Anda di halaman 1dari 31

HUKUM GAUSS

D
I
S
U
S
U
N

Oleh

KELOMPOK 3

ALESSANDRO HUTAPEA NIM. 8166176001


JANUARITA BR GINTING NIM. 8166176009
SOLIKIN NIM. 8166176017

Kelas : S-2 PEND. FISIKA B 2016


M.Kuliah : ELEKTRODINAMIKA

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatNya lah penulis dapat menyelesaikan makalah Hukum Gauss.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. Karya Sinulingga, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah
Elektrodinamika yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat
diharapkan untuk perbaikan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaaat bagi pembaca.

Medan, September 2017


Penulis,

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................2
1.3. Tujuan ...............................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN


2.1. Fluks Listrik ......................................................................................................3
2.2. Kerapatan Fluks Listrik .....................................................................................5
2.3. Hukum Gauss ....................................................................................................8
2.4. Penerapan Hukum Gauss ................................................................................10

BAB III. KESIMPULAN


3.1. Kesimpulan .................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA........................................................................... ................ iii

ii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sebelum adanya hukum gauss, para fisikawan seringkali berfikir,
bagaimana dan berapa besar muatan yang terkandung dalam suatu sumber muatan
Sejatinya, besarnya muatan tersebut tidak akan tak terbatas. Besarnya medan listrik
tersebut haruslah fungsi dari jarak terhadap sumber muatan. Misalnya saja besar
medan listrik pada jarak yang lebih besar akan mempunyai nilai yang lebih kecil
bila dibandingkan dengan jarak yang lebih dekat dengan sumber muatan.

Hukum Gauss (Gausss law) adalah sebuah alternative dari hukum


Columb untuk menyatakan hubungan antara muatan listrik dan medan listrik.
Hukum itu dirumuskan oleh Carl Friedrich 11.8 Gauss (1777-1855), salah seorang
matematikawan terbesar sepanjang masa. Banyak bidang Hukum matematika yang
dipengaruhinya, dan dia membuat kontribusi yang sama pentingnya untuk fisika
teoritis.

Hukum Gauss menyatakan bahwa fluks listrik total yang melalui sebarang
permukaan tertutup (sebuah permukaan yang mencakup volume tertentu)
sebanding dengan muatan listrik (netto) total di dalam permukaan itu. Kita sekarang
akan mengembangkan secara lebih tepat. Kita akan mengawalinya dengan medan
sebuah muatan titik positif tunggal q. Garis-garis medan itu dipancarkan keluar
sama besar dalam semua arah. Kita menempatkan muatan ini di pusat sebuah
permukaan bola khayal yang jari-jarinya R. Besar E dari medan listrik di tiap-tiap
titik pada permukaan itu diberikan oleh
1
=
4 2

Hukum Gauss adalah bagian dari kunci penggunaan pertimbangan simetri


untuk menyederhanakan perhitungan medan-listrik. Misalnya, medan distribusi
muatan garis lurus atau distribusi muatan lembar bidang, Sebagai tambahan untuk
membuat perhitungan tertentu lebih mudah, hukum Gauss akan memberikan juga

3
kepada kita pandangan ke dalam (insight) mengenai bagaimana muatan listrik
mendistribusikan dirinya pada benda penghantar (konduktor).
Jadi lewat pemaparan dan penjelasan di atas, dapat dijelaskan secara
singkat, bahwa hukum Gauss yang juga dikenal sebagai teorema fluks's Gauss,
adalah hukum yang berkaitan distribusi muatan listrik untuk yang dihasilkan medan
listrik . Dan disini akan dijelaskan dalam makalah ini yang berkaitan dengan fluks
listrik dan hukum gauss.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana fluks listrik?
2. Bagaimana kerapatan fluks listrik?
3. Bagaimana hukum gauss?
4. Apa saja penerapan hukum gauss?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui fluks listrik.
2. Untuk mengetahui kerapatan fluks listri.
3. Untuk mengetahui hukum gauss.
4. Untuk mengetahui penerapan hukum gauss.

