Anda di halaman 1dari 30

TUGAS LISTRIK MEKANIK

“SISTEM KONTROL AC OTOMATIS”

DARMANG
1724041017
PTE 01

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa

atas Karunia Rahmat-Nya, sehingga tugas mata kuliah Listrik Mekanik yaitu,

makalah tentang Sistem Kontrol AC Otomatis ini dapat saya selesaikan.

Saya menyadari bahwa makalah Sistem Kontrol AC Otomatis ini jauh dari

sempurna, mengingat keterbatasan waktu, tenaga & kemampuan yang ada

sehingga kritik & saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan.

Semoga Makalah Sistem Kontrol AC Otomatis ini memberikan manfaat

bagi pembaca, terutama saya sendiri sebagai salah satu upaya perbaikan dalam

proses pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.

Makassar, 13 Mei 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................i


DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Batasan Masalah ..............................................................................................2
D. Tujuan ..............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................4
1. Pengertian Sistem Kontrol Otomatis.................................................................4
2. Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split............................................................9
3. Komponen – Komponen Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split ................11
4. Prinsip Kerja Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split ..................................16
BAB III PENUTUP....................................................................................................18
A. Kesimpulan.....................................................................................................18
B. Saran...............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem kontrol atau kendali saat ini mulai bergeser pada otomatisasi sistem

kontrol yang menuntut penggunaan komputer, sehingga campur tangan manusia

dalam pengontrolan sangat kecil. Bila dibandingkan dengan pengerjaan secara

manual, sistem peralatan yang dikendalikan oleh komputer akan memberikan

keuntungan dalam hal efisiensi, keamanan, dan ketelitian. Kemampuan komputer,

baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), dapat

dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi pengendalian, seperti pengendalian suhu.

Pendingin ruangan atau AC (Air Conditioner) memiliki banyak sekali

variasi, fungsi, dan bentuk, yang dalam hal ini disesuaikan pada bentuk dan

kapasitas besarnya ruangan yang akan menggunakan fasilitas pendingin ruangan

tersebut. Salah satunya adalah pendingin ruangan atau AC yang menggunakan

sistem otomatis, dalam hal inisudah menggunakan remote control dalam

mengatur suhu atau temperatur ruangan yang dikehendaki. Akan tetapi, pada

kebanyakan pendingin ruangan atau AC, saklar on/off dinyalakan secara manual

melalui tombol pada remote.Sehingga temperatur standart yang diinginkan

berubah-ubah karena adanya keinginan tiap individu dan aktivitas individu yang

keluar masuk ruangan tersebut.Dengan alat pengontrol ini dapat menghidupkan

dan mematikan AC secara otomatis, sehingga dapat menghemat daya listrik yang

dipakai pada ruangan tersebut.


2

Dengan kata lain nantinya dapat menghemat pengeluaran biaya beban

yang disebabkan konsumsi penggunaan AC yang tidak efisien tersebut.Atas dasar

alasan inilah, penulis membuat sebuah sistem ON- OFF AC (Air Conditioner)

berbasis mikrokontroler ATMega16 pada ruang dengan monitoring via web.

Sistem ini menggunakan mikrokontroler ATMega16 sebagai pengendaliutama.

Sebagai input, digunakan sensor suhuLM35. LCD 16x2 (M1632) digunakan

sebagai display untuk menampilkan hasil pembacaan suhu ruang. Sebagai

pembanding atas pem- bacaan suhu ruang dengan sensor suhu LM35, digunakan

termometer analog.

B. Rumusan Masalah

Melihat latar belakang diatas, permasalahan yang dapat

dirumuskan yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan sistem kontrol otomatis pada AC Split ?

2. Apa saja komponen dalam sistem kontrol otomatis pada AC Split ?

3. Bagaimana cara kerja sistem kontrol otomatis pada AC Split

C. Batasan Masalah

Dalam makalah ini, penulis membatasi masalah dengan cakupan materi

sebagai berikut :

1. Sensor LM35 sebagai pendeteksi suhu dalam sistem otomatisasi AC (Air

Conditioner)

2. MikrokontrolerATMega16 sebagai pusat pengendali masukan dan keluaran

dalam sistemotomatisasi AC (Air Conditioner)


3

3. Komunikasi serial dan pemrograman mikrokontrolerATMega16untuk system

otomatisasi AC (Air Conditioner)

D. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui tentang sistem kontrol otomatis pada AC Split.

