Anda di halaman 1dari 31

POLARISASI DIELEKTRIK

I K A N O VI A A N GGR A IN I
Dielektrik di bawah Pengaruh Medan Listrik

Saat suatu bahan dielektrik berada dalam pengaruh


medan listrik maka hal utama yang terjadi adalah
polarisasi, yaitu suatu pembatasan jarak antara
dua molekul terikat atau orientasi di dalam suatu
molekul dua kutub
Fenomena polarisasi dielektrik dapat dinilai melalui
parameter permitivitas (konstanta dielektrik)
dan faktor disipasi (loss angle atau loss
tangent) jika pada fenomena tersebut terjadi
disipasi energi listrik ke dalam bentuk panas yang
menyebabkan pemanasan pada dielektrik
Tegangan yang dapat diterapkan pada semua bahan
dielektrik tidak boleh melebihi nilai batas tegangan
yang umum pada keadaan terbatas. Apabila nilai
tegangan yang diterapkan melebihi harga tadi,
kegagalan dielektrik akan terjadi, yaitu kehilangan
seluruh kemampuan isolasi bahan tersebut.
Nilai tegangan di mana suatu bahan dielektrik mulai
pecah disebut tegangan gagal, dan kekuatan
medan listrik seragam disebut dielectric strength
(electric strength atau breakdown strength)
Polarisasi dan Permitivitas Dielektrik

Muatan terikat yang berada pada bahan dielektrik


dapat berpindah akibat pengaruh medan listrik
searah dengan gaya yang aktif pada dielektrik
tersebut, perpindahan akan proporsional terhadap
kuat medan tersebut.
Saat medan listrik menghilang, muatan-muatan
tersebut kembali ke keadaan semula.
Kebanyakan dielektrik memiliki hub yg linier antara
perpindahan molekul dielektrik dan kuat medan
listrik yang dihasilkan di dalam bahan dielektrik.
Pada suatu kelompok dielektrik tertentu perubahan
kuat medan listrik menyebabkan perpindahan
molekul dgn hub yg tidak linier hingga mencapai
titik jenuh/saturasi pada kekuatan tertentu.
Kelompok ini dinamakan ferroelectrics.
Bahan dielektrik apapun dengan elektroda-elektroda
diletakkan padanya kemudian dihubungkan ke
rangkaian listrik dapat dianggap sebagai kapasitor
dengan nilai kapasitansi tertentu.
Nilai muatan listrik pada suatu kapasitor :
Q=C.V (1)
Dimana:
C = nilai kapasitansi dr kapasitor
V = tegangan antara dua elektroda
Q = muatan listrik
Q = Q0 + Qd (2)
Q0 = muatan tersimpan di antara 2 elektroda jika
dipisahkan oleh hampa udara
Qd = muatan setelah polarisasi dielektrik
Karakteristik yg banyak digunakan sebagai parameter
dielektrik adalah konstanta relatif dielektrik
atau permitivitas relatif ε.
Q Q0  Qd Qd
   1 (3)
Q0 Q0 Q0
Persamaan (1) dpt dinyatakan dalam bentuk :
Q = Q0 . ε = C . V = C0 . V . ε (4)
C0 = nilai kapasitansi kapasitor hampa udara
Mekanisme Dasar Polarisasi Dielektrik

2 jenis utama polarisasi:


 keadaan seluruh dielektrik (polarisasi
elektronik dan ionik)
Merupakan proses yg instan dan berkelanjutan dgn
cara yg lentur tanpa terjadi disipasi energi sehingga
berlangsung tanpa perubahan panas
 struktur dielektrik (polarisasi relaksasi)
Prosesnya berjalan naik turun secara bertahap dgn
disipasi energi berupa panas pada dielektrik
Polarisasi Elektronik

 Timbul dari perpindahan elastis & deformasi kulit


elektron dan ion-ion. Perpindahan ini tdk terpengaruh
oleh temperatur, meski demikian polarisasi ini
menurun pd saat temperatur meningkat akibat
pemuaian dielektrik, panas dan penurunan jumlah
partikel per unit volume.
 Saat polarisasi elektron terjadi pada suatu bahan
dielektrik, perubahan pd permitivitas bahan &
temperatur merupakan akibat perubahan kepadatan
dielektrik.Mekanisme polarisasi elektron dpt terjadi
pd semua jenis dielektrik.
Polarisasi Ionik

 Terjadi akibat perpindahan ion-ion berikatan elastis


tidak dpt terpisahkan dari struktur solid ionik.
Polarisasi ini naik seiring dgn suhu krn pemuaian
panas dielektrik yg berakibat bertambahnya jarak
antar-ion serta melemahnya elastisitas gaya aksi
antar-ion tsb.
Polarisasi Relaksasi

 Biasa disebut dipole atau polarisasi orientasi.


