Anda di halaman 1dari 14

“KONSEP DASAR KOMUNIKASI TEURAPETIK DAN

MEMPRAKTEKKAN PROSES KOMUNIKASI


TEURAPETIK”

Dosen Pengampu :
PURNAMA SARI CANE, SST,M.K.M

Disusun Oleh Kelompok I :


1. AGIL CIKAL BULAN PUTRI 6. WAHDINI

2. PUTRI YOLANDA PERANGIN-ANGIN 7. SHELINA ASKA SALSA BILA

3. VANNI FADHILLA 8. MAYA IRIANTI

4. MUTIARA SAHRA 9. SARIANI PUTRI

5. NOVA APRIANA 10. SUMAINI

AKADEMI KEBIDANAN NURUL HASANAH KUTACANE

1
DAFTAR ISI
           
Kata Pengantar  ............................................................................................             
Daftar Isi  .....................................................................................................             
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang  ......................................................................................             
1.2 Rumusan Masalah  .................................................................................             
1.3 Tujuan  ...................................................................................................             
BAB II TINJAUAN TEORI
A.PENGERTIAN KOMUNIKASI………………………………………
B.PENGERTIAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM PELAY-
ANAN KEBIDANAN…………………………………………………….
C.PROSES KOMUNIKASI……………………………………………..
D.JENIS KOMUNIKASI TERAPEUTIK……………………………...
E.TAHAP INTERAKSI DENGAN PASIEN…………………………..
F.KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM KEBIDANAN…………..
BAB III PENUTUP 
3.1  Kesimpulan  ..........................................................................................           
3.2  Saran  ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok ini. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini yang tentunya jauh dari
kesempurnaan. Karena itu kelompok kami selalu membuka diri untuk setiap saran dan kritik
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan karya kami selanjutnya.
Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagi pihak. Untuk
itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu,baik secara
langsung ataupun tidak langsung.
Dan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kelompok kami
khususnya dan masyarakat pecinta ilmu pengetahuan pada umumnya.

                                                                Kutacane, 22 Nopember 2021


                                                                                                            

                                                                                                                       Kelo
mpok I

3
BAB I

PENDAHULUAN

Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan


nonverbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau
lebih.frase dua atau lebih perlu ditekankan ,karena sebagian literatur menyebut istilah
komunikasi intrapersonal,yakni komunikasi diri sendiri. Komunikasi terjadi jika setidaknya
suatu sumber membangkitkan respons pada penerima melalui penyampaian suatu
pesan dalam bentuk tanda atau symbol,baik bentuk verbal atau bentuk nonverbal,tanpa
harus memastikan terlebih dulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu
sistemsimbol yang sama.Komunikasi efektif terjadi apabila sesuatu (pesan) yang
diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh
komunikan,sehingga tidak terjadi salah persepsi.
Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas
dari yang namanya komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi
secara langsung salah satunya adalah dengan cara bertemu dan bertatap muka secara
langsung sedangkan komunikasi secara tidak langsung bisa melalui perantara orang ketiga
yang menyampaikan pesan nantinya. Hal ini pasti selalu ada di dalam kehidupan
bermasyarakat. Apalagi sifat manusia itu sendiri adalah makhluk social yaitu makhluk
yang tidak dapat hidup sendiri melainkan perlunya interaksi dengan manusia lainnya. Salah
satu bentuk konkret dari interaksi ini adalah komunikasi tersebut. Namun dalam
pembahasan yang ada di dalam makalah ini adalh mengenai komunikasi dalam konteks
manajemen dan pemerintahan. Oleh karena itu untuk memenuhi pembelajaran mata kuliah
azas-azas manajemen ini, penulis mengambil judul “Komunikasi Terapeutik dalam
Pelayanan Kebidanan” di dalam makalah yang penulis kerjakan ini.

