Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

( Perkembangan Teknologi Batrey dan Manfaatnya )


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Terapan

Disusun oleh:
M. Ichsan Bin A. Syam
E212011027

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


POLITEKNIK TEDC BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur tercurah limpahkan kehadirat Allah SWT atas segala


rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perkembangan Teknologi Batrey dan Manfaatnya” ini. Tak lupa sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah mengajarkan kepada kita agama islam yang
sempurna sebagai anugarah terbesar bagi seluruh umat manusia di dunia
ini.
Makalah ini sengaja dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Kimia Terapan. Saya mengucapkan banyak terimakasih dan juga
berharap semoga allah memberi yang terbaik atas makalah ini supaya
bermanfaat bagi kita semua.
Dengan segala kekurangan penulis, kritik dan saran yang
konstruktif sangat diharapkan dari pembaca guna meningkatkan dan
memperbaiki makalah ini.

Hormat saya

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Manfaat............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
2.1 Awal Penemuan Baterai..................................................................................3
2.2 Sejarah Baterai.................................................................................................3
2.3 Manfaat Baterai di kalangan masyarakat.........................................................6
2.4 Solusi Agar pemakaian baterai tidak sekali pakai...........................................7
BAB III PENUTUP...................................................................................................8
3.1 Kesimpulan......................................................................................................8
3.2 Saran................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat, tetapi tidak demikian


dengan teknologi baterai. Pilihannya hanya ada dua yakni elektroda padat atau
elektroda cair. Namun, baru-baru ini, peneliti mengembangkan kombinasi
keduanya. Saat ini, sebagian besar baterai terdiri dari elektroda padat (solid-state)
seperti lithium-ion untuk perangkat elektronik portable, atau elektroda cair,
termasuk baterai aliran untuk panel listrik pintar (smart grid). Hanya saja, para
peneliti di Cockrell School of Engineering di University of Texas di Austin telah
membangun jenis baterai baru yang menggabungkan banyak manfaat dari opsi
yang ada sambil menghilangkan kekurangan utama mereka dan menghemat energi.
Para peneliti Universitas Texas itu telah menciptakan apa yang mereka sebut
sebagai room-temperature all-liquid-metal battery yang mencakup yang terbaik
dari dunia baterai cair dan padat.
Baterai yang banyak digunakan sebagai media penyimpanan energi yaitu
baterai litium. Baterai litium memiliki daya serap yang tinggi, ringan, kepadatan
energi yang tinggi dan bisa dipakai berkali-kali. Baterai litium adalah baterai isi
ulang yang banyak dikembangkan dibidang industri karena memiliki kapasitas
penyimpanan yang lebih baik, tidak memiliki sifat memory effect dan dapat diisi
ulang. Baterai litium merupakan baterai yang dapat mengkoversi energi kimia
menjadi energi listrik melalui proses elektrokimia, dimana komponen sel baterai
litium terdiri dari elektroda, elektrolit dan separator. Elektroda baterai litium terdiri
dari katoda dan anoda. Anoda pada baterai litium terbuat dari litium hidroksida
(LiOH) dan karbon aktif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana awal mula sejarah baterai
2. Bagaimana awal mula ditemukannya baterai
3. Apa Manfaat Baterai
4. Apa solusi agar baterai tidak sekali pakai

1
1.3 Manfaat

1. Dapat mengetahui sejarah baterai


2. Dapat mengetahui awal dari penemuan baterai
3. Dapat mengetahui manfaat baterai di kehidupan
4. Dapat mengetahui cara menggunakan baterai agar tidak sekali pakai

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Awal Penemuan Baterai

Konsep baterai tercipta dari sebuah percobaan yang tidak disengaja oleh
seorang ilmuwan asal Italia, Luigi Galvani. Ia bekerja sendiri di dalam
laboratoriumnya ketika sedang memperhatikan bahwa kaki seekor katak, yang
sudah mati, bergerak akibat disentuh dengan dua macam logam yang berbeda.
Luigi Galvani membuat kesimpulan bahwa ada hubungan antara tenaga listrik dan
aktivitas otot.

Penemuan Luigi Galvani mengenai tenaga listrik tersebut mendahului


perkembangan awal sistem penyimpanan energi elektokimia, yang kemudian
dikenal sebagai baterai. Setelahnya beberapa ilmuwan berhasil menemukan cara
kerja listrik yang dapat dimanfaatkan sebagai baterai, seperti yang dilakukan oleh
Alessandro Volta.

