Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP DASAR PERALATAN KENDALI


TEGANGAN PADA PEMBANGKIT

DI SUSUN OLEH :
NAMA : LA ODE MUHAMAD ALUN NUR
HIDAYAT

NIM : E1D121012

JURUSAN S1 TEKNIK ELEKTO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022/2023
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
1.1 Jenis sistem kontrol
1.1.1 sitem kontrol lup terbuka
1.1.2 sistem kontrol lup tertutup
1.2. Dcs
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN PLTU
2.2 SISTEM KERJA PLTU
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala Rahmat dan
karunianya makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami
mengucapkan banyak terima ksih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
sehingga artikel yang berjudul “PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP”

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk ke depannya dapat memperbaikibentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan pembangkit listrik
andalan dan menjadi kebutuhan utama bagi industri di dunia. Pembangkit listrik
tenaga uap merupakan sistem pembangkit dengan biaya operasional yang
tergolong murah karena fluida kerjanya menggunakan air. Batubara merupakan
bahan bakar yang banyak digunakan karena harga batubara yang lebih murah
jika dibandingkan dengan bahan bakar minyak. Pada sistem operasional tenaga
listrik lebih dari 80% biaya operasional adalah biaya bahan bakar, oleh karena
itu penghematan bahan bakar dalam skala kecil akan memberikan dampak yang
besar bagi biaya operasional. Sehingga efisien pemakaian bahan bakar sangat
besar pengaruhnya terhadap penghematan biaya operasional.
System yang terdiri dari beberapa elemen sistem yang bertujuan untuk
melakukan pengaturan atau pengendalian suatu proses untuk mendapatkan
suatu besaran yang diinginkan. Sistem kontrol terdiri dari komponen-
komponen fisik dan non fisik yang disusun sedemikian hingga mampu
berfungsi sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Sistem pengaturan berkaitan dengan hubungan timbal balik antara
komponen komponen yang membentuk suatu konfigurasi sistem yang
memberikan suatu hasil yang dikehendaki berupa respon. Alasan mengapa
industry atau pabrik menggunakan system control otomatis karena untuk
menjamin keselamatan kerja baik peralatan maupun bagi tenaga kerja, menjaga
dan meningkatkan kualitas produk sesuai dengan spesifikasi yang telah di
tentukan, menjaga dan memelihara kebersihan dan Kesehatan lingkungan,
proses yang terjadi berlangsung dengan Batasan-batasan operasinya, serta
ekonomis.

1.1 Jenis Sistem Kontrol


Adapun jenis system control yang di gunakan di berbagai industry
yaitu, system control lup terbuka dan system control lup tertutup.

1.1.1 System Kontrol Lup Terbuka


Sistem kontrol lup terbuka merupakan salah satu jenis sistem kontrol
yang banyak digunakan untuk pengendalian parameter yang digunakan dalam
peralatan rumah tangga maupun industri. Sistem kontrol lup terbuka adalah
sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh pada aksi pengontrolan,
jadi keluarannya tidak diukur atau diumpan balikan untuk dibandingkan
dengan masukan.
Sistem control lup terbuka termasuk dalam sistem kontrol manual dimana
proses pengaturannya
dilakukan secara manual oleh operator dengan mengamati keluaran secara
visual, kemudian dilakukan koreksi variable-variabel kontrolnya untuk
mempertahankan hasil keluarannya. Sistem kontrol itu sendiri bekerjanya secara
open loop, artinya sistem kontrol tidak dapat melakukan koreksi variable
untuk mempertahankan hasil keluarannya. Perubahan ini dilakukan secara
manual oleh operator setelah mengamati hasil keluarannya melalui alat ukur
atau indikator.

1.1.2 System Kontrol lup tertutup


Sistem control lup tertutup merupakan sistem kontrol yang sinyal
keluarannya mempunyai pengaruh langsung pada aksi pengontrolan.
Kontrol lup tertutup termasuk dalam sistem kontrol berumpan balik
dimana sinyal kesalahan penggerak merupakan selisih antara sinyal masukan
dan sinyal umpan-balik.
Sistem kontrol lup tertutup bekerja secara otomatis dalam rangka
mencapai keluaran sesuai dengan set point. Terdapat tiga alasan utama,
mengapa plant proses atau bangunan memerlukan kontrol secara otomatis:

1. Keamanan (Safety)
Pada proses produksi yang mempunyai tingkat kerumitan atau
kompleksitas yang tinggi dibutuhkan cara otomatis guna menghasilkan
kualitas produk yang homogen. Selain itu pada plant/proses yang
berbahaya perlu dikendalikan secara otomatis untuk menjaga
keselamatan tenaga kerja dan peralatan dari kondisi gangguan yang dapat
membahayakan peralatan dan manusia. Sehingga dibutuhkan sistem
kontrol otomatis.

