A. Pengertian SCADA
Sistem Kendali Terdistribusi atau yang lebih dikenal dengan nama Superviory
Control and Data Acquisition (SCADA) mengacu pada sistem kontrol yang biasa
digunakan pada sistem manufaktur, proses atau sistem dinamis lainnya dimana elemen
kontroler tidak terpusat di lokasi tertentu melainkan terdistribusi seluruhnya dimana
setiap sub sistem dikontrol oleh satu atau lebih kontroler. Keseluruhan sistem kontrol di
masing-masing sub sistem dihubungkan dalam jaringan untuk komunikasi dan
monitoring. Istilah SCADA sangat luas dan digunakan untuk berbagai keperluan di
industri untuk melakukan monitoring dan pengendalian peralatan yang terdistribusi.
Superviory Control and Data Aquisition(SCADA) digunakan untuk pengendalian proses
produksi yang mempunyai karakteristik dimana proses produksi berlangsung secara
kontinu (terus-menerus) dan terdapat banyak proses yang tersebar secara geografis.
Selain proses kontinu, SCADA juga banyak diaplikasikan pada kontrol proses jenis
semi kontinu atau batch. Contoh industri yang proses produksinya dan berfungsinya
berlangsung secara kontinu 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu secara terus menerus
adalah industri penambangan minyak dan gas dan pembangkit tenaga listrik, dan proses
di kamar mesin kapal.. SCADA merupakan suatu pengembangan sistem kontrol digital
dengan mengunakan komputer dan peraralan elektronik lainnya agar didapat suatu
pengontrol suatu loop sistem lebih terpadu dan dapat dilakukan oleh semua orang
dengan cepat dan mudah.
SCADA secara umum terdiri dari kontrol digital yang terdistribusi dan mampu
melakukan proses pengaturan 1 – 256 loop atau lebih dalam satu control box. Peralatan
I/O dapat diletakkan menyatu dengan kontroler atau dapat juga diletakkan secara
terpisah kemudian dihubungkan dengan suatu jaringan. Saat ini, kontroler memiliki
kemampuan komputasional yang lebih luas. Selain control PID, kontroler dapat juga
melakukan pengaturan logic dan sekuensial. SCADA modern mendukung sistem
kontrol cerdas seperti logika fuzzy dan jaringan syaraf tiruan (artificial neural network).
A- 1
satu atau lebih workstation dan dapat dikonfigurasi di workstation atau dari PC secara
offline. Komunikasi lokal dapat dilakukan melewati jaringan melalui kabel atau fiber
optic.
Pengertian terdistribusi dalam SCADA meliputi beberapa hal yang perlu untuk
didistribusikan diantaranya yaitu:
- Geografis
- Fungsional
Secara fungsional, masing-masing field dalam SCADA dapat bekerja secara
sendiri-sendiri tetapi terkoordinasi dengan baik. Kontrol room mampu memonitor
masing-masing field dari jarak jauh dan sekaligus mampu memberikan perintah
kepada masing-masing field untuk mendapatkan performansi yang diinginkan.
A- 2
SCADA merupakan sistem kontrol yang mampu menghimpun (mengakuisisi) data dari
lapangan dan memutuskan akan diapakan data tersebut, data-data yang telah diakuisisi
(diperoleh) dari lapangan bisa disimpan untuk rekaman atau keperluan-keperluan masa
datang, atau digunakan dalam proses-proses saat itu juga, atau bisa juga, digabung
dengan data-data dari bagian lain proses, untuk kontrol lajutan dari proses yang
bersangkutan.
Terdiri dari :
Operator Console.
Alat ini mirip monitor komputer. Digunakan untuk memberikan informasi
umpan balik tentang apa yang sedang dikerjakan atau dilakukan dalam pabrik,
selain itu juga bisa menampilkan perintah yang diberikan pada sistem kontrol.
Melalui konsol ini juga, operator memberikan perintah pada instrumen-
instrumen di lapangan.
Engineering Station.
Ini adalah stasion2 untuk para teknisi yang digunakan untuk mengkonfigurasi
sistem dan juga mengimplementasi algoritma pengontrolan.
History Module.
Alat ini mirip dengan harddisk pada komputer. Alat ini digunakan untuk
menyimpan konfigurasi DC dan juga konfigurasi semua titik di pabrik. Alat ini
juga bisa digunakan untuk menyimpan berkas-berkas grafik yang ditampilkan di
konsol dan banyak sistem saat ini mampu menyimpan data-data operasional
pabrik.
Data Historian.
Biasanya berupa perangkat lunak yang digunakan untuk menyimpan variabel2
proses, set point dan nilai-nilai keluaran. Perangkat lunak ini memiliki
kemammpuan laju scan yang tinggi dibandingkan History Module.
Control Modules.
Ini seperti otaknya SCADA. Disinilah fungsi-fungsi kontrol dijalankan, seperti
kontrol PID, kontrol pembandingan, kontrol rasio, operasi-operasi aritmatika
sederhana maupun kompensasi dinamik. Saat ini sudah ada peralatan modul
kontrol yang lebih canggih dengan kemampuan yang lebih luas.
I/O.
Bagian ini digunakan untuk menangani masukan dan luaran dari SCADA.
Masukan dan luaran tersebut bisa analog, bisa juga digital. Masukan/luaran
A- 3
digital seperti sinyal-sinyal ON/OFF atau Start/Stop. Kebanyakan dari
pengukuran proses dan luaran terkontrol merupakan jenis analog.
Semua elemen-elemen yang telah dijelaskan tersebut terhubungkan dalam satu jaringan.
B. Perkembangan SCADA
Aplikasi sistem kontrol di industri mengalami perkembangan sesuai dengan
teknologi pada jamannya. Perkembangan sistem kontrol proses di dunia industri
ditandai dengan perkembangan:
Sistem Kontrol Berbasis Pneumatic
Sistem kontrol pneumatic banyak digunakan di dunia industri sejak lama karena
berbagai kelebihan sistem pneumatic. Sistem control pnematik menggunakan udara
bertekanan untuk menggerakkan piston yang akan menggerakkan actuator dalam
melakukan aksi kontrol.
Sistem Kontrol Elektronik Analog
Kontrol elektronik merupakan suatu rangkaian elektronika yang dirancang dan
digunakan untuk mengendalikan peralatan listrik seperti lampu, motor listrik dan
peralatan listrik dan elektronika lainnya. Pengendali elektronik biasanya digunakan
untuk menghidupkan, mematikan, merubah putaran motor, meredupkan atau
menerangkan lampu, mengubah kecepatan motor, menghidupkan selama selang
waktu tertentu, menghidupkan dengan hitungan (counter) serta pengendalian
berdasarkan logika. Untuk dapat merancang dan membuat rangkian pengendali
elektronik dibutuhkan komponen-komponen elektronika baik komponen pasif
maupun komponen aktif. Salah satu komponen yang banyak digunakan adalah
transistor, SCR, Diac dan Triac. Transistor banyak dimanfaatkan sebagai saklar
elektronik yang dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis.
A- 4
bentuk IC (Integrated Circuit) maupun mikrokontroler dan mikroprosesor.
Perkembangan hardware yang semakin canggih menjadikan sistem kontrol digital
mengalami perkembangan yang sangat pesat.
A- 5
• Distributed Control Systems (SCADA)
Sistem kontrol terdistribusi banyak berkembang di industri yang mempunyai jumlah
plant atau field yang cukup banyak dimana di masing-masing plant perlu dikontrol
secara tersendiri tetapi secara global dapat dikendalikan dari suatu tempat yang
dinamakan control room. Dengan SCADA maka kendalan sistem kontrol dapat
dijamin.
A- 6
Gambar A-3 Arah Perkembangan SCADA
C. SCADA real time Engine Room simulator.
Di kampus pelayaran dibawah BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia) Direktorat Perhubungan Laut terdiri dari beberapa jurusan diantaranya adalah
jurusan Nautika, Jurusan Teknika dan yang terakhir menyelenggarakan jurusan elektro
pelayaran. Untuk membekali taruna agar nantinya setelah lulus dapat beradaptasi
langsung dengan peralatan yang ada dikapal maka pada saat studi di kampus para taruna
dilatih dengan berbagai macam peralatan atau simulator peralatan di kapal sesuai bidang
yang diambil, jurusan Nautika dilengkapi dengan berbagai simulator peralatan deck,
jurusan Teknika dilengkapi dengan simulator peralatan di kamar mesin, sedangkan
jurusan elektro dilengkapi dengan simulator elektrik dan elektronika yang menunjang
peralatan di deck maupun di kamar mesin.
