Anda di halaman 1dari 3

PAPARAN

PENJAGAAN PERLINTASAN SEBIDANG


DALAM RANGKA BINTEK KESELAMATAN PERLINTASAN
SEBIDANG DI WILAYAH BREGASLANG
DASAR HUKUM
1.

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian

2.

Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

3.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Kewenangan Pemerintah,


Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota

4.

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian

5.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan Kereta Api

PENGERTIAN
1.

Perkerataapian adalah Satu Kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana dan Sumber
daya Manusia, serta norma, kriteria, persyaratan dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi
kereta api

2.

Kereta Api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun
dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan
rel yang terkait dengan perjalanan kereta api.

3.

Perlintasan Sebidang adalah Perpotongan melintang antara jalur kereta api dengan jalan.

DEFINISI PERLINTASAN SEBIDANG


1.

Perpotongan adalah persilangan jalan kereta api dengan bangunan lain dapat sebidang
maupun tidak sebidang. (Permenhub no 36 2011)

2.

Perpotongan antara jalur kereta api dengan bangunan lain dapat berupa perpotongan
sebidang atau perpotongan tidak sebidang.

3.
4.

Perpotongan antara jalur kereta api dengan jalan disebut perlintasan. (Permenhub no 36 2011)
Perlintasan sebidang adalah perpotongan sebidang antara jalur kereta api dengan jalan. (SK
Dirjen 770 tahun 2005)
LANJUTAN

1.

Hampir Setiap Saat daerah Mengalami Perkembangan/Pembangunan Sehingga Dimungkinkan


menimbulkan Terdapatnya Akses Jalan baru;

2.

Frekuensi Perjalanan Kereta Api Tinggi disertai Dengan Pembangunan Double Track KA;

3.

Trend Kejadian Kecelakaan Di Perlintasan Sebidang Jalan Tidak Berpalang Pintu/Tidak Dijaga
Mengalami Peningkatan.

Contoh Kasus Kota Tegal Sebelum Tahun 2009, sbb :


LANGKAH-LANGKAH PENANGANAN PERLINTASAN
1.

Meniadakan Perpotongan dan Persinggungan Jalur Kereta Api dengan Cara :


a. Membangun Underpass/Fly over
b. Menutup Perlintas Liar (membuat akses jalan pengganti)
c. Menggabungkan Perlintasan yang Berdekatan (Jaraknya Kurang dari 800m)

2.

Melaksanakan Penjagaan/Pengamanan Terhadap Perlintasan Sebidang :


a. Menyiapkan Gardu dan Penjaga Perlintasan
b. Minimal Menyediakan :
- Melengkapi Rambu-Rambu LL
- Menyediakan Lampu Kedip (Flashing Lamp) dan/atau
- Sensor Perlintasan

PELAKSANAAN PENJAGAAN PERLINTASAN


1.

Pembangunan Gardu Perlintasan Permanen/Non Permanen

2.

Menyiapkan Petugas Penjagaan Minimal dibagi Dalam 3 Shift (8 Jam) masing-masing 2 Orang
PJL

3.

Menyiapkan Sistem penyampaian informasi Penjagaan Perlintasan

4.

Menyediakan Prasarana Pendukung Pengamanan Perlintasan

PRASARANA GARDU JAGA PERLINTASAN


Prasarana Minimal Yang Harus Dimiliki :
1.

Jadwal Perjalanan Kereta Api

2.

Alat Komunikasi

3.

Traffic Cone

4.

Bendera Merah dan Hijau

5.

Handlamp

6.

Senter

7.

Jam Dinding

8.

Backup Batery

9.

Emergency Lamp

10.

Peralatan Kebersihan

11.

Ruangan Memadai

PERSYARATAN PENJAGA PINTU PERLINTASAN


1.

Setiap Penjaga Perlintasan Kereta Api bertanggung jawab terhadap keselamatan perjalanan
kereta api dan Lalu Lintas di wilayah kerjanya.

2.

Penjaga Perlintasan Kereta Api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki
kompetensi dan kecakapan untuk menjaga perlintasan kereta api.

3.

Penjaga Perlintasan Kereta Api sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi standar
kompetensi yang terdiri atas:
a. Memiliki dedikasi, Integritas dan kedisiplinan yang tinggi
b. Mengetahui dan memahami peraturan perundang-undangan yang terkait dengan operasi kereta
api terutama tanda dan marka;
c. Mampu mengoperasikan peralatan perlintasan dan peralatan kerja lainnya;
d. Mengetahui, memahami dan menguasai jadwal perjalanan kereta api di wilayah kerjanya;
e. Mampu dan cakap mengoperasikan peralatan telekomunikasi perkeretaapian;
f. Mampu dan cakap mengambil tindakan darurat dalam hal peralatan perlintasan kereta api tidak
berfungsi
g. Mengetahui, memahami dan menguasasi wilayah kerjanya terhadap perjalanan kereta api; dan

h. Pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menjaga perlintasan kereta api.


TUGAS PENJAGA PINTU PERLINTASAN
Pemegang Sertifikat Kecakapan Penjaga Perlintasan Kereta Api memiliki Tugas dan Kewenangan :
a. Standby (siaga) di Gardu Perlintasan Ada/Tidak ada Jadwal Kereta Api yang lewat;
b. Selalu Memonitor Kondisi Lalu lintas dan Perjalanan Kereta;
c. Mengoperasikan peralatan pintu perlintasan dan peralatan kerja lainnya;
d. Mengatur atau menghentikan sementara kendaraan yang akan melintasi jalur perjalanan kereta api;
dan
e. Mengambil tindakan darurat dalam hal peralatan perlintasan kereta api tidak berfungsi.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN BAGI PETUGAS JAGA LINTASAN
Beberapa Hal yang harus diperhatikan oleh Petugas Penjaga Perlintasan Kereta Api dalam
Melaksanakan Tugas adalah Sebagai berikut :
a. PJL dilarang meminum-minuman keras sebelum dan/atau selama bertugas;
b. PJL dilarang meninggalkan Tugas tanpa keterangan (atau meninggalkan Rekan Tugas
sendirian);
c. PJL dilarang Menggunakan Alat Komunikasi tidak semestinya/tidak sesuai peruntukkanya;
d. PJL dilarang Tidur selama bertugas dan;
e. PJL dilarang menggunakan Pakaian Dinas Harian diluar Ketentuannya;
f. PJL wajib hadir/berada dilokasi Kerja minimal 15 (lima belas) menit sebelum Jadwal Tugas;
g. PJL wajib menjaga Wilayah Kerja (Perlintasan) serta Wilayah sekitar -+ 50 m (radius jaga);
h. Menjaga kebersihan Gardu dan jarak pandang bebas dari Tanaman penghalang.
RENCANA JANGKA PENDEK
1. Pengajuan Perijinan Perlintasan KA sebidang;
2. Pemantapan Fungsi Operator System Informasi Perjalanan Kereta Api dan kemudahan
perolehan informasi perjalanan Kereta Api;
3. Meningkatkan Kualitas Alat Komunikasi (Repeater dan Towernya, Righ, HT);
4. Sertifikasi Kecakapan 54 PJL;
5. Merevisi Standard Operating System (SOP) Perlintasan;

Anda mungkin juga menyukai