Lingkungan Refrigerant
Hydrocarbon menuju Indonesia
bebas ODS
Abu Ahmad
PENDAHULUAN
CFC (Chloro-Fluoro-Carbon) memegang peranan
penting dalam sistem refrigerasi, sejak ditemukan
pada tahun 1930. Hal ini dikarenakan CFC memiliki
properti fisika dan termal yang baik sebagai
refrigeran, stabil, tidak mudah terbakar, tidak
beracun dan kompatibel terhadap sebagian besar
bahan komponen dalam sistem refrigerasi. Akan
tetapi setelah masyarakat mengetahui hipotesa
bahwa CFC termasuk Ozone Depleting Substance
(ODS), yaitu zat yang dapat menyebabkan
kerusakan ozon, masyarakat mulai mencoba
melakukan penghentian pemakaian ODS dan
dituangkan ke dalam beberapa konvensi, seperti
Vienna Convention pada bulan Maret 1985,
Montreal Protocol pada bulan September 1987 dan
beberapa amandemen lainnya. Pemerintah
Indonesia telah meratifikasinya melalui Keppres RI
No. 23 tahun 1992.
R-134a sebagai salah satu alternatif memiliki
beberapa properti yang baik, tidak beracun, tidak
mudah terbakar dan relatif stabil. R-134a juga
memiliki kelemahan di antaranya, tidak bisa
dijadikan pengganti R-12 secara langsung tanpa
melakukan modifikasi sistem refrigerasi (drop in
subtitute), relatif mahal, dan masih memiliki
potensi sebagai zat yang dapat menyebabkan
efek pemanasan global karena memiliki Global
Warming Potential (GWP) yang signifikan. Selain itu
R-134a sangat bergantung kepada pelumas
sintetik yang sering menyebabkan masalah
dengan sifatnya yang higroskopis.
Alternatiflain yang ditawarkan adalah
refrigeran hidrokarbon. Sebenarnya
hidrokarbon sebagai refrigeran sudah dikenal
masyarakat sejak 1920 di awal teknologi
refrigerasi bersama fluida kerja natural lainnya
seperti ammonia, dan karbon dioksida.
Hidrokarbon yang sering dipakai sebagai
refrigeran adalah propana (R-290), isobutana
(R-600a), n-butana (R-600). Campuran yang
sering digunakan di antaranya R-290/600a, R-
290/600 dan R-290/R-600/R-600a.
Hidrokarbon memiliki beberapa kelebihan seperti
ramah lingkungan, yang ditunjukkan dengan nilai
Ozon Depleting Potential (ODP) nol, dan GWP
yang dapat diabaikan, properti termofisika dan
karakteristik perpindahan kalor yang baik,
kerapatan fasa uap yang rendah, dan kelarutan
yang baik dengan pelumas mineral.
Pemakaian hidrokarbon dengan isu hemat
energi dan ramah lingkungan masih belum
bisa diterima secara luas seperti pemakaian
freon sebagai refrigeran. Hal ini disebabkan
oleh kekhawatiran masyarakat akan sifat
hidrokarbon yang bisa terbakar. Sifat ini
sebenarnya tidak membahayakan jika
digunakan sesuai prosedur yang benar. Untuk
memahami bekerja dengan prosedur yang
benar, mau tidak mau diperlukan
pengetahuan tentang karakteristik
hidrokarbon. Seperti pepatah mengatakan,
“tak kenal maka tak sayang”, kita tidak akan
mau menggunakan hidrokarbon jika tida
mengenalnya
REFRIGERAN DAN ASPEK
LINGKUNGAN
Refrigeran kelompok halokarbon
merupakan refrigeran sintetik karena
tidak terdapat di alam secara langsung.
Refrigeran ini mempunyai satu atau
lebih atom dari golongan halogen;
khlorin, fluorin dan bromin.Meskipun dari
segi teknik refrigeran ini mempunyai sifat
yang baik, seperti kestabilan yang
tinggi, tidak mudah terbakar dan tidak
beracun, refrigeran ini termasuk ODS.
Jika gas CFC yang memiliki dua atom
khlorin terlepas ke udara dan terkena
sinar ultraviolet akan terurai.
