Anda di halaman 1dari 28

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

BAB III MATERIAL KONDUKTOR


Berbagai material yang dapat digunakan oleh ahli teknik (insinyur) dan ilmuan mempunyai konduktivitas yang berbeda. Secara umum material

elektroteknik dapat diklasifikasikan ke dalam empat golongan, yaitu: material konduktor termasuk material super konduktor, material semi konduktor, material isolator (dielektrik) dan material magnetik. Penggolongan material tersebut didasarkan pada response setiap material terhadap medan listrik dan medan magnetik luar yang diberikan. Material konduktor sering diasosiasikan sebagai logam. Dalam teori medan elektromagnetik, sifat konduktor atau isolator sangat dipengaruhi oleh frekuensi medan. Suatu material dapat berubah dari konduktor menjadi isolator atau sebaliknya dengan perubahan frekuensi. Pada bab ini akan dibahas material konduktor. Pembahasan dalam bab ini didasarkan kepada medanmedan frekuensi rendah. Kondutivitas dan beberapa faktor yang mempengaruhi akan ditelaah secara detail. Material konduktor khusus yaitu superkonduktor juga akan diperkenalkan pada bab ini.

3.1. ELEKTRON DI DALAM MATERIAL KONDUKTOR Material konduktor mempunyai elektron bebas (free elektron) dalam jumlah yang besar. Elektron bebas dalam matrerial konduktor dapat terjadi karena sifat dari ikatan metalik yaitu antara elektron valensi dengan inti atom bahan semikonduktor yang sangat lemah. Teori klasik elektron yang memperlakukan konduktor sebagai suatu sistem atom-atom (ion-ion) yang terletak pada kisi-kisi kristral yang penuh dikelilingi oleh elektron seakan akan sebagai suatu gas (lautan).

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

21

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

Konsep dan hukum statistik gas, diberlakukan pada

gas

elektron,

menurunkan persamaan matematik yang menentukan konduksi listrik (Hukum Ohm), energi listrik (Kukum Joule-Lenz) dan hubungan antara konduktivitas elektrik dengan termal (Hukum Wiedemann-Franz-Lorentz).

3.2. INTERAKSI ELEKTRON DI DALAM MATERIAL

Misalkan sebuah atom melepaskan sebuah elektron menjadi elektron bebas (konduksi) maka elektron tersebut berada dalam suatu potensial, yang timbul oleh kation yang membentuk kisi. Bila tidak ada kesalahan bentuk (ketidaksempurnaan) dari kisi (defaul) dan bila kation tersebut diam, elektron-elektron tersebut akan bergerak dalam suatu potensial yang periodik dan akan mempunyai energi yang tetap. Seperti halnya seperti sebuah roda yang bergerak pada rel yang licin (tidak ada gesekan). Dalam kenyataannya keadaan kristal tidaklah demikian sempurna, sehingga elektron-elektron konduksi tersebut akan berinteraksi dengan kisi-kisi. Akibatnya pergerakan elektron-elektron tersebut akan mengalami gangguan dengan

terjadinya benturan-benturan dengan kisi atom. Logam biasanya tergolong dalam konduktor. Ciri khas logam sebagai konduktor adalah kehadiran elektron bebas yang berada pada pita konduksi (yang overlap dengan pita valensi) dan siap untuk berkonduksi. Elektron bebas yang membentuk awam elektron diilustrasikan pada Gambar 3.1(a). Elektron inilah yang memegang peranan penting dalam proses konduksi dalam logam. Pada kondisi tak ada medan luar, elektron bebas bergerak diantara kisi-kisi atom dengan arah random akibat eksitasi termal dengan kecepatan yang berbeda-beda seperti Gambar 3.1(c). Keadaan demikian menyebabkan arus total nol atau tidak arus neto yang mengalir pada konduktor. Pergerakan elektron dipengaruhi oleh

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

22

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

susunan atom-atom di dalam material. Makin rapat susunan atom dan makin hebat getaran atom maka elektron semakin tidak bebas untuk bergerak. Gangguan/ benturan tersebut akan menghasilkan suatu pertukaran energi dalam rangka tercapainya keadaan kesetimbangan termodinamik pada material. Misalnya peningkatan energi kenetik dari elektron-elektron konduksi akibat terpaan medan listrik yang menyebabkan naiknya temperatur kisi (naiknya energi kisi).

+ + + (a)

+ + + (b)

+ + + e e

(c)

Gambar 3.1. Elektron bebas dalam logam: (a) Elektron valensi membentuk awan elektron (b) Elektron valensi sebagai muatan negatif individual (c) Ion-ion logam yang bervibrasi Bila elektron bergerak dan menumbuk atom, maka arah pergerakan akan berubah bahkan bisa berbalik. Hal ini disebabkan karena massa atom yang lebih besar dari massa elektron (lebih dari 1000 kali). Kehadiran medan akan mempengaruhi gerak elektron. Bila suatu medan listrik E diberikan maka akan terjadi gaya pada elektron sebesar F = -e.E. Tanda negatif untuk menujukkan bahwa elektron mengalami gaya dengan arah berlawanan dengan arah medan listrik E akibat muatan negatif elektron. Elektron akan bergerak dipercepat dengan percepatan a = F/ m, dimana m adalah massa elektron = 9,1x10
31

kg. Dengan demikian, disamping pergerakan yang random

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

23

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

akibat eksitasi termal, elektron akan mendapatkaan kecepatan searah dengan gaya kehadiran medan E. Elektron berada diantara atom-atom (kristal). Dapat diasumsikan bahwa kecepatan elektron hilang bila bertumbukan dengan atom. Karena massa elektron yang lebih kecil dari atom (massa atom lebih dari 1000 x massa elektron). Setelah terjadi tumbukan dengan atom, elektron mulai bergerak dipercepat lagi dari kondisi kecepatan awal nol, dan menumbuk atom lagi daan seterusnya seperti ilustrasi pada Gambar 3.2 berikut. Kecepatan Terjadi tumbukan dengan atom

