MATA KULIAH
TEKNIK SARANA KERETA API
Oleh
Ir. MUHARDJITO, MM
KEMENTRIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT
PROGRAM DIPLOMA III & IV
2
SEPTEMBER - 2017
PENGERTIAN SARANA
Menurut Undang-undang republik Indonesia Nomor 23 tahun 2007 tentang
Perkeretaapian pada BAB VIII Sarana Perkeretaapian Pasal 96 ayat (1)
disebutkan :
Sarana Perkeretaapian menurut jenisnya terdiri dari :
a. Lokomotif
b. Kereta
c. Gerbong dan
d. Peralatan khusus
Yang dimaksud lokomotif adalah sarana yang mempunyai penggerak dan
digunakan untuk menarik atau mendorong rangkaian kereta atau gerbong. Jenis
lokomotif menurt sumber daya penggerak adalah : lokomotif uap, lokomotif
elektirk dan lokomotif diesel.
Yang dimaksud kereta adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut
“penumpang” dan atau untuk keperluan serta tersedia fasilitas untuk penumpang.
Jenis kereta meliputi : Jenis Kereta dapat dibedakan menjadi : Kereta yang ditarik
oleh lokomotif yaitu kereta penumpang , kereta makan, kereta bagasi, kereta
pembangkit listrik; dan Kereta yang Berpenggerak sendiri yaitu : Kereta Rel
Diesel (KRD) dan Kereta Rel Listrik (KRL).
Contoh diagram gaya tarik lok yang dikeluarkan oleh pabrik untuk lok DE seri
CC.201 dan lok DH seri BB.304 dapat dilihat pada gambar berikut :
4
Dalam perhitungan gaya tarik lokomotif juga berkiblat pada 2 kelompok negara asal
tersebut.
,Kelompok pertama dari Eropa, perhitungan yang digunakan adalah dari buku “Hand
book of Engineer’s Manual” Henschell yang merupakan terjemahan dari “Henschell
Lokomotiv Taschenbunch”, Jerman.
Dalam buku ini dinyatakan bahwa, hubungan antara gaya tarik Z (kgf), daya N (HP)
dan kecepatan (Km/jam), dinyatakan sebagai :
ZxV
N = ---------- (HP)
270
N = daya (HP)
Z = gaya tarik (kgf)
V = kecepatan (Km/jam)
Daya N didefinisikan sebagai daya motor diesel yang akan ditransmisikan ke roda
panggerak menjadi momen putar dan akhirnya menjadi gaya tarik pada roda
penggerak yang akan menggerakkan lokomotif.
Gaya tarik netto yang berguna untuk menarik rangkaian kereta api penumpang atau
barang bekerja pada alat perangkai lokomotif yang besarnya sama dengan gaya tarik
pada roda penggerak dikurangi dengan hambatan atau perlawanan gelinding
lokomotif.
Oleh karena daya yang diteruskan dari motor diesel ke roda penggerak melalui
transmisi elektrik atau hidrolik, maka terjadi rugi-rugi, sehingga ada faktor efisiensi
()
ZxV 270 N
N = -------- Z = ---------
270 V
Dengan adanya faktor efisiensi , maka gaya tarik pada roda penggerak menjadi :
270 N
Zr = -------- x (kgf)
V
Diagram gaya tarik lokomotif yang diberikan oleh pabrik dari Eropa biasanya
menggunakan satuan kgf terhadap Km/jam atau kN terhadap Km/jam.
7
Kelompok kedua yaitu dari Amerika dan Kanada, pada umumnya perhitungan gaya
tarik lokomotif menggunakan satuan US Customary System.
Hubungan antara daya, gaya tarik dan kecepatan dinyatakan sebagai berikut :
FxV
hp = --------
375
hp = daya (HP)
F = gaya tarik dalam pounds (lb)
V = kecepatan dalam mil/jam
Sehingga gaya tarik dapat dihitung :
375 hp
F = ---------- (lb)
V
Diagram gaya tarik yang diberikan oleh pabrik lokomotif dari Amerika atau Kanada
demikian juga Australia biasanya dalam lb terhadap mil/jam atau kgf terhadap
km/jam.
Pada waktu lokomotif mulai bergerak (starting), momen putar pada roda penggerak
yang akan menghasilkan gaya tarik lokomotif dibatasi oleh koefisien gesek antara
roda dan rel. Koefisien ini disebut koefisien adhesi. Dan gaya tarik yang dihasilkan
disebut gaya tarik adhesi. Besarnya gaya tarik adhesi dihitung sbb :
Za = f x Ga = µ x Ga
Ga = Berat adhesi yaitu berat lokomotif yang didukung oleh roda penggerak
Suatu rangkaian kereta api yang selanjutnya disebut “Kereta Api” adalah
susunan kendaraan rel yang dapat terdiri dari lokomotif yang menarik sejumlah kereta
penumpang, atau gerbong barang atau campuran kereta penumpang dan gerbong
barang.
Kereta api dapat bergerak menggelinding di atas rel karena ada gaya tarik
yang dibangkitakan oleh lokomotif. Sedangkan kereta api yang bergerak mempunyai
hambatan yang berupa gesekan antara roda dan rel, gesekan pada bantalan , momen
kelembaman barang yang berputar, perlawanan angin, perlawanan gaya gravitasi
pada jalan rel menanjak dan perlawanan pada jalan rel belokan.
