HUKUM COULOMB
DOSEN PEMBIMBING
DR. Arifin, MT
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
Yulia Fajriani H021181005
Nur Afni H021181014
Nurhikmah Indah H021181307
Fatimah Az Zahrah H021181317
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FISIKA
2019
KATA PENGANTAR
(Yulia Fajriani)
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah subhaanahu wa ta’ala, Tuhan
Yang Maha Kuasa, atas kasih, sayang, dan pertolongan-Nya yang tiada henti telah
membantu dan memudahkan penulis dalam menyelesaikan salah satu tuntutan tugas
pada mata kuliah Fisika Dasar 2, yakni pembuatan dan penyusunan makalah.
Makalah ini bertajuk pada pokok pembahasan utama yakni Hukum Coulomb,
yang merupakan materi lanjutan dari semester lalu. Atas arahan dan bimbingan dari
dosen yang membimbing penulis, Bapak DR. Arifin, MT, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebanyak-banyaknya atas ilmu yang telah disampaikan dan akan memiliki
peran penting terhadap ilmu pengetahuan dan wawasan penulis di masa yang akan
datang.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna, masih terdapat
kekurangan di beberapa bagian, sehingga penulis mengharapkan adanya saran yang
dapat meningkatkan kualitas makalah penulis ke depannya. Mengutip perkataan dari
Hasan Al Bashri, andaikata seorang muslim tidak memberi nasihat kepada
saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya tidak akan
ada para pemberi nasihat. Oleh karena itu, kami akan menerima saran dari para
pembaca, karena menasihati bukan berarti lebih mulia, dan dinasihati bukan berarti
lebih hina. Terima kasih.
Penulis
1
DAFTAR ISI
(Yulia Fajriani)
Halaman Sampul
Kata Pengantar .......................................................................................................... 1
Daftar Isi ..................................................................................................................... 2
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 3
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 4
BAB II Isi
2.1 Listrik Statis dan Muatan Listrik............................................................................ 5
2.2 Hukum Coulomb ................................................................................................... 5
2.3 Medan Listrik ........................................................................................................ 8
2.4 Hukum Gauss ....................................................................................................... 10
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 15
3.2 Saran ..................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 16
Lampiran .................................................................................................................. 17
2
BAB I
PENDAHULUAN
(Yulia Fajriani)
3
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui tentang listrik statis dan muatan listrik.
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian hukum coulomb.
1.3.3 Untuk mengetahui bunyi hukum coulomb.
1.3.4 Untuk mengetahui persamaan hukum coulomb
1.3.5 Untuk mengetahui contoh soal dan contoh penerapan hukum coulomb.
1.3.6 Untuk mengetahui pengertian medan lsitrik.
1.3.7 Untuk mengetahui tentang garis gaya listrik.
1.3.8 Untuk mengetahui contoh soal medan listrik.
1.3.9 Untuk mengetahui tentang fluks listrik.
1.3.10 Untuk mengetahui pengertian hukum gauss dan bunyinya.
1.3.11 Untuk mengetahui contoh soal dan penerapan hukum gauss.
4
BAB II
ISI
5
Istilah hukum coulomb merupakan sebuah istilah yang diambil dari nama
penemunya yaitu seorang ahli fisika dari Perancis yang bernama Charles Augustin De
Coulomb. Pada tahun 1784 ia berhasil menemukan sebuah teori tentang muatan listrik
pada suatu benda yaitu muatan positif dan muatan negatif. Jika ada suatu muatan listrik
yang sama sengaja didekatkan satu sama lain, maka akan menghasilkan sebuah gaya
tolak menolak. Sedangkan jika dua muatan listrik yang berbeda sengaja didekatkan
satu sama lain, akan terjadi sebuah gaya tarik menarik. Dalam hukum coulomb adanya
suatu gaya tarik menarik atupun tolak menolak sering disebut dengan istilah “gaya
elektrostatis”.
6
1 2
∈0 = = 8,85 𝑥 10−12 𝐶 ⁄𝑁 . 𝑚2 .
