Anda di halaman 1dari 67

Diktat Teknik Kendali

PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Mata Kuliah Teknik Kendali adalah mata kuliah wajib 2 sks


dengan kode mata kuliah TMU 462 pada semester 4 di Program Studi
Teknik Mesin. Dengan mengikuti mata kuliah ini diharapkan
mahasiswa menguasai analisis dasar sistem kendali yang meliputi:
sistem kendali umpan balik, model matematik, blok diagram, alih
bentuk Laplace, fugsi alih, dan kestabilan. Disamping menguasai
analisis sistem kendali mahasiswa diharapkan juga mampu memahami
pengendalian di industri yang meliputi : Kendali On-Off, kendali
proporsional, kendali integral serta kendali proporsional-integral untuk
proses pengendalian panas, mekanika, listrik, dan fluida.

Diktat Teknik Kendali disusun dalam rangka mendukung


pencapaian kompetensi yang diharapkan pada mata kuliah Teknik
Kendali

Banyak kekurangan yang ada pada diktat sederhana ini, oleh


karenanya masukan dari pembaca akan sangat berguna bagi
penyempurnaan diktat kuliah ini.

Wassalamualaikum wr.wb.

Yogyakarta, Februari 2016

Page 2
Diktat Teknik Kendali

Bambang Riyanta, S.T.,M.T.

DAFTAR ISI

Pengantar

BAB I Pendahuluan…………………………………...…..4

BAB II Kendali Manual, Kendali Otomatis


Kendali Loop Terbuka
dan Kendali Loop Tertutup………………….……6

BAB III Model Matematik Sistem Fisik


dan Respon Sistem………………………….…....13

BAB IV Diagram Blok…………………………..….……..30

BAB V Aksi Kendali dalam Industri(berisi : Kendali ON-


OFF, Kendali Proporsional, Integral
dan Differensial)………………………...………..43

BAB VI Kestabilan Sistem…………………..…………….55

Daftar Pustaka

Page 3
Diktat Teknik Kendali

BAB I
PENDAHULUAN

Sistem Kendali adalah : susunan komponen-komponen fisik


yang saling dihubungkan sedemikian rupa sehingga memerintah,
mengarahkan atau mengatur dirinya sendiri atau sistem lain

Aplikasi sistem pengendalian tidak hanya mencakup bidang


keteknikan, melainkan juga menyangkut ilmu biologi dan ilmu sosial.
Dimensi-dimensi tambahan ini telah menciptakan begitu banyak
masalah baru sehingga analisis dan perancangan sistem sesungguhnya
telah menjadi sebuah ilmu tersendiri.

Titik berat utama dalam teknologi pengendalian modern


adalah pengembangan model-model matematis untuk berbagai
sistem fisis. Instrumen matematis dipergunakan untuk mempermudah
memahami serta menganalisis sistem fisis .

Model-model matematis dalam bentuk persamaan-persamaan


sistem digunakan bila hubungan-hubungan yang mendetail diperlukan.

Page 4
Diktat Teknik Kendali
Secara teoritis setiap sistem pengendalian bisa dicirikan oleh
persamaan-persamaan matematis. Jawaban atau penyelesaian dari
persamaan-persamaan itu menyatakan tingkahlaku sistemnya.
Penyelesaian persamaan matematis seringkali sulit, untuk itu perlu
dilakukan penyederhanaan dalam uraian matematisnya melalui
permisalan. Untuk sejumlah besar sistem pengendalian, pendekatan
dan penyederhanaan akan menuju ke sistem-sistem yang bisa diuraikan
oleh persamaan diferensial biasa linier.

Cara-cara untuk menyelesaikan persamaan-persamaan


matematis telah cukup tercatat dalam kepustakaan matematika dan
teknik . Instrumen matematik transformasi Laplace misalnya, sangat
umum digunakan untuk mentransformasi bentuk persamaan
diferensial sebuah sistem dinamik pada domain t menjadi persamaan
aljabar biasa pada domain s . Model matematik sistem dalam bentuk
aljabar biasa ini lebih sederhana dan mudah dikelola dengan kaidah
aljabar untuk mendapatkan respon sistem ketika menerima input.

Instrumen Diagram blok diperlukan untuk menampilkan


komponen-komponen yang berperan dalam sistem fisis beserta
hubungan antar bagian dalam sistem tersebut. Dalam diagram blok
komponen-komponen sistem fisik di tampilkan dalam bentuk blok-
blok fungsional. Anak panah menunjukkan aliran sinyal dari sistem
dimaksud.

Umpanbalik adalah ciri sistem pengendalian untaian-tertutup


(closed-loop) yang membedakannya dengan sistem untaian-terbuka (open-
loop). Umpan balik adalah sifat dari suatu sistem untaian tertutup yang
memungkinkan keluarannya (suatu besaran terkendali dari sistem)
bisa dibandingkan dengan masukan sistem (suatu masukan ke suatu
komponen yang terletak di dalam sistem atau subsistem)

Page 5
Diktat Teknik Kendali
sedemikian rupa agar tindakan pengendalian yang tepat sebagai fungsi
dari keluaran dan masukannya bisa dilakukan.

BAB II
Kendali Manual,
Otomatis,
Loop Terbuka &
Loop Tertutup

II.1. Kendali manual dan otomatis

Teknologi kontrol pertama kali dikembangkan memanfaatkan


manusia sebagai pengontrolnya (kendali manual) , setelah teknologi
mesin, elektronik dan komputer ditemukan mulailah tenaga manusia
diganti dengan peralatan tersebut sehingga disebutlah istilah kontrol

Page 6
Diktat Teknik Kendali
otomatis (kendali otomatis ). Gambar berikut menunjukkan perbedaan
konsep pengendalian manual dan otomatis serta aplikasinya

Gambar 1. Beda kendali manual dan otomatis

Gambar 2. Aplikasi kendali manual pada pengaturan suhu uap

Page 7
Diktat Teknik Kendali

Gambar 3. Aplikasi kendali otomatis pada pengaturan suhu uap


Meski flexible kendali manual memiliki kelemahan pada rendahnya
tingkat presisi dan akurasi. Berbeda dengan kendali manual kendali
otomatis lebih akurat dan presisi meskipun konsekwensinya tidak
flexibel .

