Assalamu’alaikum wr.wb.
Mata Kuliah Teknik Kendali adalah mata kuliah wajib 2 sks dengan kode mata kuliah
TMU 462 pada semester 4 di Program Studi Teknik Mesin. Dengan mengikuti mata kuliah ini
diharapkan mahasiswa menguasai analisis dasar sistem kendali yang meliputi: sistem kendali
umpan balik, model matematik, blok diagram, alih bentuk Laplace, fugsi alih, dan kestabilan.
Disamping menguasai analisis sistem kendali mahasiswa diharapkan juga mampu memahami
pengendalian di industri yang meliputi : Kendali On-Off, kendali proporsional, kendali integral
serta kendali proporsional-integral untuk proses pengendalian panas, mekanika, listrik, dan fluida.
Diktat Teknik Kendali disusun dalam rangka mendukung pencapaian kompetensi yang
diharapkan pada mata kuliah Teknik Kendali
Banyak kekurangan yang ada pada diktat sederhana ini, oleh karenanya masukan dari
pembaca akan sangat berguna bagi penyempurnaan diktat kuliah ini.
Wassalamualaikum wr.wb.
Pengantar
BAB I Pendahuluan…………………………………...…..4
Daftar Pustaka
Page 2
Diktat Teknik Kendali
BAB I
PENDAHULUAN
Aplikasi sistem pengendalian tidak hanya mencakup bidang keteknikan, melainkan juga
menyangkut ilmu biologi dan ilmu sosial. Dimensi-dimensi tambahan ini telah menciptakan begitu
banyak masalah baru sehingga analisis dan perancangan sistem sesungguhnya telah menjadi
sebuah ilmu tersendiri.
Titik berat utama dalam teknologi pengendalian modern adalah pengembangan model-
model matematis untuk berbagai sistem fisis. Instrumen matematis dipergunakan untuk
mempermudah memahami serta menganalisis sistem fisis .
Page 3
Diktat Teknik Kendali
BAB II
Kendali Manual, Otomatis,
Loop Terbuka & Loop Tertutup
Page 4
Diktat Teknik Kendali
Meski flexible kendali manual memiliki kelemahan pada rendahnya tingkat presisi dan akurasi.
Berbeda dengan kendali manual kendali otomatis lebih akurat dan presisi meskipun
konsekwensinya tidak flexibel .
Sistem Kontrol Loop Terbuka (open-loop control system) : adalah sistem kontrol yang
keluarannya tidak berpengaruh pada aksi pengendalian.
Page 5
Diktat Teknik Kendali
Aplikasi
Gambar kendaliplikasi
6a-6c. Contoh loop terbuka antara loop
system control lain :tertutup
b. Setrika listrik
c. Kipas angin
d. Mesin Cuci
Page 7
Diktat Teknik Kendali
BAB III
Model Matematik Sistem Fisik
Dan respon sistem
Pada analisis dan desain sistem kendali, diperlukan permodelan sistem fisis. Model fisis ini
harus dapat menggambarkan karakteristik sistem tersebut secara memadai. Dari model fisis
diturunkan model matematis. Model matematis diartikan sebagai hubungan matematik yang
menghubungkan keluaran sistem dengan masukannya. Model matematis diperoleh dari
hukumhukum fisis sistem yang bersangkutan seperti dinamika sistem mekanis yang dimodelkan
dengan hokum Newton, dinamika sistem elektrik dimodelkan dengan hukumhukum Kirchoff, ohm
dll.
Model matematik adalah deskripsi matematik dari system yang dinyatakan dalam bentuk
hubungan matematik dari Input dan Output sistem.
Pada sistem mekanik untuk mencari persamaan karakteristik system banyak menggunakan
Hukum Newton.