4
BAB II
ISI

A. Pengertian komunikasi

Pengertian komunikasi diambil dari bahasa latin communicatio, yang bersumber dari
istilah
”communis” yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua
orang atau lebih. Dalam kehidupan sehari-hari selain menjadi makhluk individu,
manusia juga sebagai makhluk sosial yang sangat membutuhkan interaksi dengan orang
lain. Dari interaksi itulah terjadi komunikasi untuk menyampaikan pesan, saling bertukar
informasi dengan orang lain untuk tujuan tertentu. Pengertian Komunikasi Pengertian
komunikasi menurut para
ahli mengacu pada aktivitas interaksi manusia yang bisa terjadi secara langsung atau tidak
langsung. Beberapa definisi komunikasi menurut
para ahli berikut ini :
Everett M. Rogers , mengemukakan pendapatnya yaitu “Komunikasi adalah suatu proses
dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerimaan atau lebih dengan
maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.”
Kemudian pendapat lain dari Rogers & O. Lawrence Kincaid “Komunikasi adalah suatu
proses dimana dua orang
atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lain yang
pada gilirannya akan
tiba pada saling pengertian yang mendalam”. Theodore M. Newcomb , “Setiap tindakan
komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi,terdiri dari rangsangan yang
diskriminatif, dari sumber kepada penerima”
Dari pendapat di atas, bisa di tarik kesimpulan bahwa komunikasi bias karena
adanya beberapa unsure yang ada untuk membangun sebuah komunikasi. Berikut ini
unsure pembangun komunikasi :

Sumber – Yaitu pembuat informasi atau pengirim informasi. Pada komunikasi antar
manusia, sumber komunikasi bias dari satu orang atau dari beberapa orang
(kelompok) misalnya sebuah organisasi atau lembaga. Sumber komunikasi disebut juga
komunikator. Penerima – pihak yang menjadi tujuan untuk dikirimi pesan oleh
sumber(komunikator).
Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima disebut juga
komunikan.
Pesan – adalah informasi yang disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima
(komunikan). Pesan tersebut bisa disampaikan dengan bertatap muka (langsung) atau

5
melalui media komunikasi (tidak langsung).Media – alat yang digunakan dalam
berkomunikasi untuk memindahkan pesan (informasi)
dari sumber kepada penerima

Efek – Pengaruh yang dipikirkan dan dirasakan oleh penerima sebelum dan sesudah
menerima pesan. Yang kemudian akan mempengaruhi sikap seseorang dalam
menelaah pesan.
Umpan Balik – sebuah bentuk tanggapan balik dari penerima setelah memperoleh pesan
yang diterima.

Fungsi Komunikasi
Pada unsur komunikasi yang telah dijelaskan bahwa pihak yang mengirim pesan kepada
khalayak disebut komunikator. Sebagai pelaku dalam proses komunikasi, komunikator
memegang peranan yang sangat penting
terutama dalam mengendalikan jalannya komunikasi. Sehingga pesan tersebut diterima
oleh penerima (komunikan) secara baik.

Berikut ini beberapa fungsi komunikasi dalam kehidupan sehari-hari tersebut menurut para
ahli :
Menurut Thomas M. Scheidel,
“Kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas- diri, untuk
membangun kontak social dengan orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang
lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan”
Rudolf F. Verderber, “ Komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi social,
yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain,
membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni
memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu.”

B. Pengertian komunikasi terapeutik dalam pelayanan kebidanan

Komunikasi, menciptakan hubungan antara bidan dengan pasien untuk


mengenal kebutuhan dan menentukan rencana tindakan.

Kemampuan komunikasi tidak terlepas dari tingkah laku yang melibatkan aktifitas
fisik, mental dan dipengaruhi oleh latar belakang sosial, pengalaman, usia, pendidikan dan
tujuan.

a. Pengertian Komunikasi Terapeutik

 Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yg direncanakan secara sadar,


bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik
mengarah pada bentuk komunikasi interpersonal.
 Northouse (1998: 12), komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau
keterampilan bidan untuk membantu pasien beradaptasi terhadap stres, mengatasi
gangguan psikologis, dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain.
6
 Stuart G.W. (1998), komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpesonal
antara bidan dengan pasien, dalam hubungan ini bidan dan pasien memperoleh
pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional
pasien.

Tujuan Komunikasi Terapeutik

1. Membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan serta pikiran.


2. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.
3. Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri. Menurut

Stuart, tujuan terapeutik diarahkan pada pertumbuhan klien :

1. Realisasi diri, penerimaan diri dan rasa hormat pada diri sendiri.
2. Identitas diri yang jelas dan integritas diri yang tinggi.
3. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang intim, saling tergantung dan
mencintai.
4. Peningkatan fungsi dan kemampuan yang memuaskan kebutuhan serta
mencapai tujuan personal yang realistis.

