1. LOKOMOTIF
• Lokomotif dibangun oleh rangka bawah (under frame) yang berfungsi sebagai
pendukung, diatasnya dibangun suatu kabin yang terdiri dari kabin mesin
(engine’s cab) dan kabin pengemudi (driver’s cab).
• Rangka bawah (under frame) bertumpu pada perangkat roda langsung
pada gandar atau dengan perantaraan bogie.
• Rangka bawah dan kabin merupakan satu kesatuan atau merupakan
konstruksi yang dapat dipasang dan dilepas, dengan jenis sebagai berikut:
1) Struktur non monocoque
2) Struktur semi monocoque
3) Struktur monocoque
• Kabin Mesin (engine’s cab) berisi motor diesel, transmisi generator, instalasi
sistem air pendingin, instalasi sistem minyak pelumas, bahan bakar, peralatan
elektrik, batere, kompresor dan instalasi peralatan udara tekan, serta peralatan
udara tekan, serta peralatan bantu lainnya.
• Kabin Masinis/pengemudi (driver’s cab) pada lokomotif ada 3 jenis ditinjau dari
posisinya yaitu:
1. Kabin pengemudi yang dipasang pada kedua ujung lokomotif (double kabin).
Pada setiap kabin pengemudi dipasang satu buah meja pengendali (control desk)
dan hanya dapat mengawasi satu arah. Contoh lokomotif BB. 301 dan BB. 304.
2. Kabin pengemudi yang dipasang pada salah satu ujung yang dapat mengawasi
dua arah. Pada kabin pengemudi dipasang dua buah meja pengendali yang
dioperasikan sesuai dengan arah jalannya lokomotif. Contoh lokomotif CC. 201, CC.
203. namun ada juga lokomotif satu kabin yang hanya terdapat satu meja
pengendali, seperti lokomotif BB. 200, BB. 201, CC. 202. Khusus lokomotif CC. 202
selalu dioperasikan secara ganda dengan letak kabin pengemudi yang berlawanan.
3. Kabin pengemudi yang dipasang relatif ditengah lokomotif, sehingga dapat
mengawasi kedua arah lokomotif. Contoh lokomotif BB. 300
2. Gandar dan Bogie
a. Gandar atau Bogie Penggerak
• Gandar penggerak ialah gandar yang digerakan oleh motor traksi
pada lokomotif diesel elektrik atau oleh kardan pada lokomotif diesel
hidrolik. Gandar penggerak meneruskan momen putar pada
perangkat roda, sehingga dapat dibangkitkan gaya tarik pada keliling
roda (wheel rim).
• Gandar penggerak dapat dipasang langsung pada rangka bawah
seperti pada lokomotif C dan D atau dapat disusun menjadi dua atau
tiga gandar dalam suatu bogie penggerak seperti pada lokomotif
BB.304, CC. 201 dst.
b. Gandar atau Poros Jalan
• Gandar atau poros jalan (idle shaft) ialah gandar yang tidak
dihubungkan dengan motor traksi atau kardan, dan digunakan untuk
menampung kelebihan berat lokomotif atau mengurangi
beban gandar, namun harus tetap aman pada waktu kendaraan
melalui jalan lengkung. Untuk tujuan mengurangi tekanan gandar
atau dapat berjalan melalui lengkungan dengan aman, dapat
dipasang:
1. Bogie jalan (idle bogie) bergandar dua, contoh lokomotif Bo’2’ Bo’
di Sumatra Barat
1. Gandar yang dapat bergerak pada engsel stang pada sumbu vertikal.
2. Gandar penggerak yang dapat bergeser lateral.
3. Kombinasi gandar penggerak dan idle pada satu bogie atau satu rangka.
3. Automatic Coupler
Untuk menarik rangkaian kereta atau gerbong oleh lokomotif
digunakan alat perangkai otomatis atau automatic coupler.
• Maksud otomatis disini adalah apabila dirangkaikan dengan kereta
atau gerbong lain maka alat perangkai akan otomatis mengunci.