Kecepatan rata-rata Waktu (t) Gambar 3.2. Kecepatan pergerakan elektron di bawah medan listrik

Bila waktu rata-rata antara dua tumbukan adalah t maka kecepatan drift yaitu kecepatan rata-rata elektron akibat medan listrik E adalah : VD = e E m (3.1)

Besaran (e / m) sering disebut mobilitas (m2v-1s-1) yang menyatakan kemampuan elektron/ pembawa muatan untuk bergerak di dalam medan listrik. Sehingga VD =
eE

(3.2)

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

24

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

Bila diasumsikan seluruh elektron bergerak dengan kecepatan VD

maka

total elektron yang menembus suatu bidang per unit luas adalah Ne VD dimana Ne adalah kerapatan elektron. Rapat arus diperoleh sebesar : J = eNeVD (3.3)

Perlu dicatat bahwa kecepatan random tidak berkontribusi terhadap rapat arus. Dengan mengkobinasikan dua persamaan terakhir diperoleh J = eNe eE Persamaan ini tidak lain adalah persamaan Hukum Ohm J= E sehingga konduktivitas ( ) dapat ditulis sebagai : = eNe
e

(3.4)

(3.5)

dari persaman konduktivitas terlihat bahwa konduktivitas adalah perkalian dari dua faktor, yaitu kerapatan muatan ( e) dan mobilitas ( e). Dengan demikian tingginya konduktivitas dapat diperoleh dari tingginya kerapatan muatan atau tingginya mobilitas. Untuk logam, mobilitas elektron relatif rendah, sehingga konduktivitas yang tinggi dari logam adalah sebagai akibat tingginya kerapatan elektron bebas. Hukum Ohm berlaku secara teliti untuk hampir semua logam. Harga tipikal
e=

5 x 10-3 m2v-1s-1 yang akan memberikan kecepatan drift VD = 5 x 10-3 m/s

untuk medan listrik sebesar 1 V/m. Contoh soal: Tembaga mempunyai konduktivitas 5 x 107 s/ m, (
e

= 0,0032 m2v-1s-1). Medan

listrik 1 V/m diberikan pada tembaga dengan penampang 1 cm2. Tentukan: a. rapat arus b. arus d. kecepatan drift e. kerapatan elektron

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

25

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

c. kerapatan muatan Jawab: a. rapat arus J = E = 5,8 x 107 x 1 = 58 MA/m2 b. Arus I = JS = 5,8 x 107. 10-4 = 5,8 kA c. Rapat muatan = /
e

= 18 GC/m3

d. Kecepatan drift Vd = - eE = -0,0032.1 = -0,0032 m/s = -0,32 cm/s e. Kerapatan elektron: /e = 1,124 x 1029 / m3

3.3. KONDUKTIVITAS DAN TEMPERATUR Resistansi elektrik dari suatu bahan adalah akibat adanya gangguan pada perjalanan elektron-elektron (karena adanya ketidaksempurnaan ). Ketidaksenpurnaan ini terdiri atas 3 macam : phonon (
ph) imp) def).

ketidaksmpurnaan kimia (impurity) (

ketidaksempurnaan kristal akibat perubahan bentuk mekanis (

Maka konstanta probabilitas sebuah elektron dikenai benturan dalam waktu 1 detik:

=
Waktu benturan :

ph +

imp +

def

(3.6)

ph

= 1/
1
ph

ph;

imp

= 1/
1
def

imp

def

= 1/

def

1
imp

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

26

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

Dari

ne 2 mn

didapat :

mn ne 2

, maka

mn ne
2

1
ph

1
imp

1
def

).

ph

imp

def

(3.7)

dari percobaan:

imp

dan

ef

f (temperatur)

dengan catatan bahwa banyaknya default / volume tetap kecil, temperatur tidak terlalu besar. Didapat bahwa : lim
T
O

ph

= O

(3.8)

0 K
ph ph imp

Di atas suatu temperatur dimana

def

Terdapat perubahan linear dari

fungsi temperatur. Untuk temperatur

dimana besarnya = temperatur kamar; secara aproksimatik ; ( )= ( =0)[1+ ] , dimana adalah koefisien temperatur dari = 3 4 x 10 c = temperatur (3.9) ]

( )

( =0) [1+

3.3.1. Perubahan konduktivitas logam akibat deformasi Konduktivitas logam dapat berubah akibat deformasi elastis, yang dihasilkan akibat perubahan amplitude vibrasi kisi-kisi kristal. Amplitude vibrasi meningkat karena stres tekanan keluar dan berkurang dengan stres komprensif. Vibrasi kisi

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

27

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

yang

meningkat

menyebabkan

mobiltas pembawa-pembawa ( ) menurun,

muatan

pun

berkurang,

akibatnya

konduktivitas

demikian

sebaliknya

konduktivitas bertambah . Deformasi plastik biasanya menurunkan konduktivitas logam akibat distorsi kisi kristal. Perubahan konduktivitas logam akibat pemuluran atau pengerutan

elastis ditunjukkan hubungannya dalam persamaan berikut :


0

(1 ns)
Dimana
o

(3.10)

= konduktivitas logam dalam keadaan tanpa stress .

s = stress mekanis n =faktor stress masing-masing jenis logam .