WL = GL x wL (kg)
F V + Va
wL = P + Q ---- ---------- (kg/ton)
9
GL 10
F = luas penampang lokomotif (m2)
V = kecepatan (km/jam)
F V+12
10
Ze = Z – WL (kg)
V + ∆V 2
wW = 2,5 + ----------- (kg/ton)
K
V = kecepatan (km/jam)
V2
wW = 2,5 + ----------- (kg/ton)
4000
dan untuk gerbong pada KA barang campuran :
V2
wW = 2,5 + ----------- (kg/ton)
2000
2. Perlawanan Tanjakan.
Pada waktu Kereta Api melalui jalan rel tanjakan, gaya tarik lokomotif akan
digunakan pula untuk melawan gaya gravitasi, yaitu komponen gaya berat Kereta
Api G sin α.
11
G Sin α
Perlawanan Tanjakan :
G Cos i= S Ws = ws x G (kg)
α
G
1000 m
wS = S = i (kg/ton)
Sm
Sin α. ≈ tg α. = --------- = S ‰
1000 m
3. Perlawanan Tikungan.
Pada waktu Kereta Api melalui jalan rel tikungan atau lengkungan, akan
bertambah gesekan antara roda dan rel karena roda dipaksa berbelok oleh rel.
WK = wK x G (kg)
400
wK = -------- (kg/ton) ; untuk lebar sepur 1067 mm
R – 20
R = jari-jari tikungan (m)
12
Besar gaya percepatan ini bergantung pada daya lokomotif, rangkaian yang
ditarik dan lintasan jalan rel yang dilalui.
WB = wB x G (kg)
1000
wB = -------- . b (1 + c) (kg/ton)
9,81
1. PERIODE PERCEPATAN KA
Pada saat Kereta Api yang terdiri dari lokomotif menarik rangkaian kereta
atau gerbong mulai bergerak, daya mesin akan ditingkatkan secara bertahap oleh
masinis sampai mencapai maksimum.
Pada periode Kereta Apai mulai bergerak sampai dengan mencapai kecepatan
maksimum disebut periode percepatan KA.
Gaya tarik yang dibangkitkan oleh lokomotif pada saat awal adalah gaya tarik
adhesi : Za = f .G adhesi. Setelah melewati kecepatan adhesi, gaya tarik yang
dihasilkan adalah : Z = 270 N/V sesuai dengan daya lokomotif dan merupakan fungsi
dari kecepatan, berbanding terbalik sehingga semakin tinggi V semakin kecil Z.
Sedangkan tahanan rangkaian KA Ww berbanding lurus dengan kwadrat
kecepatan, sehingga semakin tinggi V semakin besar Ww.
Selama periode Z > Ww, artinya adalah gaya tarik yang digunakan untuk percepatan
KA sebesar Z = Z – Ww.
2. KECEPATAN KESEIMBANGAN
Z Z. adhesi
15
B. LATIHAN PERHITUNGAN
1. Suatu kereta api terdiri dari 1 lok CC. 201 yang menarik 10 kereta K-3/ ekonomi
dengan berat masing masing 38 ton.
Berapakah kecepatan maksimum yang dicapai KA pada jalan datar dan jalan
tanjakan
= 15 o/oo , efisiensi transmisi = 0,82 dan koefisien adhesi. = 0,25.
Za = x Ga ; WL = wL x GL
N.
Z = 270 /V ; WW = wW x GW
Gambarkan grafik gaya tarik dan tahanan KA untuk mengetahui V Maks. KA
V Z wL WL wW WW WT1 Ws WT2
16
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
Z
HAULING LOAD DIAGRAM
Diagram Beban Tarik
Diagram beban tarik (Hauling Load Diagram) merupakan grafik yang
menunjukkan kemampuan tarik lok dalam ton, untuk berbagai kecepatan dan lereng
tanjakan tertentu. Diagram ini dapat digunakan dengan mudah dilapangan, yaitu
dengan mengetahui lintas jalan rel, lereng tanjakan tertentu dan kecepatan tertentu
maka dapat diperoleh tonase beban yang dapat ditarik. Untuk mempermudah
pemakaian dilapangan (bagian operasional) telah dibuatkan tabel, untuk berbagai
lokomotif dengan kecepatan dan lereng tertentu, oleh bagian engineering.
17
Walaupun demikian, diagram beban tarik lokomotif secara matematis dapat dihitung
pada saat kesetimbangan Kereta Api berjalan pada rel lurus dengan lereng i ‰,
sebagai berikut :
Z – WL = wW x GW + i (GL + GW)
Z – W L = wW x GW + i GL + i GW
wW.GW + i GW = Z – WL – i GL
GW (wW + I) = Z – WL – i GL
Z – WL – i GL
GW = ------------------------
wW + i
Dengan demikian apabila diketahui suatu lokomotif dengan daya (N) dan
berat (GL) tertentu menarik kereta panumpang atau gerbong barang dengan berat
tertentu (GW), maka untuk berbagai lereng i tertentu dapat digambarkan kurva GW
terhadap V.
Contoh penggunaan diagram beban tarik , misalnya untuk lokomotif BB303
didasarkan pada diagram yang diberikan oleh pabrik Henschell. Misalnya lok ini akan
digunakan untuk menarik kereta penumpang dengan kecepatan V=60 km/jam, pada
lintas dengan lereng tanjakan penentu i = 10 0/00 maka dari diagram diperoleh beban
tarik sebesar Gw = 180 ton.
