Anda di halaman 1dari 20

1

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 PENDAHULUAN

Lokomotif adalah bagian dari rangkaian kereta api di mana terdapat mesin
untuk menggerakkan kereta api. Biasanya lokomotif terletak paling depan dari
rangkaian kereta api. Operator dari lokomotif disebut masinis. Masinis
menjalankan kereta api berdasarkan perintah dari pusat pengendali perjalanan
kereta api melalui sinyal yang terletak di pinggir jalur rel (Wikipedia,2016)

Gambar 3.1 Lokomotif CC 201

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sarana Kereta Api merupakan alat produksi untuk menghasilkan jasa angkutan
kereta api yang terdiri dari. Lokomotif, kereta Rel Listrik (KRL), Kereta Rel
Disel (KRD), kereta penumpang dan Gerbong barang. Berdasarkan mesinnya
lokomotif terbagi menjadiLokomotif uap, lokomotif diesel mekanis, lokomotif
diesel elektrik, lokomotif diesel hidraulik, lokomotif listrik.(Jaka, 2015)

Jenis lokomotif berdasarkan konfigurasi sumbu/ as roda lokomotif (Arief,2012) :

 kode B artinya lokomotif dengan 2 roda penggerak atau Bo-Bo.


Misal Lokomotif Uap Tahun 1898: Seri B Bristol.
 kode C artinya lokomotif dengan 3 roda penggerak atau Co-Co.
Misal Lokomotif Uap Tahun 1905: Seri C Birmingham.
 kode BB artinya lokomotif bergandar 2 2 jadi dengan roda penggerakada 4 as roda
atau memiliki 8 roda.
Misal Lokomotif Uap Tahun 1920: Seri BB Manchester.
 kode CC artinya lokomotif bergandar 3 3 jadi total penggeraknya ada 6 as roda
atau memiliki 12 roda .
Misal Lokomotif Uap Tahun 1930: Seri CC Manchester.
 kode D artinya lokomotif bergandar 4 loko jenis ini biasanya hanya memiliki
gandar tunggal sehingga total penggeraknya ada 4 as roda dengan jumlah roda 8.
Misal Lokomotif Uap Tahun 1954: Seri D54 Krupp Liepzig.

Pada dipo lokomoti Jatinegara. Pekerjaan perawatan pada lokomotif terbagi atas 4
bagian (ADEM), yaitu :

1. Angin : bagian ini meliputi sistem pneumatik pada lokomotif


seperti : kompressor, sistem pengereman, suling, dll.
2. Diesel : bagian ini meliputi sistem penggerak dari lokomotif yaitu mesin
diesel dan sistem pelumasannya.
3. Elektrik : bagian ini meliputi seluruh sistem elektrikal pada
lokomotif seperti : main generator, traksi motor, baterai,
dll.
4. Mekanik : bagian ini meliputi bagian bawah dari lokomotif
seperti : boogie, bover, cow hanger, pelumasan ass roda, dll.
3.2 PRINSIP KERJA KOMPRESOR UDARA
Kompresor secara sederhana bisa diartikan sebagai alat untuk memasukkan udara
dan atau mengirim udara dengan tekanan tinggi. Kompresor merupakan mesin
untuk menaikkan tekanan udara dengan cara memampatkan gas atau udara yang
kerjanya didapat dari poros. Kompresor biasanya bekerja dengan menghisap
udara atmosfir. Arashid(2013).
Kompresor torak atau kompresor bolak-balik pada dasarnya adalah
merubah gerakan putar dari penggerak mula menjadi gerak bolak-balik torak/
piston. Gerakan ini diperoleh dengan menggunakan poros engkol dan batang
penggerak yang menghasilkan gerak bolak-balik pada torak. Gerakan torak akan
menghisap udara ke dalam silinder dan memampatkannya. Arifin(2010).

