Anda di halaman 1dari 7

Biodata Diri

Nama : Dharma Setiawan

No. Taruna : 18.01.067

Tempat Tanggal Lahir : Dumai, 09 Oktober 1997

Alamat : Jl. Kamboja No. 53 Kota Dumai – Provinsi Riau

Usia : 22 tahun

Asal Sekolah : Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD

Kelas/Program : 2.7 / D.IV Transportasi Darat

Hobi : Renang, Nyanyi, Gym

Motto Hidup : Gantungkan Asa dan semangatmu setinggi bintang di langit dan
rendahkan hatimu serendah mutiara dilautan.
Catatan ini kutujukan untuk adik-adikku yang hendak memperebutkan kursi sekolah ikatan dinas yang
begitu ketat. Semoga bermanfaat untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi siapapun yang sempat
membacanya. Karena Perguruan Tinggi Kedinasan memiliki daya tarik tersendiri bagi orang-orang yang
memiliki semangat juang lebih dan kegigihan serta pantang menyerah dalam usaha yang dilakukan.

Sekolah ikatan dinas hampir menjadi primadona siswa. Bukan karena MINAT ataupun PASSION, tapi
lebih masalah kepastian masa depan. Karena sekolah ikatan dinas mencetak kader-kader yang siap
ditempatkan diseluruh penjuru daerah Indonesia dengan berbekal ilmu pengetahuan yang mumpuni.
Indonesia memiliki banyak sekali sekolah ikatan dinas terbaik mulai dari Sabang Pulau Sumatera hingga
Merauke Papua. Mulai dari yang bergerak di bidang pertahanan keamanan negara, bidang pemerintahan,
bidang transportasi darat, laut, hingga udara, serta dibidang pertanian dan perikanan.

Kali ini saya akan berbagi pengalaman dalam berjuang untuk bisa lulus menjadi seorang Taruna di salah
satu sekolah kedinasan terbaik dinegara ini, semoga bisa menjadi pembakar semangat dalam
mempersiapkan dan menjalani semua tahapan tes yang ada kedepannya.

Mohon ijin memperkenalkan diri nama Taruna Remaja Dharma Setiawan asal Dumai-Riau dari
Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD Jurusan Diploma IV Transportasi Darat. PTDI – STTD
adalah sekolah ikatan dinas yang berada dibawah naungan Kementrian Perhubungan yang dimana
bergerak dibidang transportasi darat serta memiliki berbagai program studi unggulan. Program studi
unggulan tersebut adalah dimulai dari D.IV Transportasi Darat, D.III Lalu Lintas Angkutan Jalan, D.III
Perkeretaapian, dan D.II Penguji Kendaraan Bermotor dan kampus ini berada di daerah Setu Kabupaten
Bekasi.

Di tahun 2015, setelah lulus dari SMAN 1 Dumai - Riau, saya mendapat kabar bahwa ditanyakan lulus tes
SBMPTN di Universitas Riau Jurusan Akuntansi. Yang dimana saat itu sebagai satu satunya kampus
untuk melanjutkan pendidikan saya kedepannya. Lalu orang tua ku mencoba memberiku pandangan dan
arahan untuk melanjutkan pendidikan ke arah mana nantinya. Orang tuaku memberikan pandangan untuk
mencoba ikut seleksi di berbagai sekolah kedinasan karna disamping memiliki masa depan yang jelas dan
juga dapat membentuk karakterku yang lebih mandiri dan disiplin lagi. Namun tidak hanya sampai disitu,
untuk bisa mengikuti tes dan bisa lulus semua tahapan tes diperlukan persiapan yang matang dan kesiapan
mental untuk menghadapinya. Kemudian saya dianjurkan untuk mengikuti bimbingan belajar di salah
satu bimbel untuk sekolah kedinasan yang ada di Kota Pekanbaru selama 6 bulan lamanyaa sampai
menunggu hari tes tiba. Bimbingan belajar ini dijalankan oleh seorang Bapak yang bernama bapak Abdul
Hamid Rapedasy yang menurut saya sudah dianggap sebagai bapak angkat, karena beliau mengajar
dengan keikhlasan, ketulusan serta ketegasan dan kedisiplinan. Seiring berjalannya waktu, materi-materi
sudah dipelajari mulai dari materi untuk tes SKD, psikotes, akademik, hingga wawancara yang dimana
materi tersebut sudah saya lahap bersama teman teman sesama bimbel disana. Persiapan tidak hanya
sampai disitu, saya mendatangi tempat latihan pembinaan jasmani di Lapangan Pancasila, disana saya
bertemu dengan Pak Harun yang dimana nantinya sebagai pelatih binjas dalam mempersiapkan tes
jasmani serta kesehatan.

