PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Wassalamualaikum wr.wb.
Page 2
Diktat Teknik Kendali
DAFTAR ISI
Pengantar
BAB I Pendahuluan…………………………………...…..4
Daftar Pustaka
Page 3
Diktat Teknik Kendali
BAB I
PENDAHULUAN
Page 4
Diktat Teknik Kendali
Secara teoritis setiap sistem pengendalian bisa dicirikan oleh
persamaan-persamaan matematis. Jawaban atau penyelesaian dari
persamaan-persamaan itu menyatakan tingkahlaku sistemnya.
Penyelesaian persamaan matematis seringkali sulit, untuk itu perlu
dilakukan penyederhanaan dalam uraian matematisnya melalui
permisalan. Untuk sejumlah besar sistem pengendalian, pendekatan
dan penyederhanaan akan menuju ke sistem-sistem yang bisa diuraikan
oleh persamaan diferensial biasa linier.
Page 5
Diktat Teknik Kendali
sedemikian rupa agar tindakan pengendalian yang tepat sebagai fungsi
dari keluaran dan masukannya bisa dilakukan.
BAB II
Kendali Manual,
Otomatis,
Loop Terbuka &
Loop Tertutup
Page 6
Diktat Teknik Kendali
otomatis (kendali otomatis ). Gambar berikut menunjukkan perbedaan
konsep pengendalian manual dan otomatis serta aplikasinya
Page 7
Diktat Teknik Kendali
Page 8
Diktat Teknik Kendali
a. Pengkondisi udara
Page 9
Diktat Teknik Kendali
b. Setrika listrik
c. Kipas angin
d. Mesin Cuci
Page 10
Diktat Teknik Kendali
Page 11
Diktat Teknik Kendali
- Membutuhkan komponen-komponen dengan ketelitian tinggi
dan relatif mahal.
Page 12
Diktat Teknik Kendali
- Jika terdapat gangguan atau perubahan yang tidak dapat
diramal maka tidak dapat digunakan sistem loop terbuka.
BAB III
Model Matematik Sistem Fisik
Dan respon sistem
Page 13
Diktat Teknik Kendali
memiliki model matematis sama tidak selalu menggambarkan model
fisis yang sama (misal : analogi sistem mekanis dengan sistem elektrik).
Gerakan Translasi: ΣF = m a
Gerakan Rotasi: Στ = J α
dengan :
Contoh:
Page 14
Diktat Teknik Kendali
Persamaan karakteristik : F = kx
F2
l1 l2
Page 15
Diktat Teknik Kendali
F1 A
∑MA = 0
F1 x l1 = F2 x l2
F1 x 𝑙1
F2 =
l2
∑Fy = 0
𝑑𝑦(𝑡)
f
- F1 + f =0
𝑑𝑡 y(t)
𝑑𝑦(𝑡) F1
F1 = f
𝑑𝑡
Latihan
Resistor
iR R
Model matematik :
VR VR(t) = IR(t).R
Kapasitor
C Model matematik :
Ic
1
Vc(t) = ∫ 𝐼𝐶 (t)dt
VC 𝐶
Page 17
Diktat Teknik Kendali
Induktor
Model matematik :
L
IL 𝑑𝑖𝐿 (𝑡)
VL(t) = 𝐿
𝑑𝑡
VL
Latihan
R L
Vi Vo
Page 18
Diktat Teknik Kendali
Respon sistem atau tanggapan sistem adalah perubahan
perilaku output terhadap perubahan sinyal input. Respon sistem
berupa kurva ini akan menjadi dasar untuk menganalisa karakteristik
system selain menggunakan persamaan/model matematika. Bentuk
kurva respon sistem dapat dilihat setelah mendapatkan sinyal input.