Sampai saat ini khusus untuk simulator sistem kontrol terintegrasi di kapal
taruna dilatih dengan CBT (computer base training) engine room simulator, dimana
taruna dilatih untuk mengoperasikan berbagai macam peralatan di kamar mesin secara
simulasi grafis dengan komputer (PC) yang meliputi peralatan ME (main engine),
peralatan Auxiliary engine dan peralatan sistem kelistrikan dan distribusi daya listrik.
Beberapa kelebihan dan kekurangan dari CBT engine room simulator adalah :
- Taruna dapat mengenal berbagai macam peralatan kamar mesin di kapal.
- Taruna dapat mengoperasikan dan trouble shooting sistem kontrol.
- Taruna dapat mengetahui fungsi dan kerja peralatan yang ada di kamar mesin.
Namun disamping kelebihan dari CBT engine room simulator, terdapat
kekurangan yaitu taruna tidak dapat melihat peralatan real dan mengoperasikan secara
real time, padahal untuk melatih kemampuan psikomotik taruna dibutuhkan sebuah
pelatihan dengan simulator mesin secara fisik dan pengoperasian secara real time.
- Arsitektur SCADA real time engine room simulator
Sebagai sebuah sistem, tentu saja SCADA mempunyai komponen-komponen
penyusun yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan dari SCADA yaitu
mendapatkan nilai keluaran dari proses sesuai dengan set point. Komponen-komponen
A- 7
dalam suatu sistem SCADA diintegrasikan satu dengan lainnya melalui jaringan
komunikasi sehingga antar komponen dapat saling berhubungan dan mendukung kinerja
satu dengan lainnya.
Secara umum, komponen SCADA terdiri dari hardware, software dan brainware
yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Hardware pada SCADA berfungsi
sebagai mesin yang akan melakukan kerja secara nyata pada pengendalian proses
produksi yang berlangsung. Software akan bekerja secara terintegrasi dengan hardware,
dimana software inilah yang menjadi pedoman dalam sistem kerja sebuah SCADA.
Sedangkan brainware atau mausia berfungsi sebagai engineer, operator dan supervisor
dari proses yang berlangsung pada sistem SCADA. Ketiga komponen ini akan saling
berkaitan dan bekerjasama untuk menghasilkan kinerja terbaik dalam system kontrol
terintegrasi perlatan di kamar mesin kapal.
Secara umum komponen hardware sistem SCADA real time engine room simulator
dapat dilihat pada gambar 4 arsitekturnya sebagai berikut:
Gambar A-4. Arsitektur sistem SCADA real time engine room simulator
Analog dan digital output adalah komponen SCADA yang berfungsi untuk
menyalurkan data dari pengolahan yang dilakukan oleh kontroller ke aktuator signal
analog ataupun digital yang diberikan ke aktuator adalah signal yang standart sama
A- 8
dengan signal dari analog input yaitu 4-20 mA atau 1-5 VDC yang berfungsi untuk
signal koreksi ke aktuator
Sensor adalah alat ukur yang dipasang dilapangan, pada saat ini sebuah sensor
bisa juga disebut transmiter sebab selain dapat mengukur suatu besaran proses, alat ini
bisa juga memberikan signal (transmit) ke alat yang lain. Untuk Pengukuran pada
proses signal yang dihasilkan adalah signal analog atau digital sesuai dengan kebutuhan
dari kontrol yang akan dilakukan. Hasil pengukuran analog akan masuk ke analog input
untuk diolah berapa hasil pengukurannya dan untuk signal digital akan masuk ke digital
input yang selanjutnya data akan diolah oleh kontroler.
- Sensor level
Dalam suatu proses produksi, seringkali level ketinggian suatu cairan perlu
dikontrol dengan baik. Untuk itu dibutuhkan peralatan untuk dapat mengukur level
ketinggian suatu cairan tersebut. Untuk mengukur level ketinggian cairan dapat
digunakan beberapa peralatan sensor sebagai berikut:
- Sensor flow
Pada beberapa proses produksi seperti distribusi air, minyak dan gas dan beberapa
industri proses lainnya, membutuhkan pengukuran kecepatan aliran dari suatu
fluida. Oleh karena itu dibutuhkan peralatan ukur flow dengan prinsip kerja yang
baik. Beberapa peralatan yang banyak digunakan untuk pengukuran kecepatan
fluida diantaranya adalah:
A- 9
Signal standar yang digunakan dalam komponen analog input biasanya
menggunakan besaran pressure atau listrik. Untuk besaran dalam bentuk pressure
digunakan nilai antara 3 -15 Psi, sedangkan untuk besaran elektrik digunakan arus atau
tegangan. Untuk arus listrik digunakan nilai antara 4-20 mA sedangkan untuk tegangan
digunakan nilai standar antara 1 - 5 V DC. Signal standar ini didapat dari
sensor/transmitter yang berada di field yang dikirim melalu junction box. Untuk
pengukuran signal standar dapat dijadikan acuan berapa pembacaan sensor yang terjadi
di lapangan Seperti contoh sebagai berikut:
4 mA = 0 % Pembacaan Sensor
12 mA = 50 % Pembacaan Sensor
20 mA = 100 % Pembacaan Sensor
Untuk signal digital dimana data yang didapat adalah signal digital hanya berupa signal
open atau close, maka standar signal menggunakan besaran listrik berupa tegangan
dengan nilai:
Open = 0 Vdc
Closed = 5 Vdc
A- 10
pengontrolan sederhana untuk yaitu dengan ON- OFF control yaitu hanya untuk
pengontrolan yang tidak continous atau biasanya digunakan untuk pengontrolan sistem
digital.
Aktuator
Aktuator adalah alat yang berfungsi sebagai alat aktualisasi untuk melakukan
koreksi yang terjadi dari error yang terjadi pada saat pengukuran yang dimana actuator
ini menerima signal controler untuk memperbaiki error yang terjadi. Salah satu contoh
actuator adalah control valve untuk analog kontrol dan Motor kontrol untuk Digital
control, salah satu contoh speed control, level kontrol, pressure control dengan VSD
(variable speed drive) sebagai berikut :
Operator Station
Operator station sebagai suatu alat komunikasi antara operator dan teknisi pada
sistem SCADA atau bisa juga disebut consule. Operator station ada 2 macam yaitu
Operator station untuk Operasional kerja yang harus on line pada jaringan SCADA dan
Engineering Station yang berfungsi untuk proses maintenance pada sistem SCADA
sehingga bisa membuat Sebuah data base atau PC Program tidak secara ON line.
Pada Opertor Station harus dilaksanakan back Up hal ini untuk mencegah terjadi
kehilangan data pada sistem SCADA di Consule tersebut dan Restore bila diperlukan.
LADDER DIAGRAM
A- 11
Ladder Diagram (LD) adalah salah satu bahasa pemograman PLC yang umum
digunakan setelah bahasa pemograman Function Block Diagram (FBD}, Structure
Text (ST), Instruction List (IL)/Statement List (SL) dan Sequential Function
Chart (SFC).
Tidak semua PLC support bahasa-bahasa pemograman diatas. Ada yang hanya support
LD saja, ada juga yang support LD, FBD,SFC,ST tergantung dari PLC yang kita pakai.
Berikut bahasa pemrograman yang digunakan oleh beberapa merek PLC :
1. Allen bradley PLC-5 & SLC-500 : Ladder Diagram (LD)
2. Allen bradley Logix 5000 family : Ladder Diagram (LD), Function Block
Diagram (FBD), Sequential Function Chart (SFC), Structure Text (ST)
3. Omron CX-Programmer V8.1 : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram
(FBD), Sequential Function Chart (SFC)
4. Schneider : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram (FBD), Sequential
Function Chart (SFC)
5. Siemens : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram (FBD), Sequential
Function Chart (SFC), Instruction List (IL)
Ladder Diagram merupakan tiruan dari logika yang diaplikasikan langsung oleh relay.
Ladder Diagram banyak mengurangi kerumitan yang dihadapi oleh teknisi untuk
menyelesaikan tujuannya.
Ladder Diagram sederhana dapat disamakan dengan wiring diagram. Sebagai contoh,
seperti dibawah ini.
A- 12
Gambar A-6. Wiring Diagram Star Delta
Dari gambar wiring diagram Star Delta tersebut, secara tidak langsung saya sudah
memberikan gambaran dasar tentang Ladder Diagram. Entah karena kebiasaan atau hal
lainnya atau juga kurangnya pengetahuan aturan standard internasional penggunaan
simbol kontak NO NC, saya tidak pernah menggambarkan kontak NO dan NC di blog
saya ini dengan simbol mirip saklar, atau juga bisa jadi MCB , baik
dalam wiring diagram komponen Relay, Kontaktor dan Timer.
Dari gambar diagram diatas, kita terlebih dahulu memodifikasi diagram dengan tidak
merubah fungsi dan urutan kerja rangkaian. Seperti pada gambar dibawah ini.
