Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FISIKA BAHAN

(LISTRIK B)

Disusun oleh

Kelompok 7

Baskoro Pandu Gunarso (2415100105)

Dzhokar Ali Akbar (2415100027)

Achmad Misbachul Aris (2415100045)

Bina Artika Priyantari (2415100054)

Mohammad Okky Mabruri (2415100084)

Samuel Dian Permana Putra (2415100111)

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA


DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam sistem tanaga listrik bahan listrik merupakan salah satu elemen yang harus
dipenuhi karena bahan listrik itulah yang akan menentukan kualitas penyaluran energi
listrik itu sendiri, karena tanpa ada bahan yang menyalurkan daya tentunya tidak akan
pernah ada aliran listrik yang sesuai dengan kebutuhan penyaluran. Ada beberapa bahan
listrik yang sering kita dengar atau yang sangat popular di kalangan orang orang yang
menggeluti dunia listrik , yaitu konduktor, semikonduktor, dan isolator.
Penghantar atau penyalur dalam bahan listrik adalah zat yang dapat menghantarkan
arus listrik, baik berupa zat padat, cair atau gas. Karena sifatnya yang konduktif maka
disebut konduktor. Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang kecil.
Pada umumnya logam bersifat konduktif. Emas, perak, tembaga, alumunium, zink, besi
berturut-turut memiliki tahanan jenis semakin besar. Isolator dan semikonduktor
merupakan penghantar listrik akan tetapi kurang baik dan sangat lama, memiliki tahanan
jenis lebih besar.
Yang termasuk bahan-bahan penghantar adalah bahan yang memiliki banyak elektron
bebas pada kulit terluar orbit. Elektron bebas ini akan sangat berpengaruh pada sifat
bahan tersebut. Jika suatu bahan listrik memiliki banyak elektron bebas pada orbit-orbit
elektron, bahan ini memiliki sifat sebagai penghantar listrik.
Bahan penghantar dalam penyaluran listrik yang berupa zat padat, cair ,atau gas yang
memiliki banyak electron adalah konduktor yang baik , termasuk logam yang berupa
emas perak ,tembaga, aluminium, zink, bisa di gunakan sebagai konduktor atau penyalur
listrik , yang bisa di di kategorikan sebagai sebagai bahan penyalur listrik yang baik.

1.2 Tujuan
a. Untuk lebih memahami tentang kelistrikan
b. Untuk mengerti definisi, perbedaan dan proses kerja pada suatu listrik
BAB II PEMBAHASAN

2.1 PITA ENERGI


2.1.1 PENGERTIAN PITA ENERGI
a. Pita energi adalah kumpulan garis pada tingkat energi yang sama akan saling
berimpit dan membentuk pita
b. Tingkat – tingkat energi digambarkan sama dengan atom tunggal. Interaksi antar
atom pada kristal hanya terjadi pada elektron bagian luar sehingga tingkat energi
elektron pada orbit bagian dalam tidak berubah
c. Pada orbit bagian luar terdapat elektron yang sangat banyak dengan tingkat –
tingkat energi yang berimpit satu sama lain
d. Berdasarkan asas Pauli, dalam satu tingkat energi tidak boleh terdapat lebih dari
satu elektron pada keadaan yang sama, maka apabila ada elektron yang berada
pada keadaan yang sama akan terjadi pergeseran tingkat energi sehingga tidak
pernah ada garis – garis energi yang bertindihan

Sudah sering kita mendengar dan mengetahui bahan konduktor, isolator dan
semikonduktor. Untuk mengetahui perbedaan dari ketiganya dari bahan konduktor,
isolator dan semikonduktor maka kita perlu memahami beberapa istilah tentang pita
energi. Ada 3 macam pita energi yaitu:

a. Pita valensi adalah pita energi terakhir yang terisi penuh oleh elektron – elektron
b. Pita konduksi adalah pita energi di atas pita valensi yang kosong atau terisi
sebagian oleh elektron – elektron
c. Pita terlarang adalah pita energi di antara pita valensi dan pita konduksi dimana
elektron – elektron tidak diperbolehkan ada pada pita energi ini. Energi yang
diperlukan untuk memindahkan elektron dari pita valensi ke pita konduksi adalah
sebesar energi pita terlarang