Manfaat Komunikasi Terapeutik

1. Mendorong dan menganjurkan kerjasama antara bidan-pasien.


2. Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji masalah serta
mengevaluasi tindakan yang dilakukan bidan.
3. Memberikan pengertian tingkah laku pasien dan membantu pasien mengatasi
masalah yang dihadapi.
4. Mencegah tindakan yang negatif terhadap pertahanan diri pasien.

Komunikasi terapeutik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Terjadi antara bidan dengan pasien.


2. Mempunyai hubungan akrab dan mempunyai tujuan.
3. Berfokus pada pasien yang membutuhkan bantuan.
4. Bidan dengan aktif, mendengarkan dan memberikan respon pada pasien.

b. Unsur Komunikasi Terapeutik

Adapun komunikasi terapeutik mempunyai unsur sebagai berikut :

1. Ada sumber proses komunikasi.


2. Pesan disampaikan dengan penyandian balik (verbal & non verbal).
3. Ada penerima

7
4. Lingkungan saat komunikasi berlangsung.

c. Prinsip Komunikasi Terapeutik (Menurut Carl Rogers)

1. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus mengenal dirinya sendiri,


2. Komunikasi ditandai dengan sikap menerima, percaya dan menghargai,
3. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus paham, menghayati nilai yang dianut pasien,
4. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus sadar pentingnya kebutuhan pasien,
5. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus menciptakan suasana agar pasien
berkembang tanpa rasa takut,
6. Bidan sebagai tenaga kesehatan menciptakan suasana agar pasien punya
motivasi mengubah diri,
7. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus menguasai perasaannya sendiri,
8. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan konsisten,
9. Bidan harus paham akan arti empati,
10. Bidan harus jujur dan berkomunikasi secara terbuka,
11. Bidan harus dapat berperan sebagai role model,
12. Mampu mengekspresikan perasaan,
13. Altruisme (panggilan jiwa) untuk mendapatkan kepuasan dengan menolong
orang lain,14. Berpegang pada etika,
15. Tanggung jawab

d. Teknik Menjalin Hubungan dengan Pasien

Syarat dasar komunikasi menjadi efektif (Stuart, 1998) adalah :

1. Komunikasi ditujukan untuk menjaga harga diri pemberi dan penerima pesan.
2. Komunikasi dilakukan dengan saling pengertian sebelum memberi saran,
informasi dan masukan.

C. PROSES KOMUNIKASI

Contoh model komunikasi yang sederhana digambarkan dibawah ini :

1. Pengirim —>Berita —>Penerima


Jika salah satu elemen komunikasi tidak ada maka komunikasi tidak akan berjalan.
Ada komponen-komponen

8
dalam komunikasi antara lain :
2. Pengirim(Sender=Sumber) adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan atau
informasi serta mempunyai Kepentingan mengkomunikasikan kepada orang
lain.

Pengkodean (Encoding) adalah pengirim mengkodean informasi yang akan


disampaikan ke dalam symbol atau isyarat.
3. Pesan (Massage) , pesan dapat dalam segala bentuk biasanya dapat dirasakan
atau dimengerti satu atau lebih dari indra penerima.
4. Saluran (Chanel) adalah cara mentrasmisikan pesan, misal kertas untuk surat,
udara untuk kata-kata yang diucapkan.5. Penerima (Recaiver) adalah orang yang
menafsirkan pesan penerima, jika pesan tidak disampaikan kepada penerima maka
komunikasi tidak akan terjadi.
6. Penafsiran kode (Decoding) adalah proses dimana penerima menafsirkan pesan
dan menterjemahkan menjadi informasi yang berarti baginya. Jika semakin
tepat penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh penerima, Maka
semakin efektif komunikasi yang terjadi.
7. Umpan balik (Feedback) adalah pembalikan dari proses komunikasi dimana
reaksi kominikasi pengirim dinyatakan

D. Jenis Komunikasi Terapeutik

1. Mendengar dengan penuh perhatian

Usaha bidan mengerti pasien dengan cara mendengarkan masalah yang disampaikan
pasien. Sikap bidan : pandangan ke pasien, tidak menyilangkan kaki dan tangan,
menghindari gerakan yang tidak perlu, tubuh condong ke arah pasien.

2. Menunjukkan penerimaan

Mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang menunjukkan


ketertarikan dan tidak menilai. Sikap bidan : mendengarkan tanpa memutuskan
pembicaraan, memberikan umpan balik verbal.