Hari demi hari berganti, tibalah masanya pendaftaran ulang bagi peserta yang lulus tes SBMPTN di
Universitas Riau. Sewaktu itu saya membawa semua berkas persyaratan untuk pendaftaran ulang yang
diminta dan diserahkan kepada bagian administrasinya. Lalu saya diminta untuk mengikuti berbagai tes
yang dianjurkan hingga selesai dan dinyatakan lulus dan menyelesaikan urusan administrasinya. Kuliah
pun dimulai, tetapi ada yang mengganjal di hati karna merasa bukan tempatnya disini dan lebih berniat
untuk masuk di perguruan tinggi kedinasan saja. Kuliah pun berjalan diiringi dengan bimbingan belajar
yang saya jalani setelah selesai jam kuliah di rumahnya Pak Hamid. Setelah beberapa bulan terlewati dan
materi yang diberikan hampir dikuasai semuanya, Pak Hamid pun meningkatkan intensitas dalam
mengajar dan membahas materi tersebut. Disini, Pak Hamid bukan hanya seorang pengajar tapi juga
sebagai motivator dalam hidup. Banyak nasehat, motivasi serta pelajaran hidup yang diberikannya dalam
menjalani hidup dan belajar untuk menjadi pribadi yang lebih tangguh. Tak lupa juga tiap sore setelah
ashar saya bertolak ke Lapangan Pancasila untuk berlatih binjas dalam meningkatkan kemampuan fisik
agar mencapai target dalam kelulusan tes nantinya. Pak Harun juga membimbing dengan gigih agar bisa
bersaing untuk masalah jasmani disaat tes yang akan datang.

Tak terasa pembukaan pendaftaran taruna baru di PTDI-STTD sudah dibuka, saya mempersiapkan
persyaratan yang diminta dengan teliti agar tidak ada yang tertinggal atau kekurangan. Mulai dari ijazah,
data diri ktp, akte dll, kemudian data tersebut di scan dan di upload ke website yang telah ditentukan.
Setelah mengikuti semua langkahnya dan proses pendaftaran pun selesai, lalu tinggal menunggu
pengumuman seleksi adminstrasinya.

Pengumuman seleksi administrasi pun keluar dan saya dinyatakan lulus dan berhak maju ke tahap
berikutnya, yaitu Tes Kompetensi Dasar (TKD). Tak terasa waktu tes sudah dekat dan hanya menyisakan
seminggu lagi untuk persiapan, disaat itu kemampuan saya dan teman-teman yang lain di tes dahulu oleh
Pak Hamid agar bisa tahu sampai sejauh mana kemampuan kami dalam menguasai materi selama ini.
Begitu juga Pak Harun memberi tes jasmani dan mengecek kesehatan bagian dalam dan luar saya untuk
memastikan dalam kondisi sehat dan prima.

Setelah menjalani pra tes bersama para pembimbing, kami pun diberikan wejangan serta arahan untuk
persiapan tesnya dan Pak Hamid memberikan beberapa wejangan yang masih saya ingat sampai sekarang,
salah satunya “ bersedekahlah selagi ada, karena sedekah lah yang akan membantu mu disaat kamu
berada disaat kesusahan dan kesempitan.” Wejangan ini yang masih saya ingat dan saya lakukan hingga
sekarang dan ada beberapa lagi yang masih diingat.

Kemudian hari H Tes Kompetensi Dasar tiba, saya datang dengan doa restu dari orang tua siap untuk
menghadapi tes TKD tersebut. Setelah dipanggil masuk keruangan kemudian tes pun dimulai selama 100
menit. Setelah 100 menit berjalan hasil tes pun keluar, tetapi saat itu belum rejeki buat saya untuk lulus.
Perasaan sedih bercampur kecewa hingga patah semangat menjadi satu disaat itu seakan saya tidak tahu
harus berbuat apa setelahnya. Tapi orang tua ku tidak membiarkan saya dalam kondisi begitu, beribu
semangat dan motivasi coba di berikan kepada saya dan mengatakan bahwa “masih ada kesempatan
untuk tahun depan dan kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.” Perlahan saya mencoba bangkit dan
semangat kembali dalam menghadapi kenyataan yang ada, kembali masuk kampus dan kuliah lagi seperti
biasanya.

