Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Manajemen Rekayasa Lalu Lintas bertujuan untuk mewujudkan pelayanan Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, tertib, selamat, dan lancar. Saat ini

transportasi merupakan salah satu aspek penting yang menunjang pergerakan

masyarakat dalam melakukan aktivitasnya sehari hari. Kemajuan teknologi dan

perkembangan ekonomi yang sangat pesat mengakibatkan bertambahnya

potensi masalah trasnportasi.

Kota Palu sebagai ibukota provinsi sulawesi tengah menjadi pusat pemeritahan

dan perekonomian. Hal ini menyebabkan lalu lintas di Kota Palu cukup padat

dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Provinsi Sulawesi Tengah. Hal ini

menyebabkan diperlukannya pengendalian yang tepat di setiap simpang

sepanjang ruas-ruas jalan yang berada di dalam Kota Palu tersebut.

Area Traffic Control System (ATCS) merupakan suatu sistem penendalian lalu

lintas terpadu yang berbasis teknologi informasi. Dengan menggunakan

teknologi Fiber Optic maka data yang didapatkan melalui kamera CCTV adalah

data real time. Dengan demikian maka penanggulangan masalah dapat segera

diatasi.

Namun dalam pelaksanaannya tentu banyak masalah yang ditemui baik dari

segi teknis maupun operasional. Oleh karena itu perlu adanya suatu

pengamatan dan penelitian tentang Area Traffic Control System (ATCS) yang

ada di Dinas Perhubungan Kota Palu.

1
I.2 Ruang Lingkup

Kegiatan kerja praktek Taruna/i Sekolah Tingi Transportasi Darat adalah

kegiatan menempatkan Taruna/i untuk mengikuti seluruh kegiatan yang

dilaksanakan di tempat kerja praktek baik UPT ataupun Operator-operator

Bus. Selama ditugaskan menjadi peserta kerja praktek, Taruna/i harus

mampu mengaplikasikan ilmu yang dimiliki ke dunia kerja sesuai

peruntukannya masing-masing. Adapun lingkup kegiatan yang dilaksanakan

selama mengikuti tugas kerja praktek adalah semua kegiatan meliputi tugas,

pengoperasian, dan penanganan masalah di Area Traffic Control System

(ATCS) Dinas Perhubungan Kota Palu. Selain melaksanakan tugas sebagai

operator Taruna/i juga dituntut untuk mampu berkoordinasi dengan baik

dengan petugas yang ada dilapangan sehubungan dengan penanganan

masalah lalu lintas.

I.3 TUJUAN DAN MANFAAT MAGANG

Kerja praktek merupakan salah satu tugas wajib yang harus diikuti oleh

seluruh Taruna/I Sekolah Tinggi Transportasi Darat. Adapun tujuan dan

manfaat kegiatan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menerapkan pengetahuan teoritis yang telah didapat ke dalam

dunia kerja khususnya manajemen dan rekayasa lalu lintas yang

diaplikasikan ke dalam Sistem Pengendalian Lalu Lintas Terpadu atau

Area Traffic Control System (ATCS) di Kota Palu.

2. Untuk mengetahui dan memperdalam pengetahuan tentang salah satu

teknologi transportasi berupa Area Traffic control System (ATCS), mulai

dari pengoperasian sampai dengan penanganan masalah yang sering

terjadi.

3. Melatih kemampuan diri untuk menjadi pribadi yang mampu mandiri,

bersikap dewasa, memecahkan masalah dan mengambil keputusan saat

bekerja.

2
4. Menumbuhkan kemampuan berinteraksi sosial, berkomunikasi serta

berkoordinasi dalam memecahkan suatu masalah dalam pekerjaan.

5. Melatihan keterampilan atau soft skill terkait dengan aplikasi ataupun

perubahan teknologi yang menjadi perbandingan antara pendekatan teori

dan praktik realita di lapangan.

Adapun manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kerja praktek adalah:

1. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman kerja di bidang sistem

pengendalian lalu lintas terpadu atau Area Traffic control System (ATCS).

2. Mengetahui dan mempelajari pengoperasian, penanganan masalah-

masalah yang sering terjadi, koordinasi dalam memonitoring lalu lintas

dengan petugas lapangan.