4
BAB. II PEMBAHASAN
2.1. Fluks Listrik
Sebelum membicarakan hukum Gauss, lebih dahulu harus dipahami
pengertian Fluks Iistrik. Fluks berkaitan dengan besaran medan yang menembus
dalam arah yang tegak lurus suatu permukaan tertentu. Fluks listrik menyatakan
medan listrik yang menembus dalam arah tegak lurus suatu permukaan. Ilustrasinya
akan lebih mudah dengan menggunakan deskripsi visual untuk medan listrik (yaitu
penggambaran medan listrik sebagai garis-garis). Dengan penggambaran medan
seperti itu (garis), maka fluks listrik dapat digambarkan sebagai banyaknya garis
medan yang menembus
suatu permukaan.
Fluks listrik yang
dihasilkan oleh medan
E pada permukaan
yang luasnya dA
adalah :

= .
.

= = .


.

= .

.
= . cos

Arah elemen luas dA ditentukan dari arah normal permukaan tersebut. Fluks
listrik disebabkan adanya medan listrik, berarti adanya muatan menimbulkan fluks

5
listrik. Sehingga fluks listrik adalah ukuran aliran medan listrik yang melalui
sebuah permukaan. Fluks listrik total yang melalui permukaan pada dua titik adalah
SAMA.

PengertianHukum Gauss

Fluks listrik yang melalui permukaan datar seluas A adalah :

E = E A cos= EA (1)

Fluks listrik yang dipancarkan dari suatu permukaan tertutup dengan luas
permukaan tertentu adalah sama dengan muatan listrik yang dicakup oleh
permukaan tertutup itu sehingga satuan dari fluks listrik adalah sama dengan satuan
muatan listrik. Fluks listrik yang dipancarkan dari suatu permukaan tertutup dapat
dihitung dengan menggunakan hukum Gauss. Dan yang dinamakan permukaan
tertutup itu seperti gambar dibawah ini:

Permukaan tertutup adalah sebuah permukaan khayal yang mencakup


muatan netto. Untuk menentukan kandungan kotak tersebut, kita hanya perlu

6
mengukur medan listrik E pada permukaan tertutup. Fluks listrik E yang melalui
sebuah permukaan didefinisikan sebagai:
E = E (2)
Dan jika luas permukaan tidak tegak lurus terhadap medan listrik maka luas yang
diperhitungkan adalah A = A cos , dimana adalah sudut antara A dan A,
sehingga:
E = EA cos (3)
Sehingga fluks listrik didefinisikan sebagai perkalian-titik medan listrik E
dan luas yang dilewatinya A, namun secara fisis fluks menggambarkan banyaknya
garis medan magnet yang menembus sebuah permukaan luas. Jika kita ilustrasikan
dalam gambar :

Menghitung Fluks Listrik


Jika medan listrik E tidak homogen atau pada sembarang bidang yaitu
berubah dari titik ke titik pada luas A, maka fluks listrik itu sama dengan hasil
perkalian elemen luas dan komponen tegak lurus dari E, yang diintegralkan pada
sebuah permukaan.

E = E cos dA = E dA = EDa (4)


Contoh Soal 1 :

7
Fluks listrik melalui sebuah cakram dengan jari-jari 0,10 m diorientasikan
dengan vektor satuan normal n terhadap sebuah medan listrik homogen yang
besarnya 2,0 x 103 N/C. Berapa fluks listrik yang melalui cakram jika: a)
membentuk sudut 30o? b) tegak lurus terhadap medan listrik? c) sejajar dengan
medan listrik?
Diketahui : r = 0,10 m; E = 2,0 x 103 N/C
Ditanya : E jika a) =30o b) =90o c) =0o
Jawab : Luas A = (0,10 m)2 = 0,0314 m2
a)

b)

c)

Contoh Soal 2 :

8
Fluks listrik melalui sebuah bola
Sebuah muatan titik positif q = 3,0
C dikelilingi oleh sebuah bola
dengan jari-jari 0,20 m yang
berpusat pada muatan itu.
Berapakah fluks listrik yang
melalui bola yang ditimbulkan
muatan itu?

