Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TEKNIK PENGATURAN

Untuk memenuhi tugas matakuliah Teknik Pengaturan

Disusun oleh :
NAMA : MIRDAD
NIM : 202001007
JURUSAN : TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS YUPPENTEK INDONESIA


TANGERANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Tangeang, 01 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii


DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah .................................................................................................. 2
BAB II Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split ........................................................... 4
2.1 Pengertian Secara Umum Tentang Sistem Kontrol Otomatis ................................ 4
2.2 Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split ............................................................... 7
2.3 Komponen-Komponen Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split .......................... 9
2.4 Prinsip dan Proses Kerja Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split ...................... 13
KESIMPULAN.............................................................................................................. 14
3.1 Hasil Analisa Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split ....................................... 14
3.2 Kesimpulan dan Saran ....................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sistem kontrol atau kendali saat ini mulai bergeser pada otomatisasi sistem kontrol
yang menuntut penggunaan komputer, sehingga campur tangan manusia dalam
pengontrolan sangat kecil. Bila dibandingkan dengan pengerjaan secara manual, sistem
peralatan yang dikendalikan oleh komputer akan memberikan keuntungan dalam hal
efisiensi, keamanan, dan ketelitian. Kemampuan komputer, baik perangkat keras
(hardware) maupun perangkat lunak (software), dapat dimanfaatkan untuk berbagai
aplikasi pengendalian, seperti pengendalian suhu.
Pendingin ruangan atau AC (Air Conditioner) memiliki banyak sekali variasi,
fungsi, dan bentuk, yang dalam hal ini disesuaikan pada bentuk dan kapasitas besarnya
ruangan yang akan menggunakan fasilitas pendingin ruangan tersebut. Salah satunya
adalah pendingin ruangan atau AC yang menggunakan sistem otomatis, dalam hal
inisudah menggunakan remote control dalam mengatur suhu atau temperatur ruangan yang
dikehendaki. Akan tetapi, pada kebanyakan pendingin ruangan atau AC, saklar on/off
dinyalakan secara manual melalui tombol pada remote.Sehingga temperatur standart yang
diinginkan berubah-ubah karena adanya keinginan tiap individu dan aktivitas individu
yang keluar masuk ruangan tersebut.Dengan alat pengontrol ini dapat menghidupkan dan
mematikan AC secara otomatis, sehingga dapat menghemat daya listrik yang dipakai pada
ruangan tersebut.
Dengan kata lain nantinya dapat menghemat pengeluaran biaya beban yang
disebabkan konsumsi penggunaan AC yang tidak efisien tersebut.Atas dasar alasan inilah,
penulis membuat sebuah sistem ON- OFF AC (Air Conditioner) berbasis mikrokontroler
ATMega16 pada ruang dengan monitoring via web. Sistem ini menggunakan
mikrokontroler ATMega16 sebagai pengendaliutama. Sebagai input, digunakan sensor
suhuLM35. LCD 16x2 (M1632) digunakan sebagai display untuk menampilkan hasil
pembacaan suhu ruang. Sebagai pembanding atas pem- bacaan suhu ruang dengan sensor
suhu LM35, digunakan termometer analog.

1.2 Maksud dan Tujuan


1. Untuk mengetahui tentang sistem kontrol otomatis pada AC Split
1
2. Untuk mengetahui komponen dalam sistem kontrol otomatis pada AC Split
3. Untuk mengetahui cara kerja sistem kontrol otomatis pada AC Split

1.3 Batasan Masalah


Dalam makalah ini, penulis membatasi masalah dengan cakupan materi sebagai
berikut :
1. Sensor LM35 sebagai pendeteksi suhu dalam sistem otomatisasi AC (Air Conditioner)
2. MikrokontrolerATMega16 sebagai pusat pengendali masukan dan keluaran dalam
sistemotomatisasi AC (Air Conditioner)
3. Komunikasi serial dan pemrograman mikrokontrolerATMega16untuk system
otomatisasi AC (Air Conditioner)