Gerakan Translasi: ΣF = m a
Gerakan Rotasi: Στ = J α
dengan :
Contoh:
Page 8
Diktat Teknik Kendali
Persamaan karakteristik : F = kx
Rodagigi n1 diputar oleh torsi Τ1, menghasilkan torsi Τ2 pada Roda gigi n2
J1
= = :=n T2
n1
Speed conversion
n := gear ratio J2
T2
T11 = T22
Energy /power
conservation
n2
=
Torque conversion
= = T2 = J2J2n
J1n2 J2 J1 = n2 J2
F1 A
∑MA = 0
F1 x l 1 = F2 x l 2
F2 =
f
Page 9
y(t)
Diktat Teknik Kendali
∑Fy = 0
- F1 + f =0
F1
F1 = f
Latihan
Pada sistem elektrik untuk mencari persamaan karakteristik system banyak menggunakan
Hukum-hukum pada rangkaian listrik. Hukum ohm, persamaan tegangan Kirchoff, dan
arus Mesh
Resistor
iR R
Model matematik :
VR
VR(t) = IR(t).R
Kapasitor
Page 10
Diktat Teknik Kendali
Ic C Model matematik :
VC Vc(t) = ∫ (t)dt
Induktor
L
Model matematik :
IL
VL(t) =
VL
Latihan
Sebuah rangkaian listrik terdiri dari komponen RLC dengan tegangan input V i dan
tegangan output Vo ditampilkan dalam gambar berikut :
R L
Vi Vo
Respon sistem atau tanggapan sistem adalah perubahan perilaku output terhadap
perubahan sinyal input. Respon sistem berupa kurva ini akan menjadi dasar untuk menganalisa
karakteristik system selain menggunakan persamaan/model matematika. Bentuk kurva respon
sistem dapat dilihat setelah mendapatkan sinyal input. Sinyal input yang diberikan untuk
mengetahui karakteristis system disebut sinyal test. Ada 3 tipe input sinyal test yang digunakan
untuk menganalisa system dari bentuk kurva response:
Page 11
Diktat Teknik Kendali
Salah satu cara untuk mendapatkan respon system pada system dinamik adalah dengan terlebih
dahulu mentransformasi persamaan karakteristik pada domain t menjadi persamaan aljabar biasa
pada domain s. Instrumen transformasi yang banyak digunakan adalah transformasi Laplace.
Model matematik sistem dalam bentuk aljabar biasa ini lebih sederhana dan mudah dikelola
dengan kaidah aljabar untuk mendapatkan respon sistem ketika menerima input. Setelah
manipulasi model matematik dalam domain s , persamaan karakteristik ditransformasi Laplace
balik (invers Laplace) ke domain t. Parameter input kemudian di masukkan ke dalam persamaan
untuk mendapatkan respon sistem.
L(f(t))
Laplace Domain
Algebraic
Differential Algebraic
Equation Equation Equation
Algebraic f(s)
f(t) f(s)
Manipulation
Time Domain
Non
Differential
Equation f(t)
-1
L (F(s))
Latihan
Transformasi Laplace
Jawab:
Page 12
Diktat Teknik Kendali
Jawab
Latihan
maka:
Jawab
Page 13
Diktat Teknik Kendali
Page 14
Diktat Teknik Kendali
Domain frekuensi (frequency response)
Ketika input sebuah sistem berubah secara tiba-tiba, keluaran atau output membutuhkan
waktu untuk merespon perubahan itu. Bentuk respon transient atau peralihan bisa
digambarkan seperti berikut:
Fasa peralihan ini kemudian akan berhenti pada nilai dikisaran input/target dimana selisih
nilai akhir dengan target disebut steady state error. Jika dengan input atau gangguan yang
diberikan pada fasa transient kemudian tercapai output steady state maka dikatakan sistem ini
stabil. Jika sistem tidak stabil, output akan meningkat terus tanpa batas sampai sistem merusak diri
sendiri atau terdapat rangkaian pengaman yang memutus sistem.
Sensitifitas sistem
adalah perbandingan antara persentase perubahan output dengan persentase perubahan input.
Perubahan pada input bisa normal atau ada gangguan dimana parameter proses akan berubah
Page 15
Diktat Teknik Kendali
seiring dengan usia, lingkungan, kesalahan kalibrasi dsb. Pada sistem siklus tertutup tidak
terlalu sensitif terhadap hal ini karena adanya proses monitoring balik/feedback. Kondisi
sebaliknya terjadi pada sistem siklus terbuka. Pemilihan sistem siklus terbuka harus
memperhatikan spesifikasi beban dan kapasitas sistem.