Sinyal input yang diberikan untuk mengetahui karakteristis system
disebut sinyal test. Ada 3 tipe input sinyal test yang digunakan untuk
menganalisa system dari bentuk kurva response:
L( f (t )) f (t )e st dt f ( s)
0
Page 19
Diktat Teknik Kendali
L (f(t))
Laplace Domain
Algebraic
Differential Algebraic
Equation Equation Equation
Algebraic f(s)
f(t) f(s) Manipulation
Time Domain
Non
Differential
Equation f(t)
-1
L (F(s))
Latihan
Transformasi Laplace
Jawab:
Page 20
Diktat Teknik Kendali
2. Tentukan alih bentuk Laplace fungsi tanjakan f(t)= t
Jawab
Latihan
Page 21
Diktat Teknik Kendali
1. Tentukan alih bentuk Laplace dari 3e-t – e-2t
Jawab:
maka:
Jawab
Page 22
Diktat Teknik Kendali
Page 23
Diktat Teknik Kendali
Sensitifitas sistem
Page 24
Diktat Teknik Kendali
Page 25
Diktat Teknik Kendali
o Karakteristik Respon Frekuensi (Frequency Respons)
karakter respon frekuensi adalah karakteristik respon yang
spesifikasi performansinya didasarkan pengamatan magnitude
dan sudut fase dari penguatan/gain (output/input) sistem
untuk masukan sinyal sinus (A sin t). Tolak ukur yang
digunakan untuk mengukur kualitas respon frekuensi ini
antara lain;
Page 26
Diktat Teknik Kendali
Contoh 1 :
Page 27
Diktat Teknik Kendali
𝐶(𝑠) 1
𝑅(𝑠)
= 𝑇𝑠+1
r(t) = 1 ;
1
R(s) = L [ r(t) ] = 𝑠
1 1
C(s) = .
𝑇𝑠+1 𝑠
1 1
= - 1
𝑠 𝑠+
𝑇
1 1
Dengan invers Laplace L-1 [ 𝑠 - 1 ] diperoleh :
𝑠+
𝑇
= C(t) = 1- e-t/T
Page 28
Diktat Teknik Kendali
Plotting C(t) terhadap waktu untuk t ≥ 0 ditampilkan pada grafik
berikut :
Contoh 2.
r(t) = t ;
1
R(s) = L [ r(t) ] =
𝑠2
1 𝑇 𝑇2
= 2
- −
𝑠 𝑠 𝑇𝑠+1
1 𝑇 𝑇2
Dengan invers Laplace L-1 [
𝑠2
- − ] diperoleh :
𝑠 𝑇𝑠+1
Page 29
Diktat Teknik Kendali
= C(t) = t- T + Te-t/T
BAB IV
DIAGRAM BLOK
Page 30
Diktat Teknik Kendali
Pengertian
Fungsi
Bentuk
X(s) Y(s)
G(s)
R(s) E(s)
Page 31
C(s)
Diktat Teknik Kendali
Gangguan N(s)
Page 32
Diktat Teknik Kendali
2. Transformasi persamaan karakteristik elemen sistem dari
domain t ke domain s menggunakan Transformasi
Laplace
3. Tulis Fungsi alih setiap elemen sistem
4. Tampilkan fungsi alih setiap elemen dalam blok yang
sesuai
5. Rakit semua elemen menjadi diagram blok lengkap
Contoh :
R
ei C eo
i
Elemen 2
Persamaan karakteristik
Elemensetiap
1 elemen pada system tersebut adalah :
Elemen 1
𝑒𝑖 −𝑒𝑜
i =
𝑅
Elemen 2
∫ 𝑖 𝑑𝑡
𝑒𝑜 =
𝐶
Elemen 1
Page 33
Diktat Teknik Kendali
L [𝑖=
𝑒𝑖 −𝑒𝑜
𝑅
]
𝐸𝑖 (𝑠)− 𝐸0 (𝑠)
I(s) =
𝑅
Ei(s) 1 I(s)
𝑅
E0(s)
Elemen 2
∫ 𝑖 𝑑𝑡
L [ 𝑒𝑜 =
𝐶
]
𝐼(𝑠)
E0(s) =
𝐶𝑠
I(s) 1 E0(s)
𝐶𝑠
Page 34
Diktat Teknik Kendali
Diagram blok keseluruhan hasil rakitan elemen 1 dan elemen 2
Ei(s) 1 1 E0(s)
𝑅 𝐶𝑠
Page 35
Diktat Teknik Kendali
Page 36
Diktat Teknik Kendali
Page 37
Diktat Teknik Kendali
Contoh 1.
