Anda di halaman 1dari 2

Bagaimana Mempelajari Islam di Perguruan Tinggi Sesuai

dengan Landasan Filosofi, Teologis, dan Urgensi PAI


Pendidikan Agama Islam (PAI) di perguruan tinggi (PT) baru menjadi mata
kuliah wajib setelah berakhirnya rezim Orde Lama dengan di keluarkannya
ketetapan MPRS tahun 1966 tentang pendidikan agama yang wajib diajarkan dari
sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Secara psikologis ada manusia 2 yang teis dan ada yang ateis. Teis adalah
kelompok manusia yang percaya akan Tuhan dan berusaha mengajak yang lain
agar menaati Tuhan, sedangkan ateis adalah kelompok manusia yang tidak
percaya Tuhan dan mengajak orang lain untuk tidak Bertuhan. Kita sebagai warga
Negara Indonesia diwajibkan untuk beragama oleh sebab itu mempelajari agama
sangat penting dalam kehidupan terutama di Indonesia.

Secara sosial-budaya, masyarakat Indonesia (meminjam istilah Cliffort Geert)


terdiri dari masyarakat santri, priyayi, dan abangan. Masyarakat santri adalah
kaum muslimin yang taat menjalankan lima rukun agama dan sangat menomor
satukan pendidikan agama sedangangkan masyarakat priyayi dan abangan adalah
kaum muslimin yang kurang taat dalam beragama dan lebih menggunakan
pemikiran barat.

Dalam mempelajari agama tidak perlu memberikan terlalu banyak materi PAI
namun dosen PAI perlu memberikan substansi materi yang paling dasar dan inti
saja. Karena dalam beragama yang dibutuhkan adalah praktiknya bukan hanya
belajar materi namun tidak memperaktikannya. Oleh sebab itu tugas utama dosen
PAI adalah menekankan mahasiswa untuk memahami dan mengimplementasikan
ajaran agama dalam kehidupan yang pengembangannya diserahkan untuk digali
oleh mahasiswa.

Secara historis bangsa Indonesia memiliki dua sistem pendidikan, yakni


pesantren dan sekolah. Model pesantren adalah kaya dalam pengembangan
keberagamaan dan moralitas sedangkan model sekolah adalah model pendidikan
yang diadopsi dari penjajahan balanda yang unggul dalam pengembangan ilmu
dan teknologi.

Dalam mempelajari PAI tentu yang ideal adalah dengan cara menggabungkan
kedua model pendidikan tersebut dan mengaplikasikannya dalam kehidupan.
Karena jika kita menengok lebih jauh sejarah pada saat kaum muslim menjadi
bangsa paling maju di dunia, para pendidik dan pelajar muslim pada masa
keemasan islam tidak pernah memisahkan pendidikan agama dari pendidikan
sains dan teknologi.
Dalam mempelajari PAI kita harus menggali terlebih dahulu makna islam. Secara
lughawi atau etimologis, kata “islam” berasal dari tiga akar kata, yakni:

a. Aslama artinya berserah diri atau tunduk patuh yaitu patuh kepada Allah
dengan cara mengikuti petunjuk, bimbingan, dan teladan dari Rasulullah.
b. Salam artinya damai atau kedamaian yaitu menciptakan rasa tentram di
hati dengan cara mengingat Allah melalui zikir.
c. Salamah artinya selamat atau keselamatan yaitu mementingkan
keselamatan dunia-akhirat dan menghindari bencana abadi di neraka
dengan cara selalu beribadah dan menjadi manusia yang berakhlak mulia.

PAI diajarkan di PT secara garis besar terdiri dari tiga pendekatan, yaitu:

1) Pendekatan kajian Al-Quran dan sejarah islam


2) Pendekatan disiplin ilmu dan kajian isi / ajaran
3) Pendekatan tentang tujuan didatangkannya syariat islam

PAI di PT memiliki landasan psikologis, sosial-budaya, historis, dan yuridis yang


sangan kokoh. Terutama secara psikologis, manusia adalah makhluk teogenetis
(makhluk ber-Tuhan). Hanya saja penghalang utama kebutuhan ber-Tuhan ini
adalah keinginan-keinginan dunia. Jika keinginan-keinginan duniawi ini
dikurangi, lantas diperbesar keinginan-keinginan ukhrawi, maka kebutuhan ber-
Tuhan akan sangat terasa.

Secara filosofis-ideologis dan yuridis formal, PAI di PT memiliki landasan yang


sangat kokoh. Dasar Negara dan ideology bangsa Pancasila, khususnya sila
pertama Pancasila (Ketuhanan Yang Maha Esa) memayungi agama dan kehidupan
bangsa yang religious. UU sistem pendidikan nasional (No. 20 Tahun 2003) bab II
pasal 3 menegaskan, tujuan pendidikan untuk berkembangnya potensi peserta
didik (termasuk mahasiswa) agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhak mulia, dan seterusnya.

Sumber utama pembelajaran PAI adalah Al-Qur’an dan hadis. Kitab Al-Quran
sangat tebal, yaitu terdiri dari 6.136 ayat. Kitab-kitab hadis lebih tebal lagi. Shahih
Bukhari dan Shahih Muslim saja (dua kitab hadis yang paling dipercaya) terdari
dari 12 ribu hadis.

Anda mungkin juga menyukai