3. Menanyakan pertanyaan yg berkaitan

Tujuan : mendapatkan informasi yang spesifik mengenai masalah yang disampaikan


pasien.

4. Mengulang ucapan pasien dengan kata-kata

Pemberian feedback dilakukan setelah bidan melakukan pengulangan kembali kata


kata pasien.

5. Mengklarifikasi

Tujuan : untuk menyamakan pengertian.


9
6. Memfokuskan

Untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga percakapan lebih spesifik dan


dimengerti.

7. Menyatakan hasil observasiBidan memberikan umpan balik pada pasien


dengan menyatakan hasil pengamatannya sehingga pasien dapat menguraikan apakah
pesannya diterima atau tidak.

8. Menawarkan informasi

Memberi tambahan informasi merupakan tindakan penyuluhan kesehatan untuk


pasien.

9. Diam

Memberikan kesempatan pada bidan untuk mengorganisasikan pikiran dan


memproses informasi.

10. Meringkas

Pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat. Manfaat :


membantu, mengingat topik yang telah dibahas sebelum melanjutkan pembicaraan.

11. Memberikan penghargaan

Teknik ini tidak digunakan untuk menyatakan hal yang baik dan
buruk.

12. Menawarkan diri

Menyediakan diri Anda tanpa respon bersyarat atau respon yang diharapkan; Memberi
kesempatan kepada pasien untuk memulai pembicaraan; Memberi kesempatan kepada
pasien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan.

13. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan

Hal ini mempunyai tujuan:

1. Memberi kesempatan pasien untuk mengarahkan seluruh pembicaraan,


menafsirkan diskusi, bidan mengikuti apa yg sedang dibicarakan selanjutnya.
2. Menempatkan kejadian dan waktu secara berurutan.
3. Menguraikan kejadian secara teratur akan membantu bidan dan pasien untuk
melihat dalam suatu perspektif.
4. Menemukan pola kesukaran interpersonal klien.

14. Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsi

10
Bidan harus dapat melihat segala sesuatu dari perpektif pasien.

15. Perenungan

Memberikan kesempatan untuk mengemukakan dan menerima ide serta perasaannya


sebagai bagian dari dirinya sendiri.

E. Tahap Interaksi dengan Pasien

1.1 Pre interaksi

Tahap Pre interaksi adalah masa persiapan sebelum mengevaluasi dan berkomunikasi
dengan pasien. Pada masa ini bidan perlu membuat rencana interaksi dengan pasien
yaitu : melakukan evaluasi diri, menetapkan tahapan hubungan/ interaksi, merencanakan
interaksi.

1.2 Perkenalan

Tahap Perkenalan adalah kegiatan yang dilakukan saat pertama kali bertemu. Hal yang
perlu dilakukan bidan adalah : memberi salam; memperkenalkan diri; menanyakan
nama pasien; menyepakati pertemuan (kontrak); melengkapi kontrak; menyepakati
masalah pasien; mengakhiri perkenalan.

1.3 Orientasi

Fase ini dilakukan pada awal setiap pertemuan kedua dst. Tujuan : memvalidasi keakuratan
data, rencana yang telah dibuat dengan keadaan pasien dan mengevaluasi hasil tindakan yg
lalu. Hal yang harus diperhatikan : memberi salam; memvalidasi keadaan
psien; mengingatkan kontrak.

1.4 Fase kerja

Merupakan inti hubungan bidan-klien yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana
tindakan kebidanan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Tujuan tindakan
kebidanan :

1. Meningkatkan pengertian dan pengenalan pasien tentang diri, perasaan, pikiran


dan perilakunya (tujuan kognitif).
2. Mengembangkan, mempertahankan,dan meningkatkan kemampuan pasien
secara mandiri menyelesaikan masalah yang dihadapi (tujuan afektif & psikologi).
3. Melaksanakan terapi/ klinis kebidanan.
4. Melaksanakan pendidikan kesehatan.
11
5. Melaksanakan kolaborasi.
6. Melaksanakan observasi dan pemantauan.