2
BAB II
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA AC SPLIT

2.1. Pengertian Sistem Kontrol Otomatis


Sistem Kontrol adalah seperangkat komponen yang saling
berhubungan/dihubungkan sedemikian sehingga mampu memerintah, mengarahkan, atau
mengatur dirinya sendiri atau sistem/proses yang lain.
Kontrol automatic atau yang dikenal dengan sistem pengendalian otomatis
(automatic control system) merupakan level ke 2 dalam hirarki sistem otomasi..Dalam
sistem otomasi kegiatan pengontrolan dan monitoring yang biasa dilakukan manusia bisa
digantikan perannya dengan menerapkan prinsip otomasi. Kegiatan kontrol yang dilakukan
secara berulang-ulang, kekurang presisi-an manusia dalam membaca data, serta resiko
yang mungkin timbul dari sistem yang dikontrol semakin menguatkan kedudukan
alat/mesin untuk melakukan pengontrolan secara otomatis.

Pengendalian otomatis (automatic control) dan piranti-piranti pengontrol otomatis


dalam perkembangannya merupakan suatu disiplin ilmu sendiri yang disebut control
engineering, control system engineering. Dengan berkembangnya teknologi komputer dan
jaringan dimana konsep sistem otomasi dapat diwujudkan, ditambah dengan suatu
kecerdasan melalui program yang ditanamkan dalam sistem tersebut , maka akan semakin
meringankan tugas-tugas manusia. Derajat otomasi yang makin tinggi akan mengurangi
peranan dan meringankan tugas-tugas manusia dalam pengontrolan suatu proses.

Beberapa contoh sistem pengaturan proses-proses pada industri modern seperti:


1. Sebagai pengontrol tekanan
2. Sebagai pengontrol temperature
3. Sebgai pengontrol kelembaban
4. Sistem aliran dalam proses industri

Mathematical tools/alat matematis yang digunakan antara lain:


 Penyelesaian permasalahan dengan persamaan deferensial dan integral
 Transformasi Laplace dan variable-variable kompleks.
3
 Transformasi z untuk pengaturan diskrit
 Dan berbagai tools dan konsep yang lebih advanced seperti fuzzy logic, neural
network control system dll.

Sistem pengendalian digolongkan menjadi 2 yaitu :


1. Sistem Pengendalian “Untai Terbuka” (Open loop system ), adalah sustu system
yang tindakan pengendaliannya bebas dari keluarannya.
2. Sistem Pengendalian “Untai Tertutup”(Closed Loop System ), adalah suatu system
yang tindakan pengendalianya tergantung pada keluarannya.

2.1.1. Sistem Kendali Loop Terbuka


Sistem Kendali Loop Terbuka adalah suatu sistem kendali yang keluarannya tidak
akan berpengaruh terhadap aksi kendali. Sehingga keluaran sistem tidak dapat diukur dan
tidak dapat digunakan sebagai perbandingan umpan balik dengan masukan. Jadi pada
setiap masukan akan didapatkan suatu kondisi operasi yang tetap. Sedangkan ketelitiannya
akan tergantung pada kalibrasi. Dalam prakteknya sistem kendali loop terbuka dapat
digunakan jika hubungan output dan inputnya diketahui serta tidak adanya gangguan
internal dan eksternal.

Gambar 1.1 .Sistem Kendali Loop Terbuka

2.1.2. Sistem Kendali Loop Tertutup

4
Gambar 1.2 Sistem Kendali Loop Tertutup

Sistem kendali loop tertutup adalah suatu sistem yang keluarannya berpengaruh
langsung terhadap aksi kendali. Yang berupaya untuk mempertahankan keluaran sehingga
sama bahkan hampir sama dengan masukan acuan walaupun terdapat gangguan pada
sistem. Jadi sistem ini adalah sistem kendali berumpan balik, dimana kesalahan penggerak
adalah selisih antara sinyal masukan dan sinyal umpan balik (berupa sinyal keluaran dan
turunannya) yang diteruskan ke pengendali / controller sehingga melakukan aksi terhadap
proses untuk memperkecil kesalahan dan membuat agar keluaran mendekati harga yang
diingankan.
Contoh sistem kendali loop tertutup:
a. Sistem Kendali Loop Tertutup Manual