II.1. Kendali loop terbuka dan loop tertutup

 Sistem Kontrol Loop Tertutup (closed-loop control system) :


adalah sistem kontrol yang sinyal keluarannya mempunyai
pengaruh langsung pada aksi pengendalian.

Gambar 4. Diagram Sistem Kontol Loop Tertutup

 Sistem Kontrol Loop Terbuka (open-loop control


system) : adalah sistem kontrol yang keluarannya tidak
berpengaruh pada aksi pengendalian.

Page 8
Diktat Teknik Kendali

Gambar 5. Diagram Sistem Kontol Loop Terbuka

II.2. Aplikasi kendali loop loop dan tertutup terbuka

 Aplikasi kendali loop tertutup antara lain :

a. Pengkondisi udara

b. Antilock Breaking System

c. Fly by wire system

Page 9
Diktat Teknik Kendali

 Aplikasi kendali loop terbuka antara lain :


Gambar 6a-6c. Contoh plikasi system control loop tertutup

a. Lampu Lalu Lintas

b. Setrika listrik

c. Kipas angin

d. Mesin Cuci

Page 10
Diktat Teknik Kendali

II.2. Catatan untuk kendali loop loop dan tertutup


Gambar 7a-6d. Contoh aplikasi system control loop terbuka
terbuka

 Kendali loop tertutup

- Menggunakan aksi umpan balik untuk memperkecil kesalahan


sistem.

- Penggunaan umpan-balik membuat respon sistem relatif


kurang peka terhadap gangguan eksternal dan perubahan
internal pada parameter sistem.

- Dapat digunakan komponen-komponen dengan ketelitian


lebih rendah dan murah untuk mendapat pengendali plant
dengan teliti yang tidak mungkin diperoleh pada sistem loop
terbuka.

- Kestabilan merupakan persoalan utama karena cenderung


terjadi kesalahan akibat koreksi berlebihan yang dapat
menimbulkan osilasi.

- Sistem kontrol loop tertutup mempunyai kelebihan hanya jika


terdapat gangguan/perubahan yang tidak dapat diramal pada
komponen sistem

Page 11
Diktat Teknik Kendali
- Membutuhkan komponen-komponen dengan ketelitian tinggi
dan relatif mahal.

 Kendali loop terbuka

- Keluarannya tidak diukurkan atau diumpan-balikan untuk


dibandingkan dengan masukan acuan.

- Ketelitian sistem bergantung pada kalibrasi.

- Kontrol loop terbuka dapat digunakan jika hubungan


antara masukan dan keluaran diketahui dan tidak terdapat
gangguan internal maupun eksternal.

- Setiap sistem kontrol yang bekerja pada basis waktu


adalah loop terbuka.

- Konstruksinya sederhana dan perawatannya mudah.

- Lebih mudah dibuat dan lebih murah

- Kestabilan bukan merupakan persoalan utama.

- Untuk sistem dengan masukan yang telah diketahui


sebelumnya dan tidak ada gangguan, maka disarankan
untuk menggunakan kontrol loop terbuka.

Page 12
Diktat Teknik Kendali
- Jika terdapat gangguan atau perubahan yang tidak dapat
diramal maka tidak dapat digunakan sistem loop terbuka.

BAB III
Model Matematik Sistem Fisik
Dan respon sistem

III.1. Model Matematik Sistem Fisik

Pada analisis dan desain sistem kendali, diperlukan


permodelan sistem fisis. Model fisis ini harus dapat menggambarkan
karakteristik sistem tersebut secara memadai. Dari model fisis
diturunkan model matematis. Model matematis diartikan sebagai
hubungan matematik yang menghubungkan keluaran sistem dengan
masukannya. Model matematis diperoleh dari hukumhukum fisis
sistem yang bersangkutan seperti dinamika sistem mekanis yang
dimodelkan dengan hokum Newton, dinamika sistem elektrik
dimodelkan dengan hukumhukum Kirchoff, ohm dll.

Model matematis digunakan untuk memperkirakan bagaimana


sistem akan memberikan tanggapan pada kondisi spesifik yang pasti
tanpa menguji sistem fisik yang sebenarnya. Suatu sistem yang

Page 13
Diktat Teknik Kendali
memiliki model matematis sama tidak selalu menggambarkan model
fisis yang sama (misal : analogi sistem mekanis dengan sistem elektrik).

Model matematik adalah deskripsi matematik dari system yang


dinyatakan dalam bentuk hubungan matematik dari Input dan Output
sistem.

 Model Matematik Sistem Mekanik

Pada sistem mekanik untuk mencari persamaan karakteristik


system banyak menggunakan Hukum Newton.

Gerakan Translasi: ΣF = m a
Gerakan Rotasi: Στ = J α

dengan :

F = gaya yang bekerja pada massa m


m = massa benda
a = percepatan benda
τ = torsi yang bekerja pada benda
J = momen inersia benda
α = percepatan sudut

Contoh:

o Sistem Mekanik Pegas

Page 14
Diktat Teknik Kendali

Persamaan karakteristik : F = kx

o Sistem mekanik roda gigi

Rodagigi n1 diputar oleh torsi Τ1, menghasilkan torsi Τ2 pada


Roda gigi n2
𝜔2 𝑟 𝑛 J1
= 𝑟1 = 𝑛1 : = n
𝜔1 2 2 T2
 Speed conversion n1

n := gear ratio J2
T2
T11 = T22 
 Energy /power
conservation
𝑇 𝜔
n2
= 𝑇1 = 𝜔2 = 𝑛
2 1
 Torque conversion
𝑇
= 𝑛1 = T2 = J2J2n
J1n2 J2 J1 = n2 J2

o Sistem mekanik Pengungkit

F2
l1 l2

Page 15
Diktat Teknik Kendali

F1 A

∑MA = 0

F1 x l1 = F2 x l2
F1 x 𝑙1
F2 =
l2

o Sistem mekanik Dashpot

Keseimbangan gaya arah y

∑Fy = 0

𝑑𝑦(𝑡)
f
- F1 + f =0
𝑑𝑡 y(t)
𝑑𝑦(𝑡) F1
F1 = f
𝑑𝑡

Latihan

Sistem mekanik seperti gambar berikut:


dengan :
F(t) K

F(t) = gaya yang bekerja pada massa m


K = konstanta pegas m
B = konstanta daspot (peredam viscos) a
s
a
Page 16 a
Diktat Teknik Kendali
Y(t) = simpangan pegas
Y(t)