Klasifikasi Respon Sistem
Berdasarkan sinyal bentuk sinyal uji yang digunakan, karakteristik respon sistem dapat
diklasifikasikan atas dua macam, yaitu:
o Karakteristik Respon Waktu (Time Respons),
Adalah karakteristik respon yang spesifikasi performansinya didasarkan pada pengamatan
bentuk respon output sistem terhadap berubahnya waktu. Secara umum spesifikasi
performansi respon waktu dapat dibagi atas dua tahapan pengamatan, yaitu;
Spesifikasi Respon Transient, adalah spesifikasi respon sistem yang diamati mulai
saat terjadinya perubahan sinyal input/gangguan/beban sampai respon masuk dalam
keadaan steady state. Tolak ukur yang digunakan untuk mengukur kualitas respon
transient ini antara lain; rise time, delay time, peak time, settling time, dan %
overshoot.
Spesifikasi Respon Steady State, adalah spesifikasi respon sistem yang diamati
mulai saat respon masuk dalam keadaan steady state sampai waktu tak terbatas (dalam
praktek waktu pengamatan dilakukan saat TS t 5TS). Tolok ukur yang digunakan
untuk mengukur kualitas respon steady state ini antara lain; %eror steady state baik
untuk eror posisi, eror kecepatan maupun eror percepatan
Page 16
Diktat Teknik Kendali
o Karakteristik Respon Impulsa (Impuls Respon)
Adalah karakteristik sistem yang didapatkan dari spesifikasi respon output terhadap
masukan impulsa.
Menguji Respon System
Salah satu cara untuk menguji dan menganalisa suatu sistem adalah dengan memberikan
suatu sinyal uji (test signal) sebagai masukan dan mengamati serta menganalisa keluarannya.
Berbagai sinyal masukan dapat digunakan untuk keperluan analisa yang berbeda-beda. Jika sistem
yang digunakan untuk keperluan masukan dengan kenaikan gradual sepanjang waktu, maka
digunakan sinyal uji fungsi ramp. Sinyal fungsi step digunakan untuk menguji keandalan terhadap
gangguan luar, dsb.
Contoh 1 :
r(t) = 1 ;
R(s) = L [ r(t) ] =
Page 17
Diktat Teknik Kendali
C(s) = .
= -
= C(t) = 1- e-t/T
Contoh 2.
r(t) = t ;
R(s) = L [ r(t) ] =
C(s) = .
Page 18
Diktat Teknik Kendali
= -
= C(t) = t- T + Te-t/T
BAB IV
DIAGRAM BLOK
Pengertian
Suatu penyajian bergambar dari fungsi yang dilakukan oleh tiap komponen sistem dan aliran
sinyalnya.
Fungsi
Bentuk
X(s) Y(s)
G(s) Page 19
Diktat Teknik Kendali
R(s) E(s)
C(s)
Gangguan N(s)
Page 20
Diktat Teknik Kendali
-Tulis Fungsi alih setiap elemen sistem
-Tampilkan fungsi alih setiap elemen dalam blok yang sesuai
-Rakit semua elemen menjadi diagram blok lengkap
Contoh :
R
ei C eo
i
Elemen 2
Elemen 1 setiap elemen pada system tersebut adalah :
Persamaan karakteristik
Elemen 1
i =
Elemen 2
Elemen 1
L [ ]
I(s) =
Ei(s) I(s)
E0(s)
Page 21
Diktat Teknik Kendali
Elemen 2
L [ = ]
E0(s) =
I(s) E0(s)
Ei(s) E0(s)
Mengingat fungsi alih merupakan persamaan aljabar pada domain s maka penyederhanaan
diagram blok dapat dilakukan dengan menggunakan kaidah aljabar. Penyederhanaan dilakukan
dengan cara memindahkan titik cabang dan titik penjumlahan, saling menukar titik
penjumlahan, dan kemudian menyederhanakan loop umpan balik di dalamnya. Di bawah ini
ditampilkan table kaidah aljabar untuk diagram blok :
Page 22
Diktat Teknik Kendali
Page 23
Diktat Teknik Kendali
Contoh 1.
