Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMAHAMAN DAN PENERAPAN HUKUM ISLAM

Disusun oleh:
KELOMPOK 8
1. Muhammad Ali Akbar (1902220028)
2. Ahmad Saleh (1902220002)
3. Angga Sepriadi (1902220046)
Dosen Pengampu:
Madi Apriadi S.Pd.I., M.Pd
UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG
JURUSAN TEKNIK MESIN
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah


memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan
kesehatan sehingga kami mampu menyelesaikan makalah mata
kuliah Pendidikan Agama Islam yang berjudul “Pemahaman dan Penerapan
Hukum Islam” ini. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada
Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama
Islam di program studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tridinanti
Palembang. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Madi Apriadi S.Pd.I., M.Pd selaku dosen pembimbing
mata kuliah Pendidikan Agama Islam dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

i|Pendidikan Agama Islam


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 1
D. Manfaat Penulisan ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2


A. Pengertian Hukum Islam........................................................................................... 2
B. Sumber-Sumber Hukum Islam ............................................................................... 3-4
C. Ruang Lingkup Hukum Islam .................................................................................. 4-5
D. Prinsip-Prinsip Hukum Islam .................................................................................. 5-6
E. Fungsi Hukum Islam Dalam Kehidupan Bermasyarakat ............................................. 6
F. Kontribusi Umat Islam Dalam Perundang-Undangan Di Indonesia ............................. 7

BAB III KESIMPULAN .......................................................................... 8-11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 12

ii | P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jika kita berbicara tentang hukum, yang terlintas dalam pikiran kita adalah
peraturan-peraturan atau seperangkat norma yang mengatur tingkah laku manusia dalam
suatu masyarakat, yang dibuat dan ditegakkan oleh penguasa atau manusia itu sendiri
seperti hukum adat, hukum pidana dan sebagainya.
Berbeda dengan sistem hukum yang lain, hukum Islam tidak hanya merupakan hasil
pemikiran yang dipengaruhi oleh kebudayaan manusia di suatu tempat pada suatu massa
tetapi dasarnya ditetapkan oleh Allah melalui wahyunya yang terdapat dalam Al-Qur’an dan
dijelaskan oleh Nabi Muhammad sebagai rasulnya melalui sunnah beliau yang terhimpun
dalam kitab hadits. Dasar inilah yang membedakan hukum Islam secara fundamental
dengan hukum yang lain.
Adapun konsepsi hukum Islam, dasar dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah.
Hukum tersebut tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan benda
dalam masyarakat, tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia
dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam bermasyarakat, dan
hubungan manusia dengan benda serta alam sekitarnya.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari hukum Islam?
2. Apa sajakah sumber-sumber hukum Islam?
3. Bagaimana ruang lingkup hukum Isalam sebagai bagian dari agama Islam di
Indonesia?
4. Bagaimana kontribusi umat Islam dalam perundang-undangan di Indonesia?
5. Apa fungsi hukum Islam dalam kehidupan masyarakat?
6. Apa sajakah prinsip-prinsip hukum Islam?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman dan
menjelaskan tentang penerapan hukum Islam di Indonesia.

D. Manfaat Penulisan
Sebagai bahan yang dapat memberikan suatu wawasan bagi kita agar dapat
memahami lebih jauh tentang hukum Islam serta penerapan-penerapannya.

1|Pendidikan Agama Islam


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Islam
Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya yang kini
terdapat dalam Al Qur’an dan dijelaskan oleh nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya melalui
Sunnah beliau yang kini terhimpun dengan baik dalam kitab-kitab hadits. Juga dapat
diartikan sebagai hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama Islam. Yang diatur
tidak hanya hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat, manusia dengan
benda dan alam semesta, tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan.