3. Memberikan evaluasi serta pemecahan tentang masalah-masalah yang

sering terjadi dalam pelaksanaan operasional Area Traffic Control System

(ATCS) yang ada di Dinas Perhubungan Kota Palu.

4. Memberikan evaluasi dan pemecahan masalah kinerja Area Traffic Control

System (ATCS) terhadap permasalahan lalu lintas dilapangan terutama

pada simpang-simpang bermasalah yang ada dalam cakupan Area Traffic

Control System (ATCS) itu sendiri

5. Sebagai persiapan dasar untuk menghadapi lingkungan kerja sebenarnya.

3
BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI

II.1 Visi dan Misi

Sistem Pengendalian Lalu Lintas Terpadu atau Area Traffic Control System

(ATCS) Kota Palu berada dibawah pengawasan Dinas Perhubungan Kota

Palu. Adapun kesatuan Visi dan Misi ATCS dengan Dinas Perhubungan Kota

Palu adalah sebagai berikut :

 Visi

Peningkatan Kualitas Pelayanan Perhubungan Menuju Kota Palu Sebagai

Kota Jasa Berbudaya Dan Beradat

 Misi

1. Peingkatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di

Bidang Perhubungan.

2. Penataan pelayanan angkutan yang aman, nyaman, lancar, tertib dan

teratur/berkelanjutan.

3. Pengembangan dan pengoperasian sarana dan prasarana

perhubungan yang tertib, teratur, dan indah yang berbasis

keselamatan.

4. Pengembangan teknologi dan IT di Bidang Perhubungan.

II.2 Tugas Pokok dan Fungsi

Adapun tugas pokok dan fungsi dari Area Traffic Control System Dinas

Perhubungan Kota Palu adalah sebagai berikut:

4
II.2.1 Tugas Pokok dan fungsi

1. Melaksanakan penyusunan rencana program dan kegiatan seksi

pemanduan moda dan teknologi perhubungan;

2. Melaksanakan pemberian petunjuk teknis di bidang pemanduan

moda dan teknologi perhubungan;

3. Melaksanakan koordinasi dan singkronisasi penerapan kebijakan

di bidang pemanduan moda dan teknologi perhubungan;

4. Melaksanakan penyusunan kebijakan pemanduan moda dan

teknologi perhubungan;

5. Melaksanakan pengembangan teknologi perhubungan berbasis

teknologi informasi;

6. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan regulasi

operasionalisasi pesawat drone di wilayah daerah;

7. Melaksanakan pembuatan system pengendalian, pengawasan dan

pelaporan penerbangan pesawat drone;

8. Melaksanakan monitoring pelaksanaan kegiatan pemanduan moda

dan teknologi perhubungan;

9. Melaksanakan penjatuhan hukuman disiplin terhadap aparatur

yang melakukan pelanggaran di siplin sesuai peraturan

perundanag-undangan yang berlaku;

10. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan kinerja seksi pemanduan

moda dan teknologi perhubungan; dan

11. Melaksanakan tugas yang di berikan oleh atasan.

II.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi Dinas Perhubungan Kota Palu terdiri dari:

a. Kepala dinas

b. Sekretaris dinas, membawahi:

1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum

5
2. Sub Bagian Keuangan dan Perencanaan Program

c. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

1. Seksi Angkutan

2. Seksi Lalu Lintas

3. Seksi Pengujian

d. Bidang Prasarana

1. Seksi Perencanaan dan Pembangunan Prasarana

2. Seksi Pengoperasian Prasarana

3. Seksi Perwatan Prasarana

e. Bidang Pengembangan dan Keselamatan

1. Seksi Pemanduan Moda dan Teknologi Perhubungan

2. Seksi Lingkungan Perhubungan

3. Seksi Keselamatan

f. UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS

Gambar II. 1 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Palu

II.4 Sejarah ATCS

ATCS merupakan salah satu teknologi di transportasi yang bisa diterapkan

untuk mengatasi masalah pengaturan lalu lintas di jalan, terutama pada

persimpangan. Dengan adanya teknologi ini diharapkan tenaga dan

6
operasional dalam mengendalikan suatu simpang dapat diminimalisir salah

satunya adalah tenaga manusia yang tidak dapat bekerja 24 jam penuh.