Carilah model matematik


sistem mekanik tersebut dengan
Y(t) sebagai output dan F(t) sebagai input.

o Model matematik system elektrik

Pada sistem elektrik untuk mencari persamaan karakteristik


system banyak menggunakan Hukum-hukum pada rangkaian
listrik. Hukum ohm, persamaan tegangan Kirchoff, dan
arus Mesh

 Resistor

iR R
Model matematik :
VR VR(t) = IR(t).R

 Kapasitor

C Model matematik :
Ic
1
Vc(t) = ∫ 𝐼𝐶 (t)dt
VC 𝐶

Page 17
Diktat Teknik Kendali

 Induktor

Model matematik :
L
IL 𝑑𝑖𝐿 (𝑡)
VL(t) = 𝐿
𝑑𝑡
VL

Latihan

Sebuah rangkaian listrik terdiri dari komponen RLC dengan


tegangan input Vi dan tegangan output Vo ditampilkan dalam
gambar berikut :

R L

Vi Vo

Carilah model matematik dari system listrik tersebut !

III.2. Respon Sistem

III.2.1 Pengertian Respon Sistem

Page 18
Diktat Teknik Kendali
Respon sistem atau tanggapan sistem adalah perubahan
perilaku output terhadap perubahan sinyal input. Respon sistem
berupa kurva ini akan menjadi dasar untuk menganalisa karakteristik
system selain menggunakan persamaan/model matematika. Bentuk
kurva respon sistem dapat dilihat setelah mendapatkan sinyal input.
Sinyal input yang diberikan untuk mengetahui karakteristis system
disebut sinyal test. Ada 3 tipe input sinyal test yang digunakan untuk
menganalisa system dari bentuk kurva response:

 Impulse signal, sinyal kejut sesaat


 Step signal, sinyal input tetap DC secara mendadak
 Ramp signal, sinyal yang berubah mendadak (sin, cos).

III.2.2. Cara memperoleh respon sistem

Pada sistem dinamik , persamaan karakteristik system melibatkan


persamaan differensial, sehingga ketika diberikan sinyal input tidak
mudah memperoleh respon sistemnya secara langsung.

Salah satu cara untuk mendapatkan respon system pada system


dinamik adalah dengan terlebih dahulu mentransformasi persamaan
karakteristik pada domain t menjadi persamaan aljabar biasa pada
domain s. Instrumen transformasi yang banyak digunakan adalah
transformasi Laplace. Model matematik sistem dalam bentuk aljabar
biasa ini lebih sederhana dan mudah dikelola dengan kaidah aljabar
untuk mendapatkan respon sistem ketika menerima input. Setelah
manipulasi model matematik dalam domain s , persamaan karakteristik
ditransformasi Laplace balik (invers Laplace) ke domain t. Parameter
input kemudian di masukkan ke dalam persamaan untuk mendapatkan
respon sistem.


L( f (t ))   f (t )e  st dt  f ( s)
0

Page 19
Diktat Teknik Kendali

L (f(t))
Laplace Domain

Algebraic
Differential Algebraic
Equation Equation Equation
Algebraic f(s)
f(t) f(s) Manipulation
Time Domain
Non
Differential
Equation f(t)

-1
L (F(s))

Latihan

 Transformasi Laplace

1. Tentukan alih bentuk Laplace dari fungsi f(t)= e-t

Jawab:

Page 20
Diktat Teknik Kendali
2. Tentukan alih bentuk Laplace fungsi tanjakan f(t)= t

Jawab

3. Alih bentuk Laplace dari fungsi f(t)=5e3t adalah:


Pilih satu jawaban
 1/s
 -5/(s-3)
 -1/(s+3)
 5/s
 Tidak ada jawaban yang benar

4. F(s) = 1 adalah alih bentuk dari fungsi f(t) berbentuk:


Pilih satu jawaban
 Satuan tanjakan f(t) = t
 Satuan undakan f(t) = 1(t)
 Satuan denyut f(t) = (t)
 Sinyal sinus
 Tidak ada jawaban yang benar

Latihan

 Transformasi Laplace balik

Page 21
Diktat Teknik Kendali
1. Tentukan alih bentuk Laplace dari 3e-t – e-2t
Jawab:

maka:

2. Tentukan alih bentuk Laplace balik dari

Jawab

Tabel Transformasi Laplace

Page 22
Diktat Teknik Kendali

III.2.3 Bentuk sinyal respon sistem

Respon sistem atau tanggapan sistem terbagi dalam dua


domain/kawasan:
 Domain waktu (time response)
 Domain frekuensi (frequency response)

domain respon sistem

 Respon Peralihan (transient response)

Ketika input sebuah sistem berubah secara tiba-tiba,


keluaran atau output membutuhkan waktu untuk merespon
perubahan itu. Bentuk respon transient atau peralihan bisa
digambarkan seperti berikut:

Page 23
Diktat Teknik Kendali

Bentuk sinyal respon transien

Bentuk sinyal respond transient ada 3:

 Underdamped response, output melesat naik untuk


mencapai input kemudian turun dari nilai yang kemudian
berhenti pada kisaran nilai input. Respon ini memiliki efek
osilasi
 Critically damped response, output tidak melewati nilai
input tapi butuh waktu lama untuk mencapai target akhirnya.
 Overdamped response, respon yang dapat mencapai nilai
input dengan cepat dan tidak melewati batas input.