1.5 Fase terminasi

Merupakan akhir dari setiap pertemuan bidan dengan pasien. Klasifikasi


terminasi : 1. Terminasi sementara : akhir dari tiap pertemuan bidan
dengan pasien; terdiri dari tahap evaluasi hasil, tahap tindak lanjut dan
tahap untuk kontrak yang akan datang.
2. Terminasi akhir : terjadi jika pasien akan pulang dari rumah sakit atau bidan
selesai praktik. Isi percakapan antara bidan dengan pasien meliputi tahap
evaluasi hasil, isi percakapan tindak lanjut dan tahap eksplorasi perasaan.

1.6 Faktor Penghambat Komunikasi


Terapeutik

Komunikasi terapeutik dapat mengalami hambatan diantaranya :

1. Pemahaman berbeda.

2. Penafsiran berbeda.
3. Komunikasi yang terjadi satu arah.
4. Kepentingan berbeda.
5. Pemberian jaminan yang tidak mungkin.
6. Bicara hal-hal yang pribadi.
7. Menuntut bukti, penjelasan dan tantangan.
8. Mengalihkan topik pembicaran.
9. Memberikan kritik mengenai perasaan pasien.
10. Terlalu banyak bicara.
11. Memperlihatkan sifat jemu dan pesimis.

F. Komunikasi Terapeutik dalam Kebidanan

Komunikasi terapeutik dalam kebidanan meliputi :

1.1.1 Pengkajian

Menentukan kemampuan dalam proses informasi; mengevaluasi data tentang status mental
pasien; mengevaluasi kemampuan pasien dalam berkomunikasi; mengobservasi
kejadian yang terjadi; mengidentifikasi perkembangan pasien; menentukan sikap pasien;
mengkaji tingkat kecemasan pasien.
12
1.1.2 Rencana tujuan

Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan sendiri; membantu pasien menerima


pengalaman; meningkatkan harga diri pasien; memberi support; tenaga kesehatan dan
pasien sepakat untuk berkomunikasi secara terbuka.

1.1.3 Implementasi
Memperkenalkan diri pada pasien; memulai interaksi dengan pasien; membantu pasien
mendapatkan gambaran pengalamannya; menganjurkan pasien untuk mengungkapkan
perasaan; menggunakan komunikasi untuk meningkatkan harga diri pasien.

1.1.4 Evaluasi

Pasien dapat mengembangkan kemampuan dalam mengkaji dan memenuhi kebutuhan


komunikasi menjadi lebih jelas, terbuka, dan terfokus pada masalah; membantu
menciptakan lingkungan yang dapat mengurangi kecemasan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Komunikasi merupakan landasan bagi profesi bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan karena tugas bidan adalah memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Proses komunikasi merupakan suatu penyampaian pesan, ide, atau lambing
kepada orang lain agar dapat mencapai persepsi yang sama sesuai dengan yang
dikehendaki oleh komunikator. Tujuan berkomunikasi adalah memudahakan dan
melancarkan pencapaian tujuan. Unsure dasar komunikasi terdiri atas komunikator, pesan,
saluran komunikasi, metode komunikasi, komunikan,lingkungan, dan umpan balik.
Kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik dalam asuhan
kebidanan memerlukan latihan dan kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi
terjadi tidak dalam kehampaan, tetapi dalam dimensi nilai,waktu,dan ruang yang turut
memengaruhi keberhasilan komunikasi yang terlihat melalui dampak terapeutik bagi
klien dan juga berpusat bagi bidan sebagai komunikator.

B. SARAN

13
Sebagai seorang bidan, komunikasi adalah hal yang sangat penting dan
merupakan kunci utama keberhasilan seorang bidan.Sebaiknya dalam berkomunikasi
dengan klien, seorang bidan harusnya menjaga etika dan penampilannya dalam
menghadapi kliennya.Menjaga hak-hak priabdi dan hak-hak orang
lain.Menghormati,menjaga perasaan klien, dengan melihat kondisi ekonominya.Menjaga
rahasia klien.

Daftar Pustaka

Uripni, L. 2003. Komunikasi Kebidanan. Jakarta :


EGC. Suparyanti, R. 2008. Handout Komunikasi
Terapeutik.
Suryani. 2005. Komunikasi Terapeutik Teori Dan Praktik. Jakarta : EGC.
Christina, dkk., 2003. Komunikasi Kebidanan . Jakarta: EGC.

Tyastuti, dkk., 2008. Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan .Yogyakarta:

Fitramaya. Vardiyansah, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi . Bogor: Ghalia Indonesia.

Wiryanto, DR., 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi . Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Grasindo.

14

Anda mungkin juga menyukai