Diresmikan pada tahun 2016. Terhitung mulai hari itu ATCS atau Pusat

Pengendalian Lalu Lintas Terpadu Dinas Perhubungan Kota Palu beroperasi

sampai sekarang. Memantau 3 simpang yang berada dalam perkotaan.

II.5 Profil ATCS Dinas Perhubungan Kota Palu

Area Traffic Control System Dinas Perhubungan Kota Palu merupakan suatu

sistem penendalian lalu lintas terpadu yang berbasis teknologi informasi.

Dengan menggunakan teknologi Fiber Optic maka data yang didapatkan

melalui kamera CCTV adalah data real time. Dengan demikian maka

penanggulangan masalah dapat segera diatasi.

Dalam pengoperasian ATCS ini diperlukan sebuah sistem control terpadu

yang melibatkan beberapa komponen berupa:

1. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas sebagai pengatur lalu lintas

2. Kamera CCTV sebagai penangkap data lalu lintas

3. Jaringan kabel sebagai pengantar data ke server

4. Software sistem ATCS

5. Ruang kontrol (Central Control Room) ATCS beserta operatornya.

ATCS Dinas Perhubungan Kota Palu terdiri dari beberapa sistem utama

yaitu:

1. Server, Workstation

Berfungsi sebagai pusat operasional untuk memonitor dan mengontrol

kondisi lalu lintas dari seluruh persimpangan dalam suatu area

Berikut merupakan gmbaran dari Gedung CC Room, server, dan

workstation dari ATCS Dinas Perhubungan Kota Palu:

7
Gambar II.2 Gedung CC Room dan Server ATCS Dinas Kota Palu

Gambar II.3 Workstation ATCS Dinas Perhubungan Kota Palu

2. Local Controller (pengontrol persimpangan)

Local Controller berfungsi mengimplementasikan skema sinyal atau waktu

siklus suatu persimpangan yang telah disimpan di server,local controller

yang dipakai di ATCS Dinas perhubungan Kota Palu adalah sistem operasi

Loopmaster.

8
Gambar II.4 Local Controller (Pengontrol Persimpangan)

3. Narrow bezel atau Multi-monitor wall-display

Merupakan suatu perangkat monitor yang digunakan untuk menampilkan

video yang terkoneksi didalam jaringan LAN (Local Area Network).

Gambar II. 5 Narrow Bezel atau Multi-Monitor Wall-Display

9
4. Komputer CCTV Client

Perangkat komputer yang berisikan aplikasi cctv client, yang berfungsi

untuk memantau, mengontrol, memindai gambar dan fungsi public

announcer pada suatu lokasi yang terpasang kamera yang terkoneksi

didalam jaringan lokal (Lokal Area Network).

Gambar II. 6 Komputer CCTV Client

5. Node Controller

Node Controller adalah perangkat kendali APILL yang dirancang

dengan konsep modular yang berarti mudah dioperasikan, guna

memenuhi kebutuhan untuk pengaturan lalu lintas di persimpangan.

Dari Node controller data yang didapat berupa data statistik yang

diperoleh dari vehicle detector dari tiap simpang akan dikumpulkan ke

komputer server yang berada di pusat kendali ATCS untuk diolah.

Komputer server akan berkerja secara otomatis untuk melakukan

penataan waktu (incremental time adjustment) dalam durasi detik atau

menit, secara otomatis sebagai fungsi aliran traffic di setiap

persimpangan.

10
Gambar II. 7 Node Controller

6. Video Surveilance (CCTV dengan kamera PTZ)

Kamera PTZ merupakan kamera CCTV canggih yang sudah mempunyai

fitur dengan fasilita Pan, Tilt dan Zoom yang digunakan untuk

memantau kondisi jalan dan merekan seluruh kejaadian di

persimpangan dari ruangan CC Room ATCS.

Gambar II. 8 Video Surveilance (CCTV dengan kamera PTZ

11
7. Peta letak ATCS (Area Traffic Control System) Kota Palu

Gambar II. 9 Peta Letak ATCS (Area Traffic Control System) Kota Palu

12
ATCS Dinas Perhubungan Kota Palu mengatur 3 simpang bersinyal, Adapun

simpang-simpang tersebut adalah sebagai berikut:

1. Simpang Towua

Simpang Towua merupakan simpang 4 (empat) berapill,yang

menghubungkan jalan I Gusti Ngurah Rai dengan jalan Basuki Rahmat

dan jalan Towua dan jalan Emy Saelan.