Fasa peralihan ini kemudian akan berhenti pada nilai dikisaran


input/target dimana selisih nilai akhir dengan target disebut steady state
error. Jika dengan input atau gangguan yang diberikan pada fasa
transient kemudian tercapai output steady state maka dikatakan sistem
ini stabil. Jika sistem tidak stabil, output akan meningkat terus tanpa
batas sampai sistem merusak diri sendiri atau terdapat rangkaian
pengaman yang memutus sistem.

 Sensitifitas sistem

Page 24
Diktat Teknik Kendali

adalah perbandingan antara persentase perubahan output dengan


persentase perubahan input. Perubahan pada input bisa normal atau
ada gangguan dimana parameter proses akan berubah seiring dengan
usia, lingkungan, kesalahan kalibrasi dsb. Pada sistem siklus
tertutup tidak terlalu sensitif terhadap hal ini karena adanya
proses monitoring balik/feedback. Kondisi sebaliknya terjadi pada
sistem siklus terbuka. Pemilihan sistem siklus terbuka harus
memperhatikan spesifikasi beban dan kapasitas sistem.

 Klasifikasi Respon Sistem

Berdasarkan sinyal bentuk sinyal uji yang digunakan,


karakteristik respon sistem dapat diklasifikasikan atas dua macam,
yaitu:
o Karakteristik Respon Waktu (Time Respons),
Adalah karakteristik respon yang spesifikasi performansinya
didasarkan pada pengamatan bentuk respon output sistem
terhadap berubahnya waktu. Secara umum spesifikasi
performansi respon waktu dapat dibagi atas dua tahapan
pengamatan, yaitu;

 Spesifikasi Respon Transient, adalah spesifikasi respon


sistem yang diamati mulai saat terjadinya perubahan sinyal
input/gangguan/beban sampai respon masuk dalam
keadaan steady state. Tolak ukur yang digunakan untuk
mengukur kualitas respon transient ini antara lain; rise time,
delay time, peak time, settling time, dan % overshoot.
 Spesifikasi Respon Steady State, adalah
spesifikasi respon sistem yang diamati mulai saat respon
masuk dalam keadaan steady state sampai waktu tak
terbatas (dalam praktek waktu pengamatan dilakukan saat
TS t 5TS). Tolok ukur yang digunakan untuk mengukur
kualitas respon steady state ini antara lain; %eror steady state
baik untuk eror posisi, eror kecepatan maupun eror
percepatan

Page 25
Diktat Teknik Kendali
o Karakteristik Respon Frekuensi (Frequency Respons)
karakter respon frekuensi adalah karakteristik respon yang
spesifikasi performansinya didasarkan pengamatan magnitude
dan sudut fase dari penguatan/gain (output/input) sistem
untuk masukan sinyal sinus (A sin t). Tolak ukur yang
digunakan untuk mengukur kualitas respon frekuensi ini
antara lain;

 Frequency Gain Cross Over,


 Frequency Phase Cross Over,
 Frequency Cut-Off (filter),
 Frequency Band-Width (filter),
 Gain Margin,
 Phase Margin,
 Slew-Rate Gain dan lain-lain.

o Karakteristik Respon Waktu Sistem Orde I dan Sistem


Orde II
Respon output sistem orde I dan orde II, untuk masukan
fungsi Impulsa, step, ramp dan kuadratik memiliki bentuk
yang khas sehingga mudah diukur kualitas responnya
(menggunakan tolok ukur yang ada). Pada sistem orde
tinggi umumnya memiliki bentuk respon yang kompleks atau
tidak memiliki bentuk respon yang khas, sehingga ukuran
kualitas sulit ditentukan. Meskipun demikian, untuk sistem
orde tinggi yang ada dalam praktek (sistem yang ada di
industri), umumnya memiliki respon menyerupai atau dapat
didekati dengan respon orde I dan II. Untuk sistem yang
demikian dapatlah dipandang sebagai sistem orde I atau
II, sehingga ukuran kualitas sistem dapat diukur dengan
tolok ukur yang ada.

o Karakteristik Respon Impulsa (Impuls Respon)


Adalah karakteristik sistem yang didapatkan dari spesifikasi
respon output terhadap masukan impulsa.

Page 26
Diktat Teknik Kendali

 Menguji Respon System

Salah satu cara untuk menguji dan menganalisa suatu sistem


adalah dengan memberikan suatu sinyal uji (test signal) sebagai
masukan dan mengamati serta menganalisa keluarannya. Berbagai
sinyal masukan dapat digunakan untuk keperluan analisa yang
berbeda-beda. Jika sistem yang digunakan untuk keperluan masukan
dengan kenaikan gradual sepanjang waktu, maka digunakan sinyal uji
fungsi ramp. Sinyal fungsi step digunakan untuk menguji keandalan
terhadap gangguan luar, dsb.

Gambar grafik fungsi step dan ramp

Contoh 1 :

Sebuah sistem orde 1 ditampilkan dalam diagram blok berikut :

Page 27
Diktat Teknik Kendali

Fungsi alih loop tertutup sistem tersebut adalah :

𝐶(𝑠) 1
𝑅(𝑠)
= 𝑇𝑠+1

Bila sistem tersebut diuji menggunakan input fungsi unit step

r(t) = 1 ;
1
R(s) = L [ r(t) ] = 𝑠

Bila dimasukkan ke dalam persamaan fungsi alih loop tertutup


diperoleh :

1 1
C(s) = .
𝑇𝑠+1 𝑠

1 1
= - 1
𝑠 𝑠+
𝑇

1 1
Dengan invers Laplace L-1 [ 𝑠 - 1 ] diperoleh :
𝑠+
𝑇

= C(t) = 1- e-t/T

Page 28
Diktat Teknik Kendali
Plotting C(t) terhadap waktu untuk t ≥ 0 ditampilkan pada grafik
berikut :

Contoh 2.