3.3.2. Benturan elektronik dan hukum joule Mengalirnya arus pada suatu konduktor akan diikuti dengan suatu kehilangan enersi : P = E (3.11)

Daya ini melalui benturan elektron di transfer kepada bahan. Bukti : Misal suatu medan EX dipakai untuk arah x, pada suatu bahan dengan persamaan kecepatan setelah benturan : v = v x + vy + vz Dengan adanya Ex maka : v = vx e e Ex t + vy + vz ; ax = mn mn

Ex

perubahan enersi kinetis setelah benturan : E kin (t) = m n (v 2 ) 2 - (v 1 ) 2

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

28

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

= m n (v x = mn (

(e/m n ) E x t )2 - v x2

e 2e E x t )2 v x Ex t mn mn

Bila ada N buah elektron, masing-masing mempunyai waktu benturan yang sama bersama-sama E kin naik. Perubahan enersi kinetik dari N buah elektron : E kin ( t ) =

1 N

1/2 m n (
i 1

e 2e Ex t ) 2 v xiEx t mn mn

vxi adalah harga v x untuk elektron yang ke i. Karena benturan ini sama maka :
N

v xi = 0 ;
i 1

E kin(t) = m n (

e E xt) 2 mn

Dengan melihat rumus : exp (- t)

dt = - dn nt o t + dt.

probabilitas sebuah elektron mendapat benturan pertama pada t Maka : kenaikan rata-rata dari enersi elektron antara 2 benturan :
~

Ekin =
t 0

Ekin ( t ) exp(

t)

dt

e 2E2 mn

(3.14)
n

Bila n elektron berada dalam volume 1 dm2 akan mendapatka waktu 1 detik, maka :

benturan, dalam

PJ

E kin
=

ne 2 2 E mn
E2 ( 3.15)

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

29

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

3.3.3. Konduktivitas Termal Perpindahan panas pada metal terutama dilakukan oleh elektron bebas yang sama dengan elektron konduksi. Hubungan antara konduktivitas termal ( ) dengan konduktivitas listrik ( ) ditunjukkan oleh persamaan Wiedeman Lorentz : Franz

L0T
dimana T = temperatur absolut L0 adalah bilangan Lorentz: L0 = 2,45 x 10-18 Hukum Wiedemann Franz v2/K2

(3.16)

Lorentz berlaku pada temperatur normal atau pada

kenaikan temperatur tertentu. Tabel 3.1. Konduktivitas Berbagai Bahan pada Temperatur Ruang
Bahan Emas (Siver) Tembaga (Copper) Aluminium Brass Tungsten Nikel (Nickel) Besi (Ion) Mercury Graphite Air Laut Germanium intrinsik Ferrite Silikon intrinsik Akuades (destiled water) Bakelit Glass Mika Kuarsa (Quartz) Konduktivitas (S/m) 6,17 x 107 5,8 x 107 3,82 x 107 2,56 x 107 1,83 x 107 1,45 x 107 1,03 x 107 1,0 x 107 ~ 3,0 x 104 ~ 4,0 ~ 2,2 ~ 1,0 x 10-2 ~ 0,44 x 10-3 ~ 1,0 x 10-4 ~ 1,0 x 10-9 ~ 1,0 x 10-12 ~ 1,0 x 10-15 ~ 1,0 x 10-17 Klasifikasi Konduktor Konduktor Konduktor Konduktor Konduktor Konduktor Konduktor Konduktor Konduktor Konduktor Semikonduktor intrinsik Semikonduktor intrinsik Semikonduktor intrinsik Isolator Isolator Isolator Isolator Isolator

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

30

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

3.3.4. Pengaruh temperatur Konduktivitas listrik dari logam bervariasi, tergantung dari temperatur mengikuti suatu perilaku tertentu. Variasi ini biasanya didiskusikan dengan hubungan antara resistivitas ( ) terhadap temperatur T. Resistivitas ( )
o

Temperatur (T)

Gambar 3.3. Hubungan antara resistivitas terhadap temperatur

Pada T = 0 K, Mula-mula tinggi

berharga konstan yang kecil. Bila T dinaikkan

juga naik.

naik secara pelan-pelan terhadap T dan pada temperatur yang lebih

naik secara linear terhadap T. Perilaku linear berlaku hingga titik leleh pada hampir semua logam. Pada suhu ruang biasanya

dicapai dan ditemukan

logam menunjukkan perilaku linear ini. Konduktivitas elektrik telah diturunkan sebagai : = sehingga resistivitas =
m 1 Ne e 2