Gambar II. 10 Visualisasi Simpang Towua

Gambar II. 11 Waktu Siklus Simpang Towua

2. Simpang Zebra

Simpang Towua merupakan simpang 3 (tiga) berapill,yang

menghubungkan jalan Basuki Rahmat dan Zebra.

13
Gambar II. 12 Visualisasi Simpang Zebra

Gambar II. 13 Waktu Siklus Simpang Zebra

3. Simpang Basuki Rahmat

Simpang Basuki Rahmat merupakan simpang 4 (empat) berapill,yang

menghubungkan jalan Basuki rahmat dengan jalan Abdurahman Saleh

dan jalan Moh yamin dengan jalan Dewi Sartika.

Gambar II. 14 Visualisasi Simpang Basuki Rahmat

14
Gambar II. 13 Waktu Siklus Simpang Basuki Rahmat

Fungsi Area Traffic Control System (ATCS) Dinas Perhubungan Kota Palu

adalah sebagai berikut:

1. Mengatur waktu sinyal di persimpangan secara responsif dan

terkoordinasi.

2. Penataan ritme lalu lintas agar tidak terjadi antrian pada simpang

tersebut.

3. Menyediakan rekaman data lalu lintas, kejadian kecelakaan, dan

kejadian lainnya di persimpangan.

Manfaat Area Traffic Control System (ATCS) Dinas Perhubungan Kota Palu

adalah sebagai berikut:

1. Terciptanya optimalisasi kinerja jaringan jalan

2. Meningkatnya kualias pelayanan simpang

3. Mewujudkan sistem lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, selamat

dan berwawasan lingkungan

4. Mengurangi jumlah dan beban petugas pengatur lalu lintas di

persimpangan.

15
BAB III

PELAKSANAAN MAGANG

Pelaksanaan Magang di ATCS Dinas Perhubungan Kota Palu dilaksanakan selama

1 bulan terhitung mulai tanggal 3 Januari – 3 Februari 2018. Kegiatan yang

dilakukan selama magang adalah sebagai berikut:

III.1 Kegiatan Magang

1. Melaporkan diri ke Dinas Perhubungan Kota Palu

Hari Pertama terhitung magang kami melakukan laporan diri ke kantor

Dinas Perhubungan Kota Palu. Saat melaksanakan laporan ini kami

membawa serta merta dokumen-dokumen yang diserahkan ke Dinas

Perhubungan Kota Palu.Setelah itu kami langsung diinstrusikan untuk

melaporkan diri ke seksi pemanduan moda dan teknologi. Selain itu

untuk dosen pembimbing lapangan selama melaksanakan magang

adalah Kepala seksi pemanduan moda dan teknologi yaitu bapak Ahmad

Fauzan S.Ip.,M.SI.

2. Pengarahan tentang jadwal serta prosedur magang

Untuk kelancaran dalam pelaksanaan magang selama 1 bulan kedepan

maka kami mendapatkan jadwal dalam pelaksanaan magang adalah

sebagai berikut:

Jadwal pelaksanaan magang ATCS Dinas Perhubungan Kota Palu

Hari : Senin - Jumat

Tempat : Central Control Room ATCS Dinas Perhubungan

Kota Palu

Waktu Kerja : 08.00 – 16.00 WITA

16
3. Perkenalan alat-alat sistem kontrol lalu lintas pada ATCS Dinas

Perhubungan Kota Palu.

Hari kedua pelaksanaan magang di ATCS Dinas Perhubungan Kota

Palu,pembimbing lapangan mengarahkan langsung ke ruang kendali

atau CC Room ATCS untuk perkenalan alat – alat sistem control lalu

lintas. Adapun beberapa perangkat yang digunakan didalam melakukan

pengoperasian sistem pengendalian lalu lintas atau Area Traffic Control

System (ATCS) Dinas Perhubungan Kota Palu meliputi:

1) Rak Kabinet

2) MAN HUB + FO

3) Box Terminasi FO RM (Rack Mount)

4) Komputer Server Traffic, Detector, Video, dan Streaming WEB

5) Komputer Client Traffic, Client CCTV PTZ, dan CCTV Fixed

6) Display Monitor

7) Perkabelan

8) Aplikasi – aplikasi Server dan Client

4. Melaksanakan apel pagi

Apel pagi merupakan suatu kegiatan wajib bagi pegawai Dinas

Perhubungan Kota Palu oleh karena itu kami ikut serta untuk mengikuti

apel tersebut. Apel pagi dilaksanakan pukul 07.30 WITA s/d selesai.