Apabila berat rata-rata setiap kereta penumpang 35 ton, maka jumlah kereta
penumpang yang bisa ditarik oleh lok BB 303 pada lintas tersebut adalah n = 180/35
= 5 buah.
18
2. PENOMORAN KRD
Penomoran KRD menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 45
tahun 2010 tentang Standar Spesifikasi Teknik Penomoran Sarana
Perkeretaapian adalah sebagai berikut :
XX X XX XX
K3 2 07 01
Digit 1 dan 2 : Kodefikasi jenis Sarana Perkeretaapian,
Kereta dilengkapi fasilitas ruang penumpang kelas 3,
Digit 3 : Klasifikasi sarana perkeretaapian,
2 = Kereta Rel Diesel Elektrik,
3 = Kereta Rel Diesel Hidrolik.
Digit 4 dan 5 : Tahun sarana perkeretaapian
KRDE mulai dioperasikan tahun 2007,
Digit 6 dan 7 : Nomor urut sarana perkeretaapian,
KRDE dengan nomor urut 01,
4. PENGGUNAAN KRD
Ditinjau dari sifat angkutan penumpang terdapat 2 jenis KRD yaitu :
a. KRD angkutan komuter, sub urban, contoh KRD kelas 3 untuk Yogya-Solo,
Bandung-Padalarang-Cicalengka, Sukabumi-Bogor dst. KRD ini melayani
angkutan KA jarak pendek kurang dari 60 km.
b. KRD angkutan antar kota (intercity) yang melayani penumpang dengan jarak
24
4. KOMPONEN KRD
a. Badan kereta (body)
b. Bogie
c. Kabin masinis
d. Ruang penumpang
e. Fasilitas penumpang (kursi, fan, AC, rak bagasi, pegangan tangan)
f. Pintu dan jendela
g. Alat perangkai (mekanik, elektrik, pneumatik)
h. Mesin diesel bawah lantai
i. Transmisi daya (elektrik atau hidrolik)
j. Sistem pengendalian
k. Sistem air pendingin
l. Tangki bahan bakar
m. Sistem udara tekan dan pengereman
KARAKTERISTIK KRD
1. KARAKTERISTIK KRD
A. DIMENSI
1. Lebar Sepur (track gauge) 1067 mm
2. Panjang Body 20000 mm
3. Jarak antara alat perangkai 20700 mm
4. Lebar badan (body) 2990 mm
5. Tinggi Maksimum 3755 mm
6. Jarak gandar 2200 mm
7. Jarak antar pivot 14000 mm
8. Diameter roda penggerak 774 mm
9. Diameter roda idle 774 mm
10. Tinggi alat perangkai 775 mm
B. BERAT
25
KRD. MCW.302
28
B. BERAT
1. Berat Kosong = TEC = M = 41 ton; T= TC = 32
ton
2. Berat siap (isi penumpang) = -
3. Berat Adhesi = 41 ton
31
C. MOTOR DIESEL
1. Tipe = Cummins QSK 45
2. Jenis = 4 langkah
3. Daya mesin = 1383 KW = 1850 HP
4. Daya ke Generator/Convertor = -
D. MOTOR TRAKSI
1. Jumlah = 4 buah
2. Tipe = AC Asinkron 3 phasa
E. PERFORMANSI
1. Kecepatan maksimum = 100 km/jam
2. Gaya tarik maksimum (Adhesi) = -
3. Gaya tarik Kontinyu pada V min = -
4. Jari-jari lengkung (R) terkecil = 80 m (di Depo)
= 100 m (di lintas)
G. LAIN – LAIN
1. Sistem Rem = Pneumatic & Electric
2. Tipe Kompressor = -
KRDE ex KRL ABB-HYUNDAI
32
A. DIMENSI
1. Lebar sepur (track gauge) = 1067 mm
1. Panjang body = 20000 mm
2. Jarak antara alat perangkai = 20700 mm
3. Lebar badan = 2990 mm
4. Tinggi maksimum = 3460 mm
5. Jarak gandar = 2300 mm
6. Jarak antar pivot = 14000 mm
7. Diameter roda penggerak = 860 mm
8. Diameter roda idle = 860 mm
9. Tinggi alat perangkat = 775 mm
B. BERAT
1. Berat Kosong = TEC = M = 41 ton; T = 32 ton
1. Berat siap (isi penumpang) = -
2. Berat Adhesi = 2 x41 ton
34
C. MOTOR DIESEL
1. Tipe = Cummins N14E-R3 JWAC
1. Jenis = 4 langkah
2. Daya mesin = 2 x 485 KW = 2 x 650 HP
3. Daya ke Generator/Convertor = -
D. MOTOR TRAKSI