Bila sistem yang sama diuji dengan fungsi ramp satuan :

r(t) = t ;
1
R(s) = L [ r(t) ] =
𝑠2

Bila dimasukkan ke dalam persamaan fungsi alih loop tertutup


diperoleh :
1 1
C(s) = .
𝑇𝑠+1 𝑠2

1 𝑇 𝑇2
= 2
- −
𝑠 𝑠 𝑇𝑠+1

1 𝑇 𝑇2
Dengan invers Laplace L-1 [
𝑠2
- − ] diperoleh :
𝑠 𝑇𝑠+1

Page 29
Diktat Teknik Kendali
= C(t) = t- T + Te-t/T

Plotting C(t) terhadap waktu untuk t ≥ 0 ditampilkan pada grafik


berikut :

BAB IV
DIAGRAM BLOK

Page 30
Diktat Teknik Kendali

IV.1. Pengertian , Fungsi dan Bentuk

 Pengertian

Suatu penyajian bergambar dari fungsi yang dilakukan oleh tiap


komponen sistem dan aliran sinyalnya.

 Fungsi

Melukiskan hubungan timbal balik yang ada antara komponen


sistem

 Bentuk

X(s) Y(s)
G(s)

X(s) : Sinyal masukan


Y(s) : Sinyal Keluaran

o Komparator : Detektor Kesalahan

R(s) E(s)

Page 31
C(s)
Diktat Teknik Kendali

o Diagram Blok system loop tertutup

R(s) E(s) C(s)


G(s)

o Pengaruh Gangguan pada system loop tertutup

Gangguan N(s)

R(s) E(s) C(s)


G1(s) G2(s)

IV.2. Prosedur Penggambaran diagram Blok

1. Tulis persamaan karakteristik setiap elemen sistem

Page 32
Diktat Teknik Kendali
2. Transformasi persamaan karakteristik elemen sistem dari
domain t ke domain s menggunakan Transformasi
Laplace
3. Tulis Fungsi alih setiap elemen sistem
4. Tampilkan fungsi alih setiap elemen dalam blok yang
sesuai
5. Rakit semua elemen menjadi diagram blok lengkap

Contoh :

Tinjau rangkaian RC pada gambar berikut :

R
ei C eo
i

Elemen 2
Persamaan karakteristik
Elemensetiap
1 elemen pada system tersebut adalah :

Elemen 1

𝑒𝑖 −𝑒𝑜
i =
𝑅

Elemen 2

∫ 𝑖 𝑑𝑡
𝑒𝑜 =
𝐶

Transformasi Laplace untuk persamaan pertama dengan syarat awal 0


diperoleh :

Elemen 1

Page 33
Diktat Teknik Kendali
L [𝑖=
𝑒𝑖 −𝑒𝑜
𝑅
]

𝐸𝑖 (𝑠)− 𝐸0 (𝑠)
I(s) =
𝑅

Diagram blok elemen 1

Ei(s) 1 I(s)
𝑅

E0(s)

Elemen 2

∫ 𝑖 𝑑𝑡
L [ 𝑒𝑜 =
𝐶
]

𝐼(𝑠)
E0(s) =
𝐶𝑠

Diagram blok elemen 2

I(s) 1 E0(s)
𝐶𝑠

Page 34
Diktat Teknik Kendali
Diagram blok keseluruhan hasil rakitan elemen 1 dan elemen 2

Ei(s) 1 1 E0(s)
𝑅 𝐶𝑠

IV.2. Penyederhanaan Diagram Blok

 Syarat penyederhanaan diagram blok

1. Hasil Kali umpan maju harus sama


2. Hasil kali keliling loop harus sama

Mengingat fungsi alih merupakan persamaan aljabar pada domain s


maka penyederhanaan diagram blok dapat dilakukan dengan
menggunakan kaidah aljabar. Penyederhanaan dilakukan dengan
cara memindahkan titik cabang dan titik penjumlahan, saling
menukar titik penjumlahan, dan kemudian menyederhanakan loop
umpan balik di dalamnya. Di bawah ini ditampilkan table kaidah
aljabar untuk diagram blok :

Page 35
Diktat Teknik Kendali

Page 36
Diktat Teknik Kendali

Page 37
Diktat Teknik Kendali

Berikut ditampilkan contoh-contoh penyederhanaan diagram blok

Contoh 1.

Page 38
Diktat Teknik Kendali

Contoh 2

Page 39
Diktat Teknik Kendali

Contoh 3

Page 40
Diktat Teknik Kendali

Contoh 4

Page 41
Diktat Teknik Kendali

Contoh 5

Page 42
Diktat Teknik Kendali

BAB V
Aksi Kendali
dalam industri

V.1. Aksi Kontrol Dasar (Metoda Pengaturan)

Page 43
Diktat Teknik Kendali
Berikut enam aksi kontrol dasar yang biasa digunakan pada
kontroler analog industri: aksi kontrol dua posisi atau on-off,
proporsional (P), integral (I), proporsional ditambah integral (PI),
proporsional ditambah turunan (derivative) (PD) dan proporsional
ditambah integral ditambah turunan (PID). Karakteristik dasar
berbagai aksi kontrol sangat penting bagi ahli kontrol untuk memilih
yang terbaik dan paling cocok untuk penggunaannya.

 Kontrol ON-OFF (Kontrol Dua Posisi)


Aksi kontrol dua posisi atau on-off. Dalam sistem kontrol dua
posisi, elemen pembangkit hanya mempunyai dua posisi tertentu yaitu
on dan off. Kontrol dua posisi atau on-off relatif sederhana dan tidak

mahal dan dalam hal ini sangat banyak digunakan dalam sistem kontrol
industri maupun domestik.

Ambil sinyal keluaran dan kontroler u(t) tetap pada salah satu
nilai maksimum atau minimum tergantung apakah sinyal pembangkit
kesalahan positif atau negatif, sehingga,

u(t) = U1 untuk e(t) > 0

= U2 untuk e(t) < 0

dengan U1 dan U2 konstan. Nilai minimum U2 biasanya nol atau –U1.