Dengan mengikuti apel pagi ini kami mendapatkan informasi baik itu

informasi untuk Dinas Perhubungan ataupun informasi kondisi lalu lintas

yang ada di Kota Palu.

17
5. Memantau Kondisi Lalu Lintas

Memantau kondisi lalu lintas di semua simpang yang terpantau dengan

CCTV PTZ dan CCTV Fixed melalui komputer yang berada pada gedung

CC Room dan server ATCS Dinas Perhubungan Kota Palu kemudian di

laporkan kepada kepala seksi pemaduan moda dan teknologi.

III.2 Pelaksanaan Kegiatan Operasional ATCS

1. Pemantauan kondisi lalu lintas dalam kawasan ATCS

Kegiatan yang dilaksanakan salah satunya adalah pemantauan atau

monitoring pada simpang-simpang yang berada dalam pemantauan

ATCS. Dalam kegiatan ini, pemantauan dilakukan dengan mengamati

volume lalu lintas, antrian , dan kejadian kecelakaan pada masing-

masing simpang. Hasil dari pemantauan yang dilakukan ditemukan

beberapa simpang dengan antrian yang panjang diantaranya pada

simpang Basuki Rahmat khususnya pada kaki simpang Jl Dewi

Sartika,dan pada simpang Towua khususnya pada kaki simpang Jl I gusti

Ngurah Rai. Pada waktu-waktu tertentu pada simpang tersebut terjadi

antrian yang sangat panjang sehingga terjadi penumpukan kendaraan

pada tengah simpang dan menimbulkan kemacetan pada semua kaki

simpang.

18
Gambar III. 1 Kegiatan pemantauan kondisi lalu lintas

Tujuan dari monitoring atau pemantauan lalu lintas adalah sebagai

berikut:

a. Untuk mengetahui kondisi lalu lintas simpang yang ada dalam

pemantauan ATCS.

b. Untuk melihat serta mengetahui permasalahan yang terjadi seperti

antrian lalu lintas, kecelakaan dan tindakan kriminal.

Dibawah ini merupakan beberapa gambar dari antrian pada simpang-

simpang tersebut.

Gambar III. 2 Antrian Simpang Basuki Rahmat Palu

19
Gambar III. 3 Antrian Simpang Zebra

Gambar III. 4 Antrian Simpang Towua

20
Mekanisme kegiatan pemantauan yang telah dilakukan selama magang di

ATCS Dishub Kota Palu, maliputi tahapan-tahapan berikut ini:

Pemantauan kondisi
lalu lintas

Apa terjadi
ya masalah tidak

 Terjadi masalah
pada kinerja
APILL
 Terjadinya tindak
kriminal dan
kecelakaan

 Turun ke
lapangan untuk
memperbaiki
APILL
 Menyediakan
rekaman data lalu
lintas

Selesai

Gambar III. 5 Mekanisme Kegiatan Pemantauan Lalu Lintas

21
Berikut ini merupakan salah satu contoh simpang yang sedang mengalami

masalah sehingga para pihak berwajib harus turun ke lapangan untuk

mengatur lalu lintas.