Gambar 1.3 Sistem Kendali Loop Tertutup Manual dari Sistem Termal
b. Sistem Kendali Loop Tertutup Otomatis dari Sistem Termal

5
Gambar 1.4 Sistem Kendali Loop Tertutup Otomatis dari Sistem Termal

Gambar 1.5 Sistem Kendali Modern dari Sistem boiler untuk generator

2.2 Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split


AC atau Air Conditioning merupakan mesin pendingin yang sistem kerjanya
berdasarkan siklus refrigerasi kompresi uap. Dimana dalam siklus ini menggunakan
refrigerant sebagai fluida kerja untuk mendinginkan sebuah ruangan. Siklus refrigerasi
6
kompresi uap ini menggunakan empat komponen yang berperan penting dalam proses
kerjanya, diantaranya yaitu : kompressor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator.
Prinsip kerja siklus refrigerasi kompresi uap dapat dijelaskan dengan gambar 1.6 berikut
ini:

Gambar 1.6 Siklus Refrigerant

Gambar 1.7 Gambaran skematis siklus refrigerasi termasuk


perubahan tekanannya

Udara dari ruangan diserap evaporator untuk di alirkan menuju ke kompresor.


Dikompresor refrigeran yang berupa gas dikompresi untuk dinaikkan tekanannya sehingga
gas yang awalnya bertekanan rendah menjadi gas yang bertekanan tinggi dan temperatur
yang tinggi. Refrigerant gas yang bertekanan tinggi ini kemudian dialirkan menuju ke
kondensor untuk didinginkan dan diubah menjadi cairan yang bertekanan rendah.
Refrigerant kemudian memasuki katub ekspansi, dimana tekanan refrigerant turun drastis
ke tingkat yang lebih rendah dan temperatur yang lebih rendah. Refrigerant yang sudah
7
berupa uap bertekanan rendah dan bertemperatur rendah ini kemudian memasuki
evaporator untuk didistribusikan keruangan yang dikondisikan.

2.3 Komponen-Komponen Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split


2.3.1. Sensor Suhu LM35
LM35 merupakan salah satu jenis integrated circuit temperature sensor atau IC
sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis berupa suhu menjadi besaran elektris
tegangan. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan
jikadibandingkan dengan sensor suhu yang lain. Selain itu, sensor ini juga mempunyai
keluaran impedansi yang rendah dan linearitas yang tinggi sehingga dapat
denganmudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan
penyetelanlanjutan. LM35 memiliki koefisien sebesar 10 m Volt/°C yang berarti bahwa
setiap perubahan suhu sebesar 1° C, akan terjadi perubahan tegangan sebesar 10 m Volt.

Gambar 1.8 Sensor Suhu LM35

IC LM35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar karena
ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperatur ruang.
Jangkauan (range) sensor mulai dari -55oC sampai dengan 150oC. IC LM35 dapat dialiri
arus 60 mA dari supply sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari
0° C di dalam suhu ruangan.

2.3.2. Infrared Transceiver


Infrared transceiver adalah sistem yang terdiri atas infrared transmitter dan
receiver transmitter. Sinar infrared atau sinar infra merah merupakan sinar yang tak
nampak. Sinar inframerah merupakan sinar elektromagnetik dengan panjang gelombang
antara 700 nm sampai dengan 1 mm. Dengan panjang gelombang ini, sinar inframerah tak
akan nampak oleh mata namun radiasi panas yang dipancarkan masih dapat dirasakan.
Komunikasi infra merah dilakukan dengan menggunakan dioda infra merah sebagai
pemancar dan modul penerima sebagai penerimanya. Sinyal yang dipancarkan oleh

8
pengirim (transmitter) dan diterim aoleh penerima (receiver), kemudian dikodekan sebagai
sebuah paket data biner. Proses modulasi dilakukan dengan mengubah kondisi logika 0 dan
1 menjadi kondisi ada dan tidak ada sinyal carrier inframerah yang berkisar antara 30 KHz
sempai dengan 40 KHz.