Setelah lupa sesaat dengan tes yang sudah dilewati, saya di hubungi Pak Hamid kembali untuk persiapan
kembali tes ditahun berikutnya dan diinstruksikan datang kerumahnya untuk belajar. Hari hari dijalani
seperti tahun sebelumnya, kuliah ku dibarengi dengan persiapan tes belajar dibimbing dengan beliau.
Motivasi terus diberikan dari beliau agar semangat ku kembali lagi dan bisa lebih survive dalam
menghadapinya. Pendaftaran pun kembali dibuka, saya kembali mempersiapkan persyaratannya dengan
teliti tanpa ada kekurangan.

Tekad ku sudah bulat dan semangat mulai penuh, dalam hati berkata” bagaimana pun tahun ini aku harus
lulus dan bisa membanggakan orang tuaku.” Tes TKD pun tinggal menghitung hari, persiapan matang
tanpa ada kekurangan seperti tahun sebelumnya. Tiba-tiba orang tua ku menelfon dan memberi kabar
bahwasanya nenek ku sakit parah dan dilarikan kerumah sakit, tanpa pikir panjang saya langsung
memesan travel sewaan dari Pekanbaru-Dumai. Setelah 5 jam perjalanan, akhirnya sampai di Dumai dan
saya minta diantarkan langsung ke RSUD Dumai. Setelah sampai di RSUD, saya bergegas kearah beliau
dan melihat kondisinya, tubuh terbaring lemas dengan nafas yang sesak dan ku pegang tangan beliau
mendoakan agar cepat sembuh dan bisa melihat cucunya sukses.

Tapi Allah memiliki kehendak lain, nenekku dipanggil menghadap Allah SWT dan meninggal dalam
keadaan khusnul khatimah. Isak tangis pun pecah disaat itu, saya kembali dicoba dengan hal hal berat
yaitu berkurangnya salah satu anggota keluarga yang selalu memotivasi dan menyayangi saya selama ini.
Hari H Tes TKD yang sudah dekat seolah olah tidak kuperdulikan dan semangat ku patah, tanpa ada
belajar dan persiapan tes yang terbengkalai. Selama 3 hari masa berkabung, hati sudah tidak karuan,
kondisi fisik menurun, dan tidak tahu harus bagaimana lagi. Namun kembali kedua orang tua ku
memotivasi dan mengajarkan untuk ikhlas apa yang sudah terjadi, perlahan lahan belajar mengikhlaskan
dan mencoba untuk belajar dengan kondisi hati yang ga karuan. Sampai lah di hari H tes TKD, saya
meminta doa restu dari kedua orang tua dan menyerahkan semuanya kembali kepada Allah SWT dan
berharap mendapat hasil terbaik. Kemudian namaku dipanggil untuk masuk ruangan dan tes pun dimulai,
tes pun berjalan selama 100 menit. Ada sebuah kelebihan disaat mengerjakan tes, terasa tenang dan
berjalan lancar hingga tes selesai di waktu 100 menit. Setelah tes selesai, hasil nya pun langsung keluar
dan tak disangka skor ku di angka yang memuaskan dan mendapat peringkat 1 se-Provinsi Riau. Dalam
hatiku berkata, “hasil ini kupersembahkan untuk nenek ku dan terima kasih sudah menyayangi dan
mengasuhku selama ini, cucumu ini akan membuat nenek bangga dan berikan yang terbaik.”

Percaya diriku kembali pulih dan semangat membara, dengan keikhlasan hati menerima yang terjadi saya
pun kembali belajar dengan Pak Hamid untuk Tes Psikotes dalam menyiapkan segalanya. Tak luput dari
tes, persiapan Tes Kesehatan pun ku persiapkan, bersama Pak Harun dan Pak Hamid saya pergi ke
Rumah Sakit Tentara di daerah Pekanbaru untuk menjalani Medical Check Up. Mulai dari ujung kepala,
mata, telinga, hidung, tenggorokan, mulut, gigi, rontgent dada, alat kelamin, struktur tubuh dari luar
hingga dalam pun di cek semuanya hingga ke organ- organ dalam. Setelah menjalani tes seharian dan
dinyatakan sehat, saya merasa siap untuk menghadapi tes kesehatan yang akan datang. Dengan menjaga
kondisi fisik selama menunggu tes, saya mengkonsumsi makanan yang dianjurkan dan tidak
mengkonsumsi yang dilarang. Hingga hari tes tiba yang diselenggarakan tepat di Rumah Sakit Tentara
Pekanbaru, saya datang bersama peserta lainnya dan berharap semoga kondisi prima. Kami dipanggil
kedalam ruangan untuk menjalani tes dengan menggunakan kaos putih dan celana pendek putih dan
mengikuti semua pengecekan disetiap sesinya. Tes pun berakhir hingga sore hari dan tinggal menunggu
hasil pengumuman di hari hari berikutnya. Sambil menunggu pengumuman hasilnya, saya belajar
psikotes untuk tes psikotes setelah tes kesehatan yang sudah dilalui. Belajar mulai dari gambar gambar,
tentang kepribadian, kotak 8, gambar pohon, orang, dan rumah serta angka Koran/ tes pauli.