2. Untuk mengetahui komponen dalam sistem kontrol otomatis pada AC Split.

3. Untuk mengetahui cara kerja sistem kontrol otomatis pada AC Split.


BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Sistem Kontrol Otomatis

Sistem Kontrol adalah seperangkat komponen yang saling

berhubungan/dihubungkan sedemikian sehingga mampu memerintah,

mengarahkan, atau mengatur dirinya sendiri atau sistem/proses yang lain.

Kontrol automatic atau yang dikenal dengan sistem pengendalian

otomatis (automatic control system) merupakan level ke 2 dalam hirarki

sistem otomasi..Dalam sistem otomasi kegiatan pengontrolan dan

monitoring yang biasa dilakukan manusia bisa digantikan perannya

dengan menerapkan prinsip otomasi. Kegiatan kontrol yang dilakukan

secara berulang-ulang, kekurang presisi-an manusia dalam membaca data,

serta resiko yang mungkin timbul dari sistem yang dikontrol semakin

menguatkan kedudukan alat/mesin untuk melakukan pengontrolan secara

otomatis.

Pengendalian otomatis (automatic control) dan piranti-piranti

pengontrol otomatis dalam perkembangannya merupakan suatu disiplin

ilmu sendiri yang disebut control engineering, control system engineering.

Dengan berkembangnya teknologi komputer dan jaringan dimana konsep

sistem otomasi dapat diwujudkan, ditambah dengan suatu kecerdasan

melalui program yang ditanamkan dalam sistem tersebut , maka akan

4
5

semakin meringankan tugas-tugas manusia. Derajat otomasi yang makin

tinggi akan mengurangi peranan dan meringankan tugas-tugas manusia

dalam pengontrolan suatu proses.

Beberapa contoh sistem pengaturan proses-proses pada industri modern seperti:

1. Sebagai pengontrol tekanan.

2. Sebagai pengontrol temperature.

3. Sebgai pengontrol kelembaban.

4. Sistem aliran dalam proses industri.

Mathematical tools/alat matematis yang digunakan antara lain:

 Penyelesaian permasalahan dengan persamaan deferensial dan integral

 Transformasi Laplace dan variable-variable kompleks.

 Transformasi z untuk pengaturan diskrit

 Dan berbagai tools dan konsep yang lebih advanced seperti fuzzy logic,

neural network control system dll.

Sistem pengendalian digolongkan menjadi 2 yaitu :

1. Sistem Pengendalian “Untai Terbuka” (Open loop system ), adalah suatu

sistem yang tindakan pengendaliannya bebas dari keluarannya.

2. Sistem Pengendalian “Untai Tertutup”(Closed Loop System ), adalah suatu

sistem yang tindakan pengendalianya tergantung pada keluarannya.

a. Sistem Kendali Loop Terbuka

Sistem Kendali Loop Terbuka adalah suatu sistem kendali yang

keluarannya tidak akan berpengaruh terhadap aksi kendali. Sehingga


keluaran sistem tidak dapat diukur dan tidak dapat digunakan sebagai

perbandingan umpan balik dengan masukan. Jadi pada setiap masukan

akan didapatkan suatu kondisi operasi yang tetap. Sedangkan ketelitiannya

akan tergantung pada kalibrasi. Dalam prakteknya

6
6

sistem kendali loop terbuka dapat digunakan jika hubungan output dan inputnya

diketahui serta tidak adanya gangguan internal dan eksternal.

Gambar 1.1 .Sistem Kendali Loop Terbuka

b. Sistem Kendali Loop Tertutup

Gambar 1.2 Sistem Kendali Loop Tertutup

Sistem kendali loop tertutup adalah suatu sistem yang keluarannya

berpengaruh langsung terhadap aksi kendali. Yang berupaya untuk

mempertahankan keluaran sehingga sama bahkan hampir sama dengan


7

masukan acuan walaupun terdapat gangguan pada sistem. Jadi sistem ini

adalah sistem kendali berumpan balik, dimana kesalahan penggerak adalah

selisih antara sinyal masukan dan sinyal umpan balik (berupa sinyal

keluaran dan turunannya) yang diteruskan ke pengendali / controller

sehingga melakukan aksi terhadap proses untuk memperkecil kesalahan

dan membuat agar keluaran mendekati harga yang diingankan. Contoh

sistem kendali loop tertutup:

 Sistem Kendali Loop Tertutup Manual

Gambar 1.3 Sistem Kendali Loop Tertutup Manual dari Sistem Termal
8
8

 Sistem Kendali Loop Tertutup Otomatis dari Sistem Termal

Gambar 1.4 Sistem Kendali Loop Tertutup Otomatis dari Sistem Termal

Gambar 1.5 Sistem Kendali Modern dari Sistem boiler untuk generator
9

2. Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split

AC atau Air Conditioning merupakan mesin pendingin yang sistem

kerjanya berdasarkan siklus refrigerasi kompresi uap. Dimana dalam siklus ini

menggunakan refrigerant sebagai fluida kerja untuk mendinginkan sebuah

ruangan. Siklus refrigerasi kompresi uap ini menggunakan empat komponen yang

berperan penting dalam proses kerjanya, diantaranya yaitu : kompressor,

kondensor, katup ekspansi dan evaporator. Prinsip kerja siklus refrigerasi

kompresi uap dapat dijelaskan dengan gambar 1.6 berikut ini:

Gambar 1.6 Siklus Refrigerant


10

Gambar 1.7 Gambaran skematis siklus refrigerasi termasuk


perubahan tekanannya

Udara dari ruangan diserap evaporator untuk di alirkan menuju ke

kompresor. Dikompresor refrigeran yang berupa gas dikompresi untuk dinaikkan

tekanannya sehingga gas yang awalnya bertekanan rendah menjadi gas yang

bertekanan tinggi dan temperatur yang tinggi. Refrigerant gas yang bertekanan

tinggi ini kemudian dialirkan menuju ke kondensor untuk didinginkan dan diubah

menjadi cairan yang bertekanan rendah. Refrigerant kemudian memasuki katub

ekspansi, dimana tekanan refrigerant turun drastis ke tingkat yang lebih rendah

dan temperatur yang lebih rendah. Refrigerant yang sudah berupa uap bertekanan

rendah dan bertemperatur rendah ini kemudian memasuki evaporator untuk

didistribusikan keruangan yang dikondisikan.


11

3. Komponen-Komponen Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split

a. Sensor Suhu LM35

LM35 merupakan salah satu jenis integrated circuit temperature sensor

atau IC sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis berupa suhu menjadi

besaran elektris tegangan. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan

perancangan jikadibandingkan dengan sensor suhu yang lain. Selain itu, sensor ini

juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linearitas yang tinggi

sehingga dapat denganmudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus

serta tidak memerlukan penyetelanlanjutan. LM35 memiliki koefisien sebesar 10

m Volt/°C yang berarti bahwa setiap perubahan suhu sebesar 1° C, akan terjadi

perubahan tegangan sebesar 10 m Volt.

Gambar 1.8 Sensor Suhu LM35

IC LM35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar

karena ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada

o
temperatur ruang. Jangkauan (range) sensor mulai dari -55 C sampai dengan
12

o
150 C. IC LM35 dapat dialiri arus 60 mA dari supply sehingga panas yang

ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari 0° C di dalam suhu ruangan.

b. Infrared Transceiver

Infrared transceiver adalah sistem yang terdiri atas infrared transmitter

dan receiver transmitter. Sinar infrared atau sinar infra merah merupakan sinar

yang tak nampak. Sinar inframerah merupakan sinar elektromagnetik dengan

panjang gelombang antara 700 nm sampai dengan 1 mm. Dengan panjang

gelombang ini, sinar inframerah tak akan nampak oleh mata namun radiasi panas

yang dipancarkan masih dapat dirasakan.

Komunikasi infra merah dilakukan dengan menggunakan dioda infra

merah sebagai pemancar dan modul penerima sebagai penerimanya. Sinyal yang

dipancarkan oleh pengirim (transmitter) dan diterim aoleh penerima (receiver),

kemudian dikodekan sebagai sebuah paket data biner. Proses modulasi dilakukan

dengan mengubah kondisi logika 0 dan 1 menjadi kondisi ada dan tidak ada sinyal

carrier inframerah yang berkisar antara 30 KHz sempai dengan 40 KHz.

c. Relay

Relay adalah saklar elektronik yang didasarkan atas elektrik dan mekanik.

Kontrol elektrik diterapkan untuk mendapatkan gerakan mekanik. Sebagai

elektrik adalah komponen yang dikendalikan oleh arus.