Penyelesaian
Diketahui : r = 0,20 m; q = 3,0 C
Ditanya : E = ?
Jawab : Besar E pada setiap titik adalah:

Fluks total yang keluar dari bola itu adalah:

Contoh soal 3 :

Jika terdapat persegi dengan panjang sisi 20 cm, lalu bila sebuah medan listrik
homogen sebesar 200 N/C ditembakkan ke arahnya dengan arah yang tegak lurus
bidang persegi tersebut, berapa jumlah garis medan listrik yang menembus bidang
persegi tersebut (fluks listrik)?
Jawab
Luas Persegi = 20 x 20 = 400 cm2 = 4 x 10-2 m2

9
Jumlah Garis yang menembus bidang
= E. A
= 200. 4 x 10-2 m
= 8 weber

Contoh soal 4:
Sobat punya sebuah bidan lingkaran dengan jari-jari 7 cm. Jika ada kuat medan
listrik sebesar 200 N/C mengarah pada bidang tersebut dengan membentuk sudut
300 terhadap bidang. Tentukan berapa fluks listrik tersebut?

Jawab
Luas Bidang = Luas lingkaran = r2 = 22/7 x 49 = 154 cm2 = 1,54 x 10-2 m2
Cos = Cos 60o
( = sudut yang dibentuk oleh E dan garis normal lihat gambar sebelumnya )
= E. A.cos
= 200. 1,54 x 10-2 . 0,5
= 1,54 weber

Formula hukum Gauss ini dapat dikembangkan menjadi teorema divergensi


yang mengubah bentuk integral permukaan tertutup menjadi integral volume.
Dalam hal ini diperlukan divergensi dari vector rapat fluks D yang ditampilkan
dalam system koordinat kartesian, silinder, atau bola, sesuai dengan persoalan yang
ditemukan di lapangan. Dari teorema divergensi dapat diperoleh formula untuk
mendapatkan muatan ruang didalam satu kubus atau bola.

2.2 Kerapatan Fluks Listrik

Misalkan D adalah suatu medan vector baru yang tidak bergantung pada
medium dan didefinisikan oleh
D=0 (5)
Didefenisikan fluks listrik dalam D sebagai
= . (6)

10
Dalam satuan SI, satu garis fluks listrik berawal dari +1 C dan berakhir pada
-1 C sehingga fluks listrik diukur dalam coulomb. Oleh karena itu medan vector D
disebut kerapatan fluks listrik dan diukur dalam coulomb persegi. Untuk alasan
historis, kerapatan fluks listrik disebut juga sebagai perpindahan listrik (electric
displacement).
Dari persamaan (5) terlihat bahwa semua rumus untuk E yang diturunkan
dari hokum coulomb dapat digunakan untuk menghitung D, yaitu dengan cara
mengalikan rumus tersebut dengan 0 .
Untuk muatan lembar antek terhingga, persamaan (5) dan (6) menghasilkan

D= 2 (7)

Dan untuk distribusi muatan volume, persamaan nya memberikan




2
D= 4 (8)

Dari persamaan 7 dan 8 terlihat bahwa D adalah fungsi dari muatan dan posisi saja;
D tidak bergantung kepada medium.

Contoh soal
Tentukan D di (4,0,3) jika terdapat muatan titik -5 mC di (4,0,0) dan muatan garis
3 mc/m di sepanjang sumbu-y

Gambar 1 Kerapatan fluks D oleh muatan titik dan muatan garis tak terhingga

D = +

11
( )
= 0 E = 42 = 4| |3

r r = (4,0,3) (4,0,0) = (0,0,3)

5 . 103 (0,0,3)
=
4|(0,0,3)|3

= -0.138 /2


=
2

= |(4,0,3) (0,0,0)| = 5

(4,0,3) (0,0,0) (4,0,3)


= =
|(4,0,3) (0,0,0)| 5
3
= (4 +3 ) = 0.24 + 3 ) = 0.243 +0.183 mC/ 2
2(25)