Kontroler dua posisi umumnya merupakan perangkat listrik dan
sebuah katup yang dioperasikan dengan selenoida. Kontroler

Page 44
Diktat Teknik Kendali
pneumatik proporsional dengan penguatan yang sangat tinggi beraksi
sebagai kontroler dua posisi dan kadang kadang disebut kontroler
pneumatik dua posisi.

Gambar. Kontroler beroperasi otomatis.

Gambar (a) Diagram blok kontroler on-off; (b) diagram blok kontroler on-off
dengan jurang diferensial

Gambar di atas menunjukkan diagram blok kontroler dua


posisi. Daerah dengan sinyal pembangkit kesalahan yang digerakkan
sebelum terjadi switching disebut jurang diferensial (differential gap).
Jurang diferensial. Suatu jurang diferensial menyebabkan keluaran

Page 45
Diktat Teknik Kendali
kontroler u(t) tetap pada nilai awal sampai sinyal pembangkit kesalahan
telah bergerak mendekati nilai nol. Dalam beberapa kasus jurang
diferensial terjadi sebagai akibat adanya penghalang yang tidak
dikehendaki dan gerakan yang hilang, sering juga hal ini dimaksudkan
untuk mencegah operasi yang berulang-ulang dan mekanisme on-off.

Tinjau sistem kontrol tingkat cairan pada Gambar di bawah


digunakan untuk mengontrol laju aliran masuk. Katup ini bisa dalam
posisi terbuka atau tertutup. Dengan sistem kontrol dua posisi ini, laju
aliran masuk dapat positif, tetap, atau nol.

Gambar (a) sistem tingkat cairan, (b) katup elektromagnet

Seperti pada Gambar di bawah, sinyal keluaran secara terus-


menerus bergerak antara dua batas yang diperlukan untuk membuat
elemen pembangkit bergerak dari satu posisi ke posisi lainnya.

Page 46
Diktat Teknik Kendali
Perhatikan bahwa kurva keluaran berikut mengikuti satu dan dua
kurva eksponensial, satu berhubungan dengan kurva pengisian dan
satu kurva pengosongan. Osilasi keluaran antara dua batas merupakan
karakteristik tanggapan khusus dari sistem kontrol dua posisi.

h(t)

Differential gap

0 t
Gambar Kurva tinggi h(t) versus t

Dari Gambar di atas diketahui bahwa amplitudo osilasi


keluaran dapat direduksi dengan mengurangi jurang diferensial.
Pengurangan jurang diferensial menambah nilai penghubung on-off
per menit dan mengurangi waktu hidup komponen.

Besaran jurang diferensial harus ditentukan dari pengamatan


seperti ketepatan yang diperlukan dan waktu hidup komponennya.

Kendali on-off memiliki sifat :

1. Mesin berputar dengan kecepatan penuh atau mati


2. Peralatan cepat rusak karena pada posisi hidup-mati
berulang-ulang

Page 47
Diktat Teknik Kendali
3. Tidak bisa mencapai nilai yang diinginkan hanya berosilasi
di sekitar nilai yang diinginkan

 Kontrol Proporsional (P)


Untuk kontroler dengan aksi kontrol proporsional, hubungan
antara masukan kontroler u(t) dan sinyal pembangkit kesalahan e(t)
adalah

u(t) = Kpe(t)

atau dalam besaran transformasi Laplace

U (s)
= Kp
E (s)

dengan Kp adalah suku penguatan proporsional.

Gambar 2.5. Diagram blok kontroller proporsional

Peningkatan K akan menaikkan penguatan loop dari sistem


dan dapat digunakan untuk menaikkan kecepatan respon sistem dan

Page 48
Diktat Teknik Kendali
mengurangi magnitude kesalahan-kesalahan keadaan mantap (error
steady-state). Jikalau kontrol proporsional berdiri sendiri biasanya
kurang baik, sebab kenaikan K tidak hanya membuat sistem lebih
sensitif tetapi juga cenderung tidak menstabilkan sistem.
Konsekwensinya nilai K yang mana dapat dinaikkan adalah terbatas,
dan keterbatasan ini boleh jadi tidak cukup tinggi untuk mencapai
rensponse yang diinginkan. Akibatnya pada saat dicoba untuk menset
penguatan K, maka terdapat konflik kebutuhan/keinginan. Disatu sisi
diinginkan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan (errors) sebanyak
mungkin, tetapi untuk melakukan ini menyebabkan response
berisolasi, dengan cara demikian memperpanjang setting waktu.
Sebaliknya perubahan respon dari input sebaiknya secepat mungkin.
Respon yang cepat dapat dicapai dengan menaikkan K, tetapi sekali
lagi dapat menyebabkan ketidak stabilan sistem.

Kendali Proporsional memiliki sifat :

1. Mesin berputar dengan kecepatan proporsional dengan


besarnya sinyal error
2. Keluaran tidak bisa mencapai nilai yang diinginkan karena
saat sinyal error bernilai 0 mesin mati.
3. Peralatan lebih awet dibanding pada kontrol on off karena
mesin tidak hidup-mati berulang

 Kontrol Integral (I)

Page 49
Diktat Teknik Kendali
Tujuan utama kontroller integral yaitu untuk menghilangkan
error pada keadaan mantap (steady). Pada kontroler dengan aksi kontrol
integral nilai masukan kontroler u(t) diubah pada laju proporsional dan
sinyal pembangkit kesalahan e(t). Sehingga

atau

Gambar Diagam blok kontroller integral

dengan Ki adalah konstanta yang dapat diubah.

Fungsi alih dari kontroler integral adalah

Page 50
Diktat Teknik Kendali

Jika nilai e(t) ada dua (doubel), maka nilai u(t) bervariasi dua kali secara
cepat. Untuk pembangkit kesalahan nol, nilai u(t) tetap konstan. Aksi
kontrol integral biasanya disebut kontrol reset.