Pada dasarnya, relay terdiri dari lilitan kawat pada suatu inti besi lunak

berubah dari magnet yang menarik atau menolak suatu pegas sehingga kontak

pun menutup atau membuka. Ada banyak tipe relay yang kontruksinya juga

berbeda tergantung jenis kontaknya.


13

Gambar 1.9 Simbol Relay

Berdasarkan gambar 1.9 maka ada beberapa jenis relay yang dibedakan menurut

kontaknya.

1. Relay SPST (Single Pole SingleThrough)

Relay dengan satu induk saklar dengan satu saluran kontak (normally closed).

2. Relay DPST (Double Pole SingleThrough)

Sama seperti SPST tetapi mempunyai dua buah saklar terpisah yang

bekerjanya serentak/bersamaan dan satu saluran kontak (normally closed)

untuk tiap saklar.

3. Relay SPDT (Single Pole Double Through)

Merupakan relay yang mempunyai satu induk saklar untuk menghubungkan

dua saluran kontak (normally closed dan normally open) yang dihubung

bergantian.

4. Relay DPDT (Double Pole Double Through)

Sama seperti SPDT tetapi mempunyai dua buah saklar terpisah yang bekerja

serentak dan dua saluran kontak (normally closed dan normally open) untuk

tiap saklar.

d. Mikrokontroler AVR ATMega16


14

ATMega16 berbasis pada arsitektur RISC (Reduced Instruction Set

Computing), di mana satu instruksi dapat dieksekusi dalam satu clock, dan

dapat mencapai 1 MIPS (Million Instruction Per Second) per MHz.

Mikrokontroler
14

ATMega16 memiliki keistime- waan dibanding jenis mikrokontroler AT89C51,

AT89C52, AT80S51, dan AT89S52 yaitu pada mikrokontroler ATMega16

memiliki port input ADC 8 channel 10 bit.Mikrokontroler ATMega16 memiliki

40 pin kaki dengan konfigurasi sebagai berikut.

Gambar 2.10. Konfigurasi pin mikrokontroler ATMega16

Fitur yang tersedia dalam mikrokontrolerATMega16, yaitu :

1. Frekuensi clock maksimum 16 MHz.

2. Jalur I/O 32 buah, yang terbagi dalam portA, port B, port C, dan port D.

3. Analog to Digital Converter (ADC) 10bit sebanyak 8 input.

4. Timer/counter sebanyak 3 buah.

5. CPU 8 bit yang terdiri dari 32 register.

6. Watch dog timer dengan osilat orinternal.


15

7. SRAM internal sebesar 1 Kbyte.

8. Memori flash sebesar 8 Kbyte dengan kemampuan read while write.

9. Interrupt internal maupun eksternal.

10. Port komunikasi SPI (Serial Pheripheral Interface)

11. EEPROM (Electrically Erasable Program- mable Read Only Memory)

sebesar 512 byte yang dapat deprogram saat operasi.

12. Analog komparator.

13. Komunikasi serial standar USART dengan kecepaatan maksimal 2,5 Mbp.

e. LCD (Liquid Crystal Display) M1632

LCD M1632 merupakan modul LCD dengan tampilan 16x2 baris yang

terdiri dari dua bagian. Bagian pertama merupakan panel LCD sebagai media

penampil informasi berbentuk huruf maupun angka.LCD ini dapat menampung

dua baris, dimana makosing- masing baris dapat menampung 16 karakter. Bagian

kedua merupakan sistem yang dibentuk dengan mikrokontroler, yang ditempelkan

di balik panel LCD. Bagian iniberfungsi mengatur tampilan informasi serta

berfungsi mengatur komunikasi LCD M1632 dengan mikrokontroler.

Konfigurasi pin LCD M1632 dapat dilihat pada gambar 2.11.


16

Berikut adalah karakteristik dari LCD M1632 (16x2)

1. Tampilan 16 karakter 2 baris.

2. ROM pembangkit karakter 192 jenis.

3. RAM pembangkit karakter 8 jenis (di- program pemakai).

4. RAM data tampilan 80 x 8 bit (8 karakter).

5. Duty ratio 1/16.

6. RAM data tampilan dan RAM pembangkit karakter dapat dibaca dari unit

mikro- prosesor.

7. Beberapa fungsi perintah antara lain adalah penghapusan tampilan

(display clear), posisi krusor awal (crusor home), tampilan karakter kedip

(display character blink), penggeseran krusor (crusor shift) dan

penggeseran tampilan (display shift).