Gambar III. 6 Masalah kineja APILL

Semua kegiatan lalu lintas pada simpang-simpang yang terpantau ATCS

langsung tersimpan pada server berupa rekaman video. Proses dari

recording sendiri dilakukan melalui kamera CCTV yang terdapat pada

setiap kaki simpang yang terpantau ATCS yang merekam kondisi lalu

lintas kemudian server langsung menyimpannya secara otomatis dengan

rentang waktu per jam. Jadi setiap satu jam sekali server menyimpan

rekaman lalu lintas. Data rekaman ini dapat diambil pada komputer

server yang ada pada CC Room ATCS Kota Palu. Data yang disimpan

pada server dapat diambil selama empat bulan setelah empat bulan

server akan melakukan pengosongan secara otomatis. Jadi setiap empat

bulan sekali data rekaman yang dianggap penting harus dipindahkan ke

tempat penyimpanan lainnya. Berikut ini merupakan prosedur dari

recording pada ATCS Kota Palu :

22
Kamera CCTV
merekam kondisi lalu
lintas

Peyimpanan
pada server

 Rekaman
disimpan pada
komputer server
selama 4 bulan

 Memberikan
rekaman lalu
lintas kepada
pihak-pihak yang
membutuhkan

Selesai

Gambar III. 7 Mekanisme Rekording Data

23
2. Melakukan Pemeriksaan terhadap box node controller.

Dalam keadaan tertentu APILL pada suatu persimpangan mengalami

black out dan tidak berfungsinya APILL. Oleh karena itu selain

memonitoring kondisi lalu seringkali para petugas operasional ATCS

memeriksa box node controller untuk memeriksa kelengkapan alat-alat

ATCS agar tidak menggangu arus lalu lintas yang ada.

Gambar III. 8 Kegiatan Pemeriksaan box node controller

Semua Kegiatan APILL untuk mengatur lalu lintas pada simpang-simpang

yang terpantau ATCS diatur oleh node controller. Node controller yang di

pakai oleh ATCS Dinas Perhubungan Kota Palu dibuat oleh perusahaan

Italy SWARCO. Oleh karena itu pemeriksaan rutin sangatlah perlu karena

jika terjadi kerusakan maka harus mendatangkan perlatan dari

Perusahaan Swarco untuk memperbaiki sistem node controller tersebut.

24
3. Adapun proses kegiatan Pemeriksaan terhadap box node controller,

meliputi mekanisme berikut :

Mengamati Kondisi
Lalu Lintas

ya tidak
Apa terjadi
masalah

 Tidak
berfungsinya
APILL dan
kamera CCTV
 Terjadinya black-
out

Turun Kelapangan
untuk mengecek
kelengkapan alat-
alat yang berada
pada box node
controller

Selesai

Gambar III. 9 Mekanisme Kegiatan Pemeriksaan terhadap box

node controller

25
4. Kegiatan Survai Inventarsasi Simpang.

Survai inventarisasi dan geometrik simpang pada sejumlah simpang

yang terpantau oleh ATCS dan simpang tersebut dapat dikendalikan

dengan Locall Controller. Survai ini dilakukan untuk mengetahui

kondisi eksisting suatu simpang yaitu kondisi fisik persimpangan yang

meliputi tipe persimpangan, bahu jalan, median, lampu pemberi

isyarat lalu lintas (APILL), peralatan survey yang dibutuhkan yaitu:

1) Walking measure

2) Roll meter

3) Clip board

4) Formulir

5) Alat tulis

Survai inventarisasi simpang ini dilaksanakan dengan cara

mengamati, mengukur dan mencatat kedalam formulir survai, sesuai

dengan target data yang akan diambil. Hasil dari survai ini adalah

perhitungan kapasitas simpang.

Gambar III. 10 Kegiatan Survai Inventarisasi Simpang

26
Berikut ini merupakan salah satu dari hasil survai inventarisasi

Simpang Basuki Rahmat yang telah dilaksanakan :

Gambar III. 11 Hasil Inventarisasi Simpang Basuki Rahmat

5. Kegiatan perhitungan analisis kinerja simpang

Selain melaksanakan tugas operasional yaitu memonitoring kondisi

lalu lintas dalam kawasan, dilakukan pula analisis tentang kinerja dari

simpang yang terpantau oleh Kota Palu. Simpang yang termasuk

dalam analisis meliputi dua simpang yaitu simpang basuki rahmat dan

simpang zebra. Dalam perhitungan kinerja simpang ini didasarkan

pada volume lalu lintas jam sibuk tiap simpang. Adapun hasil dari

perhitungan ini adalah Derajat Kejenuhan (DS) simpang, Tundaan

rata-rata tiap kaki simpang, serta antrian dan peluang antrian.