Page 38
Diktat Teknik Kendali
Contoh 2
Page 39
Diktat Teknik Kendali
Contoh 3
Page 40
Diktat Teknik Kendali
Contoh 4
Page 41
Diktat Teknik Kendali
Contoh 5
Page 42
Diktat Teknik Kendali
BAB V
Aksi Kendali
dalam industri
Page 43
Diktat Teknik Kendali
Berikut enam aksi kontrol dasar yang biasa digunakan pada
kontroler analog industri: aksi kontrol dua posisi atau on-off,
proporsional (P), integral (I), proporsional ditambah integral (PI),
proporsional ditambah turunan (derivative) (PD) dan proporsional
ditambah integral ditambah turunan (PID). Karakteristik dasar
berbagai aksi kontrol sangat penting bagi ahli kontrol untuk memilih
yang terbaik dan paling cocok untuk penggunaannya.
mahal dan dalam hal ini sangat banyak digunakan dalam sistem kontrol
industri maupun domestik.
Ambil sinyal keluaran dan kontroler u(t) tetap pada salah satu
nilai maksimum atau minimum tergantung apakah sinyal pembangkit
kesalahan positif atau negatif, sehingga,
Page 44
Diktat Teknik Kendali
pneumatik proporsional dengan penguatan yang sangat tinggi beraksi
sebagai kontroler dua posisi dan kadang kadang disebut kontroler
pneumatik dua posisi.
Gambar (a) Diagram blok kontroler on-off; (b) diagram blok kontroler on-off
dengan jurang diferensial
Page 45
Diktat Teknik Kendali
kontroler u(t) tetap pada nilai awal sampai sinyal pembangkit kesalahan
telah bergerak mendekati nilai nol. Dalam beberapa kasus jurang
diferensial terjadi sebagai akibat adanya penghalang yang tidak
dikehendaki dan gerakan yang hilang, sering juga hal ini dimaksudkan
untuk mencegah operasi yang berulang-ulang dan mekanisme on-off.
Page 46
Diktat Teknik Kendali
Perhatikan bahwa kurva keluaran berikut mengikuti satu dan dua
kurva eksponensial, satu berhubungan dengan kurva pengisian dan
satu kurva pengosongan. Osilasi keluaran antara dua batas merupakan
karakteristik tanggapan khusus dari sistem kontrol dua posisi.
h(t)
Differential gap
0 t
Gambar Kurva tinggi h(t) versus t
Page 47
Diktat Teknik Kendali
3. Tidak bisa mencapai nilai yang diinginkan hanya berosilasi
di sekitar nilai yang diinginkan
u(t) = Kpe(t)
U (s)
= Kp
E (s)
Page 48
Diktat Teknik Kendali
mengurangi magnitude kesalahan-kesalahan keadaan mantap (error
steady-state). Jikalau kontrol proporsional berdiri sendiri biasanya
kurang baik, sebab kenaikan K tidak hanya membuat sistem lebih
sensitif tetapi juga cenderung tidak menstabilkan sistem.
Konsekwensinya nilai K yang mana dapat dinaikkan adalah terbatas,
dan keterbatasan ini boleh jadi tidak cukup tinggi untuk mencapai
rensponse yang diinginkan. Akibatnya pada saat dicoba untuk menset
penguatan K, maka terdapat konflik kebutuhan/keinginan. Disatu sisi
diinginkan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan (errors) sebanyak
mungkin, tetapi untuk melakukan ini menyebabkan response
berisolasi, dengan cara demikian memperpanjang setting waktu.
Sebaliknya perubahan respon dari input sebaiknya secepat mungkin.
Respon yang cepat dapat dicapai dengan menaikkan K, tetapi sekali
lagi dapat menyebabkan ketidak stabilan sistem.