8. Rangkaian pembangkit detak (clock).

9. Rangkaian otomatis reset saat daya dinyalakan.

10. Catu daya tunggal +5 volt.

4. Prinsip dan Proses Kerja Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split

Sebelum aktif atau mendapat inputan, rangkaian berada dalam kondisi

standby. Sensor suhu tetap bekerja meski tanpa inputan berupa password. Hal ini
17

karena sensor suhu LM35 hanya perlu inputan berupa power supply untuk dapat

bekerja.

Sistem otomatisasi AC dikendalikan melalui remote control.Otomatisasi

AC hanya befungsi untuk menghidupkan dan mematikan AC saja (mengendalikan

tombol ON/OFF pada remote AC). Sistem ON-OF AC (Air Conditioner) ini

menggunakan range suhu antara 20° C sampai dengan 28°C. Ketika suhu ruang

terdeteksi oleh sensor suhu lebih dari 28°C, maka mikrokontroler akan

memberikan instruksi kepada remote control untuk meng-aktifkan AC.

Sebaliknya, ketika suhu ruang kurang dari 20° C, maka mikrokontroler akan

memberikan instruksi kepada remote control untuk menonaktifkan AC.

Hasil pembacaan suhu ruang oleh sensor suhu kemudian ditampilkan di

LCD 16x2 (M1632) danweb. Oleh karena itu, melalui web, suhu dapat

dimonitoring secara online. Selain menampilkan suhu ruang pada saat itu, AC

juga dapat dikendalikan melalui web (ON/OFF melalui web).


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Hasil Analisa Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split


Pengujian dari makalah ini dilakukan dengan objek manusia sebagai

masukan sensor dan lampu pijar 23 W/220 Vac sebagai plant pengganti mesin AC

(Air Conditioner). Pengujian dilakukan pada : jarak jangkauan sensor, Lamanya

Objek berada dalam ruangan, Motor stepper untuk half step dan full step. Berikut

adalah hasil pengujiannya.

a. Pengujian Jarak Jangkauan Sensor

Pada pengujian jarak jangkauan sensor ini dilakukan pada jarak objek

antara 1 meter sampai 12 meter. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Jarak Objek Output Sensor (Volt)


Keterangan
(Meter) P1 P2 P3
1 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
2 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
3 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
4 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
5 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
6 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
7 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
8 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
9 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1

18
19

10 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1


10,5 0 0 0 Keluaran sensor: logika 0
11 0 0 0 Keluaran sensor: logika 0
12 0 0 0 Keluaran sensor: logika 0

Tabel 1.1 Tabel hasil pengujian jarak jangkauan sensor.


Keterangan:

P1: Pengujian pertama

P2: Pengujian kedua

P3: Pengujian ketiga

Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa jangkauan maksimal sensor

dari objek agar dapat terdeteksi adalah 10 meter.

b. Pengujian Berdasarkan Lama Objek

Berada dalam Ruangan Pada pengujian ini dilakukan berdasarkan pada

variasi waktu lamanya objek berada dalam ruangan, yaitu pada durasi waktu < 20

menit sampai <140 menit. Objek yang dimaksud pada ”Makalah” ini adalah

manusia. Hasil pengujian diharapkan lampu (plant pengganti AC menyala) dapat

menyala sesuai dengan perancangan yang telah ditentukan. Hasil pengujian

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Durasi waktu (t) (menit) Keterangan


<20 Lampu tidak menyala
20 ≤ t < 50 Lampu menyala 30 menit
50 ≤ t < 80 Lampu menyala 60 menit
80 ≤ t < 110 Lampu menyala 90 menit
110 ≤ t < 140 Lampu menyala 120 menit

Tabel 1.2 Tabel hasil pengujian lama objek berada dalam ruangan.
20

Dari tabel diatas pada durasi waktu <20 menit dapat dilihat bahwa lampu tidak

menyala karena pada “Makalah” ini dirancang lampu akan menyala jika objek

berada dalam ruangan ≥20 menit. Pada durasi waktu 20 ≤ t < 50 menit, lampu

menyala selama 30 menit. Pada durasi waktu 50 ≤ t < 80 menit, lampu

menyala selama 60 menit. Pada durasi waktu 80 ≤ t < 110 menit, lampu menyala

selama 90 menit. Pada durasi waktu 110 ≤ t < 140 menit, lampu menyala selama

120 menit. Dari pengujian diatas telah diperoleh hasil yang sesuai dengan

perancangan yang telah dibuat yaitu mesin AC menyala sesuai dengan

penggunaan yang diinginkan.