Page 24
Diktat Teknik Kendali
Page 25
Diktat Teknik Kendali
Contoh 2
Contoh 3
Contoh 4
Page 26
Diktat Teknik Kendali
Contoh 5
Page 27
Diktat Teknik Kendali
BAB V
Page 28
Diktat Teknik Kendali
Aksi Kendali
dalam industri
Berikut enam aksi kontrol dasar yang biasa digunakan pada kontroler analog industri: aksi
kontrol dua posisi atau on-off, proporsional (P), integral (I), proporsional ditambah integral (PI),
proporsional ditambah turunan (derivative) (PD) dan proporsional ditambah integral ditambah
turunan (PID). Karakteristik dasar berbagai aksi kontrol sangat penting bagi ahli kontrol untuk
memilih yang terbaik dan paling cocok untuk penggunaannya.
Ambil sinyal keluaran dan kontroler u(t) tetap pada salah satu nilai maksimum atau
minimum tergantung apakah sinyal pembangkit kesalahan positif atau negatif, sehingga,
dengan U1 dan U2 konstan. Nilai minimum U2 biasanya nol atau –U1. Kontroler dua posisi
umumnya merupakan perangkat listrik dan sebuah katup yang dioperasikan dengan selenoida.
Kontroler pneumatik proporsional dengan penguatan yang sangat tinggi beraksi sebagai kontroler
dua posisi dan kadang kadang disebut kontroler pneumatik dua posisi.
Page 29
Diktat Teknik Kendali
Gambar (a) Diagram blok kontroler on-off; (b) diagram blok kontroler on-off dengan jurang
diferensial
Gambar di atas menunjukkan diagram blok kontroler dua posisi. Daerah dengan sinyal
pembangkit kesalahan yang digerakkan sebelum terjadi switching disebut jurang diferensial
(differential gap). Jurang diferensial. Suatu jurang diferensial menyebabkan keluaran kontroler u(t)
tetap pada nilai awal sampai sinyal pembangkit kesalahan telah bergerak mendekati nilai nol.
Dalam beberapa kasus jurang diferensial terjadi sebagai akibat adanya penghalang yang tidak
dikehendaki dan gerakan yang hilang, sering juga hal ini dimaksudkan untuk mencegah operasi
yang berulang-ulang dan mekanisme on-off.
Tinjau sistem kontrol tingkat cairan pada Gambar di bawah digunakan untuk mengontrol
laju aliran masuk. Katup ini bisa dalam posisi terbuka atau tertutup. Dengan sistem kontrol dua
posisi ini, laju aliran masuk dapat positif, tetap, atau nol.
Seperti pada Gambar di bawah, sinyal keluaran secara terus-menerus bergerak antara dua
batas yang diperlukan untuk membuat elemen pembangkit bergerak dari satu posisi ke posisi
lainnya. Perhatikan bahwa kurva keluaran berikut mengikuti satu dan dua kurva eksponensial, satu
berhubungan dengan kurva pengisian dan satu kurva pengosongan. Osilasi keluaran antara dua
batas merupakan karakteristik tanggapan khusus dari sistem kontrol dua posisi.
Page 30
Diktat Teknik Kendali
h(t)
Differential gap
0 t
Dari Gambar di atas diketahui bahwa amplitudo osilasi keluaran dapat direduksi dengan
mengurangi jurang diferensial. Pengurangan jurang diferensial menambah nilai penghubung on-off
per menit dan mengurangi waktu hidup komponen.
Besaran jurang diferensial harus ditentukan dari pengamatan seperti ketepatan yang
diperlukan dan waktu hidup komponennya.
Kendali on-off memiliki sifat :
1. Mesin berputar dengan kecepatan penuh atau mati
2. Peralatan cepat rusak karena pada posisi hidup-mati berulang-ulang
3. Tidak bisa mencapai nilai yang diinginkan hanya berosilasi di sekitar nilai yang
diinginkan
u(t) = Kpe(t)
= Kp
Page 31
Diktat Teknik Kendali
Gambar 2.5. Diagram blok kontroller proporsional
Peningkatan K akan menaikkan penguatan loop dari sistem dan dapat digunakan untuk
menaikkan kecepatan respon sistem dan mengurangi magnitude kesalahan-kesalahan keadaan
mantap (error steady-state). Jikalau kontrol proporsional berdiri sendiri biasanya kurang baik,
sebab kenaikan K tidak hanya membuat sistem lebih sensitif tetapi juga cenderung tidak
menstabilkan sistem. Konsekwensinya nilai K yang mana dapat dinaikkan adalah terbatas, dan
keterbatasan ini boleh jadi tidak cukup tinggi untuk mencapai rensponse yang diinginkan.
