Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

Disusun

Nama : REZA ATHAYA SITEPU (0206211003)


RISKA YULIANDA (0206211021)
WAHYUDI (0206211011)
Kelompok : 10 ( SEPULUH )
Jurusan : HUKUM

Dosen pengampu : KHAIRUL MULKAN, M.Hum

Mata kuliah : PANCASILA

PROGRAM STUDI S1 HUKUM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpah Rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dalam bentuk yang sangat

sederhana.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pancasila juga karena

ingin berbagi kepada pembaca tentang “PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK”.

Kami mohon maaf apabila ketika dibaca pekerjaan kami ini banyak kesalahan baik

pemakaian kata, penyusunan kalimat, menjelaskan, menguraikan isi atau data yang kurang

lengkap karena kami baru belajar, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan

pekerjaan kami dimasa yang akan datang. Semoga tugas sederhana ini bisa bermanfaat

khususnya bagi kami, umumnya bagi pembaca dan khalayak semoga Allah memberkahi

pekerjaan kami.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Maksud dan Tujuan ....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Etika..........................................................................................................3

B. Filsafat......................................................................................................3

C. Etika Politik .............................................................................................4

D. Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber Etika Politik...................................4

E. Nilai Etika Politik dalam Pancasila..........................................................5

F. Etika Politik dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara........................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................9

B. Saran.........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila sebagai core philosophy bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara, juga meliputi etika yang sarat dengan nilai-nilai filsafat, jika memahami Pancasila

tidak dilandasi dengan pemahaman segi-segi filsafatnya, maka yang ditangkap hanyalah segi-

segi filsafatnya, maka yang ditangkap hanyalah segi-segi fenomenalnya saja, tanpa

menyentuh hakikatnya. Masalah etika merupakan masalah yang makin mendapat perhatian

didunia, bahwa cita-cita reformasi untuk membangun Indonesia Baru harus dilakukan dengan

cara membangun dari hasil perombakan terhadap keseluruhan tatanan kehidupan yang

dibangun oleh Orde Baru. Inti dari cita-cita tersebut adalah sebuah masyarakat sipil

demokratis, adanya dan ditegakkannya hukum untuk supremasi keadilan, pemerintah yang

bebas dari KKN, terwujudnya keteraturan sosial dan rasa aman dalam masyarakat yang

menjamin kelancaran produktivitas warga masyarakat, dan kehiduan ekonomi yang

mensejahterakan Rakyat Indonesia.

Bangunan Indonesia Baru adil dari reformasi atau perombakan tatanan kehidupan Orde

Baru adalah sebuah “masyarakat multikultural Indonesia” dari puing-puing tatanan

kehidupan Orde Baru yang bercorak “masyarakat majemuk” (plural society). Sehingga,corak

masyarakat Indonesia yang bhinneka tunggal ika bukan lagi keaneragaman suku bangsa dan

kebudayaan tetapi keaneragaman kebudayaan yang ada didalam masyarakaat Indonesia.

Acuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia yang mulktikultural adalah

multikulturalisme yaitu, sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan

dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan (Fay 1996, Jary dan

Jary 1991, Watson2000).

1
Dalam model multikulturalisme ini, sebuah masyarakat (termasuk juga masyarakat

bangsa seperti Indonesia) dilihat sebagai mempunyai sebuah kebudayaan yang berlaku umum

dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah mozaik. Didalam mozaik tercakup

semua kebudayaan dari masyarakat-masyarakat yang lebih kecil yang membentuk

terwujudnya masyarakat yang lebih besar, yang mempunyai kebudayaan yang seperti sebuah

mozaik tersebut (Reed, Ed. 1997). Model kulturalisme ini sebenarnya telah digunakan

sebagai acuan oleh para pendiri bangsa ini dalam mendesain apa yang dinamakan sebagai

kebudayaan bangsa, sebagaimana yang terungkap dalam penjelasan pasal 32 UUD 1945,

yang berbunyi : “kebudayaan bangsa (Indonesia) adalah puncak-puncak kebudayaan

didaerah”.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan etika politik,

nilai-nilai Pancasila sebagai sumber etika politik, nilai etika politik dalam pancasila, dan etika

politik dalam perilaku bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila sebagai dasar negara.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Etika

Istilah ‘etika’ memiliki pengertian umum yaitu filsafat moral yang membicarakan

tentang baik buruk manusia terutama ditinjau dari perilaku/tingkah lakunya. Menurut Prof.

Dr. A. Gunawan Setiardja dalam bukunya Filsafat Pancasila Jilid II mendefinisikan etika

dari definisi nominalis dan definisi realis. Ditinjau dari definisi nominalis istilah ‘Etika’

berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’ yang berarti kebiasaan, perilaku, kelakuan. Jadi dapat

dikatakan bahwa etika adalah ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia, sedangkan bila

ditinjau dari definisi realis etika adalah filsafat tentang perbuatan manusia menuju ke Tuhan

sebagai tujuan terakhir.