Terdapat 2 langkah kerja kompresor torak, yaitu:


 Langkah hisap
Langkah isap adalah bila poros engkol berputar searah putaran jarum jam,
torak bergerak dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB).
Tekanan negatif terjadi pada ruangan di dalam silinder yang ditinggalkan
torak sehingga katup isap terbuka oleh perbedaaan tekanan dan udara
terisap masuk ke silinder.
 Langkah keluar
Langkah keluar terjadi bila poros engkol berputar searah putaran jarum
jam, torak bergerak titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA)
tekanan udara di dalam silinder akan naik sehingga katup keluar akan
terbuka oleh tekanan udara yangdidorong torak sehingga udara akan
meninggalkan ruang silinder.

keluar

Gambar 3.2 Prinsip kerja pada kompresor udara


(Sumber: https://eprints.uns.ac.id,2010)
3.3 LANGKAH KERJA BAGIAN ANGIN

: STR

: STT
: Unloader
Fiter

in in

out
in ou out

Intercooler Safety
Valve

CMV
Main Reservoir Safety
Valve
ACPS /Tangki Induk
ADV

Power Contactor,Wiper, Suling, Sistem


Pengereman, dll

Gambar 3.3 Sistem Kerja Angin Pada Lokomotif.

Sebelum memasuki kompresor, udara dibersihkan bergerak melalui filter plastik


sebagai pemisah debu pada udara sebelum melewati filter kertas dan filter kertas
menyaring udara kotor yang masih tersisa setelah proses filter pada filter plastik.
Udara yang telah di filter tersebut ditarik masuk melalui katup hisap STR (Silinder
Tekanan Rendah) In selama piston bergerak dari titik mati atas (TMA) ke titik
mati bawah (TMB). Kemudian pada saat piston bergerak dari mati bawah (TMB)
ke titik mati atas (TMA) udara didorong meninggalkan silinder melewati katup
buang pada STR Out menuju lintasan udara pada Intercooler yang berfungsi untuk
menghilangkan panas dari udara serta memadatkan udara.
Udara meninggalkan intercooler, dihisap kembali melalui katup hisap STT
(Silinder Tekanan Tinggi) In, pada saat piston bergerak dari titik mati atas (TMA)
menuju titik mati bawah (TMB), kemudian piston mendorong udara keluar ketika
piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA) sehingga
udarameninggalkan ruang silinder melalui katup buang/ Discharge Valve pada
STT Out dan udara bertekanan tersebut dialirkan ke bagian main reservoir/ tangki
induk untuk disimpan sebagai kebutuhan sistem angin pada lokomotif seperti
power contactor, wiper, suling, sistem pengereman, dll. Pada tangki induk
terdapat ADV (Automatic Drain Valve) membuang titik - titik air akibat dari
kondensasi udara yang terdapat pada tangki induk.
Putaran kompresor yang terus – menerus mengikuti putaran mesin diesel
membuat tekanan udara pada main reservoir terus bertambah, maka digunakan
alat ACPS untuk mengatur banyaknya udara yang masuk pada main reservoir.
ACPS akan memutuskan arus listrik kepada CMV bila tekanan udara pada tangki
induk melebihi cut out ACPS yaitu 135 – 140 psi, sehingga CMV menjadi tidak
magnetis dikarenakan kehilangan arus listrik dari ACPS. Ketika CMV tidak
magnetis, CMV membuka aliran udara bertekanan dari main reservoir kebagian
unloader, mendorong upper unloader serta lower plunger unloader yang berpijak
dan menekan valve disc katup hisap/ suction valve yang ada pada STR/STT In
sehingga kompresor tidak dapat menghasilkan udara untuk dialirkan menuju main
reservoir karena udara hanya mengalir pada ruang STR/ STT In. Pada saat
kompresor tidak dapat menghasilkan udara, udara yang telah ditampung pada
main reservoir tetap dipakai untuk kebutuhan sistem angin pada lokomotif,
pemakaian tersebut membuat tekanan udara pada main reservoir menurun.
Apabila tekanan udara pada main reservoir menurun antara cut in ACPS yaitu 120
- 125 psi, ACPS akan memberikan arus listrik kepada CMV. CMV menjadi
magnetis karena arus listrik dari ACPS. Ketika CMV magnetis, CMV menutup
aliran udara bertekanan dari main reservoir yang menuju unloader sehingga
spring unloader membuat unloader tidak lagi menekan valve disc katup hisap/
suction valve yang ada pada STR/ STT In dan kemudian kompresor dapat kembali
bekerja menghasilkan udara untuk dialirkan menuju main reservoir. Apabila
ACPS tersebut tidak bekerja, maka Savety Valve yang berada di tangki induk akan
bekerja untuk membuang tekanan berlebih yang masuk ke dalam tangki induk.
Savety Valve pada tangki induk akan bekerja pada tekanan 145 – 155 psi. Galih
(2016).