Akibatnya pada saat dicoba untuk menset penguatan K, maka terdapat konflik
kebutuhan/keinginan. Disatu sisi diinginkan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan (errors)
sebanyak mungkin, tetapi untuk melakukan ini menyebabkan response berisolasi, dengan cara
demikian memperpanjang setting waktu. Sebaliknya perubahan respon dari input sebaiknya
secepat mungkin. Respon yang cepat dapat dicapai dengan menaikkan K, tetapi sekali lagi dapat
menyebabkan ketidak stabilan sistem.
atau
Page 32
Diktat Teknik Kendali
Jika nilai e(t) ada dua (doubel), maka nilai u(t) bervariasi dua kali secara cepat. Untuk pembangkit
kesalahan nol, nilai u(t) tetap konstan. Aksi kontrol integral biasanya disebut kontrol reset.
dengan KP penguatan proporsional dan Ti disebut waktu integral. Keduanya KP dan Ti dapat
ditentukan. Waktu integral mengatur aksi kontrol internal, sedang perubahan nilai K P berakibat
pada bagian aksi kontrol proporsional maupun integral. Kebalikan waktu integral disebut laju riset.
Laju riset adalah bilangan yang menunjukan berapa kali tiap menit bagian proporsional dari aksi
kontrol diduplikasi. Laju reset diukur dalam pengulangan per menit. Gambar di bawah
menunjukkan diagram blok kontroler proporsional ditambah integral. Jika sinyal pembangkit
kesalahan e(t) adalah fungsi langkah-unit
Page 33
Diktat Teknik Kendali
dengan KP adalah penguatan proporsional dan Td konstanta yang disebut waktu turunan. KP dan Td
keduanya dapat ditentukan. Aksi kontrol turunan kadang kadang disebut laju kontrol dengan
besaran keluaran kontroler proporsional ke laju perubahan sinyal pembangkit kesalahan. Waktu
turunan Td adalah waktu interval dengan laju aksi memberikan pengaruh pada aksi kontrol
proporsional.
Gambar di atas menunjukkan diagram blok kontroler proporsional ditambah turunan. Aksi
kontrol turunan mempunyai karakter antisipasi. Namun demikian, aksi kontrol turunan tidak dapat
mengantisipasi aksi lain yang belum pernah dilakukan.
Page 34
Diktat Teknik Kendali
Satu pihak aksi kontrol mempunyai keuntungan mengantisipasi, tapi di pihak lain juga
mempunyai kelemahan yaitu adanya gangguan sinyal penguatan yang dapat bercampur pada
pembangkit (aktuator).
Aksi kontrol turunan tidak pernah digunakan sendiri karena aksi kontrol ini hanya efektif
selama periode transient.
E (s) U(s)
Page 35
Diktat Teknik Kendali
BAB VI
kestabilan
Dinfinisi Kestabilan
Sistem adalah stabil jika tanggapan denyutnya mendekati nol ketika waktu
mendekati tak terhingga
Sistem adalah stabil jika setiap masukan terbatas menghasilkan keluaran
terbatas pula.
Kestabilan sebuah sistem ditentukan oleh tanggapannya terhadap masukan atau gangguan.
Secara naluriah, system yang stabil adalah sistem yang tetap dalam keadaan diam bila tidak
dirangsang oleh sumber luar dan akan kembali diam jika semua rangsangan dihilangkan.
Kestabilan dapat didefinisikan dengan tepat dalam pengertian tanggapan denyut suatu system.
Page 36
Diktat Teknik Kendali
Definisi sistem stabil bisa didasarkan atas tanggapan sistem terhadap masukan terbatas,
yaitu masukan-masukan yang besarnya lebih keeil dari suatu harga berhingga untuk sepanjang
waktu.
Suatu syarat perlu agar sistem menjadi stabil adalah bahwa bagian-bagian nyata dari akar-
akar persamaan ciri mempunyai bagian-bagian nyata negatif.
Tanggapan denyut dari sebuah sistem tak-berubah waktu linear terdiri dari jumlah fungsi
waktu eksponensial (pangkat) yang pangkat-pangkatnya merupakan akar dari persamaan ciri
sistem tersebut.