Perkataan hukum yang dipergunakan sekarang dalam bahasa Indonesia berasal dari
kata hukum dalam bahasa arab. Artinya, norma atau kaidah yakni ukuran, patokan,
pedoman yang diperguanakan untuk menilai tingkah laku atau perbuatan manusia dan
benda. Hubungan antara perkataan hukum dalam bahasa Indonesia tersebut diatas dengan
hukum dalam pengertian norma dalam bahasa arab itu memang erat sekali. Setiap
peraturan, apapun macam dan sumbernya mengandung norma atau kaidah sebagai intinya.
Dalam ilmu hukum Islam kaidah itu disebut hukum. Itulah sebabnya maka didlam perkataan
sehari-hari orang berbicara tentang hukum suatu benda atau perbuatan. Yang dimaksud,
seperti telah disebut diatas, adalah patokan, tolak ukur, kaidah atau ukuran mengenai
perbuatan atau benda itu (Mohammad Daud Ali, 1999:39).

Dalam islam, hukum islam dikenal sebagai sya’riat. Sya’riat menurut asal katanya
berarti jalan menuju mata air, Dari asal kata tersebut sya’riat Islam berarti jalan yang lurus
ditempuh seorang muslim. Menurut istilah, Sya’riat berarti aturan atau undang-undang
yang diturunkan Allah untuk mengatur seluruh aspek kehidupan manusia sebagai hamba
Allah, individu, warga, dan subyek alam semesta. Sya’riat merupakan landasan fiqih. Pada
prinsipnya syari’at adalah wahyu Allah yang terdapat dalam al- Quran dan sunah Rasulullah.
Syari’at bersifat fundamental, mempunyai lingkup lebih luas dari fiqih, berlaku abadi dan
menunjukkan kesatuan dalam islam. Sedangkan fiqih adalah pemahaman manusiayang
memenuhi syarat tentang sya’riat. Oleh karena itu lingkupnya terbatas pada hukum yang
mengatur perbuatan manusia, dan karena merupakan hasil karya manusia maka ia tidak
berlaku abadi, dapat berubah dari masa ke masa dan dapat berbeda dari tempat yang lain.
Hal ini terlihat pada aliran-aliran yang disebut dengan mazhab. Oleh karena itu fiqih
menunjukkan keragaman dalam hukum Islam. (Mohammad Daud Ali, 1999:45-46).

Sebagai sistem hukum, hukum Islam tidak boleh dan tidak dapat disamakan dengan
sistem hukum yang lain yang pada umumnya berasal dari kebiasaan masyarakat dan hasil
pemikiran manusia dan budaya manusia pada suatu saat di suatu masa. Berbeda dengan
sistem hukum yang lain, hukum Islam tidak hanya merupakan hasil pemikiran yang
dipengaruhi oleh kebudayaan manusia di sutu tempat tapi dasarnya ditetapka oleh Allah
melalui wahyu-Nya yang kini terdapat dalam Al-Quran yang dijelaskan oleh nabi
Muhammad sebagai rasul –Nya melalui sunnah beliau yang kini terhimpun dalam kitab-kitab
hadits. Dasar inilah yang membedakan hukum islam secara fundamental dengan hukum-
hukum lain yang semata-mata lahir dari kebiasaan dan hasil pemikiran dan perbuatan
manusia.

2|Pendidikan Agama Islam


B. Sumber-Sumber Hukum Islam
1. Al Qur’an (‫)القرآن‬

Adalah kitab suci umat islam. Kitab tersebut diturunkan kepada nabi terakhir, yaitu
nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril. Al-qur’an memuat banyak sekali kandungan.
Kandungan-kandungan tersebut berisi perintah, larangan, anjuran, ketentuan, dan
sebagainya.
Al-qur’an menjelaskan secara rinci bagaimana seharusnya manusia menjalani
kehidupannya agar tercipta masyarakat yang madani. Oleh karena itulah, Al-Qur’an menjadi
landasan utama untuk menetapkan suatu hukum.

2. As Sunnah (Al-Hadits)

Sunnah dalam Islam mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah
menjalani hidupnya atau garis-garis perjuangan / tradisi yang dilaksanakan oleh Rasulullah.
Sunnah merupakan sumber hukum kedua dalam Islam, setelah Al-Quran. Narasi atau
informasi yang disampaikan oleh para sahabat tentang sikap, tindakan, ucapan dan cara
Rasulullah disebut sebagai hadits. Sunnah yang diperintahkan oleh Allah disebut
Sunnatullah.