Gambar 2.1 Pita Energi

MODEL PITA ENERGI dapat menjelaskan rentang nilai konduktivitas listrik zat padat
yang lebar. Pada model ini potensial dari gugus ion tidak diabaikan atau adanya
potensial berkala pada zat padat
Beberapa hal yang diperhatikan pada model pita energi:
a. Fungsi gelombangnya untuk kisi sempurna (tanpa vibrasi termal, cacar geometri
ataupun kimiawi)
b. Merupakan elektron tunggal, hanya menelaah perilaku satu elektron saja yang
mana elektron ini dipengaruhi oleh potensial periodik yang mempresentasikan
semua interaksinya
c. Dapat menggunakan persamaan Schroendinger untuk mengkaji informasi yang ada
pada elektron tersebut dengan tetap mengikuti aturan sebaran Fermi-Dirac untuk
pengisian keadaan elektron
d. Teorema yang dapat digunakan untuk menguraikan bentuk dan sifat fungsi
Schroedinger untuk satu elektron dalam potensial berkala adalah Teorema Bloch.
Fungsi – fungsinya dikenal dengan Fungsi Bloch

Gambar 2.2 Tingkat Energi

2.2 PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KONDUKTIVITAS LISTRIK

2.2.1 Pengertian
Konduktivitas bahan adalah suatu sifat bahan yang dapat menghantarkan arus
listrik. Hal ini kebalikan dari tahanan dan memiliki satuan mho. Konduktivitas bahan
adalah konduktansi antar permukaan yang berlawanan dari bahan yang mempunyai
satuan panjang (1 m) dan luas penampang (1 m2). Konduktansi dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut :
1 𝐴 𝐴
𝐺= = = 𝜎
𝑅 𝐿𝜌 𝐿
σ adalah konduktivitas bahan, berbanding terbalik dengan resistansi bahan.

2.2.2 Konduktivitas Kalor Zat Padat


1. Pengaruh Temperatur Terhadap Konduktivitas Logam Murni
Hubungan antara Konduktivitas kalor ( k) dan konduktivitas listrik (σ ) pada logam
murni,dinyatakan dengan persamaan Wiedemann Franz, yaitu :
𝑘
= 𝐿0
𝜎𝑇

Di mana: k= konduktivitas kalor(Watt/cm.K)


σ= Konduktivitas listrik ( /Ὠcm )
T= temperatur (K)
L0= Konstanta Lorenz ( 2,45x10-8 W Ὠ / K2 )
Dari persamaan di atas terlihat ratio konduktivitas listrik dan kalor hampir sama
untuk semua logam pada temperaturyang sama. Pada temperatur kamar struktur
kisi dari logam murni sangat teratur.dengan naiknya temperatur
akanmengakibatkan ketidakteraturan dalam struktur lattice dan dengan kenaikan
yang lebih besar dapat menghancurkan struktur kisi, hal ini
menyebabkanpenyebaran elektron yang bergerak melalui kisi sehingga mengurangi
nilai konduktifitas kalor. Secara umum kenaikan temperatu pada logam murni
mengakibatkan penurunan nilai konduktivitas kalor
2. Pengaruh Temperatur Terhadap Konduktivitas Kalor Logam Campuran
Pengaruh temperatur terhadap konduktivitas kalor logam campuran, sulit
diramalkan karena pada beberapa keadaan, campuran ( misalanya campuran nikel )
konduktivitas kalor naik dengan naiknya temperatur sedangkan pada keadaan lain
(misalanya campuran besi) akan terjadi sebaliknya.
3. Pengaruh Temperatur Terhadap konduktivias Kalor Non Logam
a. Material Isolasi
Harga konduktivitas kalor material isolasi berkisar antara 0,034-0,21 W/m 0C.
Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan temperatur akan meningkatkan harga
konduktivitas kalor material isolasi
b. Material Bangunan ( keramik )
Kenaikan temperatur menyebabkan ketidakteraturan pada strukturlattice,
sehingga hal ini menyebabkan berkurangnya nilaikonduktivitas kalor