A- 13
Gambar A-8 Wiring diagram yang bersesuaian dengan ladder diagram
Dan untuk mendapatkan gambar Ladder Diagram yang tersirat, silahkan anda memutar-
mutar gambar dengan program pengolah gambar., lihat saja gambar dibaliknya. dan
putarlah ke arah kiri 90°. Hasilnya akan dapat terlihat seperti gambar dibawah ini
Gambar A-9. Wiring diagram yang bersesuaian dengan ladder diagram yang diputar.
A- 14
pada program Assembler yang akan dipakai untuk mengolah program-sumber assembly
tersebut.
Setiap baris-perintah merupakan sebuah perintah yang utuh, artinya sebuah perintah
tidak mungkin dipecah menjadi lebih dari satu baris. Satu baris perintah bisa terdiri atas
4 bagian, bagian pertama dikenali sebagai label atau sering juga disebut sebagai symbol,
bagian kedua dikenali sebagai kode operasi, bagian ketiga adalah operand dan bagian
terakhir adalah komentar. Antara bagian-bagian tersebut dipisahkan dengan sebuah
spasi atau tabulator.
1. Bagian label
Label dipakai untuk memberi nama pada sebuah baris-perintah, agar bisa mudah
menyebitnya dalam penulisan program. Label bisa ditulis apa saja asalkan diawali
dengan huruf, biasa panjangnya tidak lebih dari 16 huruf. Huruf-huruf berikutnya boleh
merupakan angka atau tanda titik dan tanda garis bawah. Kalau sebuah baris-perintah
tidak memiliki bagian label, maka bagian ini boleh tidak ditulis namun spasi atau
tabulator sebagai pemisah antara label dan bagian berikutnya mutlak tetap harus ditulis.
Dalam sebuah program sumber bisa terdapat banyak sekali label, tapi tidak boleh ada
label yang kembar. Sering sebuah baris-perintah hanya terdiri dari bagian label saja,
baris demikian itu memang tidak bisa dikatakan sebagai baris-perintah yang
sesungguhnya, tapi hanya sekedar memberi nama pada baris bersangkutan. Bagian
label sering disebut juga sebagai bagian symbol, hal ini terjadi kalau label tersebut tidak
dipakai untuk menandai bagian program, melainkan dipakai untuk menandai bagian
data.
A- 15
Kode-operasi berbentuk mnemonic tidak dikenal mikroprosesor/mikrokontroler,
agar program yang ditulis dengan kode mnemonic bisa dipakai untuk mengendalikan
prosesor, program semacam itu diterjemahkan menjadi program yang dibentuk dari
kode-operasi kode-biner, yang dikenali oleh mikroprosesor/mikrokontroler.
Tugas penerjemahan tersebut dilakukan oleh program yang dinamakan sebagai Program
Assembler.
Di luar kode-operasi yang ditentukan pabrik pembuat mikroprosesor/mikrokontroler,
ada pula kode-operasi untuk mengatur kerja dari program assembler, misalnya dipakai
untuk menentukan letak program dalam memori (ORG), dipakai untuk membentuk
variabel (DS), membentuk tabel dan data konstan (DB, DW) dan lain sebagainya.
3. Bagian Operand
Operand merupakan pelengkap bagian kode operasi, namun tidak semua kode
operasi memerlukan operand, dengan demikian bisa terjadi sebuah baris perintah hanya
terdiri dari kode operasi tanpa operand. Sebaliknya ada pula kode operasi yang perlu
lebih dari satu operand, dalam hal ini antara operand satu dengan yang lain dipisahkan
dengan tanda koma.
Bentuk operand sangat bervariasi, bisa berupa kode-kode yang dipakai untuk
menyatakan Register dalam prosesor, bisa berupa nomor-memori (alamat memori) yang
dinyatakan dengan bilangan atau pun nama label, bisa berupa data yang siap di-operasi-
kan. Semuanya disesuaikan dengan keperluan dari kode-operasi.
Untuk membedakan operand yang berupa nomor-memori atau operand yang berupa
data yang siap di-operasi-kan, dipakai tanda-tanda khusus atau cara penulisan yang
berlainan.
Di samping itu operand bisa berupa persamaan matematis sederhana atau persamaan
Boolean, dalam hal semacam ini program Assembler akan menghitung nilai dari
persamaan-persamaan dalam operand, selanjutnya merubah hasil perhitungan tersebut
ke kode biner yang dimengerti oleh prosesor. Jadi perhitungan di dalam operand
dilakukan oleh program assembler bukan oleh prosesor!
4. Bagian Komentar
Bagian komentar merupakan catatan-catatan penulis program, bagian ini
meskipun tidak mutlak diperlukan tapi sangat membantu masalah dokumentasi.
Membaca komentar-komentar pada setiap baris-perintah, dengan mudah bisa dimengerti
A- 16
maksud tujuan baris bersangkutan, hal ini sangat membantu orang lain yang membaca
program.
Pemisah bagian komentar dengan bagian sebelumnya adalah tanda spasi atau tabulator,
meskipun demikian huruf pertama dari komentar sering-sering berupa tanda titik-koma,
merupakan tanda pemisah khusus untuk komentar.
Untuk keperluan dokumentasi yang intensip, sering-sering sebuah baris yang
merupakan komentar saja, dalam hal ini huruf pertama dari baris bersangkutan adalah
tanda titik-koma. Pembahasan di atas diringkas dalam Gambar A-10.
Assembly Listing
Program-sumber assembly di atas, setelah selesai ditulis diserahkan ke program
Assembler untuk diterjemahkan. Setiap prosesor mempunyai program assembler
tersendiri, bahkan satu macam prosesor bisa memiliki beberapa macam program
Assembler buatan pabrik perangkat lunak yang berlainan.
Hasil utama pengolahan program Assembler adalah program-obyek. Program-
obyek ini bisa berupa sebuah file tersendiri, berisikan kode-kode yang siap dikirimkan
ke memori-program mikroprosesor/mikrokontroler, tapi ada juga program-obyek yang
disisipkan pada program-sumber assembly seperti terlihat dalam Assembly Listing di
Gambar A-11.
Bagian kanan Gambar A-11 merupakan program-sumber Assembly karya asli
penulis program, setelah diterjemahkan oleh program Assembler kode-kode yang
A- 17
dihasilkan berikut dengan nomor-nomor memori tempat penyimpanan kode-kode tadi,
disisipkan pada bagian kiri setiap baris perintah, sehingga bentuk program ini tidak lagi
dikatakan sebagai program-sumber assembly tapi dikatakan sebagai Assembly Listing.
Membaca Assembly Listing bisa memberikan gambaran yang lebih jelas bagi program
yang ditulis, bagi pemula Assembly Listing memberi pengertian yang lebih mendalam
tentang isi memori-program, sehingga bisa lebih dibayangkan bagaimana kerja dari
sebuah program.
A- 18
nomor 0. Kalau ternyata kode-kode biner diisikan mulai dari memori nomor 8000h,
maka mulai posisi 0 sampai 7FFFh akan diisi dengan bilangan biner 00h, baru setelah
itu menyusul kode biner yang sesungguhnya. File semacam ini banyak dipakai untuk
EPROM Programmer model lama.
File jenis kedua dinamakan Hexadecimal format object file, biasanya memakai ekstensi
*.BIN . Data biner dirubah ke dalam bentuk heksadesimal dan yang disimpan ke dalam
file adalah kode ASCII dari bilangan heksadesimal tersebut. Misalnya data biner
00111010, atau heksadesimal 3Ah, dituliskan ke dalam file menjai 33h (kode ASCIInya
angka 3) dan 41h (kode ASCIInya huruf A). Dengan cara ini isi dari file tersebut bisa
dengan mudah dibaca dengan program penyunting teks (text editor) biasa, bahkan bisa
di-cetak di atas kertas seperti terlihat dalam Gambar A-12, file semacam itu bisa dibaca
dengan text editor biasa, misalnya EDIT.COM dalam DOS, atau NOTEPAD dalam
Windows.
Dalam file format HEX semacam ini, selain disimpan data biner yang akan diisikan ke
ROM, berisikan pula nomor-nomor memori tempat penyimpanan data biner tersebut.
EPROM programer baru umumnya memakai format file obyek semacam ini.
A- 19
Gambar A-12. Anatomi baris-baris dalam file format HEX
File program obyek dengan format HEX dari Intel berisikan baris-baris tulisan seperti
terlihat dalam Gambar A-12.
Setiap baris mengandung informasi tentang berapa banyak data dalam baris
tersebut, alamat awal tempat penyimpanan data dalam baris tersebut, jenis baris dan
sarana untuk memastikan kebenaran data yang dinamakan sebagai check sum. Dalam
baris tersebut, setiap huruf (kecuali huruf pertama) mewakili satu bilangan heksa-
desimal, dengan demikian setiap 2 huruf membentuk data satu byte yang terdiri dari 2
bilangan heksa desimal.
