Jembatan & Jalan Raya No
12/1970 (Revisi 1988).
Klasifikasi Jembatan
Klasifikasi Jembatan
Klasifikasi Jembatan
Klasifikasi Jembatan
TIPE JEMBATAN
TIPE JEMBATAN
JEMBATAN
RASUK

KONSTRUKSI
JEMBATAN
Pada jembatan rasuk beban hidup dari bantalan langsung
terima oleh rasuk pokok.
JENIS
JEMBATAN
RASUK
RASUK PROFIL (DLURUNG) RASUK PELAT

RASUK RANGKA RASUK SEPUR


TENGGELAM
JENIS JEMBATAN RASUK

RASUK PROFIL
(DLURUNG)

Bentang jembatan : 2 m – 10 m

Top floor KR ± 0,00


KR ± 0,00

L
POT.
MELINTANG

TAMPAK
SAMPING
JENIS JEMBATAN RASUK

JEMBATAN
RASUK PROFIL
KEMBAR Top floor KR ± 0,00
KR ± 0,00

Bentang jembatan : 2 m – 15 m
L
POT.
MELINTANG

TAMPAK
SAMPING
Bentang jembatan : 15 m – 20 m

JEMBATAN RASUK
KR ±
0,00

L
POT.
MELINTANG
W
Tinggi

RANGKA
TAMPAK
SAMPING
JEMBATAN
DINDING

KONSTRUKSI
JEMBATAN
• beban hidup dari bantalan tidak langsung diterima rasuk pokok (gelagar induk)
• beban hidup dari bantalan diteruskan melalui pemikul
JENIS
JEMBATAN
DINDING
DINDING PELAT DINDING RANGKA TERTUTUP L.L.B

RDINDING PARABOL
DINDING RANGKA TERBUKA

RDINDING RANGKA TERTUTUP L.L.A


TIPE
JEMBATAN
KERETA API
JEMBATAN
GELAGAR
DINDING
Jembatan Gelagar Dinding (Trough Girder)
adalah jembatan dimana elevasi di dekat
bagian bawah dan kereta melintas
langsungdi antara gelagar. Gelagar adalah
komponen lentur yang merupakan
komponen atas utama atau primer dan yang
menerimabeban dari balok lantai dan balok
memanjang.

Trough Girder Bridge


JEMBATAN
GELAGAR RASUK

Jembatan Gelagar Rasuk (Deck


Girder Bridge) adalah jembatan
dimanakomponen penahan
seluruhnya berada di bawah jalan rel.

Deck Girder Bridge


JEMBATAN
RANGKA
DINDING
Jembatan Rangka Dinding (Trough Truss
Bridge) adalah Jembatan dimana kereta
melewati langsungjembatan rangka.
Rangka adalah strukturgabungan yang
terdiri dari masing – masing komponen
yang disusun dan disambungkan biasanya
dengan pola segitiga, dan memindahkan
beban kereta sebagai struktur atas penahan
utama.
Trough Truss Bridge
JEMBATAN
RANGKA RASUK

Jembatan Rangka Rasuk (Deck Truss


Bridge)adalah jembatan dimana
rangkaberada dibawah rel kereta .

Deck Truss Bridge


KOMPONEN
JEMBATAN
KOMPONEN JEMBATAN

STRUKTUR
ATAS
KONSTRUKSI JEMBATAN ATAS
• Konstruksi jembatan bagian atas dengan material baja harus memenuhi persyaratan berikut:
1. Tegangan (stress) dan tegangan lelah (fatigue) yang timbul pada baja struktural lebih kecil daripada tegangan yang
diijinkan.
2. Tegangan (stress) yang timbul pada baut dan paku keeling/ sumbat (rivet) lebih kecil dari tegangan yang diijinkan.
3. Tegangan tarik material las minimal sama atau lebih besar dari material yang disambung.
• Konstruksi jembatan bagian atas dengan material beton bertulang dan beton prategang
paling sedikit harus memenuhi persyaratan berikut:
– Tegangan (stress) yang timbul pada beton lebih kecil daripada tegangan yang diijinkan.
– Material tumpuan atau perletakan (bearing) pada abutment dan pilar dapat berupa elastomer polyetelin atau bahan
lainnya.
– Persyaratan material untuk elastomer polyetelin harus mengacu pada spesifikasi
ASTM.
– Material baja prestressed harus memenuhi persyaratan ASTM.
– Tegangan yang terjadi pada kawat prestressed harus lebih kecil daripada tegangan yang diijinkan.
Simple beam Continuous beam TRUSS