Setelah menunggu beberapa hari, Pengumuman tes pun keluar dan Alhamdulillah saya lulus tes
kesehatan, kemudian menunggu untuk tes psikotes. Hari tes pun tiba, saya bersiap tanpa lupa doa restu
kedua orang tua lalu berangkat ke tempat tes. Sesampainya disana dan tidak lama menunggu, peserta pun
diinstruksikan masuk ke ruangan. Tes pun di mulai dengan berbagai macam sesi didalamnya, tes pun
berlangsung hingga sore hingga menguras tenaga yang banyak. Setelah tes selesai sambil menunggu
pengumuman untuk beberapa hari kedepan, saya tetap berdoa dan bermohon kepada Allah disetiap tesnya
agar diberikan yang terbaik dan bisa lulus di setiap tahapan tesnya.

Hari yang ditunggu pun tiba, pengumuman kelulusan tes psikotes sudah ada. Tak sabar ku melihat dengan
hati yang berdebar, Alhamdulillah kembali bersyukur untuk kelulusan ditahapan tes psikotes dan bisa
melanjutkan di tes potensial akademik. Untuk Tes Potensial Akademik saya mencari info seputar kisi kisi
soal yang akan keluar dan ternyata soalnya berasal dari soal ujian nasional SMA dan tak jauh dari itu.
Berbagai cara dijalani, mulai dari searching soal di google, belajar di bimbel, hingga membeli buku
kumpulan soal yang ada di Gramedia. Dalam hal ini, ada pepatah yang mengatakan, “bersakit sakit
dahulu bersenang senang kemudian.” Pepatah itu yang menjadi motivasi, biar lah capek dahulu tapi
nantinya mendapat hasil yang terbaik.

Hari tes TPA pun tiba, sama dengan lokasi tes sebelumnya dan saya tak luput meminta doa restu sebelum
menghadapi tes tersebut. Tes dilaksanakan selama beberapa jam dengan berbagai macam tesnya.
Tes pun selesai menjelang siang, tinggal menunggu pengumuman dan berharap bisa lulus dan
melanjutkan ke tahapan tes selanjutnya.

Sambil menunggu pengumuman tes tersebut, saya mengintensifkan latihan jasmani dalam
mempersiapkan tes jasmani dalam tahapan berikutnya. Mulai dari latihan ketahanan fisik dengan berlari
selama 12 menit, latihan lari membentuk angka 8, latihan push up dan sit up dan mengkonsumsi makanan
yang membantu meningkatkan stamina tubuh serta menjaga kesehatan tubuh agar terhindar dari penyakit.

Akhirnya pengumuman TPA pun keluar, Alhamdulillah saya kembali lulus dan bisa melanjutkan ke
tahapan berikutnya yaitu Tes Kesmaptaan/ jasmani dan akan dilaksanakan di Lapangan Pancasila.
Sembari menunggu hari tesnya, saya mencoba memanaskan fisik dengan berolahraga ringan dan
menghindari dari cedera yang fatal. Asupan nutrisi tak lupa dikonsumsi dan konsumsi air mineral juga
dianjurkan sebelum memulai tes.