Adapun hasil dari perhitungan ini tercantum pada tabel dibawah ini:

27
Tabel III.1 Hasil Analisis Kinerja Simpang

Derajat Tundaan Rata


Antrian
No Simpang Kejenuhan -Rata Simpang
(meter)
(DS) (detik/smp)

1 Basuki Rahmat 0,71 146,13 112


2 Zebra 0,22 54,35 34
Sumber: Hasil Analisis Taruna Magang STTD ATCS Kota Palu 2018

III.3 Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Operasional ATCS

Prosedur Magang ATCS Dinas Perhubungan Kota Palu

1. Kegiatan magang dilaksanakan pada hari dinas dan mengikuti jam

kantor seperti biasanya, yaitu pada hari Senin s.d Jum’at, untuk jam

kerja 08:00 WITA – 17:00.

2. Setiap pagi dari hari Senin s.d Jum’at wajib mengikuti apel pagi

bersama pegawai lainnya.

3. Peraturan bagi pegawai diberlakukan juga pada taruna yang sedang

melaksanakan kegiatan magang.

4. Mengikuti aturan cara mematikan dan menghidupkan komputer.

5. Melaksanakan tugas pokok yaitu pengendalian lalu lintas melalui CC

ROOM dengan ATCS. Adapun prosedur pengoperasian di CC ROOM

ATCS Dishub Kota Palu yaitu:

a. Menyalakan perangkat yang ada pada CC ROOM dan memastikan

semua komponen alat berfungsi dengan baik;

b. Melakukan pemantauan kondisi lalu lintas di sejumlah

persimpangan terkhusus persimpangan dengan volume lalu lintas

yang padat.

6. Melakukan pengukuran geometrik simpang dan antrian kaki simpang

dengan cara survai inventarisasi simpang.

28
7. Melakukan perhitungan volume kendaraan yang melintasi simpang

tersebut dengan cara survei CTMC (Car Classification Turning

Movement Classification).

8. Melakukan perhitungan kinerja lalu lintas pada simpang dengan

pedoman MKJI 1997.

Dari penjelasan diatas maka berikut ini merupakan bagan alir dari Standar

Operasional Prosedur dari Area Traffic Control System (ATCS) Kota Palu.

Berikut ini merupakan peta keseluruhan simpang yang dilengkapi ATCS:

Mulai
 Membersihkan
ruangan ATCS
 Melakukan
Menyalakan pengecekan
perangkat ATCS pada
komputer

Apakah Terjadi
Masalah

Mencatat Melakukan tugas


masalah yang pokok pengendalian
terjadi lalu lintas,meliputi :
a. Pemantauan
b. Koordinasi
dengan pegawai
Melaporkan dan teknisi
kepada teknisi

Selesai

Gambar III. 12 Standar Operasional Prosedur ATCS Kota Palu.

29
III.4 Kendala Magang

Adapun kendala di lapangan yang ditemukan pada saat pelaksanaan

magang di ATCS Kota Palu adalah sebagai berikut:

1. Sering terjadinya Black-Out yaitu kondisi dimana tidak bisa

dilakukannya penanganan dari CC Room jika terjadi masalah pada

simpang, petugas CC Room hanya dapat melakukan pemantauan

kondisi saja.

2. Belum dapat memberikan data tentang volume lalu lintas pada

simpang,karena belum diupdatenya software yang digunakan

khususnya detector traffic counting dan kecepatan kendaraan.

3. Belum responsifnya para petugas operasional ketika terjadi suatu

permasalahan pada simpang. Dikarenakan ketika terjadi trouble atau

antrian yang panjang petugas operasional masih mengatur waktu siklus

secara manual.

4. Kondisi kamera CCTV pada simpang Towua yang telah rusak sejak

tahun 2016 sehingga tidak dapat dipantau dari CC ROOM

5. Tenaga operasional tidak sepenuhnya memahami software yang

digunakan dalam pengoperasian ATCS sehingga ketika ada masalah

pada software tersebut diperlukan waktu yang cukup lama untuk

menyelesaikan troubleshooting.

6. Permasalahan pada waktu siklus pada semua simpang yang terpantau

ATCS. dikarenakan masih menggunakan pengaturan waktu siklus yang

dibuat tahun 2016.