Rincian dari format tersebut sebagai berikut :
1. Huruf pertama dalam baris, selalu berisi tanda “:”, merupakan kode identitas yang
menyatakan baris tersebut berisikan kode-kode biner yang disimpan dalam format
HEX dari Intel.
2. Huruf ke-2 dan ke-3 dipakai untuk menyatakan banyaknya data dalam baris yang
dinyatakan dengan 2 angka heksa-desimal, sehingga banyaknya data dalam 1 baris
maksimal adalah 255 (atau heksa-demimal FF).
3. Huruf ke 4 sampai 7, merupakan 4 angka heksa-desimal yang dipakai untuk
menyatakan alamat awal tempat penyimpanan kode-kode dalam baris teks
bersangkutan.
4. Huruf 8 dan 9 dipakai untuk menyatakan jenis teks data. Nilai 00 dipakai untuk
menyatakan baris tersebut berisikan data biasa, 01 menyatakan baris tersebut
merupakan baris terakhir.
5. Huruf ke 10 dan seterusnya adalah data. Setiap 2 huruf mewakili data 1 byte,
sehingga jumlah huruf pada bagian ini adalah dua kali banyaknya data yang disebut
pada butir 2 di atas.
6. 2 huruf terakhir dalam baris merupakan check sum. Byte-byte yang disebut
dalam butir 2 sampai 5 di atas dijumlahkan, hasil penjumlahan di-balik (inverted)
sebagai bilangan check sum. (Hasil penjumlahan bisa menghasilkan nilai yang lebih
besar dari 2 bilangan heksadesimal, namun hanya 2 bilangan heksa-desimal yang
bobotnya terkecil yang dipakai).
BAHASA PEMROGRAMAN C
A- 20
Bahasa C luas digunakan untuk pemrograman berbagai jenis perangkat,
termasuk mikrokontroler. Bahasa ini sudah merupakan high level language, dimana
memudahkan programmer menuangkan algoritmanya. Struktur penulisan bahasa C
secara umum terdiri atas empat blok, yaitu header, deklarasi konstanta global dan atau
variable, fungsi dan atau prosedur (dapat di bawah program utama), dan program utama.
/* Deklarasi konstanta dan atau variabel global */ unsigned char dt, xx;
[global variables] // Opsional char buf[33];
/* Deklarasi fungsi dan atau prosedur */ unsigned char lampu (unsigned char
[functions] // Opsional bitn)
{
PORTA=bitn & 0x3C;
}
/* Program utama */
void main(void) void main (void);
{ {
/* Deklarasi konstanta dan atau variabel lokal */ char data;
[Isi Program Utama] PORTA=0x00;
} DDRA=0xF0;
While (1)
{
…
};
}
A- 21
Human / Man Machine Interface (HMI/MMI)
Gambar A-13. Uman Machine Interface (HMI)/ Man Machine Interface (MMI).
Monitoring, kita dapat memonitor/mengawasi kondisi plant kita secara real time
tanpa perlu keluar dari control room.
Setting (based on security level), kita dapat merubah setting misal settingan
alarm high dan low dari suatu pressure atau bahkan kita bisa merubah settingan
trip suatu system.
A- 22
Take action (based on security level), kita dapat menjalan suatu proses atau
menshutdown proses tersebut.
Alarm, disediakan Alarm History dan Summary. Sehingga nantinya kita bisa
menge-track alarm2 apa saja yang aktif dan bisa mendapatkan alasan kenapa
suatu system tiba-tiba trip/shutdown.
Trending, ini adalah graphic dari sebuah process misal temperature dari system
yang bersangkutan. Bisa dilihat secara Real Time atau History.
A. PENDEKATAN
Pendekatan untuk melaksanakan dan menyelesaikan Pembuatan SCADA simulator
ruang Mesin kapal adalah sebagai berikut :
SPESIFIKASI
Berikut adalah ringkasan spesifikasi system SCADA engine room simulator simulator.
A- 23
Jumlah
No Nama Modul aplikasi Deskripsi /Spesifikasi Teknis
(modul)
Modul Aplikasi untuk memonitor, control
mesin utama, seting speed engine (RPM),
Aplikasi SCADA Main
1 1 speed propeler (RPM), rudder angle,
Engine
temperatur engine, exhause gas temperature,
pressure oil, heater, freshwater cooler.
Modul aplikasi untuk memonitor,
mendistribusikan, control mesin mesin bantu
2 Aplikasi SCADA Auxiliary 1 seperti Diesel Generator (DG), Boiler,
Machine Seawater, freshwater pump, bilge pump, fuel
transfer pump, OWS, Steering gear.
Modul aplikasi untuk memonitor,
mendistribusikan, control daya listrik,
3 Aplikasi SCADA Ship 1 sinkronisasi (paralel generator), insulation
Electrical Power System resistance (IR test), frekwensi,
sinkronoskop, indikator feeder switch board.
No BARANG Jumlah Deskripsi /Spesifikasi
(unit)
1 SCADA Main Engine 1 unit - SCADA controller with supporting :
including : Ethernet TCPIP , USB suport, Serial 232,
- SCADA Cotroller HDMI
- Programable Controller - Programmable controller : Serial suport,
- Modul pengkondisi sinyal A/D and D/A 1/6000, I/O digital and
- Modul display digital analog.
seven segment / LCD - Signal conditioning system : Suport
charakter Serial, 12bit DAC/ADC, 32bit CPU
- Sensor-sensor - Four bit character dislplay.
- Display monitor - Censors : pressure gauge, temperaure,
- Cassing panel control. level, speed, position.
- 40 Inch display color.
- All system inside Box.
Jumlah
No Nama Modul aplikasi Deskripsi /Spesifikasi Teknis
(modul)
2 SCADA Auxiliary Machine, 1 unit
including :
A- 24
- SCADA Controller. - SCADA controller, supported : Ethernet
- Programable Controller TCPIP , USB suport, Serial 232, HDMI
- Modul pengkondisi sinyal - Programmable controller : Serial suport,
- Modul display digatal A/D and D/A 1/6000, I/O digital and
seven segment / lcd analog.
charakter - Signel conditioner : Suport Serial, 12bit
- Sensor-sensor DAC/ADC, 32bit CPU
- Display monitor - Four bit character display.
- Cassing panel control - Censors : pressure gauge, temperaure,
- desk modul level, speed, position, frequency, current,
power, voltase.
- 40 Inch display color.
- All system inside Box.
A- 25
5 Managable Router 1 unit - Cisco Router.. **
Desain Mekanis dan sistem kontrol SCADA real time engine room simulator.
Secara keseluruhan sistem kontrol SCADA real time engine room simulator terdiri dari
sub sistem sebagai berikut :
A- 26
Gambar A-14. Sistem SCADA real time engine room
Sedangkan desain detail sub sistem SCADA real time engine room simulator simulator
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. FRESHWATER PUMP
Modul Sistem
Modul Sistem Elektrik Modul Sistem Mekanik
Monitoring
1. Thermal Overload 1. Pressure Gauge 1. 4 bit seven segment
2. Indikator - Inlet - Pressure In
- Valve In - Outlet - Pressure Out
- Valve out 2. Selenoid 2. Alarm
3. MCB 3. Pressure Switch 3. Indikator Power Motor
4. Terminal
5. Relay
A- 27
Gambar A-15. Existing sistem Fresh water Gambar A-16. Name plate dari
Pump. Existing Fresh water pump
Pump.
Spesifikasi Controller :
- 32 Bit Microcrocontroller
- 12 – 16 bit analog resolutions
A- 28
2. SEAWATER PUMP
Modul Sistem
Modul Sistem Elektrik Modul Sistem Mekanik
Monitoring
1. Thermal Overload 1. Pressure Gauge 1. 4 bit seven segment
2. Indikator - Inlet - Pressure In
- Valve In - Outlet - Pressure Out
- Valve out 2. Selenoid 2. Alaram
3. MCB 3. Pressure Switch 3. Indikator Power
4. Terminal
Motor
5. Relay
Gambar
Gambar A-19. Existing A-20. Name plate dari
sistem Seawater
Pump. Existing Seawater pump
Pump.