Ne e 2 m

(3.17)

(3.18)

adalah waktu rata-rata antara dua tumbukan dan 1/ adalah probabilitas elektron menderita tumbukan perunit waktu sehingga bila ada 1014 elektron mengalami tumbukan tiap detik. = 10-14 s, maka hal itu berarti

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

31

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

Terjadi tumbukan antara elektron dengan atom terjadi karena susunan atom-atom yang tidak teratur secara sempurna. Hal ini disebabkan oleh dua hal, yaitu : a. Getaran kisi-kisi atom dari sekitar keseimbangan akibat eksitasi termal (phonon) b. Ketidaksempurnaan kisi akibat ketidakmurnian Probabilitas elektron terhabrul oleh getaran kisi dan ketidakmurnian bersifat saling memperkuat sehingga ditulis sebagai berikut. 1 1
ph

1
1

(3.18)

dimana suku pertama ruas kanan adalah akibat phonon oleh getaran atom yang sangat dipengaruhi oleh temperatur dan suku kedua akibat ketidakmurnian kristal. m 1 Ne e 2 i m 1 Ne e 2 ph (3.19)

ph

Dari persaamaan ini terlihat baahwa bagian, yaitu : a. b.


i

dapat dipisahkan menjadi dua

akibat ketidakmurnian yang praktis tidak tergantung oleh T (T) akibat phonon yang tergantung dari T dan sering dusebut harga

ph

resistivitas ideal mengingat harga ini terjadi pada saat tak ada ketidakmurnian dalam bahan. Pemisahan resistivitas menjadi dua komponen disampaikan oleh Matthiessen. Pada temperatur yang sangat rendah pengaruh phonon dapat diabaikan karena osilasi atom kecil. Pada kondisi ini sehingga =
i ph

besar sekali dan

ph

mendekati nol,

yaitu suatu konstanta. Bila T naik maka pengaruh photon menjadi


ph

besar sehingga

(T) juga naik. Hal ini yang menyebabkan kenaikan


i

. Pada

temperatur yang lebih tinggi maka pengaruh photon ndah

sebanding dengan

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

32

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

konsentrasi ketidakmurnian Ni. Namun demikian perlu dicatat bahwa untuk Ni yang kecil
ph >> i

kecuali untuk temperatur yang sangat rendah.

Koefisien temperatur Untuk mengetahui pengaruh temperatur pada konduktivitas/ resistivitas maka akan dilihat pertama-tama pengaruh temperatur pada jarak bebas. Jarak bebas akan menentukan mobilitas yang akhirnya menentukan konduktivitas. Suatu elektron yang bergerak dengan kecepatan u akan mengalami scattering (hambluran) pada daerah seluas S berupa lingkaran dengan radius a. Pusat scattering bisa berupa atom, ketidakmurnian atau defect. Bila rata scattering dan Ns adalah konsentrasi pusat scattering maka =
1 S u NS

adalah waktu rata-

Atom bervibrasi secara random pada daerah seluas S =

a2 dimana a adalah

amplitudo vibrasi. Vibrasi termal atom dapat diidentikan dengan vibrasi harmonik suatu massa M yang terikat pada suatu pegas. Energi kinetik rata-rata dari osilasi adalah
1 M a2 4
2

dimana

adalah frekuensi vibrasi/osilasi. Energi ini setara dengan energi termal

(1/2 kT) sehingga M a2


2

= 2 kT

(3.20)

Dengan demikian a2 sebanding dengan T. kenyataan ini dapat diterima secara intuisi karena dengan menaikkan temperatur maka amplitudo vibrasi akan naik juga. Dengan demikian maka waktu bebas rata-rata 1 a2 1 T atau

C T

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

33

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

dimana C adalah suatu konstanta. Dengan memasukkan harga didapatkan =

dalam mobilitas

eC mT

Dengan demikian resistivitas logam menjadi =


1 1 en mT e nC
2

(3.21)

atau dapat disederhanakan menjadi =AT Disini A adalah suatu konstanta. Dengan demikian untuk logam murni maka resistivitas naik secara linier terhadap temperatur. Dengan kehadiran ketidakmurnian di dalam material maka secara umum resistivitas dapat dinyatakan sebagai =AT+B Dengan A dan B suatu konstanta Secara praktis untuk menyatakan ketergantungan resistivitas terhadap temperatur diperkenalkan koefisien temperatur yaitu
1
o o

(3.22)

(3.23)
T To

dimana

adalah resistivitas pada To yang biasanya diambil 273 oK atau 0 C atau

293 oK (20 C). Resistivitas pada temperatur tertentu dapat dicari dari persamaan yang sudah sangat kita kenal yaitu: (T) =
o[

1+

o (T

- To) ]

(3.24)

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

34

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

Harga

dan

untuk berbagai material pada 273 oK tertera pada tabel berikut . Tabel 3.2

Harga

dan

untuk berbagai material pada 273 oK


o

Material Aluminium, Al Antimony, Sb Tembaga, Cu Emas, Au Indium, In Platina, Pt Perak, Ag Tantalum Timah, Sn Wolfram, W Besi, Fe Nikel, Ni