 Molekul-molekul dua kutub (dipole) biasa bergerak
secara acak ketika bereaksi terhadap panas, namun
medan listrik justru dapat mengorientasi molekul2 tsb
sehingga dpt terjadi polarisasi pada suatu dielektrik.
 Polarisasi dua kutub (dipole) hanya dpt terjadi jika
gaya ikatannya tidak menahan orientasi dipole yg
searah medan listrik. Saat suhu mulai naik, kekuatan
ikatan melemah dan kekentalan (viskositas) bahan
menurun.
Polarisasi Relaksasi Ionik

 Terjadi pada bahan kaca inorganik & pada substansi


inorganik dari struktur kristal ionik dengan ion-ion
terikat lemah.
 Pengaruh medan listrik luar menambah panas
induksi akibat perpindahan acak ion-ion berikatan
lemah ke arah medan tsb.
 Saat medan dialihkan, perpindahan ion akan surut
secara eksponensial. Polarisasi relaksasi ionik
meningkat seiring dengan suhu.
Polarisasi Relaksasi Elektronik

 Polarisasi jenis ini timbul akibat ekses elektron atau


hole karena pengaruh suhu.
 Banyak terjadi pada dielektrik dengan indeks bias
tinggi, medan intrinsik tinggi dengan peningkatan
konduksi elektronik (contoh : titanium dioksida,
niobium, bismuth)
Polarisasi Migrasional

 Suatu mekanisme tambahan pembuktian polarisasi


pada bahan padat suatu struktur tak seragam yg
memiliki sifat makroskopik heterogenitas dan
impuritas
 Terjadi pada frekuensi rendah & menyebabkan
disipasi energi listrik cukup besar.
 Polarisasi ini mengkonduksi & mensemikonduksi
pemasukan, tiap lapisan menunjukkan tipe konduksi
yg berbeda-beda, yg bermuara pada mekanisme
polarisasi jenis ini terdapat pada bahan dielektrik
komersial
Pengelompokan Jenis Dielektrik Berdasarkan
Mekanisme Polarisasi

 Kelompok pertama, meliputi dielektrik yg hanya


mengalami polarisasi utama yaitu polarisasi
elektronik. Jenis ini adalah nonpolar & polar
lemah amorf & kristal (parafin, sulfur &
polystyrene) & juga bahan cair nonpolar & polar
lemah, juga gas (benzena, hidrogen)
 Kelompok kedua, meliputi dielektrik yg
memperlihatkan gejala polarisasi elektronik &
relaksasi dipole secara bersamaan (organik
polar,semilikuid, campuran minyak-resin, resin
epoksi, selulose, bbrp jenis hidrokarbon terklorinasi.
 Kelompok ketiga, termasuk bahan dielektrik
anorganik padat yg terlihat mekanisme polarisasi
elektronik, ionik & relaksasi elektronik-ionik.
Terbagi dlm subbagian berdasarkan perbedaan
substansi karakteristik listrik dr bahan2 :
1. Dielektrik yg dpt terkena polarisasi elektronik dan
ionik
2. Dielektrik yg dpt terkena polarisasi elektronik,
ionik dan relaksasi
 Kelompok keempat, meliputi bahan ferroelectric
(garam Rochelle, barium titanat). Ciri yg dimiliki
mengalami polarisasi spontan, elektronik, ionik dan
polarisasi relaksasi elektronik-ionik.
Permitivitas Dielektrik Gas

o Memiliki ciri kepadatan molekul rendah akibat jarak


yg besar di antara molekulnya. Karena itu nilai
permitivitas semua jenis gas tidak signifikan (≈ 1).
o Polarisasi pada bahan gas dpt jadi murni polarisasi
elektronik, atau dipol jika molekulnya polar, meski
demikian polarisasi elektronik juga banyak
berpengaruh pada gas-gas polar.
Tabel 1. Permitivitas, Indeks Refraksi dan Jari2
Molekul untuk Beberapa Gas

Gas Jari2 Indeks n2 Permitivitas,


Molekul Refraksi, n ε
Helium 1.12 1.000035 1.000070 1.000072
Hidrogen 1.35 1.00014 1.00028 1.00027
Oksigen 1.82 1.00027 1.00054 1.00055
Argon 1.83 1.000275 1.00055 1.00056
Nitrogen 1.91 1.00030 1.00060 1.00060
Karbondioksida 2.30 1.00050 1.00100 1.00096
Etilen 2.78 1.00065 1.00130 1.00138
Tabel 2. Nilai ε pada Gas sebagai Fungsi dari
Tekanan