2.3.3. Relay
Relay adalah saklar elektronik yang didasarkan atas elektrik dan mekanik. Kontrol
elektrik diterapkan untuk mendapatkan gerakan mekanik. Sebagai elektrik adalah
komponen yang dikendalikan oleh arus.
Pada dasarnya, relay terdiri dari lilitan kawat pada suatu inti besi lunak berubah
dari magnet yang menarik atau menolak suatu pegas sehingga kontak pun menutup atau
membuka. Ada banyak tipe relay yang kontruksinya juga berbeda tergantung jenis
kontaknya.

Gambar 1.9 Simbol Relay

Berdasarkan gambar 1.9 maka ada beberapa jenis relay yang dibedakan menurut
kontaknya.
1. Relay SPST (Single Pole SingleThrough)
Relay dengan satu induk saklar dengan satu saluran kontak (normally closed).
2. Relay DPST (Double Pole SingleThrough)
Sama seperti SPST tetapi mempunyai dua buah saklar terpisah yang bekerjanya
serentak/bersamaan dan satu saluran kontak (normally closed) untuk tiap saklar.
3. Relay SPDT (Single Pole Double Through)
Merupakan relay yang mempunyai satu induk saklar untuk menghubungkan dua saluran
kontak (normally closed dan normally open) yang dihubung bergantian.
4. Relay DPDT (Double Pole Double Through)
Sama seperti SPDT tetapi mempunyai dua buah saklar terpisah yang bekerja serentak
dan dua saluran kontak (normally closed dan normally open) untuk tiap saklar.

2.3.4. Mikrokontroler AVR ATMega16


9
ATMega16 berbasis pada arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing), di
mana satu instruksi dapat dieksekusi dalam satu clock, dan dapat mencapai 1 MIPS
(Million Instruction Per Second) per MHz. Mikrokontroler ATMega16 memiliki keistime-
waan dibanding jenis mikrokontroler AT89C51, AT89C52, AT80S51, dan AT89S52
yaitu pada mikrokontroler ATMega16 memiliki port input ADC 8 channel 10
bit.Mikrokontroler ATMega16 memiliki 40 pin kaki dengan konfigurasi sebagai berikut.

Gambar 2.0. Konfigurasi pin mikrokontroler ATMega16

Fitur yang tersedia dalam mikrokontrolerATMega16, yaitu :


1. Frekuensi clock maksimum 16 MHz.
2. Jalur I/O 32 buah, yang terbagi dalam portA, port B, port C, dan port D.
3. Analogto Digital Converter (ADC) 10bit sebanyak 8 input.
4. Timer/counter sebanyak 3 buah.
5. CPU 8 bit yang terdiri dari 32 register.
6. Watch dog timer dengan osilat orinternal.
7. SRAM internal sebesar 1 Kbyte.
8. Memori flash sebesar 8 Kbyte dengan kemampuan read while write.
9. Interrupt internal maupun eksternal.
10. Port komunikasi SPI (Serial Pheripheral Interface)
11. EEPROM (Electrically Erasable Program- mable Read Only Memory) sebesar 512
byte yang dapat deprogram saat operasi.
12. Analog komparator.
13. Komunikasi serial standar USART dengan kecepaatan maksimal 2,5 Mbp.
10
2.3.5. LCD (Liquid Crystal Display) M1632
LCD M1632 merupakan modul LCD dengan tampilan 16x2 baris yang terdiri dari
dua bagian. Bagian pertama merupakan panel LCD sebagai media penampil informasi
berbentuk huruf maupun angka.LCD ini dapat menampung dua baris, dimana makosing-
masing baris dapat menampung 16 karakter. Bagian kedua merupakan sistem yang
dibentuk dengan mikrokontroler, yang ditempelkan di balik panel LCD. Bagian
iniberfungsi mengatur tampilan informasi serta berfungsi mengatur komunikasi LCD
M1632 dengan mikrokontroler.
Konfigurasi pin LCD M1632 dapat dilihat pada gambar 2.1.

