Disusun
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpah Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dalam bentuk yang sangat
sederhana.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pancasila juga karena
Kami mohon maaf apabila ketika dibaca pekerjaan kami ini banyak kesalahan baik
pemakaian kata, penyusunan kalimat, menjelaskan, menguraikan isi atau data yang kurang
lengkap karena kami baru belajar, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan
pekerjaan kami dimasa yang akan datang. Semoga tugas sederhana ini bisa bermanfaat
khususnya bagi kami, umumnya bagi pembaca dan khalayak semoga Allah memberkahi
pekerjaan kami.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Etika..........................................................................................................3
B. Filsafat......................................................................................................3
A. Kesimpulan...............................................................................................9
B. Saran.........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bernegara, juga meliputi etika yang sarat dengan nilai-nilai filsafat, jika memahami Pancasila
tidak dilandasi dengan pemahaman segi-segi filsafatnya, maka yang ditangkap hanyalah segi-
segi filsafatnya, maka yang ditangkap hanyalah segi-segi fenomenalnya saja, tanpa
menyentuh hakikatnya. Masalah etika merupakan masalah yang makin mendapat perhatian
didunia, bahwa cita-cita reformasi untuk membangun Indonesia Baru harus dilakukan dengan
cara membangun dari hasil perombakan terhadap keseluruhan tatanan kehidupan yang
dibangun oleh Orde Baru. Inti dari cita-cita tersebut adalah sebuah masyarakat sipil
demokratis, adanya dan ditegakkannya hukum untuk supremasi keadilan, pemerintah yang
bebas dari KKN, terwujudnya keteraturan sosial dan rasa aman dalam masyarakat yang
Bangunan Indonesia Baru adil dari reformasi atau perombakan tatanan kehidupan Orde
kehidupan Orde Baru yang bercorak “masyarakat majemuk” (plural society). Sehingga,corak
masyarakat Indonesia yang bhinneka tunggal ika bukan lagi keaneragaman suku bangsa dan
dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan (Fay 1996, Jary dan
1
Dalam model multikulturalisme ini, sebuah masyarakat (termasuk juga masyarakat
bangsa seperti Indonesia) dilihat sebagai mempunyai sebuah kebudayaan yang berlaku umum
dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah mozaik. Didalam mozaik tercakup
terwujudnya masyarakat yang lebih besar, yang mempunyai kebudayaan yang seperti sebuah
mozaik tersebut (Reed, Ed. 1997). Model kulturalisme ini sebenarnya telah digunakan
sebagai acuan oleh para pendiri bangsa ini dalam mendesain apa yang dinamakan sebagai
kebudayaan bangsa, sebagaimana yang terungkap dalam penjelasan pasal 32 UUD 1945,
didaerah”.
Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan etika politik,
nilai-nilai Pancasila sebagai sumber etika politik, nilai etika politik dalam pancasila, dan etika
politik dalam perilaku bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila sebagai dasar negara.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Etika
Istilah ‘etika’ memiliki pengertian umum yaitu filsafat moral yang membicarakan
tentang baik buruk manusia terutama ditinjau dari perilaku/tingkah lakunya. Menurut Prof.
Dr. A. Gunawan Setiardja dalam bukunya Filsafat Pancasila Jilid II mendefinisikan etika
dari definisi nominalis dan definisi realis. Ditinjau dari definisi nominalis istilah ‘Etika’
berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’ yang berarti kebiasaan, perilaku, kelakuan. Jadi dapat
dikatakan bahwa etika adalah ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia, sedangkan bila
ditinjau dari definisi realis etika adalah filsafat tentang perbuatan manusia menuju ke Tuhan
B. Filsafat
Sebagai salah satu cabang etika khusus etika politik termasuk dalam lingkungan
filsafat. Karena kata “filsafat” dipakai untuk segala apa saja, saya merasa perlu untuk
menerangkan dulu apa yang disini dimaksud dengan istilah ini. Istilah “filsafat” tidak saya
pergunakan dalam arti “kebijaksanaan hidup”, “sikap hati”, “sistem nilai”, “pandangan
dunia”, “usaha kebatinan”,“angan-angan” atau “cita-cita mengenai hal-hak yang luhur ”, dan
sebagainya, melainkan dalam artiannya. Filsafat adalah ilmu yang bertujuan untuk menangani
pengetahuan khusus itu secara metodis, sistematis, kritis, dan berdasar, pendek harta secara
3
C. Etika Politik
Etika sendiri dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika umum mempertanyakan
prinsip-prinsip dasar yang berlaku bagi segenap tindakan manusia, sedangkan etika khusus
membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungan dengan kewajiban manusia dalam berbagai
manusia sebagai individu, terutama kepada dirinya sendiri dan,melalui suara hati, terhadap
yang illah, dan etika sosial. Etika sosial jauh lebih luas dari etika individual karena hampir
sosial. Etika sosial membahas norma-norma moral yang seharusnya menentukan sikap dan
tindakan antar manusia. Etika sosial memuat banyak etika yang khusus mengenai wilayah-
disekitar permulaan kehidupan, masalah pengkuburan isi kandungan dan etika seksual, tetapi
kemasyarakatan yang berlembaga seperti etika keluarga, etika berbagai profesi, dan etika
pendidikan. Dan disini termasuk juga etika politik atau filsafat moral mengenai politisi
kehidupan manusia.
