Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ELEKTRONIKA INDUSTRI

“Distribute Control System (DCS)”

Dosen Pembimbing: Faizar S.T M.T

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Patimah Sari (180130124) Bahraini (180130137)
Fhonna Azzahra (180130125) Devi Ramadhani(180130140)
Efrigusmeli(180130129) Tia Ramadhani(180130141)
Amelia Andhini(180130130) Rina Dara Ramadani(180130143)
Annisa Hanita P(180130132) Aghniatun Nadhifa(180130153)
Eka Wulandari(180130134)

A4 Teknik Industri

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii


KATA PENGANTAR......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Distribute Control System (DCS)....................................................5
2.2 Perkembangan DCS...........................................................................................6
2.3 Komponen DCS.................................................................................................7
2.4 Fungsi dan Cara Kerja DCS.............................................................................15
2.5 Kelebihan dan Kekurangan DCS.....................................................................16
2.6 Aplikasi DCS...................................................................................................16
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan......................................................................................................18
4.2 Saran................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puja dan puji serta rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul: “Distribute Control System (DCS)” ini
disusun dalam rangka tugas mata kuliah Elektronika Industri. Penulis menyampaikan dan
mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis,dan para pembaca semuanya.
Namun makalah ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Penulis

Lhokseumawe, 08 Desember 2019


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring perkembangan zaman, seluruh teknologi terus mengalami perkembangan
terutama di bidang industri. Perkembangan tersebut terlihat di industri pabrik, dimana
sebelumnya banyak pekerjaan menggunakan tangan manusia, kemudian beralih
menggunakan mesin, berikutnya dengan electro-mechanic (semi otomatis) dan sekarang
sudah menggunakan robotic (full automatic).Model apapun yang digunakan pada sistem
otomasi pabrik tersebut tergantung pada keandalan peralatan kendalinya.
Penggunaan relay konvensional untuk pabrik dengan produksi skala yang cukup besar
kurang effisien dalam berbagai hal seperti : panel yang cukup besar untuk belitan relay,
keandalan kontak – kontak untuk produksi kapasitas besar, serta fleksibilitas dari kerja
kontak tersebut. Untuk menggantikan relay konvensional tersebut dapat menggunakan
alat bernama Distribute Control System (DCS), dimana DCS merupakan suatu sistem
yang mendistribusikan berbagai fungsi yang digunakan untuk mengendalikan berbagai
variabel proses dan unit operasi proses menjadi suatu pengendalian yang terpusat pada
suatu  control room dengan berbagai fungsi pengendalian, monitoring dan optimasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Distribute Control System (DCS) ?
2. Bagaimana perkembangan Distribute Control System (DCS)?
3. Apa saja komponen dari Distribute Control System (DCS)?
4. Apa fungsi dan cara kerja Distribute Control System (DCS)?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan Distribute Control System (DCS)?
6. Bagaimana aplikasi dari Distribute Control System (DCS)?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian Distribute Control System (DCS)
2. Untuk mengetahui perkembangan Distribute Control System (DCS)
3. Untuk mengetahui komponen Distribute Control System (DCS)
4. Untuk mengetahui fungsi dan cara kerja Distribute Control System (DCS)
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Distribute Control System (DCS)
6. Untuk mengetahui aplikasi dari Distribute Control System (DCS)

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Distribute Control System(DCS)