D = 3 + 3 = 240 + 42 /2

2.3 HUKUM GAUSS


Hukum Gauss merupakan salah satu hokum dasar elektromagnetisme.
Hukum Gauss menyatakan bahwa total fluks listrik yang melalui suatu
permukaan tertutup adalah sama dengan total muatan listrik yang terlingkupi oleh
permukaan tersebut.
Jadi, = (9)
.
Yakni , = = .
= total muatan yang terlingkupi Q= (10)
Atau
. .
Q= . = (11)

Dimana, D = vector rapat fluks listrik = E (C / m 2 )

E = vector intensitas medan listrik (V/m)

= 0 r = permitivitas dielektrik medium (F/m)

12
r = permitivitas relatif (tidak memiliki dimensi)

Berdasarkan definisi muatan q Coulomb yang menempati volume V dengan


kerapatan muatan ruang qv yang terdisribusi merata diberikan oleh

q= q
V
V dV (12)

dari persamaan (11) dan (12), kita peroleh :

E D.dS q V dV
S v volume

Teorema Divergensi

Operator del didefinisikan sebagai operator vektor derivatif :


= ax ay az
x y z

Divergensi vektor D, ditulis div D, adalah produk skalar antara operator vektor
derivatif dan vektor D :


Div D = .D a x ay a z ( Dxax+ Dyay + Dzaz )
x y z

Dx D y Dz
=
x y z

Teorema divergensi menurut teori kalkulus dalah mengubah bentuk integral luas
menjadi bentuk integral volume :

D.dS DdV
S luas V volume

Sisi kiri Persamaan dapat ditulis

D.dS dD dS

13
D a D y a y Dz a z
Dimana : dD = x x dx dy a z dz dan
x y z

dS = dydzax + dxdzay +dxdyaz, maka persamaan menjadi

Dx D y Dz
D
S luas
.dS .DdV
x y z dxdydz vvolume

Dari persamaan diperoleh

D qv

Persamaan diatas mengisyaratkan bahwa divergensi vektor rapay fluks


listrik D adalah fluks listrik total yang dipancarkan persatuan volume yang
memancarkan fluks tesebut.

Dalam tiga dimensi, persamaannya menjadi

Dx D y Dz
D = = qv
x y z

Dengan menerapkan teorema divergensi pada bagian tengah persamaan (11)


. .
. = .
Dengan membandingkan integral volume persamaan (11) dengan (12) diperoleh
= . (13)
Dimana ini merupakan persamaan pertama dari empat persamaan Maxwell.
Persamaan 13 menyatakan bahwa kerapatan muatan volume adalah sama dengan
divergensi kerapatan fluks listrik.

Contoh Soal:

14
1. Dengan menggunakan hukum Gauss dan teoerema divergensi, tentukanlah:
fluks listrik yang dipancarkan dari kubus -2 x 2 m; -2 y 2 m dan -2
ay
z 2 m. Untuk D= 2
C/m2
y

Solusi

Dengan menggunakan hukum Gauss kita peroleh fluks

E D.dS
s luas

= ( D a x x D y a y D z a z ) (dydza x dxdza y dxdyaz )

2 2 2 2 2 2
= Dx dydz + D y dxdz +
2 2 2 2
D dxdy
2 2
z

2
1
= 0.( y ) ( x)2
2
2
2 + 2 ( x) 2 2 ( z ) 2 2 + 0.( x) 22 ( y ) 22
y 2

= 0 + 0 +0

=0

Dengan menggunakan teorema divergensi kita peroleh fluks

Maka fluks listriknya adalah

dD y
Div D = ; (satu dimensi)
dy

1
=
y3

Maka fluks listriknya adalah

E Div D dV

15
x 2 y 2 z 2
1
1 dx y 3 z2
dy dz
x 2 y 2

10
2. Diketahui vektor rapat fluks listrik D = 2
a z nC / m 2 serba sama. Tentukan fluks
z
listrik yang dipancarkan dari permukaan balok -4m x, y, z 4m dengan
menggunakan :