4𝜋𝑘
Rumus di atas berlaku untuk muatan muatan listrik dengan posisi lurus. Jika
susunan muatan listrik membentuk bangun geometri seperti segitiga, besaran sudut
yang terbentuk akan akan ikut memengaruhi besaran gaya yang ditimbulkan. Maka
persamaanya yaitu:
α adalah sudut yang terbentuk yang diapit oleh gaya muatan listrik F1 dan F2.
7
2.3 Medan Listrik (Fatimah Az Zahrah)
Medan (field) adalah besaran yang mempunyai nilai di setiap titik dalam ruang.
Medan listrik adalah daerah dimana apabila sebuah muatan uji qo diletakkan ditempat
itu, maka gaya coulomb F akan bekerja padanya. Dalam satuan SI medan listrik
dinyatakan dalam Newton per Coulomb (N/C). Persamaan untuk menghitung kuat
medan listrik adalah
𝐹
𝐸=
𝑞0
E adalah kuat medan listrik. Karena itu, kuat medan listrik akibat muatan titik q pada
jarak r adalah
𝑞
𝐸=𝑘
𝑟2
Kuat medan listrik total akibat muatan titik q1, q2, ..., qn adalah
E = E1 + E2 + …+ E3
Oleh karena kuat medan listrik adalah besaran vector, maka penjumlahan pada
kuat medan listrik harus dilakukan secara vektor.
arahnya ditunjukkan oleh anak panah. Garis anak panah disebut garis-garis medan atau
garis-garis gaya karena garis-garis tersebut juga menunjukkan arah gaya yang
dilakukan pada suatu muatan uji positif. Garis gaya listrik adalah garis khayal yang
berasal dari muatan positif dan berakhir pada muatan negative atau di tak terhingga,
atau berasal dari tak terhingga berakhir di muatan negative. Tidak ada garis-garis
medan yang berpotongan. Arah garis singgung di setiap titik pada garis tersebut
menunjukkan arah kuat medan listrik E di titik itu. Jumlah garis gaya listrik yang
menembus suatu bidang sebanding dengan kuat medan pada bidang itu dan sebanding
dengan luas bidang. Pola yang terbentuk oleh arah garis medan listrik adalah sebagai
berikut.
8
Gambar diatas menunjukkan pola garis-garis medan yang ditimbulkan oleh
muatan positif adalah menjauhi muatan dan yang ditimbulkan oleh muatan negative
adalah menuju muatan. Arah medan listrik E di setiap titik menyinggung garis-garis
gaya.
Medan listrik yang dihasilkan oleh muatan titik arahnya radial. Garis-garis medan
yang ditimbulkan oleh muatan positif arahnya menjauhi muatan, sedangkan garis-garis
9
2.3.2 Contoh Soal
Titik A berada pada jarak 5 cm dari muatan +10 mikro Coulomb. Besar dan arah
medan listrik pada titik A adalah ...
(k = 9 x 109 Nm2C−2, 1 mikro Coulomb = 10−6 C)
Pembahasan
Diketahui:
Muatan listrik (q) = +10𝜇𝐶 = +10 𝑥 10−6 𝐶𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏
Jarak antara titik A dan muatan listrik (rA) = 5 cm = 0,05 m = 5 x 10−2m
k = 9 x 109 𝑁𝑚2 𝐶 −2
Ditanya: Besar dan arah medan listrik pada titik A
Penyelesaian :
𝑞
𝐸=𝑘
𝑟𝐴2
(10 𝑥 10−6 )
𝐸 = (9 𝑥 109 )
(5 𝑥 10−2 )2
90 𝑥 103
𝐸=
25 𝑥 10−4
𝐸 = 3,6 𝑥 107 𝑁⁄𝐶
Muatan listrik bernilai positif karenanya arah medan listrik menjauhi muatan
listrik dan menjauhi titik A.