Distributed Control System  merupakan suatu sistem yang mendistribusikan berbagai
fungsi yang digunakan untuk mengendalikan berbagai variabel proses dan unit operasi
proses menjadi suatu pengendalian yang terpusat pada suatu  control room dengan
berbagai fungsi pengendalian, monitoring dan optimasi . Distributed control system (DCS)
adalah sebuah system kontrol yang biasanya digunakan pada sistem manufacturing atau
proses, dimana elemen controller tidak berada pada sentral sistem (sebagai pusat) tetapi
tersebar di sistem dengan komponen subsistem di bawah kendali satu atau lebih
controller. Keseluruhan sistem dapat menjadi sebuah jaringan untuk komunikasi dan
monitoring.
Distributed control system (DCS) digunakan dalam industri untuk memonitor dan
mengontrol peralatan yang tersebar dengan atau tanpa campur tangan manusia. Sebuah
DCS biasanya menggunakan komputer sebagai controller dan menggunakan propietary
interconections dan protokol untuk komunikasi. Modul input dan output membentuk part
komponen untuk DCS, Prosesor menerima informasi dari modul input dan mengirim
informasi ke modul output. Modul input menerima informasi dari instrumentasi input
dalam sistem dan modul output mengirim ke instrumen output pada sistem. Bus komputer
atau bus elektrikal menghubungkan prosessor dengan modul melalui multiplexer atau
demultiplexer. Mereka juga menghubungkan kontroller yang tersebar dengan sentral
kontroller dan akhirnya terhubung ke Human machine Interface (HMI) atau panel kontrol.
DCS adalah sebuah istilah yang sangat luas yang menggambarkan sebuah solusi
untuk industri yang sangat variatif, termasuk di dalamnya adalah :

 Electrical power grids dan electrical generation plants


 Environmental control systems
 Traffic signal
 Water management system
 Refining dan chemical plants
 Pharmaceutical manufacturing
Arsitektur memerlukan solusi yang luas melibatkan baik koneksi langsung dengan
peralatan (aktuator) seperti saklar, pompa, valve atau koneksi via sistem sekunder seperti

5
sistem SCADA. Sebuah DCS tidak memerlukan campur tangan operator untuk
operasionalnya, tetapi dengan digabungnya SCADA dan DCS memungkinkan untuk
interaksi dengan operator melalui sistem SCADA. DCS adalah sistem yang terintegrasi
ditujukan untuk mengontrol proses manufakturing yang kontinyu atau batch-oriented,
seperti oil refining, petrochemical, central station dan pembuatan kertas. DCS
dihubungkan dengan sensor dan aktuator dan mengunakan set poin kontrol untuk
mengatur aliran material ke pabrik. Contoh yang paling umum adalah set point control
loop yang terdiri dari sensor tekanan, kontroler, dan control valve. Pengukuran tekanan
atau aliran cairan ditransmisikan kepada kontroler, biasanya melalui bantuan sebuah alat
sinyal kondisi Input/Output (I/O). saat variabel yang diukur mencapai titik tertentu,
kontroler akan memerintahkan valve atau aktuator untuk membuka atau menutup sampai
proses aliaran cairan mencapai titik yang ditentukan. Pengolahan minyak yang besar
menggunakan ribuan I/O dan memberlakukan DCS yang sangat besar. Proses tidak
dibatasi untuk mengatur aliran cairan melalui pipa saja tetapi juga termasuk mesin kertas,
kontrol variasi kecepatan motor, mesin semen, operasi penambangan dan hal-hal lainnya.

2.2 Perkembangan DCS


Perkembangan sistem kontrol terdistribusi diawali oleh sistem kontrol yang
dikendalikan oleh komputer. Aplikasi awal komputer dalam bidang kontrol proses
dimulai pada sistem kontrol supervisi dan monitoring pada stasiun pembangkit sistem
tenaga listrik sekitar tahun 1958 di Amerika Serikat. Evolusi selanjutnya adalah
penggunaan komputer pada loop kontrol (dikenal dengan nama DDC- Direct Digital
Control) yang pertama kali diinstall di perusahaan petrokimia, inggris sekitar tahun 1962.
Pada sistem DDC tersebut, ada 224 variabel proses yang diukur dan 129 valve yang
dikontrol secara langsung oleh komputer.
Sistem kontrol terdistribusi dipelopori dengan munculnya aplikasi sistem kontrol
dengan memanfaatkan mini komputer yang diaplikasikan untuk proses kontrol pada awal
tahun 60-an.Sistem kontrol ini memusatkan semua pengontrolan dari field. DCS pertama
kali dikenal kan pada tahun 1975 oleh Perusahaan Amerika yaitu Honeywell dengan
nama produk TDC 2000. DCS ini pada dasarnya merupakan pengembangan dari sistem
kontrol DDC (Direct Digital Control). Kemunculan DCS Honeywell diikuti oleh
perusahaan Jepang Yokogawa yang mengeluarkan produk dengan nama CENTUM.
Selanjutnya Perusahaan USA Bristol mengenalkan produk DCS dengan nama UCS 3000.
Pada tahun 1980 Baley (anak perusahaan ABB) meluncurkan produk DCS dengan nama