1. Jumlah = 8 buah
1. Tipe = AC Asinkron 3 phasa
E. PERFORMANSI
1. Kecepatan maksimum = 100 km/jam
1. Gaya tarik maksimum (Adhesi) = -
2. Gaya tarik Kontinyu pada V min = -
3. Jari-jari lengkung (R) terkecil = 80 m (di Depo)
= 100 m (di lintas)
G. LAIN – LAIN
1. Sistem Rem = Pneumatic & Electric
1. Tipe Kompressor = -
DATA TEKNIK KRDE WOOJIN KOREA (Tec1+M+T+Tec2)
A. DIMENSI
1. Lebar sepur (track gauge) = 1067 mm
1. Panjang body = 20000 mm
2. Jarak antara alat perangkai = 20700 mm
3. Lebar badan = 2990 mm
4. Tinggi maksimum = 4020 mm
5. Jarak gandar = 2300 mm
6. Jarak antar pivot = 13400 mm
7. Diameter roda penggerak = 860 mm
8. Diameter roda idle = 860 mm
9. Tinggi alat perangkat = 775 mm
B. BERAT
1. Berat Kosong = TEC = M = 41 ton; T = 32 ton
1. Berat siap (isi penumpang) = -
35
C. MOTOR DIESEL
1. Tipe =
1. Jenis = 4 langkah
2. Daya mesin = 559 KW = HP
3. Daya ke Generator/Convertor = -
D. MOTOR TRAKSI
1. Jumlah = 4 buah
1. Tipe = AC Asinkron 3 phasa
E. PERFORMANSI
1. Kecepatan maksimum = 100 km/jam
1. Gaya tarik maksimum (Adhesi) = -
2. Gaya tarik Kontinyu pada V min = -
3. Jari-jari lengkung (R) terkecil = 80 m (di Depo)
R = 100 m (di lintas)
G. LAIN – LAIN
1. Sistem Rem = Pneumatic & Electric
1. Tipe Kompressor = -
a. KRL DC-DC
Jenis KRL DC-DC pertama kali digunakan di Indonesia di jaringan jala KA
JABOTABEK sejak tahun 1925. Listrik aliran atas adalah DC 1500 volt dan
menggunakan motor DC sebagai penggerak roda.
Armada KRL DC-DC yang digunakan sampai sekarang adalah :
1) KRL buatan Nippon Sharyo buatan tahun 1977 dan 1984.
2) KRL Hibah dari Jepang seri – 6000.
3) KRL ex Jepang seri – 103.
4) KRL ex Jepang seri – 8000
5) KRL ex Jepang seri- 1000
6) KRL ex Jepang seri- 5000 dst.
b. KRL DC-AC
KRL DC-AC adalah KRL jenis baru yang digunakan di Indonesia,
menggunakan sumber listrik aliran atas DC 1500 volt dan menggunakan motor
traksi AC-asinkron 3 phasa.
KRL DC-AC yang dioperasikan di JABOTABEK adalah :
1) KRL BN-HOLEC
KRL DC-AC buatan pabrik BN-HOLEC Eropa digunakan sejak tahun
1992. Terdapat 3 set (3 x 4 unit) KRL Holec-BN yang
didatangkan/diimpor dalam bentuk built up dan mulai tahun 1993 dirakit
di PT.INKA Madiun sampai tahun 1997 sebanyak 30 set namun sebagian
sudah dikonversi menjadi KRDE.
2) KRL ABB-Hyundai
KRL DC-AC buatan pabrik Hyundai Korea yang bekerja sama dengan
ABB dioperasikan sejak tahun 1992 sebanyak 2 set (2 x 4 unit). Namun
kedua KRL ini mengalami kecelakaan tabrakan sehingga dalam kondisi
rusak dan tidak dioperasikan dan dikonversi menjadi KRDE.
3) KRL Hitachi
KRL DC-AC buatan pabrik Hitachi Jepang digunakan di JABOTABEK
sejak tahun 1996 sebanyak 6 set (6 x 4 unit).
4) KRL Indonesia (KRL-I)
37
PENOMORAN KRL
Penomoran KRL menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 45
tahun 2010 tentang Standar Spesifikasi Teknik Penomoran Sarana
Perkeretaapian adalah sebagai berikut :
XX X XX XX
K3 1 96 01
Digit 1 dan 2 : Kodefikasi jenis Sarana Perkeretaapian,
Kereta dilengkapi fasilitas ruang penumpang kelas 3,
Digit 3 : Klasifikasi sarana perkeretaapian,
1 = Kereta Rel Listrik,
2 = Kereta Rel Diesel Elektrik,
3 = Kereta Rel Diesel Hidrolik.