Untuk melepasnya harus dilakukan secara manual, demikian pula
untuk memasang dan melepas sambungan selang pipa udara juga
dilakukan secara manual.
• Untuk lokomotif yang digunakan mendorong rangkaian gerbong pada
lereng yang tinggi (rel bergigi di Sumatra Barat) digunakan alat
perangkai ganco.
Tangki Bahan Bakar
Lokomotif diesel dilengkapi dengan tangki Bahan Bakar Minyak
yang besarnya sesuai jenis lokomotif terutama besarnya daya (HP)
mesin diesel dan berat lokomotif serta pola operasinya.
Pada lokomotif diesel elektrik, tangki bahan bakar minyak digantung
pada rangka bawah (under frame) dan berada diantara dua bogie,
sedangkan pada lokomotif diesel hidrolik tangki bahan bakar berada
pada frame, karena diantara dua bogie terdapat transmisi hidrolik dan
gardan.
4. Transmisi Daya Lokomotif
Transmisi daya lokomotif diesel, yaitu:
suatu peralatan yang berfungsi untuk meneruskan daya dari sumber
tenaga Motor Diesel ke Roda Penggerak sehingga lokomotif dapat
bergerak di jalan rel.
Jenis transmisi daya pada lokomotif diesel adalah:
• Transmisi Mekanik
• Transmisi Hidrolik
Transmisi Mekanik
• Prinsip kerja transmisi mekanik sebenarnya telah kita ketahui. Apabila
diperhatikan sepeda motor/mobil yang menggunakan kopling,
maka momen putar dari mesin akan diteruskan melalui kopling
gesek (friction clutch) kemudian roda gigi (gear) dalam bak persneling,
kemudian gardan, roda gigi atau rantai ke roda penggerak.
• Pada lokomotif diesel mekanik, transmisi daya juga diteruskan dengan
cara demikian yaitu momen putar dari motor diesel ke kopling gesek,
ke roda gigi, gardan, roda gigi, poros/as kemudian ke roda penggerak.
• Daya mesin tidak dapat diteruskan secara kontinyu karena pada
perpindahan roda gigi, maka kopling harus dilepas dulu sesaat. Hal ini
akan menimbulkan hentakan-hentakan.
• Pada lokomotif tentunya hal ini tidak diinginkan karena akan
berpengaruh terhadap kereta atau gerbong yang ditarik.
• Semakin besar ukuran daya mesin diesel akan semakin besar
diperlukan kopling dan roda gigi persneling, yang juga akan semakin
keras suara berderak.
• Batas tertinggi penggunaan transmisi mekanik pada lokomotif secara
teknis dan ekonomis adalah sekitar 350 HP.
• Di Indonesia pernah digunakan lokomotif diesel mekanik untuk
keperluan menarik dan mendorong (langsir) lokomotif, kereta
penumpang atau gerbong barang.
• Lokomotif diesel mekanik ini didesain oleh Ir. Mardjono dengan nama
Bima Kunting I dan Ir. J.T. Situmorang dengan nama PELITA I yang
masing-masing sebagai kepala bengkel/ Balai Yasa Kereta Api
Yogyakarta pada tahun 1963 dan 1964.
Lokomotif Diesel dengan Transmisi Mekanik
Transmisi Hidrolik
• Secara sekilas apabila kita mendengar kata hidrolik yang terbayang
adalah hidro atau “cairan”.
• Dalam hal transmisi hidrolik pada lokomotif diesel, momen putar dari
motor diesel diteruskan melalui suatu alat penerus daya yang berisi
poros input/poros output, pompa putar, turbin radial, sudu tetap
dan cairan oli dalam kotak yang tertutup.
• Alat ini disebut “Penerus dan Pengubah Momen Putar” (Hydraulic
Torque Converter).
Motor diesel (1) akan memutar poros input pompa putar
(2) sehingga cairan oli dari reservoir (4) akan mengalir
melalui pipa. Aliran oli ini akan diarahkan untuk mendorong
baling-baling atau sudu turbin radial (3) sehingga berputar
dan putaran dari poros output akan diteruskan untuk
memutar roda.