6
NETWORK 90. Pada saat ini, terdapat banyak perusahaan (vendor) yang
mengembangkan produk DCS diantaranya adalah:
 Yokogawa (Jepang)  Alstom
 Honeywell (USA)  Schneider (Perancis)
 Rockwell (USA)  Invensys
 ABB (Eropa)  Hitachi ((Jepang)
 Siemens (Jerman)  Emmerson
 Ansaldo  Foxboro
 GE  Dll
DCS mengalami perkembangan yang sangat pesat setelah terbukti mampu meningkatkan
kinerja sistem kontrol produksi di dunia industri melalui pemanfaatan mikro komputer
dan mikro prosesor. Arah perkembangan dari DCS dapat digambarkan seperti pada
gambar berikut ini:

2.3 Komponen DCS


Secara umum komponen DCS dapat dibagi menjadi 3 bagian diantaranya:
a) Human Interface Station (HIS)
Operator Station  digunakan untuk melakukan monitoring terpusat  proses dari  control room,
menyajikan informasi  plant  terkini kepada operator melalui  graphical user interface (GUI), 
sehingga operator dapat melakukan fungsi operasi,  maintenance   dan troubleshooting.
Pengembangan  variable proses, parameter kontrol, alarm, dll.

7
b) Field control station (FCS)
Station ini Digunakan sebagai control unit untuk mengendalikan variabel  – 
variabel yang dikendalikan pada proses.  Control station  dikenal pula dengan istilah 
Field Control Station  (FCS). Berikut adalah komponen dari FCS:
 Central Processor Unit (CPU)
 Catu daya (Power Supply Unit,PSU)
 VL net coupler
 Modul masukan/keluaran (I/O modules,IOM)
FCS adalah  otak dari DCS yang mengeksekusi kontrol dan mengkoputasi kontrol
di lapangan.

Gambar Bentuk fisik FCS


Kelebihan FCS
FCS terhubung langsung dalam memproses,sehingga hal tersebut
membutuhkan terutama kehandalan yang tinggi dan akurat serta dibutuhkan 
kehandalan untuk  menjadi aman. Kelebihan daripada FCS untuk FIO dan FCS untuk
RIO. Pada FCS untuk FIO  dan FCS untuk RIO, model dari dual redundant  telah
digunakan. Pada dual redundant FCS, modul prosesor terdapat dua buah yang saling
berkomunikasi (dual  redundant) dan  Vnet Coupler, Modul power supply, modul bus

8
interface, bus coupler, dan  node  bus dalam yang  dual redundant. Pada sistem 
duplex (dual redundant) modul prosesor (ada yang aktif , ada juga dalam kondisi
standby)  yang nantinya dapat di alihkan  dari aktif ke  standby  tanpa banyak 
interupsi dalam mengontrol ketika modul yang aktif  suatu saat drop atau terjadi
gangguan.

Gambar Duplex dual redundant processor card standard FCS


Baterai 
Untuk Pensuplai cadangan untuk memori database dalam  prosesor selama
listrik mati /apabila terjadi ganguan listrik/mati lampu. Maksimum waktu back-up 72
jam

Tabel Baterai life

Sistem Komunikasi
Sarana pertukaran data antara operator station, control station  dan proses.
Sarana komunikasi ini juga bisa dapat digunakan untuk menghubungkan DCS dengan
sistem lain seperti PLC (Programmable Logic Control),
SCADA  system (Supervisory Control and Acquisition Data),  Asset Management.