Udara Karbondioksida Nitrogen


Tekanan, ε Tekanan, ε Tekanan, ε
MPa MPa MPa
0,1 1.00058 0,1 1.00098 0,1 1.0006
2 1.0108 2 1.020 2 1.0109
4 1.0218 4 1.050 4 1.055
Tabel 3. Nilai ε dari Udara sebagai Fungsi dari
Temperatur

Temperatur
ε
°C K
+ 60 333 1.00052
+ 20 293 1.00058
- 60 213 1.00081
Perubahan permitivitas akibat perubahan suhu
secara umum dpt dilambangkan dgn persamaan
sbb:
1 d
TC      (5)
 dt
Pers (5) digunakan untuk menghitung variasi relatif
permitivitas saat suhu mengalami perubahan baik
naik ataupun turun sebesar satu derajat C atau K.
Kuantitas ini disebut koefisien temperatur
permitivitas
Harga TCε dari gas nonpolar dpt ditentukan dr
persamaan:
TC  (  1) / T (6)
Untuk udara kering dgn T = 20°C (T = 293 K) :

1.00058  1
TC   6
 2 10 K 1
(7)
293K
Hubungan antara permitivitas gas dgn besar tekanan

1 d   1
  (8)
 dt p
Untuk udara kering pada p = 101,325 Pa ≈ 0.1 Mpa

1 d 1.00058  1
   0.0058MPa 1
 dt 0.1MPa
Banyak molekul gas per satuan volume

n0  p /  kT 
Permitivitas Dielektrik Cair

Dielektrik cair dpt memiliki komposisi molekul polar


(dipol) atau nonpolar.
Permitivitas cairan nonpolar biasanya bernilai kecil,
hampir sama dgn kuadrat indeks refraksi, ε = n2.
Permitivitas cairan nonpolar berubah seiring dgn
kenaikan suhu akibat penurunan jumlah molekul
dlm setiap satuan volumenya.
TCε dari suatu cairan nonpolar mendekati nilai
koefisien temperatur muai volume β.
Tabel 4. Nilai ε dan TCε untuk Nonpolar dan Cairan
Polar Lemah

Cairan n n2 ε TCε.103 K-1 Β.103, K-1


Benzena 1.5 2.25 2.218 -0.93 1.24
Toluena 1.5 2.25 2.294 -1.16 1.10
Karbon
Tetraklorida 1.46 2.135 2.163 -0.91 1.227
Polarisasi pada cairan yg mengandung molekul dipol
adalah akibat dari mekanisme berkelanjutan eksitasi
elektronik dan dipol.
Semakin besar momen dipol permanen suatu
molekul & jumlah molekul per satuan volumenya,
maka akan semakin besar nilai permitivitas cairan
tsb.
Cairan polar-kuat dgn permitivitas tinggi (air &
etanol) tdk dpt digunakan sbg dielektrik krn bersifat
konduktif
Permitivitas Dielektrik Padat

 Permitivitas benda padat memiliki besar bervariasi


sesuai strukturnya
Tabel 5. Permitivitas & Indeks Refraksi dari Beberapa
Benda Padat Nonpolar pada t = 20°C

Bahan n n2 ε
Parafin 1.43 2.06 1.9 – 2.2
Polystyrene 1.55 2.40 2.4 – 2.6
Sulfur 1.92 3.69 3.6 – 4.0
Diamond 2.40 5.76 5.6 – 5.8
 Dielektrik padat yg diwakili oleh kristal ionik dgn
struktur terikat erat menunjukkan terjadinya
polarisasi ionik & elektronik, sedangkan nilai
permitivitas sangat bervariasi
 Koefisien temperatur permitivitas untuk kristal ionik
kebanyakan berharga positif, kecuali untuk kristal yg
mengandung ion2 titanium.
 TCε negatif diakibatkan krn polarisasi elektronik yg
terjadi & kemudian membesar sejalan dgn
perpindahan ionik akibat medan intrinsik tambahan.
Tabel 6. Nilai ε dan TCε untuk Kristal Ionik

Kristal ε TC ε. 106 K-1


NaCL 6 + 150
Al2O3 10 + 150
TiO2 110 -750
CaO TiO2 150 -- 1500

Dielektrik padat dgn struktur kristal ionik berikatan


tdk erat, di mana tjd polarisasi relaksasi-ionik
bersama dgn mekanisme polarisasi elektronik & juga
polarisasi ionik, srg kali didpt permitivitas yg relatif
rendah & nilai koefisien temperatur tinggi.
Tabel 7. Nilai ε untuk Gelas Anorganik dan
Dielektrik Organik Polar

Inorganic
ε Organic solid dielectric ε
glass
Fused quartz 4,5 Organic glass 4,0
Alkaline glass 6,5 Phenol formaldehyde resin 4,5
Barium glass 10,0 cellulose 6,5

Anda mungkin juga menyukai