FRAME ARCH
JENIS KONSTRUKSI
JEMBATAN BAGIAN
ATAS
CABLE STAYED

SUSPENSION
Simple beam Continuous span

PEMBEBANAN
KONSTRUKSI
JEMBATAN BAGIAN
ATAS
Beban dipikul dengan
mengandalkan kemampuan
Lentur akibat momen positif dan
geser dari pelat/baloknya.
KOMPONEN JEMBATAN

STRUKTUR • Konstruksi jembatan bagian atas dengan komposit paling


sedikit harus memenuhi persyaratan berikut:
BAWAH • Konstruksi jembatan bagian bawah paling sedikit harus memenuhi
persyaratan
berikut:
1. Kapasitas daya dukung tanah lebih besar dari beban yang diterima
dengan faktor keamanan ≥2,5.
2. Tegangan (stress) yang timbul lebih kedl daripada tegangan yang
diijinkan.
3. Nilai standar unit penurunan yang merupakan rasio penurunan
terhadap gaya aksial dari struktur atas dan struktur bawah jembatan,
nilai maksimumnya harus sesuai dengan sebagaimana dinyatakan
ketentuan yang berlaku.
KONSTRUKSI JEMBATAN ATAS

PANGKAL PONDASI PANGKAL / PILAR


a. Pangkal type T a. Pondasi dangkal
b. Pangkal dengan sayap serong b. Pondasi sumuran
c. Pangkal type U c. Pondasi tiang pancang
d. Pondasi bor pile
PILAR
a. Pilar type I
b. Pilar rangka beton
c. Pilar rangka baja
• Pangkal jembatan atau biasa dikenal abutment adalah suatu bangunan yang
meneruskan beban berupa beban mati dan beban hidup serta beban-beban lain yang
bekerja pada bangunan atas dan tekanan tanah ke tanah dasar fondasi yang dibangun
pada arah tepi jembatan.
• Pangkal jembatan umumnya seperti konstruksi dinding penahan tanah biasa dengan
variasi yang berbeda-beda. Bentuk pangkal jembatan dapat dilihat pada gambar
berikut.

PANGKAL
JEMBATAN
• Pilar (pier) jembatan merupakan suatu bangunan yang berfungsi
untuk meneruskan beban dari bangunan atas ke tanah dasar
fondasinya.
Bentuk struktur pilar jembatan bervariasi sesuai dengan
PILAR penempatannya. Struktur ini pada prinsipnya tidak boleh
menghambat aliran air pada waktu banjir bilamana pilar dibangun di
JEMBATAN tengah aliran sungai. Bentuk pilar merupakan suatu hal yang penting
terutama bila pilar dibangun di tengah aliran sungai.
• Bentuk tampang sebaiknya setipis mungkin dengan tampang dapat
berbentuk bulat telur, lingkaran atau segi empat dengan kedua
ujung-ujungnya berbentuk ½ lingkaran. Pengurangan luas tampang
basah sungai tidak boleh lebih dari 5% akibat adanya pilar-pilar
tersebut. Berbagai bentuk pilar jembatan yang dianjurkan antara lain
sebagai berikut ini.
DITENGAH PILAR JEMBATAN
Aliran Sungai

Untuk pilar jembatan yang dibangun di tengah aliran


sungai dianjurkan tidak memanfaatkan bentuk-bentuk
tiang, karena akan menimbulkan gerakan aliran turbulen
dan arah aliran yang tidak menentu, penggerusan tidak
normal akan terjadi di sekitar pilar pada saat banjir. Selain
itu benda-benda hanyut akan terangkat pada pilar-pilar
tipe ini, sehingga mengurangi luas tampang aliran dan
kestabilan pilar pun akan terganggu.
DI ATAS tanah
Tipe ini karena ditempatkan di atas tanah, dapat dipilih
dalam berbagai bentuk antara lain rangka yang kaku,
dengan bahan dapat dari konstruksi baja atau beton
bertulang tetapi dianjurkan dari konstruksi beton bertulang
karena biaya perawatan murah dibanding dengan
konstruksi baja. Tampang pilar dapat berbentuk persegi
panjang atau bentuk I, tetapi tidak menutup kemungkinan
memanfaatkan tipe-tipe yang lain.
Contoh struktur pendekat
miring dan lurus
CONTOH
METODE KERJA
STRUKTUR
PENDEKAT
RANGKA UTAMA

Rangka utama merupakanpemikul utama keseluruhan beban jembatan, pada jembatan


rangka rasuk memiliki rangka utama sebagai berikut diantaranya adalah gelagaratas(top
chord), gelagarbawah (bottom chord),gelagar diagonal (diagonals), hanger fixed end dan
counters.
PORTAL UJUNG
(END POST)