Atom khlorin (Cl) akan terlepas dan bereaksi
dengan ozon (O3) mengambil satu atom
oksigen dari ozon untuk membentuk khlorin
monoksida dan oksigen. Khlorin monoksida
akan bereaksi dengan atom oksigen lainnya
membentuk molekul oksigen dan atom khlorin
membentuk oksigen. Atom khlorin hanya
beraksi sebagai katalis dalam reaksi. Oleh
karena itu satu atom khlorin mampu terus
menerus mengubah ozon menjadi oksigen
melalui ribuan reaksi sejenis. Proses perusakan
ozon ini ditunjukkan pada Gambar 1 dan 2
Gambar 1 Proses penguraian
CFC [1]
Gambar 2 Pemecahan ozon
[1]
Dengan menipisnya lapisan ozon, lapisan pelindung
yang terletak pada ketinggian sekitar 15-50 km di
atas permukaan bumi, radiasi ultraviolet dari
matahari akan langsung sampai ke bumi yang
dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan
gangguan keseimbangan ekosistem. Ringkasan
perbandingan dampak refrigeran terhadap
lingkungan CFC-12, HCFC-22, HCFC-134a dan
hidrokarbon ditunjukkan pada Tabel 1. Terlihat bahwa
hidrokarbon adalah refrigeran yang ramah
lingkungan, karena tidak merusak ozon (ODP nol) dan
tidak menyebabkan pemanasan global (GWP
diabaikan).
Tabel 1 Perbandingan dampak
terhadap lingkungan [2]
Refrigeran Formula Usia ODP GWP
aktiftahun)
5 Panas jenis uap jenuh pada 37,8 ° C, Kj/ Kgk 0.7493 2,003 0,9736 2,238 1,126 2,014
6 Tekanan cairan jenuh pada 37,8 °C, psia 131,7 134,4 210,7 188,3 138,9 139,4
7 Kerapatan cairan jenuh pada 37,8°C, ( kg/m³ ) 1263 503,5 1138 471,3 1156 500,6
8 Kerapatan uap jenuh pada 37,8°C ( kg/m³ ) 51,46 17,12 62,46 28,53 47,05 17,76
9 Kerapatan uap jenuh pada NBP, kg/m³ 6,29 1,642 4,705 2,412 5,259 1,642
10 Konduktivitas Termal cairan jenuh 0,0628 0.0898 0.0778 0.0868 0.0756 0.0896
37,8°C,w/mk
11 Konduktivitas Termal uap jenuh 37,8°C,w/m k 0.0112 0.0194 0.0128 0.0211 0.0195 0.01955
12 Viskositas cairan jenuh pada 37,8°C, uPa-s 166,5 103,6 143,1 84,58 102,5 101,6
13 Viskositas uap jenuh pada 37,8°C, uPa-s 12,37 7,997 13,39 9,263 8,064 8,044
Tabel 3 Perbandingan kinerja MUSICOOL dengan
refrigeran sintetik
CFC-12/
1 Oli Mineral (Pat 85.34 <1 <1 <1
il, 1997)
Hidrokarbon / Oli 40.54
2 Mineral ( Patil, <1 <1 <1
1998 )
HFC-134a /
3 polyolester oil ( 3890 60 3.25 8.7
Patil, 1998 )
No Refrigeran/ Oli Acidity Fe Cu Al
(ppm) (ppm) (ppm) (ppm)
1 CFC-12/
Oli Mineral (Patil, 1997) 85.34 <1 <1 <1
2 Hidrokarbon / Oli
Mineral ( Patil, 1998 ) 40.54 <1 <1 <1
3 HFC-134a / polyolester
oil ( Patil, 1998 ) 3890 60 3.25 8.7
KESIMPULAN
Refrigeranhidrokarbon merupakan
refrigeran alternatif jangka panjang
refrigeran CFC/HCFC. Dua keunggulaan
penting yang dimilikinya adalah ramah
lingkungan dan karakteristik
termodinamika yang handal sehingga
meningkatkan kinerja dan menghemat
konsumsi energi sistem refrigerasi secara
aman.
DAFTAR PUSTAKA