 Kontrol Proporsional ditambah Integral (PI)


Aksi kontrol kontroler proporsional ditambah integral
didefinisikan dengan persamaan berikut :

atau fungsi alihnya sebagai berikut:

dengan KP penguatan proporsional dan Ti disebut waktu integral.


Keduanya KP dan Ti dapat ditentukan. Waktu integral mengatur aksi
kontrol internal, sedang perubahan nilai KP berakibat pada bagian aksi
kontrol proporsional maupun integral. Kebalikan waktu integral
disebut laju riset. Laju riset adalah bilangan yang menunjukan berapa
kali tiap menit bagian proporsional dari aksi kontrol diduplikasi. Laju

Page 51
Diktat Teknik Kendali
reset diukur dalam pengulangan per menit. Gambar di bawah
menunjukkan diagram blok kontroler proporsional ditambah integral.
Jika sinyal pembangkit kesalahan e(t) adalah fungsi langkah-unit

Gambar Diagram blok kontroler proporsional ditambah integral

Kontrol Turunan (Derivative) (D)


Aksi derivative atau laju kontrol digunakan pada kontroller untuk
mempercepat respon transient dari sistem kontrol. Aksi derivative
selalu disertai dengan kontrol proporsional. Adanya aksi derivative
pada suatu kontroller mempunyai efek penstabil phase-lead terhadap
penguatan loop kontrol.

 Kontrol Proporsional ditambah Turunan (PD)


Aksi kontrol proporsional ditambah turunan didefinisikan dengan
persamaan berikut.

Page 52
Diktat Teknik Kendali

dan fungsi alihnya adalah:

dengan KP adalah penguatan proporsional dan Td konstanta yang


disebut waktu turunan. KP dan Td keduanya dapat ditentukan. Aksi
kontrol turunan kadang kadang disebut laju kontrol dengan besaran
keluaran kontroler proporsional ke laju perubahan sinyal pembangkit
kesalahan. Waktu turunan Td adalah waktu interval dengan laju aksi
memberikan pengaruh pada aksi kontrol proporsional.

Gambar Diagram blok kontroler proporsional ditambah turunan

Gambar di atas menunjukkan diagram blok kontroler


proporsional ditambah turunan. Aksi kontrol turunan mempunyai
karakter antisipasi. Namun demikian, aksi kontrol turunan tidak dapat
mengantisipasi aksi lain yang belum pernah dilakukan.

Page 53
Diktat Teknik Kendali
Satu pihak aksi kontrol mempunyai keuntungan
mengantisipasi, tapi di pihak lain juga mempunyai kelemahan yaitu
adanya gangguan sinyal penguatan yang dapat bercampur pada
pembangkit (aktuator).

Aksi kontrol turunan tidak pernah digunakan sendiri karena


aksi kontrol ini hanya efektif selama periode transient.

 Kontrol Proporsonal ditambah Integral ditambah


Turunan (PID)
Kombinasi dari aksi kontrol proporsional, aksi kontrol
integral, dan aksi kontrol turunan disebut aksi kontrol proporsional
ditambah integral ditambah turunan. Kombinasi ini mempunyai
keuntungan dibanding masing-masing kontroler. Persamaan dengan
tiga kombinasi ini diberikan oleh :

atau fungsi alihnya

dengan KP penguatan proporsional, Ti waktu integral, dan Td waktu


turunan.

Page 54
Diktat Teknik Kendali
Berikut ditampilkan diagram blok aksi kontrol PID

E (s) U(s)

BAB VI
kestabilan

 Dinfinisi Kestabilan

Sistem adalah stabil jika tanggapan denyutnya mendekati


nol ketika waktu mendekati tak terhingga

Page 55
Diktat Teknik Kendali
Sistem adalah stabil jika setiap masukan terbatas
menghasilkan keluaran terbatas pula.

Kestabilan sebuah sistem ditentukan oleh tanggapannya


terhadap masukan atau gangguan. Secara naluriah, system yang stabil
adalah sistem yang tetap dalam keadaan diam bila tidak dirangsang
oleh sumber luar dan akan kembali diam jika semua rangsangan
dihilangkan. Kestabilan dapat didefinisikan dengan tepat dalam
pengertian tanggapan denyut suatu system.

Definisi sistem stabil bisa didasarkan atas tanggapan sistem


terhadap masukan terbatas, yaitu masukan-masukan yang besarnya
lebih keeil dari suatu harga berhingga untuk sepanjang waktu.

Penyelidikan tentang derajat kestabilan dari sebuah sistem


seringkali memberikan keterangan yang berharga mengenai tingkah
lakunya, yaitu, jika sistem stabil seberapa dekatkah sistem itu akan

Page 56
Diktat Teknik Kendali
menjadi tak stabil Hal ini merupakan konsep kestabilan .relatif.
Biasanya kestabilan relatif dinyatakan dalam pengertian dari suatu
pararneter sistem tertentu yang diijirikan di mana sistem tersebut akan
tetap stabil.

 Syarat Sistem Stabil

Suatu syarat perlu agar sistem menjadi stabil adalah bahwa


bagian-bagian nyata dari akar-akar persamaan ciri mempunyai bagian-
bagian nyata negatif.

Tanggapan denyut dari sebuah sistem tak-berubah waktu


linear terdiri dari jumlah fungsi waktu eksponensial (pangkat) yang
pangkat-pangkatnya merupakan akar dari persamaan ciri sistem
tersebut.

Dari persamaan ciri R(s) = 0 mempunyai akar-akar yang


disebut dengan kutub (poles).Suatu syarat perlu agar sistem menjadi
stabil adalah bahwa bagian-bagian nyata dari akar-akar persamaan ciri
mempunyai bagian-bagian nyata negatif atau Re(s) negatif. Hal
tersebut untuk menjamin tanggapan denyutnya (keluaran) akan susut
seeara eksponensial bersama waktu, oleh karena untuk e-t = 0 untuk t
mendekati .

Page 57
Diktat Teknik Kendali
Sebaliknya jika ada satu buah saja bagian real kutub-kutub
persamaan ciri bernilai positif maka keluaran akan tidak stabil oleh
karena keluaran akan menhasilkan et =  untuk t mendekati .