A- 29
Spesifikasi HMI
- 24 Volt DC
- Ethernet Interface Suport
- Serial Interface
- USB
Spesifikasi PLC
- 30 I/O digital
- 1 D/A
- 2 A/D
A- 30
3. OWS PUMP
Modul Sistem
Modul Sistem Elektrik Modul Sistem Mekanik
Monitoring
1. Thermal Overload 1. Pressure Gauge 1. 4 bit seven segment
2. Indikator - Inlet - Pressure In
- Valve In - outlet - Pressure Out
- Valve out 2. Selenoid 2. Alaram
3. MCB 3. Pressure Switch 3. Indikator Power
4. Terminal
Motor
5. Relay
Spesifikasi Mesin:
Spesifikasi HMI
- 24 Volt DC
- Ethernet Interface Suport
A- 31
- Serial Interface
- USB
Spesifikasi PLC
- 30 I/O digital
- 1 D/A
- 2 A/D
Spesifikasi Controller
- 32 Bit Microcrocontroller
- 12 – 16 bit analog resolutions
4. BOILER
Modul Sistem
Modul Sistem Elektrik Modul Sistem Mekanik
Monitoring
1. Thermal Overload 1. Pressure Gauge 1. 4 bit seven segment
2. Indikator - Masuk - Pressure In
- Valve In - Keluar - Pressure Out
- Valve out 2. Selenoid 2. Alaram
3. MCB 3. Pressure Switch 3. Indikator Power
4. Terminal
Motor
5. Relay
A- 32
Gambar
Gambar
A-26. A-25.
NameExisting
plate dari
sistem
Boiler
Boiler.
A- 33
Gambar A-27. Diagram Blok Sistem Kontrol Boiler
dengan HMI
Pump.
Spesifikasi HMI
- 24 Volt DC
- Ethernet Interface Suport
- Serial Interface
- USB
Spesifikasi PLC
- 30 I/O digital
- 1 D/A
- 2 A/D
Spesifikasi Controller
- 32 Bit Microcrocontroller
- 12 – 16 bit analog resolutions
5. PUREFIER
Modul Sistem
Modul Sistem Elektrik Modul Sistem Mekanik
Monitoring
A- 34
1. Thermal Overload 1. Pressure Gauge 1. 4 bit seven segment
2. Indikator - Masuk - Pressure In
- Valve In - Keluar - Pressure Out
- Valve out 2. Selenoid 2. Alaram
3. MCB 3. Pressure Switch 3. Indikator Power
4. Terminal
Motor
5. Relay
6. DIESEL GENERATOR 1
Modul Sistem
Modul Sistem Elektrik Modul Sistem Mekanik
Monitoring
1. Thermal Overload 1. Pressure Gauge 1. 4 bit seven segment
2. Indikator - Masuk - Pressure In
- Valve In - Keluar - Pressure Out
- Valve out 2. Selenoid 2. Alaram
3. MCB 3. Pressure Switch 3. Indikator Power
4. Terminal
Motor
5. Relay
A- 35
Gambar A-30. Existing sistem Diesel Generator 1.
A- 36
7. DIESEL GENERATOR 2
Modul Sistem
Modul Sistem Elektrik Modul Sistem Mekanik
Monitoring
1. Thermal Overload 1. Pressure Gauge 1. 4 bit seven segment
2. Indikator - Masuk - Pressure In
- Valve In - Keluar - Pressure Out
- Valve out 2. Selenoid 2. Alaram
3. MCB 3. Pressure Switch 3. Indikator Power
4. Terminal
Motor
5. Relay
A- 37
8. MAIN ENGINE
Modul Sistem
Modul Sistem Elektrik Modul Sistem Mekanik
Monitoring
1. Thermal Overload 1. Pressure Gauge 1. 4 bit seven segment
2. Indikator (power - Masuk - Pressure In
ON/OFF) - Keluar - Pressure Out
3. Indikator Putaran 2. Selenoid 2. Alaram
3. Pressure Switch 3. Indikator Power
Mesin
4. Indikator Temperatur Motor
mesin
5. Indikator emergency
stop
6. MCB
7. Terminal
8. Relay
A- 38
9. STEERING GEAR
Modul Sistem
Modul Sistem Elektrik Modul Sistem Mekanik
Monitoring
1. Thermal Overload 1. Pressure Gauge 1. 4 bit seven segment
2. Indikator (power - Inlet - Rudder angle
ON/OFF) - Outlet - Pressure oil
3. Indikator Putaran 2. Selenoid 2. Alarm
3. Pressure Switch 3. Indikator Power
Mesin
4. Indikator Temperatur Motor
mesin
5. Indikator emergency
stop
6. MCB
7. Terminal
8. Relay
Gambar A-33. Existing sistem Steering Gambar A-34. Name plate dari Steering Gear
Gear.
A- 39
sebagai berikut :
- Membuat tampilan modul kontrol Starting ME, Stopping ME, RMP Diesel, Kontrol
emergency/pre emergency. (control system)
- Tampilan Indikator : Starting ME, Stopping ME, Emergency Stop, Temperatur
Engine, pressure Oil ME, RPM, electric Starter.
- Sinyal Alarm : ME over load, ME RPM over speed, ME slwing down, ME
stopping.
2. Auxiliary Machine.
a. Freshwater Pump
Tujuan: Sistem didesain dengan kontrol otomatis dengan kontrol jarak jauh melalui
Ruang Kontrol Mesin (engine control room) diantaranya : mengontrol dan
memonitor start motor dan stop motor serta kondisi emergency dari pompa
freshwater. Desain SCADA memuat 3 hal sebagai berikut:
b. Seawater Pump
Tujuan: Sistem didesain dengan kontrol otomatis dengan kontrol jarak jauh melalui
Ruang Kontrol Mesin (engine control room) diantaranya : mengontrol dan
memonitor start motor dan stop motor serta kondisi emergency dari Seawater Pump.
Desain SCADA memuat 3 hal sebagai berikut:
A- 40
- Membuat tampilan grafis modul starting motor Seawater, stopping motor
Seawater, indikator kondisi motor Seawater (control system).
- Tampilan indikator: Starting Seawater pump, stopping Seawater pump,
emergency Seawater pump, tekanan masuk dan keluar Seawater (monitoring
system).
- Sinyal Alaram: Motor pump over, tekanan berlebih, motor Seawater pump macet
/ berhenti.
- Membuat tampilan grafis modul starting motor Bilge Pump, stopping motor
Bilge Pump, indikator kondisi motor Bilge Pump. (control system)
- Tampilan indikator: Starting Seawater pump, stopping Bilge Pump, emergency
Bilge Pump, tekanan masuk dan keluar Bilge Pump (monitoring system).
- Sinyal Alaram: Motor pump over, tekanan berlebih, motor Bilge Pump macet /
berhenti.
d. Diesel Generetor 1
Tujuan: Sistem didesain dengan kontrol otomatis dengan kontrol jarak jauh melalui
Ruang Kontrol Mesin (engine control room) diantaranya : Memonitor parmeter
mesin disel (RPM, temperatur mesin, start and stop), Menyalakan mesin disel (mode
standart dan prosedur darurat), Menghentikan mesin disel (mode standart dan
prosedur darurat). Adapun desain SCADA mencakup 3 hal sebagai berikut:
- Membuat tampilan modul kontrol Starting Diesel Generetor, Stopping Diesel
Generetor, RMP Diesel, Kontrol emergency/pre emergency. (control system)
- Tampilan Indikator : Starting Diesel Generetor, Stopping Diesel Generetor,
Emergency Stop, Temperatur Engine, pressure Oil Diesel Generetor, RPM,
electric Starter.
- Sinyal Alarm : Diesel Generetor over loading, Diesel Generetor RPM over
speed, Diesel Generetor slowing down, Diesel Generetor stopping, under/over
voltage, overcurrent.
A- 41
e. Diesel Generetor 2
Tujuan: Sistem didesain dengan kontrol otomatis dengan kontrol jarak jauh melalui
Ruang Kontrol Mesin (engine control room) diantaranya : Memonitor parmeter
mesin disel (RPM, temperatur mesin, start and stop), Menyalakan mesin disel (mode
standart dan prosedur darurat), Menghentikan mesin disel (mode standart dan
prosedur darurat). Adapun desain SCADA mencakup 3 hal sebagai berikut:
f. OWS pump
Tujuan: Sistem didesain dengan kontrol otomatis dengan kontrol jarak jauh melalui
Ruang Kontrol Mesin (engine control room) diantaranya : mengontrol dan
memonitor start motor dan stop motor serta kondisi emergency dari OWS Pump.
Desain SCADA memuat 3 hal sebagai berikut:
- Membuat tampilan grafis modul starting motor OWS Pump, stopping motor
OWS Pump, indikator kondisi motor OWS Pump (control system).
- Tampilan indikator: Starting OWS pump, stopping OWS Pump, emergency OWS
Pump, tekanan masuk dan keluar OWS Pump (monitoring system).
- Sinyal Alaram: Motor pump over, tekanan berlebih, motor OWS Pump macet /
berhenti.
g. Purifire Pump
Tujuan: Sistem didesain dengan kontrol otomatis dengan kontrol jarak jauh melalui
Ruang Kontrol Mesin (engine control room) diantaranya : mengontrol dan
memonitor start motor dan stop motor serta kondisi emergency dari Purifire Pump.