( n m) 25,0 38,0 15,7 22,8 78,0 98,0 14,6 117,0 110,0 50,0 84,0 59,0

(1/oK)

1/233 1/195 1/232 1/251 1/196 1/255 1/244 1/294 1/247 1/202 1/152 1/125

Contoh soal: Diketahui kecepatan gerak elektron rata-rata dalam tembaga 1.25 x 106 m/ s dan frekuensi vibrasi 4 x 1012 Hz. Kerapatan tembaga adalah 8,96 g/ cm dan massa atom adalah 63,56 g/mol. Tentukan mobilitas dan konduktivitas. Jawab: Karena ditentukan oleh vibrasi atom maka :
dN A M 8,96 10 3.6,02 10 23 63,56 10 3 8,5 10 28 / m 3

Ns =

dengan persamaan vibrasi atom didapat S = a2 2 kT M 2 4 10


22

m2

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

35

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

Sehingga =
1 S u Ns 2,35 10
14

Mobilitas adalah =
e m 4,13 10
3

m2 V 1s

dan konduktivitas adalah = e Ns

5,6 10 5

cm

3.4. EFEK HALL

Timbulnya suatu arus listrik bila suatu bahan konduktor diinduksikan oleh medan magnet, fenomena ini sering dikaitkan dengan elektron sebagai partikel adalah efek Hall, seperti diilustrasikan pada Gambar 3.4. z - - y B I F

EH + + + + + + + + + + ++ ++ ++ x B V vd

Gambar 3.4. Terjadinya Medan Hall Dengan adanya arus (J) dengan arah berlawanan sumbu y, maka material akan mengalami induksi magnet B dengan arah sumbu x, yang akan menimbulkan gaya Lorentz F pada elektron (arah sumbu z). F = - q (vd x B) (3.25)

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

36

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

Adanya F akan membentuk akumulasi elektron pada permukaan atas dari material, pada bagian permukaan bawah terjadi pengurangan elektron. Akibat terjadinya medan listrik baru EH disebut sebagai Medan Hall. Efek EH berlawanan dengan efek B. Suatu keseimbangan akan terjadi bila: q EH = q ( V d x B ) Bila J = - n q vd maka :

EH
EH

J xB) nq
(3.26)

RH ( J x B )

Dengan RH =

1 adalah konstanta HALL nq

RH negatif dalam konduktor metalik hanya ada satu pembawa muatan (elektron). Dalam semikonduktor ada dua pembawa muatan RH = 1/nq untuk hole.

Penggunaan effek HALL: Dipakai untuk mengukur besaran besaran seperti: mobilitas, banyaknya muatan persatuan volume, medan magnet. Mobilitas didapatkan sebagai berikut : 1 EH = Ex B nq
n

= =

nq EH Ex B

Sehingga

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

37

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

3.5. EFEK TERMOELEKTRIK Bahan konduktor logam/ metal yang berlainan jenis dibuat kontak, maka timbul perbedaan potensial antara kedua bahan logam ini. Fenomena ini dapat terjadi karena perbedaan fungsi kerja untuk bahan metal yang tidak sama dan juga karena perbedaan kerapatan elektron bebas. Bila temperatur pada titik titik kontak metal ini sama dengan nol. Kesetimbangan akan berubah apabila satu junction (kontak) kedua metal memiliki temperatur (T1) yang lebih tinggi dari junction yang lain (T2 , T1 >T2 ) gaya gerak listrik (emf, V) akan timbul antara kedua junction : V= k = konstanta Boltzman q = muatan elektron nA , nB = kerapatan elektron bebas masing masing logam.
k ( T1 q T2 ) ln nA nB

(3.19)

Pemanfaatan efek termolektrik dikenal dengan termokopel 2 material konduktor logam yang berlainan jenis dibuat junction. Bila junction dipanaskan maka diperoleh perbedaan potensial di antara kedua logam.

3.6. POTENSIAL KONTAK Setiap metal mempunyai fungsi kerja masing-masing. Fungsi kerja merupakan energi yang diperlukan oleh suatu elektron untuk terlepas dari permukaan logam. Dalam diagram energi merupakan perbedaan antara Fermi Level dengan Vacum Level. Potensial kontak muncul apabila dua buah metal yang berbeda fungsi kerja disambungkan.

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

38

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

Vacuum 5,63 eV

Pt

Mo 4,20 Fermi Level

Fermi Level

elektron

elektron

a. sebelum kontak Pt
Vacuum Level

1,16 eV Mo 5,63 eV Fermi Level + + + elektron + +

Vacum level 4,20

elektron -

Fermi Level

b. setelah kontak Gambar 3.5. Ilustrasi potensial kontak antara Pt dan Mo Sebagai ilustrasi bila Platina (Pt) yang mempunyai fungsi kerja 5,36 eV dan Molibdenium (Mb) dengan fungsi kerja 4,20 dihubungkan. Dalam metal tingkat energi hingga level Fermi terisi secara penuh. Karena level Fermi Mo lebih tinggi dari level Fermi Pt maka berarti elektron di dalam Mo lebih energik (mempunyai energi lebih besar). Sehingga elektron dari Mo akan pindah ke permukaan Pt karena level energi lebih rendah. Perpindahan elektron dari Mo ke Pt menyebabkan daerah permukaan Pt menjadi lebih negatif dan daerah permukaan Mo menjadi lebih positif. Keadaan setimbang dicapai bila Fermi Level kedua metal telah menjadi satu (Gambar 3.5b). Sebagai akibat perpindahan elektron dari Mo ke Pt maka pada keadaan setimbang didaerah sambungan terjadi perbedaan potensial. Potensial inilah yang disebut dengan potensial kontak.