Berikut adalah karakteristik dari LCD M1632 (16x2)


1. Tampilan 16 karakter 2 baris.
2. ROM pembangkit karakter 192 jenis.
3. RAM pembangkit karakter 8 jenis (di- program pemakai).
4. RAM data tampilan 80 x 8 bit (8 karakter).
5. Duty ratio 1/16.
6. RAM data tampilan dan RAM pembangkit karakter dapat dibaca dari unit mikro-
prosesor.
7. Beberapa fungsi perintah antara lain adalah penghapusan tampilan (display clear),
posisi krusor awal (crusor home), tampilan karakter kedip (display character
blink), penggeseran krusor (crusor shift) dan penggeseran tampilan (display shift).
8. Rangkaian pembangkit detak (clock).
9. Rangkaian otomatis reset saat daya dinyalakan.
10. Catu daya tunggal +5 volt.

2.4 Prinsip dan Proses Kerja Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split
Sebelum aktif atau mendapat inputan, rangkaian berada dalam kondisi standby.
Sensor suhu tetap bekerja meski tanpa inputan berupa password. Hal ini karena sensor
suhu LM35 hanya perlu inputan berupa power supply untuk dapat bekerja.

11
Sistem otomatisasi AC dikendalikan melalui remote control.Otomatisasi AC hanya
befungsi untuk menghidupkan dan mematikan AC saja (mengendalikan tombol ON/OFF
pada remote AC). Sistem ON-OF AC (Air Conditioner) ini menggunakan range suhu
antara 20° C sampai dengan 28°C. Ketika suhu ruang terdeteksi oleh sensor suhu lebih
dari 28°C, maka mikrokontroler akan memberikan instruksi kepada remote control untuk
meng-aktifkan AC. Sebaliknya, ketika suhu ruang kurang dari 20° C, maka mikrokontroler
akan memberikan instruksi kepada remote control untuk menonaktifkan AC.
Hasil pembacaan suhu ruang oleh sensor suhu kemudian ditampilkan di LCD 16x2
(M1632) danweb. Oleh karena itu, melalui web, suhu dapat dimonitoring secara online.
Selain menampilkan suhu ruang pada saat itu, AC juga dapat dikendalikan melalui web
(ON/OFF melalui web).

12
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Hasil Analisa Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split


Pengujian dari makalah ini dilakukan dengan objek manusia sebagai masukan
sensor dan lampu pijar 23 W/220 Vac sebagai plant pengganti mesin AC (Air
Conditioner). Pengujian dilakukan pada : jarak jangkauan sensor, Lamanya Objek berada
dalam ruangan, Motor stepper untuk half step dan full step. Berikut adalah hasil
pengujiannya.
3.1.1 Pengujian Jarak Jangkauan Sensor
Pada pengujian jarak jangkauan sensor ini dilakukan pada jarak objek antara 1
meter sampai 12 meter. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Jarak Objek Output Sensor (Volt)
Keterangan
(Meter) P1 P2 P3
1 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
2 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
3 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
4 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
5 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
6 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
7 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
8 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
9 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
10 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
10,5 0 0 0 Keluaran sensor: logika 0
11 0 0 0 Keluaran sensor: logika 0
12 0 0 0 Keluaran sensor: logika 0

Tabel 1.1 Tabel hasil pengujian jarak jangkauan sensor.