2. Stabilitas (Stability)
Pada industri yang memproduksi barang dan jasa dengan tingkat
ketelitian yang tinggi diperlukan Plant atau proses harus bekerja secara
mantap (steadily), dapat diprediksi (predictably) dan bekerja dengan
kontroler Proses 7 tingkat perulangan (repeatably) yang handal tanpa
fluktuasi atau kegagalan yang tidak terencana.

3. Ketelitian (Accuracy)
Untuk menghasilkan produk yang memenuhi standar dibutuhkan sistem
kontrol otomatis yang mampu menjamin proses produksi dapat berjalan sesuai
dengan perencanan. Pengunaan sistem kontrol otomatis mampu mencegah
kegagalan proses sehingga meminimasi atau menghilangkan cacat produk
sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan efekstivitas kerja dan
efisiensi penggunaan sumber daya.
1.2 DCS
Sistem Kendali Terdistribusi atau yang lebih dikenal dengan nama
Distributed Control System (DCS) mengacu pada sistem kontrol yang
biasa digunakan pada sistem manufaktur, proses atau sistem dinamis lainnya
dimana elemen kontroler tidak terpusat di lokasi tertentu melainkan
terdistribusi seluruhnya dimana setiap sub sistem dikontrol oleh satu atau lebih
kontroler. sistem kontrol di masing-masing sub sistem dihubungkan dalam
jaringan untuk komunikasi dan monitoring. Istilah DCS sangat luas dan
digunakan untuk berbagai keperluan di industri untuk melakukan monitoring
dan pengendalian peralatan yang terdistribusi. Distributed Control System
(DCS) digunakan untuk pengendalian proses produksi yang mempunyai
karakteristik dimana proses produksi berlangsung secara kontinu (terus-
menerus) dan terdapat banyak proses yang tersebar secara geografis.
Selain
proses kontinu, DCS juga banyak diaplikasikan pada kontrol proses jenis semi
kontinu atau batch. Contoh industri yang proses produksinya berlangsung secara
kontinu 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu secara terus menerus adalah
industri penambangan minyak dan gas dan pembangkit tenaga listrik. Sistem
DCS dirancang dengan prosesor redundant untuk meningkatkan kehandalan
sistem. Untuk mempermudah dalam penggunaan, DCS sudah menyertakan
tampilan /grafis kepada user dan software untuk konfigurasi kontrol.
Hal ini akan memudahkan user dalam perancangan aplikasi. DCS dapat
bekerja untuk satu atau lebih workstation dan dapat dikonfigurasi di workstation
atau dari PC secara offline. Komunikasi lokal dapat dilakukan melewati
jaringan melalui kabel atau fiber optic.

Pengertian terdistribusi dalam DCS meliputi beberapa hal yang perlu


untuk didistribusikan diantaranya yaitu:
 Geografis
DCS sangat cocok diaplikasikan pada proses produksi yang memiliki
karakteristik dimana masing-masing field secara geografis terletak tersebar
dengan jarak yang cukup jauh. Dengan DCS, masing-masing field dapat
dimonitor dan dikontrol secara terintegrasi dalam suatu sistem kontrol sehingga
akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja sistem kontrol. Sumur
minyak pada industri Minyak seperti PT Pertamina, PT Cevron Indonesia,
PT Total Indonesia, PT Petronas, PT Petro China, PT Medco, dan perusahaan
lainnya biasanya terletak di berbagai lokasi yang secara geografis terpisah
dengan jarak yang cukup jauh baik di Off Shore maupun On Shore.
 Resiko kegagalan operasi
Pada industri yang mempunyai banyak proses produksi memerlukan
strategi pengendaliannya. Kegagalan satu proses diharapkan tidak
menyebabkan sistem produksi lainya juga ikut terganggu. DCS mampu
menjawab permasalahan resiko kegagalan operasi dalam sistem yang
terdistribusi ke masing-masing field. Dengan DCS, suatu sub sistem yang
mengalami kegagalan dapat diisolir dengan cara mengaktifkan sistem
proteksi (savety systems) agar tidak menimbulkan bahaya bagi sistem yang
lebih besar.
 Fungsional Secara fungsional, masing-masing field dalam DCS dapat
bekerja secara sendiri-