2.2 Sejarah Baterai

Listrik ditemukan kira-kira 400 tahun yang lalu atau mungkin lebih. Tetapi
pemakaian pratktisnya mungkin baru pada pertengahan sampai akhir tahun
1800an, dan awalnya dalam cara yang terbatas. Sebagai contoh, pada pameran
dunia di Paris tahun 1900, salah satu atraksi utama adalah penerangan jembatan
dengan listrik diatas sungai Seine.

Metoda paling awal membangkitkan listrik adalah dengan menciptakan


muatan listrik statis. Pada tahun 1660, Otto von Guericke membuat mesin listrik
pertama yang terdiri atas bola sulfur besar yang, ketika digosok dan diputar,
menarik bulu dan sobekan kertas kecil. Guericke mampu membuktikan bahwa
bunga api yang dihasilkan benar-benar listrik.

Pemakaian listrik statis pertama ditemukan oleh Alessandro Volta (1745-


1827) dengan alat yang disebut “pistol listrik”. Alat ini terdiri dari sebuah kawat
yang dipasang pada bejana yang berisi gas metana. Dengan mengirim bunga api

3
listrik melalui kawat, bejana akan meledak. Volta menggunakan penemuan ini
untuk komunikasi jarak jauh, meskipun hanya dengan satu bit Boolean. Sebuah
kawat besi yang disangga batang kayu dibentangkan dari Como ke Milan, Italia.
Pada ujung penerima, kawat berakhir pada bejana yang diisi dengan gas metana.
Dengan perintah, bunga api listrik dikirim dengan kawat yang akan memicu pistol
listrik untuk memberi sinyal. Sambungan komunikasi ini tidak pernah dibangun.

Pada tahun 1791, ketika bekerja di Universitas Bologna, Luigi Galvani


menemukan bahwa otot katak berkontraksi ketika disentuh dengan logam.
Terinspirasi oleh percobaan ini, Volta melakukan serangkaian percobaan
menggunakan seng, timbal, timah atau besi sebagai pelat positif dan tembaga,
perak, emas atau grafit sebagai pelat negatif. Pada tahun 1800, Volta menemukan
bahwa dengan menggunakan fluida tertentu sebagai penghantar untuk mendorong
reaksi antara logam dan elektroda, dapat dihasilkan arus listrik kontinyu. Ini
menuju pada temuan sel volta pertama, yang lebih dikenal sebagai baterai. Volta
menemukan lebih lanjut bahwa tegangan akan semakin besar ketika sel volta
dipasang bersusun satu diatas yang lain.

Ada beberapa variasi baterai volta yang terlihat pada gambar :

Temuan baru dibuat ketika Sir Humphry


Davy memasang baterai listrik terbesar dan paling berdaya pada kubah Institusi
Royal London. Ia menghubungkan baterai dengan elektroda arang dan

4
menghasilkan lampu listrik pertama yang paling terang yang pernah dilihat pada
masa itu. Penelitian paling penting Davy dibaktikan untuk elektrokimia. Mengikuti
percobaan Galvani dan penemuan sel volta, ketertarikan terhadap listrik galvani
telah menjadi tersebar luas. Davy mulai menguji pengaruh kimia terhadap listrik
pada tahun 1800. Ia segera menemukan bahwa dengan mengalirkan listrik melalui
suatu senyawa, senyawa ini terurai, suatu proses yang kemudian disebut
elektrolisa. Tegangan yang dihasilkan secara langsung berhubungan dengan
reaktivitas elektrolit dengan logam. Dengan bukti tersebut Davy memahami bahwa
kerja elektrolisa dan sel volta adalah sama.

Pada tahun 1802, Dr. William Cruickshank merancang baterai listrik


pertama yang dapat diproduksi secara masal. Cruickshank menyusun lembaran
tembaga persegi, yang disolder pada ujungnya, bersama-sama dengan lembaran
seng yang berukuran sama. Lembaran ini ditempatkan pada  kayu persegi panjang
yang direkatkan dengan semen. Lekukan dalam kotak menahan pelat logam pada
posisinya. Kotak ini kemudian diisi dengan elektrolit garam jenuh atau asam.

Metoda ketiga membangkitkan listrik yang ditemukan adalah listrik melalui


magnet yang ditemukan pada tahun 1820 oleh Andre-Marie-Ampere (1775-1836).
Ia mengamati bahwa kawat yang membawa arus listrik pada suatu saat saling tarik
satu sama lain dan pada saat yang lain saling tolak.