3.3.1 Komponen Utama Pada Bagian Angin

Komponen pada bagian angin terdiri atas :

1. Filter
Terdapat 2 jenis filter
1. Filter plastik

Gambar 3.4 Filter Plastik

(Sumber: PT. Kereta Api Indonesia, 2016)

Gambar 3.5 Aliran Udara pada Filter Plastik


(Sumber: PT. Kereta Api Indonesia, 2016)
Filter ini berfungsi sebagai pemisah debu pada udara sebelum melewati filter
kertas. Udara yang nantinya melewati filter ini berupa udara yang bersih dan
debu akan keluar melalui dirt discarge. Galih (2016). Pada lokomotif filter
ini terdapat 4 buah. 2 di sisi kanan dan 2 di sisi kiri.

2. Filter kertas

Gambar 3.6 Filter Kertas


Filter ini berfungsi sebagai saringan udara kotor yang masih tersisa setelah
proses filter pada filter plastik. Galih (2016). Filter kertas ini terdiri atas 16
buah. 8 di sisi kiri dan 8 di sisi kanan pada lokomotif.

2. Kompresor

STT
Silinder Tekanan
Tinggi

STR
Silinder Tekanan
Rendah
Gambar 3.7 Kompresor
Kompresor yang terdapat pada lokomotif berfungsi menghasilkan udara
tekanan tinggi. Tekanan udara maksimal yang dihasilkan oleh kompresor yaitu
9,8 Kg/cm2. Kompresor bekerja berdasarkan putaran yang dihasilkan oleh
mesin diesel yang terhubung pada poros mesin diesel melalui kopling peredam
(rubber mounting). Kompresor ini memiliki 3 silinder, yaitu 2 silinder pada
kiri dan kanan sebagai STR (Silinder Tekanan Rendah) dengan konvigurasi
“V” dan 1 silinder pada bagian tengah sebagai STT (Silinder Tekanan Tinggi)
dengan posisi tegak (vertikal). Sistem kerja pada kompresor ini yaitu udara
bersih yang telah disaring filter akan dihisap melalui STRIn dan kemudian
udara tersebut didorong keluar melalui STR Out meninggalkan ruang silinder
dan dialirkan ke dalam intercooler untuk di dinginkan. Udara dihisap kembali
melalui STT In dan kemudian udara tersebut didorong keluar melalui STT Out
meninggalkan ruang silinder kemudian udara tersebut di alirkan ke tangki
induk untuk kebutuhan udara pada lokomotif. Hasil udara dari kompresor
berfungsi untuk Power Contactor, Wiper, Suling, Sistem Pengereman,
dll.Galih (2016).

3. Intercooler

Gambar 3.8Intercooler
Intercooler berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menghilangkan panas
dari udara terkompresi serta memadatkan udara dan yang nantinya akan masuk
ke dalam silinder tekanan tinggi (STT) pada kompresor. Galih (2016).
Intercooler berisi jalan lintasan untuk air pendingin dan untuk udara dari STR.
Pada intercooler terdapat savety valve akan bekerja pada tekanan 64 psi.
Terdapat 2 savety valve pada bagian angin, yaitu pada intercooler dan main
reservoir.

4. Tangki Induk / Main Reservoir

Gambar 3.9 Tangki Induk

Main Reservoir atau Tangki Induk berfungsi sebagai penampung udara


tekanan yang dihasilkan oleh kompresor yang selanjutnya untuk dialirkan ke
seluruh sistem udara pada kereta api, baik untuk udara pengereman maupun
untuk udara kontrol Tangki induk ini dilengkapi dengan Safety Valve dan
Katup Pembuang Air Otomatis / Automatic Drain Valve untuk membuang air
kondensasi. Tekanan pada tangki ini yaitu antara 120 / 125 – 135 / 140
psi.Galih (2016).
5. Safety Valve (SV)

Gambar 3.10Safety Valve


Savety Valve berfungsi untuk membuang tekanan berlebih yang masuk ke
dalam tangki induk bila ACPS tersebut tidak bekerja. Savety Valve pada tangki
induk akan bekerja pada tekanan 145 – 155 psi. Galih (2016).