Digit 4 dan 5 : Tahun sarana perkeretaapian
KRL mulai dioperasikan tahun 1996,
Digit 6 dan 7 : Nomor urut sarana perkeretaapian,
KRL dengan nomor urut 01,
3. Komponen KRL
a. Badan Kereta (Body):
Rangka bawah, dinding samping, dinding ujung, atap, pintu, jendela
b. Bogi
Rangka bogi, roda, as, pegas, peredam, alat pengereman
38
c. Alat Perangkai
Tight lock automatic coupler, bar coupler, alat perangkai elektrik, alat
perangkai pneumatic
d. Alat Pengereman
Pengereman pneumatic, pengereman elektrik
e. Sistem Propulsi dan kontrol motor traksi
Motor traksi, inverter, master controller
f. Peralatan Pengaman
Circuit breaker, fuse, asrebter
g. Peralatan Catu Daya bantu
Lampu, kabel elektrik, battere, pengisi battere
g. Interior, kursi, AC, fan, lampu, public adress
1. KARAKTERSTIK KRL :
DATA TEKNIK KRL NIPPON SHARYO
A. DIMENSI
1. Lebar Sepur (track gauge) 1067 mm
2. Panjang Body 20000 mm
3. Jarak antara alat perangkai 20700 mm
4. Lebar badan (body) 2990 mm
5. Tinggi Maksimum 3820 mm
6. Jarak gandar 2200 mm
7. Jarak antar pivot 14000 mm
8. Diameter roda penggerak 860 mm
9. Diameter roda idle 860 mm
10. Tinggi alat perangkai 775 mm
B. BERAT
1. Berat Kosong 31 ton
2. Berat Siap (isi penumpang) 43 ton
3. Berat Adhesi -
C. MOTOR DIESEL
39
1. Tipe -
2. Jenis -
3. Daya Mesin -
4. Daya ke Generator/Converter -
D. MOTOR TRAKSI/CONVERTER
1. Jumlah 8 unit / set @ 120 Kw
2. Tipe Motor DC
E. PERFORMANSI
1. Kecepatan Maksimum 100 Km/jam
2. Gaya Tarik Maksimum (adhesi) ---
3. Gaya Tarik Kontinyu pada v min ---
4. Jari-jari Lengkung Terkecil 80 m
F. KAPASITAS PENUMPANG
1. Duduk 82 pnp
2. Berdiri 53 pnp
3. Jumlah 135 pnp
4. Bagasi ---
G. LAIN-LAIN
1. Sistem Rem Elektro Pneumatic Brake,, Parking Brake.
2. Tipe Kompresor
KRL HITACHI
40
KRL HITACHI
A. DIMENSI
1. Lebar Sepur (track gauge) 1067 mm
2. Panjang Body 20000 mm
3. Jarak antara alat perangkai 20700 mm
4. Lebar badan (body) 2990 mm
5. Tinggi Maksimum 3820 mm
6. Jarak gandar 2200 mm
7. Jarak antar pivot 14000 mm
8. Diameter roda penggerak 860 mm
9. Diameter roda idle 860 mm
10. Tinggi alat perangkai 775 mm
B. BERAT
1. Berat Kosong 31 ton
2. Berat Siap (isi penumpang) 43 ton
3. Berat Adhesi -
C. MOTOR DIESEL
1. Tipe -
2. Jenis -
3. Daya Mesin -
4. Daya ke Generator/Converter -
41
D. MOTOR TRAKSI/CONVERTER
1. Jumlah 8 unit / set @ 170 kW
2. Tipe Motor AC
E. PERFORMANSI
1. Kecepatan Maksimum 100 Km/jam
2. Gaya Tarik Maksimum (adhesi) ---
3. Gaya Tarik Kontinyu pada v min ---
4. Jari-jari Lengkung Terkecil 80 m
F. KAPASITAS PENUMPANG
1. Duduk 82 pnp
2. Berdiri 53 pnp
3. Jumlah 135 pnp
4. Bagasi ---
G. LAIN-LAIN
1. Sistem Rem Elektro Pneumatic Brake, Regenerative brake, Parking.
2. Tipe Kompresor
KRL INDONESIA
DATA TEKNIK KRL INDONESIA (KRL I)
A. DIMENSI
1. Lebar Sepur (track gauge) 1067 mm
2. Panjang Body 20000 mm
3. Jarak antara alat perangkai 20700 mm
4. Lebar badan (body) 2990 mm
5. Tinggi Maksimum 3755 mm
6. Jarak gandar 2200 mm
7. Jarak antar pivot 14000 mm
8. Diameter roda penggerak 860 mm
9. Diameter roda idle 860 mm
10. Tinggi alat perangkai 775 mm
B. BERAT
1. Berat Kosong 31 ton
2. Berat Siap (isi penumpang) 43 ton
3. Berat Adhesi -
C. MOTOR DIESEL
1. Tipe -
2. Jenis -
3. Daya Mesin -
4. Daya ke Generator/Converter -
D. MOTOR TRAKSI/CONVERTER
1. Jumlah 8 unit / set @ 120 kW
2. Tipe Motor DC
42
E. PERFORMANSI
1. Kecepatan Maksimum 110 Km/jam
2. Gaya Tarik Maksimum (adhesi) ---
3. Gaya Tarik Kontinyu pada v min ---
4. Jari-jari Lengkung Terkecil 80 m
F. KAPASITAS PENUMPANG
1. Duduk 82 pnp
2. Berdiri 53 pnp
3. Jumlah 135 pnp
4. Bagasi ---
G. LAIN-LAIN
1. Sistem Rem Elektro Pneumatic Brake, rem parkir
2. Tipe Kompresor
ABB-HYUNDAI 1992 8 0 0 0 0 0 0 0
KRL-I 2003 8 8 0 8 0 8 0 8
JR 103 2004 16 16 0 16 0 16 4 12
SERI 05 2010 50 50 0 50 0 50 0 50
JR 203 2011 50 50 0 50 0 50 0 50
JR 205 2013 30 30 0 30 0 30 0 30
KRL I 2013 40 40 0 40 0 40 0 40
K 3 – 95501
48
Nomor Urut
Jenis bogie K5/NT 11 atau TB 398
Tahun Pembuatan
Kereta penumpang kelas 3
3. PENGERTIAN DAN JENIS GERBONG
Pengertian gerbong sebagai salah satu sarana Kereta Api, dikutip dari
Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 43 TAHUN 2010 :
“ Gerbong adalah sarana perkeretaapian yang ditarik lokomotif yang digunakan untuk
mengangkut barang.”