B. Filsafat

Sebagai salah satu cabang etika khusus etika politik termasuk dalam lingkungan

filsafat. Karena kata “filsafat” dipakai untuk segala apa saja, saya merasa perlu untuk

menerangkan dulu apa yang disini dimaksud dengan istilah ini. Istilah “filsafat” tidak saya

pergunakan dalam arti “kebijaksanaan hidup”, “sikap hati”, “sistem nilai”, “pandangan

dunia”, “usaha kebatinan”,“angan-angan” atau “cita-cita mengenai hal-hak yang luhur ”, dan

sebagainya, melainkan dalam artiannya. Filsafat adalah ilmu yang bertujuan untuk menangani

pertanyaan- pertanyaan maha penting yang diluar kemampuan metodis ilmu-ilmu

pengetahuan khusus itu secara metodis, sistematis, kritis, dan berdasar, pendek harta secara

rasional dan bertanggung jawab.

3
C. Etika Politik

Etika sendiri dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika umum mempertanyakan

prinsip-prinsip dasar yang berlaku bagi segenap tindakan manusia, sedangkan etika khusus

membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungan dengan kewajiban manusia dalam berbagai

lingkup kehidupannya. Dibedakan antara etika individual yang mempertanyakan kewajiban

manusia sebagai individu, terutama kepada dirinya sendiri dan,melalui suara hati, terhadap

yang illah, dan etika sosial. Etika sosial jauh lebih luas dari etika individual karena hampir

semua kewajiban manusia bergandengan dengan kenyataan bahwa ia merupakan makhluk

sosial. Etika sosial membahas norma-norma moral yang seharusnya menentukan sikap dan

tindakan antar manusia. Etika sosial memuat banyak etika yang khusus mengenai wilayah-

wilayah kehidupan manusia tertentu. Disini termasuk misalnya kewajiban-kewajiban

disekitar permulaan kehidupan, masalah pengkuburan isi kandungan dan etika seksual, tetapi

juga norma-norma moral yang berkaitan dalam hubungan dengan satuan-satuan

kemasyarakatan yang berlembaga seperti etika keluarga, etika berbagai profesi, dan etika

pendidikan. Dan disini termasuk juga etika politik atau filsafat moral mengenai politisi

kehidupan manusia.

D. Nilai-nilai Pancasila Sebagai Sumber Etika Politik

Sebagai dasar filsafat negara Pancasila tidak hanya merupakan sumber derifasi peraturan

perundang-undangan, melainkan juga merupakan sumber moralitas terutama dalam

hubungannya dengan legitimasi kekuasan, hukum serta berbagai kebijakan dalam pelaksanan

dan penyelenggaraan negara. Sila pertama “ketuhanan yang maha esa” serta sila kedua

“kemanusiaan yang adil dan beradab” adalah merupakan sumber nilai-nilai moral bagi

kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.Dalam pelaksanan dan penyelenggaran negara, etika

politik menuntut agar kekuasaaan dalam negara dijalankan sesuai dengan

4
(1) asas legalitas(legitimasi hukum), yaitu dijalankan sesuai dengan hukum yang

berlaku,

(2) disahkan dan dijalankan secara demokratis (legitimasi demokratis), dan

(3) dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip moral atau tidak bertentangan

dengannya legitimasi moral (lihat Suseno,1987:115). Negara adalah berasal

dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan kekuasaan yang dilakukan senantiasa

untuk rakyat (sila IV).

Oleh karena itu, rakyat adalah merupakan asal mula kekuasaan negara. Oleh karena

itu dalam pelaksanan dan penyelenggaraannya negara segala kebijaksanaan,kekuasaan, serta

kewenangan harus dikembalikan kepada rakyat sebagai pendukung pokok negara. Maka

dalam pelaksanan politik praktis hal-hal yang menyangkut kekuasaan eksekutif legislatif,

konsep pengambilan keputusan, pengawasan serta partisipasi harus berdasarkan legitimasi

dari rakyat, atau dengan kata lain perkataan harus memiliki “legitimasi demokratis”.

E. Nilai Etika Politik dalam Pancasila

Pancasila merupakan sistem etika dalam kehidupan bangsa Indonesia. Sebagai suatu

sistem , keseluruhan susunan Pancasila , merupakan satu kesatuan yang utuh tidak

terpisahkan satu sama lain, masing-masing saling berkaitan dan tidak saling meniadakan.

Pancasila sebagai suatu sistem etika karena nilai-nilai dalam sila-sila Pancasila secara

keseluruhan merupakan satu kesatuan. Nilai yang satu merupakan bagian mutlak dari yang

lain.

Sistem nilai Pancasila bersifat hierarki piramidal, masing-masing nilai yang terkandung

didalam Pancasila memiliki bobot nilai yang berbeda akan tetapi saling menjiwai dan dijiwai.

Pengertian Pancasila sebagai suatu sistem artinya sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan

yang utuh demikian juga makna yang terkandung didalamnya. Nilai sila pertama menjiwai

5
sila lainnya dan masing-masing sila saling mengkualifikasikan dengan sila yang lain. Masing-

masing sila Pancasila memiliki bobot nilai yang berbeda. Sila ketuhanan yang maha esa

memiliki bobot nilai tertinggi dibanding dengan nilai sila lainnya hal ini karena sila

ketuhanan yang maha esa mengandung nilai religus.