10
𝐸ሬԦ𝑃 𝐸ሬԦ𝑄
Q
Garis-garis gaya listrik merupakan garis khayal yang ditarik sedemikian rupa
sehingga arah tangensialnya di sembarang titik sama dengan arah medan di titik yang
bersangkutan. Garis-garis gaya listrik biasa juga disebut garis-garis medan listrik.
Garis-garis medan listrik antara dua titik dapat kita gambarkan sebagaimana
pada gambar 2.2
Di tempat yang bermedan kuat, garis gaya dilukiskan rapat. Bial medan lemah,
garis gaya dilukiskan renggang. Arah garis gaya ke luar dari muatan positif dan masuk
ke medan negatif. Kuat medan dinyatakan oleh rapat garis gaya, yaitu banyaknya garis
gaya yang menembus suatu satuan luas, tegaklurus pada kuat medan 𝐸ሬԦ . Bila kuat
medan itu 𝐸ሬԦ , maka jumlah garis gaya 𝑑𝛷 yang menembus suatu elemen seluas 𝑑𝐴
tegaklurus pada 𝐸ሬԦ adalah:
𝑑𝛷
𝐸ሬԦ =
𝑑𝐴Ԧ
𝑑𝛷 = elemen rapat fluks medan
atau:
𝛷 = ∮ 𝐸ሬԦ . 𝑑𝐴Ԧ
𝐴
11
𝑑𝛷 = 𝐸ሬԦ 𝑑𝐴 cos 𝜃 = 𝐸ሬԦ . 𝑑Ԧ𝐴
dengan vektor 𝑑Ԧ𝐴 = 𝑛̂ 𝑑𝐴, dan 𝑛̂ vektor satuan tegaklurus pada bidang 𝑑𝐴, dan θ
adalah sudut andara bidang 𝑑𝐴 dengan bidang tegaklurus pada 𝐸ሬԦ .
dA 𝐸ሬԦ
𝑑𝛷 = 𝐸ሬԦ . 𝑑Ԧ𝐴
Gambar 2.3 Bila 𝑑𝐴 tegak lurus 𝐸ሬԦ , banyak garis gaya adalah 𝑑𝛷 = 𝐸ሬԦ . 𝑑Ԧ 𝐴
𝑟Ԧ
𝑟̂
θ 𝑑Ԧ𝐴
𝑛̂
dΩ
q dA
𝑑Ԧ𝐴 = vektor elemen luasan dA disuatu titik dipermukaan bidang yang kuat medan
listriknya E, arah dA tegak lurus permukaan tersebut
𝑟̂ = vektor satuan kearah kuat medan listrik
12
𝑛̂ = vektor satuan kearah normal elemen bidang
Menurut hukum Coulomb :
1 𝑞
𝐸ሬԦ = 𝑟̂
4𝜋𝜀0 𝑟 2
𝑑Ԧ𝐴 = 𝑛̂ 𝑑𝐴
1 𝑞 𝑞 𝑑𝐴 cos 𝜃
∯ 𝐸ሬԦ ∙ 𝑑Ԧ𝐴 = ∯ 2
𝑟̂ ∙ 𝑛̂ 𝑑𝐴 = ∯
4𝜋𝜀0 𝑟 4𝜋𝜀0 𝑟2
𝑑𝐴 cos 𝜃 = 𝑑Ω
Integral dilakukan untuk seluruh sudut ruang yang dibentangkan oleh
permukaan tertutup, hasil pengintegralan ini selalu = 4π untuk bidang tertutup
sebarang. Jadi :
𝑞 4𝜋 𝑞 𝑞
∯ 𝐸ሬԦ ∙ 𝑑Ԧ𝐴 = ∮ 𝑑Ω = =
4𝜋𝜀0 4𝜋 𝜀0 𝜀0
Jika permukaan yang ditinjau didalamnya memuat muatan 𝑞1 , 𝑞2 , 𝑞3 , … 𝑞𝑛 ,
yang jaraknya dari pusat elemen dA berturut 𝑟1 , 𝑟2 , 𝑟3 , … 𝑟𝑛 , kuat medan listrik
yang diakibatkan muatan tersebut di elemen bidang berturut-turut 𝐸ሬԦ1 , 𝐸ሬԦ2 , 𝐸ሬԦ3 , … 𝐸ሬԦ𝑛 ,
sudut normal elemen dA dengan arah kuat medan listrik berturut-turut 𝜃1 , 𝜃2 , 𝜃3 ,
… 𝜃𝑛 , maka
matematika:
13
𝑞
𝛷 = ∮ 𝐸ሬԦ ∙ 𝑑Ԧ𝐴 =
𝜀0
𝑆
Hukum Gauss terutama digunakan untuk menghitung medan listrik oleh benda
yang bermuatan yang berbentuk khusus, misalnya berbentuk pelat sejajar, bola, atau
selinder.
