OLEH :
RAYA PASANGKUNAN
1724041001
PTE01/2017
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
karena berkat Kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
judul “Transmisi Tegangan Tinggi” tepat pada waktunya. Penulisan Makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Teknik Tegangan
Tinggi”.
Raya Pasangkunan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dala makalah ini yaitu
sebagai berikut :
A. Menimbulkan Korona
Pada tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi, korona terjadi pada
setengah perioda gelombang tegangan positif dan negatif. Dari bukti-bukti
eksperimen yang dilakukan bahwa korona AC selalu dimulai pada siklus negatif.
Umumnya korona pada setengah siklus negatif ini terjadi pada daerah yang kuat
medannya tinggi karena kondisi permukaan konduktor tidak beraturan, misalnya
akibat adanya partikel-partikel kecil yang menempel pada permukaan konduktor
tersebut. Apabila korona pada setengah siklus negatif terjadi pada suatu tempat
berupa titik tunggal maka arus pelepasan terdiri atas sejumlah pulsa-pulsa pendek
yang terkonsentrasi pada puncak dari tegangan yang digunakan. Pulsa-pulsa ini
akan meningkat jumlahnya dengan meningkatnya tegangan disertai suara
mendesis yang ditunjukkan oleh frekuensi yang tinggi dan memancarkan sinar
violet.
Permulaan dari korona pada setengah siklus positif tergantung dari
beberapa faktor. Apabila korona pada setengah siklus positif terjadi pada suatu
tempat berupa titik tunggal maka arus pelepasan biasanya terdiri atas satu pulsa
per setengah siklus. Magnitudo dari pulsa ini mempunyai ketinggian seribu kali
dari pulsa-pulsa negatif dan magnitudo ini akan naik seiring dengan naiknya
tegangan.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi rugi-rugi daya yang ditimbulkan oleh
peristiwa korona yaitu :
1. Faktor listrik
Frekuensi dari supply
Frekuensi dapat memperbesar (menaikkan) arus dan rugi-rugi daya
korona pada saluran transmisi tegangan tinggi
Kuat medan atau gradien tegangan di sekitar kawat penghantar
Rugi-rugi daya korona merupakan fungsi dari kuat medan atau gradien
tegangan.
2. Faktor cuaca di sekitar kawat penghantar
Kerapatan udara dan temperatur
Rugi-rugi daya korona pada kawat penghantar yang melalui daerah
dataran tinggi lebih besar daripada daerah dataran rendah karena
turunnya harga kerapatan udara relatif () pada daerah yang tinggi.
Hujan, kabut, salju, hujan es
Hujan dapat menaikkan rugi-rugi daya korona karena titik hujan pada
permukaan kawat penghantar dapat mengawali tembus korona lokal,
sedangkan kabut, salju dan hujan es juga dapat menaikkan rugi-rugi
daya korona tetapi efeknya kurang bila dibandingkan dengan pengaruh
hujan.
Konduktivitas udara (daya hantar udara) Daya hantar ion dari udara
sangat tergantung pada daerah. Hujan badai akan menaikkan medan
listrik bumi sehingga atmosphir menjadi lebih konduktif.
3. Faktor dari kawat penghantar
Diameter dari kawat penghantar
Dengan memperbesar diameter kawat penghantar maka kuat medan
pada permukaan kawat penghantar akan diperkecil sehingga rugi-rugi
daya korona akan berkurang.
Jumlah penghantar per phasa
Pada penghantar berkas efek perisaian bersama (mutual shielding
effects) dari sub penghantar akan mengurangi gradien tegangan masing-
masing penghantar yang akan menyebabkan berkurangnya rugi-rugi
daya korona
Kondisi permukaan kawat penghantar
Karena kawat penghantar beroperasi padaatmosphir normal maka pada
permukaan kawat penghantar akan terdapat kotoran, minyak dan lain-
lain. Pengotoran permukaan dan ketidakrataan permukaan akan dapat
menyebabkan terjadinya tegangan tembus yang lebih awal sehingga
rugi-rugi daya korona akan menjadi bertambah besar
Apabila deretan isolator tersebut digantungkan pada menara yang terbuat dari
baja maka konduktor tegangan tinggi hanya sedikit berpengaruh terhadap
sambaran kilat, karena penghantar kawat tersebut posisinya lebih rendah dari
pada lengan menara yang ditanahkan dan mempunyai sifat sebagai penangkal
petir.
Jika beban yang diberikan pada transmisi bertambah, maka potensial jaringan
yang ada dapat diperbesar lagi dengan menambahkan sejumlah deretan atau
rangkaian isolator.
Isolator jenis pasak dan jenis pos-saluran terbuat dari porselen, yang
bagian bawahnya diberi tutup (thimble, cap) besi cor yang disemenkan pada
porselen serta pasak baja yang disekrupkan padanya. Karena jenis ini dipakai
secara sendirian (tidak dalam gandengan) serta kekuatan mekanisnya rendah,
maka tidak dibuat dalam ukuran-ukuran yang besar.