Desain SCADA memuat 3 hal sebagai berikut:
- Membuat tampilan grafis modul starting motor Purifire Pump, stopping motor
Purifire Pump, indikator kondisi motor Purifire Pump (control system).
A- 42
- Tampilan indikator: Starting Seawater pump, stopping Purifire Pump, emergency
Purifire Pump, tekanan masuk dan keluar Purifire Pump (monitoring system).
- Sinyal Alaram: Motor pump over, tekanan berlebih, motor Purifire Pump macet /
berhenti.
h. Steering gear.
Tujuan: Sistem didesain untuk mengatur perubahan sudut kemudi maneuver kapal
sesuai yang diinginkan. Sistem didesain dengan kontrol otomatis dengan kontrol
jarak jauh melalui Ruang Kontrol Mesin (engine control room) diantaranya :
mengontrol dan memonitor start motor dan stop motor serta kondisi emergency dari
Purifire Pump. Desain SCADA memuat 3 hal sebagai berikut:
- Membuat tampilan grafis modul starting motor hidrolic oil Pump, stopping motor
motor hidrolic oil Pump, indikator kondisi motor hidrolic oil Pump, kendali sudut
stering gear (control system).
- Tampilan indikator: Starting motor hydrolic oil Pump, stopping motor hydrolic
oil Pump, emergency motor hydrolic oil Pump, tekanan masuk dan keluar motor
hydrolic oil Pump, besar sudut steering gear (monitoring system).
- Sinyal Alaram: motor hydrolic oil Pump overload, tekanan oil hydrolic berlebih,
motor hydrolic macet / berhenti.
i. Fuel Tank
Tujuan: Sistem didesain untuk mempung bahan bakar untuk ME , pemanas (boiler)
dan diesel generator. Sistem kendali otomatis jarak jauh dirancang untuk memantau
level tanki bahan bakar, membuka kran bahan bakar dan menutup, memantau
temperatur bahan bakar. Desain SCADA memuat 3 hal sebagai berikut:
- Membuat tampilan grafis modul untuk membuka dan menutup kran bahan bakar
(control system).
- Tampilan indikator: menampilkan status terbuka dan tertutupnya kran bahan
bakar, menampilkan temperatur suhu bahan bakar dan menampilkan level bahan
bakar pada tanki (monitoring system).
- Sinyal Alaram: Kran bahan bakar tidak berfungsi, bahan bakar habis atau
mendekati habis, temperatur bahan bakar berlebih .
A- 43
jauh melalui Ruang Kontrol Mesin (engine control room) diantaranya : mengontrol
dan memonitor start motor dan stop motor serta kondisi emergency dari Fuel Motor
Tank. Desain SCADA memuat 3 hal sebagai berikut:
- Membuat tampilan grafis modul starting Fuel Motor Tank, stopping Fuel Motor
Tank, indikator kondisi Fuel Motor Tank (control system)
- Tampilan indikator: Starting Fuel Motor Tank, stopping Fuel Motor Tank,
emergency Fuel Motor Tank (monitoring system)
- Sinyal Alaram: Motor mengalami Beban berlebih (overload), motor Fuel Motor
Tank macet / berhenti.
k. Oil Tank
Tujuan: Sistem didesain untuk menampung minyal pelumas untuk ME dan diesel
generator. Sistem kendali otomatis jarak jauh dirancang untuk memantau level tanki
minyak pelumas, membuka dan menutup kran minyak pelumas, memantau
temperatur minyak pelumas. Desain SCADA memuat 3 hal sebagai berikut:
- Membuat tampilan grafis modul untuk membuka dan menutup kran minyak
pelumas (control system)
- Tampilan indikator: menampilkan status terbuka dan tertutupnya kran minyak
pelumas, menampilkan temperatur suhu minyak pelumas dan menampilkan level
minyak pelumas pada tangki (monitoring system).
- Sinyal Alaram: Kran bahan bakar tidak berfungsi, bahan bakar habis, temperatur
bahan bakar berlebih.
- Membuat tampilan grafis modul starting Oil Motor Tank, stopping oil Motor
Tank, indikator kondisi oil Motor Tank. (control system)
- Tampilan indikator: Starting oil Motor Tank, stopping Oil Motor Tank,
emergency Oil Motor Tank (monitoring system).
- Sinyal Alaram: Motor mengalami Beban berlebih (overload), motor Oil Motor
Tank macet / berhenti.
A- 44
m. Fuel Distributiion Tank
Tujuan: Sistem didesain untuk menampung bahan bakar dari Fuel Tank kemdian di
teruskan ke ME , pemanas air (boiler), diesel generator 1 dan diesel generator 2
melalui empat saluran kran yang terpisah. Sistem kendali otomatis jarak jauh
dirancang untuk memantau level tanki bahan bakar, membuka kran bahan bakar dan
menutup, memantau temperatur bahan bakar di tanki tersebut. Desain SCADA
memuat 3 hal sebagai berikut:
- Membuat tampilan grafis modul untuk membuka dan menutup kran bahan bakar
Main Engine (ME), Diesel Generator 1 , Diesel Generator 2 dan Boiler (control
system)
- Tampilan indikator: menampilkan status terbuka dan tertutupnya kran bahan
bakar, menampilkan temperatur suhu bahan bakar dan menampilkan level bahan
bakar pada tanki (monitoring system).
- Sinyal Alaram: Kran bahan bakar tidak berfungsi, bahan bakar habis atau
mendekati habis, temperatur bahan bakar berlebih.
n. BOILER
Tujuan: Sistem kendali otomatis jarak jauh dirancang untuk memantau, mengontrol
tekanan boliler, suhu air di dalam boiler, level air didalam boiler. Desain SCADA
memuat 3 hal sebagai berikut:
- Membuat tampilan grafis modul untuk membuka dan menutup katup boiler,
membuka dan menutup kran air masuk dan air buang pada boiler, Mengaktifkan
dan menonaktifkan pemansan pada boiler.
- Membuat tampilan grafis untuk modul monitoring. Monitoring meliputi
pemantauan tekanan boiler, level air, dan suhu air pada boiler.
- Membuat tampilan grafis modul alaram. Sinyal alarm meliputi overheat
temperatur, over pressure tekanan dan oaverload beban pada motor pemanas.
A- 45
dan Generator 2, mengendalikan dan memantau sinkronisasi frekuensi listrik dari
kedua generator. Desain SCADA memuat beberapa hal sebagi berikut:
- Membuat tampilan grafis untuk mengaktifkan dan menonaktifkan mesin Diesel
Generator 1 dan Mesin Generator 2. Menghubungkan dan memutuskan koneksi
Shore Supply dari dermaga ke kapal. Mengedalikan sinkronisasi ketika kedua
generator dikoneksikan secara pararel (Control System).
- Membuat tampilan grafis untuk menampilkan keperluan monitoring tegangan,
arus, frekuensi jala-jala, daya listrik, insulation resistace.
- Membuat tampilan grafis untuk sinyal alarm untuk overvoltage, overcurrent, Low
voltage dan drop arus.
B. Metodologi.
Hardware pada SCADA berfungsi sebagai mesin yang akan melakukan kerja
secara nyata pada pengendalian proses produksi yang berlangsung. Software akan
bekerja secara terintegrasi dengan hardware, dimana software inilah yang menjadi
pedoman dalam sistem kerja sebuah SCADA. Sedangkan brainware atau mausia
berfungsi sebagai engineer, operator dan supervisor dari proses yang berlangsung pada
sistem SCADA. Ketiga komponen ini akan saling berkaitan dan bekerjasama untuk
menghasilkan kinerja terbaik dalam system kontrol terintegrasi peralatan di kamar
mesin kapal.
A- 46
Pembuatan Sistem merupakan tahap dimana produk utama daripada kegiatan
ini akan dihasilkan. Metodologi yang digunakan pada pembuatan sistem SCADA ini
adalah model protoyping secara interaktif. Pembuatan sistem SCADA terdiri dari
beberapa tahap mulai dari tahap inception sistem sampai dengan evaluasi sistem dan
apabila masih dianggap belum sesuai maka langkah dapat diulang secara interaktif
dengan melakukan redesain dan seterusnya sampai aplikasi sesuai dengan kebutuhan.
Setiap tahap metodologi ini akan dijelaskan pada bagian berikut setelah ini .