a. Hukum gauss

b. Teorema divergensi

Solusi

a. Dengan menggunakan hukum Gauss, kita peroleh fluks listrik


E D.ds

S = luas

y 4 z 4
x4 z 4 x4 y 4
=
y 4 z 4
D x dydz + D y dxdz + D y dxdy
x 4 z 4 x 4 y 4

4
10
2 ( x) 4 ( y ) 4
4 4
= 0 + 0+ x 10-9 = 0
z 4
nC

b. Dengan menggunakan teorema divergensi


dD z
Div D = ; (satu dimensi)
dz

20
=
z3

16
Maka fluks listriknya adalah

E Div D dV

x4 y 4 z 4
1
20 dx
x 4 y 4
dy
z 4
z 3
dz

1 1
(20)(1 / 2)(8)(8)
16 16
0

Catatan:
1. Persamaan 11 dan 13 pada dasarnya menyatakan Hukum Gauss dalam cara
yang berbeda; pers. 11 adalah bentuk integral, sedangkan pers.13 adalah bentuk
diferensial atau bentuk titik dari hukum Gauss.
2. Hukum Gauss adalah pernyataan alternative dari hukum Coulomb; penerapan
yang tepat dari teorema divergensi terhadap hukum Coulomb menghasilkan
hukum Gauss.
3. Hukum Gauss memberikan kemudahan dalam mencari E atau D untuk
distribusi muatan yang simetris seperti muatan titik, muatan garis tak terhingga,
muatan permukaan silinder tak-terhingga dan muatan yang terdistribusi dengan
bentuk bola. Distribusi muatan Kontinyu memiliki simetri jika distribusi
tersebut hanya bergantung pada x (atau y atau z), simetri silinder jika hanya
bergantung pada , atau simetri bola jika hanya bergantung pada r (tidak
bergantung pada ). Perlu ditekankan di sini bahwa apakah distribusi
muatan simetris atau tidak, hukum Gauss tetap berlaku.

2.4 PENERAPAN HUKUM GAUSS


Prosedur penerapan hukum Gauss untuk menghitung medan listrik melibatkan
pengetahuan tentang apakah ada simetri distribusi muatan atau tidak. Apabila
distribusi muatan ada, selanjutnya adalah membentuk permukaan tertutup
matematika (dikenal sebagai permukaan gauss). Permukaan Gauss dipilih sehingga
D tegak lurus (normal) atau menyinggung (tangential) terhadap permukaan Gauss

17
bila D tegak lurus permukaan, D.dS = D ds karena D tetap di permukaan ini. Bila
D menyinggung (tangensial) permukaan, D.ds = 0. Jadi kita harus memilih
permuakaan sehingga diperoleh simetri dari distribusi muatan.
a. Muatan Titik
Misalkan terdapat muatan titik Q di titik asal. Untuk menentukan D di titik P,
dengan mudah terlihat bahwa memilih permukaan bola yang mengandung P akan
memenuhi kondisi simetri. Jadi, permukaan bola yang berpusat di titik asal
merupakan permukaan Gauss dalam kasus ini dan ditunjukkan pada gambar

Gambar 2 Permukaan Gauss untuk muatan titik


Karena D dimana-mana tegak lurus terhadap permukaan Gauss, yakni D = Drar,
maka dengan menerapkan hukum Gauss (= muatan yang terlingkupi, Qenclose),
diperoleh
. .
Q= . = = 4 2

Merupakan luas area permukaan Gauss. Jadi,



D = 4 2

Contoh Soal:
1. Tentukan kerapatan muatan ruang qv di titik P(3,4,5) m untuk masing-masing
vektor rapat fluks listrik di bawah ini.

18
ax a y az
D= 2
2 2 C / m 2
x y z

Solusi

Dx Dy Dz
qv = D
x y z

2 2 2
=- 3
3 3
x y z

2 2 2 6
= x10 C / m
3

27 64 125

= -0,121 C / m 3

b. Muatan Garis Tak -Terhingga

Gambar 3 Permukaan Gauss untuk muatan garis tak terhingga


Misalkan terdapat muatan garis tak-terhingga dengan kerapatan muatan seragam
terletak di sepanjang sumbu-z. Untuk menentukan D di titik P, dipilih permukaan