Sebagai dasar filsafat negara Pancasila tidak hanya merupakan sumber derifasi peraturan
hubungannya dengan legitimasi kekuasan, hukum serta berbagai kebijakan dalam pelaksanan
dan penyelenggaraan negara. Sila pertama “ketuhanan yang maha esa” serta sila kedua
“kemanusiaan yang adil dan beradab” adalah merupakan sumber nilai-nilai moral bagi
4
(1) asas legalitas(legitimasi hukum), yaitu dijalankan sesuai dengan hukum yang
berlaku,
dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan kekuasaan yang dilakukan senantiasa
Oleh karena itu, rakyat adalah merupakan asal mula kekuasaan negara. Oleh karena
kewenangan harus dikembalikan kepada rakyat sebagai pendukung pokok negara. Maka
dalam pelaksanan politik praktis hal-hal yang menyangkut kekuasaan eksekutif legislatif,
dari rakyat, atau dengan kata lain perkataan harus memiliki “legitimasi demokratis”.
Pancasila merupakan sistem etika dalam kehidupan bangsa Indonesia. Sebagai suatu
sistem , keseluruhan susunan Pancasila , merupakan satu kesatuan yang utuh tidak
terpisahkan satu sama lain, masing-masing saling berkaitan dan tidak saling meniadakan.
Pancasila sebagai suatu sistem etika karena nilai-nilai dalam sila-sila Pancasila secara
keseluruhan merupakan satu kesatuan. Nilai yang satu merupakan bagian mutlak dari yang
lain.
Sistem nilai Pancasila bersifat hierarki piramidal, masing-masing nilai yang terkandung
didalam Pancasila memiliki bobot nilai yang berbeda akan tetapi saling menjiwai dan dijiwai.
Pengertian Pancasila sebagai suatu sistem artinya sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan
yang utuh demikian juga makna yang terkandung didalamnya. Nilai sila pertama menjiwai
5
sila lainnya dan masing-masing sila saling mengkualifikasikan dengan sila yang lain. Masing-
masing sila Pancasila memiliki bobot nilai yang berbeda. Sila ketuhanan yang maha esa
memiliki bobot nilai tertinggi dibanding dengan nilai sila lainnya hal ini karena sila
karenanya Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapa saja. Sekalipun Pancasila
memiliki sifat universal, tetapi tidak begitu saja dapat dengan mudah diterima oleh semua
bangsa. Perbedaannya terletak pada fakta sejarah bahwa nilai-nilai secara sadar dirangkai dan
disahkan menjadi satu kesatuan yang berfungsi sebagai basis perilaku politik dan sikap moral
bangsa. Dalam arti bahwa Pancasila adalah milik khas bangsa Indonesia dan sekaligus
menjadi identitas bangsa berkat legitimasi moral dan budaya bangsa Indonesia sendiri. Nilai-
nilai khusus yang termuat dalam Pancasila dapat ditemukan dalam sila-silanya. Pancasila
sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkat nilai yang terpadu berkenaan
dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apabila kita memahami pokok-
pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, yang pada hakikatnya adalah
nilai-nilai Pancasila. Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dapat dinyatakan sebagai pokok-
pokok kaidah Negara yang fundamental, karena di dalamnya terkandung pula konsep-konsep
1. Dasar-dasar pembentukan Negara, yaitu tujuan Negara, asas politik Negara (Negara
Republik Indonesia dan berkedaulatan rakyat), dan Negara asas kerohanian Negara
(Pancasila).2. Ketentuan diadakannya undang- undang dasar, yaitu “... maka disusunlah
6
Nilai dasar yang fundamental suatu Negara dalam hukum mempunyai hakikat dan
kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah, dalam arti dengan jalan hukum apapun tidak
mungkin lagi untuk dirubah. Berhubung Pembukaan UUD 1945 itu memuat nilai-nilai dasar
yang fundamental, maka Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terdapat Pancasila tidak
dapat diubah secara hukum. Apabila terjadi perubahan berarti pembubaran Negara
Etika politik dalam perilaku bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila sebagai dasar
negara
Perilaku para penyelenggara negara seharusnya didasarkan pada rasa takut terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Tanggung jawab terhadap tugasnya bukan hanya menjadi kewajiban
Rasa tanggung jawab terhadap tugasnya hanya diperuntukkan pada masyarakat. Artinya,
kepentingan pribadi/golongan.
Artinya perilaku penyelenggara negara hanya untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan
bukan perpecahan mengingat bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam perbedaan dan
4. Etika politik yang berdasarkan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam
permusyawaratan perwakilan
7
Demokrasi yang menjadi inti dari perkembangan sila ini. Demokrasi yang dilaksanakan
dengan baik akan menjadikan kehidupan politik di Indonesia akan lebih baik pula.
5. Etika politik berdasarkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tindakan
dan perilaku dari para penyelenggara negara harus bisa mewujudkan keadilan
bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya semua lapisan masyarakat ikut menikmati
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila merupakan suatu penghubung antara dasar negara dengan etika berpolitik.
Indonesia. Dengan adanya Pancasila maka bangsa Indonesia ini memiliki dasar negara
sebagai acuan berdirinya negara, dengan hal ini maka akan memberikan pengaruh positif
negara dalam bernegara. Hal ini disebabkan oleh adanya Pancasila, maka dapat memudahkan
negara menjalankan sebuah negara yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan dalam
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Pancasila.Yogyakarta
kenegaraan modern.Jakarta.Gramedia
.https://repository.unikom.ac.id/37222/1/%28Pertemuan%20IV%29%20Pancasila
%20sebagai
10