Hari tes pun tiba, para peserta kembali diinstruksikan menggunakan pakaian kaos atasan putih dan celana
pendek putih agar seragam, sebelum memulai tes, para panitia tes memberi arahan dan memandu
peregangan dan pemanasan agar tidak terjadi kram otot atau cedera disaat tes nantinya. Setelah beberapa
saat pemanasan, tes dimulai dengan pemeriksaan tensi untuk setiap peserta. Kemudian para peserta
dibagikan nomor dada dan kloter/kelompok untuk sistematis dilapangan nantinya. Tak berselang lama,
kloter pertama setelah dicek tensinya diinstruksikan melakukan persiapan untuk memulai tes lari selama
12 menit hingga begitu selanjutnya sampai kloter terakhir. Kemudian kloter yang sudah melaksanakan tes
lari 12 menit diarahkan untuk tes lari angka 8, push up dan sit up. Setelah semua tahapan tes selesai, para
peserta dikumpulkan dan diberi arahan terkait pengumuman yang akan diumumkan beberapa hari
kedepan dan peserta boleh meninggalkan tempat tes tersebut. Sambil menunggu hasil tes untuk
diumumkan, saya bertolak pulang ke Dumai untuk menemui kedua orang tua di rumah, karena setelah
lama di Pekanbaru dan rindu sudah menumpuk. Sesampainya di Dumai, saya pun bertemu kedua orang
tua dan merasakan kenyamanan akan sebuah rumah serta suasananya. Saya menjalani kegiatan sehari hari
dan tak lupa akan olahraga untuk menjaga kebugaran fisik. Tak lama saya di Dumai, tiba tiba saya
dikagetkan dengan berita yang datang yaitu guru bimbel saya Pak Hamid sedang mengalami sakit keras
dan komplikasi dan juga sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat. Saya pun segera memberitahukan ke
orang tua saya meminta petunjuk bagaimananya, lalu tanpa pikir panjang orang tua saya mengajak saya
menjenguk beliau di Rumah Sakit di salah satu kota di Pekanbaru.

Sesampainya di Pekanbaru, kami langsung menuju ke rumah sakit tersebut. Setelah sampai disana, orang
– orang sudah pada ramai, terlihat keluarga dekat Pak Hamid berada disana, anak didik bimbelnya juga
berada disana. Beliau dirawat di ruang ICU dan tidak boleh sembarangan orang untuk masuk menjenguk.
Doa dan lantunan ayat suci terus dipanjatkan demi kesembuhan beliau, tak lekanglah dari ruang tunggu
kami menunggu kabar kemajuan dari kondisi beliau. Tiba- tiba suatu hari datanglah kabar dari dokter
bahwasanya beliau dalam kondisi kritis. Sontak suasana pecah diwarnai dengan isak tangis karena takut
hal yang tak diinginkan terjadi. Tapi keluarga Pak Hamid adalah keluarga yang tegar, dan siap dalam
mengikhlaskan apabila nantinya bakal terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Tak lama setelah itu, dokter pun memberikan izin untuk masuk kepada keluarga bersangkutan untuk
menjenguk langsung dan mendoakannya. beberapa orang silih berganti satu sama lain untuk menjenguk.
Ketika saya masuk menjenguk keadaan beliau dalam kondisi terbujur lemah dengan selang oksigen
membantu dalam bernafas. Terasa sedih dihati karena orang yang memiliki peran penting dalam hidup ini
harus berada dalam kondisi sulit dan tidak bisa menemani untuk beberapa saat. Tak lama menjenguk,
waktu besuk pun habis. Esok harinya kabar duka pun datang bahwasanya beliau sudah meninggal dunia
dan seketika saya tidak bisa berkata kata dan tidak harus berbuat apa kedepannya. Isak tangis yang keras
terdengar dari depan ruangan ICU datang dari keluarga Almarhum. Setelah itu jenazah pun disiapkan
untuk dibawa pulang ke rumah untuk dimandikan dan dishalatkan. Setelah semua selesai disiapkan dan
keluarga dekat beliau datang semua, jenazah disegerakan untuk dishalatkan dan dimakamkan.

Setelah itu saya seolah kehilangan seorang guru, bapak angkat, bahkan panutan dalam hidup. Karena
beliau adalah orang yang tahu akan keadaan saya, yang memotivasi saya dari awal dan yang mengajarkan
saya arti hidup serta memberi pandangan kedepan apa yang harus dicapai nantinya. Tak luput dari itu,
banyak hal yang saya ingat dari pesan beliau yaitu :
-“bersedekahlah, karna dengan sedekah rejeki mu akan lancar dan kamu akan dijauhkan dari kesempitan
dan mendapatkan apa yang kamu inginkan.”
-“semua memang berawal dari mimpi. Yang akan benar benar terjadi adalah yang mau bangun dan
menjemput dengan gigih.”
Dan pesan yang paling saya ingat adalah “ jika jatuh, berdiri lagi. Jika kalah, mencoba lagi. Jika gagal
bangkit lagi. Percayalah pasti ada jalan bagi orang orang yang pantang menyerah.”