A- 47
Gambar. Metodologi Pengembangan Sistem SCADA
A- 48
1.a. Persiapan Penyusunan sistem dengan Feasibility Study
Pelaksanaan Studi kelayakan terhadap situasi dan kondisi di workshop kamar mesin
di Politeknik Pelayaran Surabaya yang mencakup, sistem kerja peralatan Main
engine (ME), peralatan bantu (auxiliary machine), Main switch Board (MSB)
termasuk sistem distribusi daya ke beban, tata letak peralatan SCADA real time
engine room simulator yang akan dibuat, tata lingkungan, sistem amdal (keamanan
dan pengendalian tata lingkungan), sistem manajemen K3 (Kesehatan, keselamatan
dan keselamatan), sistem K3 umum, dan K3 listrik, sehingga menjamin pada saat
sistem SCADA real time engine room simulator direalisasikan akan aman bagi
peralatan dan manusianya.
Dalam tahap persiapan ini terdapat kegiatan-kegiatan yang merupakan langkah awal
dalam rangka menyusun Sistem SCADA. Tahap ini dimaksudkan untuk menggali
data dan informasi yang sudah tersedia untuk mendukung penyusunan SCADA yang
akan dilakukan, sehingga lebih terarah dan sesuai dengan tujuan. Tersedianya data
dan informasi yang terkait akan memberikan suatu pemahaman dan penguasaan atas
materi yang berhubungan dengan konsep Sistem SCADA. Berikut ini adalah
kegiatan yang dilakukan pada masa persiapan sebagai berikut:
Pengumpulan referensi berupa dokumen yang berguna bagi proses
penyusunan SCADA.
Referensi pendukung sangat berguna sebagai acuan dalam menentukan
proses kerja sistem yang akan dibangun. Adakalanya suatu referensi menjadi
suatu acuan yang baku atau standar bagi proses kerja sistem seperti dokumen
negara yang dituangkan dalam peraturan maupun keputusan. Dengan
demikian pengumpulan referensi selain memperkaya pemahaman dalam
desain sistem juga mendukung pembuatan kerangka kerja desain sistem yang
baku atau standar sesuai dengan ketentuan umum yang berlaku.
Pengumpulan data dan informasi awal terkait sistem.
Data dan informasi awal dari instansi membantu konsultan dalam
mengambarkan kebutuhan dasar dan gambaran umum hasil yang diharapkan
dari pada pengembangan aplikasi ini bagi instansi terkait. Mendesain detil
kegiatan yang harus dilakukan dalam penyusunan aplikasi.
Setelah pengumpulan semua materi yang terkait dengan proses pengelolaan
sistem dilakukan, maka akan didapatkan output “Ruang lingkup sistem
A- 49
yang akan dibangun” sehingga dapat dimulainya langkah untuk membuat
“Desain detil kegiatan dalam rangka penyusunan sistem”.
1.b. Survey
Survey merupakan kegiatan pencarian data dan informasi yang tidak diperoleh pada
tahap persiapan penyusunan sistem sehingga perlu diadakan kunjungan lebih intensif
ke lapangan untuk verifikasi. Dalam penyusunan aplikasi ini yang perlu dilakukan
survey di lapangan adalah hal-hal mengenai :
Kondisi Perangkat Mesin mesin eksisting dan tata letak Ruangan Kamar Mesin
Proses kerja
Interview dengan personal yang terkait, sebagai bahan untuk melengkapi kedua
jenis survei di atas.
Selain hal-hal yang terkait langsung dengan proses penyusunan aplikasi , maka
perlu diperhatikan pula hal-hal yang akan mempengaruhi operasional aplikasi
pada saat implementasi. Infrastruktur adalah prasarana yang dibutuhkan oleh
aplikasi untuk dapat beroperasi dalam hal ini adalah perangkat keras dan
software pendukung. Sedangkan lainnya adalah sumber daya manusia yang akan
diproyeksikan untuk menjalankan aplikasi ini atau dalam bahasa aplikasi disebut
pengguna atau user. Tanpa adanya pengguna yang mengoperasikan, sebaik
apapun sistem SCADA dan aplikasi yang dibuat dijamin tidak akan dapat
berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan semua pihak. Seluruh hal-hal yang
telah disebutkan di atas dapat diketahui apabila kita melakukan interview di
lapangan dengan personal-personal yang terkait dengan permasalahan di atas.
A- 50
- Mengumpulkan data, materi, referensi, survey detil
proses kerja manual melalui interview.
2.2 Analisa Kebutuhan Sistem
Sistem SCADA yang terdiri Hardware dan Software adalah sistem yang dibuat untuk
memenuhi kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari hasil pemahaman sistem
pada tahap inception, maka dibuat suatu analisa terhadap kebutuhan sistem yang akan
menjadi dasar atau landasan penyusunan aplikasi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dalam analisa kebutuhan sistem ini adalah :
a. Melakukan studi secara detail mengenai kebutuhan sistem yang akan dibuat
berdasarkan kebutuhan user yang terkait. Studi ini akan menghasilkan fitur-fitur
yang harus disediakan oleh aplikasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
b. Melakukan evaluasi kecukupan data dan informasi yang digunakan sebagai
referensi pendukung dalam penyusunan aplikasi. Data dan informasi yang
didapatkan akan digunakan sebagai bahan uji coba aplikasi. Dengan data dan
informasi yang cukup akan memudahkan konsultan melakukan simulasi sistem
mendekati keadaan sesungguhnya di lapangan.
c. Melakukan evaluasi spesifikasi Sistem SCADA yang digunakan seperti
arsitektur, alat bantu (tools) pengembangan aplikasi, desain dan . Kebutuhan
spesifikasi software akan disesuaikan dengan keadaan infrastruktur yang tersedia
di instansi terkait berdasarkan hasil survey yang dilakukan sebelumnya.
A- 51
Spesifikasi software aplikasi SCADA mengambarkan kemampuan dari aplikasi
yang disesuaikan dengan kemampuan perangkat infrastruktur yang akan
digunakan.
d. Spesifikasi Hardware SCADA
Spesifikasi Hardware SCADA mengambarkan kemampuan dari aplikasi yang
disesuaikan dengan kemampuan perangkat infrastruktur yang akan digunakan.
Dari tahapan ini akan dihasilkan dokumen Software Requirement Specification dan
Hardware Requirement Specification yang merupakan batasan serta syarat daripada
sistem yang dibuat.
3. Desain Sistem
Berdasarkan model proses kerja (business process ) yang telah dibuat maka untuk dapat
diaplikasikan pada SCADA maka harus dipetakan menjadi sebuah desain Sistem
SCADA. Pada tahap ini ada tiga buah sub desain yang dilakukan untuk membentuk
sebuah sistem SCADA data dan sinkronisasi kegiatan industri dan perdagangan yaitu
desain model sistem.
A- 52
2. Desain detail sub sistem Hardware
Dari desain modul utama pada aplikasi akan di breakdown menjadi desain
sub modul yang lebih detail yang juga menggunakan Ladder Diagram dan
Function Block Diagram untuk masing masing control system (Mesin
Utama, Power System, Auxilary .
3. Desain detail sub sistem software
Desain software terutama menggambarkan fungsi fungsi yang dapat dilakukan
aplikasi SCADA. Desain software dilakukan dengan bahasa Unified Modelling
Language (UML ) dengan pendekatan dari sisi Use Case , Class Diagram ,
Activity Diagram dan Sequence Diagram.
4. Coding
Tahap ini kalau diibaratkan pada industri manufaktur adalah merupakan tahap produksi,
sedangkan tahap sebelumnya adalah tahap perencanaan. Pada tahap ini desain model
A- 53
yang sudah dibuat akan direalisasikan dengan melakukan programming terhadap sistem
komputer. Programming ini akan menghasilkan output ”suatu baris kode ( source
code )” yang nantinya akan dikompilasi menghasilkan suatu fungsi-fungsi yang
membentuk aplikasi dan juga membuat user interface
5. Prototyping
Konsultan akan merangkai hasil coding untuk membuat sebuah aplikasi dalam
bentuk yang masih mendekati jadi meski belum sempurna tetapi sudah tampak
wujudnya atau prototype. Pembuatan prototype ini dimaksudkan agar user
mempunyai gambaran atau melakukan simulasi sistem dengan lebih awal, sehingga
dapat terjadi komunikasi antara pengguna dengan konsultan atau pengembang secara
intensif mengenai aplikasi terkait dengan perubahan-perubahan atau ketidak sesuaian
kebutuhan pengguna dengan lebih awal. Dengan mengetahui daftar ketidaksesuaian
aplikasi lebih dini, maka lebih dini juga konsultan dapat mengantisipasi perubahan
aplikasi sehingga arah dari penyusunan aplikasi tetap terfokus dan terarah.
A- 54
pada perbaikan maupun perubahan yang dilakukan pada aplikasi. Perubahan yang
terjadi akan dimonitor dan diatur dalam beberapa versi aplikasi sesuai dengan siklus
perubahan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui history dari pengembangan aplikasi
dari awal sampai akhir dan memudahkan administrasi penyimpanan source code
aplikasi.