Keterangan:
P1: Pengujian pertama
P2: Pengujian kedua
P3: Pengujian ketiga
13
Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa jangkauan maksimal sensor dari objek
agar dapat terdeteksi adalah 10 meter.

3.1.2 Pengujian Berdasarkan Lama Objek


Berada dalam Ruangan Pada pengujian ini dilakukan berdasarkan pada variasi
waktu lamanya objek berada dalam ruangan, yaitu pada durasi waktu < 20 menit sampai
<140 menit. Objek yang dimaksud pada ”Makalah” ini adalah manusia. Hasil pengujian
diharapkan lampu (plant pengganti AC menyala) dapat menyala sesuai dengan
perancangan yang telah ditentukan. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Durasi waktu (t) (menit) Keterangan
<20 Lampu tidak menyala
20 ≤ t < 50 Lampu menyala 30 menit
50 ≤ t < 80 Lampu menyala 60 menit
80 ≤ t < 110 Lampu menyala 90 menit
110 ≤ t < 140 Lampu menyala 120 menit
Tabel 1.2 Tabel hasil pengujian lama objek berada dalam ruangan.

Dari tabel diatas pada durasi waktu <20 menit dapat dilihat bahwa lampu tidak menyala
karena pada “Makalah” ini dirancang lampu akan menyala jika objek berada dalam
ruangan ≥20 menit. Pada durasi waktu 20 ≤ t < 50 menit, lampu menyala selama 30 menit.
Pada durasi waktu 50 ≤ t < 80 menit, lampu menyala selama 60 menit. Pada durasi
waktu 80 ≤ t < 110 menit, lampu menyala selama 90 menit. Pada durasi waktu 110 ≤ t <
140 menit, lampu menyala selama 120 menit. Dari pengujian diatas telah diperoleh hasil
yang sesuai dengan perancangan yang telah dibuat yaitu mesin AC menyala sesuai dengan
penggunaan yang diinginkan.

3.1.3 Pengujian Motor Stepper Secara Half Step dan Full Step
Pengujian pada motor stepper untuk half step dan full step dilakukan pada variasi
sudut input antara 450 sampai 3600. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini.

14
Tabel 1.3 pengujian motor stepper half step dan full step

Pada pengujian untuk sudut – sudut istimewa pada motor stepper, baik secara half step
maupun Full step, memiliki sudut hitung yang sama, tapi untuk sudut-sudut tertentu
perputaran motor stepper secara half step memiliki sudut hitung yang lebih presisi daripada
Full step, yaitu hasil pada half step lebih mendekati referensi yang diinginkan. Adanya
perbedaan antara sudut hitung dengan referensi sudut input yang diberikan antara half step
dan full step dikarenakan sudut putar tiap step yang berbeda, yaitu 0,90/step untuk half step
dan 1,80/step untuk full step.

3.2. Kesimpulan dan Saran


3.2.1 Kesimpulan
Berdasarkan perancangan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Sensor PIR325 yang dilengkapi dengan fresnel lens dan pelindung mempunyai
jangkauan maksimal pendeteksian perubahan panas dalam hal ini yang berasal
dari radiasi panas tubuh manusia sejauh 10 meter.
2. Penyensoran dengan cara pemindaian (scanning) dapat mendeteksi keberadaan
orang di dalam ruangan walaupun orang tersebut tidak bergerak, karena sensor
yang bergerak akan menangkap panas tubuh manusia melalui 2 elemen sensor
dari PIR325 yang melewatinya.

15
3.2.2. Saran
Beberapa hal yang dapat disarankan adalah:
1. Sistem yang sudah dibuat masih dapat dikembangkan dan disempurnakan lagi,
misalnya pada bagian sensor agar dapat mempunyai jangkauan deteksi yang
lebih jauh lagi.
2. Makalah ini agar dapat diimplementasikan pada ruangan-ruangan yang
mempunyai mesin AC (Air Conditioner) sehingga dapat membantu dalam
usaha penghematan energi.

16

Anda mungkin juga menyukai