19
silinder yang mengandung P untuk memenuhi kondisi simetris seperti ditunjukan
padagambar 4.10 D konstan pada dan tegak lurus terhadap permukaan Gauss
silinder; yakni D= . Jika diterapkan hukum Gauss pada sembarang
panjang dari garis,
= Q = . =
= 2
Dimana = 2 adalah luas permukaan Gauss.
. pada permukaan atas dan bawah silinder adalah nol karena D tidak memiliki
komponen di arah z dan dalam hal ini D menyinggung permukaan tersebut. Jadi,

D = 2

c. Lembaran Muatan Tak-Terhingga

Gambar 4 Permukaan Gauss untuk lembaran muatan tak terhingga


Peratikan lembar antak-terhingga dari muatan seragam /2 yang
terletak pada bidang z = 0. Untuk menentukan D di titik p, dipilih kotak segi-empat
yang dipotong secara simetris oleh lembaran muatan dan memiliki dua permukaan
sejajar seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4. karena D tegak lurus lembaran,
maka D= , dan jika di terapkan hokum Gauss diperoleh:

20
. .
= = . = [ + ] (14)
. .
= = . = [ + ] (15)

Perhatikan bahwa D.dS pada sisi samping kotak adalah nol karena D tidak memiliki
komponen sepanjang ax dan ay . jika area atas dan bawah dari kotak masing
masing memiliki luas A, persamaan (14) menjadi:

= ( + ) (16)

Dan dengan begitu =
2


Atau = = 2 (17)
0 0

d. Bola Bermuatan Seragam / Distribusi Muatan Simetri

Perhatikan bola dengan jejari a dan kerapatan muatan seragam /3 . Untuk


menentukan D di setiap titik, akan dibangun permukaan Gauss untuk dan
secara terpisah. Karena muatan memiliki simetri bola, sangat jelas bahwa
permukaan bola merupakan permukaan Gauss yang sesuai.

Untuk , total muatan yang terlingkupi oleh permukaan bola berjejari r,


seperti ditunjukkan oleh gambar,
2
= = = 2
=0 =0 =0

4
= 3 3

21
2
Dan = . = = =0 =0 2

= 4 2

Oleh karenanya, = memberikan

4
4 2 = 3
3

Dan = 3 0< (18)

Untuk , permukaan Gauss ditunjukkan gambar . muatan yang terlingkupi


oleh permukaan pada kasus ini adalah seluruh muatan, yakni
2
= = = 2
=0 =0 =0

4
= 3 3

Sedangkan = . = 4 2

Seperti halnya dalam persamaan.. Oleh karenanya

4
4 2 = 3
3
3
Atau = 3 2 (19)

Jadi, dari persamaan ( 18 ) dan (19 ), D di setiap titik diberikan oleh:



0<
3
={ 3


3 2
Dan || ditunjukkan pada gambar

22
Contoh soal

1. Jika diketahui D = 2 /2 , hitung kerapatan muatan di (1, 4 , 3)


dan total muatan yang terlingkupi oleh silinder dengan jejari 1 m dengan 2
2.

Jawab:


= . = = 2

di (1, 4 , 3), = 1. 2 (4) = 0,5 /3 . Total muatan yang terlingkupi


oleh silinder dapat dicari dengan dua cara.

Metode 1: Metode ini didasarkan langsung pada definisi dari total muatan volume.
. .
= = 2

2 2 1
= 2 2 = 4()(13)
=2 =0 =0

4
=
3

Metode 2 : Alternatif lain, dapat menggunakan hukum gauss

23
.
. .
= = . = [ + + .] .

= + +

Dimana , , masing masing adalah fluks yang melalui permukaan


samping, atas dan bawah dari silinder (lihat gambar) . Karena D tidak memiliki
komponen sepanjang , = 0, = , sehingga

1 2
= 2 |
=0 =0 =2

1 2
= 2 2 2
0 0

1 2
= ( ) =
3 3
Dan untuk , = , sehingga
1 2
= 2 |
=0 =0 =2

1 2
2
= 2 2
0 0

24
1 2
= ( ) =
3 3
2 2 4
Jadi , = = 0 + + =
3 3 3

2. Silinder panjang bermuatan, = kr, k = konstanta, r jarak titik dalam silinder


diukur dari sumbu silinder. Jejari silinder R dan panjangnya L. Tentukan
medan listrik di dalam silinder!
E