3. Ijma’ (‫)إجماع‬

Adalah kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum dalam agama
berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dalam suatu perkara yang terjadi. Ijma' terbagi menjadi
dua:

 Ijma' Qauli, yaitu suatu ijma' di mana para ulama' mengeluarkan pendapatnya
dengan lisan ataupun tulisan yang meneangkan persetujuannya atas pendapat
mujtahid lain di masanya.
 Ijma' Sukuti, yaitu suatu ijma' di mana para ulama' diam, tidak mengatakan
pendapatnya. Diam di sini dianggap menyetujui.

4. Taklid atau Taqlid (‫)تقليد‬


Adalah mengikuti pendapat orang lain tanpa mengetahui sumber atau alasannya.

5. Mazhab (‫مذهب‬,)

Menurut para ulama dan ahli agama Islam, yang dinamakan mazhab adalah metode
(manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian, kemudian orang yang
menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang jelas batasan-batasannya, bagian-
bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah.

3|Pendidikan Agama Islam


6. Qiyas

Menggabungkan atau menyamakan artinya menetapkan suatu hukum suatu perkara


yang baru yang belum ada pada masa sebelumnya namun memiliki kesamaan dalah sebab,
manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara terdahulu sehingga dihukumi sama.
Dalam Islam, Ijma dan Qiyas sifatnya darurat, bila memang terdapat hal hal yang ternyata
belum ditetapkan pada masa-masa sebelumnya

7. Bid‘ah (‫)بدعة‬

Dalam agama Islam berarti sebuah perbuatan yang tidak pernah diperintahkan
maupun dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW tetapi banyak dilakukan oleh masyarakat
sekarang ini. Hukum dari bidaah ini adalah haram. Perbuatan dimaksud ialah perbuatan
baru atau penambahan dalam hubungannya dengan peribadatan dalam arti sempit (ibadah
mahdhah), yaitu ibadah yang tertentu syarat dan rukunnya.

8. Istihsan (‫)استحسان‬

Adalah kecenderungan seseorang pada sesuatu karena menganggapnya lebih baik, dan ini
bisa bersifat lahiriah (hissiy) ataupun maknawiah; meskipun hal itu dianggap tidak baik oleh
orang lain.

C. Ruang Lingkup Hukum Islam


Hukum islam baik dalam pengertian syari’at maupun fiqih dibagi menjadi dua bagian
besar, yakni bidang ibadah dan muamalah. Ibadah artinya menghambakan diri kepada Allah
dan merupakan tugas hidup manusia. Ketentuannya telah diatur secara pasti oleh Allah dan
dijelaskan oleh Rasul-Nya. Dengan demikian tidak mungkin adanya perubahan dalam hukum
dan tata caranya, yang mungkin berubah hanyalah penggunaan alat-alat modern dalam
pelaksanaannya. Adapun mu’amalat adalah ketetapan Allah yang langsung mengatur
kehidupan sosial manusia meski hanya pada pokok-pokoknya saja. Oleh karena itu sifatnya
terbuka untuk dikembangkan melalui ijtihad.
Hukum islam tidak membedakan dengan tajam antara hukum perdata dan hukum
publik seperti halnya dalam hukum barat. Hal ini disebabkan karena menurut hukum islam
pada hukum perdata ada segi-segi publik dan begitu pula sebaliknya. Dalam hukum Islam
yang disebutkan hanya bagian-bagiannya saja.

Menurut H. M. Rasjidi bagian-bagian hukum islam adalah


1. Munakahat yakni hukum yang mengatur segala sesuatu yang mengenai
perkawinan, perceraian, serta akibat-akibatnya.
2. Wirasah mengatur segala masalah yang menyangkut tentang warisan. Hukum
kewarisan ini juga disebut faraid.
3. Muamalah dalam arti khusus, yakni hukum yang mengatur masalah kebendaan
dan tata hubungan manusia dalam soal ekonomi.
4. Jinayat (‘ukubat) yang menuat aturan-aturan mengenai perbuatan yang diancam
dengan baik dalam bentuk jarimah hudud (bentuk dan batas hukumannya sudah ditentukan
dalam Alqur’an dan hadis) maupun jar h ta’zir (bentuk dan batas hukuman ditentukan
penguasa).

