Abstract – Semakin kompleks permasalahan kontrol, agar terjadi pembagian tugas dari peralatan
yang dihadapi dalam suatu industri proses kontrol tersebut untuk mengontrol sebuah proses yang
mengakibatkan semakin banyak konfigurasi sangat besar. Dengan adanya pembagian tugas pada
peralatan kontrol yang akan digunakan oleh industri peralatan kontrol, maka akan terdapat peralatan
tersebut. Peralatan yang digunakan oleh suatu kontrol yang dijadikan sebagai kontroler utama (main
industri biasanya berasal dari vendor yang berbeda. controller) dan sub-kontroler. Kontroler utama
Oleh karena itu, perlu adanya integrasi masing- berfungsi untuk mengatur, mengkoordinasi dan
masing peralatan kontrol agar dapat bekerja sama mengawasi seluruh proses yang ada pada suatu
untuk membentuk suatu kesatuan sistem. Adanya industri. [3]
celah (open system) pada masing-masing vendor Isu yang sangat sentral dalam integrasi
penyedia peralatan kontrol menyebabkan integrasi peralatan kontrol proses adalah open system. Open
antara peralatan kontrol dari vendor yang berbeda system merupakan kemampuan dari suatu peralatan
dapat direalisasikan. kontrol untuk dapat saling berkomunikasi dengan
Pada tugas akhir ini dirancang suatu sistem peralatan kontrol lainnya, yang berasal dari vendor
pengendalian secara terdistribusi. Control valve yang berbeda. [8]
akan dikontrol dengan menggunakan kontroler Makalah ini tersusun dari Bagian 1 merupakan
proportional, integral dan derivative (PID) yang pendahuluan, Bagian 2 dasar teori mengenai
dibangun pada Distributed Control System (DCS) distributed control system dan control valve. Bagian 3
Centum CS 3000 Yokogawa. Sementara itu, menjelasakan perancangan sistem. Bagian 4
Programmable Logic Control (PLC) yang akan membahas mengenai implemntasi dan analisa. Bagian
digunakan adalah PLC Siemens S7 lite 300 yang 5 menjelaskan kesimpulan dan saran.
akan difungsikan sebagai kontrol sekuensial. Proses
kerja yang akan dikontrol adalah persentase II. DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM DAN
perbandingan antara bukaan control valve 1 dan CONTROL VALVE
bukaan valve 2. Hasil akhir dari penilitian ini agar
kontroler dapat menjaga nilai bukaan control valve 1 DCS merupakan pengembangan dari sistem
dan control valve 2 selalu sama, dengan toleransi kontrol model supervisory dengan unit-unit kontroler yang
kesalahan yang diberikan sebesar 10%. tersebar diseluruh jaringan sistem. DCS mampu
melakukan monitoring [3].
Kata Kunci : Distributed Control System, PID, Pada dasarnya komponen utama DCS dapat
Programmable Logic Controller, Control Valve. dibagi menjadi beberapa bagian yaitu : [3] Operator
console berfungsi untuk memberikan informasi umpan
I. PENDAHULUAN balik tentang kondisi dari plant di lapangan. Selain itu,
operator console dapat menampilkan perintah yang
Perkembangan dunia kontrol proses dalam diberikan pada sistem kontrol untuk memberikan
industri semakin hari semakin pesat. Adapun perintah instrumen-instrumen di lapangan.
perkembangan yang terjadi dapat berupa penggunaan Engineering station merupakan stasiun yang
teknologi yang semakin canggih maupun teknik dan digunakan para teknisi untuk mengkonfigurasi sistem
metode yang digunakan semakin praktis, sehingga dan mengimplementasi algoritma kontrol yang
dapat memudahkan para pemakainya. Dengan dipakai. History module bagian yang digunakan untuk
semakin banyaknya variabel proses yang akan menyimpan konfigurasi DCS dan konfigurasi semua
dikontrol pada suatu pabrik, diperlukan konfigurasi titik di pabrik. Alat ini juga bisa digunakan untuk
dari masing-masing peralatan kontrol untuk menyimpan data dalam bentuk grafik yang dapat
membentuk suatu sistem guna mengatur seluruh ditampilkan melalui konsol. Data historian berupa
variabel proses tersebut. [8] perangkat lunak yang digunakan untuk menyimpan
Konfigurasi antara beberapa peralatan kontrol variabel-variabel proses, masukan dan keluaran dari
dapat dilakukan dengan koneksi secara langsung seluruh sistem. Perangkat lunak ini memiliki
dengan menggunakan modul analog, maupun kemampuan laju sken yang tinggi dibandingkan
konfigurasi dalam hal sharing data antara kedua history module. Control modules merupakan otak dari
peralatan kontrol tersebut dengan menggunakan DCS ynag berfungsi untuk menjalankan fungsi-fungsi
protokol komunikasi.[3] kontrol, seperti kontrol PID, kontrol pembandingan,
Tujuan dilakukan inetegrasi beberapa peratan ratio control, operasi-operasi aritmatika sederhana
maupun kompensasi dinamik. Modul input output maupun PLC dengan peralatan kontrol lainnya, seperti
(I/O) untuk menangani masukan dan keluaran dari DCS. Untuk PLC siemens modul komunikasi yang
DCS. Masukan dan keluaran tersebut bisa berupa banyak digunakan adalah profibus.
analog atau digital. Gambar 2.1 menunjukkan Jenis aktuator yang banyak digunakan di
antarmuka dari DCS. [5] industri proses adalah control valve. Control valve
atau biasa disebut dengan aktuator adalah bagian
sistem kontrol yang menerima sinyal dari kontroler
dan merubah aliran variable proses sesuai keluaran
dari kontroler [2]. Secara umum control valve terdiri
atas dua bagian dasar yang meliputi aktuator dan
valve. Gambar 2.3(a) menunjukkan bagian-bagian
control valve. Aktuator adalah bagian yang
mengerjakan gerak buka tutup valve, sementara valve
merupakan komponen mekanis yang menentukan
besarnya aliran fluida pada proses. Valve harus
mempunyai plug yang dapat ditempatkan secara tepat
oleh aktuator dan mempunyai kapasitas yang cukup
untuk mengalirkan fluida yang akan diatur.