Lantas pesan pesan tersebut yang membuat saya kembali bangkit, walaupun beliau sudah tidak ada tapi
beliau selalu ada dihati dan disemangatku yang membara. Setelah beberapa hari berkabung, saya mulai
mempersiapkan diri dengan belajar untuk menghadapi tes akhir wawancara. Hari H tes wawancara pun
tiba,saya bersiap menuju Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Pekanbaru sebagai tempat tesnya.
Sesampainya disana sudah banyak para peserta datang dan menunggu menggunakan pakaian putih hitam
dan membawa perlengkapan alat tulis. Sembari menunggu instruksi saya mengobrol sesame peserta tes
untuk berkenalan dan berbagi materi untuk tes nantinya. setelah menunggu beberapa saat, kami pun
dipanggil dan masuk satu per satu kedalam ruangan yang sudah disediakan. Disana tampak para penguji
dari pegawai dinas perhubungan bersiap untuk mewawancarai kami. Setelah beberapa saat diwawancarai
dan dipersilahkan keluar serta menunggu beberapa hari kedepan untuk hasil pengumumannya. Tak lupa
doa pun dipanjatkan disetiap 5 waktu sehari serta disepertiga malam.

Setelah beberapa hari, akhirnya pengumuman akhir diterbitkan di website sipencatar.dephub.go.id.


Disana terpampang hasil pantukhir akhir dari semua tahapan tes, dengan hati yang was-was dan berharap
cemas, secara perlahan saya cari satu persatu nama saya dari beribu nama yang lulus dan tidak lulus. Hati
yang deg degan dan doa yang tak putus putus dipanjatkan akhirnya saya mendapatkan nama saya dalam
kategori lulus. Alhamdulillah, kata pertama yang saya ucapkan. Hati yang awalnya cemas berubah
gembira dan bersyukur atas pertolongan dan kesempatan yang diberikan Allah kepada saya. Dan tak lupa
saya dedikasikan kelulusan ini untuk orang orang tercinta yang sudah membantu dan menyemangati saya
dari awal hingga akhir ini. Mulai dari untuk kedua orang tuaku, untuk teman teman, untuk almarhumah
nenek ku, dan almarhum Pak Hamid yang selalu senantiasa mendoakan dan mensupport hingga lulus ini.
Karena ada suatu hal yang selalu saya tanamkan dalam diri, yaitu “kalau orang bisa kenapa saya tidak ?
saya harus bisa juga.”
“Jika misalnya kuota penerimaan hanya 5 orang, bagaimanapun caranya saya harus bisa ada di dalam 5
kuota itu, harus bisa.”
Setelah berbagai perjalanan yang begitu berat penuh perjuangan dan hambatan, akhirnya saya bisa sampai
di titik kesuksesan awal dan saya tidak lupa diri serta tinggi hati dengan pencapaian ini. Karena awalnya
saya hanya seorang yang tidak ada apa apanya dan hanya memiliki keinginan untuk sukses dan bisa
membanggakan kedua orangtua. Dan tak lupa untuk terus beribadah serta berdoa, karena kita hanya orang
biasa yang tak punya kuasa apa apa dan hanya bisa memohon kepada Allah SWT yang memiliki segala
kekuasaan atas segala-galanya. Satu pesan yang penting “gantungkan asa dan semangatmu setinggi
bintang dilangit dan rendahkan hatimu serendah mutiara dilautan”.
Untuk para pejuang yang ingin masuk sekolah kedinasan, semangatlah dalam setiap usahamu, karena
usaha mu akan menjadi suatu ibadah. Pasang lah niat yang kuat, bulatkan tekad, siapkan fisik serta
mental, buang semua ketakutan dan keraguan, karena perjuangan mu akan berat dan tak mudah. Tapi
jangan takut, saya percaya kalian orang yang terpilih dan mampu dalam menghadapi semua tes
kedepannya, karena sesuatu yang berharga butuh kerja keras dan semangat pantang menyerah. Dan juga
jangan tatap tingginya sebuah cita-cita, tapi tataplah kaki semangat yang sudah disiapkan untuk
menggapainya.

Inilah pengalaman dan motivasi yang dapat saya berikan dan semoga berguna nantinya untuk kalian, para
pejuang kedinasan. Semoga apa yang kamu inginkan bisa tercapai dan tetap semangat !

Anda mungkin juga menyukai