4|Pendidikan Agama Islam


5. Al Ahkam as-sulthaniyah yakni hukum yang mengatur urusan pemerintahan,
tentara, pajak, dan sebagainya.
6. Siyar adalah hukum yang mengatur perang, damai, tata hubungan dengan negara
dan agama lain.
7. Mukahassamat mengatur peradilan, kehakiman, dan hukum acara. (H. M. Rasjidi,
1980: 25-26)

Dari hal-hal yang sudah dikemukakan di atas, jelas bahwa hukum islam itu luas,
bahkan bidang-bidang tersebut dapat dikembangkan masing-masing spesifikasinya lagi.

D. Prinsip-Prinsip Hukum Islam

Dalam hukum Islam memuat prinsip-prinsip sebagai titik tolak pelaksanaan


ketetapan-ketetapan Allah yang berkaitan dengan mukallaf, baik yang berbentuk perintah,
larangan maupun pilihan-pilihan.
Diantara prinsip-prinsip hukum Islam menurut Juhaya S. Praja sebagai berikut :

1. Prinsip Tauhid
Tauhid adalah prinsip umum hukum Islam. Prinsip ini menyatakan bahwa semua
manusia ada dibawah satu ketetapan yang sama, yaitu ketetapan tauhid yang dinyatakan
dalam kalimat La’ilaha Illa Allah (Tidak ada tuhan selain Allah). Prinsip ini ditarik dari firman
Allah SWT QS. Ali Imran Ayat 64. Berdasarkan atas prinsip tauhid ini, maka pelaksanaan
hukum Islam merupakan ibadah. Dalam arti perhambaan manusia dan penyerahan dirinya
kepada Allah sebagai maniprestasi kesyukuran kepada-Nya. Dengan demikian tidak boleh
terjadi setiap mentuhankan sesama manusia dan atau sesama makhluk lainnya. Pelaksanaan
hukum Islam adalah ibadah dan penyerahan diri manusia kepada keseluruhan kehendak-
Nya.
Berdasarkan prinsip tauhid ini melahirkan azas hukum Ibadah, yaitu Azas kemudahan
atau meniadakan kesulitan. Dari azas hukum tersebut terumuskan kaidah-kaidah hukum
ibadah sebagai berikut: Al-ashlu fii al-ibadati tuqifu wal ittiba’: yaitu pada pokoknya ibadah
itu tidak wajib dilaksanakan, dan pelaksanaan ibadah itu hanya mengikuti apa saja yang
diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.

2. Prinsip Amar Makruf Nahi Mungkar


Hukum Islam digerakkan untuk merekayasa umat manusia untuk menuju tujuan
yang baik dan benar yang dikehendaki dan ridho Allah dan menjauhi hal yang dibenci Allah.

3. Prinsip Keadilan
Keadilan dalam bahasa Salaf adalah sinonim al-mizan atau keseimbangan. Kata
keadilan dalam al-Qur’an kadang samakan dengan al-qist. Pembahasan keadilan pada
umumnya berkonotasi dalam penetapan hukum atau kebijaksanaan raja. Akan
tetapi, keadilan dalam hukum Islam meliputi berbagai aspek. Prinsip keadilan ketika
dimaknai sebagai prinsip moderasi, menurut Wahbah Az-Zuhaili bahwa perintah Allah
ditujukan bukan karena esensinya, sebab Allah tidak mendapat keuntungan dari ketaatan
dan tidak pula mendapatkan kemadaratan dari perbuatan maksiat manusia. Namun
ketaatan tersebut hanyalah sebagai jalan untuk memperluas prilaku dan cara pendidikan
yang dapat membawa kebaikan bagi individu dan masyarakat.

5|Pendidikan Agama Islam


4. Prinsip Kebebasan
Prinsip kebebasan dalam hukum Islam menghendaki agar agama atau hukum Islam
disiarkan tidak berdasarkan paksaan, tetapi berdasarkan penjelasan, demontrasi,
argumentasi. Kebebasan yang menjadi prinsip hukum Islam adalah kebebasan dalam arti
luas yang mencakup berbagai macamnya, baik kebebasan individu maupun kebebasan
komunal. Keberagama dalam Islam dijamin berdasarkan prinsip tidak ada paksaan dalam
beragama.