R
a

l
L

Muatan yang berada di dalam permukaan S, dengan jari-jari a, panjang l :

Q dv kr r dr d dz kla 3
2
3

Arah E radial dan selubung silinder, sehingga di permukaan S berlaku:

E.da E da E da E 2 al

Q 2
E 2 al kla 3
0 3 0

1 1
E k a 2 r0 (k konstanta, bukan )
3 0 4 0

Pada permukaan silinder dengan jejari R

25
1
E k R 2 r0
3 0

3. Suatu bidang datar tipis, dengan rapat muatan permukaan yang seragam.
Tentukan kuat medan listrik di sekitar bidang tersebut!

Bila permukaan S dengan luas A

E.dA Q / 0

Karena bidang tipis, maka muatan di dalam S adalah Q A (dianggap satu


lapisan permukaan saja dengan luas A), sedang

E. dA 2 E A (diperhartikan 2 permukaan untuk E

A
2 E A E n
2 0 2 0

4. Dua pelat sejajar, masing-masing bermuatan berbeda, dengan rapat muatan .


Tentukan medan listrik di daerah I, II, dan III

26
E
E
I II III

E E
+ -
B
A

Pelat A dengan rapat muatan + menghasilkan medan listrik ke luar pelat sebesar

. Jadi di daerah I arah medan ke kiri, II dan III arah ke kanan.
2 0

Sedangkan pelat B dengan rapat muatan - menghasilkan medan listrik masuk pelat

sebesar . Jadi di daerah I dan II arah medan ke kanan, dan III arah ke kiri.
2 0

Kesimpulan


Medan listrik di I dan III = 0, sedang di daerah II E .
0

5. Medan E pada lempeng tipis rata dengan luas tak hingga


Untuk luas lempeng tak hingga maka E hanya mempunyai arah ke luar dari
permukaan dan pada jarak yang sama (misal D) dari lempeng, besar medan tetap
sama. Maka dipilih luasan Gauss berupa silinder panjang 2D dengan luas tutup
Sa dan luas dasar Sb. Muatan dalam silinder Qd S a . Berdasar hukum
Gauss:

Qd
E.da E.da E.da E.da
Silinder Sa Sb 0

Sa
0 E Sa E Sb
0

27

E
2 0

Medan listrik di luar luasan:


E z (di atas permukaan)
2 0


E z (di bawah permukaan)
2 0

28
BAB III. KESIMPULAN

3.1. KESIMPULAN
1. Fluks listrik didefinisikan sebagai perkalian-titik medan listrik E dan luas yang
dilewatinya A, namun secara fisis fluks menggambarkan banyaknya garis
medan magnet yang menembus sebuah permukaan luas.
2. Kerapatan fluks listrik disebut juga sebagai perpindahan listrik (electric
displacement), dengan :
D=0
3. Hukum Gauss menyatakan bahwa total fluks listrik yang melalui suatu
permukaan tertutup adalah sama dengan total muatan listrik yang terlingkupi
oleh permukaan tersebut. Yaitu:
=
.
Yakni , = = .
= total muatan yang terlingkupi Q=
4. Penerapan hukum gauss yaitu :
Medan listrik di muatan titik;
. .
Q= . = = 4 2
Muatan Garis Tak Terhingga;
= Q = . = = 2
Lembaran Muatan Tak-Terhingga;
. .
= = . = [ + ]

Bola Bermuatan Seragam;


2 4
= = = =0 =0 =0 2 = 3 3

29
DAFTAR PUSTAKA

Griffiths, David J. 1999. Introduction to Electrodynamics. New Jersey: Prentice


Hall, Inc. Upper Saddle River.

http://khadijahtabrani.blogspot.co.id/2012/06/aplikasi-elektrostatika.html (diakses
13/09/2017).

https://id.wikipedia.org/wiki/hukum gauss (diakses 13/09/2017).

https://id.wikipedia.org/wiki/Fluks_listrik (diakses 13/09/2017).

iii

Anda mungkin juga menyukai