9
Engineering PC /Engineering Work Station (EWS).
PC ini digunakan untuk melakukan modifikasi dari sistem yang sudah ada,
juga untuk melakukan kegiatan maintenance dari sistem DCS Centum VP. Bentuk
fisiknya sama seperti HIS, yang membedakan dengan HIS adalah  software
didalamnya. EWS dilengkapi dengan  BUILDER sebagai window untuk
modifikasi.Selama pekerjaan engineering  tidak dilakukan, EWS dapat berfungsi
sebagai HIS dan EWS juga dapat melakukan emulasi/ tes fungsi secara virtual.

Gambar Bentuk EWS

c) Tipe Arsitektur DCS


DCS memiliki arsitektur yang lengkap dan dibuat untuk sesuai dengan field dan
kebutuhan yang dikontrol. Sistem utama DCS meliputi:
1.      Controller
2.       I/O
3.      Terminal Unit
4.      HMI / Supervisory Station
5.      Engineering Station
6.      Historian
7.      Sistem aset management & sistem report

10
Gambar Arsitektur Umum DCS

Sistem utama tersebut dirangkai dalam suatu topografi yang bersusun


membentuk sistem pengontrolan, menghasilkan report, dan penyimpanan data.
Berikut ini topografi sistem DCS

Gambar Topografi Sistem DCS

Dari gambar topografi tersebut, sampai saat ini DCS adalah sistem kontrol
yang memiliki fungsi terlengkap dan cocok untuk aplikasi yang mengedepankan
sistem integrasi. Adapun di bawah ini terdapat gambar arsitektur dari beberapa tipe
DCS.
Foxboro I/A Series

11
Gambar Arsitektur DCS Foxboro I/A Series
Siemens PCS7

Gambar Arsitektur DCS PCS 7


Honeywell Experion PKS

Gambar Arsitektur Honeywell Experion PKS


Honeywell TDC3000

Gambar Arsitektur Honeywell TDC3000

12
Honeywell Total Plant Solutions (TPS)

Gambar Arsitektur Honeywell Total Plant Solutions (TPS)

Yokogawa Centum CS3000

Gambar Arsitektur Yokogawa Centum CS3000

Sistem Pengendalian Menggunakan DCS Centum CS 3000


Teknologi DCS menggunakan beberapa kontroler yang terpisah. Masing-
masing kontroler bekerja untuk menangani beberapa  loop pengendalian. Sistem ini
dinamakan Distributed control system (DCS), karena mekanisme pengendalian
dilakukan beberapa kontroler (distributed). Gambar 13 menunjukkan sistem
pengendalian DCS.

Gambar Sistem pengendalian DCS

13
Dari gambar tersebut, Field instrument akan mengirimkan sinyal ke unit
kontroler. Kontroler selanjutnya mengolah sinyal tersebut sesuai  setting yang ada.
Output sinyal dikirim ke  field instrumentt di  plant. Selama proses kalkulasi dan
pengendalian, kontroler yang ada akan selalu mengirim sinyal ke sistem komputer
pada kontrol  room. Dengan demikian proses pengendalian dapat diawasi secara terus
menerus. 

Perancangan Sistem Kontrol Proses


Perancangan sistem kontrol proses yaitu kontroler pada DCS  Centum CS
3000 mengirimkan sinyal kontrol menuju  plant dan umpan balik dari keluaran  plant
akan dikirimkan kembali ke DCS Centum CS 3000. Pada proses pengiriman sinyal
kontrol, Kontroler terhubung ke  plant melalui   melalui jaringan. DCS Centum CS
3000 digunakan sebagai kontroler dan pusat dari perhitungan untuk mengirimkan
sinyal kontrol, sehingga mempertahankan keluaran  plant  sesuai dengan  set point.
Sinyal kontrol dari kontroler akan dikirimkan melalui sistem tambahan (Embeded
system), yaitu penggunaan Labview sebagai pertukaran data. Hal ini disebabkan, tidak
tersedianya modul komunikais  modbus ethernet  pada DCS  Centum CS 3000.
Gambar 15 menunjukkan diagram blok sistem kontrol proses ini.