5. Prinsip Persamaan
Prinsip persamaan yang paling nyata terdapat dalam Konstitusi Madinah (al-
Shahifah), yakni prinsip Islam menentang perbudakan dan penghisapan darah manusia atas
manusia. Prinsip persamaan ini merupakan bagian penting dalam pembinaan dan
pengembangan hukum Islam dalam menggerakkan dan mengontrol sosial, tapi bukan
berarti tidak pula mengenal stratifikasi sosial seperti komunis.

6. Prinsip Saling Tolong Menolong


Prinsip ini memiliki makna saling membantu antar sesama manusia yang diarahkan
sesuai prinsip tauhid, terutama dalam peningkatan kebaikan dan ketakwaan.

7. Prinsip Toleransi
Prinsip toleransi yang dikehendaki Islam adalah toleransi yang menjamin tidak
terlanggarnya hak-hak Islam dan umatnya , tegasnya toleransi hanya dapat diterima apabila
tidak merugikan agama Islam.

Dari prinsip-prinsip tersebut, perlu kita pahami bahwa hukum Islam dapat
menciptakan masyarakat Rabbani.

E. Fungsi Hukum Islam dalam Kehidupan Bermasyarakat


Peranan hukum islam dalam masyarakat sebenarnya cukup banyak , namun dalam
pembahasan ini hanya akan dikemukakan peranan utamanya saja, yakni sebagai berikut :

 Fungsi Ibadah. Fungsi Utama hukum Islam adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.
 Fungsi amar Ma’ruf Nahi Mungkar. Hukum Islam mengatur kehidupan manusia sehingga
dapat menjadi kontrol sosial. Dari fungsi inilah dapat dicapai tujuan hukum islam, yakni
mendatangkan kemaslahatan (manfaat) dan menghindarkan kemadharatan (sia-sia) baik di
dunia maupun di akhirat.
 Fungsi zawajir. Adanya sanksi hukum mencerminkan fungsi hukum islam sebagai sarana
pemaksa yang melindungi umat dari segala perbuatan yang membahayakan.
 Fungsi tanzim wa islah al-ummah. Sebagai sarana untuk mengatur sebaik mungkin dan
memperlancar interaksi sosial. Keempat fungsi tersebut tidak terpisahkan melainkan saling
berkaitan. (Ibrahim Hosen, 1996:90)

6|Pendidikan Agama Islam


F. Kontribusi Umat Islam Dalam Perundang-Undangan Di Indonesia
Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan hukum di Indonesia
nampak jelas setelah Indonesia merdeka. Sebagai hukum yang tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat, hukum Islamtelah menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia yang
mayoritas beragama Islam. Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan hukum
pada akhir-akhir ini semakin nampak jelas dengan dibuatnya beberapa peraturan
perundang-undangan yang berkaitan denga hukum Islam, seperti misalnya Undang-undang
Republik Indonesia Nomor. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan; Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan tanah Milik; Undang-undang Republik Indonesia
nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama; Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991
Tentang Kompilasi Hukum Islam; dan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
1999 Tentang Pengelolaan Zakat.

7|Pendidikan Agama Islam


BAB III
KESIMPULAN
Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya yang
kini terdapat dalam Al Qur’an dan dijelaskan oleh nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya
melalui Sunnah beliau yang kini terhimpun dengan baik dalam kitab-kitab hadits atau
hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama islam.

Berbeda dengan sistem hukum yang lain, hukum Islam tidak hanya merupakan hasil
pemikiran yang dipengaruhi oleh kebudayaan manusia di sutu tempat tapi dasarnya
ditetapka oleh Allah melalui wahyu-Nya yang kini terdapat dalam Al-Quran yang dijelaskan
oleh nabi Muhammad sebagai rasul –Nya melalui sunnah beliau yang kini terhimpun dalam
kitab-kitab hadits. Dasar inilah yang membedakan hukum islam secara fundamental dengan
hukum-hukum lain yang semata-mata lahir dari kebiasaan dan hasil pemikiran dan
perbuatan manusia.