6. Automatic Drain Valve (ADV)

Gambar 3.11Automatic Drain Valve (ADV)

Automatic Drain Valve (ADV) berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk
membuang air yang diakibatkan oleh mengendapnya ion-ion air yang dibawa
udara yang terdapat pada tangki udara. Galih (2016).
7. Air Compressor Pressure Switch (ACPS)

ACPS

Gambar 3.12Air Compressor Pressure Switch


ACPS berfungsi sebagai pengatur langkah kerja kompresor. ACPS akan
memutus arus listrik kepada CMVjika tekanan pada tangki induk melebihi cut
out ACPS, dan ACPS akan memberikan arus listrik pada CMV saat tekanan
tangki induk sesuai dengan cut in ACPS. Galih (2016).
Tekanan pada ACPS :
ACPS cut in : 120 – 125 psi
ACPS cut out : 135 – 140 psi

8. Compressor Magnet Valve (CMV)

CMV

Gambar 3.13Compressor Magnet Valve


Compressor Magnet Valve (CMV) berfungsi sebagai kran automatic yang
prinsip kerjanya menggunakan magnet dan valve. CMV akan menjadi tidak
magnetis dan membuka aliran udara bertekanan dari main reservoir kebagian
unloader pada saat cut out ACPS, dan CMV akan magnetis dan menutup aliran
udara bertekanan dari main reservoir kebagian unloader ketika ACPS cut
in.Galih (2016).

9. Unloader

Gambar 3.14KomponenUnloader

Unloader berfungsi untuk menghentikan pemompaan kompresor ketika


tekanan pada tangki induk berada pada tekanan yang tepat. Unloader akan
menekan valve disc pada katup penghisap/ suction valve jika tekanan pada
tangki induk telah mencapai batas cut out ACPS. Unloader mendapat aliran
udara dari tangki induk saat CMV tidak magnetis karena CMV tidak mendapat
arus listrik dari ACPS. Sehingga kompresor tidak dapat menghasilkan udara
untuk dialirkan menuju main reservoir karena udara hanya mengalir pada
ruang STR/ STT In saatvalve disc katup hisap tertekan. Galih (2016).

3.4 KATUP KOMPRESOR

Valve atau katup adalah sebuah perangkat yang terpasang pada kompresor, yang
berfungsi untuk mengatur, mengarahkan atau mengontrol aliran fluida dengan
membuka, menutup, atau menutup sebagian dari jalan alirannya dengan
menggunakan prinsip perubahan aliran tekanan, suhu dll. Perubahan2 ini dapat
mempengaruhi diafragma, pegas atau piston yang pada gilirannya mengaktifkan
katup secara otomatis.Ery (2012).
Setiap silinder pada kompresor memliki satu katup penghisap dan satu katup
pembebas. Setiap katup adalah sebuah rakitan yang mirip sangkar yang terdiri
dari bumper, sebuah dudukan, pegas/ spring dan dua cakram konsentris.
Katup Penghisap dan Pembebas berfungsi mengatur pemasukan dan
pengeluaran udara yang diperoleh dari ruang filter dihisap dan oleh piston yang
ada di dalam kompresor yang kemudian dialirkan untuk di simpan ke bagian
main reservoir/ tangki induk sebagai kebutuhan sistem angin pada lokomotif.

Gambar 3.15 Katup pada STR dan STT

3.4.1 Prinsip Kerja Katup Kompresor


Prinsip kerja katup-katup pada kompresor membuka dan menutup secara
otomatis tanpa mekanisme penggerak katup. Pembukaan dan penutupan katup
tergantung dari perbedaan tekanan yang terjadi antara bagian dalam dan bagian
luar silinder. Arifin(2010)
Pengiriman udara pada katup kompresor memungkinkan aliran udara
hanya satu arah. Suction valve memungkinkan aliran udara masuk kedalam
silinder dan mencegah kembali aliran. Discharge valve memungkinkan aliran
udara keluar dari dalam silinder dan mencegah kembalinya aliran udara.
Stonecypher(2016)
a. Pada langkah hisap
Suction Valve
Inner valve disc dan outer valve disc menekan spring yang ada
pada valve bumper dikarenakan udara yang ditarik masuk oleh piston pada
saat bergerak dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB) dan
udara masuk melalui rongga-rongga pada seat valve dan valve bumper ke
dalam silinder
Discharge Valve
Inner valve disc dan outer valve disctertutup/tertahan oleh seat valve.