Dari persamaan ciri R(s) = 0 mempunyai akar-akar yang disebut dengan kutub
(poles).Suatu syarat perlu agar sistem menjadi stabil adalah bahwa bagian-bagian nyata dari akar-
akar persamaan ciri mempunyai bagian-bagian nyata negatif atau Re(s) negatif. Hal tersebut untuk
menjamin tanggapan denyutnya (keluaran) akan susut seeara eksponensial bersama waktu, oleh
karena untuk e-t = 0 untuk t mendekati .
Sebaliknya jika ada satu buah saja bagian real kutub-kutub persamaan ciri bernilai positif
maka keluaran akan tidak stabil oleh karena keluaran akan menhasilkan et = untuk t mendekati
.
Page 37
Diktat Teknik Kendali
o Pemfaktoran polinomial dengan orde lebih dari 2 cukup sulit, sehingga digunakan
o Kriteria kestabilan Routh memberi informasi ada tidaknya akar positif pada
persamaan karakterisitik bukan nilai akar tersebut
2. Semua koefisien persamaan karakteristik harus positif. Jika tidak, sistem tidak stabil.
3. Jika semua koefisien positif, susun koefisien polinomial dalam baris dan kolom dengan
pola:
Page 38
Diktat Teknik Kendali
Proses ini diteruskan sampai baris ke-n secara lengkap. Susunan lengkap dari koefisien
berbentuk segitiga.
Syarat perlu dan syarat cukup agar sistem stabil (memenuhi kriteria kestabilan Routh)
o Koefisien persamaan karakteristik semua positif (jika semua negatif maka masing –
masing ruas dikalikan minus 1 sehingga hasilnya positif)
o Semua suku kolom pertama pada tabel Routh mempunyai tanda positif.
Jika ada nilai nol lihat pada bagian “kondisi khusus”
Latihan
Contoh 1
o Bila salah satu suku kolom pertama dalam suatu baris adalah nol, maka suku nol ini diganti
dengan bilangan positif ε yang sangat kecil.
Contoh 2
s3 + 2s2 + s + 2 = 0
Page 39
Diktat Teknik Kendali
Susunan koefisiennya :
# Bila tanda koefisiennya sama, berarti terdapat pasangan akar imajiner pada sistem. Pada
persamaan di atas ada akar di ± J
o Bila tanda koefisien (ε) berlawanan, berarti ada akar positif persamaan karakteristik.
Contoh 3
s3 – 3 s + 2 = (s – 1)2 (s + 2) = 0
s3 1 -3
s1 -3 – (2/ ε)
berubah tanda
s0 2
# Terdapat dua perubahan tanda koefisien di kolom pertama, berarti ada dua akar positif di
pers. karakteristik. Sesuai dengan persamaan awalnya à sistem tidak stabil
Keadaan Khusus
o Jika semua koefisien pada suatu baris adalah nol maka koefisien itu menunjukkan
Contoh 4
Page 40
Diktat Teknik Kendali
s5 + 2s4 + 24s3 + 48s2 – 25s – 50 = 0
s5 1 24 -25
s3 0 0
s5 1 24 -25
s3 0 0
s5 1 24 -25
s4 2 48 -50
s2 24 -50
s1 112,7 0
s0 -50
Page 41
Diktat Teknik Kendali
o Persamaan karakteristik
o Susunan koefisien
s4 1 3 K
s3 3 2 0
s2 7
3 K
s1 2 K9
7
0
s K
# Untuk kestabilan, K harus positif dan semua koefisien pada kolom pertama harus
positif. Oleh karena itu,
DAFTAR pustaka
1. Katsuhiko Ogata, 1970, Modern Control Engineering , Prentice Hall inc. Englewood
Cliffs, N.J.
2. Distefano, JJ, Ph.D., Stubberud, AR, Ph.D., dan Williams, IJ., Ph.D., Sistem Pengendalian
dan Umpan Balik, Seri Buku Schaum, Teori dan Soal, Terjemahan, Airlangga, Surabaya,
Indonesia,
3. Ogata, Katsuhiko., 1996, Teknik Kontrol Automatik, Jilid I, Edisi ke dua, Erlangga,
Surabaya, Indonesia.
Page 42
Diktat Teknik Kendali
Page 43