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

39

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

Potensial kontak yang terjadi tergantung dari perbedaan fungsi kerja kedua matel yaitu e V = W1 W2 = W
pt

W Mo = 1,16 eV

Dengan demikian potensial kontak antara Pt dan Mo adalah 1,16 Volt. Pada daerah didalam mo yang jatuh dari kontak masing berlaku fungsi

kerja sebesar W = 4,20 eV begitu pula didalam Pt tetap berlaku W = 5,36 eV.

3.7. FUNGSI DAN SIFAT MATERIAL KONDUKTOR


Fungsi penghantar pada teknik listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ke titik lain. Penghangtar yang lazim digunakan adalah

alumunium dan tembaga. a. Alumunium Alumunium murni (Al) mempunyai massa jenis 2,7 g/cm3, titik leleh 658 oC dan tidak korosif. Daya hantar Al sebesar 35 m/ohm.mm2 atau kira-kira 61,4% daya hantar tembaga. Al murni mudah dibentuk karena lunak, kekuatan tarikya hanya 9 kg/mm2. Untuk itu jika Al digunakan sebagai penghantar yang dimensinya cukup besar, selalu diperkuat dengan baja atau paduan Al. Penggunaan yang demikian misalnya pada: ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced), ACAR (Aluminium Conductor Alloy Reinforced). Konstruksi penghantar-penghantar dari Al seperti terlihat pada Gambar 3.6.
baja aluminium paduan aluminium

ACSR

ACAR

Gambar 3.6. Penampang penghantar dari aluminium

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

40

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

Penggunaan aluminium yang lailn adalah untuk busbar dan karena alasan tertentu misalnya, karena alasan ekomomi, dibuat penghantar aliminium yang berisolasi, misalnya : ACSR OW.

b. Tembaga Tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi 57


0

.mm2/m pada suhu 20

C. Koefisien suhu ( ) tembaga 0,004 per 0C.

Pemakaian tembaga pada teknik listrik yang terpenting adalah sebagai penghantar, misalnya: kawat berisolasi (NYA, NYAF) kabel (NYM,NYY,NYFGbY) busbar, lamel mesin dc, cincin seret pada mesin ac. Tembaga mempunyai ketahanan terhadap korosi, oksidasi. Massa jenis tembaga murni pada 20 0C adalah 8,96 g/cm3, titik beku 1083 oC. kekekuatan tarik tembaga tidak tinggi yaitu berkisar antara 20 hingga 40 kg/mm2, kekuatan tarik batang tembaga akan naik setelah batang tembaga diperkecil penampangnya untuk dijadikan kawat berisolasi atau kabel. Untuk penghantar yang penampangnya lebih kecil dari 16 mm2 digunakan penghantar pejal, sedangkan untuk penghantar yang penampangnya digunakan penghantar serabut yang dipilih. c. B a j a Baja merupakan logam yang terbuat dari besi dengan campuran karbon. Berdasarkan campuran karbonnya, baja dikategorikan menjadi 3 yaitu: baja 16 mm2

dengan kadar karbon rendah (0 - 0,25%), baja dengan kadar karbon menengah (0,25 - 0,55%), baja dengan kadar karbon tinggi (> 0,55 %).

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

41

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

Meskipun konduktivitas baja rendah yaitu 7,7 m/ mm2 tetapi digunakan pada penghantar transmisi yaitu ACSR, fungsi baja dalam hal ini adalah untuk memperkuat konduktor aluminium secara mekanis setelah digalvanis dengan seng. Keuntungan dipakainya baja pada ACSR adalah menghemat pamakaian aluminium. Berdasarkan pertimbangan tersebut dibuat penghantar bimetal seperti ditunjukkan pada Gambar 3.7 (jangan dikacaukan dengan termal bimetal yang biasanya untuk pengaman). tembaga

baja Gambar 3.7. Penampang kawat Bimetal Dua hal yang menguntungkan dari penghantar bimetal, yaitu : a. Pada arus bolak balik ada kecenderungan arus melalui bagian luar konduktor (efek kulit ). b. Dengan melapisi baja menggunakan tembaga maka, baja sebagai penguat penghantar terhindar dari korosi. Pemakain penghantar bimetal selain untuk kawat penghantar adalah untuk: busbar, pisau hubung.

d. W o l f r a m Logam ini berwarna abu-abu keputih-putihan, mempunyai massa jenis 20 g/cm3, titik leleh 3410 oC, titik didih 5900 oC, .mm2/m. Wolfram diperoleh dari tambang yang pemisahnya dari penambangan dengan menggunakan magnetik atau proses kimia. Dengan reaksi reduksi asam wolfram (H2WO4) dengan suhu 700 oC diperoleh bubuk wolfram. Bubuk wolfram tersebut kemudian dibentuk menjadi batangan dengan suatu proses yang disebut metalurgi bubuk yang menggunakan tekanan dan suhu tinggi (2000 atmosfir, 1600 4,4. 10-6 per oC, tahanan jenis 0,055