Gambar Diagram blok sistem kontrol proses

Tipe Kontroller pada DCS Yokogawa CS3000


Pada DCS yokogawa CS3000 ini pemrograman algoritma kontrol
menggunakan function blok, dimana setiap blok memiliki fungsinya masing-masing,
seperti :
1      Link blok PIO, digunakan sebagai masukan dan keluaran module dari centum
CS3000
2      PID, digunakan sebagai blok untuk algoritma kontrol PID

14
3      ST16, digunakan untuk pemrograman sekuensial
4      CALCU dan CALCU-L
5      LC64, digunakan untuk pemrograman logika
Dan masih banyak lagi yang function blok-blok lain yang terdapat dalam
program centum 3000 yang digunakan untuk membuat algoritma kontrol serta
monitoring suatu plant. Pada DCS yokogawa memiliki beberapa algoritma
pengendalian PID, yaitu :
1. Tipe kontrol dasar PID (PID)
Melakukan aksi kontrol proporsional, integral dan derivatif mengikuti perubahan
nilai set point. Bertujuan untuk menghasilkan respon yang cepat terhadap perubahan
nilai set point.
2. Tipe kontrol PID proporsional PV dan derivativ (I-PD)
Hanya melakukan aksi integral saat nilai set point berubah. Menjamin kestabilan
sistem meskipun nilai set point berubah secara mendadak.
3. Tipe kontrol PID derivativ PV (PI-D)
Hanya melakukan aksi proporsional dan integral saat nilai set point berubah.
Digunakan jika memerlukan respon yang lebih baik terhadap perubahan nilai, seperti
blok kontrol hilir (downstream) pada loop kontrol cascade.
4. Tipe penentuan otomatis
Pada mode cascade atau remote cascade, menggunakan tipe kontrol PID derivatif
PV (PI-D) agar dapat lebih baik dalam mengikuti perubahan nilai set point. Pada
mode automatis, menggunakan tipe kontrol PID proporsional PV dan derivatif (I-PD)
untuk menjaga kestabilan sistem.
5. Tipe penentuan otomatis 2
Pada mode cascade menggunakan tipe kontrol PID derivatif PV (PI-D). Pada mode
automatis atau remote cascade menggunakan tipe kontrol PID proporsional PV dan
derivatif (I-PD) untuk menjaga kestabilan sistem.

2.4 Fungsi dan Cara Kerja DCS


FUNGSI DCS :
 Dcs berfungsi sebagai alat untuk melakukan kontrol suatu loop system dimana satu
loop bisa terjadi beberapa proses control.

15
 Berfungsi sebagai pengganti alat alat control manual dan auto yang terpisah pisah
menjadi suatu kesatuan sehingga lebih mudah untuk pemeliharaan dan penggunaanya
 Sarana pengumpul data dan pengolah data agar didapat suatu proses yang benar-benar
diinginkan.