2.2.3 Konduktivitas Kalor Gas Dan Uap


1. Pengaruh Temperatur Terhadap Konduktivitas Kalor Gas Pada Tekanan Rendah
Pada tekanan rendah, konduktivitas kalor gas bertambah dengan kenaikan
temeratur. Pada daerah temperatur yang kecil, hubungan konduktivitas terhadap
temperatur ( k Vs T ) mendekati linier.
Biasanya nilai dari dk/dT, untuk daerah temeratur yang luas lebih besar. Persamaan
yang lebih akuratuntuk memperkirakan variasi temperatur terhadap daerah
temperatur yang luas adalah
𝑘𝑇2 𝑇2 𝑛
= ( )
𝑘𝑇1 𝑇1
Di mana n = 1,8
2. Pengaruh Temperatur Terhadap Konduktivitas Kalor Campuran Gas
Bentuk dari kurva k terhadap komposisi biasanya tidak berubah besar dengan
perubahan temperatur. Teetapi kadang-kadang sebuah campuran yang menunjukan
simoangan negatif pada temperatur rendah, dapat menunjukan simpangan positif
pada temperatur yang tinggi. Istilah penyimpangan ini adalah berhubungan dengan
kurva fraksi mol rata-rata. Hubungan empiris dapat dinyatakn oleh Saxena dan
Guplat dengan persamaan :

𝑘𝑖(𝑇2)
𝑘𝑚 (𝑇2) = 𝑘𝑚 (𝑇1) ∑𝑛𝑖=1 𝑦 𝑖 𝑘𝑖 (𝑇1)

Persamaan ini lebih akurat terutama untuk campuran gas ringan

3 Konduktivitas kalor zat cair


1. Pengaruh Temperatur Terhadap Konduktivitas Kalor Zat Cair
Konduktivitas kalor dari kebanyakan cairan berkurang dengan kenaikan
temperatur, kecuali untuk air, larutan encer dan molekul multi hidroksida. Dibawah
atau dekat titik didih normal, penurunan itu hampir linier dan untuk rentang
temperatur yang sempit sering dinyatakan dengan :
𝑘𝑙 = 𝑘𝐿0 [1 + 𝛼 ( 𝑇 − 𝑇0 )]

Di mana : k 1.0 = konduktivitas kalorpada suhu T0.


Α= konstanta yang nilainya antara – 0,0005 dan -0,002 k-1
Sedangkan untuk daerah rentang temperatur yang luas digunakan persamaan :
𝐾𝐿 = 5.04 𝑋 10−5 [ 1+ 20/3 ( 1-Tr )2/3 ]
2.3 DISTRIBUSI FERMI DIRAC
2.3.1 Pengertian
Distribusi Fermi Dirac merupakan Sebuah cara untuk menentukan peluang pada
persebaran partikel tunggal
Syarat Berlakunya partikel fermi :
a. Partikel-partikel dalam sistem tidak dapat dibedakan antara yang satu dengan yang
lain
b. Satu status atau keadaan energi, hanya boleh diisi oleh satu partikel .
 Rumus peluang dari pesebaran ini sebagai berikut :

Dimana W= peluang termodinamika


N = jumlah partikel
g = jumlah keadaan energi

2.3.2 Contoh Kasus dan Jawaban


Suatu sistem terdiri dari 2 tingkat energi, tingkatan pertama dengan 4 keadaan energi
dan ditempati oleh 3 partikel sedangkan pada tingkatan kedua dengan 3 keadaan energi
dan terdapat 2 partikel. Jika partikel memenuhi statistic fermi, gambarkan keadaan
fermi dirac yang mungkin !
Jawab:
Ada 4 cara untuk menempatkan 3 partikel pada tingkat energi 1 dan 3 cara dengan 2
partikel pada tingkat energi 2, dengan gambaran sebagai berikut:
2.4 KONDUKTOR, ISOLATOR, SEMIKONDUKTOR
2.4.1 Definisi Konduktor Listrik
Konduktor dalam rekayasa elektronik adalah zat yang dapat melakukan arus listrik,
baik dalam bentuk padat, cair atau gas. Konduktor adalah bahan yang bersifat konduktif
(mampu menghantarkan arus listrik) sehingga memiliki resistivitas yang kecil. Emas,
Conductors, Semiconductors and Insulators
perak, tembaga adalah contoh konduktor listrik.
2.4.2 Ciri – Ciri Konduktor
Ciri-ciri dari bahan
Conductors konduktor
require dapat diperhatikan
free negative chargepada gambar
carriers berikut. (shown in red)
: electrons
Gambar ini merupakan susunan muatan positif/nukleus (warna hitam) dengan muatan
negatif/elektron (warna merah).