Jenis gerbong terdiri dari :
a. Gerbong datar ( GD )
b. Gerbong terbuka ( GB )
c. Gerbong tertutup ( GT )
d. Gerbong tangki ( GK ).
tekan.
YR = gerbong terbuka berdinding rendah 2 gandar dengan rem tangan.
YYW = gerbong terbuka berdinding rendah 4 gandar dengan rem udara
tekan.
YYR = gerbong terbuka berdinding rendah 4 gandar dengan rem tangan.
YYRU = gerbong terbuka berdinding rendah 2 gandar dengan rem tangan
dan
pipa saluran angin.
ZZOR = gerbong terbuka 4 gandar untuk angkutan balas dengan rem
tangan.
ZZOW = gerbong terbuka 4 gandar untuk angkutan balas dengan rem
udara
tekan.
JJW = gerbong terbuka berdinding tinggi 4 gandar untuk angkutan
jerami
KKBW = gerbong terbuka berdinding tinggi 4 gandar untuk angkutan batu
bara dengan rem udara tekan.
KKBR = gerbong terbuka berdinding tinggi 4 gandar untuk angkutan batu
bara dengan rem tangan.
KKBRU = gerbong terbuka berdinding tinggi untuk angkutan batu bara
dengan
rem tangan dan saluran pipa.
HR = gerbong terbuka berdinding tinggi 2 gandar dengan rem tangan.
HHR = gerbong terbuka berdinding tinggi 4 gandar dengan rem tangan.
c. Gerbong tertutup
GR = gerbong tertutup 2 gandar dengan rem tangan.
GW = gerbong tertutup 2 gandar dengan rem udara tekan.
GGR = gerbong tertutup 4 gandar dengan rem tangan.
GGW = gerbong tertutup 4 gandar dengan rem udara tekan.
50
YYW 43
Nomor urut 43
Rem udara tekan
Gerbong terbuka dinding rendah 4 gandar
51
GW 12 085
Nomor Urut 85
Kemampuan Muat 12 ton
Rem udara tekan
Gerbong tertutup2 gandar
PENOMORAN GERBONG
Sesuai Peraturan Menteri Perhubungan no KM 45 tahun 2010
XX XX XX XX
12 34 56 78
Digit 12 : Jenis gerbong
a. Gerbong datar (GD)
b. Gerbong terbuka (GB)
c. Gerbong tertutup (GT)
d. Gerbong tangki (GK)
Digit 34 : Kemampuan Muat = Berat Muat
Digit 56 : Tahun mulai beroperasi
Digit 78 : Nomor urut individu gerbong.
CONTOH : GD 40 78 08 : gerbong datar dengan berat muat 40 ton, mulai
dinas tahun 1978 dengan nomor urut 08
1. JENIS KOMPONEN
Sarana kendaraan rel pengangkut yaitu kereta dan gerbong mempunyai
komponen utama sbb:
a. Bogie
Bogie kereta penumpang yang terdiri dari komponen : rangka bogie,
perangkat roda, bearing, axle box, pegas, peredam kejut, ayunan bawah,
52
penggantung ayun, balok ayun, center plate, pivot, tuas-tuas rem, blok
rem.
Bogie gerbong barang terdiri dari komponen : rangka bogie bolster,
perangkat roda, bearing, pegas, peredam, friksi, tuas-tuas rem, center
plate, pivot, blok rem.
b. Badan Kereta/ Gerbong
Kereta
Badan kereta terdiri dari struktur rangka bentuk monocoque lengkap
dengan dinding samping, dinding ujung dan atap.
Gerbong
Badan gerbong terdiri dari rangka bawah yang dilengkapi dengan box,
ketel, dinding tertutup atau terbuka untuk memuat barang sesuai dengan
komoditi yang diangkut.
c. Alat Perangkai
Alat perangkai otomatis atau automatic coupler adalah alat yang digunakan
untuk merangkai kereta dengan kereta, lokomotif dan atau gerbong pada
waktu dioperasikan sebagai Kereta Api.
d. Alat Pengereman
Rem udara tekan terdiri dari komponen : pipa rem, hose coupling,
angle cock, distributor valve, tangki udara pembantu, silinder rem, tuas-
tuas rem dan blok rem
Rem tangan terdiri dari komponen : handle rem, tuas-tuas rem dan
blok rem
2. FUNGSI KOMPONEN
a. Bogie
fungsi bogie pada sarana kendaraan rel adalah untuk mendukung badan
kendaraan
(body) memudahkan perjalanan dibelokan, meningkatkan beban, kecepatan
dan kenyamanan pengendaraan serta tempat alat pengereman.
b. Badan Kereta
53
b. Beban Vertikal
Beban vertikal terdistribusi merata di perhitungkan menurut:
P = K (P1 + P2)
P1 = Berat sendiri badan kereta atau gerbong dalam keadaan siap jalan,
termasuk air dalam tangki.
P2 = Berat muatan, yaitu jumlah penumpang x 75 kg dengan over load 100%
dari kapasitas untuk kereta penumpang.
P2 = Berat muatan, yaitu tonase berat muat dengan over load 5% untuk
gerbong barang.
K = 1,3 = koefisien dinamis pada keadaan beban penuh.