Adapun sumber-sumber hukum islam adalah sebagai berikut :

1. Al-Quran (‫)القرآن‬

Al-qur’an menjelaskan secara rinci bagaimana seharusnya manusia menjalani


kehidupannya agar tercipta masyarakat yang madani. Oleh karena itulah, Al-Qur’an menjadi
landasan utama untuk menetapkan suatu hukum.

2. As Sunnah (Al-Hadits)
Sunnah dalam Islam mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah
menjalani hidupnya atau garis-garis perjuangan / tradisi yang dilaksanakan oleh Rasulullah.
Sunnah merupakan sumber hukum kedua dalam Islam, setelah Al-Quran.

3. Ijma’ (‫)إجماع‬

Merupakan kesepakatan para Ulama dalam menetapkan suatu hukum berdasarkan


Al-Quran dan Hadits terhadap suatu perkara yang terjadi. Ijma’ terbagi menjadi 2 yaitu :

 Ijma' Qau li, yaitu suatu ijma' di mana para ulama' mengeluarkan pendapatnya
dengan lisan ataupun tulisan yang meneangkan persetujuannya atas pendapat
mujtahid lain di masanya.
 Ijma' Sukuti, yaitu suatu ijma' di mana para ulama' diam, tidak mengatakan
pendapatnya. Diam di sini dianggap menyetujui.

4. Taklid atau Taqlid (‫)تقليد‬


Adalah mengikuti pendapat orang lain tanpa mengetahui sumber atau alasannya.

5. Mazhab (‫مذهب‬,)
Mazhab adalah metode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan
penelitian, kemudian orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang jelas
batasan-batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah.

8|Pendidikan Agama Islam


6. Qiyas
Menggabungkan atau menyamakan artinya menetapkan suatu hukum suatu perkara
yang baru yang belum ada pada masa sebelumnya namun memiliki kesamaan dalah sebab,
manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara terdahulu sehingga dihukumi sama.

7. Bid‘ah (‫)بدعة‬
Dalam agama Islam berarti sebuah perbuatan yang tidak pernah diperintahkan
maupun dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW tetapi banyak dilakukan oleh masyarakat
sekarang ini. Hukum dari bidaah ini adalah haram.

8. Istihsan (‫)استحسان‬
Adalah kecenderungan seseorang pada sesuatu karena menganggapnya lebih baik,
dan ini bisa bersifat lahiriah (hissiy) ataupun maknawiah; meskipun hal itu dianggap tidak
baik oleh orang lain.

Menurut H. M. Rasjidi bagian-bagian hukum islam adalah :


1. Munakahat yakni hukum yang mengatur segala sesuatu yang mengenai
perkawinan, perceraian, serta akibat-akibatnya.
2. Wirasah mengatur segala masalah yang menyangkut tentang warisan. Hukum
kewarisan ini juga disebut faraid.
3. Muamalah dalam arti khusus, yakni hukum yang mengatur masalah kebendaan
dan tata hubungan manusia dalam soal ekonomi.
4. Jinayat (‘ukubat) yang menuat aturan-aturan mengenai perbuatan yang diancam
dengan baik dalam bentuk jarimah hudud (bentuk dan batas hukumannya sudah ditentukan
dalam Alqur’an dan hadis) maupun jar h ta’zir (bentuk dan batas hukuman ditentukan
penguasa).
5. Al Ahkam as-sulthaniyah yakni hukum yang mengatur urusan pemerintahan,
tentara, pajak, dan sebagainya.
6. Siyar adalah hukum yang mengatur perang, damai, tata hubungan dengan negara
dan agama lain.
7. Mukahassamat mengatur peradilan, kehakiman, dan hukum acara. (H. M. Rasjidi,
1980: 25-26)

Hukum Islam memuat prinsip-prinsip sebagai titik tolak pelaksanaan ketetapan-


ketetapan Allah yang berkaitan dengan mukallaf, baik yang berbentuk perintah, larangan
maupun pilihan-pilihan.
Diantara prinsip-prinsip hukum Islam menurut Juhaya S. Praja sebagai berikut :