CARA KERJA DCS:


DCS sebagai suatu system control otomatis bekerrja dengan cara :
1. Mengumpulkan data yang diterima dari lapangan
2. Mengolah data tersebut menjadi sebuah signal standart
3. Mengolah data signal standart yang didapat dengan system pengontrolan yang berlaku
sehingga bisa diterapkan untuk mendapatkan nilai yang cocok untuk koreksi signal
4. Bila terjadi error atau simpangan data maka dilakukan koreksi dari data yang didapat
guna mencapai nilai standar yang dituju.
5. Setelah terjadi koreksi dari simpangan data dilakukan pengukuran atau pengumpulan
data ulang dari lapangan

2.5 Kelebihan dan Kekurangn DCS


Kelebihan DCS
1. Fungsi control terdistribusi diantara FCS
2. Sistem redundancy tersedia di setiap level
3. Modifikasi interlock sangat mudah dan fleksibel
4. Informasi variable proses dapat ditampilkan sesuai dengan keinginan besar
5. Maintenance dan troubleshooting menjadi lebih mudah
6. Dapat diinstal pada konfigurasi dasar yang sangat bervariasi selanjutnya
dikembangkan sesuai kebutuhan dimasa mendatang
7. Penggunaan multi computer dapat dimanfaatkan untuk operasi parallel(multitasking)

Kekurangan DCS
1. Memiliki scanning time yang lebih lambat(ada yang mencapai orde second)
dibandingkan PLC
2. Hasil produk relative mahal
3. Downtime umumnya tidak hanya menyebabkan kehilangan produksi tetapi dapat
menyebabkan keadaan yang berbahaya

16
4. Jika terjadi kerusakan,waktu pemulihan relative lambat

2.6 Aplikasi DCS


1. DCS dirancang dan digunakan untuk mengontrol proses produksi dan operasi yang
berlangsung secara kontinyu atau batch-oriented. Contoh proses produksi/operasi
yang berlangsung secara kontinyu adalah oil refining,petrochemicals, central station
power generation,pharmaceuticals, food & beverage manufacturing,
cementproduction, steelmaking, and papermaking.
2. DCS dihubungkan ke sensor dan aktuator yang berguna mendeteksi kondisi sistem.
Hasil pembacaan sensor dibandingkan dengan setpoint. Contoh pressure
sensor,controller, and control valve.
3. Pengukuran pressure atau flow dikirim ke controller, biasanya melalui signal
conditioning Input/Output (I/O) device.
4. Jika kondisi pengukuran sensor mencapai setpoint maka kontroler mengintruksikan
device untuk buka/tutup valve sampaiproses fluidic flow mencapai kondisi yang
diinginkan (setpoint)

Penggunaan DCS
 Generator Listrik → hydro, coal, gas, oil, shale, nuclear, wind, solar
 Saluran transmisi → Listrik, gas, minyak(oil)
 Jaringan Distribusi→Listrik dan air
 Kontrol Proses →paper, food, pharmaceutical, metal, processing,glass, cement,
chemical, refinery, oil & gas
 Sistem Manufaktur→ computer aided manufacturing (CIM), flexiblefabrication,
appliances, automotive, aircrafts

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Distributed control system (DCS) adalah sebuah system kontrol yang biasanya
digunakan pada sistem manufacturing atau proses, dimana elemen controller tidak berada
pada sentral sistem (sebagai pusat) tetapi tersebar di sistem dengan komponen subsistem
di bawah kendali satu atau lebih controller. Distributed control system (DCS) digunakan
dalam industri untuk memonitor dan mengontrol peralatan yang tersebar dengan atau
tanpa campur tangan manusia.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai
pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://agfi.staff.ugm.ac.id/blog/index.php/2008/12/distributed-control-system-dcs/
http://miraclesphysics.blogspot.co.id/2012/10/distributed-control-system-dcs.html
https://www.slideshare.net/sarahrusdian/sistem-kontrol-distributed-control-system-dan-
programable-logic-controller
http://dillastr.blogspot.com/2017/05/distributed-control-system-dcs.html?m=1
https://id.scribd.com/document/353237565/Makalah-Plc-Dcs
https://id.scribd.com/doc/65620779/Materi-Kuliah-DCS
https://www.academia.edu/36055614/Belajar_dengan_Mudah_Distributed_Control_Systems
_Sistem_Kendali_Terdistribusi_
https://ardianeko.wordpress.com/2012/05/25/distributed-control-system/

19

Anda mungkin juga menyukai