54
2) Full stainless steel, yaitu penggunaan baja tahan karat pada struktur
rangka dan dinding badan kereta. Contoh di Indonesia adalah KRL
Hitachi, walaupun pada bagian bolster masih digunakan baja karbon.
Pada pembahasan ini yang dimaksud dengan sarana kendaraan rel adalah
kereta penumpang, gerbong barang, lokomotif, kereta yang bertenaga penggerak
sendiri baik Kereta Rel Diesel (KRD) maupun Kereta Rel Listrik (KRL).
Untuk selanjutnya disebut saja sebagai kereta, gerbong, lokomotif, KRD dan KRL.
Dalam rangka mengenal bogie, maka marilah kita bahas maksud arti bogie, fungsi
bogie, pemegasan pada bogie dan penggolongan jenis bogie.
Pada mulanya kendaraan rel dibuat dengan dua gandar sebagai tumpuan
badan kendaraan (body). Dengan semakin meningkatnya kebutuhan angkutan,
maka dibuatlah suatu konstruksi yang dapat mengatasi segala keterbatasan dari
kendaraan rel bergandar dua yang menyangkut panjang kendaraan, daya dukung
kendaraan (berat, volume), kemudahan melalui jalan tikungan, kecepatan dan
kenyamanan (running qualities). Konstruksi yang dapat mengatasi masalah
tersebut adalah BOGIE, yaitu suatu konstruksi yang terdiri dari dua perangkat
roda (wheelset) atau lebih yang digabungkan oleh rangka yang dilengkapi dengan
sistem pemegasan, pengereman, dengan atau tanpa peralatan penggerak dan anti
selip, serta secara keseluruhan berfungsi sebagai pendukung rangka dasar dari
badan kendaraan.
2. FUNGSI BOGIE
Dengan memperhatikan maksud/arti bogie tersebut, kiranya dapat dijelaskan
fungsi dari konstruksi bogie, ialah :
a. Meningkatkan daya dukung kendaraan, misalnya :
Sebuah kereta/gerbong dua gandar mempunyai berat total (berat kosong +
muatan) sebesar G1, maka beban gandar adalah P = G1
2
Dengan beban gandar yang sama, apabila gerbong dibuat dengan konstruksi
bogie (4 gandar), maka totalnya menjadi :
GII = 4 x P = 4 x G1 GII = 2 Gt
2
Dengan demikian daya angkutnya meningkat.
Terlebih lagi apabila digunakan system dua bogie (8 gandar), maka daya
dukungnya akan lebih meningkat, terutama untuk gerbong barang.
setengahnya yaitu /2 dan untuk sebagian besar dapat ditampung oleh sistem
pemegasan.
2) Kejutan-kejutan lateral memutar bogie, yang diubah menjadi energi kinetis
yang akan diredam oleh peredam rotasi pada centre plate.
3) Konstruksi bogie memungkinkan pemakaian/pemasangan susunan pegas yang
lebih banyak antara badan kendaraan dan jalan rel.
Dengan peningkatan kenyamanan dan keamanan kendaraan, dengan
sendirinya kecepatan operasi juga dapat ditingkatkan.
Pemegasan yang dimaksud adalah terdiri dari pegas dan peredam. Pegas dapat
berupa pegas ulir, pegas daun, pegas torsi, pegas karet atau pegas udara,
sedangkan peredam dapat berupa peredam hidraulis atau peredam gesek (kering).
Sebagai perbandingan skema pemegasan pada kendaraan bergandar dua dan
kendaraan ber-bogie dapat digambarkan sebagai berikut
4. JENIS BOGIE
Sesuai dengan fungsinya sebagai pendukung badan kendaraan dari berbagai
macam sarana kendaraan rel, maka bogie dapat digolongkan menjadi :
a. Bogie Kereta
Bogie kereta didesain dengan system pemegasan dua tingkat, faktor
kenyamanan penting untuk penumpang.
Perbandingan muatan penumpang dengan berat kendaraan adalah kecil.
Kecepatan operasi relatif tinggi.
b. Bogie Gerbong
Bogie gerbong dibuat sederhana (simple), mudah dan murah perawatannya,
tetapi harus dapat mendukung beban/muatan yang berat. Sistem
pemegasannya hanya satu tingkat. Kecepatan operasi dan kenyamanan relatif
lebih rendah dibanding bogie kereta.
c. Bogie Lokomotif
60
Bogie lokomotif dibuat agar bisa mendukung beban yang berat, yaitu body
lokomotif yang berisi motor diesel, transmisi dan instalasi-instalasinya.
Sistem pemegasan terdiri dari dua tingkat.
Bogie gerbong barang dibuat lebih sederhana dibanding bogie pada kereta
penumpang, yaitu hanya menggunakan satu tingkat pemegasan saja, sebagai
contoh adalah :
1) Bogie Kuda Kepang
Bogie Kuda Kepang adalah bogie dengan rangka kaku (konstruksi pelat)
dengan bentuk mirip “kuda kepang” yang menggunakan pegas daun
dengan link kaku tanpa ada batang ayun. Bogie ini digunakan pada
gerbong ketel (KKW), gerbong pasir (YYW), gerbong semen (TTW) dan
gerbong terbuka (KKBW) yang dibuat sekitar tahun 1960 dari Rumania.