F. Etika Politik dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan napas humanisme,

karenanya Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapa saja. Sekalipun Pancasila

memiliki sifat universal, tetapi tidak begitu saja dapat dengan mudah diterima oleh semua

bangsa. Perbedaannya terletak pada fakta sejarah bahwa nilai-nilai secara sadar dirangkai dan

disahkan menjadi satu kesatuan yang berfungsi sebagai basis perilaku politik dan sikap moral

bangsa. Dalam arti bahwa Pancasila adalah milik khas bangsa Indonesia dan sekaligus

menjadi identitas bangsa berkat legitimasi moral dan budaya bangsa Indonesia sendiri. Nilai-

nilai khusus yang termuat dalam Pancasila dapat ditemukan dalam sila-silanya. Pancasila

sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkat nilai yang terpadu berkenaan

dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apabila kita memahami pokok-

pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, yang pada hakikatnya adalah

nilai-nilai Pancasila. Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dapat dinyatakan sebagai pokok-

pokok kaidah Negara yang fundamental, karena di dalamnya terkandung pula konsep-konsep

sebagai sebagai berikut:

1. Dasar-dasar pembentukan Negara, yaitu tujuan Negara, asas politik Negara (Negara

Republik Indonesia dan berkedaulatan rakyat), dan Negara asas kerohanian Negara

(Pancasila).2. Ketentuan diadakannya undang- undang dasar, yaitu “... maka disusunlah

kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu undang-undang dasar Negara Indonesia...”.

Hal ini menunjukkan adanya sumber hukum.

6
Nilai dasar yang fundamental suatu Negara dalam hukum mempunyai hakikat dan

kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah, dalam arti dengan jalan hukum apapun tidak

mungkin lagi untuk dirubah. Berhubung Pembukaan UUD 1945 itu memuat nilai-nilai dasar

yang fundamental, maka Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terdapat Pancasila tidak

dapat diubah secara hukum. Apabila terjadi perubahan berarti pembubaran Negara

Proklamasi 17 Agustus 1945.

Etika politik dalam perilaku bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila sebagai dasar

negara

1. Etika politik berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa

Perilaku para penyelenggara negara seharusnya didasarkan pada rasa takut terhadap

Tuhan Yang Maha Esa. Tanggung jawab terhadap tugasnya bukan hanya menjadi kewajiban

untuk mempertanggung jawabkan kepada dunia tetapi dalam kehidupan nanti.

2. Etika politik berdasarkan Kemanusiaan yang adil dan beradab

Rasa tanggung jawab terhadap tugasnya hanya diperuntukkan pada masyarakat. Artinya,

tugas yang disandangnya untuk kepentingan masyarakat Indonesia bukan untuk by

kepentingan pribadi/golongan.

3. Etika politik bedasarkan Persatuan Indonesia

Artinya perilaku penyelenggara negara hanya untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan

bukan perpecahan mengingat bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam perbedaan dan

perbedaan itu dimunculkan untuk mewujudkan persatuan.

4. Etika politik yang berdasarkan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam

permusyawaratan perwakilan

7
Demokrasi yang menjadi inti dari perkembangan sila ini. Demokrasi yang dilaksanakan

dengan baik akan menjadikan kehidupan politik di Indonesia akan lebih baik pula.

5. Etika politik berdasarkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tindakan

dan perilaku dari para penyelenggara negara harus bisa mewujudkan keadilan

bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya semua lapisan masyarakat ikut menikmati

keadilan itu. Penguasa tidak memihak satu masyarakat tertentu. Semua

diperlakukan dan memiliki hak yang sama untuk mendapatkan keadilan.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila merupakan suatu penghubung antara dasar negara dengan etika berpolitik.

Pancasila dalam bidang pendidikan memberikan kontribusi yang besar khususnya di

Indonesia. Dengan adanya Pancasila maka bangsa Indonesia ini memiliki dasar negara

sebagai acuan berdirinya negara, dengan hal ini maka akan memberikan pengaruh positif

negara dalam bernegara. Hal ini disebabkan oleh adanya Pancasila, maka dapat memudahkan

negara menjalankan sebuah negara yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan dalam

perwujudan dari sila-sila. Dengan demikian Pancasila sangat berpengaruh dalam

menjalankan/melaksanakan sebuah negara.

B. Saran

 Kita dapat menambah ilmu pengetahuan tentang Pancasila.

 Agar para mahasiswa dapat mengetahui peranan Pancasila dalam bernegara.

 Kita akan mengetahui pengaruh-pengaruh Pancasila dalam etika politik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando.2013.Pancasila sebagai Etika Politik.

Widisuseno, Iriyanto dkk.2007.Buku Ajar Pendidikan Pancasila.Kaelan. 2016.Pendidikan

Pancasila.Yogyakarta

.Paradigma Suseno dan Franz Magnis.1987.Etika Politik : prinsip-prinsip moral dasar

kenegaraan modern.Jakarta.Gramedia

.https://repository.unikom.ac.id/37222/1/%28Pertemuan%20IV%29%20Pancasila

%20sebagai

10

Anda mungkin juga menyukai