D. Menara Transmisi
Ada penyaluran sistem tenaga listrik khususnya tegangan tinggi dari
sumber pembangkitan ke gardu induk melalui konduktor atau penghantar dalam
hal ini Overhead Transmission Line biasaya menggunakan tiang sebagai
penopang dari konduktor tersebut agar tetap pada jalurnya. Adapun jenis-jenis
tiang (tower) transmisi yang biasa digunakan berdasarkan konstruksinya adalah
sebagai berikut :
1. Lattice Tower merupakan jenis tower transmisi yang konstruksinya
menggunakan susuan baja profil yang berukuran kecil, sehingga dalam
pengerjaan atau pembangunan tower menjadi lebih mudah. Tower jenis ini
biasanya dirancang untuk ketinggian 20 – 120 meter. Berdasarkan susunan
atau konfigurasi penghantarnya lattice tower dibedakan menjadi 3 yakni :
a. Konstruksi Delta
Konstruksi lattice tower jenis Delta digunakan untuk mentransmisikan
energi listrik dalam konfigurasi penghantar single circuit dengan dua buah earth
wire. Konstruksi tower jenis ini biasanya digunakan untuk mentransmisikan
tegangan 220 kV – 500 kV karena pada konstuksi jenis ini pengaruh akibat
mutual induktansi antar penghantar dapat diperkecil karena menggunakan single
circuit dengan jarak antar penghantar yang cukup jauh.Konstruksi dari tower ini
juga sangat efektif unuk menahan beban berat kabel yang besar.
b. Konstruksi Piramida
Konstruksi lattice tower jenis piramida digunakan untuk mentransmisikan
energi listrik dalam konfigurasi penghantar double circuit. Konstruksi tower ini
terdiri dari dua jenis yakni double circuit-single earth wire untuk mentransmisikan
tenaga listrik pada tegangan 30 – 380 kV dan double circuit-double earth wire
untuk mentransmisikan tenaga listrik pada tegangan 70-500 kV.
c. Konstruksi Zig-Zag
Konstruksi lattice tower jenis zig-zag pada dasarnya sama seperti tower
jenis piramida hanya saja tower jenis zig-zag ini digunakan untuk
mentransmisikan energi listrik dalam konfigurasi penghantar sigle circuit.
Konstruksi tower jenis ini biasanya digunakan untuk mentrasmisikan tenaga
listrik pada tegangan 30 – 150 kV.
2. Tubular Steel Tower
Tubular Steel Tower adalah tiang baja berongga berbentuk sisi poligonal.
Memiliki konstruksi baja belahan berbentuk setengah atau sepertiga lingkaran
bergantung pada diameter yang kemudian melalui proses penyatuan-
penyambungan dengan pengelasan khusus. Tower jenis ini kurang efisien
untukdigunakan untuk transmisi sebab dibutuhkan keahlian dan ketelitian khusus
dalam pemasangan serta lokasi tower harus berada dekat dengan jalan karena
tower ini terdiri dari bagian-bagian yang cukup besar sehingga menyulitkan
pekerjaan bila berada jauh dari jalan.
Dead end Tower yaitu tiang akhir yang belokasi di dekat gardu induk,
tower ini hampir sepenuhnya menanggung gaya tarik. Biasanya konstruksi tiang
yang digunakan adalah tiang lattice delta.
Section Tower
Suspension Tower
Tension Tower
Tension Tower yaitu tower penegang, tower ini menanggung gaya tarik
yang lebih besar dari pada gaya berat, umumnya mempunyai sudut belok.
Biasanya konstruksi tiang yang digunakan adalah tiang lattice tipe piramid.
Transposision Tower
Gantry Tower
Combined tower
Combined Tower yaitu tower yang digunakan oleh dua buah saluran
transmisi yang berbeda tegangan operasinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Korona merupakan salah satu dari gejala tegangan tinggi. Korona dapat
didefinisikan sebagai suatu peristiwa pelepasan muatan listrik (elektron) yang
diemisikan dari permukaan sebuah kawat penghantar atau konduktor, yang
disebabkan karena besarnya kuat medan atau gradien tegangan pada permukaan
kawat penghantar tersebut. Korona terjadi jika pada daerah di sekitar kawat
penghantar atau konduktor tegangan tinggi, kuat medannya lebih tinggi dari kuat
medan tembus udara sehingga akan terjadi pelepasan muatan listrik ke udara.
Pada saluran transmisi untuk harga tegangan sistem di atas 100 kV, masalah
korona sudah mulai muncul (serius) dan akan menjadi semakin kuat jika tegangan
sistem dinaikkan. Umumnya korona terjadi pada saluran udara tegangan tinggi
dan tegangan ekstra tinggi dimana terdapat perbedaan tegangan antara masing-
masing phasa dan juga antara phasa dengan tanah.
Isolator mempunyai peranan penting untuk mencegah terjadinya aliran
arus dari konduktor phasa ke bumi melalui menara pendukung. Dengan
demikian, isolator merupakan bagian penting dalam sistem transmisi energi
listrik.
B. Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat saya paparkan, besar
harapan saya makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi
nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Yuniarto. 2010. Profil Surja Hubung Karena Proses Energized Pada Saluran
Transmisi 500kV. https://www.neliti.com/id/publications/275921/profil-surja-
hubung-karena-proses-energized-pemberian-tenaga-pada-saluran-transm. Diakses
pada 25 Juni 2020.