1. Prinsip Tauhid
Prinsip ini menyatakan bahwa semua manusia ada dibawah satu ketetapan yang
sama, yaitu ketetapan tauhid yang dinyatakan dalam kalimat La’ilaha Illa Allah (Tidak ada
tuhan selain Allah). Prinsip ini ditarik dari firman Allah SWT QS. Ali Imran Ayat 64.
Berdasarkan atas prinsip tauhid ini, maka pelaksanaan hukum Islam merupakan ibadah.
Prinsip tauhid ini melahirkan azas hukum Ibadah, yaitu Azas kemudahan atau
meniadakan kesulitan. Dari azas hukum tersebut terumuskan kaidah-kaidah hukum ibadah
sebagai berikut: Al-ashlu fii al-ibadati tuqifu wal ittiba’: yaitu pada pokoknya ibadah itu tidak
wajib dilaksanakan, dan pelaksanaan ibadah itu hanya mengikuti apa saja yang
diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.

9|Pendidikan Agama Islam


2. Prinsip Amar Makruf Nahi Mungkar
Hukum Islam digerakkan untuk merekayasa umat manusia untuk menuju tujuan
yang baik dan benar yang dikehendaki dan ridho Allah dan menjauhi hal yang dibenci Allah.

3. Prinsip Saling Tolong Menolong


Prinsip ini memiliki makna saling membantu antar sesama manusia yang diarahkan
sesuai prinsip tauhid, terutama dalam peningkatan kebaikan dan ketakwaan.

4. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan ketika dimaknai sebagai prinsip moderasi, menurut Wahbah Az-
Zuhaili bahwa perintah Allah ditujukan bukan karena esensinya, sebab Allah tidak mendapat
keuntungan dari ketaatan dan tidak pula mendapatkan kemadaratan dari perbuatan
maksiat manusia. Namun ketaatan tersebut hanyalah sebagai jalan untuk memperluas
prilaku dan cara pendidikan yang dapat membawa kebaikan bagi individu dan masyarakat.

5. Prinsip Kebebasan
Kebebasan yang menjadi prinsip hukum Islam adalah kebebasan dalam arti luas yang
mencakup berbagai macamnya, baik kebebasan individu maupun kebebasan komunal.
Keberagaman dalam Islam dijamin berdasarkan prinsip tidak ada paksaan dalam beragama.

6. Prinsip Persamaan
Prinsip persamaan ini merupakan bagian penting dalam pembinaan dan
pengembangan hukum Islam dalam menggerakkan dan mengontrol sosial, tapi bukan
berarti tidak pula mengenal stratifikasi sosial seperti komunis.

7. Prinsip Toleransi
Prinsip toleransi yang dikehendaki Islam adalah toleransi yang menjamin tidak
terlanggarnya hak-hak Islam dan umatnya , tegasnya toleransi hanya dapat diterima apabila
tidak merugikan agama Islam.

Peranan hukum islam dalam masyarakat sebenarnya cukup banyak , namun dalam
pembahasan ini hanya akan dikemukakan peranan utamanya saja, yakni sebagai berikut :

 Fungsi Ibadah. Fungsi Utama hukum Islam adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.
 Fungsi amar Ma’ruf Nahi Mungkar. Hukum Islam mengatur kehidupan manusia sehingga
dapat menjadi kontrol sosial.
 Fungsi zawajir. Adanya sanksi hukum mencerminkan fungsi hukum islam sebagai sarana
pemaksa yang melindungi umat dari segala perbuatan yang membahayakan.
 Fungsi tanzim wa islah al-ummah. Sebagai sarana untuk mengatur sebaik mungkin dan
memperlancar interaksi sosial.

10 | P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan hukum pada akhir-akhir ini
semakin nampak jelas dengan dibuatnya beberapa peraturan perundang-undangan yang
berkaitan denga hukum Islam, seperti misalnya :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan tanah Milik
3. Undang-undang Republik Indonesia nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama
4. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam
5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat.

11 | P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
DAFTAR PUSTAKA
http://mangihot.blogspot.com/2017/02/pengertian-dan-sumber-hukum-
islam.html

https://www.wajibbaca.com/2019/02/sumber-hukum-islam.html

http://pusathukumislam.blogspot.com/2016/09/hukum-islam-dan-prinsip-
prinsipnya.html

http://garuda-bangsa.blogspot.com/2012/10/hukum-islam-di-indonesia-dan-
kontribusi.html

12 | P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m

Anda mungkin juga menyukai