b. Langkah keluar
Discharge Valve
Inner valve disc dan outer valve disc menekan spring yang ada
pada valve bumper dikarenakan udara yang didorong pada saat piston
bergerak dari TMB ke TMA dan udara keluar dari silinder melalui rongga-
rongga pada seat valve dan valve bumper
Suction Valve
Inner valve disc dan outer valve disctertutup/tertahan oleh seat valve.
3.4.2 Komponen Pada Bagian Katup Kompresor

Gambar 3.16 Komponen pada katup kompresor

(Sumber: PT. Kereta Api Indonesia, 2016)

Pada katup kompresor terdapat beberapa komponen yang memiliki fungsi dan
berkaitan terhadap kerja katup kompresor dalam mengatur aliran angin.

Berikut ini komponen pada katup kompresor:

 Seat screw
Baut dudukan atau seat screw berfungsi sebagai pengikat
komponen valve seat dan valve bumper yang menjaga komponen lain nya
agar tidak terlepas.
 Inner valve disc
Inner valve discatau cakram katup bagian dalam berfungsi untuk
menutup dan membuka aliran udara yang akan keluar melalui rongga-
rongga pada valve seat dan valve bumper. Inner valve discakan
membuka atau menekan Spring karena adanya tekanan yang diberikan
oleh piston baik saat TMA menuju TMB pada Suction Valve, dan saat
piston bergerak dari TMB ke TMA pada Discharge Valve.
 Outer valve disc
Outer valve disc atau cakram katup bagian luar berfungsi untuk
menutup dan membuka aliran udara yang akan keluar melalui rongga-
ronggapada valve seat dan valve bumper. Inner valve discakan membuka
atau menekan Spring karena adanya tekanan yang diberikan oleh piston
baik saat TMA menuju TMB pada Suction Valve, dan saat piston
bergerak dari TMB ke TMA pada Discharge Valve.
 Valve spring
Valve spring atau pegas katup berfungsi untuk menahan atau
menutup kembali inner valve disc dan outer valve disc pada saat
mendapat tekanan udara yang ditarik masuk atau didorong oleh piston.
 Valve bumper
Valve bumper atau dudukan pegas berfungsi sebagai dudukan
spring dan penerus aliran udara, karena pada valve bumper terdapat
rongga-rongga untuk aliran udara.
 Valve seat
Valve seat atau dudukan katup berfungsi sebagai jalur atau jalan
pada saat inner valve disc dan outer valve disc mendapat tekanan udara,
dan tempat masuknya udara pada saat udara ditarik masuk atau didorong
oleh piston.

3.5 PEMELIHARAAN (MAINTENANCE)

Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu metode untuk menjaga serta


memelihara mesin agar tidak mengalami gangguan dan kerusakan dengan cara
melakukan perawatan yang dilaksanakan secara rutin dan teratur (Jono, 2006).
Perawatan merupakan suatu fungsi utama dalam suatu perusahaan yang dapat
didefinisikan sebagai suatu kegiatan merawat fasilitas sehingga peralatan tersebut
berada dalam kondisi yang siap pakai sesuai dengan kebutuhan (Widyasputri,
2010). Perawatan yang dilakukan adalah agar mesin selalu dalam kondisi bagus
dan baik.

3.5.1 Tujuan Pemeliharaan


Tujuan pemeliharaan menurut Sofyan Assauri, 2004, yaitu:
 Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana
produksi
 Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu
 Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar
batas dan menjaga modal yang di investasikan tersebut
 Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien
 Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan
keselamatan para pekerja
 Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama
lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama
perusahaan yaitu tingkat keuntungan (return on investment) yang sebaik
mungkin dan total biaya yang terendah.

3.5.2 Fungsi Pemeliharaan


Menurut pendapat Agus Ahyari, (2002) fungsi pemeliharaan adalah agar dapat
memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta
mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan
optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi.