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

42

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

C) tanpa terjadi oksidasi. Dengan menggunakan mesin penarik, batang wolfram

diameternya dapat dikecilkan menjadi 0,01 mm ( penarikannya dilakukan pada keadaan panas). Penggunaan wolfram pada teknik listrik antara lain: filamen (lampu pijar, lampu halogen, lampu ganda), elektroda, tabung elektronik.

e. Molibdenum Logam ini mirip dengan wolfram dalam hal sifatnya, demikian pula cara mendapatkannya. Molibdernum mempunyai massa jenis 10,2 g/cm3, titik leleh 2620 oC, titik didih 3700 oC, koefisien suhu 0,0047 per oC. Di antara penggunaan Molibdenum adalah pada: tabung sinar X, tabung hampa udara, karena molibdenum dapat membentuk lapisan yang kuat dengan gelas. Sebagai campuran logam yang digunakan untuk keperluan yang keras, tahan korosi, bagian-bagian yang digunakan pada suhu tinggi. 53.10-17 per oC, resistivitasnya 0,048 .mm2/m

f. Platina Platina merupakan logam berat, berwarna putih keabu-abuan, tidak korosif, sulit terjadi peleburan dan tahan terhadap sebagian besar bahan kimia. Massa jenisnya 21,4 g.cm3, nya 9.10-6 per oC, titik leleh 1775 oC, titik didih 4530 oC, .mm2/m, koefisien suhu 0,0037 per oC.

resistivitasnya 0,1

Platina dapat dibentuk menjadi filamen yang tipis dan batang yang tipistipis. Penggunaan platina pada teknik listrik antara lain untuk elemen pemanas di laboratorium tentang oven atau tungku pembakaran yang memerlukan suhu tinggi diatas 1300 oC, untuk termokopel platina-rhodium (diatas 1600 oC), platina dengan diameter 1 mikron digunakan untuk menggantung bagian gerak pada meter listrik dan instrumen sensitif lainnya, bahan untuk potensiometer. g. Bimetal Bahan yang umum digunakan untuk bimetal adalah invar (63,1% Fe + 36,1% Ni +0,4% Mn + 0,4% Cu) sebagai logam yang mempunyai kecil yaitu 1,5. 10-6 per

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

43

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

C untuk suhu 0 hingga 100 oC. Sedangkan untuk logam kedua dengan

yang

lebih besar dapat digunakan: besi, nikel, konstantan, tembaga dengan proses dingin, perunggu atau monel ( 66% Ni + 28% Cu +Fe, Mn) atau baja non magnetik. Penggunaan bimetal pada teknik listrik adalah untuk rele-termal misalnya pada: Miniature Circuit Breaker (MCB), Over Load Relay (OLR). Bimetal sebagai rele-termal tidak selamanya dilewati arus, kecuali arus yang tidak terlaku besar. Untuk memutuskan arus besar, pada rele ada belitan pemanas khusus yang ditempatkan di sekeliling bimetal. Pengaruh panas dari lilitan inilah yang digunakan untuk mempengaruhi pembegkokan bimetal. Hal ini ditempuh sebab bila bimetal langsung dilewati arus besar dan sekaligus sebagai pemutus, bimetal cepat arus. h. Bahan-bahan Resistivitas Tinggi Bahan-bahan resistivitas tinggi yang digunakan untuk peralatan yang memerlukan resistansi yang besar agar bila dialiri arus akan terjadi tegangan anjlok yang besar. Contoh penggunaan bahan-bahan resistivitas yang tinggi antara lain pada

pemanas listrik, rheostat dan resistor. Bahan-bahan ini harus mempunyai koefisien suhu yang rendah. Untuk elemen pemanas, pada suhu yang tinggi untuk waktu lama tidak boleh teroksidasi dan meleleh. Bahan-bahan yang resistivitasnya tinggi antara lain: konstanta, manganin, nikrom dan fehral yang komposisinya ditunjukkan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3. Bahan resistivitas tinggi
Nama paduan Konstantan Kromel Komposisi (%) 60 Cu, 40 Ni 0,7 Mn, 0,6 Ni, s/d 27 Cr, 4,5 s/d 6,5 Al + Fe 86 Cu, 12 Mn, 2Ni 1,5 Mn, 75 s.d 78 Ni 20 s/d 23 Cr sisanya Fe 0,7 Mn, 0,6 Ni, 12 s/d 15 Cr, 3,5 s/d 5 Al, sisanya Fe 54 Cu, 26 Ni, 20 Zn Massa jenis 8,9 6,9 s/d 7,3 Resistivitas . mm2/m 0,48 0,52 6,5 Koefisien Suhu 10-5/oC 5,25 6,5