Untuk suatu muatan yang terdistribusi kontinu dalam volume yang dibatasi
oleh suatu permukaan tertutup sebarang dengan rapat muatan 𝜌, persamaan menjadi
1
∮ 𝐸ሬԦ ∙ 𝑑Ԧ𝐴 = ∭ 𝜌 𝑑𝑉
𝜀0
𝑆
𝑞
𝛷 = ∮ 𝐸ሬԦ ∙ 𝑑Ԧ𝐴 =
𝜀0
𝑆
𝑞
𝛷=
𝜀0
Melaksanakan rencana
𝑞 −3,60 × 10−6 𝐶 2
𝛷= = 2 = 4,07 × 10−6 𝑁 ∙ 𝑚 ⁄𝐶
𝜀0 8,85 × 10−12 𝐶 ⁄𝑁 ∙ 𝑚2
Evaluasi solusi
2
𝛷 = 4,07 × 10−6 𝑁 ∙ 𝑚 ⁄𝐶
(tepat, rasional dan kompleks)
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada dua jenis muatan listrik, positif dan negatif. Tanda-tanda ini harus
diperhitungkan secara aljabar (artinya setiap muatan merupakan plus atau minus
sekian Coulomb dalam satuan SI). Muatan listrik memberikan gaya satu sama lain.
Magnitudo gaya yang diberikan oleh muatan titik pada muatan lainnya sebanding
dengan hasilkali muatan-muatan tersebut, dan berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak diantara mereka.
Medan listrik berada di ruang sekitar muatan atau sekumpulan muatan. Gaya
pada benda bermuatan lainnya dikatakan disebabkan oleh medan listrik yang ada di
lokasi tersebut. Medan listrik digambarkan dengan garis-garis medan listrik yang
dimulai pada muatan positif dan berakhir pada muatan negatif. Arahnya menunjukkan
arah gaya pada suatu muatan uji kecil yang diletakkan pada setiap titik. Garis-garis
tersebut dapat digambarkan sedemikian sehingga jumlah per satuan luas sebanding
dengan magnitudo E.
Hukum Gauss dapat digunakan untuk menentukan medan listrik yang
disebabkan oleh distribusi muatan, tetapi kegunaannya hanya terbatas pada kasus-
kasus dimana distribusi muatan menunjukkan banyak kesimetrisan. Kegunaan yang
nyata dari hukum Gauss adalah bahwa ia merupakan pernyataan yang umum dan
elegan tentang hubungan antara muatan listrik dan medan listrik.
3.2 Saran
Kepada pembaca agar lebih memperbanyak bahan bacaan dan sumber yang
digunakan, agar pengetahuan yang dimiliki lebih luas dan lebih berkembang. Serta
memperbanyak latihan soal yang terkait dengan materi hukum coulomb, medan listrik
dan hukum gauss, agar lebih memahami materi tersebut, baik secara konseptual
maupun secara praktis.
15
DAFTAR PUSTAKA
Serway. 2010. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Salemba Teknik
Sutrisno. 1986. Seri Fisika Dasar (Listrik-Magnet dan Termofisika). Bandung: ITB
16
Lampiran 1 Bukti Pengiriman Via Gmail
17