9. Perakitan Perangkat Keras SCADA
Perakitan sistem SCADA membangun rangkaian seperti dalam desain sistem yang telah
disepakati :.
- Pembuatan sensor sensor yang dibutuhkan
- Insatalasi Control System : Main Engine, Auxiliary Machine, Electric Power System,
Central Monitoring
10 .Implementasi
Setelah aplikasi yang dibuat sudah memenuhi syarat dari segi operasionalnya dan
kelengkapan aplikasi, maka dilakukan implementasi atau instalasi aplikasi untuk
dipergunakan oleh user. Berikut ini adalah kegiatan yang dilakukan pada tahap
implementasi yaitu :
A- 55
4. Menjalankan sistem SCADA & Pendampingan
Setelah seluruh kegiatan diatas selesai dilakukan , maka pengguna sudah dapat
mencoba untuk menjalankan aplikasi pada perangkat keras yang sudah disediakan.
Apabila setelah diberikan pelatihan , pengguna masih belum menguasai cara
menjalankan aplikasi maka dilakukan pendampingan secukupnya agar mereka dapat
lebih cepat menguasai cara menjalankan aplikasi.
A- 56
II. MANAJEMEN TENAGA AHLI
Manajemen Tenaga Ahli yang yang menangani untuk pekerjaan jasa konsultasi
pengadaan Superviory Control and Data Aquisition(SCADA) engine room simulator
seperti ditunjukkan pada diagram blok berikut :
PERUSAHAAN
A- 57
Daftar Personil tenaga ahli :
Tenaga
Jumlah
No Nama Ahli Lingkup
Perusahaan Posisi Orang
Personil Lokal/Asin Keahlian
Bulan
g
1 Ir. Kunto Eko PT. Lang Tenaga Project Project 6
Susilo, MT Padmadhana Ahli Lokal Manager/ Manager/
Luhur Ketua Tim Ketua Tim
2 Hadi Setiyawan PT. Lang Tenaga Ahli Control Ahli Control 6
Padmadhana Ahli Lokal System System
Luhur
3 Slamet Winardi PT. Lang Tenaga Ahli Control Ahli Control 6
Padmadhana Ahli Lokal System System
Luhur
4 Edi Kurniawan PT. Lang Tenaga Ahli Control Ahli Control 6
Padmadhana Ahli Lokal System System
Luhur
5 Arief Budijanto PT. Lang Tenaga Ahli System Ahli System 6
Padmadhana Ahli Lokal Komputer Komputer
Luhur
6 Gatut Budiono PT. Lang Tenaga Ahli Elektrikal Ahli Elektrikal 6
Padmadhana Ahli Lokal
Luhur
7 Mochammad PT. Lang Tenaga Ahli Mesin Ahli Mesin 6
Zainuddin Padmadhana Ahli Lokal
Luhur
8 M. Noor Al PT. Lang Tenaga Ahli Ahli 6
Azam., M.MT Padmadhana Ahli Lokal Informatika Informatika
Luhur
9 Moh. Hendro PT. Lang Tenaga Ahli Ahli Elektronik 6
Gunawan Padmadhana Ahli Lokal Elektronik
Luhur
A- 58
Lokal/Asin
Bulan
g
PT. Lang Tenaga
Hendro System System
1 Padmadhana Ahli Lokal 5
Jatmiko, AMd Documentator Documentator
Luhur
Ikhwan PT. Lang Tenaga Implementor Implementor &
2 Rustanto,S.Ko Padmadhana Ahli Lokal & Technical Technical 2
m Luhur support support
PT. Lang Tenaga Administrator Administrator
Vety librayati,
3 Padmadhana Ahli Lokal 5
SE
Luhur
A- 59
Tugas Tenaga Ahli
No Posisi Jumlah Uraian Pekerjaan Tenaga Ahli
1 Project 1 Orang 1. Membuat schedule kegiatan atau jadwal kegiatan
Manager/ pekerjaan
Ketua Tim 2. Memonitor dan memantau progress pekerjaan yang
dilakukan tenaga ahli
3. Bertanggung jawa dalam melaksanakan supervise
langsung dan tidak langsung kepada semua karyawan
yang berada di bawah tanggung jawabnya, antara lain
memberikan pelatihan kepada karyawan agar dapat
mencapai tingkat batas minimum kemampuan yang
diperlukan bagi teamnya dan dapat menerapkan sikap
disiplin kepada karyawannya sesuai dengan peraturan
yang berlaku di perusahaan
4. Bertanggung jawab dalam melaksanakan koordinasi
dalam membina kerja sama team yang solid
5. Bertanggung jawab dalam mencapai suatu target
pekerjaan yang telah ditetapkan dan sesuai dengan
aturan
6. Mengkoordinir seluruh aktifitas tim dalam mengelola
seluruh kegiatan baik dilapangan maupun dikantor
7. Bertanggung jawab terhadap Pemberi Pekerjaan yang
berkaitan terhadap kegiatan tim pelaksana pekerjaan
8. Membimbing dan mengarahkan anggota team dalam
mempersiapkan semua laporan yang diperlukan
9. Melakukan Simulasi pengecekan hasil pekerjaan
sistem SCADA yang telah dibuat
10. Melaksanakan presentasi dengan direksi pekerjaan dan
instansi terkait
A- 60
System terdistribusi : antara lain sistem kontrol pusat, sistem
kontrol lokal, komunikasi data, topologi jaringan,
pemilihan software grafis, pemilihan software kontroler
lokal, pemilihan perangkat pengkondisi sinyal, kalibrasi
sistem instrumentasi, layout perangkat, instalasi dan
commissioning.
2. Analisa Kebutuhan sistem
3. Desain Sistem SCADA konseptual dan detail hardware
dan software
4. Memilih komponen dan modul yang sesuai terhadap
rancangan SCADA sesuai dengan hasil FS.
5. Bertanggung jawab terhadap Implementasi sistem
kontrol pusat (integrasi sistem kontrol Main Engine,
Auxiliary engine, power sistem, jaringan dan software
aplikasi).
A- 61
segment / LCD charakter
- Sensor-sensor
- Display monitor - Casing panel control.
3. Bertanggung jawab terhadap Desain dan implemntasi
SCADA Elektrikal Power, dibantu oleh ahli elektrikal.
4 Ahli Control 1 orang 1. Feasibility study perancangan sistem kontrol
A- 62
5. Bertanggung jawab terhadap desain dan implementasi
sistem instrumentasi dan kontrol, tuning sistem,
sinkronisasi data prosesing mulai sensor, tranducer,
penguatan, sampling data, konversi data, pengolahan
data dan display.
6. Berkoordinasi dengan ahli elektronika dan sistem
kontrol terkait teknis implementasi hardware dan
sofware.
A- 63
commissioning.
2. Melakukan perakitan sistem SCADA
3. Memilih komponen dan modul yang sesuai terhadap
rancangan SCADA sesuai dengan hasil FS.
4. Bertanggung jawab terhadap operasional di kamar
mesin : Main engine, auxiliary angine, sistem
pemipaan, sistem mekanik, katup kontrol, sistem
pneumatik, sistem hidraulik, sistem kemudi, dan
peralatan bantu di dek.
5. Melakukan testing dan simulasi
6. Berkoordinasi dengan ahli ahli sistem kontrol, sistem
tenaga listrik, sistem elektronik, dan sistem komputer.
A- 64
lokal, pemilihan perangkat pengkondisi sinyal, kalibrasi
sistem instrumentasi, layout perangkat, instalasi dan
commissioning.
2. Memilih komponen dan modul yang sesuai terhadap
rancangan SCADA sesuai dengan hasil FS.
3. Bertanggung jawab terhadap sistem instrumentasi,
kalibrasi instrumen analaog, kalibrasi instrumen digital,
pemrosesan data, sistem monitoring dan kontrol,
pengaman.
Berkoordinasi dengan ahli ahli sistem kontrol, sistem
tenaga listrik, sistem elektronik, dan sistem komputer
10 System 1 orang 1. Dokumentasi Teknis Sistem SCADA
Documentato 2. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan dokumen
r
11 1 orang 1. Melakukan testing sistem SCADA
Implementor
2. Bertanggung jawab sebagai implementator dan
& Technical
technical support
support
A- 65
VII.RENCANA KERJA DAN JADWAL PELAKSANAAN
Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan dapar dijabarkan memalui tabel sebagai berikut :
Rencana Kerja
A- 66
9 Ujicoba dan simulasi Instalasi sistem SCADA 8% 2,00%
Aplikasi internal dan
eksternal
Uji Coba dan simulasi 6,00%
10 Kustomisasi/Penyesuaian 6% 6,00%
akhir & mengelola
permintaan perubahan
A- 67
Lembar persetujuan dan pengesahan
Menyetujui/mengesahkan,
Mugen Sartoto,
A- 68