TheseGambar
conductor electrons
2.3 Simulasi arepositif
muatan the outermost or “konduktor
dan negatif pada valence” electrons in the furthest
orbit of the atom and are free to move about.
a. Konduktor memiliki pembawa muatan negatif yang bebas bergerak yaitu elektron
In conductors, they are not tightly bound in by the positive nucleus that is why are free
b. Elektron dari bahan konduktor ini adalah elektron terluar atau "valensi" di orbit
to move around. Theatom.
terjauh black dot here represents the nucleus plus all the electron below
the outer orbit: so it konduktor,
c. Dalam is positive.elektron tidak terikat erat oleh nukleus positif sehingga bebas
bergerak.
d. Elektron mengalir dengan "bebas" dari potensial rendah ke potensial tinggi
berlawanan dengan arah arus listrik seperti gambar berikut

+ -

Gambar 2.4 Cara Kerja konduktor

2.4.3 Definisi Semikonduktor


Semikonduktor adalah bahan dengan konduktivitas listrik antara isolator dan
konduktor. Semikonduktor juga disebut setengah bahan elektrik konduktif. Sebuah
semikonduktor adalah sebagai isolator jika tidak diberi arus listrik dengan cara dan
jumlah yang sesuai. Semikonduktor dipakai dalam peralatan elektronik dikarenakan
kelebihannya dapat berubah banyak dengan cara yang terkendali dengan
menambahkan sejumlah kecil zat pengotor yang disebut doping. Bahan
semikonduktor yang umum digunakan adalah silikon, germanium, dan gallium
arsenide.
2.4.4 Ciri – Ciri Semikonduktor
a. Dalam bahan semikonduktor semua elektron terluar di dalam struktur nampaknya
"terikat" dan tidak dapat bergerak dengan bebas, hanya seperti isolator.
b. Dan pada nol mutlak tidak terjadi konduksi, namun hanya sejumlah kecil energi
yang dibutuhkan untuk membebaskan elektron dari lokasinya dan menjadi
pembawa muatan negatif yang bebas.
c. Saat sebuah elektron berpindah, sebuah lubang (hole) ditinggalkan, yaitu pembawa
muatan positif bebas yang dibuat. Jadi pada suhu kamar ada jumlah yang sama
baik pembawa muatan positif dan negatif yang bebas yaitu lubang (hole) dan
elektron.
d. Pada sistem dwikutub pada semikonduktor yang erdiri dari katoda sebagai kutub
negatif dan anoda sebagai
If a voltage kutub
is applied topositif,
an intrinsic Lubang-lubang mengalir ke arah katoda
semiconductor, then both the electron and the
dari anoda, dan elektron menuju anoda danflow.
holes can contribute to a small current jauh dari katoda, seperti pada gambar
berikut.

Cathode Anode
-ve +ve

Gambar 2.5 Simulasi muatan positif


The holes dan the
flow towards negatif pada
cathode away fromsemikonduktor
the
anode, and the electrons towards the anode and away
from the cathode.
e. Jika voltase diterapkan pada semikonduktor intrinsik, maka elektron dan lubangnya
dapat berkontribusi pada aliran arus kecil. seperti gambar berikut.

Gambar 2.6 Cara Kerja Semikonduktor

f. Semikonduktor juga terbagi menjadi 2 tipe yaitu, tipe-P dan tipe N. Pada tipe P,
n type doping
terdapat atom bervalensi 3 sehingga menghasilkan "lubang" bebas, dengan
demikian semikonduktor tipe-P memiliki kelebihan muatan positif. Sementara pada
p type doping
tipe N terdapat atom bervalensi 5 sehingga menghasilkan elektron bebas, dengan
demikian dikatakan kelebihan muatan negatif.