c. Pengujian Motor Stepper Secara Half Step dan Full Step

Pengujian pada motor stepper untuk half step dan full step dilakukan pada

variasi sudut input antara 450 sampai 3600. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 1.3 pengujian motor stepper half step dan full step
21

Pada pengujian untuk sudut – sudut istimewa pada motor stepper, baik secara half

step maupun Full step, memiliki sudut hitung yang sama, tapi untuk sudut-sudut

tertentu perputaran motor stepper secara half step memiliki sudut hitung yang

lebih presisi daripada Full step, yaitu hasil pada half step lebih mendekati

referensi yang diinginkan. Adanya perbedaan antara sudut hitung dengan referensi

sudut input yang diberikan antara half step dan full step dikarenakan sudut putar

tiap step yang berbeda, yaitu 0,90/step untuk half step dan 1,80/step untuk full

step.

Berdasarkan perancangan, pengujian dan analisis yang telah dilakukan,

maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Sensor PIR325 yang dilengkapi dengan fresnel lens dan pelindung

mempunyai jangkauan maksimal pendeteksian perubahan panas dalam hal ini

yang berasal dari radiasi panas tubuh manusia sejauh 10 meter.

2. Penyensoran dengan cara pemindaian (scanning) dapat mendeteksi

keberadaan orang di dalam ruangan walaupun orang tersebut tidak bergerak,

karena sensor yang bergerak akan menangkap panas tubuh manusia melalui 2

elemen sensor dari PIR325 yang melewatinya.

3. Pada pengujian berdasarkan lama objek berada dalam ruangan telah diperoleh

hasil yang sesuai dengan perancangan pada sistem, yaitu lampu akan menyala

jika objek berada dalam ruangan ≥ 20 menit dan Pada durasi waktu 20 ≤ t <

50 menit, lampu menyala selama 30 menit; Pada durasi waktu 50 ≤ t < 80

menit, lampu menyala selama 60 menit; Pada durasi waktu 80 ≤ t < 110
menit, lampu menyala selama 90 menit; Pada durasi waktu 110 ≤ t < 140

menit, lampu menyala selama 120 menit;

22
22

4. Pada pengujian motor stepper secara half step dan full step, besarnya sudut

hitung untuk sudut-sudut istimewa antara half step dan full step memiliki

nilai yang sama, tetapi untuk sudut-sudut tertentu half step memiliki sudut

hitung yang lebih presisi. Hal ini disebabkan karena besarnya sudut putar tiap

step yang beda, yaitu 0,90/step untuk half step dan 1,80/step untuk full step.

B. Saran

Beberapa hal yang dapat disarankan dari makalah ini adalah:

1. Sistem yang sudah dibuat masih dapat dikembangkan dan disempurnakan

lagi, misalnya pada bagian sensor agar dapat mempunyai jangkauan deteksi

yang lebih jauh lagi.

2. Makalah ini agar dapat diimplementasikan pada ruangan-ruangan yang

mempunyai mesin AC (Air Conditioner) sehingga dapat membantu dalam

usaha penghematan energi.


DAFTAR PUSTAKA

1. Afriyantireni. 2014. MAKALAH TEKNIK KONTROL

OTMATIS.https://www.google.co.id/url?

q=https://www.academia.edu/8426612/MAKALAH_TEKNIK_KONTROL_

OTOMATIS&sa=U&ved=2ahUKEwjP5ZCq07zpAhXFVisKHVk2D84QFjA

AegQIARAB&usg=AOvVaw3oyKY0hNYBj3xsBymeBFYH. Diakses pada

13 Mei 2020.

2. Khoswantohandry.2003.SISTEM PENGATURAN AC OTOMATIS.

https://www.google.co.id/url?

q=https://media.neliti.com/media/publications/133393-ID-sistem-pengaturan-

ac-

otomatis.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwjjgNP23LzpAhXfzjgGHYnWDtkQFjAF

egQIBRAB&usg=AOvVaw3Kyi7MS0cm5YHps-tX48JT. Diakses pada 13

Mei 2020.

vi

Anda mungkin juga menyukai