2) Bogie Ride Control
Bogie Ride Control adalah jenis “three piece bogie” yang mempunyai
rangka fleksibel dan baja tuang, menggunakan pegas ulir dan peredam
gesek yang bersifat konstan. Bogie Ride Control digunakan pada berbagai
jenis gerbong, yaitu gerbong tertutup (GGW), gerbong balas (ZZOW),
gerbong semen (TTW) dan gerbong ketel (KKW). Gerbong yang
menggunakan bogie Ride Control dibuat oleh pabrik ARAD Rumania,
Sumitomo Jepang dan Daewo Korea.
64
3) Bogie Barber
Bogie Barber adalah jenis “three piece bogie” yang mempunyai rangka
fleksibel dari baja tuang, menggunakan pegas ulir dan peredam gesek
yang bersifat variable sesuai dengan berat muatan gerbong. Bogie Barber
dibuat oleh pabrik Nippon Sharyo Jepang, PT. Barata Indonesia, Trenton
Industry Kanada dan digunakan pada gerbong tertutup (GGW), gerbong
ketel (KKW), gerbong batubara (KKBW), gerbong datar untuk peti kemas
(PPCW).
1. JENIS PENGEREMAN
Berbagai jenis pengereman yang diterapkan pada sarana kendaraan rel dapat
digolongkan menjadi :
a. Rem yang mengalami keausan pada komponennya, yaitu :
Rem tangan (hand brake)
Rem udara tekan (compressed airbrake)
Rem vakum (vacuum brake)
Rem gesek magnetis
65
Pad rem adalah bahan non metalik sebagai media penerus gaya rem
pada cakram rem. Komponen cakram rem dan pad rem ada pada jenis
pengereman disc brake.
13) Alat Pengatur Kosong Isi
Alat pengatur kosong isi (Empty – Load Device atau Change Over
Device) hanya digunakan pada gerbong barang, di mana perbedaan antara
berat kosong dan berat isi sangat besar. Prinsip kerja dari alat pengatur
kosong – isi dapat secara mekanik atau pneumatik dan tujuan dari alat ini
adalah untuk mengatur agar gaya pengereman yang timbul agar tetap
sebanding dengan berat kendaraan.
14) Alat Penyetel Rem (On – Off)
Alat penyetel rem ini terdapat pada katup pengatur yang berfungsi
mengaktifkan rem atau mematikan rem pada kendaraan yang
bersangkutan bila tetjadi kerusakan rem, sehingga hanya berfungsi sebagai
saluran saja.
Perubahan tekanan pada pipa rem karena proses pengereman akan diikuti oleh
peningkatan tekanan pada silinder rem grafik perubahan tekanan adalah sbb:
4. PERHITUNGAN PENGEREMAN
1. PERSENTASE PENGEREM
70
Untuk Rem R/ P :
3, 85 . V²
L = ----------------------------------- (m)
73
6, 1 . . (1 + r / 10) ir
Untuk Rem G :
3, 85 . V²
L = ----------------------------------- (m)
5, 1 . . r – 5 ir
Tabel Nilai
Kecepatan Rem posisi Rem posisi
V (Km/jam) R atau P G
74
10 0,45 0,41
20 0,64 0,61
30 0,76 0,75
40 0,84 0,85
50 0,90 0,92
60 0,94 0,97
70 0,96 1,0
80 0,99 1,0
90 1,0 1,0
100 1,0 -
110 1,0 -
120 - -
Tabel Nilai C1
Jumlah 24 < n 48 < n 60 < n 80 < n
Rem posisi Gandar 24 48 60 80 100
R/P C 1,10 1,05 1,0 0,97 0,92
Jumlah 40 < n 80 < n 100 < n 120 < n
Rem posisi Gandar 40 80 100 120 150
G C 1,12 1,06 1,0 0,95 0,9
Tabel Nilai Ci
Kecepatan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
V (Km/jam)
Rem posisi 0,6 0,66 0,72 0,77 0,81 0,84 0,84 0,89 0,9 0,9
R/P
Rem posisi 0,6 0,62 0,64 0,66 0,68 0,7 0,7 0,74 0,75 -
G
b. Rumus Praktis
Untuk kereta api sampai dengan 60 gandar tipe rem P atau R pada kecepatan
75
V = 70 – 160 Km/jam.
. V²
L = ----------------------------------- (m)
1,094 + 0,127 – 0,235 i
= persentase pengereman
V = kecepatan (Km/jam)
I = lereng (%o)
= koefisien yang tergantung pada kecepatan
Persentase pengereman K3 : = 85 %
Berat pengereman untuk 1 kereta yang direm :
B = x G
= 85 % x 38 ton
= 32,3 ton
= 80 (km/jam)
= 0,99 untuk = 80 km/jam posisi rem P
ir = ci x i
Ci = factor koreksi tanjakan
i = lereng jalan rel = 0 %o (jalan datar)
r = C1 . T
C1 = 1 untuk KA 54 gandar
L = 24460 = 495 m
6,039 x 8,17
Bila ada 2 kereta dalam KA tersebut tidak di rem (ditumbeng), maka :
- persentase pengereman KA :
= (32,3 x 10)/540 x 100 % = 59,8 %
- jarak pengereman menjadi :
L = 3,85 (80²)
6,1 x 0,99 x (1 + 59,8/10) + 0
L = 24460 = 580 m
6,039 x 6,98
77