Portal ujung merupakan rangkaian profil baja yang terletak pada ujung jembatan
rangka. Portal ujung harus kaku sehinggadapa menahan bebaan horizontal,
terutama akibat angin. Sehingga portal ujung akan memiliki dimensi yang besar
dibandingkan denganrangka lain.
GELAGAR
MEMANJANG
(STRINGER)

Gelagar memanjang menyalurkan beban beban lantai kendaraan (beban mati, dan
beban hidup)hal ini dikarenakan gelagar memanjang menumpu gelagar
melintang. Gelagar memanjang ini mempunya dimensisama dengan portal ujung
jembatan.
GELAGAR
MELINTANG
Gelagar melintang bawah (Cross Girder) memikul beban kendaraan atau beban hidup lainnya
melalui gelagar memanjang (stringer ) dimana gelagar melintang atas sebagaipenyalur beban angin
dan memperkaku struktur atas jembatan.

IKATAN ANGIN
Ikatan angin merupakan rangkaian baja yang berfungsi sebagai penahan gayaangin ikatan angin ini biasanyaterletak
pada atas gelagarmemanjang.
PELAT
BUHUL

Pelat buhul adalah satu komponen jembatan yang berfungsi sebagai penghubung atau
sambunganantara rangkaian profil– profil jembatan. Profil – profil rangka ini disambungkan
melalui pelat buhul dengan menggunakan baut atau sambungan las. Pelat buhul harus mempunyai
ketebalanyang lebih besar dibandingkan dengan profil pelat pada baja. Hal ini dikarenakan semua
gaya yang bekerja pada struktur utama disalurkan melalui pelat buhul ini.
LANTAI
KENDARAAN

Lantai Kendaraan merupakankomponen utama jembatanyang berkontak langsung


dari beban kendaraanpada jembatan. Konstruksi jalan rel (bantalan dan rel)
merupakanlantai kendaraan untuk jembatan kereta api.

.
BANTALAN
KARET
JEMBATAN

Elastomeric Bridge Bearing ( Bantalan Karet Jembatan ) adalah sebuah


komponen pada jembatan yang berbentuk karet dan berisikan pegas (per) di
dalmanya, yang berfungsi sebagai tumpuan untuk memperkecil tumbukan akibat
gaya vertikal pada jembatan. Gaya vertikal ini selanjutnya akan dilanjutkan
menuju abutment hingga pondasi.
TUMPUAN

Tumpuan ialah tempat perletakan konstruksi atau dukungan bagi konstruksi


dalam meneruskan gaya-gayayang bekerja ke pondasi.
JENIS Tumpuan ialah tempat perletakan konstruksi atau dukungan bagi konstruksi dalam
meneruskan gaya-gayayang bekerja ke pondasi.

TUMPUAN
TUMPUAN SENDI
Tumpuan sendi sering disebut juga sebagai tumpuan engsel, karena cara kerjanya mirip dengan engsel. Tumpuan mampu
memberikan reaksi gaya horizontal dan vertikal,artinya tumpuan sendi dapat menahangaya vertikal maupun gaya horizontal
dan tidak dapat menahan momen.

TUMPUAN ROL
Tumpuan rol adalah tumpuan yang dapat bergeser kea rah horizontal sehingga tumpuan ini tidak dapat menahan gaya
horizontal. Pada tumpuan rol terdapat roda yang dapat bergeseryang gunanya untuk mengakomodir pemuaianpada
konstruksi sehinggakonstruksi tidak rusak. Tumpuan rol hanya mampu memberikan reaksi arah vertikal saja, artinya
tumpuan rol hanya bias menahan gaya secara vertikalsaja dan tidak bias menahangaya horizontal dan momen.
JENIS
TUMPUAN
TUMPUAN JEPIT
Tumpuan jepit ialah merupakan tumpuan berupa balok yang terjepit pada tiang atau kolom.Pada tumpuan ini
mampu memberikan reaksi terhadapgaya vertikal, horizontal bahkanmampu memberikan reaksiterhadap
putaran momen.

TUMPUAN JEPIT
TUMPUAN ROL
Klasifikasi Jembatan
1 Klasifikasi Berdasarkan Direktorat Jendral Bina Marga
1.Jembatan Permanen Klas A
Dirancang sebagai jembatan permanen dengan lebar total jembatan 9 m (badan jalan 7 m dan lebar trotoar 1 m
(kanan-kiri)) yang menggunakan beban lalu lintas BM – 100 (100 % sesuai dengan pembebanan di Spesifikasi
Pembebanan untuk Jembatan & Jalan Raya No 12/1970 ( Revisi 1988) .