7. Belum adanya Petugas lapangan yang berjaga di setiap simpang

sehingga ketika terjadi antrian pada simpang,membutuhkan waktu

yang lama untuk mengatur lalu lintas menjadi lancar kembali.

30
8. Kondisi Lalu lintas pada simpang yang terpatau ATCS belum bisa

disampaikan kepada masyarakat Kota palu karena belum berkoordinasi

dengan pihak RRI dan juga media penyampaian informarsi lainnya.

9. Tidak amannya box node controller,sehingga sering terjadi kehilangan

tempat penyimpanan energi (aki) yang digunakan untuk menjadi

cadangan energi node contoller.

III.5 Pemecahan Masalah Magang ATCS Kota Palu

1. Perbaikan serta perawatan perangkat software dan hardware sistem

ATCS sehingga masalah Black-out dan Troubleshooting yang terjadi

dapat dikurangi.

2. Pelatihan kembali kepada tenaga operasional ATCS dengan berkerja

sama dengan perusahaan SWARCO yang menangangi software ATCS

sehingga jika terjadi masalah-masalah kecil bisa cepat dilakukan

troubleshooting.

3. Pembaharuan terhadap software dan hardware yang digunakan dalam

sistem komputer ATCS karena yang sekarang masih menggunakan

sistem operasi Loopmaster yang masih sulit dipahami.

4. Perlunya kajian terhadap simpang-simpang yang terpantau oleh ATCS

dalam rangka untuk menentukan waktu siklus tiap simpang.

5. Meningkatkan koordinasi dengan RRI dan media informasi lainnya agar

masyarakat kota palu dapat mengetahui kondisi arus lalu lintas pada

simpang-simpang yang terpantau ATCS.

6. Memperbaharui sistem software yang ada sehingga dapat mengetahui

volume lalu lintas yang ada pada simpang-simpang yang terpantau

ATCS.

7. Membuat kerangkeng besi untuk box node contorler agar lebih aman.

31
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan

1. Dalam melaksanakan magang di Area Traffic Control System (ATCS)

Dinas Perhubungan Kota Palu kami mendapatkan perbedaan antara teori

dan praktek di lapangan. Sehingga ilmu teori yang di dapatkan para

taruna selama masa pendidikan dapat dikembangkan untuk di sesuaikan

dengan kondisi yang ada di lapangan pada saat pelaksaan magang.

2. Melatih kemampuan para taruna untuk berkoordinasi dengan semua

petugas ruangan ataupun petugas teknisi Area Traffic Control System

(ATCS) di Dinas Pehubungan Kota Palu.

3. Para taruna magang dapat memberikan evaluasi terhadap pelaksanaan

sistem pengendalian lalu lintas atau Area Traffic Control System (ATCS)

di Dinas Pehubungan Kota Palu.

4. Membuat suatu keputusan dalam memecahkan suatu masalah

merupakan salah satu kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan

magang. Sehingga hal tersebut dapat membuat para taruna menjadi

mandiri dalam setiap masalah yang dihadapi.

32
IV.2 Saran

1. Diperlukannya kajian untuk menentukan waktu siklus pada simpang yang

terpatau Area Traffic Control System (ATCS) di Dinas Perhubngan Kota

Palu,dikarenakan waktu siklus yang telah diatur tidak pernah di upgrade

semenjak tahun 2016.

2. Pelatihan kepada tenaga operasional Central Control Room (CC Room)

Area Traffic Control System (ATCS) agar dapat menangani masalah-

masalah kecil tanpa menunggu dari pihak Marktel.

3. Melakukan Pembaharuan dan Perawatan terhadap Sarana dan Prasarana

pada Central Control Room (CC Room) Area Traffic Control System

(ATCS) agar para petugas operasional dapat bekerja dengan maksimal

sesuai dengan tupoksi yang telah di tetapkan.

4. Memperketat keamanan alat-alat yang ditempatkan pada persimpangan

tersebut khususnya box Node Controller.

5. Melakukan koordinasi dengan beberapa stasiun radio atau media sosial

lainnya agar dapat memberikan informasi kepada seluruh masyarakat

Kota Palu terkait dengan kondisi lalu lintas simpang yang terpatau Area

Traffic Control System (ATCS).

33

Anda mungkin juga menyukai