Manganin Nikron

8,4 8,4 s/d 8,5

0,42 s/d 0,48 1 s/d 1,1

5,3 10 s/d 20

Fechral Nikelin

7,1 s/d 7,5 -

1,2 s/d 1,35 0,4 s/d 0,47

10 s/d 12 23

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

44

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

i. Karbon Peranan karbon pada teknik listrik juga sangat penting jika dilihat kegunaannya sebagai berikut; sikat sikat pada mesin listrik, resistor dan rheostat, elektroda pada tungku pembakaran (tanur ) busur kolam galvanis. Beberapa perangkat elektronik dan telekomunikasi juga terbuat dari karbon. Untuk penggunaan karbon sebagai sikat pada mesin listrik, fungsinya adalah sebagai jembatan yang harus dilalui arus. Beberapa jenis yang digunakan sebagai sikat adalah: karbon-grafit, grafit elektro-grafit, grafit-tembaga, dan grafit-kuningan. Grafit-tembaga dan grafitkuningan paling banyak digunakan karena resistivitasnya rendah, tegangan anjlok pada persinggungan antara sikat dengan komutator atau cincin seret adalah rendah. Pada tungku pembakaran busur, elektroda yang digunakan diantaranya adalah grafit dan karbon. Pertimbangan penggunaan karbon atau grafit adalah karena; tidak lumer, menghantarkan listrik, sifat tidak larut, kemurnian kimianya, kekuatan mekanis dan tahan terhadap kejutan termal. Secara kimia, karbon dan grafit adalah sama, tetapi secara fisis dan elektris banyak perbedaanya. Sebagai sikat pada bagian berputar pada mesin listrik, karbon mempunyai kelebihan karena : a. Tahan terhadap efek yang disebabkan suhu tinggi. Hal ini karen sikat karbon mampu menahan suhu hingga 3000o C. b. Kepadatannya renda. Karbon lebih ringan dibanding logam pada umumnya (kecuali magnesim). Hal ini memudahkan adaptasi dengan permukaan yang tidak beraturan. c. Tidak terjadi pengelasan (menyatu) dengan logam pada kondisi yang sama jika logam-logam menyatu satu sama lain, misalnya karena panas. Untuk kebutuhan sikat sikat komutator atau slip-ring pada mesin listrik bubuk karbon dicampur dengan bubuk konduktor antara lain : tembaga, perunggu. Berdasarkan tingkatannya, sikat karbon dibedakan seperti pada tabel 3.4.

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

45

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

Tabel 3.4. Jenis-jeni sikat Karbon


Jenis Karbon resistivitas tinggi Karbon resistivitas rendah Elektrografit Elektrogafit Kecepatan tinggi Grafit tembaga Kekerasan (vickers) 30 15 15 Resistivitas 10-3 . cm 5 hingga 30 4 4 6 Rugi kontak Tinggi Rendah Sedang sedang Aplikasi Motor kecil, daya < 1 HP. Crane Mesin dc Generator turbo Mesin ac & dc.

10 s/d 20

0,5 s/d 0,003

rendah

j. Timah Hitam Timah hitam mempunyai massa jenis 11,4 g/cm3, agak lunak , meleleh pada suhu 327
o o

C , titik didih 1560

C, warna abu-abu dan sangat mudah dibentuk. 4,5 m/ .mm2.

Merupakan bahan tahan korosi dan mempunyai konduktivitas

Pemakaian timah hitam pada teknik listrik antara lain; sel akumulator, selubung kabel tanah disamping digunakan sebagai pelindung pada industri nuklir. Timah hitam tidak tahan terhadap pengaruh getaran dan mudah mengikat sisa asam. Pemakaiannya sebagai pelindung kabel tanah jika ditanam pada tempat tempat tersebut, diperlukan perlindungan tambahan. Kapur basah, air laut dan semen basah dapat bereaksi dengan timah hitam. Itulah sebabnya disamping timah hitam sebagai pelindung kabel tanah, digunakan paduan dari timah hitam yang mempunyai struktur kristal yang lebih luas, kuat, tahan getaran. Tetapi lebih mudah korosi. Timah dan komponennya mengandung racun.

k. Material Konduktor Bentuk Cair Air raksa adalah satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu ruang. Resistivitasnya adalah 0,95 .mm2/m, koefisien suhu 0,00027 per oC.

Pada pemanasan di udara air raksa sangat mudah terjadi oksidasi. Air raksa dan campurannya khususnya uap air raksa adalah beracun.

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

46

BAB III MATERIAL KONDUKTOR

Penggunaan air raksa antara lain: gas pengisi tabung tabung elektronik, penghubung pada saklar air raksa, cairan pada pompa diffusi, elektroda pada instrumen untuk mengukur sifat elektris bahan dielektrik padat. Logam-logam lain yang juga banyak digunakan pada teknik listrik di antaranya adalah tantalum dan niobium. Tantalum dan niobium dipadukan dengan aluminium banyak di gunakan sebagai kapasitor elektronik.

l. Material Konduktor Bentuk Gas Pada umumnya gas digunakan dalam lampu penerangan. Tidak semua berfungsi sebagai penghantar, misalnya pada lampu pijar. Dahulu lampu pijar tidak berisi gas atau hampa, tetapi sekarang umumnya berisi gas. Beberap jenis gas yang banyak digunakan antara lain: Argon, kripton, neon, helium dan sebagainya. Gas yang berfungsi penghantar pada lampu fluorescent yaitu waktu sakelar dihubungkan (start) arus mengalir, setelah menyala starter terbuka sehingga arus mengalir melalui gas.

Diktat Kuliah Material Elektroteknik

47

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com. The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.

Anda mungkin juga menyukai