2.Jembatan Permanen Klas B


Dirancang sebagai jembatan permanen dengan lebar total jembatan 7 m (badan jalan 6 m dan lebar trotoar 0.5 m
(kanan-kiri)) yang menggunakan beban lalu lintas BM – 100 ( 100 % sesuai dengan pembebanan di Spesifikasi
Pembebanan untuk Jembatan & Jalan Raya No 12/1970 ( Revisi 1988) .

3.Jembatan Permanen Klas C


Dirancang sebagai jembatan permanen dengan lebar total jembatan 4.5 m (badan jalan 3.5 m dan lebar trotoar 0.5 m
(kanan-kiri)) yang menggunakan beban lalu lintas BM – 70 ( 70 % sesuai dengan pembebanan di Spesifikasi
Pembebanan untuk Jembatan & Jalan Raya No 12/1970 (Revisi 1988)..
JENIS
BEBAN
JEMBATAN
JENIS-JENIS BEBAN
JEMBATAN

BEBAN MATI BEBAN KEJUT

BEBAN
BEBAN HIDUP
HORIZONTAL
JENIS-JENIS
BEBAN
JEMBATAN
BEBAN ANGIN

BEBAN GEMPA
Beban Hidup
• Yang termasuk dengan beban hidup adalah beban yang berasal
dari berat kendaraan-kendaraan bergerak lalu lintas dan/atau
pejalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan.
• Beban Kereta yang akan digunakan sebagai beban hidup adalah
100% RM 1921, sebagaimana tertera pada tabel di bawah.
Perhitungan menunjukan bahwa biasanya 100% RM 1921
merupakan beban yang paling membahayakan.
Sumber : Standar Teknis Kereta
Api Indonesia Untuk Jembatan
Baja, 2006
Skema Pembebanan RM 1921
Beban
Kejut
Beban kejut diperoleh
dengan mengalikan faktor
i terhadap beban kerata. Keterangan:
i = faktor kejut
L = panjang bentang (m)
BEBAN HORIZONTAL

Beban Setrifugal
01
Beban Lateral
02 Kereta
Beban Rem dan
Traksi 03
Beban Rel
04 Panjang
Longitudinal
b

Beban Sentrifugal e
b
a
• Beban Sentrifugal diperoleh dengan mengalikan faktor α terhadap beban kereta. n
Beban bekerja pada pusat gaya berat kereta pada arah tegak lurus rel secara
horizontal. h
o
r
i
α = koefisien beban sentrifugal z
V = kecepatan maksimum kereta pada o
n
tikungan (km/jam)
t
R = radius tikungan (m) a
l
b
Beban Lateral Kereta e
b
a
Beban bekerja pada bagian atas
n
dan tegak lurus arah rel, secara
h
horizontal. Besaran adalah 15%
o
atau 20% dari beban gandar r
untuk masing – masing i
lokomotif atau kereta z
listrik/diesel. o
n
t
a
Sumber : Standar Teknis Kereta Api Indonesia Untuk Jembatan Baja, 2006 l
b
e
Beban Pengereman Beban Rel b
dan Traksi Panjang a
n
Longitudinal
h
Beban Pengereman dan Traksi masing – masing Beban rel panjang longitudinal pada o
r
adalah 25% dari beban kereta, bekerja pada pusat dasarnya adalah 10 KN/m,
i
gaya berat kereta ke arah rel (secara longitudinal). maksimum 2000 KN.
z
o
n
t
a
l
Beban Angin
Beban angin bekerja tegak lurus rel, secara horizontal , tipikal nilainya
adalah

a. 3.0 kN/m pada areal proyeksi vertikal jembatan tanpa kereta di


atasanya. Namun demikian, 2.0 kN/m2 pada areal proyeksi rangka batang
pada arah datangnya angin, tidak termasuk areal sistem lantai.
b. 1.5 kN/m pada areal kereta dan jembatan, dengan kereta diatasnya,
pengecualian 1.2 kN/m2 untuk jembatan selain gelagar dek/rasuk atau
jembatan komposit, sedangkan 0.8 kN/m2 untuk areal proyeksi rangka
batang pada arah datangnya angin.
Beban Gempa
Beban gempa adalah beban yang
bekerja pada suatu struktur akibat
dari pergerakan tanah yang Kh = Kr atau Kv = 0.5 Kh
disebabkan karena adanya getaran
gempa. Secara umum terdapat dua
metode dalam menganalisis beban
gempa yaitu analisis statik ekivalen
dan analisis dina
Additional
MAKAN ES BUAH PAKE BIJI SELASIH,
Updates ATAS PERHATIANNYA
TERIMAKASIH!

Anda mungkin juga menyukai