Perkembangan sistem kontrol terdistribusi diawali oleh sistem


kontrol yang dikendalikan oleh komputer. Aplikasi awal komputer dalam
bidang kontrol proses dimulai pada sistem kontrol supervisi dan monitoring
pada stasiun pembangkit sistem tenaga listrik sekitar tahun 1958 di
Amerika Serikat. Evolusi selanjutnya adalah penggunaan komputer pada loop
kontrol (dikenal dengan nama DDC- Direct
Digital Control) yang pertama kali diinstall di perusahaan petrokimia, inggris
sekitar tahun 1962. Pada sistem DDC tersebut, ada 224 variabel proses yang
diukur dan 129 valve yang dikontrol secara langsung oleh komputer. Sistem
kontrol terdistribusi dipelopori dengan munculnya aplikasi sistem kontrol
dengan memanfaatkan mini komputer yang diaplikasikan untuk proses kontrol
pada awal tahun 60-an. Sistem kontrol ini memusatkan semua pengontrolan
dari field. DCS pertama kali dikenalkan pada tahun 1975 oleh Perusahaan
Amerika yaitu Honeywell dengan nama produk TDC 2000. DCS ini pada
dasarnya merupakan pengembangan dari sistem kontrol DDC (Direct Digital
Control)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian PLTU
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik
yang memanfaatkan energi panas dari steam untuk memutar turbin
sehingga dapat digunakan untuk membangkitkan energi listrik melalui
generator. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air
yang berada pada boiler akibat mendapatkan energi panas dari hasil
pembakaran bahan bakar. Secara garis besar sistem pembangkit listrik tenaga
uap terdiri dari beberapa peralatan utama diantaranya: boiler, turbin,
generator, dan kondensor. Boiler adalah bejana tertutup
dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau
steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk
mengalirkan panas ke suatu proses. Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan,
sistem steam, dan sistem bahan bakar. Air adalah media yang dipakai pada
proses bertemperatur tinggi ataupun untuk
perubahan parsial menjadi energi mekanis didalam sebuah turbin. Dengan
turunnya unjuk kerja boiler akan memberi dampak terhadap penurunan
efisiensi, peningkatan effisiensi salah satunya dapat dilakukan dengan cara
melakukan penghematan energi pada boiler furnace yaitu dengan
mengoptimalkan bagian bagian daripada sistem diantaranya adalah
penurunan temperatur gas buang dengan memanfaatkan ekonomizer,
penambahan perangkat super heater untuk meningkatkan entalpi steam
dan mengurangi kebocoran kalor melalui dinding furnace menggunakan isolasi
termal yang tepat. Sistem Kendali Terdistribusi atau yang lebih dikenal
dengan nama Distributed Control Sistem (DCS) mengacu pada sistem
kontrol yang biasa digunakan pada sistem manufaktur, proses atau sistem
dinamis lainnya dimana elemen kontroler tidak terpusat di lokasi tertentu
melainkan terdistribusi seluruhnya dimana setiap sub sistem dikontrol oleh satu
atau lebih kontroler. Keseluruhan sistem kontrol di masingmasing sub sistem
dihubungkan dalam jaringan untuk komunikasi dan monitoring. Istilah DCS
sangat luas dan digunakan untuk berbagai keperluan di industri untuk
melakukan monitoring dan pengendalian peralatan yang terdistribusi.
Distributed Control System (DCS) digunakan untuk pengendalian proses
produksi yang mempunyai karakteristik dimana proses produksi berlangsung
secara kontinu (terus-
menerus) dan terdapat banyak proses yang tersebar secara geografis. Selain
proses kontinu, DCS juga banyak diaplikasikan pada kontrol proses jenis semi
kontinu atau batch. Contoh industri yang proses produksinya berlangsung secara
kontinu 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu secara terus menerus adalah
industri penambangan minyak dan gas dan pembangkit tenaga listrik.
Sistem DCS dirancang dengan prosesor redundant untuk meningkatkan
kehandalan sistem. Untuk mempermudah dalam penggunaan, DCS sudah
menyertakan tampilan /grafis kepada user dan software untuk konfigurasi
kontrol. Hal ini akan memudahkan user dalam perancangan aplikasi. DCS
dapat bekerja untuk satu atau lebih workstation dan dapat dikonfigurasi di
workstation atau dari PC secara offline. Komunikasi lokal dapat dilakukan
melewati jaringan melalui kabel atau fiber optic. Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari
uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama dari pembangkit
listrik jenis ini adalah Generator yang seporos dengan turbin yang
digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering. Pembangkit listrik tenaga
uap menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu bara dan
minyak bakar serta MFO untuk start up awal.

Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui tahap yaitu


 Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi
panas dalabentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
 Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk
putaran.
 Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup.
Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-
ulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut air
diisikan ke boiler, hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah
panas. Di dalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran
bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap. Uap hasil produksi
boiler dengan tekanan dan temperatur
tertentu diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya
mekanik berupa putaran. Generator yang dikopel langsung dengan turbin
berputar menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan
magnet dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi
listrik dari terminal output generator. Uap bekas keluar turbin masuk ke
kondensoruntuk didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali
menjadi air yang disebut air kondensat.
Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air
pengisi boiler.
 Biaya awal rendah

Selain banyaknya kelebihan yang ditawarkan, PLTU sendiri juga


memiliki beberapa kekurangan. Berikut rincian dari kekurangannya
 Biaya Operasional Tinggi
Walau biaya awal dan bahan bakar murah, tapi untuk pengoperasiannya sendiri
relatif tinggi. Karena pelepasan gas yang dibakar dari batu bara sebagai bahan
bakar, hal ini berkontribusi pada pemanasan global secara lebih luas.
 Dampak merugikan bagi organisme hidup akuatik
Air panas yang dibuang ke sungai atau kolam menimbulkan efek merugikan
bagi organisme hidup dan mengganggu ekologi.

 Penyebab Pemanasan Global

2.2 Sistem Kerja PLTU


Meskipun PLTU hanya melibatkan konversi panas pembakaran batu
bara menjadi energi listrik, namun pada kenyataannya, prinsip PLTU tidak
sesederhana itu. Berikut ini cara kerja PLTU:

A. Instalasi Penanganan Batubara dan Abu


Batubara diangkut ke melalui jalan darat dan disimpan di instalasi
penyimpanan batubara. Setelah itu, batubara dikirim ke pabrik penanganan
batubara untuk dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil, sehingga
mempercepat
pembakaran.

B. Generator Uap
Instalasi pembangkit uap terdiri dari boiler untuk produksi uap dan
peralatan tambahan lainnya untuk pemanfaatan gas buang.
 Boiler
Panas pembakaran batubara di boiler digunakan untuk mengubah air menjadi
uap pada suhu dan tekanan tinggi.
 Superheater
Uap yang dihasilkan boiler dilewatkan melalui superheater untuk dikeringkan
dan dipanaskan. Uap super panas kemudian dilanjutkan ke ke turbin uap.
 Economiser Ekonomiser pada dasarnya adalah pemanas air umpan
sebelum disuplai ke boiler.
 Preheater udara

awal udara ini meningkatkan suhu udara yang digunakan untuk


pembakaran batubara. Kegunaan utama pemanasan awal udara adalah
meningkatkan efisiensi termal dan meningkatkan kapasitas uap per meter
persegi permukaan boiler.

C. Turbin Uap
Uap kering dan super panas dari superheater diarahkan ke turbin uap dan
bilah turbin mulai berputar dengan kecepatan tinggi. Lalu, energi potensial
uap yang tersimpan diubah menjadi energi mekanik.

D. Alternator
Turbin uap disambungkan dengan alternator. Alternator mengubah
energi mekanik turbin menjadi energi listrik. Sisa, uap yang bertekanan rendah
kemudian masuk ke dalam kondensor dan diubah menjadi air.

E. Air Umpan
Air kondensat atau air yang sudah melalui proses kondensasi di
kondensor digunakan sebagai air umpan masuk ke boiler oleh pompa untuk
mengulangi siklus.