p-type band structure at absolute zero

Gambar 2.7
A neutralStruktur
valence 5 atom
ikatan In p type
is added, doping,
resulting
atom Semikonduktor tipe-N aneutral valence
freeikatan
Struktur electron 3 atoms are added,
atom Semikonduktor res
tipe-P
being produced. At absolutefreezero“holes”
-with no being produced
thermal energy (at room temperature).
available, the electron lies just below the conduction band.
2.4.5 Definisi Isolator
p-type band structure above absolute zero
Isolator listrik adalah bahan yang tidak dapat atau sulit untuk mentransfer muatan
However with
listrik. only abahan
Dalam At terikat
littleisolator
thermal absoluteenergy zero -with
valensino
it moves
erat elektron up thermal
dalam energy
to atom. Bahan available, the e
isolator
banyak digunakan
the conduction band and dalamthe (that
perangkat will
electrons move
elektronik to produce
aresebagai
then isolator, a hole)
free toatau lies ataliran
penghambat the top of the v
move. arus listrik. Kaca, Kertas, atau Teflon adalah contoh isolator yang sangat baik.
band.
Insulators No free “holes” are present.
2.4.6 Ciri – Ciri Isolator

Butn above
The resistance decreases with 0k ,withmore
type doping, only negative
a little thermal energy the elect
free charge carriers becomemoves up to
available, butthe
theacceptor level and the holes are then fr
move at the top of the valance band.
semiconductor remains NEUTRAL.

The resistance decreases with p type doping, more posit


charge carriers become available, but the semiconducto
InGambar 2.8allremains
an insulator Simulasi NEUTRAL.
muatan
the outermost positif
electrons danstructure
within the negatifareIsolator
“bound
in” and unable to move freely.
Above is shown the structure of a plastic, where all of the outermost
electrons are covalently bonded.
That is each outermost electron is attracted to both its own nucleus and
simultaneously its nearest neighbouring nucleus. It is thus unable to move
freely as a mobile charge carrier.
a. Di atas ditunjukkan struktur atom plastik, dimana semua elektron terluar terikat
secara "kovalen".
b. Dalam isolator, semua elektron terluar di dalam struktur yang rapat dan terikat kuat
sehingga tidak dapat bergerak dengan bebas.
c. Hal tersebut dikarenakan masing-masing elektron terluar tertarik pada nukleusnya
sendiri dan sekaligus inti terdekatnya. Dengan demikian, ia tidak dapat bergerak
bebas sebagai pembawa muatan seluler.
d. Elektron dalam bahan Isolator sangat sulit berpindah, namun apabila tegangan
yang sangat tinggi ditempatkan pada bahan isolator (misalnya plastik), elektron
akan berpindah dari pita konduksi dari pita valensi. Hal ini kemudian akan
memecah plastik dengan sedikit percikan api.

2.4.7 Perbedaan Semikonduktor, Konduktor, dan Isolator


Untuk mengetahui perbedaan antara bahan semikonduktor, konduktor, dan isolator
dapat dipelajari dalam diagram pita energi berikut.
a. Pada bahan konduktor, tidak terdapat pita Terlarang sehingga antara pita Konduksi
dan pita Valensinya terletak saling bertumpuk, dengan demikian elektron-elektron
dapat bergerak bebas pada bahan konduktor.
b. Pada bahan semikonduktor, terdapat pita Terlarang yang sempit, untuk
memindahkan elektron dari pita Valensi ke pita Konduksi diperlukan energi yang
kecil. Dengan demikian elektron dapat bergerak hanya dengan memerlukan energi
yang kecil pada bahan semikonduktor.
c. Pada bahan isolator, pita Terlarang cukup lebar, untuk memindahkan energi dari
pita Valensi ke pita Konduksi diperlukan energi yang lebih besar, hal ini
mengakibatkan elektron sukar berpindah. Oleh karena elektron sukar berpindah,
maka bahan isolator sukar menghantarkan arus listrik
REFERENSI

http://dokumen.tips/documents/teori-pita-energi-55b345e282049.html#

http://maslatip.com/pengertian-konduktor-isolator-dan-semikonduktor-listrik.html

https://goez25.wordpress.com/tag/pita-energi/

https://www.slideshare.net/AlAyubiAdn/pengaruh-temperatur-terhadadp-konduktivitas
lib.ui.ac.id/file?file=digital/20249222-R2310101.pdf

Anda mungkin juga menyukai