Pada penelitian ini, jenis aktuator yang adalah
Pneumatic Actuator EL-O-MATIC seperti yang
tampak pada Gambar 2.3 (b). Jenis aktuator ini
bekerja menggunakan dua masukan udara sehingga
Gambar 2.1 Antarmuka dari DCS memungkinkan untuk melakukan gerakan berputar
(rotary) dua arah. Gerakan memutar inilah yang
DCS biasanya digunakan sebagai peralatan mengatur pergerakan dari katup.
kontrol utama dalam suatu industri. Sementara itu,
Kontroler yang menangani secara langsung plant di
lapangan digunakan PLC [3]. PLC bekerja dengan
cara menerima data dari peralatan-peralatan yang
berupa saklar-saklar, tombol-tombol, sensor-sensor
dan lain sebagainya. Kemudian masukan-masukan
tersebut oleh PLC dibentuk menjadi keputusan-
keputusan yang bersifat logika untuk menentukan aksi
keluran selanjutnya. [4]
Gambar 2.3 (a) Bagian-bagian control valve, (b) Pneumatic
Actuator EL-O-MATIC
FCS
H IS
Gambar 2.5 Integrasi beberapa peralatan kontrol (DCS
dan PLC)
Y (s ) K
= Gambar 3.2 Konfigurasi integrasi PLC dan DCS
X (s) τs + 1 (2-1)
Nilai dari gain overall (K) dan τ adalah time constant Proses control valve dijalankan dan dikontrol
yang nilainya diperoleh lamanya waktu respon dalam suatu sistem yang dibangun dari integrasi antara
mencapai 0.632K. PLC Siemens S7 Lite 300 dan DCS Centum CS 3000.
Gambar 3.2 menunjukkan struktur sistem secara
lengkap. Intgerasi antara PLC dan DCS menempatkan
III. PERANCANGAN SISTEM DCS sebagai kontroler utama yang berfungsi untuk
menjalankan regulator kontrol dan PLC sebagai sub-
Plant yang digunakan pada penelitian kontroler yang berfungsi untuk menjalankan
menggunakan dua buah control valve, dimana satu sekuensial kontrol. Operator dapat mengatur dari
control valve berfungsi sebagai valve utama (valve 1) Human Interface Station (HIS) apakah sistem
dan control valve lainnya berfungsi sebagai valve dijalankan dalam mode automatik atau mode manual.
pembanding (valve 2). Skema proses yang digunakan Mode automatik akan memerintahkan PLC untuk
terlihat seperti Gambar 3.1. mengaktifkan program sekuensial yang telah
dibangun, sehingga memungkinkan control valve 2
membuka secara automatik. Untuk mode manual besar
bukaan dari control valve 2 ditentukkan secara manual
oleh operator.
Untuk mendapatkan persamaan matematik
Control Sensor
valve 1 flow 1
plant, proses identifikasi dilakukan dengan
memberikan sinyal masukan ke plant berupa tegangan
tetap 2.5 volt dan control valve 1 dalam kondisi
nominal yakni membuka 50 %. Sinyal uji diberikan
Control Sensor
flow 2
dari komputer melalui perangkat lunak WinCC dan
valve 2
dikirimkan ke control valve melalui PLC. Respon
sinyal uji yang diberikan diterima oleh komputer yang
Gambar 3.1 Skema plant control valve
telah terpasang perangkat lunak WinCC yang dapat
Pada proses digunakan dua sensor flow untuk ditampilkan dalam bentuk grafik. Dari grafik tersebut
membaca besar bukaan dari masing-masing control dapat ditentukan nilai parameter-parameter plant.
Konfigurasi sistem untuk proses identifikasi dapat IV. IMPLEMNETAASI DAN ANALISA
pada Gambar 3.3.
Berdasarkan metodologi yang dibahas pada
bagian 3, maka selanjutnya dilakukan proses
implementasi terhadap plant. Gambar 4.1 merupakan
tampilan program implementasi sistem yang
dibangun pada perangkat lunak Centum CS 3000.
Kontrolrasio
Gambar 3.3 Diagram identifikasi control valve
Kontrol manual
Sinyal uji yang berupa sinyak digital KontrolerPID
Y (s ) 2 .1
=
X (s ) 5.5s + 1
Gambar 4.2 Respon plant dengan gain kontroler Kp=200
Dari fungsi alih yang didapatkan, terlihat dan Ki=20
bahwa respon dari model terhadap masukan sinyal uji
yang sama pada proses identifikasi untuk melihat Masukan yang diberikan sebesar
kesesuaian model dengan real plant. 3
42.96 M / H (nilai rata-rata) dan nilai respon dari
control valve 1 menuju nilai 37.37 M 3 / H (nilai rata-
rata). Nilai kesalahan yang diperoleh sebesar 13.01%. terjasi pada saat pemberian parameter Kp=200 dan
Ki=20, nilai kesalahn yang dihasilkan sebesar 23.12%.
Sementara itu, parameter kontroler Kp=700 dan
Ki=20 terjadi kesalahan sebesar 13.01%.
Manipulated variable
DAFTAR REFERENSI