Pada tahun 1831, michael Faraday (1791-1867) mendemonstrasikan


bagaimana piringan tembaga mampu menyediakan arus listrik konstan ketika
diputar pada medan magnet yang kuat.  Faraday, yang membantu Davy dan tim
risetnya, berhasil membangkitkan gaya listrik terus menerus selama gerakan antara
koil dan magnet berlanjut. Generator listrik ditemukan. Proses ini kemudian
dibalik dan motor listrik ditemukan. Tidak lama kemudian, transformer
dikembangkan yang dapat merubah listrik ke tegangan yang diinginkan. Pada
tahun 1833, Faraday memantapkan dasar elektrokimia dengan hukum Faraday,
yang menggambarkan jumlah reduksi yang terjadi pada sel elektrolisa.

Pada tahun 1836, John F. Daniell, ahli kimia Inggris, melanjutkan


penelitian tentang baterai elektrokimia dan mengembangkan sel yang semakin baik

5
yang menghasilkan arus listrik lebih steady daripada sel volta. Sampai saat itu,
semua baterai tersusun atas sel primer, yang berarti baterai tidak dapat diisi ulang.
Pada tahun 1859, ahli fisika Perancis Gaston Plate menemukan baterai yang dapat
diisi ulang pertama. Baterai sekunder ini berdasarkan pada kimia asam timbal,
sistem yang sampai saat ini masih digunakan.

Pada tahun 1899, Waldmar Jungner dari Swedia menemukan baterai nikel-
kadmium, yang menggunakan nikel untuk elektroda positif dan kadmium untuk
negatif. Dua tahun kemudian, Edison memproduksi rancangan alternatif dengan
mengganti kadmium dengan besi. Karena harga bahan yang mahal dibandingkan
dengan sel kering dan baterai penyimpan asam timbal, aplikasi praktis baterai
nikel-kadmium dan nikel-besi terbatas. Baterai nikel-kadmium yang tersegel rapat,
yang dikenal saat ini, tidak akan ada tanpa keberhasilan Neumann yang secara
sempurna membuat segel sel pada tahun 1947.

Terlihat bahwa dari dulu sampai sekarang, manusia tergantung pada listrik,
suatu produk yang tidak akan mungkin tanpa penemu dan peneliti yang telaten,
tekun, kreatif dan tidak kenal lelah. Dengan meningkatnya kebutuhan mobilitas,
pengembangan baterai yang memiliki kapasitas penyimpan yang lebih besar
mungkin masih dibutuhkan. Meskipun teknologi baterai sudah cukup lama ada,
namun sampai saat ini penelitian dan pengembangan baterai ini masih terus
berjalan untuk memenuhi kebutuhan teknologi yang terus berkembang.

2.3 Manfaat Baterai di kalangan masyarakat

Ada beberapa manfaat baterai di kehidupan sehari hari

1. Memberikan arus listrik dalam tegangan kecil untuk benda tertentu. 


2. Mempermudah pengguna untuk menggunakan listrik (dapat menggunakan
listrik tanpa harus ada sambungan kabel).
3. Digunakan untuk menyalakan alat-alat elektronik sederhana seperti remote,
minicompo, radio, senter.
4. Dapat digunakan sebagai sumber tenaga yg dapat menyimpan tenaga dan
diisi ulang, seperti batre hp

6
2.4 Solusi Agar pemakaian baterai tidak sekali pakai

Kebanyakan orang memekai baterai dengan sekali pakai, disini saya akan
menjelasakan bagaimana caranya agar tidak menggunakan baterai sekali pakai
lalu dibuang, biasanya saya dirumah saat menggunakan baterai tidak pernah
sekali pakai, saya menggunakannya secara berulang dengan men charger
kembali baterai yang sudah habis dayanya, dengan begitu saat sudah di charger
baterai akan terisi penuh kembali dan bisa digunakan lagi secara berulang.

7
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Jadi kesimpulannya, baterai yang banyak digunakan sebagai media


penyimpanan energi yaitu baterai litium. Baterai litium memiliki daya serap
yang tinggi, ringan, kepadatan energi yang tinggi dan bisa dipakai berkali-kali.
Baterai litium adalah baterai isi ulang yang banyak dikembangkan dibidang
industri karena memiliki kapasitas penyimpanan yang lebih baik, tidak
memiliki sifat memory effect dan dapat diisi ulang. Seiring berjalannya waktu
teknologi baterai juga semakin canggih, dengan bentuk, daya dan kapasitas.
Dengan manfaat semakin bagus.

3.2 Saran

Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali


kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sumber: I. buchman, 2001 (www.buchmann.ca).

Sumber: Philbin, Tom. 2008. 100 Penciptaan Terbesar Sepanjang Masa.


Tanggerang : Karisma

Sumber: http://www.nature.com/news/the-rechargeable-revolution-a-better-
battery-1.14815

Anda mungkin juga menyukai