Page 49
Diktat Teknik Kendali
Tujuan utama kontroller integral yaitu untuk menghilangkan
error pada keadaan mantap (steady). Pada kontroler dengan aksi kontrol
integral nilai masukan kontroler u(t) diubah pada laju proporsional dan
sinyal pembangkit kesalahan e(t). Sehingga
atau
Page 50
Diktat Teknik Kendali
Jika nilai e(t) ada dua (doubel), maka nilai u(t) bervariasi dua kali secara
cepat. Untuk pembangkit kesalahan nol, nilai u(t) tetap konstan. Aksi
kontrol integral biasanya disebut kontrol reset.
Page 51
Diktat Teknik Kendali
reset diukur dalam pengulangan per menit. Gambar di bawah
menunjukkan diagram blok kontroler proporsional ditambah integral.
Jika sinyal pembangkit kesalahan e(t) adalah fungsi langkah-unit
Page 52
Diktat Teknik Kendali
Page 53
Diktat Teknik Kendali
Satu pihak aksi kontrol mempunyai keuntungan
mengantisipasi, tapi di pihak lain juga mempunyai kelemahan yaitu
adanya gangguan sinyal penguatan yang dapat bercampur pada
pembangkit (aktuator).
Page 54
Diktat Teknik Kendali
Berikut ditampilkan diagram blok aksi kontrol PID
E (s) U(s)
BAB VI
kestabilan
Dinfinisi Kestabilan
Page 55
Diktat Teknik Kendali
Sistem adalah stabil jika setiap masukan terbatas
menghasilkan keluaran terbatas pula.
Page 56
Diktat Teknik Kendali
menjadi tak stabil Hal ini merupakan konsep kestabilan .relatif.
Biasanya kestabilan relatif dinyatakan dalam pengertian dari suatu
pararneter sistem tertentu yang diijirikan di mana sistem tersebut akan
tetap stabil.
Page 57
Diktat Teknik Kendali
Sebaliknya jika ada satu buah saja bagian real kutub-kutub
persamaan ciri bernilai positif maka keluaran akan tidak stabil oleh
karena keluaran akan menhasilkan et = untuk t mendekati .
Page 58
Diktat Teknik Kendali
o Kriteria Kestabilan Routh
sn a0 a2 a4 a6 .
s n 1 a1 a3 a5 a7 .
s n2 b1 b2 b3 b4 .
s n 3 c1 c2 c3 c4 .
s n4 d1 d2 d3 d4 .
. . .
. . .
. . .
s2 e1 e2
s1 f1
s0 g1
Page 59
Diktat Teknik Kendali
Latihan
Contoh 1
a0 s 3 a1s 2 a2 s a3 0
s3 a0 a2
s2 a1 a3
a1a2 a0 a3
s1
a
Page160
s0 a3
Diktat Teknik Kendali
o Bila salah satu suku kolom pertama dalam suatu baris adalah
nol, maka suku nol ini diganti dengan bilangan positif ε yang
sangat kecil.
Contoh 2
s3 + 2s2 + s + 2 = 0
Susunan koefisiennya :
s3 1 1
s2 2 2
s1 0
s0 2
# Bila tanda koefisiennya sama, berarti terdapat pasangan akar
imajiner pada sistem. Pada persamaan di atas ada akar di ± J
Contoh 3
Page 61
Diktat Teknik Kendali
s3 – 3 s + 2 = (s – 1)2 (s + 2) = 0
s3 1 -3
s1 -3 – (2/ ε)
berubah tanda
s0 2
Keadaan Khusus
Page 62
Diktat Teknik Kendali
Contoh 4
s5 1 24 -25
s3 0 0
s5 1 24 -25
s3 0 0
s5 1 24 -25
Page 63
Diktat Teknik Kendali
s4 2 48 -50
s2 24 -50
s1 112,7 0
s0 -50
C ( s) K
R( s) s( s s 1)( s 2) K
2
o Persamaan karakteristik
Page 64
Diktat Teknik Kendali
s 4 3s 3 3s 2 2s K 0
o Susunan koefisien
s4 1 3 K
s3 3 2 0
s2 7
3 K
s1 2 K9
7
s0 K
DAFTAR pustaka
Page 65
Diktat Teknik Kendali
Page 66
Diktat Teknik Kendali
Page 67