3.5.3 Jenis-Jenis Pemeliharaan

 Preventive Maintenance
Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) adalah inspeksi
periodic untuk mendeteksi kondisi yang mungkin menyebabkan produksi
berhenti atau berkurangnya fungsi mesin dikombinasikan dengan
pemeliharaan untuk menghilangkan, mengendalikan, kondisi tersebut dan
mengembalikan mesin ke kondisi semula atau dengan kata lain deteksi dan
penanganan diri kondisi abnormal mesin sebelum kondisi tersebut
menyebabkan cacat atau kerugian. Ruang lingkup pekerjaan preventive
termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga
peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
 Predictive Maintenance
Predictive maintenane merupakan suatu kegiatan pemeliharaan yang
dalam melakukannya dengan cara prediksi, dalam hal ini merupakan
evaluasi dari perawatan berkala. Pendeteksian ini dapat dievaluasi dari
indikator-indikator yang terpasang pada suatu alat dan juga dapat
melakukan pengecekan dan alignment untuk menambah data dan tindakan
perbaikan selanjutnya.

 Corrective Maintenance
Corrective maintenance merupakan suatu kegiatan pemeliharaan yang
telah direncanakan yang didasarkan pada kelayakan waktu operasi yang
telah ditentukan pada buku petunjuk alat tersebut. Pemeliharaan ini
meliputi pemeriksaan, perbaikan dan penggantian terhadap setiap bagian-
bagian alat yang tidak layak pakai lagi, baik karena rusak ataupun batas
maksimum penggunaan yang telah ditentukan.

 Breakdown Maintenance
Breakdown maintenance merupakan suatu kegiatan perbaikan yang
dilakukan tanpa adanya rencana terlebih dahulu. Dimana kerusakan terjadi
secara mendadak pada alat/mesin yang sedang beroperasi, sehingga
mengharuskan perbaikan secara menyeluruh ataupun menggantinya.

3.5.4 PengaplikasianMaintenance Pada Bagian Angin Di PT.Kereta Api


Indonesia (PERSERO)

Pt. Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan perawatan lokomotif setiap


bulannya. Perawatan lokomotif dibagi menjadi 4 bagian yaitu P1 (periodik per 1
bulan), P3 (periodik per 3 bulan),P6 (periodik per 6 bulan) danP12 (periodik per
12 bulan). Jadwal perawatan lokomotif bisa dilihat pada gambar 3.17.
P1 P1 P3 P1 P1 P6 P1 P1 P3 P1 P1P12

Gambar 3.17 Jadwal Perawatan Lokomotif Pertahun

Perawatan pada katup kompresor dilakukan pada P6 (periodik per 6 bulan), dan
P12 (periodik per 12 bulan).

a) Perawatan angin pada P1


 Pembersihan pada bagian filter plastik
 Pembersihan filter kertas
 Pengecekan kerja kompresor
 Pengecekan minyak pelumas
 Pengecekan kerja ADV
 Pengecekan kerja suling
 Pengecekan kerja wiper
 Pengecekan automatic brake
 Pengecekan independent brake

b) Perawatan angin pada P3


 Pembersihan pada bagian filter plastik
 Pembersihan filter kertas
 Pengecekan kerja kompresor
 Pengecekan baut-baut kompresor dan unloader
 penggantian minyak pelumas
 Pengecekan kerja ADV
 Pengecekan kerja suling
 Pengecekan kerja wiper
 Pemeriksaanautomatic brake
 Pemeriksaanindependent brake
c) Perawatan angin pada P6
 Pembersihan pada bagian filter plastik
 pembersihan Filter kertas
 Pengecekan dan penggantian minyak pelumas
 Penggantian saringan pelumas
 Pengecekan kerja ADV
 Pengecekan kerja suling
 Pengecekan kerja wiper
 Pemeriksaan perabaran automatic brake
 Pemeriksaan perabaran independent brake
 Revisi dan pembersihan klep-klep kompresor

d) Perawatan angin pada P12


 Pembersihan pada bagian filter plastik
 Penggantian filter kertas
 Pengecekan dan penggantian minyak pelumas
 Pengecekan kerja ADV
 Pengecekan kerja suling
 Pengecekan kerja wiper
 Pemeriksaan perabaran automatic brake
 Pemeriksaan perabaran independent brake
 Penggantian saringan pelumas
 Revisi dan pembersihan klep-klep kompresor

Anda mungkin juga menyukai