 Analysis Kestabilan System menggunakan Methode


Routh

o Transfer function dari suatu sistem loop tertutup


berbentuk :

o Hal pertama  memfaktorkan A(s)

o A(s) : persamaan karakteristik

o Pemfaktoran polinomial dengan orde lebih dari 2


cukup sulit, sehingga digunakan

Page 58
Diktat Teknik Kendali
o Kriteria Kestabilan Routh

o Kriteria kestabilan Routh memberi informasi ada


tidaknya akar positif pada persamaan karakterisitik
bukan nilai akar tersebut

 Prosedur Analysis Kestabilan System menggunakan


Methode Routh

1. Tulis persamaan karakteristik sistem dalam bentuk


polinomial s :

a0 s n  a1s n 1  ...  an 1s  an  0

2. Semua koefisien persamaan karakteristik harus positif.


Jika tidak, sistem tidak stabil.

3. Jika semua koefisien positif, susun koefisien polinomial


dalam baris dan kolom dengan pola:

sn a0 a2 a4 a6 .
s n 1 a1 a3 a5 a7 .
s n2 b1 b2 b3 b4 .
s n 3 c1 c2 c3 c4 .
s n4 d1 d2 d3 d4 .
. . .
. . .
. . .
s2 e1 e2
s1 f1
s0 g1

Page 59
Diktat Teknik Kendali

 Proses ini diteruskan sampai baris ke-n secara lengkap.


Susunan lengkap dari koefisien berbentuk segitiga.
 Syarat perlu dan syarat cukup agar sistem stabil (memenuhi
kriteria kestabilan Routh)

o Koefisien persamaan karakteristik semua positif (jika


semua negatif maka masing – masing ruas dikalikan minus
1 sehingga hasilnya positif)

o Semua suku kolom pertama pada tabel Routh


mempunyai tanda positif.
Jika ada nilai nol lihat pada bagian “kondisi khusus”

Latihan

Contoh 1

Terapkan kriteria kestabilan Routh untuk :

a0 s 3  a1s 2  a2 s  a3  0

Dengan semua koefisien positif. Susunan koefisien menjadi

s3 a0 a2
s2 a1 a3
a1a2  a0 a3
s1
a
Page160
s0 a3
Diktat Teknik Kendali

Syarat agar semua akar mempunyai bagian real negatif diberikan :

a1a2 > aoa3

o Bila salah satu suku kolom pertama dalam suatu baris adalah
nol, maka suku nol ini diganti dengan bilangan positif ε yang
sangat kecil.

Contoh 2

s3 + 2s2 + s + 2 = 0

Susunan koefisiennya :

s3 1 1
s2 2 2
s1 0
s0 2
# Bila tanda koefisiennya sama, berarti terdapat pasangan akar
imajiner pada sistem. Pada persamaan di atas ada akar di ± J

o Bila tanda koefisien (ε) berlawanan, berarti ada akar positif


persamaan karakteristik.

Contoh 3

Page 61
Diktat Teknik Kendali
s3 – 3 s + 2 = (s – 1)2 (s + 2) = 0

Susunan koefisiennya adalah

s3 1 -3

berubah tanda s2 0≈ε 2

s1 -3 – (2/ ε)
berubah tanda
s0 2

# Terdapat dua perubahan tanda koefisien di kolom pertama,


berarti ada dua akar positif di pers. karakteristik. Sesuai
dengan persamaan awalnya  sistem tidak stabil

 Keadaan Khusus

o Jika semua koefisien pada suatu baris adalah nol maka


koefisien itu menunjukkan

 akar – akar besaran yang sama tapi letaknya


berlawanan

o Penyelesaian : menggantinya dengan turunan suku banyak


pembantu  P(s)

 P(s) berasal dari suku pada baris sebelumnya

Page 62
Diktat Teknik Kendali
Contoh 4

s5 + 2s4 + 24s3 + 48s2 – 25s – 50 = 0

Susunan koefisiennya adalah

s5 1 24 -25

s4 2 48 -50  Suku banyak pembantu


P(s)

s3 0 0

Susunan koefisiennya adalah

s5 1 24 -25

s4 2 48 -50  Suku banyak pembantu P(s)

s3 0 0

P(s) = 2s4 + 48s2 – 500

dP(s)/ds = 8s3 + 96s

Sehingga susunan koefisiennya:

s5 1 24 -25

Page 63
Diktat Teknik Kendali
s4 2 48 -50

s3 8 96  Koefisien dari dP(s)/ds

s2 24 -50

s1 112,7 0

s0 -50

# Ada satu perubahan tanda, berarti ada satu akar positif.


Sistem tidak stabil.

o Tinjau sistem berikut

o Fungsi alih loop tertutup

C ( s) K

R( s) s( s  s  1)( s  2)  K
2

o Persamaan karakteristik

Page 64
Diktat Teknik Kendali

s 4  3s 3  3s 2  2s  K  0

o Susunan koefisien

s4 1 3 K
s3 3 2 0
s2 7
3 K
s1 2 K9
7

s0 K

# Untuk kestabilan, K harus positif dan semua koefisien pada


kolom pertama harus positif. Oleh karena itu,

14/9 > K > 0

DAFTAR pustaka

1. Katsuhiko Ogata, 1970, Modern Control Engineering ,


Prentice Hall inc. Englewood Cliffs, N.J.

2. Distefano, JJ, Ph.D., Stubberud, AR, Ph.D., dan


Williams, IJ., Ph.D., Sistem Pengendalian dan Umpan
Balik, Seri Buku Schaum, Teori dan Soal, Terjemahan,
Airlangga, Surabaya, Indonesia,

3. Ogata, Katsuhiko., 1996, Teknik Kontrol Automatik,


Jilid I, Edisi ke dua, Erlangga, Surabaya, Indonesia.

Page 65
Diktat Teknik Kendali

Page 66
Diktat Teknik Kendali

Page 67

Anda mungkin juga menyukai