Cara kerja PLTU batu bara secara singkat adalah sebagai berikut : 1.Batu
bara dari luar dialirkan kepenampungan batu bara dengan conveyor kemudian
dihancurkan dengan the pulverized fuel mill sehingga menjadi tepung
batubara.
2.Kemudian batubara halus tersebut dicampur dengan udara panas oleh forced
draught fan sehingga menjadi campuran udara panas dan bahan bakar (batu
bara).
3.Dengan tekanan yang tinggi, campuran udara panas dan batu bara
disemprotkan kedalam Boiler sehingga akan terbakar dengan cepat seperti
semburan api.
4.Kemudian air dialirkan keatas melalui pipa yang ada dinding Boiler, air
tersebut akan dimasak dan menjadi uap, dan uap tersebut dialirkan ke tabung
boiler untuk memisahkan uap dari air yang terbawa.
5.Selanjutnya uap dialirkan ke superheater untuk melipatgandakan suhu dan
tekanan uap hingga mencapai suhu 570°C dan tekanan sekitar 200 bar
yang meyebabkan pipa ikut berpijar merah.
6.Uap dengan tekanan dan suhu yang tinggi inilah yang menjadi sumber
tenaga turbin tekanan tinggi yang merupakan turbin tingkat pertama dari 3
tingkatan.
7.Untuk mengatur turbin agar mencapai set point, kita dapat menyeting
steam governor valve secara manual maupun otomatis.
8.Suhu dan tekanan uap yang keluar dari Turbin tekanan tinggi akan sangat
berkurang drastis, untuk itu uap ini dialirkan kembali ke boiler re-heater untuk
meningkatkan suhu dan tekanannya kembali.
9.Uap yang sudah dipanaskan kembali tersebut digunakan sebagai penggerak
turbin tingkat kedua atau disebut turbin tekanan sedang, dan keluarannya
langsung digunakan untuk menggerakkan turbin tingkat 3 atau turbin tekanan
rendah.
10. Uap keluaran dari turbin tingkat 3 mempunyai suhu sedikit diatas
titik didih, sehingga perlu di alirkan ke condensor agar menjadi air untuk
dimasak ulang.
11. Air tersebut kemudian dialirkan melalui deaerator oleh feed pump untuk
dimasak ulang. Awalnya dipanaskan di feed heater yang panasnya bersumber
dari high pressure set, kemudian ke economiser sebelum di kembalikan ke
tabung boiler.
12. Sedangkan Air pendingin dari condensor di semprotkan kedalam cooling
tower dan inilah yang meyebabkan timbulnya asap air pada cooling tower.
Kemudian air yang sudah agak dingin dipompa balik ke condensor sebagai air
pendingin ulang.
13. Ketiga turbin di gabung dengan shaft yang sama dengan generator 3
phase.Generator ini kemudian membangkitkan listrik tegangan menengah (20-
25 kV).
14. Dengan menggunakan transformer 3 phase, tegangan dinaikkan menjadi
tegangan tinggi berkisar 250-500 kV yang kemudian dialirkan ke sistem
transmisi 3 phase.
15. Sedangkan gas buang dari boiler di isap oleh kipas pengisap agar melewati
electrostatic precipitator untuk mengurangi polusi dan kemudian gas yg sudah
disaring akan dibuang melalui cerobong.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
System yang terdiri dari beberapa elemen sistem yang bertujuan untuk
melakukan pengaturan atau pengendalian suatu proses untuk mendapatkan
suatu besaran yang diinginkan. Sistem kontrol terdiri dari komponen-
komponen fisik dan non fisik yang disusun sedemikian hingga mampu
berfungsi sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Sistem pengaturan berkaitan
dengan hubungan timbal balik antara komponen komponen yang membentuk
suatu konfigurasi sistem yang memberikan suatu hasil yang dikehendaki berupa
respon.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik
yang memanfaatkan energi panas dari steam untuk memutar turbin
sehingga dapat digunakan untuk membangkitkan energi listrik melalui
generator. Secara garis besar sistem pembangkit listrik tenaga uap terdiri
dari beberapa peralatan utama diantaranya: boiler, turbin, generator, dan
kondensor
3.2 Saran.
Melihat banyaknya dampak negatif dari PLTU ini, penulis menyarankan
agar sumber daya ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya agar tidak
mencemari lingkungan, sehingga sumber daya ini dapat digunakan dalam
jangka panjang.
Untuk memenuhi kebutuhan supply daya secara kontinyu,penulis
menyarankan agar sumber daya yang digunakan harus dijaga dan diperhatikan
serta dilakukan pengembangan-pengembangan sehingga bisa menghasilkan
sumber daya yang lebih ramah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
_____- 2015. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Enim
Ad-dauzi, Thufel.2008.”Kegunaan Silica Gel”. (on-line) diunduh 18
Mei 2015
Citut, 2014.//http sifat fisik dan kimia NaOH.blogspot.com. Diunduh 18
Mei 2015
Demon, 2012. //http.sifat fisik HCl.blogspot. Diunduh 18 Mei 2015
Ghozali, Mukhtar, Retno Indarti dan Harita Ch. LRSC. 1996. Operasi
Teknik
Kimia. Pusat pengembangan pendidikan politeknik. Bandung
Mc. Cabe Warren L., Julian C. Smith dan Peter Harriot. 1999. “Operasi
Teknik
Kimia”, Penerbit Erlangga, Jakarta
Pratama Y Dkk, 2007. http//.Komposisi kimia batubara.blogspot.com.
Diunduh 18 Mei 2015

Anda mungkin juga menyukai